Resep obat utk kasus2.pdf

May 10, 2017 | Author: Ria Merry | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Resep obat utk kasus2.pdf...

Description

1. HEMORROID R/ Ardium tab No XXX

∫ 6 dd tab I R/ Anusol supp No X

∫ prn supp I post defecatio R/ Dulcolax tab tab No X

∫ 1 tab I a n R/ Asam Mefenamat Mefenamat tab mg 500 No X

∫ 3 dd tab I a c Pro : Tn S. (38 th) Ardium Ardium merupakan merek dagang dengan kandungan diosmisin 450 mg dan hesperdin 50 mg, keduanya merupakan fraksi flavonoid. Zat ini berkhasiat memperkuat dinding kapiler dan meningkatkan permeabilitasnya bagi eritrosit.Berdasarkan sifatnya yang mengurangi fragilitas kapiler, zat ini digunakan pada berbagai gangguan vena, seperti varises, hemoroid, ulkus kruris, retinopati dan hematoma. hematoma. Dosis pada serangan hemoroid akut 6 tab per hari pada 4 hari  pertama, dilanjutkan 4 tab per hari hari selama 3 hari. Anusol Anusol adalah obat dengan bentuk sediaan supositoria yang berisi senyawa bismut dan zinc. Senyawa bismut  berkhasiat membentuk lapisan pelindung mukosa pada daerah anorektal sedangkan senyawa zinc berkhasiat mempercepat epitelisasi jaringan mukosa. Dosis 1 supp setiap kali sesudah buang ai r besar. Asam Mefenamat Disebut juga asam mefenaminat adalah derivat antranilat dengan khasiat analgetis, antipiretis dan anti radang yang cukup baik. Efek samping yang umum adalah gangguan lambung, kerusakan hati dan ginjal. Efek-efek samping ini terutama terjadi pada penggunaan penggunaan lama atau dalam dosis tinggi, oleh karena itu penggunaan analgetika analgetika secara kontinu tidak  dianjurkan. Dosis : 3 dd 500 mg. Pada pasien ini terdapat keluhan nyeri pada telinga sehingga pemberian asam mefenamat telah sesuai dengan khasiat asam mefenamat yang memiliki khasiat analgetik.dan anti r adang. Dulcolax Dulkolax merupakan merek dagang dari bisakodril. Derifat difenilmetan ini adalah laksan kontak populer yang  bekerja langsung terhadap dinding usus besar dengan memperkuat peristaltiknya. Tinjapun menjadi lunak. Dosis sebelum tidur 1-2 tablet, supositoria 10 mg pada pagi hari. 3. HIPERTENSI R/ Captopril tab mg 25 No. XXI S 3 dd tab 1 R/ Hidrochlorotiazid tab mg 40 S 1 dd tab mane 1

No. VII

Pro : Tn.J (42 th)

Diuretic

Favorable Low cost ,ususlly few symptoms can be combined with other agents;valuable in cardiac failure and excess-volume states;effective in low-renin states (elderly,blocks)

Betablockers

Benefits assocated angina ,hypertropic cardiomyopathy,recurrent myocardial infarction,migraine,arrhytmias,useful in younger hyperkinetic patients.

ACEinhibitors

Vaulable in congestive heart failure .  No lipid abnormalities,fatique ,or CNS symptoms.Slows renal impairement in diabetic

Adverse Volume depletion ,metabolic abnormalities (hypokalemia,lipid abnormalities,impaired glucose tolerance,raised uric acid).Worsens gout, diabetes mellitus,perhaps fosters arrhythmias;impotence. Induces bronchospasm; fatique; decreased mental acuity ;decreased exercise tolerance ;decreased renal blood flow ,bradycardia,nasal congestion ,lipid abnormalities ,decreased symptoms and slowed recovery from hypoglicemia in diabetics receiving insulin,worsens claudication,CNS nocturnal symptoms ,abrupt discontinuation syndrome,impotence. First-dose angioedema ;cough;rash,proteinemia and neutropenia .if large doses (captopril);may cause renal

1

nepropathy .Decreases left ventricular mass.

Calcium entryBlocking drugs

Coronary and cerebral vasodilator;decrease left ventricular mass;helpful in hypertrophic cardiomyopathy;useful in elderly and in  blacks;noCNS s ymptoms; useful for Raynaud`s disease, arrhythmias and claudication ;lipids not affected.

Central adrenergic receptor agonist drugs

Cardiac output and lipids unchanged ;no reflex sympathetic response to vasodilation .

Alphaadrenergic receptor blocking drugs

 No lipid abnormalities or response to vasodilatation CNS abnormalities unaffected.Relaxes urinary and helps in prostatism .

Peripheral adrenergic inhibitors

Effective and inexpensive (reserpine); low-dose (0,1 mg);can be combined with diuretics .low cost .

Direct vasodilators

Potent (minoxidil);can be used IM or IV (hydralysin);when combined with reserpine,is useful in children.

reflex sympathetic No metabolic or  Cardiac output bladder sphincter 

failure in bilateral,severe renal artery srenosis;minor taste change;should not be used in pregnancy ;expensive. Constipation (especially verapamil and diltiazem);headache,edema flushing(nefedipine);AV block  (verapamil) but useful in supraventricular  tachycardia mostly verapamil).if patient has heart failure, do not combine with  beta-blocker. Care with cardiac failure.Expensive. Slow mental responses ; sedation ;fluid retention;dry mouth;rebound hypertension if drug stopped abruptly (clonidine);postural hypotension ; autoimmune disease (methyldopa); hepatic abnormalities;AV conduction defect may accur;bradycardia.. First-dose hypotension ;fluid retention;sedation ; dry mouth ;decreased alertness;rebound hypertension if drug stopped abruptly (clonidine);postural hypotension ;autoimmune disease (methyldopa);hepatic test abnormalities .AV conduction defects may accur with  bradycardia. Mental depresion with larger doses ;fluid retention ;nasal congestion ;peptic ulcer  (reserpine )in larger doses); abrupt diarrhes and ezercise hypotension (guanethine );retrograde ejaculation . Lupus syndrome and immune disease if > 20mg/d( hydralazine);hirsutism;fluid retention (minoxidil);tachycardia ;headache;reflex sympathetic stimulation with tachycardia ;rased cardiac output with hydralazine.Do not use in dessecting aorta ,Does not reverse left ventricular  mass.

