Resum Buku Psikologi
July 2, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Resum Buku Psikologi...
Description
Resume buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmat BAB 1 APAKAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI ITU? Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya Ku rangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Dalam sejarah perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi dipelajari bermacam-macam disiplin ilmu, antara lain sosiologi dan psikologi. Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi Hovland, Janis, dan Kelly, semuanya psikolog, men definisikan komunikasi sebagai ”the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience). Dance mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang -lambang verbal.” Kamus psikologi, menyebutkan enam pengertian komunikasi. 1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara. 2. Penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme. 3. Pesan yang disampaikan 4. (Teori Komunikasi) Proses yang dilakukan satu sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan. 5. (K.Lewin) Pengaruh suatu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan peribahan yang berkaitan pada wilayah lain. 6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi. Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Pada diri komunikasi, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku p erilaku komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya: Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak? Psikologi juga tertarik pada komunikasi diantara individu: bagaimana pesan pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lainnya. Komunikasi boleh ditujukan untuk memberikan informasi, menghibur, atau mempengaruhi. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilaku orang lain melalui pendekatan psikologis. Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi Komunikasi begitu esensial dalam masyarakat, sehingga setiap orang yang belajar tentang manusia mesti sesekali waktu menolehnya. Komunikasi telah ditelaah dari berbagai segi: antropologi, biologi, ekonomi, sosiologi, linguistik, psikologi, p sikologi, politik, matematik, engineering, neurofisiologi, filsafat, dan sebagainya. Sosiologi mempelajari komunikasi k omunikasi dalam konteks interaksi sosial, dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Colon Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi sebagai, ”usaha untuk membuat suatu satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai tujuan.” Psikologi juga meneliti kesadaran dan pengalaman manusia. Psikologi pertama mengarahkan perhatiannya pada perilaku manusia dan mencoba menyimpulkan proses kesadaran yang
menyebabkan terjadinya perilaku manusia itu. Bila sosiologi melihat komunikasi pada interaksi sosial, filsafat pada hubungan manusia dengan realitas lainnya, psikologi pada perilaku individu komunikan. Fisher menyebut 4 ciri pendekatan psikologi pada komunikasi: Penerimaan stimuli secara indrawi (sensory reception of stimuli), proses yang mengantarai stimuli dan respon (internal meditation of stimuli), prediksi respon (prediction of response),dan peneguhan respon (reinforcement of responses). Psikologi komunikasi juga melihat bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon yang terjadi pada masa yang akan datang. George A.Miller membuat definisi psikologi yang mencakup s emuanya: is the science psikologi that attempts to describe, predict, and control mental andsemuanya: behavioralPsychology event. Dengan demikian, komunikasi adalah imu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan persistiwa mental dan behavioral dalam komunikasi. Peristiwa mental adalah ”internal meditation of stimuli”, sebagai akibat berlangsungya komunikasi. Komunikasi adalah peristiwa sosial – peristiwa yang terjadi ketika manusa berinteraksi dengan manusia yang lain. Peristiwa sosial secara psikologis membawa kita pada psikologi sosial. Pendekatan psikologi sosial adalah juga pendekatan psikologi komunikasi. Penggunaan Psikologi Komunikasi Tanda-tanda komunikasi efektif menimbulkan 5 hal : 1. Pengertian: Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator 2. Kesenangan: Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan. 3. Mempengaruhi sikap: Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikate. Persuasi didefiniksikan sebagai ”proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya k ehendaknya sendiri. 4. Hubungan sosial yang baik: manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif. Abraham Maslow menyebutnya dengan ”kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”. ”belon gingness”. William Schutz merinci kebutuhan dalam tiga hal: kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion), pengendalian dan kekuasaan (control), cinta serta rasa kasih sayang (affection). 5. Tindakan: Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan melahi rkan tindakan yang dihendaki. Menimbukan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling pal ing penting, karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubahan sikap, atau menumbuhkan hubungan yang baik. BAB 2 KARAKTERISTIK MANUSIA KOMUNIKAN Di Yunani, sejak abad VI S.M., terkenal sebuah tempat pemujaan Apollo di Delphi Delphi.. Ke tempat inilah raja-raja dan rakyat banyak meminta nasihat. Seorang pendeta wanita duduk di atas kursi yang dipenuhi asap dari sajian pemujaan. Dalam keadaan “fana” (trance), ia menjawab pertanyaan-pertanyaan pengunjung dari masalah kontes lagu sampai urusan agama dan politik. Ketika penjahat-penjahat di koloni lucri meminta nasihat bagaimana mengatasi kekacauan, orakel Delphi menjawab: “Buat hukum bagimu.” Ketika orang -orang bertanya siapa manusia paling bijak, dewa Apollo melalui mulut pendeta Delphi menjawab: “Socrates”. Dari Delphi menyebar motto yang terkenal: Gnothi Seauthon (kenalilah dirimu). Motto ini mengusik para filusuf untuk mencoba memahami dirinya, d irinya, sehingga motto inilah yang mendorong filsafat di Yunani. Gnothi Seauthon Se authon – Kenalilah Dirimu! Ternyata motto ini masih tetap relevan buat kita, sebelum kita lebih banyak bercerita tentang komunikasi. Pemeran utama
dalam proses komunikasi justru pada prilaku manusia komunikan. Tugas ahli linguistiklah untuk membahas komponen-komponen yang membebtuk struktur pesan. Tugas ahli tekniklah untuk u ntuk menganalisa berapa banyak “noise” terjadi di jalan sebelum pesan sampai pada komunikate, dan berapa banyak pesan yang hilang. Psikolog mulai masuk ketika membicarakan bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya, bagaimana manusia memproses pesan yang diterimanya, bagai mana cara berpikir dan cara melihat manuisia dipengaruhi lambang-lambang yang dimiliki. Fokus psikologi komunikasi adalah Manusia Komunikan. Konsepsi Psikologi Manusia Banyak teoritentang dalam ilmu komunikasi dilatar belakangi be lakangi konsepsi-konsepsi psikologi tentang manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psikoanalisis yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan-keinginan terpendam (homo volens). Teori “jarum hipodermik” (yang menyatakan media massa sangat berpengaruh) dilandasi konsepsi behaviorisme yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakan semaunya oleh lingkungan (homo mechanicus). Teori pengolahan informasi jelas dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Teori-teori komunikasi interpersonal banyak dipengaruhi konsepsi psikologi humanistik yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens). Walaupun psikologi telah banyak melahirkan teori-teori teori -teori tentang manusia, tetapi empat pendekatan yang dicontohkan diatas adalah yang paling dominan: psikoanalisis, behaviorisme, psikologi kognitif, dan psikologi humanistik. Setiap pendekatan ini memandang manusia dengan cara berlainan. Karakteristik manusia tampaknya merupakan sintesis dari keempat pendekatan itu. Sekali waktu ia menjadi makhluk yang secara membuta menuruti kemauanya, pada waktu yang lain l ain ia menjadi makhluk yang berpikir logis. Pada satu saat ia menyerah bulat-bulat pada proses pelaziman (conditioning) yang diterimanya dari lingkungan, pada saat lain ia berusaha mewarnai lingkungannya dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya. Konsepsi Manusia dalam Psikoanalisis Kita mulai dengan psikoanalisis, karena dari seluruh aliran psikologi, psikoanalisis secara tegas memperhatikan struktur jiwa manusia. Sigmund Freud, pendiri psikologi p sikologi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia, bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah (Asch,1959:17). Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga sistem dalam kepribadian manusia Id, Ego, dan Superego. Id adalah bagian kepribadiaan yang menyimpan dorongandorongan biologis manusia - pusat instink (hawa nafsu – dalam kamus agama ). Ada dua instink dominan:yang (1) Libido menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatn – instink manusia konstruktif; (2)reproduktif Thanatos -yang instink destruktif dan agresif. Yang pertama juga disebut instink kehidupan (eros), yang dalam konsep Freud bukan hanya meliputi dorongan seksual, tetapi juga segala hal yang mendatangkan kenikmatan termasuk termasuk kasih ibu, pemujaan pada Tuhan, dan cinta diri. Bila yang pertama adalah instink kehidupan, yang kedua merupakan instink kematian. Semua motif manusia adalah gabungan antara Eros dan thanatos. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingi segera memenuhi kebutuhannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani manusia. Walaupun Id mampu melahirkan keinginan, ia tidak mampu memuaskan keinginannya. Subsistem yang kedua – ego – berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu menundukan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pada pribadi yang normal). Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (Reality principle). Ketika Id mendesak supaya anda membahas ejekan dengan sjekan lagi, ego memperingatkan anda bahwa lawan anda adalah “Bos” yang dapat memecat anda. Kalau anda mengikuti desakan Id, anda
konyol. Anda pun baru ingat bahwa tidak baik melawan atasan. Unsur moral dalam pertimbangan terakhir disebut Freud sebagai superego, superego adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal. Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kurtural masyarakatnya. m asyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan dalam alam bawah sadar. Baik Id maupun superego berada dalam bawah sadar manusia. Ego berada di tengah, antara memenuhi desakan Id dan peraturan superego. Untuk mengatasi ketegangan, ia dapat menyerah pada tuntutan Id, tetapi berarti dihukum di hukum superego denagn bersalah. mekanisme Untuk menghindari ketegangan, konflik, atau frustasi ego secara tidak sadarperasaan lalu menggunakan pertahanan ego, dengan mendistorsi realitas. Secara singkat, dalam psikoanalisis prilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai). Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksisme (yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan juga psiloanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak nampak). Behaviorisme ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, kerena menurut mereka seluruh perilaku manusia – kecuali instink – adalah hasil belajar. Belajaer artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh fakor-faktor lingkungan. Dari sinilah timbul konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus). Behaviorisme amat menentukan perkembangan psikologi – terutama dalam eksperimeneksperimen. Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, sebuah meja lilin (tabula rasa) yang siap dilukis oleh pengalaman. Dari Aristoteles, Jhon Locke (1632-1704), tokoh empirisisme Inggris, meminjam konsep ini. Menurut kaum empiris, em piris, pada waktu lahir manusia tidak memiliki “warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Bukankah idea yang menghasilkan pengetahuan, tetapi kedua-duanya adalah produk pengalaman. Secara psikologis, ini berarti seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan, bukan penyebab perilaku tetapi disebabkan perilaku masa lalu. Salah satu kesulitan empirisme dalam menjelaskan gejala psikologi timbul ketika orang membicarakan apa yang mendorong manusia berprilaku tertentu. Hedonisme, salah satu paham filsafat etika, memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak be rgerak untuk memenuhi kepentingan dirinya, mencari kesenangan dan menghindari penderitaan. Dalam utilitarianisme, seluruh perilaku manusia tunduk pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan utilitarianisme dan hedonisme, kita menemukan apa yang disebut sebagai behaviorisme (Goldstein, 1980:17). Sejak Thondike dan Watson sampai sekarang, kaum behavioris berpendirian: organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman; dan perilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Asumsi ini ditambah lagi denagn sumbangan biologi abad XIX: manusia hanyalah kelanjutan dari organisme yang lebih rendah. Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dalam membentuk perilaku, menyiratkan betapa plastinya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apapun dengan menciptakan lingkungan yang relevan. Watson pernah sesumbar: (berikan padaku selusi anak-anak sehat, tegap, dan berikan dunia yang aku atur sendiri untuk memelihara mereka. Aku jamin, aku sanggup mengambil seorang anak sembarang saja, dan mendidiknya menjadi tipe spesialis yang aku pilih – dokter, pengacara, seniman, saudagar, dan
bahkan pengemis, dan pencuri, tanpa memperhatikan bakat, kecenderungan, k ecenderungan, tendensi, kemampuan, pekerjaan, dan ras orang tuanya). (J.B. Watson, 1934:104) 1934 :104) Ucapan ini dibuktian Watson dengan satu eksperimen bersama Rosalie Rayner di John Hopkins; tujuannya menimbulkan dan menghilangkan rasa takut. Subyek eksperimennya adalah Albert B., bayi sehat berusia 11 bulan yang tinggal di rumah perawat di situ. Albert menyayangi tikus putih itu. Sekarang takut ingin diciptakan. Ketika Albert menyentuh tikus itu lempengan baja dipulul keras tepat dibelakang kepalanya. Albert tersentak, tersungkur dan menelupkan m enelupkan mukanya di atas kasur. Proses ini diulangi: kali kemudian, tikus diberikan Alberttikus ragu-ragu dan menarik tangannya ketika hidung tikus itu ketika m enyentuhnya. menyentuhnya. Padakepadanya, keenam kalinya, diperlihatkan dengan suara keras pukulan baja. b aja. Rasa takut Albert betambah, dan ia menangis. Akhirnya, kalu tikus itu muncul – walauun tanpa ada suara keras – Albert mulai menagis, membalik, dan berusaha menjauhi tikus itu, kelak, ia bukan saja takut pada tikus, juga kelinci, anjing, baju berbulu, dan apa saja yang memiliki kelembutan seperti tikus. Albert yang malang sudah menjadi patologis. Watson W atson dan Rayner bermaksud menyembuhkannya kembali, bila mungkin, Albert dan ibunya meninggalkan rumah perawatan dan nasib Albert tidak diketahui (Hunt, 1982:62). Eksperimen Albert bukan saja membuktikan betapa mudahnya membentuk atau mengendalikan manusia, tetapi jga melahirkan metode me tode pelaziman klasik (classical conditioning). Diambil dari Sechenov (1829 - 1905) dal Pavlov (1849 - 1936), pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisi yang melahirkan perilaku tertentu (uncon (unconditioned ditioned response) yang setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respon terkondisikan. Dalam eksperimen diatas tikus yang netral berubah mendatangkan rasa takut setelah setiap kehadiran tikus dilakukan pemukulan batangan baja (unconditioned stimulus). Skinner menambahkan jenis pelaziman yang lain. Ia menyebutnya operant conditioning. Kali ini subyeknya burung merpati. Skinner menyimpannya pada sebuah kotak. Merpati disuruhnya bergerak sekehendaknya. Suatu saat kakinya menyentuh tombol kecil pada pa da dingding kotak. Makanan keluar dan merpati bahagia. Mula-mula merpati tidak tahu hubungan antara tombol kecil dan makanan. Sejenak kemudian, merpati tidak sengaja menyentuh tombol, dan makanan turun lagi. Sekarang, bila merpati ingin makan, ia mendekati dinding dan menyentuh tombol. Sikap manusia seperti itu pula. Bila setiap anak menyebut kata yang sopan, segera ki kita ta memujinya, anak itu kelak akan mencintai kata-kata sopan dalam komunikasinya. Proses memperteguh respons yang baru denagn mengasosiasikannya pada stimuli tertentu berkali-kali, disebut peneguhan (reinforcement). Pujian dalam contoh tadi disebut peneguh peneg uh (reinforcer). Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan d engan pelaziman. Bandura menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar. Banyak perilaku manusia yang tidak dapat dijelaskan dengan mekanisme pelaziman atau peneguhan. Misalnya, mengapa anak yang berusia dua tahun dapat berbicara dalam bahasa ibunya. Kaum behavioris tradisional menjelaskan bahwa kata-kata yang semula tidak ada maknanya, dipasangkan dengan lambang atau obyek yang punya makna (pelaziman klasik). Menurut skinner, mula-mula anak mengucapkan bunyi yang tak bermakna (misalnya, “mamah”). Dengan cara ini berangsur-angsur terbentuk bahasa nak yang memungkinkannya berbicara. Menurut Bundara, dengan cara ini penguasaan bahasa akan terbentuk bertahun-tahun, dan cara ini tidak dapat menjelaskan mengapa anak-anak dapat mengucapkan kalimat-kalimat yang tidak pernah didengar sebelumnya. Menurut Bandura, belajar terjadi karena peniruan (imitation). Kemampuan meniru respons orang lain, misalnya meniru bunyi yang sering didengar, adalah penyebab utama belajar. Ganjaran dan hukuman bukanlah faktor yang penting dalam belajar, tetapi faktor penting dalam melakukan tindakan (performance). Sumbangan Bundara tidak menyebabkan behaviorisme dapat menjelaskan seluruhnya. Behaviorisme bungkam ketika melihat perilaku manusia yang tidak dipengaruhi ganjaran, hukuman,
atau peniruan. Orang-orang yang menjelajahi kutub utara yang dingin, pemuda Jepang yang menempuh Samudera Pasifik di atas rakit semuanya itu mengungkapkan perilaku yang “self motivated”. Behaviorisme memang agak sukar menjelaskam motivasi. Motivasi terjadi pada diri individu, sedang kaum bhavioris melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran orang tidak menarik mereka. Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif Ketika asumsi-asumsi Behaviorisme diserang habis-habisan pada akhir tahun 60-an dan pada awal 70-an, yang psikologi sosialsecara bergerak kepada arahlingkungan, paradigma baru. tidak lagiyang dipandang sebagai makhluk bereaksi pasif tetapiManusia sebagai makhluk selalu berusaha memahami lingkungannya: makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens). Descartes, juga Kant, menyimpulkan bahwa jiwalah (mind) yang menjadi alat utama pengetahuan, bukan alat indera. Jiwa Ji wa menafsirkan pengalaman inderawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Tidak semua stimuli kita terima. te rima. “ seorang ibu yang tidur disamping bayinya tidak mendengar suara yang riuh rendah di sekitarnya; tetapi begitu si kecil bergerak, ibu bangun dengan seperti penyelam yang tergesa-gesa muncul di permukaan air laut. Tetapkanlah tujuannya pertambahan, da n stimuli “dua dan tiga” menimbulkan respon “lima”. Tetapkan tujuannya perkalian, dan stimuli yang sama, sensasi auditif yang sama, “dua dan tiga” melahirkan respons “enam”...sensasi dan pikiran adalah pelayan, mereka menunggu panggilan kita, mereka tidak datang kecuali kalau kita butuhkan. Ada tuan yang menyeleksi dan mengarahkan. (Will Durant, 1933:203). Rasionalisme ini tampak jelas pada aliran psikologi Gesalt di awal abad XX. Para psikolog Gesalt, seperti juga kebanyakan psikoanalisis. Menurut mereka, manusia tidak memberikan respons kepada stimuli secara otomatis. Manusia Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respons, manusia menangkap dulu “pola” stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna. Pola ini disebut Gesalt Huruf “I” akan dianggap sebagai angka satu dalam rangkaian “1,2,3,” tetapi menjadi huruf “el” dalam rangkaian :j,k,l,” atau huruf “i” dalam “Indonesia”. Manusialah yang menentukan makna stimuli itu, bukan stimuli itu sendiri. Mula-mula psikologi Gesalt hanya menaruh perhatian pada persepsi obyek. Beberapa orang menerapkan prinsip-prinsip Gesalt dalam menjelaskan perilaku peril aku sosial. Diantara mereka adalah Kurt Lewin, Solomon Asch, Fritz Heider. Menurut Lewin, perilaku manusia harus dilihat dilih at dalam konteksnya. Dari Fisika Lewin meminjam konsep medan (field) untuk menunjukan totalitas gaya yang mempengaruhi seseorang pada saat tertentu. Perilaku manusia bukan sekedar respons pada stimuli tetapi produk berbagai gaya yang mempengaruhinya secara spontan. Lewin menyebut seluruh gaya psikologis yang mempengaruhi manusia sebagai ruang hayat (life space). Ruang hayat terdiri dari kebutuhan dan tujuan individu, semua faktor yang disadarinya, dan kesadaran diri. Dari Lewin terkenal rumus: B=f (P,E), artinya Behavior (perilaku) adalah hasil interaksi i nteraksi antara person (diri orang itu)dengan environment (lingkungn psikologisnya). Lewin juga berjasa menganalisa kelompok. Dari Lewin lahir konsep dinamika kelompok. Dalam kelompok, individu menjadi bagian yang saling berkaitan dengan anggota kelompok yang lain. Kelompok memiliki sifat-sifat yang tidak dimiliki d imiliki individu. Solomon Asch memperluas penelitian kelompok dengan melihat pengaruh penilaian kelompok (group jugdment) pada pembentukan kesan (impression formation). Walaupun psikologi kognitif sering dikritik karena konsep-konsepnya sukar diuji, psikologi kognitif telah memasukan kembali “jiwa” manusia yang sudah dicabut oleh behaviorisme. Manusia kini hidup dan mulai berpikir. Tetapi manusia bukan skedar makhluk yang berpikir, ia juga berusaha menemukan identitas dirinya dan mencapai apa yang didambakannya. Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik dianggap revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada behaviorisme manusia hanya mesin yang dibentuk lingkungan, pada psikoanalisis manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya. Dalam pandangan behaviorisme manusia menjadi robot tanpa jiwa, tanpa nilai. Keduanya tidak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan menje laskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, nilai , makna, dan pertumbuhan pribadi. Psikologi banyak dari psikoanalisis Neo-Freudian (sebenarnya Freudian) seperti,humanistik Adler, Junkmengambil Rank, Slekel, Ferenczi; tetapi lebih banyak lagi mengambil dari Antifenomenologi dan eksistensialisme. Fenomenologi memendang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan interpretasi secara subyektif. Setiap orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. Menurut Alfred Schutz, tokoh sosiologi fenomenologis, pengalaman subyektif ini dikomunikasikan oleh faktor sosial dalam proses intersubjektivitas. i ntersubjektivitas. “Untuk memehami makna subjektif Anda, aku harus menggambarkan arus kesadaran Anda mengalir berdampingan dengan arus kesadaranku. Dalam gambaran inilah, aku harus menafsirkan dan membentuk tindakan intensional Anda ketika Anda memilih kata-kata Anda” (Schutz, 1970:167) intersubjektivitas diungkapkan pada eksistensialisme dalam tema dialog, pertemuan, hubungan diri-dengan-orang lain, atau apa yang disebut Martin Buber “I-thou Relationship”. Istilah yang disebut terakhir ini menunjukan hubungan pribadi denagn pribadi, bukan pribadi dengan benda; subyek dengan subyek, bukan subyek denagn obyek. Manusia, dalam pandangan ini hanya tumbuh dengan baik dalam “I-thou Relationship”, dan bukan “I-it Relationship”. Disinilah faktor orang lain menjadi penting; bagaimana reaksi mereka membentuk bukan saja konsep diri kita, tetapi juga pemuasan – apa yang disebut Abraham Maslow – “growth needs”. Eksistensialisme menekankan pentinnya kewajiban individu pada sesama manusia. Yang paling penting bukan apa yang didapat dari kehidupan, tetapi apa yang dapat kita berikan untuk kehidupan. Faktor-faktor personal yang Mempengaruhi perilaku Manusia Dewasa ini ada dua macam psikologi sosial. Yang pertama adalah Psikologi sosial (dengan huruf P besar) dan yang kedua psikologi Sosial (dengan huruf S besar). Ini menunjukan dua pendekatan dalam psikologi sosial: ada yang menekankan faktor-faktor psikologis dan ada yang menekankan faktor-faktor sosial; atau dengan istilah lain: lai n: faktor-faktor yang timbul dalam diri individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar diri individu (faktor environmental). Perspektif yang berpusat pada pesona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiologis. Faktor biologis Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lain. Faktor biologis terlibat dalam seluruhkegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya warisan biologis sehingga muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Wilson, 1975). Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia. Program ini, disebut sebagai sebag ai “epigenic riles” kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai kepada persaingan politik. Walaupun banyak sarjan yang menolak sosiobiologis sebagi determinisme biologis dalam kehidupan sosial, tidak seorang pun yang menolak kenyataan bahwa struktur biologis manusia – genetika, sistem syaraf dan sistem hormonal
– sangat mempengaruhi perilaku manusia. Struktur genesis, misalnya, mempengaruhi kecerdasan, kemampuan sensasi, dan emosi. Sistem saraf mengatur pekerjaan otak o tak dan proses pengolahan informasi dalam jiwa manusia. Sistem hormonis bukan saja mempengaruhi m empengaruhi mekanisme biologis, tetapi juga proses psikologis. Pada tahun-tahun mutakhir ini, orang berusaha mengendalikan perilaku manusia melalui manipulasi genetis, kontrol terhadap sistem saraf dan sistem homonal. Yang pertama dilakukan dengan “quality control” terhadap gen-gen bakal manusia. Sekarang kita dapat menyingkirkan gengen danmemperkuat memelihara sifat-sifat gen-gen yang meninggikan kualitas misalnya hipodermik menyingkirkan sifat resensif agresif dan penyantun. Dengan bedahmanusia, otak, jarum-jarum yang dihubungkan dengan “push -button radio divice”, atau obat-obatan, kita dapat mengubah orang yang penyabar menjadi pemarah, yang gelisah menjadi tenang, yang penyedih menjadi bahagia (Parckard, 1978) Pengaruh biologis terhadap perilaku manusia tampak pada dua hal berikut ini. Pertama, telah diakui secara meluas adanya perilaku p erilaku tertentu yang merupakan bawaan manusia, dan bukan pengaruh lingkungan atau situasi. Dahulu orang menyebutnya “instink”, sekarang Desiderato, Howieson, dan Jackson (1976:34) menamainya species-characteric spe cies-characteric behavior. Merawat anak, memberi makan, dan perilaku agresif a gresif adalah contoh-contohnya. Kedua, diakui pula faktot-faktor biologisyang mendorong perilaku manusia, yang lazim disebut motif biologis. Yang paling penting dari motif-motif biologis antara lain, ialah kebutuhan akan makanan-minuman dan istirahat, kebutuhan seksual, dan kebutuhan memelihara kelangsungan hidup dengan menghindari sakit dan bahaya. Komponen-komponen lain dari manusia; yakni faktor-faktor sosiopsikologis. Faktor-faktor Sosiopsikologis Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yamg mempengaruhi perilakunya. Kita dapat mengklarifikasikannya kedalam tiga komponen komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif. Komponen yang pertama, yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena k arena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adlah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Kita mulai dengan komponen afektif yang terdiri dari so sosiogenis, siogenis, sikap, dan emosi. Motif sosiogenis Motif sosiogenis, sering juga disebut motif sekunder lawan la wan motif primer (motif biologis), sebetulnya bukan motif “anak bawang”. Peranannya dalam da lam membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan. Berbagai klarifikasi motif sosiogenis disajikan di bawah. W.I Thomas dan Florian Znaniecki: 1. Keinginan memperoleh pengalaman baru; 2. Keinginan untuk mendapat respons; 3. keinginan akan pengakuan; 4. Keinginan akan rasa aman. David McClelland: 1. Kebutuhan berprestasi (need for achievement); 2. Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation); 3. Kebutuhan berkuasa (need for power). Abraham Maslow: 1. Kebutuhan akan rasa aman (sefety needs); 2. Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs); 3. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs); 4. Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self-actualization).
Melvin H.Marx: 1. Kebutuhan organismis: Motif ingin tahu (curiosity), Motif kompetisi (competence), Motif prestasi (achievement); 2. Motif-motif sosial: Motif kasih sayang (affiliation), --
Motif kebebasan kekuasaan (power), Motif (independence). Klarifikasi diatas tidak menunjukan pebedaan yang tegas. Kalau tidak terjadi perulangan dengan istilah lain (seperti motif prestasi dengan motif pemenuhan diri), maka yang terjadi adalah penambahan. Secara singkat, motif-motif sosiogenis di atas dapat d apat dijelaskan sebagai berikut: 1) Motif ingin tahu: mengerti, meneta, dan menduga. Setiap orang berusaha memahami dan memperoleh arti dari dunianya. 2) Motif kompetisi. Setiap orang ingin membuktikan bahwa ia mampu mengatasi persoalan kehidupan apapun. Motif kompetisi erat kaitannya dengan kebutuhan akan rasa aman. 3) Motif cinta. Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan kepribadian. Berbagai penelitian membuktikan bahwa kebutuhan akan kasih sayang yang tidak terpenuhi akan meimbulkan perilaku manusia yang kurang baik: orangb akan menjadi agresif, kesepian, frustasi. (Packard, 1974). 4) Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari identitas. Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah ial ah kebutuhan untuk menunjukan eksistensi di dunia. 5) Motif kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan.dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntnnya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya. 6) Kebutuhan akan pemenuhan diri. Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita; juga memenuhi potensi-potensi kita.
BAB 3 SISTEM KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Perepsi ialah ial ah proses member makna pada sensasi sehingga manusia memeroleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses p roses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan memanipulasi informasi untuk memengaruhi kebutuhan atau memberikan respons. Sensasi Sensasi adalah tahap palinga awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat penginderaan, yang menghubungkan organism dengan lingkungannya. Dennis impuls -impuls saraf Coon (1977: 79) mengatakan “bila alat -alat indera mengubah informasi menjad impuls-impuls --dengan ‘bahasa’ yang dipahami (‘komputer’) otak--- maka terjadilah proses sensasi.” Sedangkan Benyamin B.Wolman (1973: 3443) menuliskan “sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, simboli s, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
Seorang filusuf bernama John Locke beranggapan bahwa there is nothing in the mind except what wa first in the sense(tidak ada apa-apa dalam jiwa kita kecuali harus lebih dulu lewat alat indera). Filusuf lain, Berkeley, beranggapan bahwa andaikan kita tidak mempunyai mempunyai alat indera, dunia tidak akan ada. Psikologi menyebut sembilan (bahkan ada yang menyebut sebelas) alat indera: penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan, temperature, rasa sakit, perasa, dan penciuman. pe nciuman. Kita dapat mengelompokkannya pada tiga macam indera penerima, sesuai sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri individu sendiri(internal). Informasi dari luar diinderai oleh ekseptor (misalnya, telinga atau mata). Informasi dari dalam diindera oleh interoseptor(misalnya, sistem peredaran darah). Selain itu gerakan tuhuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor (misalnya, organ vestibular). Apa saja yang menyentuh alat indera disebut stimulus. Stimulus yang diubah menjadi energi saraf disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Agar dapat diterima pada alat indera, stimulus harus cukup kuat. Batas minimal intensitas stimulus disebut ambang mutlak (absolute threshold). Ketajaman sensasi ditentukan oleh faktor-faktor personal. Brakesley, seorang peneliti mengatakan “we live in different taste worlds”. Perbedaan sensasi dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat indera yang berbeda. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimulus inderawi (sensory stimuli). Ada yang dinamakan kekeliuan persepsi, ada salah persepsi. Kekeliruan persepsi dapat dicontohkan jika anda memanggil teman sekelas anda, namun ternyata orang itu ternyata adalah orang asing yang baru anda kenal. Kesalahan persepsi dicontohkan ketika saya mengucapkan kata “nasi”, tetapi Anda mendengar “asi”. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krench dan Richard S. Crutchfield (1977: 235) menyebutnya faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi persepsi, yakni perhatian. Memori Schlessinger dan Groves (1976: 352) mendefinisikan “memori adlaah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.” Secara singkat, memori melewati tiga proses: perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan. p emanggilan. Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan (storage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan dimana. Pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan (Mussen dan Rosenzweig, R osenzweig, 1973:499) Jenis-jenis memori Kita tidak menyadari pekerjaan memori pada dua tahap yang pertama. Kita hanya mengetahui memori pada tahap ketiga: pemanggilan kembali. Pemanggilan diketahui dengan empat cara: 1) Pengingatan (Recall). Pengingatan adalah proses aktif untuk m menghasilakan enghasilakan kembali kembali fakta dan informasi secara vervbatim (kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas. 2) Pengenaln (Recognition) Pilihan berganda (multiple-choice) dalam tes objektif menuntut pengenalan, bukan pengingatan. 3) Belajar lagi (Relearning). Mempelajari yang sudah pernah dipelajari akan lebih cepat. 4) Redintegrasi (Redintegration).
Mekanisme Memori Ada tiga teori yang menjelaskan memori: teori aus, teori interferensi, dan teori pengolahan informasi. 1. Teory Arus (Disuse Theory) Menurut teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Willism James, juga Benton J.Underwood membuktikan dengan eksperimen, bahwa “the more memorizing one does, the poorer one’s ability to memorzize” ---makin sering mengingat makin jelek kemampuan mengingat (Hunt, (Hu nt, 1982: 94). 2. Teori Interferensi (Interference Theory) Menurut teori ini, memori merupakan meja lilin lili n atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan pada meja lilin atau kanvas itu. Jika misalnya dalam kanvas itu i tu terekam hukum relativitas dan segera setelah itu Anda mencoba merekam hukum medan gabungan , Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau mengaburkannya. Ini disebut d isebut interferensi. Inhibisi retroaktif (hambatan ke belakang) terjadi jika kita misalnya kita menghafal halaman pertama dalam kamus Inggris-Indonesia, lalu berhasil. berhasil . Kemudian menghafal halaman kedua, berhasil juga. Akan tetapi yang diingat pada halaman pertama berkurang. Inilah yang disebut inhibisi retroaktif. Lebih sering mengingat, lebih jelek daya ingat kita. Ini disebut inhibisi proaktif (hambatan ke depan). Masih ada satu hambatan lagi ---walaupun tidak tepat masuk teori interferensi, disebut hambatan motivasional. Psikologi klinik membuktikan bahwa peristiwa-peristiwa yang “melukai” hati kita cenderung dilupakan. Freud mengasali lupa pada proses represi yang berkaitan dengan cemas atau ketakutan. Amnesia bisa terjadi karena gangguan fisik atau psikologi; karena kerusakan otak atau neurosis. Sebaliknya, sesuatu yang penting menurut men urut kita, yang menarik perhatian kita, yang memengaruhi kebutuhan kita, akan mudah kita ingat. Ini pengaruh faktor personal dalam memori. 3. Teori Pengolahan Informasi (Information Theory) Secara singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage (gudang inderawi), kemudian masuk short-term memory (STM, memori jangka pendek); lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory (LTM, memory jangka panjang). Sensory storage lebih merupakan proses perseptual daripada memori. Ada dua macam memori: memori ikonis untuk materi yang kita peroleh secara visual, dan memori ekosis untuk materi yang masuk secara auditif (melalui pendengaran). Sensory storage menyebabkan kita meliahat rangkaina gambar seperti bergerak, ketika kita k ita menonton film. Informasi harus disandi (encoder) dan masuk pada short-term memory. STM sangat terpengaruh interferensi. STM hanya mampu mengingat tujuh (plus atau minus dua) bit informasi. i nformasi. Jumlah bit informasi ini disebut rentangan ren tangan memori (memori span). Untuk mengingatkan kemempuan STM, para psikolog menganjurkan kita untuk memngelompokkan informasi; kelompoknya disebut chunk. Ingatan adalah apabila informasi yang berhasil dipertahankan pada STM masuk kedalam LTM. LTM meliputi periode penyimpanan informasi sejak emenit sampai seumur hidup. Kita dapat memasukkan informasi dari STL ke LTM dengn chunking(membagi dalam beberapa chunk), rehearsals (mengaktifkan STM untuk waktu yang lama dengan mengulang-ulangnya), mengula ng-ulangnya), clustering (mengelompokkan dalam konsep-konsep), atau methodde of loci lo ci (memvisualisasikan dalam benak kita materi yang harus kita ingat). inga t). BAB 4 SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
1. Persepsi Interpersonal a. Pengaruh faktor-faktor Situasional pada persepsi Interpersonal Deskripsi Verbal : Bagaimana rangkaian sifat menentukan persepsi orang. • Petunjuk proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak dalam menyampaikan pesan. Petunjuk kinesik ialah ungkapan yang mencerminkan persepsi khusus tentang orang lain dari • gerakan tubuhnya. Petunjuk wajah adalah yang paling penting dalam mengenali perasaan pesona stimuli. •• Petunjuk paralinguistik ialah bagaimana cara orang mengucapkan lambanng-lambang verbal. Petunjuk artifaktual ialah meliputi segala macam penampilan sejak potongan tubuh, kosmetik • yang dipakai, baju, tas dll. b. Pengaruh faktor-faktor Personal pada Persepsi Interpersonal Pengalaman, pengalaman kita bertambah juga melalui rangkain peristiwa yang pernah kita • hadapi. • Motivasi • Kepribadian c. Proses pembentukan Kesan • Stereotyping ini mungkin yang menjelaskan terjadinya primacyy effect dan halo efect, yang secara sederhana menunjukkan kesan pertama amat menentukan. m enentukan. Karena kesan itulah yang menentukan kategori. Pesona seperti itulah yang sudah kita senangitelah mempunyai kategori tertentu yang positif, dan pada kategori ini sudah disimpan semua sifat yang baik. Implicit Personality Theory, memberi kategori berarti membuat konsep. Setiap orang punya pun ya • persepsi sendiri tentang sifat-sifat apa, berkaitan dengan sifat-sifat apa untuk memberikan kesan tentang orang lain. • Atribusi adalah proses menyimpulkan motof, maksud dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak. d. Proses pengelolaan kesan Kecermatan persepsi interpersonal dimudahkan oleh petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal dan dipersulit oleh faktor-faktor personal pada penanggap. Kesulitan timbul karena stimuli berusaha menampilkan petunjuk-petunjuktertentu untuk menimbulkan kesan tertentu pada diri penanggap (Erving Goffman). e. Pengaruh Persepsi Interpersonal pada komunikasi Interpersonal Persepsi interpersonal juga akan mempengaruhi komunikate. Bila orang berperilaku sesuai dengan persepsi orang lain terhadap dirinya, terjadinya apa yang disebut fulfilling prophecy (ramalan yang dipenuhi sendiri). 2. Konsepsi Diri a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri Orang lain , Gabriel Marcel, kita mengenali diri kita dengan mengenal orang lain lebih dulu. Kelompok rujukan, Anda mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. b. Pengaruh Konsep Diri pada komunikasi Interpersonal • Nubuat yang dipenuhi sendiri Membuka diri • • Percaya diri Selektivitas : konsep diir memengaruhi perilaku komunikasi kita ki ta karena konsep diri • mempengaruhi kepada pesan apa Anda bersedia membuka diri, bagaimana kita mempersepsi pesan itu dan apa yang kita ingat, Anita Taylor. 3. Atraksi Interpersonal a. Faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi interpersonal
• • • • b. • •
Kesamaan karakteristik personal Tekanan emosional / setres Harga diri yang rendah Isolasi sosial Faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal Daya tarik fisik (physical Attractivenses) Ganjaran (Reward)
• • • c. • • 4. a. • • • • b. • • • • • c. • •
Familiarty : sering kita lihat atau sudah kita kenal dengan baik. Kedekatan (proximity) Kemampuan (competence) Pengaruhi atraksi interpersonal pada komunikasi interpersonal Penafsiran pesan dan penilaian Efektivitas komunikasi Hubungan Interpersonal Teori-teori hubungan Interpersonal Model pertukaran sosial Model peranan Model permainan Model interaksional Tahap-tahap hubungan Interpersonal Pembentukan hubungan interpersonal Peneguhan hubungan interpersonal Konfirmasi Diskonfirmasi Pemutusan hubungan interpersonal Faktor-faktor yang membutuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal. Percaya (trust): menerima, empati dan kejujuran Sikap suportif
BAB 5 SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK Kelompok dan pengaruhnya pada perilaku komunikasi Klasifikasi kelompok Tidak setiap himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di terminal bis, yang antri di depan loket biskop, yang berbelanja di pasar disebut agregat , bukan kelompok. Supaya agregat menjadi kelompok butuh kesadaran pada anggota-anggotanya akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Kelompok mempunyai tujuan dan organisasi o rganisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan perkataan lain, kelompok mempunyai dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota anggota -anggota kelompok merasa terkait dengan kelompok, ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota. Kedua, nasib anggota-anggota saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. Ingroup dan Outgroup Menurut Sumner , Ingroup adalah kelompok kita. Outgroup kelompok diluar kita. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan (Theodore Newcomb) cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi :
1. Gunakanlah kelompok rujukan positif yang mendukung pesan kita. 2. Komunikator harus memperhitungkan relevansi dan nilai kelompok rujukan yang lebih tepat bagi kelompok tertentu. 3. Standar perilaku dapat dipergunakan untuk menambah peluang diterimanya pesan kita. 4. Suasana fisik komunikasi dapat menunjukkan kemungkinan saling mendahului. 5. Kadang-kadang kelompok rujukan positif dapat dikutip langsung dalam pesan, untuk mendorong responsif positif dari khalayak. Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi Konformitas Untuk nilai-nilai sosial yang dipegang teguh oleh sistem sosial, konformitas dipergunakan. Untuk keberhasilan moral, kita memperlukan konformitas. Akan tetapi untuk memperkembangkan pemikiran, untuk menghasilkan hal-hal yang baru dan kreatif, konformitas merugikan (Hollander,1975). Kebebasan dan keragaman boleh jadi meresahkan sewaktu-waktu, tetapi itulah harga yang harus kita bayar untuk menghindari kebekuan. Alternatifnya buakn nonkonformitas (selalu tidak setuju), melainkan kemandirian (Independence). Mandiri bukan menentang kelompok, melainkan bersedia untuk berbeda pendapat inilah freedom to be different. Fasilitas Sosial Prestasi individu yang meningkat karena disaksikan kelompok Allport Allpo rt menyebutnya sebagai fasilitas sosial. Fasilitasdari kata Prancis facile, artinya mudah. Menunjukkan Menunj ukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok memengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih mudah. Polarisasi Menurut sebagian ahli boleh jadi disebabkan pada proporsi argumentasi yang menyokong sikap atau tindakan tertentu. Bila proporsi terbesar mendukung sikap konservatif, keputusan kelompok pun akan lebih konservatif dan begitu sebaliknya.
BAB 6 SISTEM KOMUNIKASI MASSA Pengertian Komunikasi Massa Bittner, Komunikasi massa @ “Mass Communication is message communicated through a
mas medium to a large number of people ”. (Komunikasi masa @ pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang terbesar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 1. Sistem Komunikasi Massa Versus Sistem Komunikasi Interpersonal Sifat Komunikasi massa : 1)bersifat tidak langsung, artinya harus haru s melewati media teknis. 2)bersifat satu arah. 3)bersifat terbuka. 4)mempunyai publik yang secara geografis terebar. Perbedaan teknis pada karakteristik psikologis yang khas di Komunikasi mAsa dan Komunikasi interpersonal, yaitu: Pengendalian Arus Informasi : berarti mengatur jalannya pembicaraan yang disampaikan dan • yang diterima. • Umpan balik : metode mengontrol sistem, si stem, keluaran (output) sisttem yang dibalikkan kembali (feedback) kepada sistem sebagai masukan (Input) tambahan berfungsi be rfungsi mengatur keluaran berikutnya.
Stimulasi alat Indra L: dalam komunikasi interpersonal, seperti telah kita uraikan pada umpan • balik, orang menerima stimulus lewat seluruh alat indranya. Ia dapat mendengar, m melihat, elihat, mencium, meraba dan merasa. Proporsi unsur isi dengan hubungan • Pada komunikasi interpersonal, unsur hubungan sangat penting. p enting. Sedangkan pada komunikasi massa unsur isilah yang penting. 2. Sejarah penelitian efek komunikasi massa McQuail merangkumkan semua penemuan penelitian pada periode ini sebagai berikut: 1) Peneguhan dari sikap dan pendapat yang ada 2) Tergantung pada prestise atau penilaina terhadap sumber komunikasi. 3) Makin sempurna monopoli komunikai massa, makin besar kemungkinan perubahan pendapat pada dapat ditimbulkan pada arah yang dikehendaki 4) Sejauh mana suatu persoalan dianggap penting oleh khalayak akan mempengaruhi kemungkinan pengaruh media. 5) Pemilihan dan penafsiran isi oleh khalayak dipengaruahi oleh pendapat dan kepentingan yang adan dan oleh norma-norma kelompok. 6) Sudah jelas juga bahwa struktur hubungan interpersonal pada khalayak mengantarai arus komunikasi, membatasi dan menentukan efek yang terjadi. C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi reaksi khalayak pada komunikasi massa 1. Teori defleur dan Ball Rokeach tentang pertemuan dengan media defleur dan Ball Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga kerangka teoritis : perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial dan perspektif hubungan sosial. 2. Pendekatan motivasi dan Uses and Gradification Meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Teori dasar : khalayak dianggap aktif, banyak inisiatif, media massa harus bersaing, banyak tujuan pemilih media massa, penilaian tentang arti kultural dari media massa. Motif kognitif dan Graftifikasi Media Motif kognitif menekankan kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. D. 1.
Efek Komunikasi Masa Efek kehadiran media masa
Bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Medi saja sudah jadi pesan. Ia bahkan menolak pengaruh isi pesan sama sekali. Adapun yang mempengaruhi kita bukan apa yang disampaikan media, tetapi jenis media komunikasi k omunikasi yang kita pergunakan. Interpersonal, media cetak, atau televisi. Teori McLuhan, disebut teori perpanjangan alat indra menyatakan bahwa media massa adalah perluasan dari alat indra manusia 2. Efek kognitif Komunikasi Masa Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung memengaruhi citra kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan dan citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku. Efek kognitif komunikasi ada pada pembentukan dan perubahan cara. Kemudian agenda setting. 3. Efek Afektif Komunkasi Massa Pembentukan dan perubahan sikap
Ransangan emosional : mood,skema kognitif, suasana terpaan, predisposisi individual, dan tingkat identifikasi khalayak dnegan tokoh dalam media massa. Ransangan seksual Erotika telah diungkapkan sejak masa kemanusiaan yang paling dini. Fungsi erotrika ialah aphrodisiac pembangkit gairah sex. 4.
Efek Behavioral Komunikasi Massa
Efek proposial behavioral ialah memiliki ketermpilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Agresi sebagai efek komunikasi masa, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Teori-teori efek sosial komunikasi Massa Menurut Innis , media mempengaruhi bentuk-bentuk organisasi sosial Menurut McLuhan, Bahasa mempengaruhi cara berfikir Menurut Alvivv media mengubah bentuk masyarakat.
BAB 7 PSIKOLOGI KOMUNIKATOR DAN PSIKOLOGI PESAN A. Psikologi Komunikator Hovland dan Weiss menyebut ethous ini credibilityyang terjadi atas dua unsur : Expert (keahlian) dan trustworthine (dapat dipercaya). Dimensi-dimensi ethos • -Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku yang dianjurkan itu sesuai dengan sistem yang dimilikinya. -identifikasi terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal dari orang atau kelompok lain karena perilaku itu berkaitan dengan hubungan yang mengidentifikasi diri secara memuaskan dengan orang atau kelompok itu. -ketundukan terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang atau kelompok lain karena berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan diri orang atau kelompok tersebut. Kredibilitas @ seperangkat persepsi komunikate tentang sifat-sifat komunikator • • Atraksi : daya tarik fisik, ganjaran, kasmaran, dan kemampuan Kekuasaan @ kemampuan menimbulkan ketundukan. • -kekuasaan koersif : mendatangkan ganjaran atau memberikan hukuman pada komunikate. -kekuasaan keahlian : berasal dari pengetahuan, pengalaman, keterampilam atau kemampuan yang dimiliki komunikator. -kekuasaan informasional : berasal dari isi komunikai tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki komunikator. -kekuasaan Rujukan : menjadikan komunikator sebagai rujukan untuk menilai dirinya. -kekuasaan Legal : berasal dari seperangkat peraturan yang menyebabkan komunikator berwenang untuk melakukan melakukan suatu tindakan.
B. Psikologi Pesan 1. Pesan Linguistik Apa itu bahasa? Bahasa menurut fungsional : alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Sedangkan Bahasa menurut formal : semua kalimat yang terbayangkan, yang dibuat menurut peraturan tata bahasa. Tiga unsur bahasa : fonologi ialah bunyi-bunyi dalam bahasa itu. Sintaksis ialah cara
pembentukan kalimat. Leksikal ialah arti kata atau gabungan kata. Mempunyai sitem kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar. Bagaimana kita dapat berbahasa? Menurut Chomsky , setiap anak mampu menggunakan suatu bahasa karena dayanya pengetahuan bawaan yang telah diprogram secara genetik dalam otak kita disebut LAD (Linguistik Acquition Knowledge). Bahasa dan Proses Berfikir Menurut teori principle of Linguitic rilatively : bahasa menyebabkan kita memandang realitas sosial dengan cara tertentu. Kata-kata dan makna Makna inferensial ialah makna satu kata (lambang) adalah objek, pikiran, gagasan, konsep yang dirujuk oleh kata tersebut. Makna Signifikan ialah sejauh istilah dihubungkan dengan konsepkonsep yang lain. Makna intensional ialah makna yang dimaksud oleh seorang pemakai lambang. Teori General Semantics Ketika kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk lambang verbal atau nonverbal disebut penyandang (encoding). 1. Berhati-hati dengan abstrak. Abstrak adalah proses memilih unsur-unsur realitas untuk membedakannya dari hal-hal yang lain. Abstrak menyebabkan cara-cara penggunaan bahasa yang tidak cermat. 3 buah diantaranya : dead level abstracting, indue identification,dan two valued evaluation. 2. Berhati-hati dengan dimensi waktu. Bahasa itu stastis, sedangkan realitas itu dinamis. Ketika Anda bereaksi pada satu kat, Anda sering menganggap makna kata itu masih sama. 3. Jangan mengacaukan kata dengan rujukannya 4. Jangan mengacaukan pengalaman dengan kesimpulan 2. Pesan Nonverbal Tepuk tangan, pelukan, usapan, duduk dan berdiri tegak adalah pesan nonverbal yang menerjemahkan gagasan keinginan atau maksud yang terkandung dalam hati kita. Fungsi pesan nonverbal menurut Mark L. : 1. Repetisi mengulang kembali gagasan yang sudah ada disajikan secara verbal. Misalnya setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan kepala. 2. Subsitusi, menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah kata pun anda berkata. Anda dapat menunjukkan persetujuan dengan menggangguk. m enggangguk. 3. Kontradiksi, menolak pesan verbal. Misalnya Anda memuji prestasi kawan Anda dengan mencibirkan bibir Anda. 4. Komplemen, melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya raut muka anda menunjukkan penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata. 5. Aksentuasi, menegaska pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya anda mengungkapkan betapa jeleknya anda dengan memukul mimbar. Klasifikasi pesan nonverbal 1. Kineksi atau gerak tubuh 2. Paralinguistik atau suara 3. Prosemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial 4. Olfaksi prosemik dan kosmetik 3. Organisasi, struktur, dan imbaun pesan Lima langkah dalam penyusunan pesan • Attention / perhatian • Need / kebutuhan Satisfaction / pemuasan • • Visualization / visualisasi
Action / tindakan • Struktur Pesan 1. Bila pembicara menyajikan dua sisi persoalan tidak ada keuntungan untuk berbicara yang pertama. 2. Bila pendengar secara terbuka memihak satu sisi argumen, sisi yang lain tidak mungkin mengubah posisi mereka. 3. Jika pembicara menyajikan dua sisi persoalan, kita biasanya lebih dipengaruhi oleh sisi yang disajikan lebih dahulu. 4. Perubahan sikap lebih sering terjadi jika gagasa yang dikehendaki atau yang diterima disajikan sebelum gagasan yang kurang dikehendaki. 5. Urutan pro-kontra lebih efektif daripada urutan kontra-pro bila digunakan oleh sumber yang memiliki otoritas dan dihormati oleh khalayak. khal ayak. 6. Argumen yang terakhir didengar akan lebih efektif bila ada ada jangka waktu cukup lam diantara dua pesan, dan pengujian segera terjadi setelah pesan kedua. Imbaun Pesan (Message Appeals) 1. Penggunaanpembuktian sangat bergantung pada topik pesan 2. Khalayak mungkin berbeda-beda. Kita mungkin dapat menduga pembuktian yang persuasif pada kelompok orang tertentu mungkin tida persuasif pada kelompok yang lain. 3. Sistem klasifikasi pembuktian yang ada sekarang ini berasal dari sistem hukum.
Diposting 17th May 2015 oleh oleh lukman ramdani ramdani
7 Lihat komentar
1. 17.43 Zubair Buhang15 Buhang15 Desember 2016 17.43 ada referensi bukunya...? Tolong di cantumkan Balas Balas Balasan Balasan
1. 03.23 ramdani13 Mei 2017 03.23 lukman ramdani13 Buku psikologi komunikasi penulisnya Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc.
2. 韓
10 Desember 2018 18.36 18.36
ada versi pdf-nya kah Kang... buku beliau Balas Balas
2. anjani puspita13 07.52 puspita13 Desember 2017 07.52 sangat bermanfaat Balas Balas
3. 18 Desember 2017 20.53 20.53 tania hutasoit hutasoit18 Kelemahan dan kelebihannya apa? Balas Balas Balasan Balasan
1. yukensi26 Januari 2019 01.33 yukensi26 01.33 ini kan resume bukan resensi Balas Balas
4. 05.18 SR12 Januari 2019 05.18 Dita SR12 Makasi banyak mas Balas Balas
Inspirasi Diri
Dikala banyak kata yang tak dapat terucapkan maka akan tercurahkan dalam tulisan
Klasik Klasik
Kartu Lipat Lipat
Majalah Majalah
Mozaik Mozaik
Bilah Sisi Sisi
Cuplikan Cuplikan
Kronologis Kronologis
khutbah tentang pentingnya do'a
َ س ع ى * ص ى ي ا وف ورسو ع ده داح ن د* و ش ك ْ تس وس م * ن و صح آ آ وع ى ح
ع دة ش ن د * شح حق ل دا ح ل دا ح
Resensi Buku Fiqh Ibadah Resensi Mendalami Fiqh Ibadah Oleh : Lukman Ramdani Judul buku
: Fiqh Ibadah
Penulis
: Dr. A. Rahman Ritonga, M.A. dan Dr.
Biografi Tokoh (Karl Marx) BIOGRAFI KARL MARX Marx pada tahun 1875 Biografi Karl Marx adalah seseorang yang lahir dari keluarga progresif Yahudi. Contoh Proposal Siswa Akhir Pondok Modern PROJECT PROPOSAL PEMBEKALAN INTENSIF, STADIUM GENERAL, DAN RESEPSI KHATAMAN SISWA AKHIR TMI BAB I PENDAHULUAN DASAR PEMIKIRAN Di Era Globalisasi manusia dihadapkan dengan tantangan perkembangan dunia sains dan teknologi informasi yang sudah tak terbendung lagi. 1 cerpen kehidupan santri ponpes modern
“NEW SUN…”
Semilir angin di malam hari masih saja dirasakan di waktu subuh ini. Embun pagi masih membasahi rerumputan. Mentari masih malu ttuk uk menyinari bumi. Ustadz sudah siap untuk untuk membangunkan para santri khususnya pembimbing di pagi ini. Puisi Akulah Santri AKULAH SANTRI
Akulah santri… Ku kan berjanji… Untuk mengabdikan diri Tuk agama dan negeri ini Ku bertekad dan bersumpah Untuk hidup dan mati dalam keadaan muslim Lurus di atas kebenaran yang nyata Menentang orang-orang yang sesat lagi menyesatkan m enyesatkan Tak pernah ada rasa sedih Tak kenal lelah d 7 Resume Buku Psikologi Komunikasi Bab 1-7 Resume buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmat BAB 1 APAKAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI ITU? Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. The Thirsty Crow Once there was a crow. He was was feeling very thirsty. He flew about in search a water. He cought sight of a jug and flew down to it. But the water was too low too reach. He was greatly disappointed. He was about to fly away, when he thought of a clever plan. Secercah Harapan Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan misteri dengan sains dan agama.
Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun menyelami labirin liku-liku hidup yang ujungnya tak dapat diterka. Berita larangan berjualan di Masjid Iqomah UIN SGD Area masjid memang sudah seharusnya terjaga akan kebersihannya karena masjid adalah btempat untuk beribadah. Kebersihan dan kerapihan masjid adalah hal yang mutlak diinginkan oleh setiap orang ingin lebih nyaman beribadah di masjid yang bersih dan juga rapi.
Memuat Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh oleh Blogger. Blogger.
View more...
Comments