Review Film Guru Bangsa Tjokroaminoto

November 22, 2018 | Author: ArifRezaDwiKurniawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

review hos cokroaminoto...

Description

Review Film Guru Bangsa Tjokroaminoto

Tjokroaminoto lahir pada 16 Agustus 1882 di Madiun, Jawa Timur. Tjokro kecil tumbuh dari anak keluarga bangsawan. Saat kecil ia pernah melihat kekejaman Belanda yang dilakukan pada buruh karet. Saat itu ia mulai berfikir untuk menghentikan penderitaan rakyat. Tjokro yang berasal dari keluarga bangsawan berkesempatan menempuh studi Administrasi Pemerintahan di Magelang, Jawa Tengah. Kemudian, Tjokro menjadi salah satu pegawai pemerintahan Hindia Belanda dengan posisi sebagai juru tulis. Saat usia Tjokro memasuki dewasa, pada 1904 Tjokro menikah dengan seorang puteri Bupati Ponorogo. Tak lama setelah menikah, Tjokro memutuskan hijrah ke Semarang setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya, sementara istrinya yang sedang hamil tetap tinggal di Ponorogo. Hijrah ini telah terpikirkan sejak lama dan juga didorong kata-kata kakeknya tentang hijrah. Di Semarang inilah Tjokro mulai masuk dalam pergerakan politik untuk memperjuangkan nasib bumiputera. Pada suatu saat Tjokro pulang untuk melihat anaknya yang saat itu telah lahir. Mertua Tjokro saat itu memang masih marah akibat Tjokro yang dulu mengundurkan diri dari pekerjaannya. Pada 6 Januari 1913, Tjokro hijrah lagi ke Surabaya. Kali ini, istri dan anaknya ikut pindah bersama dengan Tjokro. Pada 26 Januari 1913 dia bersama bersama H. Samanhoedi resmi menetapkan perubahan nama Sarekat Dagang Islam (SDI) menjadi Sarekat Islam (SI). Dengan demikian, SI menjadi organisasi politik pertama yang menyerukan kemerdekaan bumiputera dari penjajahan Belanda di awal tahun 1900-an. Sebelumnya, Boedi Oetomo (BO) memang telah berdiri, yakni pada 1908, tetapi dalam pandangan Tjokro, BO hanya dikhususkan keanggotannya untuk kaum priyayi. Tjokro bertekad menjadikan SI sebagai organisasi yang mengayomi seluruh lapisan rakyat Indonesia. Dalam film ini disebutkan bahwa hanya dalam waktu empat tahun setelah didirikan, SI sudah memiliki lebih dari 180 cabang dengan 700 ribu anggota di seluruh pelosok Indonesia. Jumlah ini meningkat dua puluh kali lipat dari jumlah anggota pada masa awal pendirian SI yang disebutkan pada film ini. Pidato-pidato Tjokro juga mampu menumbuhkan semangat kebangsaan serta harapan kemerdekaan dan keadilan bagi rakyat jelata. Tjokro banyak menyuarakan tentang persamaan kedudukan antara pemerintah Hindia Belanda, priyayi, dan masyarakat kecil. Oleh karena itu, rakyat banyak menyebut Tjokro sebagai “Ratu Adil” atau “Kesatria Piningit”, karena dalam kurun waktu 70 tahun sejak mangkatnya Pangeran Diponegoro tidak ada lagi pemimpin yang mendapat kedudukan khusus di hati rakyat. Hal ini juga disebutkan oleh kyai yang ditemui Tjokro saat Tjokro hijrah. Sebab besarnya pengaruh Tjokro di tengah masyarakat itulah, perintah Belanda menjulukinya “Raja Jawa Tanpa Mahkota”. Sarekat Islam Hijau pimpinan HOS Tjokroaminoto dan H. Agus Salim, yang lebih mengutamakan peningkatan kualitas pendidikan bangsa untuk mencetak pemimpin-pemimpin yang mampu memerdekakan Hindia Belanda dari penjajahan kelak. Contoh hasilnya adalah Kusno yang kemudian hari lebih kita kenal sebagai Presiden RI pertama Ir. Soekarno, dan juga Sekar Maridjan

