Revolusi Industri Dan Perkembangan Akuntansi

May 15, 2018 | Author: mayangconsina | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Revolusi Industri Dan Perkembangan Akuntansi...

Description

MAKALAH SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL REVOLUSI INDUSTRI KE EMPAT (4) DALAM PERKEMBANGAN AKUNTANSI Disusun untuk memenuhi memenuhi Ujian Tengah Semester

Dosen Pengampuh: Bapak. Yuki Firmanto, MSA., Ak.

Oleh: Mayang Amalia Latuconsina Nim : 170020113111005

UNIVERSITAS BRAWIJAYA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI 2017

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... ........................................................................................................................... ............. 3

1.

Latar Belakang................................................................. ............................................................................................................................. ............................................................ 3

BAB II ISI. ..................................................................................................................... ................................................................................................................................................ ........................... 4 2. Revolusi industri ........................................................................................................................ ............................................................................................................................ ..... 4

2.1 Pengertian Revolusi Industri ..................................................................................................... ..................................................................................................... 4 2.2 Faktor penyebab revolusi industri ............................................................................................ ............................................................................................ 4 2.3. Tahapan Revolusi Industri .................................................................. ........................................................................................................ ...................................... 5 2.4 Tahap-tahap perkembangan industri : .......................................................... ..................................................................................... ........................... 5 2.5

Kemunculan Revolusi Industri.................................................................. ............................................................................................. ........................... 6

2.6

Dampak adanya revolusi industri............................................................. ........................................................................................ ........................... 9

3. PERKEMBANGAN AKUNTANSI ................................................................. ..................................................................................................... .................................... 12

3.1 Perkembangan Teknik-Teknik Akuntansi di Amerika Serikat. ................................................ 12 12 3.2 Perkembangan Perkembangan Akuntansi di Indonesia............................ Indonesia....................................................................................... ........................................................... 15 4. REVOLUSI KE EMPAT (4) ............................................................................................................... .............................................................................................................. 18

4.1 Kesempatan yang ada dalam RI keempat .................................................................... ............................................................................... ........... 20 BAB III PENUTUP. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. 22 Kesimpulan .................................................................. ....................................................................................................................................... ..................................................................... 22 BAB IV DAFTAR PUSTAKA ......................................................... .................................................................................................................... ........................................................... 23

BAB I PENDAHULUAN

Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh sistem feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifunia (pertanian tertutup). Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia timur (Timur Tngah dan Asia lainnya) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang islam abad ke 8 sampai abad ke 14. Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry). Dari kegiatan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi  jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya, Gilda roti, Gilda sepatu, Gilda senjata, dll. Sejak 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa Utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan Hansa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri. Revolusi ini ditandai dengan penyebaran pencerahan, kebeerhasilan para filsuf dan karyakarya mereka. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal dari perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang kemudian memunculkan revolusi industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi meluas juga pada dunia produksi.

BAB II ISI

2.1 Pengertian Revolusi Industri

Revolusi industri merupakan suatu perubahan secara cepat dibidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Istilah “Revolusi Industri” diperkenalkan oleh Friedrich dan

Louis Auguste Blanqui pada pertengahan abad ke 19. Revolusi yang pertama terjadi di Inggris sekitar tahun 1760. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di Inggris sangat maju karena didukung oleh faktor keamanan dan politik Inggris. Penelitian-penelitian ilmiah yang dibantu oleh modal yang besar, banyak dilakukan, sehingga pabrik-pabrik besar juga dapat dibangun. Faktor penemu lain ialah penemuan yang dilakukan oleh Abraham Darby, seorang insinyur berkebangsaan Inggris yang berhasil menggunakan batu bara (coke) untuk melelehkan besi dan mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna. Perkembangan tersebut menjadi pendorong munculnya masyarakat modern. Pada perkembangan selanjutnya, dengan ditemukannya mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik semakin berkembang. Pada gilirannya, sistem kerja mesin-mesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. 2.2 Faktor penyebab revolusi industri

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, Rene Decartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam. 

Selain faktor diatas adapun faktor-faktor lain penyebab revolusi industri : 1. Terciptanya stabilitas politik.

2. Inggris kaya bahan tambang, misalnya batu bara, bijih besi, timah, wol. 3. Penemuan baru dibidang tekhnologi mempermudah cara kerja dan meningkatkan hasil produksi. 4. Majunya pelayaran dan perdagangan yang dapat menyediakan modal besar untuk bidang usaha. 5. Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru (hak paten), sehingga mendorong kegiatan penelitian ilmiah. 6. Adanya arus urbanisasi sebagai akibat Revolusi Agraria di pedesaan. 2.3. Tahapan Revolusi Industri 

Revolusi Industri terdiri dari tiga tahap, Yaitu : 1. Revolusi Industri I ditandai dengan masih dipergunakannya teknik kuno, yaitu penggunaan uap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar kayu atau batu bara. Revolusi tahap pertama terjadi di Inggris pada abad ke-18. 2. Revolusi Industri II ditandai dengan penggunaan teknik baru berupa mesin bermotor yang berbahan bakar listrik atau bensin. Revolusi tahap kedua ini terjadi di Amerika Serikat dan Jerman pada abad ke-19. 3. Revolusi Industri III ditandai dengan penggunaan teknik kimia-hayati berbahan bakar atom atau nuklir. Revolusi tahap ketiga ini terjadi di Amerika Serikat dan Uni Soviet pada abad ke-20

Revolusi Industri mendorong peningkatan penggunan mesin-mesin sehingga terjadi efisiensi dalam produksi batu bara, besi, dan baja. Perkembangan ini ditunjang oleh adanya pembangunan  jalan kereta api, alat transportasi, dan pengembangan sistem perbankan serta perkreditan. 2.4 Tahap-tahap perkembangan industri :

Pada akhir abad Pertengahan kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan perdagangan. Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi industri melalui beberapa tahapan, seperti berikut. 1. Domestic System

Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industri). Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat kerja dan gaji. 2. Manufactur Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufactur (pabrik) dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya jadi satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barangbarang yang dibuat kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan. 3. Factory System Tahap factory system sudah merupakan industri yang menggunakan mesin. Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk untuk tempat kerja, sedangkan majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya (buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya untuk dipasarkan.

2.5 Kemunculan Revolusi Industri Revolusi industri pertama terjadi di Inggris sekitar tahun 1750 an. Terjadinya Revolusi Industri ini dimulai saat ditemukannya mesi-mesin yang bertenaga uap/listrik mulai menggantikan tangan-tangan manusia dalam melakukan berbagai pekejaan. Saat itu pekerjaan tangan ini tidak dominan lagi dan mulai tergantikan dengan mesin-mesin. Tahun 1800-an dapat dipastikan bahwa revolusi industri ini mulai menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Momentum yang terpenting adalah peristiwa yang terjadi di Amerika dimana para pekerja berpendidikan dan terampil mulai memproduksi produk-produk dalam jumlah yang banyak (massal). Perkembangan ini mulai ditandai dengan munculnya pabrik-pabrik besar, dan

tentunya membutuhkan sarana-prasaran angkutan, dan mulai dibangungnya infrastruktur jalur distribusi. Maka pada Tahun 1850 (revolusi industri ke-2) mulai dibuat jalur kereta api. Pada Tahun 1900-an Revolusi industri mulai menyebar ke Rusia, China dan Asia tenggara. Apa yang terjadi di Eropa dan Amerika yaitu tumbuhnya pabrik-pabrik besar, ternyata terjadi juga di kawasan ini.

gambar 1. Mesin jahit ‘Singer’ (Inggris)

Pada masa ini terdapat perkembangan industri garmen di mulai dengan dimulainya perkembangan mesin-mesin pembuat kain, baik yang menggunakan sistem rajut maupun dengan sistem tenun. Didalam bidang garmen/pembuatan pakaian, yang pada jaman dahulu dikerjakan dengan tangan, mulai dikerjakan dengan menggunakan mesin-mesin, saat itu di Eropa muncul mesin-mesin jahit pertama seperti Singer (Inggris) dan Pfaf (Jerman).

gambar 2. Mesin jahit ‘Juki’ (Jepang)



Berbagai jenis penemuan Revolusi Industri Nama penemu 1. John

Kay

(1733)

Alat yang ditemukan

Keistimewaan

Kumparan

Alat

terbang

(flying skuttle)

tenun

yang

dapat

bekerja lebih cepat dan dapat mengatur lebar kain.

2. James

Mesin

pemintal

Dapat

Hargreaves

benang

(spinning

dalam jumlah banyak.

(1764)

 jenny) Mesin

pemintal

Digerakkan mesin, mula-

benang

(spinning

mula tenaga kuda, lalu

3. Richard Acktwight

4. Edmund

memintal

benag

 jenny)

tenaga air.

Mesin tenun

Hasilnya berlipat ganda.

Mesin uap

Tenaga yang dibangkitkan

Cartwight (1785) 5. James

Watt

(1782)

berkekuatan tinggi

6. Whitney

Cottongin,alat pemisah Kebutuhan

(1794).

biji

kapas

dari

serabutnya. 7. Robert Fulton (1814)

Kapal

perang

digerakkan

kapas

bersih

dalam jumlah yang besar dapat tercukupi.

yang dengan

mesin uap 8. Thomas (1785)

Bell

Cap selinder

Dengan alat ini kain putih dapat dilukisi pola kembang 200 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan pola

cap balok dengan tenaga manusia.

Mesin uap merupakan inti dari Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap sebagai Bapak Revolusi Industri I. Penemuan-penemuan baru selanjutnya, semakin lengkap dan menyempurnakan. Hal ini merupakan hasil Revolusi Industri II dan III, seperti mobil, pesawat terbang, industri kimia dan sebagainya. 2.6 Dampak adanya revolusi industri Revolusi industri telah menimbulkan perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Inggris. Revolusi Industri memberikan bermacam dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan ilmu pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi industri bagi kehidupan penduduk Inggris antara lain sebagai berikut.

3

Bidang Sosial Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah urbanisasi besar-besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh pabrik. Kota-kota besar pun menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup berjejal-jejal di tempat tinggal yang kumuh dan kotor. Tidak hanya itu, dalam pekerjaan, mereka menjadi objek pemerasan majikan. Buruh bekerja rata-rata 12 jam dalam sehari, namun tetap miskin. Kemiskinan berakibat langsung pada meningkatnya kejahatan dan ketergantungan pada minuman keras. Dampak lain adalah pengangguran, wanita dan anak ikut bekerja, dan kurangnya jaminan kesejahteraan.

4

Bidang Ekonomi Pengaruh Revolusi Industri dalam bidang ekonomi ditandai dengan pembangunan daerahdaerah industri dilakukan secara besar-besaran. Revolusi industri juga berpengaruh terhadap munculnya kota-kota industri seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Kemunculan kota-kota industri tersebut merupakan satu keniscayaan ketika industri berkembang. Perkembangan pesat dalam bidang industri ternyata tidak hanya bersifat kuantitas melainkan juga berpengaruh terhadap kualitas barang industri yang meningkat tajam.

Revolusi industri telah banar-benar mendorong warga Inggris untuk memperbaiki segala sesuatu berhubungan dengan hasil pekerjaan mereka.

5

Bidang Politik Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik antara lain, (1) munculnya kaum borjuis sebab kemajuan industri melahirkan orang-orang kaya baru yang merupakan penguasa industri. (2) Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme. (3) Munculnya imperialisme modern, yaitu upaya mengembangkan imperialisme yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari tanah  jajahan, bahan mentah serta mengembangkan pasar bagi industrinya. (4) Berkembangnya liberalisme yang awalnya hanya berkembang di Inggris ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi Industri. Dalam menentukan kebijakan politik dan ekonomi, partai liberal sangat berpengaruh. Bagi Indonesia, revolusi induestri memiliki dampak tersendiri. Revolusi Industri menimbulkan adanya imperialisme modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga kerja murah, dan pasar bagi hasil-hasil produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep liberalisme. Hal ini mengimbas pada negara-negara koloni, seperti juga wilayah-wilayah di Asia yang menjadi jajahan bangsa Eropa. Termasuk Indonesia. Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di Indonesia (1811  –  1816), ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme di Indonesia. Kebijakan yang diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan sistem ekonomi uang, memberlakukan pajak sewa tanah untuk memberi kepastian siapa pemilik tanah, menghapus penyerahan wajib, menghapus kerja rodi, serta menghapus perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan Indonesia ke tangan Belanda, dibuat perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan perdaganganbebas.

6

Dampak negatif Revolusi Industri Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris yaitu upah buruh yang

murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan.

Buruh anak banyak ditemukan pada masa Revolusi Industri, walaupun sebelum masa Revolusi Industri telah berkembang. Anak - anak dipaksa bekerja dengan gaji yang kecil dan pendidikan yang minim. Beberapa jenis kekerasan juga terjadi di tambang batu bara dan industri tekstil. Kejadian ini terus terjadi hingga terbentuknya undang - undang pabrik Factory Acts di tahun 1234 dan 1994 yang melarang anak dibawah 9 tahun untuk bekerja, anak dilarang bekerja pada malam hari dan jam kerja 12 jam per hari untuk anak dibawah 18 tahun. Tempat tinggal pada masa Revolusi Industri beraneka ragam dari kondisi rumah yang sangat baik dan pemilik yang makmur hingga perumahan sempit di daerah perkumuhan. Rumah kumuh ini menggunakan toilet bersama serta keadaan lingkungan yang kurang bersih. Berbagai macam penyakit juga kerap terjadi seperti wabah kolera, cacar air.

PERKEMBANGAN AKUNTANSI

3.1 Perkembangan Teknik-Teknik Akuntansi di Amerika Serikat.

Ada empat fase proses perkembangan akuntansi yang dapat diidentifikasi . 1.

Fase Kontribusi Manajemen (1900 – 1933) Pengaruh

manajemen

dalam

pembentukan

teknik-teknik

akuntansi

muncul

dari

meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomik yang dominan yang dimainkan oleh korporasi industri setelah 1900. Penyebaran kepemilikan saham memberi peluang bagi manajemen untuk sepenuhnya mengendalikan bentuk dan isi ungkapan akuntansi. Intervensi manajemen dicirikan oleh penyelesaian-penyelesaian yang bersifat ad hoc terhadap masalahmasalah mendesak dan controversial. Ketergantungan pada inisiatif manajemen menimbulkan konsekuensi-kosekuensi : a. Dikarenakan ciri pragmatis solusi yang diadopsi, sebagian besar teknik akuntansi tidak memiliki dukungan teoritis. b. Fokusnya adalah pada penentuan income kena pajak(taxable income) minimasi pajak income. c. Teknik yang diadopsi didorong oleh keinginan untuk mertakan earnings d. Masalah-masalah kompleks dihindari dan solusi berdasarkan kebijaksanaan diadopsi. e. Perusahaan yang berbeda mengadopsi teknik akuntansi untuk maslah yang sama. Peristiwa Penting Pada Fase Kontribusi Manajemen Tahun 1900 The New York Exchange, yang mensyaratkan semua korporasi yang mencatatkan saham untuk mempublikasikan laporan keuangan tahunan. Tahun 1917 mendirikan Board of Examiners untuk membuat ujian CPA yang seragam. Tahun 1920. Ripley dan JMB Hoxley adalah dua orang yang bersuara keras menuntut adanya peningkatan dalam standar Pelaporan

Keuangan. Adolph A Berle dan Gardiner C. Means menunjuk pada kemakmuran korporat dan kekuatan korporasi industri, dan meminta adanya perlindungan investor. 2.

Fase Konstribusi Institusi (1933 – 1959) Fase ini ditandai oleh penciptaan dan peningkatan peran institusi dalam pengembangan

teknik akuntansi. Termasuk di dalamnya adalah pembentukan Securities dan Exchange Commision (SEC). Peristiwa Penting Pada Fase Konstribusi Institusi : Tahun 1934 Kongres membentuk SEC untuk melaksanakan berbagai peraturan investasi federal. Komite AICPA bekerja sama dengan bursa saham mengusulkan solusi umum kepada Komite NYSE yaitu membiarkan setiap korporasi bebas untuk memilih metode akuntansinya sendiri dalam batas yang sangat luas tetapi mensyaratkan pengungkapan metode yang digunakan konsistensi penerapan mereka dari tahun ke tahun. Tahun 1957 sampai tahun 1959 ditandai dengan kritik intensif terhadap CAP (Committee Accounting Procedure), karena berbagai alasan termasuk kegagalan untuk mendengarkan eksekutif keuangan dan praktisi akuntansi, kegagalan untuk bekerja pada isu-isu yang tidak popular, kegagalan untuk mengembangkan pernyataan yang komprehensif tentang prinsipprinsip yang mendasar. 3.

Fase Kontribusi Profesional (1958 – 1979) Ketidakpastian terhadap CAP dinyatakan oleh presiden AICPA, Alvin R Jennings, dengan

pertanyaan “ Seberapa berhasilkah kita akan dalam mempersempit bidang p erbedaan dan

inkonsistensi dalam penyiapan dan penyajian informasi keuangan. Komite khusus tentang program Riset yang dibentuk tahun 1957 dan 1958 mengusulkan pembubaran CAP dan Departemen Risetnya. AICPA menerima rekomendasi tersebut dan dalam tahun 1959 mendirikan the Accounting Principle Board (APB) dan The Accounting Research Division (ARD) dengan untuk memajukan pernyataan tentang apa yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. ARD memulai dengan publikasi posisi yang disusun dengan cermat yang didasarkan pada penalaran deduktif. APB juga menerbitkan berbagai opini yang membahas isu-isu konvensional, hingga mencapai 31 opini antara tahun 1959 dan 1973. AAA juga berpartisipasi dalam proses tersebut melalui beberapa riset dan berusaha mengembangkan pernyataan yang terintegrasi

tentang teori akuntansi dasar. Upaya-upaya tersebut tidak selalu berhasil, APB diserang dan dikritik karena : Ø Opini yang bersifat ad hoc atau controversial termasuk APB 8 tentang akuntansi pensiun, APB 11 tentang alokasi pada income, dan APB 2 dan 4 tentang kredit pajak investasi. Ø Kegagalan dalam menyelesaikan masalah akuntansi untuk penggabungan usaha dari goodwill. Ø Kegiatan profesi dengan APB yang dicurigai tidak membantu. Intervensi asosiasi dan badanbadan professional dalam perumusan teori akuntansi dipicu oleh upaya-upaya untuk mengeliminasi teknik-teknik yang tidak diinginkan dan untuk mengkodifikasikan teknik-teknik yang dapat diterima. Sekali lagi ketergantungan pada asosiasi dan badan-badan seperti itu mengandung konsekuensi, yang mencakup hal-hal berikut : 

Asosiasi dan badan-badan tidak mendasarkan diri pada kerangka teoritis yang ditetapkan.



Kewenangan Pernyataan tidak jelas



Adanya perlakuan-perlakuan alternative memungkinkan fleksiblitas dalam pilihan teknik akuntansi.



Ketidakpuasan yang berakibat pada intervensi professional seperti yang ditulis oleh Brioff, efektif untuk menarik perhatian public akan adanya penyalahgunaan akuntansi yang mendominasi laporan tahunan tertentu.

4.

Fase Politisasi (1973 – Sekarang) Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam merumuskan teori akuntansi

mendorong diadopsinya pendekatan yang lebih deduktif dan politisasi proses penetapan standarstandar situasi yang diciptakan oleh pandangan yang diterima luas bahwa angka-angka akuntansi mempengaruhi perilaku ekonomi dan konsekuensinya, aturan-aturan akuntansi harus ditetapkan dalam arena politis. Horngren menyatakan : Penetapan standar akuntansi merupakan produk temuan logis atau empiris sekaligus produk tindakan politis. Mengapa ? Karena penetapan standar merupakan keputusan sosial. Standar menentukan batasan perilaku, sehingga harus diterima oleh pihakpihak yang dipengaruhi. Penerimaan ini mungkin dipaksakan atau secara sukarela, atau

keduanya. Dalam masyarakat demokratik, mencapai keberterimaan merupakan proses yang sangat rumit yang memerlukan ketrampilan pemasaran dalam arena politis. Sejak pembentukannya, FASB telah mengadopsi pendekatan deduktif dan kuasi-politis untuk merumuskan prinsip-prinsip akuntansi. Perilaku FASB dapat ditandai dengan : Adanya upaya untuk mengembangkan kerangka teoritis atau konstitusi akuntansi. Timbulnya berbagai kelompok kepentingan, suatu konstribusi yang diperlukan bagi penerimaan “umum” standar yang baru. 3.2

Perkembangan Akuntansi di Indonesia Jejak sejarah akuntansi di Indonesia bisa ditelusuri ketika Belanda ‘beroperasi’ di

Indonesia. Sebelum itu, tepatnya zaman kejayaan kerajaan Majapahit, kerajaan Sriwijaya, dan kerajaan Mataram tidak ada tanda khusus ataupun tulisan yang mensiratkan penerapan akuntansi. Kendati demikian menurut Sukoharsono (Harahap, 2005:49) menilai bahwa akuntansi masuk ke Indonesia ketika pedagang Arab mendarat dan mengadakan transaksi di wilayah Nusantara. Dalam buku Teori Akuntansi-nya Harahap menyatakan ada 2 periodisasi perkembangan akuntansi di Nusantara, yaitu zaman Penjajahan dan zaman Kemerdekaan. 1.

Zaman Kolonial Sebelum Belanda resmi menjajah Indonesia (1800-1942), perserikatan Maskapai Belanda

yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indish Compagnie (VOC) telah berdiri pada tahun 1602. VOC tersebut merupakan peleburan 14 Maskapai yang beroperasi di Hindia Timur. Pada tahun 1619 VOC membuka cabang di Batavia dan tempat-tempat lain di Indonesia. Kemudian pada abad ke-18 mengalami kemunduran hingga akhirnya VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Berkaitan dengan transaksi dagang rempah-rempah yang dilakukan VOC sudah bisa dipastikan Maskapai Belanda tersebut telah melakukan pencacatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ans Saribanon Sapiie (harahap, 2005: 50) mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti otentik mengenai pencatatan pembukuan di Indonesia paling dilakukan menjelang abad ke-17. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya sebuah instruksi Gubernur Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dan jumlah uang yang diperlukan untuk pengeluaran (ekspoitasi) garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan Surabaya. Pada zaman penjajahan Belanda (setelah bubarnya VOC), catatan pembukuan menekankan pada mekanisme debit kredit, yang dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia yang bergerak di

bidang peredaran candu atau morfin. Selanjutnya berdiri juga perusahaan-perusahaan Belanda yang membuka perwakilan di Indonesia. Untuk catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem Venice-Itali, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan tersebut. Sedangkan, segmen bisnis menengah ke bawah dikuasai oleh pedagang-pedagang keturunan antara lain ada Cina, India dan Arab. Sejalan dengan hal tersebut penyelenggaraan pembukuan dipengaruhi oleh sistem etnis masing-masing. Menurut Hadibroto (Harahap, 2005: 51) mengikhtisarkan pembukuan asal etnis sebagai berikut: a.

Sistem pembukuan Cina terdiri dari lima kelompok, yaitu: Sistem Hokkian (Amoy), system

Kanton, system Hokka, system Tio Tjoe/system swatoe, system gaya baru b.

Sistem pembukuan India atau system Bombay

c.

Sistem pembukuan Arab atau Hadramaut Adapun dalam masa penjahahan Jepang (1942  –  1945) pembukuan tidak mengalami

perubahan yang cukup berarti, tetap menggunakan pola Belanda. Karena banyak orang Belanda yang ditangkap oleh Jepang, maka tenaga pengajar untuk sistem pembukuan berkurang. Pada masa tersebut tercatat yang menjadi tenaga pengajar pembukuan adalah J.E de I’duse, Akuntan,

Dr. Abutari, Akuntan, J.D Massie dan R.S. Koesoemoputra. Jepang juga mengajarkan pembukuan dalam huruf kanji tetapi tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia. 2.

Zaman Kemerdekaan Sebagai daerah bekas jajahan Belanda, kondisi praktik pembukuan dan perkembangan

pemikiran akuntansinya sangat dipengaruhi oleh pola Belanda samapi dasawarsa 1960-an. Sistem tersebut lebih dikenal dengan nama tata buku. Di dunia pendidikan tinggi akuntansi pola Belanda ini sangat berpengaruh dalam kurikulum pengajarannya sampai dengan pertengahan dasawarsa tahun 1970-an. Dalam masa itu, untuk memperoleh gelar akuntan harus melalui sistem panjang dengan lama pendidikan 6 tahun, yaitu 4 tahun untuk studi ekonomi perusahaan (manajemen) dan 2 tahun untuk studi akuntansinya. Buku yang dipergunakan dalam pengajaran tersebut adalah buku teks karangan Belanda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh R. Soemita Adikoesoemah, yaitu antara lain Tata Buku oleh Amaniuli; Tata Buku Lanjutan (Vooretgezet Boekhouden) oleh Dr. A.J.A. Prange; Administrasi Perusahaan Modern (APM); Teori Ilmu Biaya dan Neraca oleh Prof. Dr. Mey Jr; Ilmu Biaya dan Harga Pokok oleh Van Der Schroef; Ilmu Neraca (Bedrijfshuis houndkonde-Balansleer) oleh Dr. O. Bakker; Dasar-Dasar Organisasi Administrasi oleh J. Van Nimwegen: Pengantar Kontrol bagi Akuntan (Inleiding Tot de Leer van de

Accountantscontrole) oleh J.E. Spinosa Catella dan L.G. Van Der Hoek. Tingkat pendidikan menengah SMEA dan SLTA/SMU, buku pegangannya adalah Tata Buku-Amaniuli dan Hitung Dagang saduran Effendi Harahap maupun buku-buku karangan Z.A. Moechtar. Pengajaran Tata Buku berlangsung hingga dasawarsa 1970-an, ditandai dengan terbitnya Tata Buku dalam Masa Pembangunan, dan Hitung Dagang karangan Z.A. Moechtar, yang terutama digunakan lembagalembaga kursus Bond A (A1 dan A2), Bond B dan APM. Pada tahun 1905 mulai berdatangan perusahaan-perusahaan asing seperti Shell (Inggris), Caltex, dan Stanvak (AS). Sejalan dengan itu, penerapan akuntansi di Indonesia mulai dipengaruhi oleh perusahaan asing tersebut, khususnya Amerika Serikat. Pola Amerika Serikat ini semakin kuat menggeser pola Belanda setelah Indonesia memutus hubungan diplomasi dengan Belanda terkait masalah konfrontasi Irian Jaya pada tahun 1957. Pada tanggal 23 Desember 1957 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) berdiri di Jakarta. IAI berhasil menyusun dan Menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, dengan maksud antara lain: menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal di Indonesia. Ketika itu bagi perusahaan yang akan go public harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973 adalah hasil kerja panitia penghimpun bahanbahan dan striktur dari Generally Accepted Accounting Principles dan Generally Acceptes Auditing Standard yang terdiri dari dewan penasihat panitia kerja. Pengkodifikasian prinsip akuntansi tersebut disahkan pada konggres III tanggal 2 Desember 1973, yaitu menjelang adanya pasar uang dan modal. Adapun bahan-bahan yang digunakan menghimpun Prinsip Akuntansi 1973 adalah sebagai berikut: a. Buku prinsip-prinsip akuntansi yang diterbitkan Direktorat Akuntan Negara, Direktorat Jenderal Pengawasan keuangan Negara (DJPKN), Departemen Keuangan RI yang sekarang bernama BPKP. b. Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Business Enterprise, oleh Paul Grady, diterbitkan oleh AICPA c. Opinions of Accounting Principles Board, diterbitkan oleh AICPA d. Kumpulan dari Accounting Research Bulletin (ARBs), diterbitkan oleh AICPA e. A Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and Auditing Research Committee dari Accountancy Research Foundation f. Wet op de Jaarekening van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA

g. Beberapa Literatur lainnya. Prinsip Akuntansi 1973 disempurnakan kembali dengan adanya Prinsip Akuntansi 1984. Dalam Prinsip baru ini prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataaan” tersendiri. Sehubungan dengan hal itu, komite PAI-PAI mulai

tahun

1986

menerbitkan

serangkaian

Pernyataan

PAI

dan

Interpretasi

PAI

untuk

mengambangkan, menambah, mengubah serta menjelaskan standard keuangan yang berlaku, yang merupakan bagian yang terpisahkan dari prinsip Akuntansi 1984. Prinsip Akuntansi 1984 kemudian diganti dengan Prinsip Akuntansi 1994 yang mengadopsi pernyataan resmi (Pronouncements) International Accounting Standard Committee (IASC). Kemudian IAI menerbitkan dua buku, yaitu Standar Akuntansi Keuangan 1994, yang berisi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dan Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri 35 pernyataan yang setaraf standar internasional. Kerangka dasar dan seperangkat penyusunan terebut, merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk penegmbangan labih lanjut. Berlaku untuk penyusunan laporan keuangan mencakup periode laporan yang dimulai atau setelah tanggal 1 Januari 1995.

Revolusi industri (RI) pertama yang dimulai sejak 1784 memperkaryakan air dan kekuatan uap untuk mekanisasi sistem produksi. RI kedua yang dimulai tahun 1870 menggunakan daya listrik untuk melangsungkan produksi masal. Sedangkan RI ketiga yang dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi untuk otomatisasi proses produksi. Sekarang dunia telah memasuki era baru RI keempat, di mana kekuatannya bertopang pada revolusi industri ketiga. Sebenarnya, dunia sudah sangat maju akibat RI ketiga yang juga disebut sebagai revolusi digital. Dalam tahap ini, dunia memperoleh internet dengan interkonektivitas yang begitu cepat. Tak terpikir sebelumnya bahwa kita bisa menjelejahi dunia maya dengan menggunakan komputer. Di samping itu, kita sekarang dapat melihat berbagai otomatisasi terjadi pada pabrik-pabrik yang memproduksi barang secara masal, data pada setiap bagian suatu organisasi yang masif jumlahnya yang saat ini dikenal sebagai “big data”, serta sarana logistik yang terorganisasi dengan begitu baik. Hal ini dimungkinkan karena ruang lingkup otomatisasi dapat ditingkatkan mengikuti Hukum Moore  – suatu pengamatan bahwa jumlah transistor pada suatu sirkuit terpadu meningkat dua kali lipat setiap dua tahun. Selain menyebabkan kerusakan lingkungan akibat pertanian modern, kemajuan bidang otomatisasi juga telah menyebabkan munculnya "revolusi hijau." Hukum Moore umumnya mengacu langsung ke sirkuit elektronik yang

menjadi teknologi dasar dalam era ini. Hukum ini memiliki implikasi yang lebih luas yaitu bahwa output bisa bertumbuh sebagai fungsi eksponensial input. Hukum Moore menghasilkan daya komputasi yang semakin besar yang memungkinkan terjadinya otomatisasi dari proses yang sangat kompleks sekalipun. Di beberapa bidang, seperti bioteknologi, laju inovasi bahkan telah melampaui Hukum Moore. Moore juga memperkenalkan teori " Crossing the chasm”(Melintas jurang). Konsep ini mengakui adanya kesenjangan antara para pengadopsi awal teknologi baru dan mayoritas awal sebagai para pengadopsi di kemudian hari. Jurang ini paling mudah dijembatani oleh inovasi berkelanjutan yang dapat meminimalkan gangguan terhadap konsumen. RI keempat bertopang pada RI ketiga, dengan ciri transformasi yang berbeda dari revolusi sebelumnya. RI keempat bahkan menjadi fokus utama perdebatan pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum, WEF) pada tanggal 2013 Januari 2016 di Davos, Swiss. Setidaknya ada tiga hal yang membedakan RI keempat dibanding RI sebelumnya. Tiga hal tersebut menjadi alasan mengapa transformasi yang terjadi saat ini bukan merupakan suatu perpanjangan revolusi digital, namun lebih merupakan suatu revolusi transformasi baru. Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dari sebelumnya. Kecepatan terjadinya terobosanterobosan baru pada era ini terjadi pada skala eksponensial dan bukan lagi pada skala linear. Kedua, penurunan biaya produksi marjinal dan munculnya platform yang dapat menyatukan dan mengkonsentrasikan beberapa bidang keilmuan terbukti meningkatkan output pekerjaan. Transformasi ini mengakibatkan perubahan dengan ruang lingkup yang begitu luas sehingga menyebabkan perubahan pada seluruh sistem produksi, manajemen, maupun tata kelola. Ketiga, revolusi secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di hampir semua negara di dunia, di mana cakupan transformasi ini terjadi pada setiap bidang industri, dan bahkan akan mempunyai dampak menyeluruh pada level sistem di banyak tempat. Akibatnya, RI keempat mempunyai potensi untuk memberdayakan individu dan masyarakat, karena ia dapat menciptakan peluang baru bagi ekonomi, sosial, maupun pengembangan pribadi. Tetapi ia juga bisa menyebabkan pengkerdilan dan marjinalisasi beberapa kelompok, memperburuk ketimpangan sosial, menciptakan risiko keamanan yang baru, serta dapat merusak hubungan antar manusia. Jika kita hendak merebut peluang dan menghindari perangkap RI keempat ini, kit a harus mempertimbangkan pertanyaan yang ditimbulkannya dengan hati-hati. Kita harus memikirkan kembali ide-ide tentang pembangunan ekonomi dan sosial, penciptaan nilai, privasi dan kepemilikan, dan bahkan identitas individu. RI keempat dapat menyebabkan terjadinya

perubahan besar pada fitrah manusia dan berujung pada pertanyaan filosofis mengenai eksistensi dan nilai manusia secara hakiki - dan ini bahkan terjadi lebih cepat dari yang dapat dibayangkan sebelumnya. Tentunya, teknologi bukan merupakan kekuatan besar tersendiri yang tidak dapat kita kontrol. Kita tidak dibatasi oleh pilihan dasar antara menerima atau menolak. Sebaliknya, setiap keputusan yang kita ambil setiap hari sebagai penduduk, konsumen, maupun investor  justru memajukan teknologi. Semakin kita berpikir tentang keputusan-keputusan itu, semakin kita mempertanyakan model sosial yang berlaku saat ini, semakin baik kesempatan kita untuk membentuk suatu transformasi yang memungkinkan tercapainya tujuan kita bersama serta menjunjung tinggi nilai-nilai dasar kemanusiaan. Apalagi, kemajuan yang dicapai oleh teknologiteknologi baru pada bidang artificial intelligence, big data, robotik, internet, mobil tanpa pengendara, drone, pencetakan 3-D, nanoteknologi, bioteknologi, ilmu material, penyimpanan energi serta komputasi kuantum, seluruhnya ditujukan bagi kesejahteraan umat manusia. Dalam hal ini, implementasi artificial intelligence sudah sangat melebar di sekitar kita, mulai dari permainan, drone, alat kokpit penerbangan sampai ke prangkat lunak yang membantu kehidupan kita sehari-hari. Kemajuan yang mengesankan telah dibuat dalam artificial intelligence dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh peningkatan eksponensial dalam daya komputasi dan oleh ketersediaan sejumlah besar data; dari perangkat lunak yang digunakan untuk menemukan obat baru, sampai algoritma yang dapat digunakan untuk memprediksi minat konsumen. Sementara itu, teknologi fabrikasi digital berinteraksi dengan dunia biologi setiap hari. Bioengineer, bioteknolog, dan perancang teknologi menggabungkan desain komputasi, cara manufaktur, teknik material, dan biologi sintetis untuk merintis sebuah simbiosis antara mikroorganisme, tubuh kita, dan produk yang kita konsumsi.

4.1 Kesempatan yang ada dalam RI keempat

Seperti halnya pada RI-RI yang terjadi sebelumnya, RI keempat memberikan tawaran dan kesempatan akan hal-hal yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Para ahli berpendapat bahwa RI keempat kan dapat menaikkan rata-rata pendapatan per kapita di dunia, memperbaiki kualitas hidup masyarakat, serta memperpanjang usia hidup manusia. Kelihatan sekali bahwa penetrasi alat-alat elektronik seperti hape yang harganya semakain murah sudah sampai ke pelosok-pelosok dunia, baik yang mempunyai pendapatan tingkat tinggi maupun rendah. Dan gadget-gadget itu memberikan kemudahan dalam berbagai hal kehidupan bagi penggunanya. Teknologi telah memungkinkan penjualan produk dan jasa secara cepat dan

efisien, sekaligus memberikan kepuasan bagi penggunanya. Bahkan, pada masa ini teknologi begitu menyentuh pola kehidupan manusia secara personal dari berbagai sudut. Ia bisa berfungsi sebagai sekretaris pribadi, pengatur kesehatan, diet dan olah raga, mengelola investasi, mengatur keuangan melalui mobile banking dalam cashless society, memesan taksi, memanggil gojek, pesan makanan, pesan pemijat, beli tiket pesawat, mengatur perjalanan, mengunduh album dari penyanyi yang paling populer saat ini, menonton film terbaru, main game, membaca buku yang baru saja diterbitkan, dan sebagainya. Semua ini dapat dilakukan hanya melalui satu perangkat saja karena dataya sudah disimpan di “awan”. Dapat dibayangkan, dalam bidang bisnis dan

produksi, RI keempat akan meningkatkan efisiensi terutama dalam bidang rantai suplai, logistik dan komunikasi di mana biaya keduanya akan terus menurun. Hal ini akan membuat biaya perdagangan akan jauh lebih rendah. Akibatnya akan terdapat pasar-pasar baru bagi para pebisnis dan keseluruhannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Namun para ekonomi juga memperingatkan akan terjadinya ketimpangan pada masalah ketenaga-kerjaaan. Ketika otomatisasi menggantikan peran manusia di seluruh kegiatan ekonomi, pengurangan tenaga kerja manusia yang digantikan oleh mesin-mesin akan meningkatkan ketimpangan sosial di sektor perekonomian itu sendiri. Hal ini akan terjadi terutama di negaranegara yang sedang berkembang. Namun di negara maju, hal ini malah mungkin peningkatan kesejahteraan pekerja, dari yang tadinya bekerja di pabrik menjadi bekerja di sektor lain yang tidak memerlukan tenaga otot dalam bekerja tetapi lebih mengandalkan intelektualitas dan pikiran saja. Tambahan lagi, RI keempat akan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi para inovator dan tenaga penyedia kekayaan intektual lainnya, termasuk pemegang saham dan investor, karena mereka dapat meraih keuntungan dari royalti dan pembayaran lisensi atas pemakaian HAKI mereka. Akibatnya, dikotomi penghasilan antara pekerja yang berkompetensi tinggi versus pekerja dengan ketrampilan rendah akan semakin melebar.

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa munculnya Revolusi Industri di Inggris didorong oleh berkembanganya ilmu pengetahuan. Karena banyak penelitian yang dilakukan pada zaman itu mengakibatkan munculnya berbagai penemuan penting salah satunya, penemuan mesin uap. Keadaan tersebut dapat mendorong berbagai industri yang beralih dari tekhnologi mekanik menjadi tekhnologi mesin. Adanya revolusi industri tersebut telah membawa banyak pengaruh baik bagi masyarakat Eropa sendiri maupun negara-negara lainnya. Revolusi Industri Keempat dibangun di atas Revolusi Industri Ketiga, yang juga dikenal sebagai Revolusi Digital, yang ditandai oleh proliferasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang. Otomatisasi di semua bidang dan konektivitas adalah tanda-tanda yang nyata dari RI keempat. Salah satu petanda unik dan khusus dari RI keempat adalah terjadinya aplikasi artificial intelligence (AI). Transformasi pada RI keempat ini berbeda dari pendahulunya dalam beberapa aspek. Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan disebarkan lebih cepat dari sebelumnya. Kedua, adanya penurunan biaya produksi marginal secara signifikan dan munculnya platform yang menggabungkan beberapa aktivitas konsentrasi di beberapa sektor dan meningkatkan agregat hasil. Ketiga, revolusi ini terjadi pada tingkat global dan akan mempengaruhi, serta dibentuk oleh, hampir semua negara. Akibatnya, revolusi industri keempat ini akan berdampak sangat sistemik di banyak tempat.

Industri 4.0: revolusi industri abad ini dan pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi (PDF Download Available). Available from: https://www.researchgate.net/publication/293695551_Industri_40_revolusi_industri_abad_ini  _dan_pengaruhnya_pada_bidang_kesehatan_dan_bioteknologi [accessed Nov 06 2017]. http://riabudiati.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi.html  http://akutansi-akuntansi.blogspot.co.id/2012/02/teori-akuntansi-sejarah-dan.html  http://visiuniversal.blogspot.co.id/2015/03/sejarah-revolusi-industri-di-inggris.html 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF