Resume Bab 2 Akuntansi Forensik Singleton
February 16, 2019 | Author: Kira Jd Yamato | Category: N/A
Short Description
Resume Bab 2 Akuntansi Forensik Singleton...
Description
FRAUD AUDITING AND FORENSIC ACCOUNTING RESUME CHAPTER 2 FRAUD PRINCIPLES
DEFINISI : APAKAH APAKAH FRAUD ITU? ITU? Definis Definisii fraud fraud dapat dapat berbed berbeda-b a-beda eda tergan tergantun tung g dari dari siapa siapa yang yang mendef mendefinis inisikan ikannya nya dan bagaimana keadaan orang yang mendefinisikanya. Seseorang Ses eorang dapat mengartikan fraud dalam bentuk dari kecurangan yang disengaja (termasuk berbohong dan berbuat curang) adalah kebalikan dari kebenaran, kebenaran, keadilan keadilan,, kejujuran, kejujuran, dan equity. equity. Fraud juga juga dapat diartikan diartikan sebagai sebagai cedera. cedera. Seseorang Seseorang dapat mengakibatkan orang lain cedera karena kekuatan atau melalui fraud. Fraud merupakan satu kata yang memiliki banyak definisi, diantaranya adalah sebagai berikut : Fraud sebagai sebagai tindak tindak kriminal. Fraud (penipuan (penipuan)) merupakan kata yang menggambark menggambarkan an segala perbuatan tidak jujur (curang) yang dirancang/dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh keuntungan, baik dengan cara mendiamkan, memperdaya, licik dan cara-cara tidak adil untuk mencurangi orang lain. Corporate Fraud adalah fraud yang dilakukan oleh, untuk, dan terhadap suatu korporasi bisinis. Management Fraud adalah kesalahan penyajian yang disengaja oleh perusahaan atau unit-unit kerja didalamnya yang dilakukan oleh karyawan dalam lingkungan manajemen perusahaan dengan tujuan promosi, bonus atau keuntungan ekonomis lainnya serta simbol status. Definisi Fraud menurut Layperson adalah ketidakjujuran dalam bentuk kecurangan yang disengaja atau kesalahan penyajian yang disengaja dari suatu fakta yang material. Defini Definisi si Fraud Fraud menuru menurutt ACFE ACFE dapat dapat berupa berupa fraud fraud pada pada peker pekerjaa jaan n dan penyal penyalahg ahguna unaann annya ya (penip (penipuan uan karyaw karyawan) an),, yaitu yaitu seseor seseorang ang yang yang menggu menggunak nakan an pekerj pekerjaan aannya nya untuk untuk memper memperole oleh h keuntungan personal dengan cara penyalahgunaan atau mencuri sumber daya atau aset perusahaan; fraud atas laporan keuangan yaitu kesalahan penyajian yang disengaja dari keadaan keuangan perusahaan melalui kesalahan dan kelalaian dalam menyajikan jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabui pengguna laporan keuangan. Fraud sebagai sebagai kerugian. kerugian. Pada Tahun 1887 1887 US Supreme Supreme Court mendefinisi mendefinisikan kan fraud dari sisi masyarakat sipil sebagai : Pertama : Terdakwa merepresentasikan sebuah fakta material. Kedua : Representasi tersebut salah. Ketiga : Representas Representasii tersebut tersebut tidak sepenuhnya sepenuhnya dipercaya dipercaya oleh terdakwa terdakwa dengan dasar yang rasional untuk menyatakan bahwa hal tersebut adalah benar. Keempat : Representasi tersebut dibuat dan dilakukan dengan sengaja. Kelima : Hal tersebut dilakukan oleh complainant atas kerugian yang ditimbulkannya. Keenam : Hal yang dilakukan oleh complainant tersebut merupakan pengalihan atas kesalahannya, dan dipercaya sebagai kebenaran olehnya. Dari sisi hukum, bagian terpenting apabila telah terjadi fraud adalah pembuktian kesengajaan dari tindakan fraud fraud tersebut. Apabila terdapat kejadian/kecurangan kejadian/kecurangan atas transaksi atau aktivitas yang merugikan perusahaan dan dilakukan dengan pola tertentu yang t elah dirancang secara memadai maka hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kesengajaan dalam kejadian tersebut dan dapat dinyatakan kejadian tersebut sebagai fraud.
SINONIM : PENIPUAN, PENCURIAN, PENCURIAN, DAN PENGGELAPAN Penipuan, pencurian, penyalahgunaan wewenang, ketidakwajaran, kejahatan kerah putih dan penggelapan merupakan jenis kata-kata yang sering digunakan secara bergantian. Walaupun seluruhnya seluruhnya memiliki memiliki kesamaan, kesamaan, namun dari sisi hukum sama sekali tidak sama. Misalnya, Misalnya, dalam hukum Inggris, Inggris, pencurian pencurian diartikan sebagai mengambil mengambil dan membawa hak milik orang lain dengan dengan
1
maksud untuk memilikinya, dalam pencurian tersebut pencurinya memiliki barang yang secara hukum bukan miliknya. Sedangkan dalam penggelapan, pelaku secara sah merupakan pemilik barang/properti namun digunakan digunakan oleh orang lain RISET KLASIK TENTANG TENTANG FRAUD FRAUD Fraud secara substansial sangat merugikan baik bagi masyarakat maupun dari segi bisnis secara individual, namun hanya sedikit orang yang yang mengerti tentang fraud tersebut. Untuk mengerti falsafah fraud serta ruang lingkup dan bagaimana fraud tersebut, maka diperlukan literatur-literatur terkait dengan dengan fraud. fraud. Fraud Fraud biasan biasanya ya dipers dipersama amakan kan dengan dengan kejaha kejahatan tan kerah putih, putih, hal ini antara antara lain disampaikan oleh Edwin H. Sutherland dalam White Collar Crime; Donald R. Cressey dalam Other People’s Money; Norman Jaspan dan Hillel Black dalam The Thief in The Whit Collar; dan Frank E. Hartung dalam Crime, Law, and Society. SEGITIGA FRAUD FRAUD Untuk mencegah, mendeteksi dan merespon adanya fraud, maka kita harus mengerti mengapa seseorang melakukan fraud. Salah satu model untuk mengerti perilaku fraud adalah Segitiga Cressey. Pada Pada Tahun Tahun 195 1950 0 Cressey Cressey dalam dalam diserta disertasin sinya, ya, bersam bersama-s a-sama ama dengan dengan Suther Sutherlan land d melaku melakukan kan wawancara kepada 200 narapidana yang melakukan penggelapan, dan menyimpulkan bahwa dalam setiap fraud terdapat tiga hal yang sama yaitu (1) tekanan (dhi dapat berupa motivasi dan biasanya kebutuhan kebutuhan sendiri); sendiri); (2) rasionalisasi (dari etika); dan (3) pengetahu pengetahuan an dan kesempatan kesempatan untuk melakukan kejahatan. Tekanan (Pressure) Tekanan atau motivasi merupakan kejadian yang terjadi dalam kehidupan pribadi seseorang sehingga mengak mengakibat ibatkan kan orang orang terseb tersebut ut memili memiliki ki kebutu kebutuhan han yang yang sangat sangat mendes mendesak ak yang yang pada pada akhirn akhirnya ya mendorong mendorong sesorang sesorang tersebut untuk melakukan melakukan pencurian. pencurian. Kebutuhan Kebutuhan tersebut tersebut biasanya dalam bentuk kebutuhan keuangan, misalnya seorang penjudi akan sangat membutuhkan uang yang banyak untuk memenuhi kebiasaannya tersebut sehingga melakukan pencurian untuk memenuhinya. Namun selain karena kebutuhan, dapat juga karena keserakahan yang mendorong orang-orang yang telah berkecukupan untuk melakukan fraud. Selain tekanan finansial, fraud fraud juga dapat terjadi terjadi karena tekanan sosial dan politik. Seseorang dapat melakukan fraud agar posisinya dalam kekuasaan dapat diamankan, maka acapkali dia berbohong mengenai pandangannya terhadap sesuatu atau hal yang dilakukannya di masa lalu, atau fraud yang dilakukan untuk memenuhi status sosialnya sebagai orang kaya. Rasionalisasi Rasionalisasi merupakan alasan-alasan yang diungkapkan oleh pelaku fraud sebagai pembenaran atas tindakan tindakan yang dilakukannya. dilakukannya. Misalnya: Misalnya: karena gajinya gajinya kecil sedangkan tugasnya tugasnya berat maka dia mengambil sesuatau dari perusahaan, ketika ketahuan mencuri maka akan beralasan bahwa dia hanya meminjam dan akan dikembalikan nanti, dan lain sebagainya. Kesempatan Dalam Dalam penelit penelitian iannya nya Cressy Cressy menyat menyataka akan n bahwa bahwa tindak tindakan an fraud fraud dapat dapat terjad terjadii karena karena adanya adanya pengetahuan dan kesempatan yang dimiliki oleh pelaku fraud. fraud. Pelaku biasanya memiliki pengetahuan atas kelemahan dari perusahaan dan kesempatan diperoleh karena pelaku berada dalam posisi yang sangat dipercaya di perusahaan perusahaan tersebut. Faktor utama dari kesempatan kesempatan seseorang dapat melakukan melakukan fraud adalah adalah pengendalian pengendalian intern dari perusahaan perusahaan tersebut. tersebut. Kesempatan Kesempatan tersebut tersebut akan membesar membesar ketika pengawasan dari manajemen perusahaan sangat longgar dan pengendalian internal perusahaan tidak memadai sehingga menimbulkan motivasi seseorang s eseorang untuk melakukan fraud. LINGKUP FRAUD FRAUD
2
Lingku Lingkup p terjad terjadiny inyaa fraud fraud adalah adalah di hampir hampir seluruh seluruh perusa perusahaa haan n meneng menengah ah sampai sampai dengan dengan perushaan yang besar. Dari hasil penelitian yang dilakukan ACFE selama tahun 1996 – 2008 pada perusahaan-perusahaan di Amerika menunjukkan bahwa fraud yang terjadi mencapai 6% dari pendapatan per tahun. Terkait dengan financial fraud, terdapat penelitian yang dilakukan oleh COSO dan hasilnya diterbitkan diterbitkan pada tahun 1998. Dalam penelitian penelitian tersebut, tersebut, dilakukan analisa analisa atas kasus-kasus kasus-kasus yang ditang ditangani ani SEC pada pada tahun tahun 198 1987-1 7-1997 997 dengan dengan hasil hasil yang yang menari menarik k yaitu yaitu kebany kebanyaka akan n fraud fraud pada pada perusahaan publik dilakukan oleh perusahaan kecil, dewan direktur didominasi oleh orang dalam dan berpengalaman, sekitar 83% dari kasus yang ada mengidentifikasikan fraud atas laporan keuangan dilakukan oleh eksekutif perusahaan, rata-rata fraud dilakukan diatas periode 23,7 bulan. Pada Tahun 2009 KPMG menerbitkan menerbitkan hasil survey yang dilakukan dilakukan pada 204 orang eksekutif eksekutif perusahaan dengan pendapatan perusahaan diatas $250 juta. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa resiko fraud meningkat ketika pengendalian atau program kepatuhan dalam perusahaan tidak memadai. memadai. Wilayah Wilayah yang sangat perlu ditingkatk ditingkatkan an adalah komunikasi komunikasi dan pelatihan pelatihan karyawan, karyawan, pemeriksaan dan teknik monitoring secara kontinyu dengan berdasarkan teknologi, dan asessment resiko fraud. Berdasarkan laporan dari survey yang dilakukan oleh ACFE menunjukkan bahwa kerugian yang diderita akibat fraud selama 1996 s.d 2008 adalah 6% dari pendapatan yang dilaporkan pada tahun 1996, 1996, 2002 dan 2004, 2004, 5% pada Tahun 2006, 2006, dan 7% pada Tahun 2008. Dengan Dengan demikian lingkup dari fraud adalah rata-rata sebesar 6% dari ekonomi Amerika Serikat.
CIRI – CIRI FRAUDSTERS Aspek kunci dari pencegahan dan pendektesian fraud adalah dengan memahami ciri pelaku kecurang kecurangan an ( fraudsters dilakukan. n. Pelaku Pelaku biasanya biasanya adalah adalah fraudsters) berdasarkan jenis fraud yang dilakuka orang yang sama sekali tidak dicurigai, sehingga menyebabkan fraud semakin sulit untuk dicegah ataupun dideteksi. Siapa yang Melakukan Fraud ? Beberapa Beberapa pandangan menyatakan menyatakan bahwa fraud terjadi karena adanya dorongan dari luar kepada sang pelaku, seperti ekonomi, ekonomi, persaingan, faktor politik dan sosial, serta kemiskinan. Namun pada kenyataannya, beberapa orang cenderung melakukan fraud walaupun tidak ada faktor eksternal. Menurut Gwynn Nettler ( Lying, ), pelaku kecurangan dan penipuan Lying, Cheating, and Stealing ), adalah sebagai berikut: a. Orang yang pernah pernah mengalami mengalami kegagalan kegagalan lebih mungkin mungkin untuk melakukan melakukan kecurangan kecurangan
b. Orang yang tidak disukai disu kai dan tidak menyukai dirinya sendiri sen diri lebih mungkin untuk menipu (licik) c. Orang Orang yang impulsif, impulsif, mudah digoda, digoda, dan tidak tidak sabar dalam memperol memperoleh eh sesuatu sesuatu lebih lebih mungkin terlibat didalam penipuan. d. Orang Orang yang memilik memilikii perasaan perasaan takut akan ditangkap ditangkap dan dihukum, dihukum, lebih tahan terhadap terhadap godaan untuk melakukan penipuan. e. Orang cerdas cerdas cenderung cenderung lebih jujur jujur daripada orang orang tidak tahu. tahu. Orang kelas kelas mengengah mengengah ke atas cenderung lebih jujur daripada orang kelas bawah f. Semakin Semakin mudah untuk untuk melakukan melakukan kecurangan kecurangan dan pencurian, pencurian, semakin semakin banyak banyak orang yang yang akan melakukannya. 3
g. MasingMasing-mas masing ing orang memili memiliki ki tingkat tingkat kebutuha kebutuhan n berbeda berbeda yang akan mendorong mendorong untuk berbohong, berbuat berbu at curang, atau mencuri h. Kebohon Kebohongan, gan, Kecurangan Kecurangan,, dan Pencuri Pencurian an meningk meningkat at ketika ketika seseora seseorang ng memili memiliki ki tekanan tekanan yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan i. Perjuangan Perjuangan untuk untuk bertahan dapat menyebabkan menyebabkan ketidakjuj ketidakjujuran. uran.
Perbuatan kebohongan, kecurangan, dan pencurian di tempat kerja dalam berbagai situasi diikuti dengan: 1. Vari Variabe abell Persona Personall •
Bakat / Kemampuan
•
Sikap / Pilihan
•
Kebutuhan / Keinginan Pribadi
•
Nilai / Keyakinan
2. Variabe Variabell Organisa Organisasi si •
Ruang lingkup pekerjaan
•
Peralatan / Pelatihan yang disediakan
•
Sistem pemberian penghargaan
•
Kualitas manajemen dan supervisi
•
Kejelasan tanggung jawab peran
•
Kejelasan tujuan pekerjaan
•
Kepercayaan antar pribadi
•
Motivasi dan iklim etika kerja (nilai dan etika dari atasan dan rekan kerja)
3. Variabe Variabell Eksterna Eksternall •
Tingkat kompetisi di dalam industri
•
Kondisi perekonomian
•
Nilai-nilai di dalam masyarakat masyaraka t (etika persaingan, persaingan , sosial, dan model politik)
Mengapa Karyawan Melakukan Kebohongan, Kecurangan, dan Pencurian di Tempat Kerja? Terdapat 25 alasan atas kejahatan karyawan yang sering ditemukan, antara lain:
4
1.
Karya Karyawan wan perca percaya ya bah bahwa wa dia dia bisa bisa lolo loloss
2.
Karyawan Karyawan berpi berpikir kir bahwa bahwa dia sangat sangat memb membutuh utuhkan kan atau atau mengingi menginginkan nkan uang uang tersebut tersebut
3.
Karyawan Karyawan meras merasaa frustasi frustasi atau atau tidak tidak puas dengan dengan beberap beberapaa aspek aspek pekerjaan pekerjaannya nya
4.
Karya Karyawan wan merasa merasa frusta frustasi si atau tidak tidak puas puas dengan dengan bebera beberapa pa aspe aspek k kehid kehidupa upan n pribad pribadii yang tidak terkait dengan pekerjaannya
5.
Karyawan Karyawan meras merasaa terteka tertekan n oleh atasan atasan dan dan ingin ingin melakuka melakukan n pembala pembalasan san
6.
Karyawan Karyawan tidak tidak peduli peduli atas kons konsekue ekuensi nsi jika jika tertang tertangkap kap
7.
Karyawan Karyawan berpikir berpikir “Semua “Semua orang orang melaku melakukann kannya, ya, kenapa kenapa saya saya tidak tidak?” ?”
8.
Karyawan Karyawan berpik berpikir ir “Keuntun “Keuntungan gan perusaha perusahaan an sangat sangat banyak, banyak, mencuri mencuri sedikit sedikit tidak tidak akan menyakiti siapapun”
9.
Kary Karyaw awan an tida tidak k tahu tahu baga bagaim iman anaa meng mengat atur ur keua keuang ngan anny nyaa send sendir iri, i, sehi sehing ngga ga sela selalu lu bangkrut dan bersiap ber siap untuk mencuri
10. Karya Karyawan wan mera merasa sa bahwa bahwa perbua perbuata tan n terse tersebut but adala adalah h tanta tantanga ngan n buk bukan an hanya hanya untuk untuk keuntungan ekonomi 11. Karyawan kehilanga kehilangan n masa kecil karena karena masalah masalah ekonomi, sosial, sosial, maupun maupun budaya 12. Karyawan merasakan merasakan kekosongan kekosongan dalam dalam kehidupan pribadinya pribadinya dan dan membutuhkan membutuhkan cinta, perhatian, dan persahabatan per sahabatan 13. Karyawan tidak tidak memiliki memiliki pengendalian pengendalian diri dan mencuri mencuri diluar diluar dari keterpaksaan keterpaksaan 14. Karyawan percaya percaya temannya temannya di tempat tempat kerja telah mengalami mengalami penghinaan, penghinaan, penganiayaan penganiayaan atau diperlakukan secara tidak adil 15. Karyawan malas malas yang tidak tidak mau bekerja keras keras untuk mendapatkan mendapatkan apa yang yang dia inginkan inginkan 16. Pengenda Pengendalia lian n internal internal organisasi organisasi yang sangat sangat longgar sehingga sehingga membuat membuat setiap setiap orang orang tergoda untuk mencuri 17. Tidak pernah pernah ada yang di tuntut tuntut karena karena mencuri mencuri dari dari organisasi organisasi 18. Sebagian besar besar karyawan karyawan yang mencuri mencuri tertangkap tertangkap secara tidak tidak sengaja sengaja daripada karena karena adanya audit atau sistem. Karena itu rasa takut tertangkap bukan menjadi halangan untuk terjadinya pencurian 19. Karyawan tidak tidak didorong didorong untuk mendiskusikan mendiskusikan masalah masalah pribadi pribadi atau keuangan keuangan di tempat tempat kerja atau untuk mencari saran dan nasihat dari manajemen mengenai hal-hal tersebut 20. Pencuria Pencurian n oleh karyawan karyawan merupak merupakan an situasi situasi yang situasion situasional. al. Setiap Setiap pencuri pencurian an terjadi terjadi pada kondisi tertentu terten tu dan setiap pelaku mempunyai motifnya masing-masing masing- masing
5
21. 21. Kary Karyaw awan an menc mencur urii untu untuk k alas alasan an apap apapun un yang yang mu munc ncul ul yang yang dapa dapatt dipi dipiki kirk rkan an dan dan dibayangkan. 22. Karyawan Karyawan tidak tidak pernah masuk penjara penjara atau tuntutan tuntutan yang keras untuk dipenjara dipenjara karena karena melakukan pencurian, penipuan, atau penggelapan dari pemberi kerja mereka 23. Manusia adalah mahluk mahluk yang yang lemah dan rentan rentan terhadap terhadap dosa 24. Karyawan masa sekarang sekarang memiliki memiliki moral, moral, etika, etika, dan kerohanian kerohanian yang buruk buruk 25. Karyawan cenderung cenderung untuk untuk mengikuti mengikuti atasan mereka, mereka, kalau atasan atasan mereka mencuri mencuri atau berbuat curang, maka mereka mere ka juga cenderung untuk melakukannya. Agar dapat menghindari hal-hal tersebut, maka hukum harus dilaksanakan dengan baik, yaitu hukum harus rasional, adil dalam penerapannya, dan diterapkan secara cepat dan efisien. Kebijakan perusahaan terkait hal tersebut harus rasional, adil, dan ditujukan sepenuhnya untuk untuk kepen kepenti tinga ngan n ekono ekonomi mi perus perusah ahaan aan.. Perbu Perbuata atan n yang yang menye menyebab babkan kan kehil kehilang angan, an, kerusakan atau kehancuran yang substansial atas aset perusahaan cukup serius untuk dilarang dan dihukum. Hukuman yang diberikan harus setimpal dan dapat menyebabkan efek jera, karena pada kenyataannya, kejahatan kerah putih masih terus terjadi karena hukuman yang diberikan atau konsekuensi atas perbuatan yang dilakukan masih dibawah ambang batas yang dapat diterima Pencuri High-Level Pencuri High-Level dan dan Low-Leve Low-Level l Pencurian pada tingkat yang lebih tinggi pada organisasi lebih mudah dilakukan karena dapat melewa melewati ti kontrol kontrol perusaha perusahaan. an. Pencuri Pencurian an yang dilakuk dilakukan an oleh manajer manajer cenderun cenderung g lebih lebih banyak daripada yang y ang dilakukan oleh personel kelas rendah. renda h. Associa Ass ociation tion of Certif Certified ied Fraud Fraud Examin Examiner er (ACFE) (ACFE) Report Report To The Nation Nation (RTTN) (RTTN) telah mengumpulkan ciri-ciri pelaku kecurangan berdasarkan survey yang dilakukan oleh CFE’s. Semakin besar fraud dalam segi biaya dan kehilangan, dilakukan oleh fraudster yang (a) telah lama bekerja di perusahaan, perusahaan, (b) memiliki memiliki penghasilan yang tinggi, (c) biasanya pria, (d) usia usia di atas atas 60 tahun tahun,, (e) berpen berpendid didika ikan n tingg tinggi, i, (f) tidak tidak bekerj bekerjaa sendi sendiri ri,, dan (g) tida tidak k memiliki catatan kriminal. Sedangkan fraud yang lebih sering terjadi adalah fraud yang dilakukan dilakukan oleh fraudster dengan dengan ciri-ci ciri-ciri ri yang berbeda, berbeda, yaitu yaitu (a) telah lama bekerja bekerja di perusahaan, (b) memiliki penghasilan yang rendah, (c) bisa pria atau wanita, (d) usia antara 41 sampai dengan 50 tahun, (e) lulusan sekolah menengah/kejuruan, (f) bekerja sendiri, dan (g) biasanya tidak memiliki catatan kriminal. Hall and Singleton juga memberikan ciri-ciri yang hampir sama secara general mengenai fraudster , yaitu (a) memiliki peran penting di perusahaan, (b) biasanya pria, (c) usia di atas 50 tahun, (d) telah menikah, dan (e) berpendidikan yang tinggi. Ciri-ciri tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh ACFE RTTN, sehingga dapat disimpulkan bahwa penjahat kerah putih tidak terlihat seperti kriminal SIAPA YANG PALING SERING MENJADI KORBAN FRAUDSTER? FRAUDSTER? Pengendalian untuk melindungi dari fraud baik dari dalam maupun luar (vendor, supplier, atau kontraktor) haruslah memadai. Pengendalian tidak hanya dilakukan dari atas namun juga harus harus ada dukungan dukungan dari bawah. bawah. Pihak Pihak petinggi petinggi perusahaan perusahaan harus harus dapat memperca mempercayai yai bawahannya agar tercipta loyalitas dan kejujuran, karena rasa tidak percaya dari petinggi perusahaan kepada bawahannya biasanya menyebabkan terjadinya fraud . Namun, kepercayaan penuh tanpa adanya akuntabilitas juga merupakan benih terjadinya fraud .
6
Bukti empiris menunjukkan bahwa faktor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya fraud adalah karena kurangnya pemisahan tugas tanpa adanya pengendalian yang memadai biasanya terjadi pada perusahaan kecil. Sehingga biasanya perusahaan kecil memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya fraud . PENGKLASIFIKASIAN FRAUD PENGKLASIFIKASIAN Hampir seluruh survei tentang fraud memiliki memiliki sistem yang berbeda dalam pengklasifikasian pengklasifikasian fraud. Sementara beberapa memiliki kesamaan, beberapa yang lainnya menimbulkan masalah dalam kegiatan antifraud . Pengelompokan Pengelompokan Secara Umum Atas Frauds a. Inves Investo torr dan Konsu Konsume men n Frauds
dapat terjadi terjadi pada penjual, penjual, kreditor kreditor,, investor investor,, pemasok pemasok,, bankir, bankir, Fraud dapat pemerintah. b. Fraud Pidana dan Perdata
atau atau otorita otoritass
Pidana na memb membutu utuhka hkan n buk bukti ti adanya adanya keingi keingina nan n untuk untuk mela melakuk kukan an penipu penipuan, an, Fraud Pida sedangkan fraud perdata harus ada kerugian yang diderita korban. c. Fraud yang menguntungkan dan merugikan perusahaan Fraud perusahaan dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu (1) fraud yang merugikan perusahaan, dan (2) fraud yang menguntungkan perusahaan. d. Fraud dari dalam dan dari luar perusahaan Fraud yang dilakukan oleh perusahaan atau manajemen dikategorikan sebagai internal sedangkan n fraud eksterna eksternall adalah adalah yang dilakuka dilakukan n oleh oleh vendor, vendor, pemasok, pemasok, dan fraud , sedangka kontraktor. e. Manajem Manajemen en dan Non-M Non-Manaj anajeme emen n Fraud Fraud terjadi pada setiap level perusahaan, tidak hanya dilakukan oleh tingkat eksekutif (pemilik perusahaan), namun juga dilakukan oleh manajer perusahaan. Kategori Frauds Secara Spesifik Seperti yang telah dikemukakan di awal, fraud adalah perbuatan yang secara sadar untuk melakukan melakukan penipuan/kecuranga penipuan/kecurangan. n. Berdasarkan Berdasarkan jenis fraud yang dilakuk dilakukan, an, maka secara secara spesifik fraud fraud memiliki banyak istilah lainnya, antara lain:
7
•
Accounts payable fabrication
•
Accounts receivable lapping
•
Bank fraud
•
Bid rigging
•
Cash lapping
•
Check forgery
•
Check kiting
•
Consumer fraud
•
Credit card fraud
•
Duplicity
•
Forged documents
•
Industrial espionage
•
Infringement of copyrights
•
Expense account fraud
•
False identity
•
False information
•
Insurance fraud
•
Material misstatement
•
Overbilling
•
Price fixing
•
Procurement fraud
•
Wire fraud
•
dan sebagainya.
Hal tersebut menunjukkan betapa sulitnya untuk mengklasifikasikan fraud secara spesifik. KATEGORI DAN SPESIFIKASI FRAUD
8
Fraud merupakan bentuk penipuan yang dilakukan dengan sengaja, umumnya berupa suatu keboho kebohonga ngan n atau atau penip penipuan uan.. Akan Akan teta tetapi pi pencu pencuria rian n denga dengan n tipu tipu daya daya dan pengge penggela lapan pan terkadang juga dikategorikan sebagai suatu fraud. Unsur utama fraud ialah landasan sama yang mereka bagi. Adapun klasifikasi dari fraud antara lain sebagai berikut: Fraud yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan, yaitu: Penyimpangan kas dan pencurian • •
Pemalsuan pengesahan cek
•
Manipulasi piutang seperli lapping dan manipulasi atas tagihan piutang
•
Manipulasi hutang seperti meningkatkan tagihan dari vendor.
•
Manipulasi daftar gaji seperti menambah jumlah pegawai yang sebenarnya tidak ada.
•
Manipul Manipulasi asi persedi persediaan aan seperti seperti mengkla mengklasifi sifikasi kasikan kan persedia persediaan an sebagai sebagai persedi persediaan aan yang
•
telah usang, rusak atau barang sampel. Suap oleh vendor, penyalur dan kontraktor kepada karyawan.
Fraud yang dilakukan oleh pihak luar Fraud yang dilakukan oleh vendor, penyalur dan kontraktor, seperti mengganti barang •
dengan mutu yang lebih rendah, penagihan ganda, penagihan tetapi pengiriman kepada tempat yang lain. •
Korupsi yang dilakukan oleh karyawan vendor, Penyalur, dan kontraktor
•
Korupsi yang dilakukan oleh pelanggan
Frauds yang dilakukan oleh perusahaan Merekay Merekayasa asa keuntung keuntungan an dengan dengan cara memanip memanipulas ulasii penjuala penjualan, n, menilai menilai terlalu terlalu rendah rendah •
•
beban, losses dan kewajiban yang tidak dilaporkan, menunda pencatatatn pengembalian penjualan. Cek kitting
•
Price fixing
•
Penipuan terhadap pelanggan seperti mengganti dengan material yang lebih murah.
•
Melanggar peraturan bidang pemerintah
•
Korupsi oleh pelanggan
•
Korupsi pada bidang politik
•
Tambahan biaya atas kontrak pemerintah
FRAUD TREE ACFE telah mengembangkan mengembangkan suatu model untuk menggolongkan menggolongkan fraud yang dikenal sebagai fraud tree, yang menggolongkan sekitar empat puluh sembilan skema fraud yang berbeda yang dikelompokkan pada kategori dan subkategori. Ke tiga kategori utama adalah ( 1) pernyataan yang tidak benar fraudulent (fraudulent statements), ( 2) Penyalahgunaan aset, dan ( 3) korupsi. biasanya dilaksa dilaksanaka nakan n oleh para eksekuti eksekutif. f. Merupaka Merupakan n fraud fraud yang fraudulent statements biasanya mengaki mengakibatk batkan an kerugia kerugian n yang paling paling tinggi tinggi namun namun jarang jarang terjadi terjadi.. Para Para eksekuti eksekutiff yang melakukan fraud biasanya didorong oleh motivasi yang berhubungan dengan harga saham di bursa saham. Penyalahgunaan Aset biasanya dilaksanakan oleh karyawan dan meliputi sejumlah besar rencana berbeda. Hal ini merupakan fraud yang paling umum terjadi akan tetapi tidak mengakibatkan biaya yang tinggi. Hal ini disebabkan fraud yang dilakukan merupakan transaksi yang tidak terlalu penting, terutama transaksi yang dilaksanakan oleh
9
indiv individu idu,, fraud fraud ini ini sulit sulit untuk untuk didet dideteks eksii oleh oleh pemeri pemeriksa ksa inter intern n ketika ketika dila dilaksa ksana nakan kan pengawasan internal. Korup Korupsi si meli melibat batkan kan sejum sejumla lah h rencan rencana, a, sepert sepertii penyua penyuapa pan n dan dan pemera pemerasan san,, yang yang pada pada umumnya melibatkan seseorang di dalam perusahaan dan bekerjasama dengan seseorang di luar perusahaan, walaupun salah satu pihak tidak secara suka rela melaksanakannya. ACFE menggunakan Fraud tree karena dapat digunakan untuk mencegah terjadinya fraud. Contohnya, penyalahgunaan aset adalah kelompok fraud paling mungkin terjadi. Fraud ini akan dilakukan oleh karyawan garis depan yang berada pada posisi dipercaya. Namun jumlah kerugian yang terjadi tidak sebesar kelompok fraud lain. Jadi akan lebih baik jika entitas mempekerjakan fungsi audit internal untuk mengatasi kelompok fraud ini karena fraud ini tidak material, sehingga tidak perlu menggunakan auditor eksternal untuk mendeteksinya namun kelompok fraud ini sering terjadi sehingga tidak dapat diabaikan. EVOLUSI DARI FRAUD Kebanyakan fraud mengikuti suatu pola atau langkah-langkah di dalam proses terjadinya fraud. Ada perbedaan yang dipertimbangkan tergantung pada jenis fraud. Sebagai contoh, suatu skema fraud adalah ‘‘tidak mencatatnya pada buku’’ oleh karena itu fraud tersebut tidak tidak perlu perlu dirahasi dirahasiakan akan.. Demiki Demikian an juga, juga, motivas motivasii untuk untuk financial statement fraud pada umumnya sangat berbeda dari penipuan penyalahgunan penyalahgunan aset. Suatu evolusi umum pada suatu fraud antara lain sebagai berikut: (1) Motivasi, (2) Kesempatan, (3) Dalih, Pembenaran, (4) Melaksanakan fraud, (5) Mengkonversi aset menjadi kas, (6) menyembunyikan kejahatan, (7) red flag, (8) Timbul kecurigaan atau mulai ditemukan, (9) Menentukan prediksi bahwa terjadi fraud, (10) teori/hipotesis/asumsi tentang fraud yang terjadi (11) investigasi terhadap fraud, (12) membuat membuat laporan laporan atas investig investigasi. asi. (13) Disposis Disposisi; i; pemutus pemutusan an kerja kerja (14) Disposis Disposisi; i; Penuntutan (15) Pengadilan, penyajian bukti di pengadilan.
10
View more...
Comments