Kartosuwiryo yang sayangnya di era 1950-1960-an justru memipin pemberontakan terhadap RI dengan Darul Islam nya dan akhirnya tewas di hadapan regu tembak. Sarekat Islam Merah pimpinan Semaoen yang lebih beraliran "kiri" alias komunis. Anggota utamanya adalah para tokoh-tokoh yang kemudian di era kemerdekaan merubah SI Merah menjadi terang-terangan "Merah" yaitu Partai Komunis Indonesia. Mereka lalu tewas akibat terlibat dalam pemberontakan PKI Madiun yaitu Musso, Alimin dan Darsono. Sekalipun SI tidak secara tegas menyatakan dirinya sebagai partai politik, namun tindaktanduknya jelas-jelas menentang sikap penjajahan di Indonesia. Aksi-aksi SI di daerah-daerah seantiasa membela kepentingan rakyat, terkadang sampai kepada perlawanan yang mengakibatkan pertumpahan darah. Peristiwa di Cimareme, Garut, telah menyebabkan Tjokroaminoto ditangkap dan ditahan di penjara. Sampai pada akhir dari cerita ini makna hijrah masih membuat bingung Tjokroaminoto dan menganggap hijrahnya itu adalah berpindah dari satu penjara kepenjara lain. Setelah hampir enam bulan Tjokro dipenjara, ia dibebaskan dan dinyatakan tidak bersalah. Dalam akhir perjalanannya, Tjokro pun menulis sebuah surat di dalam penjara yang isisnya “ Ya Allah, masihkah aku pada kiblatMu, ketika Engkau bawa aku dari penjara satu ke penjara lain ataukah penjara adalah hijrahku memahami manusia dan kemerdekaannya. Ya Allah inikah jalan panjang hijrahku.” Tjokroaminoto pun dibebaskan setelah 6 bulan di penjara kerena tidak terbukti bersalah. Kata Indonesia digukan oleh kaum Bumiputera menggantikan hindia Belanda. Sarekat Islam terbelah menjadi dua, satu tetap mengikitu Tjokro dan Agus Salim dan satu lagi mengikuti Semaoen menjadi Serekat Islam Merah cikal bakal Partai Komunis Indonesia. Kemudian Oetari menikah dengan Kusno (Soekarno) setelah beberapa bulan ibunya wafat. Tjokroaminoto wafat pada tahun 1934 di Yogyakarta. Kusno (Soekarno) mendirikan Partai Nasional Indonesia, ia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II. Sementara itu Semaoen dibuang ke luar negeri tetapi setelah merdeka ia kembali ke Indonesia dan menjadi penasehat pribadi presiden Soekarno. Agus Salim menjadi Menteri Luar Negera Indonesia yang pertama setelah Indonesia merdeka.

TOKOH-TOKOH Nama Aktor

Peran

Reza Rahadian

Tjokroaminoto

Christine Hakim

Mbok Tambeng

Sudjiwo Tejo

Mangoensoemo

Maia Estianty

Bu Mangoensoemo

Chelsea Islan

Stella

Deva Mahenra

Koesno

Didi Petet

Pak Haji Garut

Alex Komang

Hasan Ali Surati

Tanta Ginting

Semaoen

Ibnu Jamil

Haji Agus Salim

Alex Abbad

Abdullah

Christoffer Nelwan

Tjokroaminoto (Kecil)

Egi Fedly

Ibrahim Adji

Ade Firman Hakim

Muso

A. Kelemahan Film 

Penggunaan tiga bahasa sekaligus yakni Belanda, Indonesia (bahkan bukan Melayu) dan Jawa, di dalam film ini sebagai rakyat jelata yang diceritakan seharusnya hanya paham bahasa Jawa saja tetapi di film ini ketika menggunakan bahasa Belanda mereka pun dapat memahaminya.



Para tokoh tidak menggunakan bahasa Jawa secara menyeluruh dalam keseharian.



Kurangnya penjelasan mengenai siapa tokoh yang muncul dalam memerankan tokoh tersebut, membuat penonton kebingungan dan harus menebak-nebak.



Alur yang kurang rapi yakni kilas balik yang membuat film tidak sistematis



Kurangnya penjelasan mengenai asal mula suatu tokoh hadir sebagai siapa dan memiliki kepentingan apa.

B. Kelebihan Film 

Setiap pemain memerankan perannya dengan sangat baik dan sangat mendalami karakter masing-masing tokoh. Terutama Reza Rahardian yang berperan sebagai tokoh utama yakni Tjokroaminoto dalam film ini. Reza sangat mendalami perannya sehingga membuat kita terbawa pada suasana yang diceritakan. Selain drama yang disuguhkan, di film ini juga menyampaikan pesan moral yang sangat dalam tentang kehidupan yang sangat memprihatinkan pada zaman dahulu.



Tokoh utama di film ini sangat berhasil mengaduk emosi penonton dalam setiap kejadian terutama ketika detik-detik terakhir istri Tjokroaminoto akan wafat Reza mampu menggambarkan kesedihan yang juga sampai ke hati penontonnya.



Pengambilan gambar yang juga menarik dengan berlatar belakangkan suasana zaman dulu membuat kita sebagai penonton bisa lebih mengenal seperti apa kehidupan jaman dahulu dari mulai adat istiadat, pakaian hingga sudut pandang orang-orang zaman dahulu.



Sublitle membantu penonton dalam mengerti bahasa selain bahasa Indonesia yang ada yang dalam film ini.



Film ini menjadi lebih menarik karena menampilkan tokoh Bagong dengan badannya yang kecil dan tokoh rekaan seperti Stella yang di perankan oleh Chelsea Islan gadis blesterab Belanda-Jawa,mereka berdua menambah film ini menjadi lebih menarik dengan menjadi penengah maupun pertanyaan-pertanyaannya.



Musik yang dipilih membuat suasana di film ini sangat hidup, pemilihan musik yang tepat ini membantu penonton lebih mudah mengilustrasikan rasa yang ingin disampaikan oleh film ini seperti dalam suasana tegang, sedih, marah, genting dan romantis.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF