Review Understanding Transnational Organized Crime as a Security Threat and Security Theories by Sasa Dordovic

March 10, 2017 | Author: niegika | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Essay TOC - Sebagai ancaman keamanan dan teori keamanan...

Description

NIEGIKA ANGELIA 125120407111036

Understanding Transnational Organized Crime as a Security Threat and Security Theories by Sasa Dordovic Kejahatan transnasional adalah femomena yang dapat mengancam identitas suatu negara, baik dalam pemerintah maupun dalam kebijakan. Dimana kejahatan transnasional kini merupakan salah satu ancaman serius terhadap keamanan global. Biasanya kejahatan transnasional sering disebut dengan Transnational Organized Crimes (TOC) agar sesuai dengan hukum internasional yang telah disepakati pada tahun 2000. TOC umumnya dilakukan oleh suatu kelompok yang terstruktur yang terdiri dari 3 orang atau lebih secara terorganisir untuk mencapai suatu tujuan dengan melakukan kejahatan serius demi memperoleh keuntungan baik itu finansial maupun dalam bentuk material lainnya. Faktor penyebab kejahatan transnasional antara lain globalisasi, migrasi, perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan trasportasi yang semakin pesat, serta adanya pengaruh ketidakstabilan di bidang politik maupun ekonomi. Kejahatan transnasional tidak hanya masalah pencurian maupun penyelundupan saja, akan tetapi seiring berkembangnya jaman jenis-jenis kejahatan transnasional pun semakin kompleks antara lain: perdagangan organ tubuh manusia, environmental crime (seperti illegal logging dan illegal fishing), pengiriman TKI illegal, cyber crime dan identity’s-related crime.1 Pengertian dari TOC sendiri menurut National Security Council adalah mereka yang terdiri atas kelompok yang memiliki tujuan untuk memperoleh kekuasaan, pengaruh, keuntungan moneter atau komersial, akan tetapi dalam pencapaiannya itu sebagian dengan cara ilegal, serta berusaha untuk melindungi aktivitas atau kegiatan mereka melalui korupsi dan kekerasan, dan melindungi kegiatan ilegal mereka melalui struktur organisasi transnasional dan eksploitasi komersial atau komunikasi mekanisme transnasional. Dalam TOC tidak ada struktur tunggal dalam beroprasi, TOC terbentuk dari hierarki ke klan, jaringan, dan sel-sel, dan dapat berkembang ke struktur lainnya. Pada umumnya mereka melakukan kekerasan serta mengintimidasi. Mereka mengeksploitasi negara – negara untuk mencapai tujuan mereka, memperkaya organisasi, memperluas kekuasaannya. Berusaha untuk mendapatkan pengaruh dalam

1 Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, “Kejahatan Lintas Negara”, diakses dari http://www.kemlu.go.id/Pages/IIssueDisplay.aspx?IDP=20&l=id, pada tanggal 23 Februari 2015.

pemerintahan, politik, dan perdagangan. Serta berusaha untuk melindungi kepemimpinan dan keanggotaan mereka.2 TOC muncul sebagai konsep ancaman keamanan setelah berakhirnya Perang Dingin. TOC sendiri umumnya: 1) dilakukan lebih dari satu negara; 2) dilakukan di satu negara tetapi substansial bagian dari persiapan, perencanaan, pengarahan atau kontrol yang terjadi di negara lain; 3) dilakukan di satu negara tetapi melibatkan kelompok penjahat terorganisasi yang terlibat dalam kegiatan kriminal lebih dari satu Negara; atau 4) dilakukan dalam satu negara namun memiliki efek yang cukup besar di negara lain. Kelompok – kelompok TOC ini terorganisasi serta terhubung pula dengan klompok – kelompok teroris, selain itu kelompok – kelompok TOC juga bekerja sama dengan perusahaan multinasional di pasar dunia, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Dikarenakan zona pasar terbilang lebih besar dan lebih terbuka, serta untuk transportasi barang dagangan juga dilakukan secara cepat. Hal ini dapat dengan mudah ditemukan di kawasan Amerika Latin, Afghanistan atau produk Zambia di pasar Amerika Serikat atau Uni Eropa. Sehingga mengakibatkan menurunnya harga dipasaran. Sebagai contoh obat-obatan terlarang yang harga jualnya jauh lebih rendah, yang berakibat dengan meningkatnya jumlah konsumen. Pokok utamanya adalah adanya kelompok-kelompok kriminal tertentu yang mempunyai tujuan yang sama atau mirip dengan aktor-aktor internasional lainnya, seperti halnya perusahaan-perusahaan multinasional. Demi mengurangi resiko dan memaksimalkan keuntungan serta menciptakan pasar baru. Apabila TOC dipandang sebagai ancaman keamanan nontradisional dapat dijelaskan bahwa TOC merupakan fenomena yang mengancam identitas negara. Dalam level internasional, TOC dapat melemahkan norma-norma dan lembaga-lembaga dalam sistem internasional. Sedangkan dalam level nasional, TOC dapat membahayakan stabilitas internal negara melalui pengaruh aktor politik dikarenakan aktor tersebut memiliki ketidakmampuan dalam menghadapi kejahatan terorganisir, atau karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan pidana. Sehingga dengan adanya hal ini menyebabkan kepercayaan masyarakat semakin berkurang (public distrust), serta dianggap membahayakan kemanan masyarakatnya dan menimbulkan ketidakamanan, disini peran negara dianggap gagal karena lunturnya kepercayaan masyarakatnya. TOC tidak hanya terjadi di negara – negara berkembang saja seperti Colombia, Bolivia, Afghanistan atau Kazakhstan akan tetapi terjadi pula di negara –negara maju/stabil seperti Amerika Serikat, German, Prancis.

2 National Security Council, “Strategy to Combat Transnational Organized Crime: Definition”, diakses dari http://www.whitehouse.gov/administration/eop/nsc/transnationalcrime/definition, pada tanggal 23 Februari 2015.

Dalam studi keamanan, tentunya tidak terlepas dengan teori realisme karena teori ini merupakan komponen yang sangat penting. Terdapat beberapa pendekatan dalam realisme yakni realisme klasik, neorealisme, realisme neoklasik, ofensif dan defensif realisme struktural. Untuk realisme klasik, subyek utama dalam hubungan internasional adalah negara dimana negara bekerja untuk kepentingan nasional mereka serta mencapai tujuannya dalam dunia yang anarkis ini. Pada dasarnya kepentingan nasional ini dilihat dari keamanan nasionalnya (yang dapat diartikan bagaimana keadaan militernya, bagaimana militer menanggulangi resiko serta ancaman yang sedang terjadi di negaranya) dalam menjaga wilayahnya serta melakukan perlindungan terhadap kedaulatannya. Ancaman dalam keamanan nasional adalah perang dan bahaya invasi atau dalam kata lain negara ingin meningkatkan kekuatannya sehingga berusaha sebisa mungkin untuk menaklukkan wilayah atau negara lain dan memanfaatkan sumber daya yang baru didapatnya. Pada umumnya negara – negara melakukan aliansi untuk bertahan hidup, dalam mencapai kepentingan bersama/masing – masing demi menjaga kekuasaan. Akan tetapi, realisme klasik disini pesimis akan hal tersebut, intinya realisme klasik menganggap ancaman utama adalah perang dan keamanan. Dan tujuan utama dari realisme klasik adalah peningkatan kekuatan nasional. Melihat konteks soft security threat sebenarnya bukan merupakan ancaman langsung ke negara, akan tetapi membahayakan nilai-nilai dasar yang tidak langsung dan menyebabkan internal negara tidak stabil. Menurut pandangan Hurrell bahwa sumber – sumber soft security threat yang hadir dalam negara itu sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelemahan internal atau ketidakstabilan sistem politik dalam negara berdampak dalam pembentukan berbagai kelompok pidana yang lebih mengarahkan suatu negara menuju ke keadaan internal yang tidak stabil. Dipengaruhi oleh tawaran keuntungan, sehingga mengarahkan pada pembentukan jaringan kejahatan. Fokus utama dalam mendefinisikan konsep keamanan dalam teori konstruktivisme sosial mulai bergeser dari negara kepada masyarakat. Masyarakat mengacu pada individu serta tingkat internasional. "Sekuritisasi dan Desecuritization" dalam Ole Waever mengklaim bahwa keamanan individu dapat membahayakan contohnya di bidang ekonomi, budaya, politik dalam arti perlindungan HAM dll. Untuk membentuk konsep keamanan baru, terdapat tiga level dalam menganalisis, dan menggunakan struktur realism. Analisis level pertama adalah konsep keamanan nasional, ancaman dan kedaulatan. Waever mengklaim bahwa keamanan hanya dianggap dari sudut keamanan nasional saja untuk menentukan karakter dan batas studi keamanan. Logika realisme klasik dapat digunakan untuk beralih ke sektor baru: ekologi, ekonomi, sosial dan political. Sehingga Waever menyimpulkan, kita menyeberang dari satu frame referensial lain, bukan dari negara kepada masyarakat. Ketika merumuskan konsep baru yang lebih luas dari keamanan, yang jelas terbatas dalam frame keamanan nasional, kita mendapatkan konteks yang lebih luas yang tidak hanya meliputi ancaman militer, tetapi

orang lain juga serta tergantung pada sektor yang bersangkutan. Dengan demikian, dalam teori kritis TOC merupakan ancaman keamanan. Kedaulatan nasional adalah konsep utama dalam keamanan nasional, sedangkan dalam keamanan sosial adalah identitas. Sebuah ancaman bagi konsep keamanan masyarakat adalah yang mengancam nilai-nilai moral dan budaya masyarakat, dan menciptakan ketidakpercayaan antara anggota masyarakat ataupun komunitas. Di PBB, konsep keamanan manusia pertama kalinya adalah dimana TOC dipandang sebagai ancaman keamanan. Pada tahun 1994, United Nations Development Program (UNDP) datang dengan referensi dasar paradigma baru dan penjelasan bahwa konsekuensi tren sosial yang baru merupakan hal yang penting untuk menemukan dan menawarkan sesuatu yang baru. Sebagai bukti bahwa TOC menghadirkan ancaman ke negara, kita dapat menggunakan analisis konsekuensi dari TOC dengan empat dimensi dasar negara: ekonomi, politik, keamanan internal untuk menjaga ketertiban umum, serta kebijakan luar negeri. Ada sebuah bentuk dasar beberapa TOC yang saling berhubungan, dan yang sangat jarang terjadi adalah salah satu kelompok penjahat terorganisasi hanya terlibat dengan satu bentuk aktivitas. Semua bentuk TOC memiliki konsekuensi tertentu untuk ekonomi dan sistem politik negara, dan mereka juga membahayakan keamanan internal dan pengaruh kebijakan luar negeri. Pencucian uang berdampak dalam dimensi ekonomi. Korupsi, serta pembunuhan atau upaya pembunuhan tokoh politik penting dapat menyebabkan ketidakstabilan politik atau ketidakamanan negara. Penggunaan kekerasan dari kelompok TOC membahayakan keamanan warga, serta akan berdampak untuk ketertiban umum. Kerjasama di daerah dan tingkat internasional antar negara diperlukan untuk memerangi TOC. Untuk itu, berbagai organisasi internasional, badanbadan inisiatif telah didirikan, dengan tujuan untuk pertarungan yang lebih efisien dalam menekan semua jenis kriminalitas, korupsi, dll.3

3 Sasa Dordovic, 2009, Understanding TOC as Security Threat and Security Theories, Carl Schmitt and Copenhagen School of Security Studies.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF