Review Instrumen-Instrumen Bk
February 27, 2019 | Author: Deborah Stephanie AritRa | Category: N/A
Short Description
Review instrumen-instrumen Bimbingan dan Konseling...
Description
REVIEW INSTRUMEN-INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING: INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN (ITP), INTELLIGENZ
STR ST R UC UCTU TUR R E TE ST (IST), DAN STA ST A N D A R D PROGRE PROGRE SSI VE MATRI MATRI CE (SPM)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individual dalam Mata Kuliah Pengukuran Psikologis yang diampuh oleh: 1. Prof. Dr. Ahman, M.Pd. 2. Dr. Yaya Sunarya, M.Pd.
Oleh: Deborah Stephanie Rajagukguk NIM. 1803548
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan review mengenai Analisis instrumen-instrumen Bimbingan dan Konseling: Inventori Tugas Perkembangan (ITP), Intelligenz Structure Test (IST), dan Standard Progressive Matrice (SPM). Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengukuran Psikologi. Penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Bapak Prof. Dr. Ahman, M.Pd dan Dr. Yaya Sunarya, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengukuran Psikologi UPI yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada penulis guna menyelesaikan review ini dengan tepat waktu. Penulis juga berharap review ini dapat berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait instrumen -instrumen bimbingan dan konseling. Penulis menyadari bahwa review ini belumlah sempurna. Oleh kar ena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Bandung, 10 September 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
iii
I.
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) .......................................... ....... Aspek-Aspek yang Diukur ............................................................................. Kegunaan ........................................... ............................................................ Riwayat Pengembangan .................................................................................. Tokoh Pengembang ........................................................................................ Tingkat Keandalan .........................................................................................
1 1 2 3 3 3
I ntelligenz Structure Test (IST) .................................................................... Aspek-Aspek) yang Diukur ............................................................................ Kegunaan ........................................................................................................ Riwayat Pengembangan ................................................................................. Tokoh Pengembang ........................................................................................ Tingkat Keandalan ..........................................................................................
3 3 4 4 5 5
III. Standard Progressive Matrice (SPM) .......................................................... A. Aspek-Aspek) yang Diukur ............................................................................ B. Kegunaan ........................................................................................................ C. Riwayat Pengembangan ................................................................................. D. Tokoh Pengembang ........................................................................................ E. Tingkat Keandalan ..........................................................................................
5 5 6 7 7 7
REFRENSI ..............................................................................................................
8
A. B. C. D. E. II. A. B. C. D. E.
iii
Berikut ini jenis-jenis alat tes yang digunakan oleh tim Lab. Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI: 1. Intelligent Structur Test (IST) 2. Advance Progressive Matrices (APM) 3. Edward Personal Preferencs Schedule (EPPS) 4. Skala Minat Pekerjaan (SMP) 5. Standard Progressive Matrices (SPM) 6. Mechanic Test 7. Componens Test 8. Tes Potensi Akademik (TPA) seri A 9. Tes Potensi Akasemik (TPA) seri C 10. Skala Kepribadian Gordon 11. Tes Kreativitas 12. Tes Kemampuan dan Ketahanan Berpikir 13. Administrasi Keuangan Perdagangan 1-4 (no manual) 14. Tes Kepemimpinan 15. Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
Berikut hasil analisis jenis-jenis alat tes atau instrumen yang digunakan di Lab Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI:
I.
INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN (ITP) Menurut Sunaryo, dkk (dalam Komalasari, Gantina dkk : 2011), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP) adalah instrument yang digunakan untuk memahami tingkat perkembangan individu. Penyusunan ITP terutama dimaksudkan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, namun dapat juga digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan anak-anak dan pemuda pada umumnya.
A. Aspek-Aspek yang Diukur
Inventori Tugas Perkembangan (ITP) mendiskripsikan keberadaan individu dalam kontinum perkembangan. Kemudian di dalam ITP mengungkap 10 aspek perkembangan pada siswa. Aspek-aspek yang diungkap berdasarkan permasalahan dan kebutuhan akan
1
perkembangan siswa yang dihadapi dalam proses pendidikan di sekolah. Sepuluh aspek perkembangan siswa yang diukur melalui Inventori Tugas Perkembangan (ITP): 1) Landasan hidup religious. Sholat dan berdoa, Belajar agama, Keimanan, Sabar. 2) Landasan perilaku etis. Jujur, Hormat kepada orang tua, Sikap sopan dan santun, Ketertiban dan kepatuhan 3) Kematangan emosional. Kebebasan dalam mengemukakan pendapat, Tidak cemas, Pengendalikan emosi, Kemampuan menjaga stabiitas emosi. 4) Kematangan intelektual. Sikap kritis, Sikap rasional, Kemampuan membela hak pribadi, Kemampuan. 5) Kesadaran tanggung jawab. Mawas diri, Tanggung jawab atas tindakan pribadi, Partisipasi pada lingkungan, Disiplin. 6) Peran sosial sebagai pria atau wanita. Perbedaan sosial laki-laki dan perempuan, Peran sosial sesuai jenis kelamin, Tingkah laku dan kegiatan sesuai jenis kelamin, Cita-cita sesuai jenis kelamin. 7) Penerimaan diri dan pengembangannya. Kondisi fisik, Kondisi mental, Pengembangan cita-cita, Pengembangan pribadi. 8) Kemandirian prilaku ekonomis. Upaya menghasilkan uang, Sikap hemat dan menabung, Bekerja keras dan ulet, Tidak mengharap pemberian orang. 9) Wawasan Persiapan karir. Pemahaman jenis pekerjaan, Kesungguhan belajar, Upaya meningkatkan keahlian, Perencanaan karir. 10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya. Pemahaman tingkah laku orang lain, kemampuan berempati, kerja sama, kemampuan hubungan sosial. B. Kegunaan
Inventori Tugas Perkembangan merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan siswa. Nurhudaya (dalam Sari, 2014) mengemukakan bahwa ITP dapat digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan individu maupun
2
kelompok, mengidentifikasi masalah yang menghambat perkembangan dan membantu siswa yang bermasalah dalam menyelesaikan tugas perkembangannya. C. Riwayat Pengembangan
ITP dikembangkan dari tahun 2001. ITP merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa/konseli. Instrument dikembangkan melalui ATP yaitu aplikasi yang dibuat khusus untuk mengolah ITP. ATP dapat mengidentifikasi perkembangan siswa/konseli, sehingga lebih mudah dalam menganalisis perkembangan siswa baik secara kelompok dan individu. Instrumen ini dikembangkan dengan alat tes berupa pernyataan-pernyataan yang berisi tentang kondisi keadaan siswa/konseli yang dialami untuk saat ini. D. Tokoh Pengembang
Instrumen Tugas Perkembangan dikembangkan oleh Dosen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung yaitu oleh Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata dkk.
E. Tingkat Keandalan
Pengelolaan hasil ITP dapat dilakukan dengan cepat karena dilengkapi dengan program pengelolaan ATP berbasis komputer versi 3.5. Alat asesmen yang dapat digunakan sebagai dasar penetapan program bimbingan dan konseling berbasis perkembangan individu. Melalui skor hasil ITP konselor dapat lebih mudah memahami tingkat perkembangan individu.
II.
I NTE LLI GE NZ STRUCTURE TEST (IST) Tes IST (Intelligenz Struktur Test) merupakan salah satu tes psikologi untuk
mengukur tingkat intelegensi seseorang. Tes IST sangat familiar digunakan oleh biro-biro psikologi saat ini. Untuk mengetahuil lebih detail mengenai tes IST, akan dijelas lebih lengkap di bawah ini.
A. Aspek-Aspek yang Diukur
Amthauer (dalam Kumolohadi, 2012) Intelligenz Structure Test (IST) merupakan instrumen untuk menentukan intelegensi seseorang serta tentang struktur intelegensinya. Amatheyr mengungkap bahwa IST memuat 9 sub tes yaitu.
3
1) Satzerganzung (SE) mengungkap pembentukan keputusan, Common sense, aksen dalam praktek nyata, dan kemandirian dalam berpikir. 2) Wortauswahl (WA) mengungkap perasaan daam berbahasa, pemikiran secara bahasa induktif, komponen reseptif dan kemampuan merasakan. 3) Analogie (AN) mengungkap kemampuan pengkombinasian, kemampuan perubahan dalam berpikir, dan kejelasan dalam berpikir. 4) Gemeinsamkeiten (GE) mengukur kemampuan abstrak dalam berbahasa, pembentukan istilah, dan erpikir logis dalam berbicara. 5) Merkaufgabe (ME) mengungkap kemampuan mengingat kata-kata yang dipelajari, daya ingat yang lama dan ingatan. 6) Rechhebaufgaben (RA) mengukur kemampuan berpikir praktis dalam berhitung, berpikir secara induktif dengan angka, dan berpikir menyimpulkan. 7) Zahlenreihe (ZR) mengukur kemampuan berpikir teoretis dalam berhitung. 8) Figurenauswahl (FA) mengungkap kemampuan dalam berimajinasi, berpikir secara luas, komponen-komponen konstruktif. 9) Wurfelaugabe (WU) mengukur kemampuan berimajinasi secara ruang, komponen konstruktif teknik, kemampuan dalam menganalisis. (Musa, 2016, hlm.30).
B. Kegunaan
Tes ini dipandang sebagai tes gestalt (menyeluruh), yang terdiri dari bagian- bagian yang saling berhubungan secara makna (struktur). Dimana struktur intelegensi tertentu meggambarkan pola kerja tertentu, sehingga cocok untuk profesi atau pekerjaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut IST umum digunakan untuk memahami diri dan pengembangan pribadi, merencanakan pendidikan dan karier serta membantu pengambilan keputusan dalam hidup individu.
C. Riwayat Pengembangan
1) IST 1953 Tes IST yang pertama ini pada awalnya hanya digunakan untuk individu usia 14 sampai dengan 60 tahun. 2) IST 1955 Tes IST merupakan pengembangan dari IST 1953, pada IST 1955 rentang usia untuk subjek diperluas menjadi berawal dari umur 13 tahun.
4
3) IST 1970 Pada IST 70, rentang kelompok usia diperluas menjadi berawal dari 12 tahun. Disamping itu telah ditambah tabel kelompok dan pekerjaan. 4) IST 2000 Perkembangan subtes juga penambahan subtes. IST ini terdiri dari 3 modul, yaitu sebagai berikut: a) Grundmodul-Kurzform (Modul Dasar-Singkatan); terdiri dari subtes : SE, AN, GE, RE, ZR, RZ, FA, WU, dan MA. b) Modul ME: terdiri dari subtes ME Verbal dan ME Figural. c) Erweiterungmodul (Modul menguji pengetahuan); terdiri dari subtes Wissentest (tes pengetahuan).
D. Tokoh Pengembang
Tes Intelligenz Structure Test (IST) dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di kota Frankfurt Jerman pada tahun 1953 yang dikembangkan berdasarkan teori multi factor.
E. Tingkat Keandalan
Intelligenz Structure Test (IST) menunjukan korelasi antara subtes dengan jumlah (keseluruhan subtes) (r=0.60).
III.
STANDAR D PR OGR E SSI VE MATR I CE (SPM) Standard Progressive Matrixes, merupakan salah satu tes inteligensi yang dikenal
luas di Indoensia. SPM merupakan tes non verbal yang menyajikan soal-soal dengan menggunakan gambar-gambar yang berupa figur dan desain abstrak, hingga diharapkan tidak tercemari oleh faktor budaya.
A. Aspek yang Diukur
Tes SPM berorientasi pada hubungan-hubungan abstrak. Tes SPM terdiri dari 60 soal yang terbagi dalam lima seri yaitu seri A, B, C, D, dan E masing-masing seri terdiri dari 12 soal yang berbentuk gambar-gambar. Tes SPM dapat disajikan secara individual atau klasikal dalam waktu penyajian yang dibutuhkan 30 menit. (Kumolohadi, R. dan Suseno, M. N., 2012, hlm. 80)
5
Subjek diberi soal dan memilih jawaban yang paling tepat dan memilih jawaban yang paling tepat dan menuliskan jawabannya di lembar jawaban khusus yang telah disediakan. Untuk soal seri A nomor 1 dan 2 merupakan contoh soal yang akan dikerjakan oleh subjek bersamaan dengan tester saat memberikan instruksi pengerjaan tes SPM. Pada saat tes dimulai, subjek harus bekerja dengan cepat dan teliti sampai akhir tes. Pemberian skor yaitu memperoleh nilai 1 untuk item soal yang dijawab betul dan nilai 0 untuk jawaban yang tidak benar. Soal seri A nomor 1 dan 2 dipakai sebagai contoh dan harus betul sehingga secara teoritis range nilai akan bergerak dari 2 sampai dengan 60. Skor total adalah jumlah jawaban benar yang dapat dikerjakan oleh subjek yang kemudian akan diinterpretasikan secara normative menurut norma penilaian tes SPM (Alsa, 1984). Menurut Raven (1960) Tes SPM tidak memberikan suatu angka IQ seseorang melainkan tingkat inteligensi menurut besarnya skor total dan usia subjek. Pengelompokan tingkat inteligensi subjek didasarkan atas nilai persentil sebagai berikut: 1) Grade I yaitu Intellectually superior bagi subjek yang nilainya pada persentil ke 95 ke atas. 2) Grade II yaitu Difenitelly above the avarage in intellectual capacity bagi subjek yang nilainya terletak antara persentil 75 sampai dengan persentil 95. 3) Grade III yaitu Intellectually average bagi subjek yang nilainya terletak antara persentil 25 sampai dengan 75. 4) Grade IV yaitu Difenitelly below the average in intellectual capacity bagi subjek yang nilainya terletak antara persentil 5 sampai dengan persentil 25. 5) Grad V yaitu Intellectually defective bagi subjek yang nilainya terletak pada dan di bawah persentil 5. (Kumolohadi, R. & Suseno, M. N., 2012, hlm. 82) Ada tiga aspek yang diuji oleh tes Standard Progressive Matrices (SPM) yaitu 1) kemampuan penalaran ruang yaitu kemampuan seseorang dalam memahami konsep ruang (spasial), 2) kemampuan menganalisis, mengintegrasi, mencari dan memahami system hubungan diantara bagian-bagian, dan 3) kemampuan dalam hal ketepatan yaitu kemampuan seseorang dalam menghitung. (Mangestuti, R. dan Az iz, R., 2007, hlm. 8).
B. Kegunaan
Standard Progressive Matrices (SPM) merupakan alat untuk mengukur tingkat inteligensi seseorang. Tes SPM memuat 60 soal dengan instruksi yang dibacakan pada awal mengerjakan tes dan waktu yang dibutuhkan hanya 30 menit, SPM dapat digunakan untuk
6
mengungkap inteligensi apabila membutuhkan waktu penyajian yang relative cepat dan hanya melihat kemampuan subjek secara umum. Tes SPM mengukur kecerdasan orang dewasa, yang paling banyak diungkap adalah factor general (G factor) atau kemampuan umum seseorang. (Kumolohadi, R. dan Suseno, M. N., 2012, hlm. 80).
C. Riwayat Pengembangan
Tes Standard Progressive Matrices (SPM) pertama kali diciptakan oleh John. C Raven tahun 1938 dan pertama kali digunakan pada tahun 1954 untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang Dunia II. Tes ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan memahami figure yang tidak berarti dengan mengobservasi dan berpikir jernih pada saat mengerjakan tes, kemudian melihat hubungan antara figur-figur yang ada yang pada gilirannya mampu mengembangkan penalaran. Jenis tes ini dikelompokkan sebagai tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian dan melihat hubungan bagian bagian gambar yang disajikan serta mengembangkan pola berpikir yang sistematis. Tes ini dianggap sebagai culture fair test (adil untuk semua budaya) karena mampu meminimalkan pengaruh budaya tertentu. Materi tes berupa gambar dengan sebagian yang terpotong, tujuannya subjek mencari potongan gambar yang cocok dari alternative gambar yang disediakan. (Mangestuti, R. dan Aziz, R., 2007, hlm. 4).
D. Tokoh Pengembang
Tes Standard Progressive Matrices (SPM) pertama kali dikembangkan di Inggris pada tahun1938 dan pertama kali digunakan pada tahun 1954 oleh John C. Raven.
E. Tingkat Keandalan
Menurut Raven (1960), tes SPM sangat memuaskan untuk mengukur inteligensi dan mempunyai validitas yang meyakinkan. (Kumolohadi, R. dan Suseno, M. N., 2012, hlm. 82). Cara pemberian skor adalah nilai satu untuk soal yang dijawab betul dan nilai nol bagi jawaban yang salah. Soal no satu dan dua dipakai sebagai contoh dan harus betul. Sehingga secara teoritis “range” nilai akan bergerak dari 2 sampai 60. (Andriani, N., 2016, hlm. 4).
7
REFRENSI
Komalasari, Gantina, Dkk. 2011. Asesmen Teknik Nontes dalam Perspektif BK Komprehensif . Jakarta: PT Indeks. Kumolohadi,
dan
Suseno.
2012.
Intelligenz
struktur
test
dan
standard progressive Matrices: (dari konsepinteligensi yang berbeda menghasilkan tingkat inteligensi yang sama). Dipublikasikan di Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, (1), (2), Halaman 79-85. Mangestuti dan Aziz. 2007. Validasi Tes Inteligensi SPM Dan IST Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Uin Malang, . Ringkasan Laporan Penelitian. Malang: UIN Malang.
8
View more...
Comments