Ringkasan Psikiatri

September 11, 2017 | Author: fandheanaya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

RINGKASAN PSIKIATRI...

Description

1. Apa yang dimaksud dengan psikosis ? Gangguan jiwa berat yang ditandai oleh hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realita (sense of reality) 2. Apa yang dimaksud dengan neurosa ? Gangguan jiwa ringan, berupa kesalahan penyesuaian diri karena tidak dapat menyelesaikan suatu konflik secara sadar. (maramis) Gangguan mental ringan, tanpa adanya faktor organik yang dapat ditunjukkan, mempunyai insight cukup dan kemampuan daya menilai realitanya tidak terganggu (perilaku masih dalam batas normal dan kepribadian tetap utuh) (PPDGJ) 3. Apa perbedaan antara psikosis dan neurosa ? Konsep psikosis : 1. Hendaya berat pada sense of reality A (awarness) Kemampuan individu mengadakan relasi (hubungan) dan limitasi (batasan) terhadap lingkungan dengan dirinya dalam keadaan sadar. Pasien psikotik akan kehilangan kemampuan untuk mengadakan relasi dan limitasi J (Judgment) Kemampuan individu menilai lingkungannya (norma sosial). Daya nilai akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku. Pasien psikotik tidak mampu menilai lingkungannya (norma sosialnya) sehingga perilaku yang tampak adalah perilaku yang tak terkendali. I (Insight)/ tilikan Derajat kesadaran dan pemahaman individu terhadap keadaan sakitnya. Ada 6 derajat insight, yaitu : 1) 2) 3) 4)

Penyangkalan total terhadap penyakitnya Ambivalensi terhadap penyakitnya Menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya Menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, namun tidak memahami penyebab sakitnya 5) Menyadari penyakitnya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya 6) Tilikan yang sehat, yakni sadar sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan

2. Hendaya berat dalam fungsi mental Gejala positif :  Gangguan persepsi  Distorsi persepsi  Halusinasi  Gangguan isi pikiran  Distorsi pikiran  Waham  Gangguan asosiasi pikiran  Disorganisasi pembicaraan  Rambling dan Inkoherensi  Gangguan perasaan  Afek/ emosi Inadekuat  Gangguan perilaku  Disorganisasi perilaku  perilaku aneh atau tidak terkendali Gejala negatif :  Gangguan isi pikiran  Preokupasi dan miskin ide  Gangguan arus pikiran blocking dan remming  Gangguan perasaan  Afek/ emosi tumpul, dangkal, respon emosi minimal  Kemauan  Gangguan hubungan sosial  Apatis, pasif, menarik diri  Perilaku terbatas dan cenderung menyendiri (abulia) 3. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari Kemauan berkurang  Tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari, tidak mampu menjalin hubungan sosial dan tidak mampu melakukan kegiatan rutin Perbedaan Psikosis dan Neurosa 1. Gambaran umum Sense of reality 2. Fungsi mental (gejala) Gg. Persepsi (Halisinasi) Gg. Proses berpikir Gg. Afek/ Emosi Gg. Perilaku 3. Fungsi kehidupan sehari-hari ADL (activity dailyliving), sosial (perilaku membahayakan lingkungan sosial) dan pekerjaan 4. Disorientasi 5. Disharmoni 6. Psikomotor 7. Penanganan 8. Prognosa

Psikosa

Neurosa

Terganggu

Tidak terganggu

Ada Waham, inkoherensi Inadekuat, dangkal buruk

Tidak ada Was-was Adekuat Masih baik

Terganggu

Tidak terganggu

Ada Berat Meningkat MRS Dubia ad malam

Tidak ada Ringan Normal Jarang MRS Dubia ad bonam

4. Apa saja Gangguan/ penyakit yang tergolong pada psikosis dan neurosis ? Psikosis Organik 1. Delirium 2. Dimensia 3. Sindrom Amnestik 4. GMP zat Fungsional 1. Skizofrenia a. Skizofrenia paranoid b. Skizofrenia hibefrenik c. Skizofrenia katatonik d. Skizofrenia tak terinci e. Depresi paska Skizofrenia f. Skizofrenia residual g. Skizofrenia simpleks 2. Non Zkizofrenia a. Gangguan zkizotipal b. Gangguan waham menetap c. Gangguan Psikotik akut d. Gangguan waham induksi e. Gangguan skizoafektif f. Gangguan mood/afektif Gangguan mood/afektif berat yang dengan gejala psikotik

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Neurosa Gangguan depresi Gangguan cemas Gangguan panik Gangguan fobia Gangguan obsesif kompulsif Gangguan konversi Gangguan somatoform Gangguan tidur dll

10. Apakah perbedaan psikotik organik dan fungsional ?

Etiologi

Organik

Fungsional

Faktor organik yang menyebabkan defek neurologis

Bervariasi

Kesan umum Kontak Kuantitatif berubah Delirium (kesadaran berkabut) Disorientasi Daya ingat terganggu Amnesia (+) Halusinasi visual

Baik Tidak terganggu Amnesia (-) Halusinasi auditorik

Labil

Inadekuat

Psikomotor

Gelisah

Perialaku aneh Tidak terkendali

Penanganan

Atasi faktor organik Dan psikotik

Atasi gejala psikotik

Kesadaran Orientasi Daya ingat Persepsi Proses berpikir Afek/emosi Kemauan

Kualitatif berubah

Kesadaran berkabut : tidak mampu mengarahkan, memusatkan dan mengalihkan perhatian

11. Apakah skizofrenia ? Kata kuncinya adalah (modifikasi PPDGJ dan Maramis)  Schizos : pecah belah, phren : jiwa  Sindrom  Penyebab bervariasi  Perjalanan penyakit yang luas (tidak selalu bersifat kronik atau “deteriorating”)  Bergantung pada keseimbangan antara genetik, fisik dan budaya  Umumnya ditandai dengan distorsi persepsi, distorsi proses berpikir dan afek yang tidak wajar atau tumpul 12. Teori terjadinya skizofrenia ?

13. Apakah kriteria mayor dan minor pada skizofrenia ?

a.

b.

c.

d.

Kriteria Mayor 1 gejala amat jelas 2 atau lebih gejala kurang jelas Isi pikiran - thought echo - thought insrtion/withdrawal - thought broadcasting Delusi/ waham - delusion of control - delusion of influence - delusion of passivity - delusion of perception Halusinasi Auditorik - mengemontari pasien - mendiskusikan perihal pasien diantara berbagai suara - suara berasal dari salah satu bagian tubuh Waham-waham menetap lain  yang menurut budaya setempat tidak wajar/mustahil

Kriteria Minor 2 gejela jelas

e. Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja, baik disertai : - waham yang mengmbang atau setengah berbentuk - ide-ide berlebihan - terjadi setiap hari  selama berminggu-minggu atau berbulanbulan terus menerus f. Arus pikiran yang terputus (break) atau sisipan (Interpolation) yang berakibat pembicaran inkoheren, irelevan, atau neologisme g. Perilaku katatonik - stupor atau mutism - excitement : gaduh gelisah - posturing : posisi tubuh tertentu - fleksibilitas cerea - rigiditas - command automatism h. Gejala negatif - apatis - miskin pembicaraan - afek tumpul dan tidak wajar - penarikan diri - pekerjaan menurun Berlangsung kurun waktu ≥ 1 bulan

14. Apakah perbedaan tiap jenis skizofrenia ? Kode F 20.0

Jenis Skizofrenia Paranoid

F 20.1

Hibefrenik

F 20.2

Katatonik

F 20.3 F 20.4

Tak terinci Depresif paska skizofrenia

F 20.5

Residual

Khas Halusinasi dan/atau waham menonjol Halusinasi : - Auditorik (ancaman, perintah, tanpa bentuk verbal ) - Olfaktorik - Gustatorik - Bersifat seksual Waham : - Bizarre  Delusion of (control, influence, passivity) - Kejar Gg. Afektif, dorongan kehendak dam pembicaraan, serta gejala katatonik  realtif tidak menonjol Onset : 15 – 25 th Kepribadian premorbid : pemalu dan sunang menyendiri (solitary) Gg. Proses berpikir, afek/emosi dan dorongan kehendak menonjol Gangguan proses berpikir : Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren Gangguan afek/emosi : - afek dangkal (shallow) - tidak wajar (inapropriate) - cekikikan (giggling) - senyum sendiri (self-aborsbed smiling) - tertawa menyeringai (grimaces) - mengibuli secara bersenda gurau (pranks) Gangguan kehendak : - Perilaku tidak bertanggungjawab yang tidak dapat diramalkan - Kecenderungan untuk menyendiri (solitary) - Perilaku hampa tujuan dan hampa perasaan Perilaku katatonik - Stupor/ mutisme - Gaduh gelisah - Posisi aneh - Negativisme - Rigiditas - Fleksibilitas cerea - Comand automatism Riwayat skizofrenia selama 12 bulan Gejala skizofrenia masih tetap ada, namun tidak menononjol Gejala depresif menonjol (minimal berlangsung selama 2 minggu) Residul = Sisa Riwayat skizofrenia melampau kurun waktu 1 tahun Gejala skizofrenia (halusinasi dan waham) telah sangat berkurang Telah timbul sindrom negatif skizofrenia : - apatis

- miskin pembicaraan - afek tumpul dan tidak wajar - penarikan diri - kemauan (ADL, sosial dan pekerjaan) buruk/menurun - Psikomotor lambat

F 20.6

Simpleks

Gejala negatif dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat gejala skizofrenia (halusinasi dan waham) Perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna : - kehilangan minat - apatis - tanpa tujuan hidup - penarikan diri secara sosial

F 20.8 F 20.9

Lain-lain Tak tergolongkan

15. Bagaimana prognosis pasien (prognosis pasien yang menjadi kasus responsi/ujian) ? Prognosis pasien skizofrenia (Maramis dan Kaplan) Baik Umur Status pernikahan Pekerjaan Pendidikan Kepribadian premorbid Faktor pencetus Faktor keturunan Onset Jenis Gejala Insight Pengobatan

Menikah Bekerja Pendidikan cukup dan tinggi (SMA, Perguruan Tinggi) Kepribadian terbuka Jelas (fisik, stres psikologis) Tidak ada Akut - Katatonik (paling baik) - Paranoid Gejala positif Baik Pengobatan dini

Buruk Usia muda Lajang, cerai (janda/duda) Tidak bekerja Pendidikan rendah (Tidak sekolah, SD, SMP) Kepribadian skizoid, interaksi sosial kurang Tidak jelas Ada Kronik progresif - Hibefrenik - Simpleks Gejala negatif Buruk Terlambat diobati

Tambahan (faktor resiko terjadinya relaps pada skizofrenia) Illnes related - Idophatic exacerbation  alami dari penyakitnya sendiri - Lack of insight  rendahnya kepatuhan pengobatan, penolakan terhadap penyakitnya. Psychosocial - Kurangannya dukungan keluarga - Ekspresi emosi keluarga tinggi  komunikasi dalam lingkungan keluarga - Sistem kesehatan mental yang ada di lingkungan tersebut Farmakologi - Ikatan reseptor dopamin (D2) - Makin erat ikatannya, makin besar kemungkinan relaps dan terjadinya EPS (extrapyramidal syndrome) Prognosis buruk : berulang kali relaps dan tanpa remisi dalam 3 tahun

16. Apakah macam-macam trias depresi dan gejala-gejala tambahannya dan bagaimana penatalaksanaannya ? 17. Apakah macam-macam trias manik dan bagaimana penatalaksanaannya ? F 30 Mania 3A 1. Afek meningkat (euforia, elasi) 2. Aktivitas fisik meningkat (Psikomotor) 3. Aktivitas mental meningkat (Flight of idea)

F 32 Depresif Loss of love object (penyebab paling banyak) Kriteria Mayor : 3A 1. Afek depresif 2. Anhedonia (hilangnya minat dan kesenangan) 3. Anergi (hilang energi dan mudah lelah)

Atau Afek meningkat Flight of idea Psikomotor meningkat

F 30.0 Hipomania -

Onset beberapa hari (< 1 minggu) Gejala 1 dan 2 Pekerjaan dan aktivitas sosial lancar

F 30.1 Mania tanpa gejala psikotik - Onset ≥ 1 minggu - Gejala 1, 2 dan 3 - Pekerjaan dan aktivitas sosial kacau - Kebutuhan tidur berkurang - Ide-ide kebasaran (grandiose) - Curiga - Terlalu optimis F 30.2 Mania dengan gejala psikotik - Onset ≥ 1 minggu - Gejala 1, 2 dan 3 - Pekerjaan dan aktivitas sosial kacau - Kebutuhan tidur berkurang - Waham kebesaran (delusion of grandeur) - Waham kejar (delusion of persecution) - Iritabilitas - Halusinasi Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afeknya

Kriteria Minor : Gejala tambahan 1. sulit konsentrasi 2. harga diri/ kepercayaan kurang 3. rasa bersalah berlebihan 4. pandangan tentang masa depan yang suram 5. pikiran tentang kematian/ ide-ide bunuh diri 6. perubahan pola tidur 7. perubahan napsu makan F 32.0 Episode depresif ringan - Onset 2 minggu - 2 mayor - 2 minor - Kesulitan pekerjaan dan aktivitas sosial minimal F 32.00 (tanpa gejala somatik) F 32.01 (dengan gejala somatik) F 32.1 Episode depresif sedang - Onset 2 minggu - 2 mayor - 3/4 minor - Kesulitan nyata pekerjaan dan aktivitas sosial F 32.10 (tanpa gejala somatik) F 32.11 (dengan gejala somatik) F 32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik - Onset 2 minggu - Onset < 2 minggu (jika gejala amat berat) - 3 mayor - 4 minor - Tidak mampu melakukan pekerjaan dan aktivitas sosial F 32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik Onset 2 minggu - Onset < 2 minggu (jika gejala amat berat) - 3 mayor

- 4 minor - Tidak mampu melakukan pekerjaan dan aktivitas sosial - Gejala psikotik (waham, halusinasi atau stupor depresif)

F 31 Bipolar : - Episode berulang (minimal 2 episode), episode mania-depresif, depresif-mania, atau mania-mania/hipomania - Penyembuhan sempurna antara episode - Aktivitas terganggu F 31.0 Gangguan afektif bipolar (GAB), episode kini hipomanik F 31.1 Gangguan afektif bipolar (GAB), episode kini manik tanpa gejala psikotik F 31.2 Gangguan afektif bipolar (GAB), episode kini manik dengan gejala psikotik F 31.3 Gangguan afektif bipolar (GAB), episode kini depresif ringan atau sedang F 31.4 Gangguan afektif bipolar (GAB), episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik F 31.5 Gangguan afektif bipolar (GAB), episode kini depresif berat dengan gejala psikotik F 31.6 Gangguan afektif bipolar (GAB), episode kini campuran F 31.7 Gangguan afektif bipolar (GAB), kini dalam remisi Penatalaksanaan pasien mania (Baca buku psikotropika) Nama obat Haloperidol Carbamazepin Asam Valproic Sodium Divalproic Lithium Carbonate

Nama Dagang

Ikalep Depakote Frimania

Sediaan Tab 0,5 – 1,5 – 5 mg Tab 200 mg Tab 250 mg Tab 250 mg Tab 200 – 300 – 400 – 500 mg

Dosis anjuran harian 4,5 – 15 mg 400 – 600 mg 3 x 250 mg 3 x 250 mg 250 – 500 mg

Penatalaksanaan pasien depresif (Baca buku psikotropika) Golongan SSRI TCA Tetrasiklik Atipikal MAOI

Nama obat Fluoxetine Sertraline Amitriptyline Maprotiline Trazodone Moclobemide

Sediaan Caps 20 mg Tab 50 mg Tab 25 mg Tab 10 – 25 – 50 - 75 mg Tab 50 – 150 mg Tab 150 mg

Dosis anjuran harian 20-40 mg 50-100 mg 75 – 150 mg 75 – 150 mg 100 – 200 mg 300 – 600 mg

Pilihan pertama menggunakan SSRI karena : 1) efek samingnya sangat minimal, 2) spektrum efek antri depresinya luas, 3) gejala putus obat minimal, 4) dosis letal yang tinggi (> 6000 mg). Baca antidepresan dan antianxietas (Obat Psikotropik) 18. Apakah macam-macam trias cemas dan bagaimana penatalaksanaannya ? Trias Cemas : - Kecemasan (kekhawatiran akan nasib buruk) - Ketegangan motorik - Hiperaktivitas otonom Pentalaksanaan - Anti anxietas Golongan Benzodiazepine

Nama obat Diazepam Lorazepam

Aksi Short acting Long acting

Sediaan Tab 2 – 5 mg Tab 0,5 – 1 – 2 mg

Dosis anjuran harian 2-3 x 2-5 mg 2-3 x 1mg

Clobazam Alprazolam NonBenzodiazepine

Long acting Short acting

Sulpiride Buspirone Hydroxyzine

Tab 10 mg Tab 0,25 – 0,5 -1 mg Caps 50 mg Tab 10 mg Capl 25 mg

2-3 x 10 mg 3 x 0,25-0,5 mg 1 x 0,5-1 mg 2-3 x 50-100 mg 2-3 x10 mg 3x25 mg

Obat antianxietas yang sering digunakan adalah golongan benzodiazepin seperti contoh di atas. - Psikoterapi : Suportif dan reekoedukasi kepada pasien tenteng kecemasannya

19. Apakah GMO dan apa saja jenisnya ? Gangguan Mental Organik (GMO) Gangguan mental yang disebabkan faktor organik (penyakit/gangguan sistemik atau otak) Gambaran utama : 1. Gg. Fungsi Kognitif - Daya ingat (memory) - Daya pikir (intelect) - Daya belajar (learning) 2. Gg. Sensorium - Kesadaran (consciousness) - Perhatian (atention) 3. Gg. Mental yang menonjol lainnya. - Persepsi (halusinasi) - Isi pikran (waham/delusi) - Afek/Mood (depresi, gembira, cemas) Dimensia Delirium - Kronik progresif - Akut - Terdapat defek neurologis - Gangguan fungsi otak - Pembagian : - Etiologi : Dimensia Alzeimer (proses degeneratif) 1. Sepsis (tofoid, malaria, DHF, meningitis dll) Dimensia Vaskuler (proses multi infark) 2. Keracunan zat tertentu Dimensia pada penyakit lain : 3. Metastase kanker ke otak 1. Pick 2. Creutzfeldt-Jacob 3. Parkinson 4. HIV 5. Paralitika (lesi parenkim di SSP oleh karena neurosifilis) Gejala esensial 1. Gg. Memori (Daya ingat) 1. Kesadaran berkabut (dapat dikatakan 2. Gg. Kognitif sebagai kesadaran yang berubah3. Gg. Fungsi eksekutif (ketidakmampuan ubah/fluktuatif seperti munculnya kabut memahami-merencanakan-melakukan yang ada dan mudah hilang atau suatu tindakan) ketidakmampuan dalam mengarahkan, 4. Gg. Perilaku (wondering [keluyuran], memusatkan dan mengalihkan perhatian) shadowing, hearing) 2. disorientasi 5. Afasia 3. Gg. Persepsi singkat 6. Apraksia 4. Inatensi 7. Agnosia 5. Perseverasi 8. Sosial 6. Gg. Memori

Gangguan amnestik : Gangguan memori, proses belajar dengan efek bermakna pada fungsi sosial dan pekerjaan (sementara atau kronik)

Obat Psikotropik Sebaiknya anda memahami terlebih dahulu tahu apa yang dimaksud dengan obat psikotropik. Penggunaan obat psikotropik dalam gangguan/penyakit jiwa ditujukan untuk meredam (mensupresi) gejala sasaran tertentu. Dalam merencakan terapi kenali terlebih dahulu gejala yang dominan pada pasien anda, asas manfaat dan resiko terapi yang akan anda berikan, trias (gejala sasaran, dosis dan lama pemberian dan cara pemberian). Hal yang harus diingat dalam penggunaan klinis obat psikotropik : 1) sesuai dengan situasi dan kondisi pasien (tailored), 2) penyesuaian secara bertahap (stepwise), pantau terus-menerus (monitoring), terencana dan terprogram (rational management). 20. Apa saja jenisnya (tipikal dan atipikal), apa perbedaan antara antipsikotik tipikal dan atipikal ? Antipsikotik Tipikal

Menghadap reseptor D2 dopamin paska sinaps (sistem limbik dan ekstrapiramidal) Untuk pasien dengan dominan gejala +

Antipsikotik Atipikal

Menghambat reseptor D2 dopamin dan reseptor 5HT2 Untuk pasien dengan dominan gejala – Serotonin yang berikatan reseptor 5HT2 akan menghambat release dopamin ke celah sinaps. Dengan menghambat reseptor 5HT2 , akan mengurangi blokade terhadap antagonis D2 dan menyeimbangkan aktivitas dopamin dan serotonin. (Antipsikotik atipikal lebih banyak memblokade reseptor 5HT2 di jaras mesokorteks) dengan demikian meningkatkan pelepasan dopamin dan dopamin yang dilepas dari pada dihambat di jalur mesokortek.

Fenotiazine Rantai Aliphatic Chlorpromazine 25-100 mg (150-600 mg) Rantai Piperazine Trifluoperazine 1-5 mg (10-15 mg) Fluphenazine 2,5-5 mg (10-15 mg) Perphenazine 2-4-8 mg (12-24 mg) Rantai Piperidine Thioridazine 50-100 mg (150-300 mg) Butyrophenone Haloperidol 0,5-1,5-5 mg (5-15 mg) Diphenyl-butylpiperidine Pimozide 4 mg (2-4 mg)

Benzamide Sulpiride (300-600 mg) Dibenzodiazepine Olanzapine 5-10 mg (10-20 mg) Clozapine 25-100 mg (25-100 mg) Quetiapine 25-100 mg (50-400 mg) Bezisoxazole Risperidone 2 mg (2-6 mg) Aripiprazole 10-15 mg (10-15 mg)

21. Apakah jenis antipsikotik potensi tinggi dan antipsikotik potensi rendah ? Antipsikotik Potensi Rendah (Dosis Terapeutik Tinggi) CPZ, thioridazine Gejala : Hiperaktivitas motorik, Gaduh gelisah, agitasi atau untuk pasien yang agresif dan destruktif.

Antipsikotik Potensi Tinggi (Dosis Terapeutik Rendah) Haloperidol, TFP, flufenazin, Pimozid Gejala : Gg. Proses berpikir (non realistik, waham, dll) dan Gg. Persepsi (Halusinasi).

22. Apa saja jenis obat short acting dan long acting dan bagaimana penggunaannya? Short acting - Chlorpromazine (50 mg/2 cc)/ Cepezet Setiap 4-6 jam - Haloperidol (5 mg/cc)/ Lodomer Setiap 4-6 jam Jarang ada : - Olanzapine (10 mg)/ Zyprexa - Aripiprazole (9,75 mg) Indikasi : - Kegawatdaruratan  sebagai neuroleptisasi pada pasien gaduh gelisah

Long acting - Haloperidol decanoat (50 mg/cc)/ Haldol decanoas Setiap 2-4 minggu - Fluphenazin decanoat (25 mg/cc)/ sikzonoate Setiap 2-4 minggu - Risperidone (25 dan 50 mg/cc)/ Resperdal consta Setiap 2 minggu Indikasi : - Pasien yang tidak mau atau sulit teratur minum obat

- Pasein yang tidak efektif dengan pengobatan oral Umumnya yang sering ditemukan di IGD menggunakan : haloperidol 5 mg/cc (lodomer) ditambah dengan diazepam 10 mg/2cc (stesolid). Sebaiknya tidak dicampur dalam 1 spluit.

23. Apa saja efek samping dari antipsikotik, mekanisme terjadinya dan bagaimana penanganannya ? Akut Kronis Sistem saraf Tardive dyskinesia Extrapyramidal syndrom (EPS) Gerakan involunter pada : Dalam keadaan normal, dopamin menghambat - Wajah pelepasan asetylcholin. Di nigrostriatal, dopamin - Mulut/rahang turun, sehingga asetilkolin meningkat dan - Lidah menyebabkan gangguan EPS - Anggota gerak - Menghilang pada waktu tidur EPS : 1. Distonia aku Kontraksi yang lama/ spasme dari muskulus (occulogyric, trismus, blepharospasm, protusio lidah/ bicara pelo, tortikolis, laryngeal spasme [bahaya], disarthria) 2. Akhatisia (retless leg syndr.) 3. Sindrom parkison - Tremor - Rigid - Bradikinesia Resiko meningkat : Lansia, dehidrasi, malnutrisi, kelelahan Penanganan : - Injeksi Diphenhydramine 20 mg/2cc im - Sulfas atropine 0,5-0,75 mg im - Trihexyphenidyl 2 mg 2x1 tab - Pertimbangkan penurunan dosis atau digantikan dengan clozapin (efek EPS minimal) Gangguan otonom

Efek blokade reseptor muskarinik antikholinergik  mata kabur, mulut kering, kesulitan BAB, mengantuk

Etiologi : Pemakaian jangka panjang antipsikotik dan memburuk pada usia lanjut, dehidrasi, mallnutrisi Penanganan: - Hentikan antipsikotik perlahan-lahan - Bisa dicoba pemberian reserpine 2,5 mg/hr (dopamine deplating agents), pemberian l-dopa akan memperburuk keadaan - Penggantian antipsikotik dengan clozapine 50-100 mg/hr

Hipotensi ortostatik

Penurunan tekanan darah kerana perubahan posisi tubuh (dari duduk ke berdiri atau dari tidur ke duduk), pada penggunaan CPZ, clozapin Blokade reseptor α-1 adrenergic Penanganannya : - Pasien diposisikan trendelenburk’s - 15 menit tekanan darah tidak naik, infuse NaCl (grojok) - 15 menit tekanan darah tidak naik, injeksi noradrenalin 0,2 cc (dapat diulangi tiap 15 menit, sampai tekanan darah normal)

Peningkatan berat badan dan mengantuk (drowsiness) Blokade reseptor histaminergik-1

Non-sistem saraf Endokrin Di daerah tuberoinfundibular, dopamin yang turun, mengakibatkan meningkatnya prolaktin. Hiperprolaktinemi mengakibatkan gangguan endokrin (galaktorea, amenorea, disfungsi seksual) Metabolik Jaundice Hematologis - Agranulositosis (penggunaan clozapin) - Berkurangnya sel pelimorfonuklear (granuler) :

Bas-Eus-Netrofil - Pemeriksaan lab darah setiap 6 minggu pertama - Leukosit < 3500  hentikan clozapine Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM) - Mengancam kehidupan. - Akibat idiosikrasi obat antipsikotik (khususnya long acting). - Resiko meningkat pada pasien dengan dehidrasi, kelelahan, mallnutrisi, pasien tua. Gejala : - Akut - Hyperpirexia - Sindrom Ektrapiramidal berat  Rigidity - Disfungsi otonom  Inkontinensia uri - Prubahan status mental dan tingkat kesadaran Pemeriksaan lab : - Crearitinine phosfokinase (CPK) .> 300 u/ml - SGOT/SGPT meningkat - Myoglobinemia - Leukositosis (> 15.000) - Elektrolit : K (meningkat) dan Fe (menurun) Penanganan : Hentikan antipsikotik Perawatan suportif Dopamine agonist (bromokriptin 7,5-60 mg/hr 3-4x, l-dopa 2x100 mg/hr, amantadin 200 mg/hr

24. Bagaimana penatalaksanaan non farmakologis pada kasus ? Psikoterapi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Suportif Psikokatarsis Peruasi atau bujukan Sugesti Penjaminan kembali Bimbingan dan penyuluhan Terapi okupasi Terapi perilaku Psikoterapi kelompok Hipnoterapi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Reedukatif Konseling Terapi hubungan antar manusia Terapi wawancara Analisa dan sintesa yang distributif Terapi dengan orientasi kasus “case-work” Reconditioning Terapi kelompok yang reedukatif Terapi somatik

Rekronstruktif Baca : 1. Psikoanalisa Freud 2. Psikoanalisa non-freud 3. Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa 4. Cara : 5. Asosiasi bebas 6. Analisa mimpi 7. Hipnoanalisa/ sintesa 8. Narkoterapi 9. Terapi main 10.Terapi seni 11.Terapi kelompok analitik

25. Apa saja kegawatdaruratan dalam psikiatri dan bagaimana penanganannya ? Kegawatdaruratan Psikiatri Kondisi dari psikiatri yang membehayakan jiwa/nyawa apabila tidak segera ditangani Penanganan utama : “live saving” Gaduh gelisah Hiperaktivitas motorik Peningkatan respon terhadap stimulasi Seperti : - Delirium - Skizofrenia - Gg. Skizotipal - Psikotik akut - GAB - dll Penanganan : - Dokter tenang - Raport building - Persuasif kepada pasien - Pasien tidak kooperatif  Informed consent kepada keluarga - Fiksasi fisik/ mekanik (menggunakan manset) Buat catatan mengapa difiksasi !, fiksasi tidak boleh lebih dari 2x24 jam, gejala telah tidak ada dan insight sudah baik. - Neuroleptisasi Neuroleptisasi dengan

Percobaan Bunuh diri Mangapa pasien ingin bubuh diri : - Merasakan depresi subjektif - Keputusasaan - Pikiran bunuh diri yang hebat - Tidak ada alasan untuk hidup lebih lama - Agresifitas dan impulsifitas Seperti : - Depresif - GAB - Skizofrenia paranoid - Psikotik akut - Dementia-Depresi pada geriatri (bunuh diri dengan cara pasif  tidak makan) - dll - Penyalahgunaan zat dan alkohol akan memperberat ide-ide dan percobaan bunuh diri - Cedera kepala - Gg. Neurologis - Perokok

Sdr. Lepas obat (Withdrawal) Gejala : - Kecemasan - Lakrimasi - Rhinorea - Sweating - Dilatasi pupil - Gaduh gelisah - Iritabel - dll

Penanganan : - Atasi kelainan fisik - Terapi suportif - Substitusi (methodinepetidine)

Penelantaran diri Pasien dengan perilaku katatonik (mutism, katalepsi, fleksibilitas cerea, negativism), menolak makanan - Skizofrenia - Anorexia nervosa - Depresi berat Penanganan : - Atasi depresi - Terapi suportif - Intake harus diperhatikan

(haloperidol/lodomer 5 mg/cc atau dengan chlorpromazine/ cepezet 50 mg/2cc) dapat ditambahkan dengan diazepam/ Stesolid 10 mg/2cc) - Monitor setiap 15-30 menit - Obat dapat diulangi setiap 30-60 menit, kecuali TD : ≤ 90-60 mmHg (injeksi CPZ tidak dapat diulangi) - Pemberian diazepam dapat mengurangi resiko EPS dan meningkatkan efek sedatif - Pencampuran antara haloperidol dengan diazepam mudah terjadi pengendapan sehingga segera diinjeksikan. Efek sedatif akan lebih cepat jika tidak dicampur.

Penanganan : - Diagnosa dan tangani gangguan psikiatri yang ada - Penilaian resiko bunuh diri dan menghilangkan arti bunuh diri - Penanganan khusus untuk menurunkan kecenderungan usaha bunuh diri Pasien dengan ide-ide dan percobaan bunuh diri harus mendapatkan observasi ketat dari tenaga medis. Plihan terapi utama pada pasien depresif dengan percobaan bunuh diri adalah antidepresan golongan SSRI. Tidak menggunnakan TCA (meningkatkan adrenalin lebih cepat dari pada serotonin  ide-ide bunuh diri semakin lebih kuat dan pasien lebih impulsif untuk melakukan bunuh diri)

Selamat Belajar

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF