REWARD DAN PUNISHMENT
November 16, 2017 | Author: tommy | Category: N/A
Short Description
HADITS TARBAWI...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reward dan punishment merupakan dua bentuk metode dalam memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua metode ini sudah cukup lama dikenal dalam dunia pendidikan. Tidak hanya dalam dunia pendidikan, dalam dunia kerja pun kedua metode ini kerap kali digunakan. Namun selalu terjadi
perbedaan
pandangan,
mana
yang
lebih
diprioritaskan antara reward dengan punishment? Dalam makalah ini kami akan mencoba memaparkan tentang konsep “Reward and Punishment” dalam dunia pendidikan. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Konsep Reward dan Punishment 2. Bagaimana Hadits dan isi kandungan tentang Konsep Reward dan Punishment 3. Bagaimana Keseimbangan
antara
Reward
dan
Punishment C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui Pengertian Konsep Reward dan Punishment 2. Untuk mengetahui Hadits dan isi kandungan tentang Konsep Reward dan Punishment 3. Untuk mengetahui Keseimbangan antara Reward dan Punishment D. Batasan Masalah Kami hanya membahas tentang pengertian Konsep Reward dan Punishment. Hadits serta isi kandungannya
1
dan keseimbangan antara reward dan punishment, tidak keluar dari itu. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Reward and Punishment Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan sesuatu yang baik, atau telah berhasil mencapai sebuah tahap perkembangan tertentu, atau tercapainya sebuah target. Dalam konsep pendidikan, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para peserta didik. Metode ini bisa meng-asosiasikan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulangulang.
Selain
motivasi,
reward
juga
bertujuan
agar
seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.1 Sementara punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. punishment biasanya dilakukan ketika apa yang menjadi target tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. Jika reward merupakan bentuk reinforcement yang positif; maka punishment sebagai bentuk reinforcement yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Tujuan dari metode ini adalah menimbulkan rasa tidak senang pada seseorang supaya mereka jangan membuat 1Muhammad Kosim, Antara Reward dan Punishment, Rubrik Artikel, Padang Ekspres, Senin, 09Juni 2008.hlm. 1
2
sesuatu yang jahat. Jadi, hukuman yang dilakukan mesti bersifat
pedagogies,
yaitu
untuk
memperbaiki
dan
mendidik ke arah yang lebih baik. Seorang guru atau orang tua diperbolehkan memukul dengan pukulan yang tidak keras.
Ini
dilakukan
ketika
beberapa
cara
seperti
menasehati, menegur, tidak mempan juga. Hukuman ini terutama menyangkut kewajiban shalat bagi anak-anak yang usianya telah mencapai sepuluh tahun.2 Dalam nasehat Rasulullah itulah terkandung cara mendidik anak yang dilandasi dengan kasih sayang, dan menomor duakan hukuman. Bukankah beliau terlebih dahulu menyuruh membiasakan anak mengerjakan shalat mulai usia tujuh tahun? Kalau tiga tahun setelah itu, ternyata belum juga shalat, sangat wajar jika diberikan hukuman.3 Hukuman sesungguhnya tidaklah mutlak diperlukan. Ada orang-orang yang baginya teladan dan nasehat saja sudah cukup, tidak perlu lagi hukuman. Tetapi manusia itu tidak sama seluruhnya diantara mereka ada yang perlu dikerasi sekali-kali.Hukuman bukan pula tindakan yang pertama kali terbayang oleh seorang pendidik, dan tidak pula cara yang didahulukan. Nasehatlah yang paling didahulukan begitu juga ajaran untuk berbuat baik, dan tabah terus menerus semoga jiwa orang itu berubah sehingga dapat menerima nasehat tersebut.4 2 Muhammad Jameel Zeeno, Resep Menjadi Pendidik Sukses Berdasarkan Petujuk Al-Qur’an dan Teladan Nabi Muhammad, Jakarta ; Hikmah, 2005, hlm. 114 3 Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Pustaka Inti ; Jakarta, 2002. hlm. 93 4 Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, PT. Al-Ma’arif ;Bandung, 1984, hlm. 341
3
B. Hadits dan Isi Kandungan
لث عصملا ىث ا ث سث ثثم لث عوث ثععبليعدث ا س لث عععلليسهث عوعسملعمث عيثصففث ععلبعدث ا س عكِساعنث عرثسلوثلث ا س لث عوث عكسثليرراث سملنث عبسنليث العمبِسا س عيثقلوثلث عملنث عسعبعقث ساعلميث عفعلثهث عكعذاث عوث عكعذاث عقِساعلث عفعيلسعتسبثقلوعنث ساعلليسهث عفعيعقثعلوعنث عععلا ىث عظلهسرسهث عوث عصلدسرسهث عفعيعقمبثلثهلمث عو ( عي ل عزثمثهلمث )عرعواثهث عالحعملدث “Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anakanak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “ Barang siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu.” Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan.” ( HR. Ahmad ) Isi ثKandungan Bawasannya dalam hadits di atas menjelaskan berlomba-lombalah didalam mencari ilmu, barang siapa yang bersungguh-sungguh dan pasti akan memperoleh hasil yang ia inginkan. Dalam hadits tersebut di jelaskan bawasannya siapa yang terlebih dahulu memperoleh sebuah ilmu ebahkandan ilmu itu dapat di terima, maka sebuiah hadiah atau penghargaan pastilahj ia dapatkan. Dikatakan dalam hadits tersebut bahwa Rasulullah merebahkan punggung dan dada beliau untuk mereka (anakanak) yang berlomba-lomba datang menemui Rasulullah, daan bagian ketika sampai kepada Rasulullah beliau memberikan sebuah hadiah atau penghargaan bagi mereka karena sampai terlebih dahulu ke pada Rasulullah. Maka dapat di ambil kesimpulan bawasannya seseorang peserta didik dalam mencari ilmu ketika ia berhasil menyelesaikan suatu tugas, maka kita sebagai Pendidik sebaiknya memberikan apresiasi atau hadiah kepada peserta didik sehingga peserta didik akan senang atas apa yang telah ia capai. Seorambering pendidik harus mampu memberikan metode-metode dan strategi yang menyenangkan agar peserta didik tidak merasa bosan dengan pelajaran.
4
لث عصملا ىث ا ث ث ثمثرلوا: لث عععلليسهث عوعسملعمث ث عقِساعلث عرثسلوثلث ا س: جدهث عقِساعلث ععلنث ثععمثرولبثنث ثشعليسبث ععلنث عاسبليسهث ععلنث ع د عالوعلعدثكلمث سبِسالمصعلسةث عوثهمث عالبعنِساثءث سسسنليعنث عوالضسرثبثهلمث عالبعنِساعءث عععشعرث عوث عفدرثقلواث عبليعنثهلمث سفليث العمعضِساسجسع )ث عرعواثهث عاثبلوث عداثوعدث (ث “Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud) Isi ثKandungan Dalam hadits diatas menjelaskan bawasaannya didalam pendidikan keluarga, ketika seorang anak yang telah berusia tujuh tahun ajari dan perintahkanlah dia untuk sholat, jika pada usia ini seorang anak tidak mau mengerjakan sholat maka perintahkanlah dia pada usia serpuluh tahun untuk sholat, dan jika pada usia ini tidak mau mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya maka pukulah dia karena tidak mau mengerjakan sholat. C. Keseimbangan ثantara ثReward ثand ثPunishment Segala sesuatu perlu ukuran, perlu keseimbangan. Yaitu proporsi ukuran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Belum tentu ukuran tersebut harus berbagi sama. Keseimbangan imbalan dan hukuman pun tidak berarti harus diberikan dalam porsi sama, satu-satu. Yang akan dipakai sebagai standar keseimbangan adalah sama seperti standar yang dipergunakan Allah SWT dalam memberikan pahala dan dosa bagi hamba-hambaNya. Seperti kita ketahui, Allah menjanjikan pahala bagi manusia, untuk sekedar sebuah niat berbuat baik. Manakala niat itu diwujudkan dalam bentuk sebuah amal, Allah akan membalasnya dengan pahala yang bukan hanya satu, melainkan berlipat ganda. Sebaliknya, Allah mempersulit pemberian dosa bagi hambaNya. Niat untuk bermaksiat belumlah dicatat sebagai dosa, kecuali niat itu terelaksana, itupun bisa segera Dia hapuskan ketika kita segera beristigfar.
5
Keseimbangan inilah yang harus kita teladani dalam memberikan imbalan dan hukuman kepada anak. Kita harus mengutamakan dan mempermudah memberikan penghargaan dan hadiah kepada anak dan meminimalkan pemberian hukuman. Metode pemberian hukuman adalah cara terakhir yang dilakukan, saat sarana atau metode lain mengalami kegagalan dan tidak mencapai tujuan. Saat itu boleh melakukan penjatuhan hukuman. Dan ketika menjatukan hukuman harus mencari waktu yang tepat serta sesuai dengan kadar kesalahan yang dilakukan.5
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pengertiann Reward dan Punishment a) Reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika seorang anak melakukan sesuatu yang baik, atau telah berhasil mencapai sebuah tahap perkembangan tertentu, atau tercapainya sebuah target. b) punishment diartikan sebagai hukuman atau sanksi. punishment biasanya dilakukan ketika apa yang menjadi target tertentu tidak tercapai, atau ada perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-norma yang diyakini oleh sekolah tersebut. 2. Keseimbangan antara Reward and Punishment 5 http : //my opera.com/Subchi-Al-Fikri/blog/penghargaan(reward)-danhukuman(punishment)-dalam-pendidikanislam.diakses,tanggal25Sep15,pukul16:20
6
Segala sesuatu perlu ukuran, perlu keseimbangan. Yaitu proporsi ukuran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Belum tentu ukuran tersebut harus berbagi sama. Keseimbangan imbalan dan hukuman pun tidak berarti harus diberikan dalam porsi sama, satusatu. B. Saran Untuk orang tua dan pendidik agar lebih bisa bagaimana cara mengajar dan mengajarkan anak didiknya dengan baik sesuai dengan hadits dan ajaran Rosullulloh. Untuk peserta didik agar lebih mengetahui perbedaan antara reward dan punishment.
DAFTAR ثPUSTAKA Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Pustaka Inti ; Jakarta, 2002. Muhammad Jameel Zeeno, Resep Menjadi Pendidik Sukses Berdasarkan
Petujuk
Muhammad, Jakarta
Al-Qur’an
dan
Teladan
Nabi
;Hikmah,2005.
Muhammad Kosim, Antara Reward dan Punishment, Rubrik Artikel, Padang Ekspres, Senin, 09 Juni 2008. Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, PT. Al-Ma’arif ;Bandung, 1984. http
:
//my
opera.com/Subchi-Al-
Fikri/blog/penghargaan(reward)-dan-hukuman(punishment)dalam-pendidikan-islam.
7
Pertanyaan: 1. Apakah hadiah itu tidak akan berdampak buruk bagi anak, bagaimana jika itu akan menyebabkan suatu kebiasaan yang buruk ? 2. Apakah saudara pernah
mendapatkan
hadiah
diwaktu sekolah, jika iya hal apa yang dapat saudara ambil ? 3. Bagaimana menerapkan hukuman yang baik bagi anak didik? 4. Jika seorang murid melakukan kesalahan yang fatal apakah tetap di keluarkan dari sekolah ? bagaimana jika dia anak yang cukup berprestasi disekolah ?
8
View more...
Comments