4. Anemia pernisiosa Definisi Kekurangan vitamin B12 sehingga terjadi sel darah merah yang berukuran besar ( megaloblastik). Factor intirinsik d alam lambung tidak ada sehingga terjadi hambatan dalam absorbs vitamin B12. Resep: R/ Arcored inj vial No. I Cum disposable syringe cc 10 No. I S imm Pro. Ny. I (25 tahun) Jenis obat: Arcored Kandungan vitamin B12 10000 mcg, 1 vial : 10 ml Indikasi: anemia pernisiosa Dosis: 5x1000 mcg IM selama 1 mminggu pertama Vitamin B12 sebagai katalisator dalam pembentukan DNA 5. DSS Definisi: DBD yang disertai kebocoran plasma yang mengakibatkan syok. tanda syok meliputi nadi sepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( < 20 mmHg), akral dinggin. Resep: R/ Ringer laktat inf flab flab No. IV Cum infuse set No. I Abbocath no. 22 No. I S imm Pro: Ny. J (28 tahun)    

2

Jenis obat: Ringer laktat ( Na laktat 3,1 gram; NaCl 6 gram; KCl 0,3 gram; CaCl2 0,2 gram, air) merupakan cairan kristaloid pengganti  plasma segera. Dievaluasi 30 menit. Jika teratasi berikan 10 ml/KgBB/jam. Jika tidak teratasi berikan 15-20 ml/KgBB/jam. 6. Migren Definisi:  Nyeri kepala berdenyut satu sisi diperberat aktivitas fisik kadang disertai minimal 1 dari nausea dan vomitus atau fotofobia dan fonofobia. Serangan berlangsung 4-72 jam. Obat: R/ Cafergot tab No. X S prn 1-3 dd tab I Pro: Tn G (24 tahun) Atau R/ Ergotamin tab mg 1 No. XV S 3 dd tab I Pro: Tn G (24 tahun) Tambahan R/ Metoklorpramid tab mg 10 No. XV S 3 dd tab I ½ h.a.c Pro: Tn G (24 tahun) Jenis obat: 1. Cafergot (ergotamine)  Mengandung ergotamine tartrat 1 mg dan caffeine 100 mg  Fungsi ergotamine: Mengurangi amplitude pulsasi arteri carotis eksterna dengan cara mengurangi aliran darah arteri basiler tanpa mengurangi aliran darah ke otak  

Vasodilatasi ringan dan vasokontriksi kuat. Efek vasodilatasi ringan → menstimulasi reseptor 5HT1 dan memblokir  reseptor α. Menstimulasi dan memblokir reseptor α adrenergic dan serotoni n adrenergic Ergotamine → agonis reseptor 5HT1 (serotoninergik) 



 

Efek terapi terlihat + 5 jam kemudian  Ergotamine tartrat Kristal larut air dan alcohol  Sedian: tablet 1 mg; tablet sublingual 2 mg; injeksi 0,5 mg/ml  IO: caffeine memperkuat kerja ergotamine terhadap migraine dengan meningkatkan absorbsi  ES: mual, muntah (sering), parestesia, sianosis, vasokontriksi perifer (jarang)  KI: gangguan pembuluh darah perifer: aterosklerosis, PJK, sindrom raynauld  Dosis: 6 tab/hari atau 10 mg/minggu karena efek vasokontriksi terakumulasi dan bertahan lama sehingga dapat menyebabkan akral dingin (ganggren) dan kejang.  Pemakaian: Awal 2-3 tablet Berikan 1 tablet lagi bila keluhan tidak berkurang setelah ½ jam Paten lain: ericaf  2. Paten : Cafergot (Ergotamin 1mg + kofein 100mg)  Kofein : untuk meningkatkan resorpsi dan memperkuat efek   T1/2 plasma bisa panjang sekali sampai 21jam sehingga bisa menyebabkan akumulasi. Akibat akumulasi bisa timbul efek toksis seperti kejang, kelumpuhan, vasospasme dgn jari-jari tangan menjadi dingin akhirnya gangren.  Jadi bila timbul rasa baal atau kesemutan pada jari tangan dan kaki,hentikan terapi. 7. STOMATITIS Pengertian Adalah Stomatitis aftosa rekuren (SAR) adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa ulser putih kekuningan. Ulser ini dapat berupa ulser tunggal maupun lebih dari satu. RESEP R/Betadine Gargle lag No.I / 3 ddgarg I uc R/ FG Trochees tab No III /1 dd tab I R/ Becefort tab No III /1 dd tab I Pro: Tn N (25 tahun) Tentang Obat a. Bethadine Gargle 1) Komposisi MengandungPeovidone Iodine 1% 

3

2) Indikasi Obatkumur ANTISEPTIK untuk mengatasi flu, radang tenggorokan, sariawan, gusibengkak, danbaumulut. 3) Cara Pakai Hanyauntukdewasadananak-anakdiatas 6 tahun. Kumurlahsecukupnyapadaronggamulutsampai 4 kali sehari,  penggunaanmaksimalsampai 14 kali. 4) Kontra Indikasi Yang hipersensitifterhadapYodium, penderitapenyakittyroid, wanitahamildanmenyusui. b. FG Trochees 1) Komposisi :FradiomisinSulfat 2,5 Mg, Gramisidin-s Hcl 1 Mg. 2) Mekanisme Fradiomycin dan Gramicidin adalah antibiotik yang mempunyai efek bakterisidal, dan aktif terhadap bakteri Staphylococci dan Streptococci dan mempunyai efek aditif. 3) Dosis Dosis dewasa : 1  – 2 tablet hisap, 4  – 5 kali sehari. Dosis anak : 1 tablet hisap, 4  – 5 kali sehari.

4) Indikasi: Gingivitis (radanggusi), stomatitis (radangronggamulut), faringitis (radang faring/tekak), bronkhitis (radangbronkhus/cabang-cabangtenggorok), tonsilitis (radang tonsil/amandel), angina Vincent (radangselaputlendirmulutdengantukak-tukakberselaput), difteriafaringeal, periodontitis gerahambungsu. 5) Efek Samping a) lack hairy tongue, mukosa mulut berwarna kemerahan, dan glossitis, b) Meskipun jarang, dapat terjadi gejala defisiensi vitamin K seperti protrombinemia, dan kecenderungan  perdarahan. Dapat juga terjadi gejala defisiensi vitamin B seperti glositis, stomatitis (sariawan), anoreksia, dan neuritis. Gejala tersebut cenderung terjadi pada penderita gizi kurang dan orang lanjut usia. c. Becefort 1) Komposisi Isi (VitaminC mg 500, Vitamin B komplek, Vitamin E). 2) Mekanisme Sebagai prokolagen sehinggadapat menutup luka atauj ejas yang terjadi di rongga mulut. 8. FARINGITIS Pengertian Faringitis akut adalah suatu sindrom inflamasi dari faring dan/atau tonsil yang disebabkan oleh beberapa grup mikroorganisme yang berbeda. Faringitis dapat menjadi bagian dari infeksi saluran napas atas atau infeksi lokal didaerah faring. Resep R/ Amoxycillin tab mg 250 Paracetamol tab mg 250 Dexametason tab mg 0.25 GG tab mg 50 m.f.l.a Pulv dtd No.XII

∫ 3 dd Pulv 1 Pro : An Ahmad (10 Tahun) Pembahasan Obat 1. Penicillin (Amoxycillin) Bakteri tersering yang menyebabkan infeksi faring ialah  streptococcus B hemolitikus , yaitu bakteri gram positif. a. Mekanisme kerja: Penicillin bekerja dengan menghambat pembentukan mukopeptid yang digunakan oleh kuman untuk mensintesis dinding sel. Selain itu keadaan inipun akan menyebabkan terjadinya aktivasi proteolitik.  b. Dosis: oral 3 dd 375-1000 mg, anak-anak < 10 tahun 3 dd 10 mg/kgBB, 3-10 tahun 3 dd 250 mg, 1-3 tahun 3 dd 125 mg, 0-1 tahun 3 dd 100 mg c. Efek samping Gangguan lambung, dan ganguan kulit jarang terjadi 2. Paracetamol a. Mekanisme Paracetamol diberikan untuk menghilangkan demam dan sebagai 4etabolis. Paracetamol bekerja menghambat  pembentukan prostaglandin yang merupakan inisial peningkatan temperature set body .  b. Dosis Untuk nyeri dan demam oral 2-3 dd 0.5-1 gr, maksimal 4 gr/hari Pada penggunaan kronis bisa maksimal 2.5 gr/hari. Anak-anak 4-6 dd 10 mg/kgBB, c. Efek samping Efek samping yang mungkin terjadi ialah dapat terjadi methemoglobinemia, hemolisis eritrosit, dan hepatotoksik   jika digunakan kronis 3-4 gr/hari dan pada dosis > 6gr/hr mengakibatkan nekrosis hepar irreversibel

4

d.

KontraIndikasi Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh digunakan pada  penderita dengan gangguan fungsi hati. 3. Dexamethason a. Mekanisme: antiinflamasi dengan mengeblok enzim fosfolipase A2, sehingga mediator perdangan prostaglandin dan leukotrien dari asam arakidonat tidak terjadi. b. Dosis Oral semula 0.5-9 mg sehari sesudah makan pagi, pemeliharaan 0.5-1 mg sehari. c. Efek samping Sindrom Cushing 4. GG (guaifenesin) a. Mekanisme GG diberikan karena pasien batuk berdahak. GG merupakan obat golongan ekspektoran. b. Dosis Oral 4-6 dd 100-200 mg c. Efek samping Kadang berupa iritasi lambung (mual, muntah) yang dapat dikurangi bila minum dengan segelas air  12. Pre-Eklampsia Definisi Timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan atau segera setelah kehamilan. Diagnosis pre eklampsia ditegakkan apabila ditemukan 2 dari 3 keadaan berikut: 1. Penambahan berat badan yang berlebihan, yaitu kenaikan 1 kg seminggu yang terjadi beberapa kali disertai edema kaki,  jari tangan, dan wajah. 2. Tekanan darah ≥ 140mmHg atau tekanan darah sistolik meningkat ˃ 30mmHgatau tekanan darah diastolik meningkat ˃ 15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. 3. Adanya proteinuria, yaitu bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif  menunjukkan +1 atau 2. Disebut pre eklampsia berat apabila ditemukan gejala berikut: 1. Tekanan darah sistolik ≥ 160mmHg atau diastolik ≥ 110mmHg 2. Proteinuria + ≥ 5g/24jam atau ≥3 pada tes celup 3. Oligouria ( ˂ 400ml dalam 24 jam) 4. Sakit kepala hebat atau ganggguan penglihatan 5.  Nyeri epigastrium dan ikterus 6. Edema paru atau sianosis 7. Trombositopenia 8. Pertumbuhan janin terhambat Terapi 1. Pre eklampsia ringan a) Rawat jalan : anjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur > 8jam malam hari. Bila sukar tidur beri fenobarbital. Kemudian evaluasi 1 minggu kemudian. R/ Fenobarbital tab mg 30 No. VII S 1 dd tab I omni noctum Pro: Ny. Lilis (27th)  b) Rawat inap : bila dalam 2minggu tidak ada perbaikan, pasien di rawat inapkan. Beri anti hipertensi. R/ Nifedipin tab retard mg 5 No. XV S 2 dd tab I Pro : Ny. Linda (28th) 2. Pre eklampsia berat a) Segera rawat pasien di rumh sakit. Beri MgSO4 dg dosis awal 2 g intravena dlm 10 menit, kemudian lanjut dalam drip infus dextrose 5% dg kecepatan 15-20 tetes per menit sampai tekanan darah stabil. Berikan sampai 24 j am pasca  persalinan dan hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan ataupun intoksikasi. Syarat pemberian MgSO4 : reflek patella kuat, RR >16x/menit, diuresis >100cc dlm 4 jam sebelumnya.  b) Sedia antidotum MgSO4 yaitu Ca Glukonas 10%. c) Berikan anti hipertensi R/ Dextrose 5% infus flab No. III Cum infus set No. I IV catheter no. 22 No. I S imm R/ Sulfas magnesikus 20% inj fl No. I Cum disposable syringe cc 10 No. I Simm R/ Ca Glukonas 10% inj. amp No. I Cum disposable syringe cc 10 No. I

5

Simm R/ Nifedipin tab mg 10 No. III S prn (1-3) dd tab I Pro: Ny. Wika (29th) A. Keterangan Obat: 1. MgSO4 Drug of choice untuk atasi kejang. Antikonvulsan yang efektif dan membantu mencegah kejang kambuhan dan mempertahankan aliran darah ke uterus. BSO : Injeksi (iv 20%-25ml; 40%-25ml), serbuk zak (30g) MK : Menekan pengeluaran asetilkolin pada motor end plate, mencegah masuknya Ca2+ D : Inisial 4-6 g IV bolus dalam 10 menit. Jika masih kejang tambahkan 2g IV dalam 3-5 menit. Rumatan: 2-4 g/ jam IV per drip dalam D5% KI : Hipersensitif terhadap magnesium, blok jantung, penyakit adison, kerusakan otot jantung. ES : flushing, berkeringat, menurunkan tekanan darah secara tajam, hipotermia, depresi nafas Farmakokinetik: pemberian oral dapat diabsorpsi 20%. Efek pencahar terlihat setelah 3-6 jam. 2. Ca Glukonas Sebagai antidotum dari MgSO4 3. Fenobarbital BSO : Injeksi (im/iv 50mg/ml); tablet (30mg;100mg) Paten : fenobarbiton, luminal MK :Sebagai antikonvulsan, hipnotik dan sedatif. Untuk mempermudah tidur. ES: pusing, mengantuk, ataksia D: 1-2 x 30mg/ oral KI: hamil, laktasi, kerusakan hati dan ginjal, pembesaran prostat, ileus paralitik, kolitis ulserativa, hipertensi berat, sepsis, penyakit pembuluh darah perifer, penyakit j antung iskemik  Farmakokinetik: waktu paruh 80-120jam 4.  Nifedipin (Calcium channel blocker) Paten: adalat MK : Menghambat masuknya Ca2+ ke dalam sel sehingga terjadi relaksasi otot polos vaskuler, penurunan kontraksi jantung serta penurunan kecepatan konduksi SA node dan AV node. D : 10mg/ oral KI : syok, kehamilan, laktasi, infark miokard ES : pusing, sakit kepala, mual, muntah, takikardia, hipotensi, edema perifer, batuk. 13. TYPHUS ABDOMINALIS A. Definisi Typhus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, Salmonella paratyphi A, B dan C yang menyerang usus halus khususnya daerah ileum. Penyakit ini termasuk penyakit tropik yang sangat  berhubungan erat dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Dapat dengan mudah berpindah ke orang lain melalui fecal oral, artinya kuman Salmonella yang ada pada pada feses penderita atau karier mengkontaminasi makanan atau minuman orang sehat. B. Pengobatan  Infus Infus Ringer Laktat 20 tetes/menit, untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan mengembalikan keseimbangan elektrolit-elektrolit tubuh karena dalam hal ini pasien mengalami mual dan muntah dimana dapat mengancam terjadinya dehidrasi. Keadaan dehidrasi ini dapat dicegah karena infus ringer laktat mengandung komposisi elektrolit dan konsentrasinya sama dengan yang dikandung di dalam cairan ekstraseluler.Kandungan elektrolitnya antara lain Natrium 130 mEq, Kalium 4 mEq, Klorida109 mEq, Kalsium 3 mEq, Asetat 28 mEq. Natrium merupakan kation utama plasma darah dan menentukan tekanan osmotik, klorida merupakan anion utama plasma darah serta kalium merupakan kation intraseluler sebagai konduksi syaraf dan otot.  Antibiotik  Kloramfenikol 4 x 500 mg, kloramfenikol (dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500mg, diberikan selama demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 2 x 250mg selama 5 hari kemudian)  Anti piretik  Paracetamol 500 mg (bila perlu), sebagai obat penghilang gejala demam dan pusing C. Mekanisme Obat  Infus Ringer Laktat (RL) Sediaan - 500 ml dan 1.000 ml (Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca + (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L). Osmolaritasnya sebesar  273 mOsm/L Metabolisme RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan  pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar.

6

Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan RL tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis.  Antibiotik  Kloramfenikol  Nama paten - Combisetin (Combiphar), Farsycol (Ifars), Kalmicetine (Kalbe Farma), Lanacetine (Landson) Sediaan - Kapsul 250 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/5 ml, sirup 125 ml/5 ml, serbuk injeksi 1g/vail. Sifat - Kloramfenikol merupakan kristal putih yang sukar larut dalam air ( 1:400) dan rasanya sangat pahit Dosis Dewasa : 50 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 j am. Anak : 50-75 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam. Bayi < 2 minggu : 25 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi tiap 6 jam. Berikan dosis lebih tinggi untuk infeksi lebih berat. Setelah umur 2 minggu bayi dapat menerima dosis sampai 50 mg/kgBB/ hari dalam 4 dosis tiap 6 jam. Mekanisme kerja Efek antimikrobaKloramfenikol bekerja pada spektrum luas. Kloramfenikol berefek bakteriostatik  terhadap kuman yang peka seperti riketsia, klamidia, mikoplasma dan beberapa strain Salmonella serta hampir  semua bakteri gram positif, sejumlah bakteri anaerob dan sejumlah bakteri gram negatif. Kloramfenikol dapat menjadi bakterisid pada Str. Pneumonia,  N. Meningitides dan  H. influenza,namun tidak aktif pada suku  Pseudomonas Sp dan  Proteus sp. Obat ini efektif terhadap sebagian besar strain  E.coli, K. Pneumoniae dan  P.  Mirabilis Absorbsi, Peroral, kapsul 250 ± 500 mg dan suspensi 125 mg/5ml Distribusi, 



Difusi kloramfenikol ke jaringan, rongga dan cairan tubuh baik sekali, kecuali ke dalam e mpedu. Kadarnya di cairan serebrospinal tinggi sekali dibandingkan dengan antibiotika lain, meski tanpa meningitis. Kadar   puncak plasma (1 jam setelah pemberian i.v.) 15-25 mg/liter.

Pemberian kloramfenikol secara i.v. menimbulkan kadar yang lebih rendah dalam darahdibandingkan  peroral. Kloramfenikol terikat 50% pada protein plasma denganwaktu paruh 3 jam Metabolisme Kloramfenikol mengalami metabolisme di hepar. Dalam hati, 90% zat ini dirombak menjadi glukoronida inaktif. Pada penderita gangguan hepar, dosis har us diturunkan Ekskresi Resorpsi kloramfenikol dari usus cepat dan agak lengkap, dengan BA 75 -90%. Pada penggunaan IV dan peroral, Kloramfenikol diekskresi 5 ± 30%melalui urin, terutama sebagai metabolit inaktif. Kloramfenikol melalui penggunaan peroral saja diekskresi melalui empedu dan tinja dalam jumlah kecil. Indikasi : demam tifoid dan paratifoid, infeksi berat karena Salmonella sp, H. influenza (terutama meningitis), rickettzia, limfogranuloma, psitakosis, gastroenteristis, bruselosis, disentri. Kontraindikasi : Hipersensitif, anemia, kehamilan, menyusui, pasien porfiria Efek samping : Kelainan darah reversible dan ireversibel seperti anemia aplastik anemia (dapat berlanjut menjadi leukemia), mual, muntah, diare, neuritis perifer, neuritis optic, eritema multiforme, stomatitis, glositis, hemoglobinuria nocturnal, reaksi hipersensitivitas misalnya anafalitik dan urtikaria, sindrom grey pada bayi  premature dan bayi baru lahir, depresi sumsum tulang  Antipiretik  Paracetamol  Nama paten  –  Alphamol, Biogesic, Bodrexin demam, Contratemp, Cupaol, Dumin, Farmadol, Fasgo Forte, Fevrin, Pamol, Panadol biru, Sanmol, Sanmol tablet, Pyrex, Pyridol. Sediaan – tablet 500mg, sirup 125mg/5ml, sirup 160 mg/5ml, sirup forte 250 mg/ml. Dosis Tablet 1. Dewasa dan anak atas 12 tahun  – 1 tablet (3-4 kali sehari) 2. Anak-anak 6-12 tahun  – ½ - 1 tablet (3-4 kali sehari) Sirup 125 mg/5ml 1. Anak 0-1 tahun  – ½ sendok takar (5ml) 2. Anak 1-2 tahun  – 1 sendok takar (5ml) 3. Anak 2-6 tahun  – 1-2 sendok takar (5ml) 4. Anak 6-9 tahun  – 2-3 sendok takar (5ml) 5. Anak 9-12 tahun  – 3-4 sendok takar (5ml) Mekanisme Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX), dan selektif  mengahmbat COX-2. Meskipun mempunyai efek antipiretik dan anelgesik dan antiinflamasi yang lemah. 





7

Absorbsi , Onset dari Paracetamol kurang dari 1 jam dengan waktu paruh sekitar 1-3 j am. Paracetamol cepat diabsorpsi di saluran pencernaan, juga diabsorpsi secara baik dari membrane mukosa rectum. Distribusi dan Metabolisme Paracetamol didistribusikan secara luas dalam cairan tubuh dan dengan mudah Eksresi Setelah paracetamol dimetabolisme oleh liver, lalu dieksresi oleh ginjal dan dalam jumlah kecil pada air susu ibu (ASI) Paracetamol, aman untuk wanita hamil dan anak-anak. Indikasi : meredakan demam dan nyeri yang ringan sampai sedang yang disebabkan oleh berbagai hal, postImmunisation Pyrexia. Kontra Indikasi : alergi terhadap paracetamol, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta pasien dengan ketergantungan terhadap alcohol. Efek Samping : mual, hypersensitivitas, ruam pada kulit, acute renal tubular necrosis, dyscrasia darah (seperti thrombocytopenia, leucopenia, neutropenia, agranulocytosis), kerusakan liver  Tulisan resep : R/ Ringer laktat inf flab No II cum infuse set No I IV catheter no 22 No I  





 ʃ imm R/ Chloramphenicol tab mg 500 No IV

 ʃ 4 dd tab 1 R/ Paracetamol tab mg 500 No IV  ʃ prn (3-4) dd tab 1 Pro : Nn M (21th) 15. EKZEMA A. Definisi Ekzema adalah proses radang pada kulit. Lapisan kulit yang mengalami kelainan ialah kulit ari (epidermis) dan kulit  jangat (dermis) bagian atas. Faktor penyebab ekzema belum diketahui pasti. Namun hal ini sering dihubungkan dengan faktor bawaan. Sedangkan faktor pencetus yang sering menimbulkan ekzema antara lain iklim, alergi, infekortikosteroidi, emosi, dan faktor higienis. B. Pengobatan Pengobatan ekzema menggunakan kostikosteroid topikal. Pilihan obat topikal agar tepat ke target site-nya. C. Mekanisme Kerja Obat 1. Bentuk sediaan obat : Kortikosteroid topikal terdapat dalam berbagai bentuk sediaan, yakni salep, krim, gel, aerosol dan losio. Salap mengandung vaselin, parafin, propilen glikol, atau minyak mineral. Bahan-bahan tersebut akan membentuk sawar oklusif  yang mencegah penguapan, sehingga membantu hidrasi stratum korneum yang akan meningkatkan penetrasi bahan aktif. Hampir 50% bahan dasar krim adalah air. Semakin tinggi kandungan air suatu vehikulum (misalnya bentuk losio dan gel), maka akan lebih cepat mengeringkan karena penguapan yang meningkat. Oleh karena itu, lebih cocok untuk lesi yang membasah. Secara umum, bentuk salep akan lebih efektif dibanding krim atau losio terhadap kelainan yang kering dan menebal. Tetapi, umumnya pasien lebih menyukai bentuk krim karena lebih nyaman dipakai, sehingga meningkatkan kepatuhan terapi. 2.  Nama paten : Betamethasone dipropionate = Diprosone 0.05%,cream,lotion Clobetasol propionate = Dermovate 0.05%,cream Desoximetasone = Topcort 0.05% gel Halcinonide = Halog 0.1%, cream Mometasone furoate= Elocon 0.1%, ointment Hydrocortisone = Enkacort 1% and 2.5% cream 3. Dosis : 2-4 X sehari 4. Mekanisme kerja : efek utama penggunaan kostikosteroid secara topikal pada epidermis dan dermis ialah efek  vasokonstriksi, efek antiinflamasi, dan efek antimitosis. Adanya efek vasokonstriksi akan mengakibatkan berkurangnya eritema, adanya efek antiinflamasi yang terutama terhadap leukosit, adanya efek antimitosis terjadi karena kortikosteroid mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A 2 dengan mengurangi  jumlah enzim yang tersedia untuk memproduksi prostaglandin. 5. Metabolisme : kortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak; mempengaruhi juga fungsi sistem kardiovaskuler, ginjal,otot lurik, sistem saraf dan organ lain. 6. Indikasi : ekzema, radang dan penyakit kulit karena alergi 7. Kontraindikasi : Penderita alergi kortikosteroid 8. Efek samping :

8

D.

Risiko terberat (walaupun sangat jarang terjadi) penggunaan kortikosteroid adalah penekanan aksis adrenal hipotalamus akibat absorbsi sistemik. Selain itu, dapat pula terjadi glaukoma. Yang lebih kerap terjadi adalah efek  samping lokal pada kulit berupa atrofi, strie, purpura, telangiektasi,erupsi akneiformis dan perubahan warna kulit. Perlu diingat pula kemungkinan adanya topical steroid addiction. Efek samping ini secara langsung bergantung  pada potensi kortikosteroid dan lama serta cara penggunaannya. Secara umum, anak-anak, orang tua dan pasien dengan kelainan yang luas akan mempunyai risiko yang lebih tinggi. Pada anak-anak, disebabkan karena mereka mempunyai rasio luas permukaan tubuh terhadap berat badan yang relatif lebih tinggi. Penulisan Resep R/ Hidrocortison 2% cream tube No. I

∫ 2 dd I u.e Pro : Tn. D (40 th) 19. ASMA BRONKIAL Definisi : gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan elemennya berlangsung kronik menyebabkan  peningkatan, hiperresponsif j alan nafas yang menimbulkan gejala episode berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat, terutama pada malam hari. Episode tersebut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas. Contoh resep: R/ Ventolin MDI No. I S prn 1-2 dd puff I R/ Metil prednisolon tab mg 4 No.VII S 1 dd tab I Pro Ny. R (30tahun) Jenis obat: 1. Ventolin Kandungan salbutamol sulfate, golongan beta2-mimetika Mekanisme kerja : bekerja spesifik pada reseptor- β2. Selain mempunyai daya bronchodilatasi yang baik, juga memiliki efek yang lemah terhadap stabilisasi sel mast, sehingga sangat efektif untuk mencegah atau meniadakan asma. ESO : nyeri kepala, pusing, mual, tremor tangan. Pada overdose menimbulkan efek kardiovaskuler (takikardi, palpitasi, aritmia, hipotensi). Dosis : tab 2 mg, inhaler 100 mcg. Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 100mcg, pada serangan akut 2 puff dapat diulang sesudah 15 menit. Pada serangan hebat i.m atau s.c 250-500 mcg, yang dapat diulang setelah 4 jam. Biasa digunakan dalam bentuk dosis aerosol, karena berefek pesat dan mempunyai efek samping yang ringan dibanding dengan dosis oral. 2. Metilprednisolon Merupakan kortikosteroid, sebagai antiinflamasi, mengatasi obstruksi jalan nafas. Mekanisme kerja : menghalangi enzim fosfolipase yang mampu mengubah fosfolipid membran sel menjadi mediator  menimbulkan bronkospasme. ESO : gejala cushing (osteoporosis, moonface, hipertrichosis, impotensi, dll) serta penekanan fungsi anak ginjal. Dosis : Sediaan 4 mg, 16 mg. Prednisolon untuk terapi kur singkat 25-40 mg sesudah makan pagi, yang setiap dua hari dikurangi dengan 5 mg sampai kur selesai dalam 2-3 minggu. Untuk pemeliharaan 5-10 mg prednisolon setiap 48jam. URTIKARIA Definisi. Urtikaria adalah suatu reaksi vaskuler di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo. Umumnya ukuran lesi dan bentuknya bervariasi dari beberapa millimeter sampai  plakat. Lesi dapat timbul pada kulit atau membrane mukosa. Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk  Terapi. Terdapat tiga jenis obat yang cukup baik untuk mengontrol gejala pada urtikaria, yakni agen simpatomimetik, antihistamin, dan kortikosteroid. 1. Agen simpatomimetik  ,ex: epinefrin&efedrin, efek berlawanan dengan histamine, yaitu vasokonstriksi superfisial dan permukaan mukosa. Umumnya untuk urtikaria akut dan dapat dikombinasi dengan AH. 2. Antihistamin Diklasifikasikan menjadi H1, H2, dan H3 berdasarkan kemampuan menghambat aksi spesifik reseptor  histamin dalam jaringan. Hampir pada semua urtikaria, terutama kronik yang penyebabnya sulit diketahui,  pemberian AH1 adalah pilihan pertama. Antihistamin 1 diklasifikasikan 6 kelompok berdasarkan struktur kimianya. memiliki efek samping sedasi. Efek depresi terhadap susunan saraf pusat dapat terjadi bila antihistamin AH1 ditelan bersama dengan alkohol. Efek pada saluran pencernaan meliputi anoreksia, mual, muntah, epigastric distress dan diare. Beberapa AH1 mempunyai efek antikolinergik berupa membran mukosa kering, sulit buang air kecil, retensi urin atau sering kencing dan impotensi. Antihistamin2 efek sedasinya rendah. Derivat terfenadin (Fexofenadine), astemizole, cetirizin, dan loratadin sudah mulai sering digunakan dalam pengobatan urtikaria. Golongan ini diabsorbsi lebih cepat dan mencapai kadar puncak dlm1-4 jam. Masa awitan lebih lambat dan mencapai efek maksimal dalam4 jam (terfenadin), sedangkan astemizol dalam 96 jam setelah peroral. Apabila gagal, kombinasi 2 obat dari kelas farmakologikal yang berbeda dapat digunakan, kombinasi AH1 dan AH2 mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik pada kasus pasien yang sulit. Antagonis H2 sebaiknya tidak digunakan sendiri, karena  





 

 

9

efeknya yang minimal pada pruritus. Contoh obat AH2 adalah cimetidin, ranitidine, nizatadin, dan famotidin. 3. Kortikosteroid Dalam beberapa kasus urtikaria akut atau kronik, AH mungkin gagal, bahkan pada dosis tinggi, atau efek  samping bermasalah. Dalam situasi seperti itu, terapi urtikaria seharusnya respon dengan menggunakan kortikosteroid. Jika tidak berespon, maka pertimbangkan kemungkinan proses penyakit lain (misalnya, keganasan, mastocytosis, vaskulitis). Agen terapetik yang diberikan: 1. Penghambat H1 a. Hidroksizin hidroklorida 10-50 mg@4-8 jam. Bila serangan sering, tujuannya mencegah serangan dengan  pemberian obat yang teratur, bukan diberikan bilamana perlu.  b. AH1 non sedatif: Astemizol 10 mg 2-3 kali PO dalam keadaan lambung kosong; atau terfenadin 60 mg PO setiap 12 jam. c. Bila pengobatan di atas tidak dapat mengendalikan urtikaria, pertimbangkan untuk menambahkan AH1 dari golongan kimia lainnya, misalnya: i. Tab klemastin fumarat 1,34 mg or 2,68 mg, tidak>8,04mg/hari or >3tab2,68 mg 3x 1hr. ii. Siproheptadin hcl 4 mg PO@ 8 jam. iii. Timeprazin tartrat spansul 5 mg, 1@12 jam, atau tablet 2,5 mg empat kali sehari. iv.  Klorfeniramin maleat 4 mg tiga kali sehari 2. Penghambat H2: simetidin 300 mg empat kali sehari, atau ranitidin 150 mg dua kali sehari. 3.  Prednison 0,5-1,0 mg/kg/hari, dikurangi setiap 10-15 hari untuk mengendalikan kasus yang tidak  memberikan respon terhadap antihistamin pada urtikaria akut. Kortikosteroid oral tidak diindikasikan pada  penanganan urtikaria kronik. R/ Astemizol tab mg 10 No. VI

∫2dd tab I a.c R/ Simetidin tab mg 300 No.XII

∫4 dd tab I R/ Prednison tab mg 5 No.IX

∫3 dd tab I Pro : Tn. A (35 thn) 22. DIABETES MELITUS Di bedakan menjadi 2 tipe, yaitu: A. Diabetes Melitus Tipe 1 Definisi: kondisi dimana sel β pankreas tidak menghasilkan insulin, predileksi usia muda < 30 tahun Terapi : Injeksi Insulin Resep : R/ Insulin regular injeksi 100 IU Cum spuit insulin injeksi S imm Pro. Nn. A (19 th) Mekanisme kerja : mengatur kadar glukosa dengan target utama hepar, otot, dan jaringan adipose B. Diabetes Melitus Tipe 2 Definisi : kondisi dimana terjadi resistensi insulin. GDS ≥ 20 mg/dl atau GDP ≥ 126 mg/dl Pilihan obat : 1.  First choice : gol. sulfenilurea (glibenklamid, klorpropamid) 2. Gol. Biguanid (Metformin) 3. Tiazolidindion (pioglitazon, rasiglitazon) 4. Glinid (repoglinid, hateglinid); berfungsi meningkatkan sekresi insulin 5. Glukosidase dan inhibitor : acarbose berfungsi menghambat absorbsi glukosa Resep : R/Glibenklamid tab mg 5 No. XIV S 3 dd tab I ½ h.a.c. Pro. Ny. A (55 th) Dievaluasi 2 minggu setelah pemberian, bila tidak ada perbaikan ditambah obat golongan biguanid. R/ Metformin tab mg 500 No. XXI S 3 dd tab I d.c. Pro. Ny. A (55 th) Glibenklamid Golongan Sulfonilurea (insulin sekretorik) Sediaan : 5 mg Dosis : awal 2,5-5 mg ditingkatkan perlahan tidak lebih dari 2,5 dgn interval 1 minggu, maksimal : 20 mg/hari  Nama paten antara lain: glukonic, glyamid, libronil, tiabet

  



Metformin Golongan Biguanid Sediaan : 500 mg, 850 mg Dosis : awal : 2 x 500 mg; maintenance : 3 x 500 mg; dosis maksimal : 2,5 - 3 gram/hari Efektif diminum waktu makan untuk mengurangi   



10

efek sampingnya, yaitu mual, muntah, diare, dan Mekanisme : merangsang sekresi insulin dari granul sel beta rasa tidak nyaman di perut langerhans  Nama Paten : gliformin, glikos, glucofor 500 Terapi efektif :diberikan 30 menit sebelum makan. ½ h.a.c dimaksudkan untuk mencegah hipoglikemi dan mempercepat Mekanisme : menurunkan produksi glukosa di absorbsi karena makanan dapat menyebabkan menurunnya hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot absorbsi dan adipose terhadap insulin Metabolisme di hepar dan di ekskresi melalui ginjal Metabolisme : absorbsi di intestinum dan ekskresi di urin utuh Efek samping : gangguan saluran cerna&alergi kulit Kontra indikasi : penyakit kardiovaskuler karena Kontraindikasi : DM juvenile; DM gestasional dan keadaan terjadi peningkatan asam laktat dalam darah, gawat  penyakit ginjal,dll. Interaksi obat : meningkatkan risiko hipoglikemia oleh insulin, alkohol, sulfonamide, kloramfenicol; dan efek  hipoglikemia diturunkan dengan diuretik (tiazid), kortikosteroid. 23. SHIGELLOSIS / DISENTRI BASILER  Definisi : infeksi usus akut yang dapat sembuh sendiri yang disebabkan infeksi Shigella. Gejala : demam, mual, muntah, tenesmus Tipe diare: 1. Disentri klasik (jarang, tinja banyak, bau busuk, dan berlendir) dengan tinja lembek disertai darah, mucus dan pus. 2. Watery diarrhea 3. Kombinasi ketiganya Resep R/ Cotrimoxazol tab No. XX 



















∫ 2 dd tab No. II R/ Diafrom tab No. X

∫ 3 dd tab I R/ Metochlopramid tab mg 10 No. X ∫ prn (1-3) dd tab I R/ Oralit Sachet Granul No. X

∫ ad libitum Solve in aqua cc 200 Pro: Tn. S (23 tahun) Jenis obat: 1. Cotrimoxazol (antibiotik spektrum luas)  Kombinasi:Sulfamethoxazole & trimetroprim.  Sediaan: Sulfamethoxazole: 400 mg; 800 mg. Trimetroprim: 80 mg; 160 mg.  Bentuk sediaan : - Tablet. - Suspensi: 200 mg (s), 40 mg (t)/ 5 ml. - Sirup.  Mekanisme : 

Sulfametoxazole→menghambat PABA masuk ke molekul asam folat.

Trimetroprim menghambat reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetra hidrofolat. : - ISK akibat E. Coli, klebsiella, enterobacter, proteus.  Indikasi - Infeksi GIT. - Infeksi pernafasan: pneumuniae. - Infeksi THT. : Gangguan hati, ginjal.  KI  ES : mual, muntah, SJS. : 5-7hr 2x2 tab, 10-14 hr   Dosis Shigelosis: 5 hari.  Paten : Bactrim, trizole, yekaprim. Diafrom (Neo Diafrom) : Kaolin  550 mg  Kandungan Pektin  20 mg : Pengobatan simtomatik pada diare non spesifik   Indikasi : Obat anti diare mengeraskan tinja &mengabsorsi zat toksik.  Mekanisme  Sediaan kaolin, pektin: neo kacitin 5 ml suspensi (kaolin 700 mg & pektin 50 mg).  Dosis : Dewasa % anak > 12 th  2,5 tab post detecatio max: 7,5 tab/hari (maksimal 15 tab/ hari). Anak 6-12 tahun: 1,5 tab post detecatio (maksimal 7,5 tab/hari). Metoklopramid  Sediaan : -10 mg/tab. - 10 mg/2 ml (injeksi). 

2.

 

3.

11



Indikasi : - antiematik. - dispepsia pasca gastrektomi.  Mekanisme : Blokade reseptor dopamin di CTZ (chemoreceptor trigger zone) Memperkuat pergerakan & pengosongan lambung. : Sedasi & gelisah  ES  Dosis : Dewasa 10 mg 3x/hari. 4. Oralit (200 ml) :  Komposisi - Kalium klorida 0,3 gr (1,5 gr) - NaCl 0,7 gr (3,5 gr). - Na bikarbonat 0,5 gr (2,5 gr). - Glukosa anhidrat 4 gr (20 gr).  Indikasi :rehidrasi muntaber, diare, kolera. :  Dosis Dewasa 2 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap BAB Anak < 1 th: 2 jam pertama 2 gelas larutan  ½ gelas Anak 1-5 th: 2 jam pertama 4 gelas larutan  1 gelas 24. VERTIGO  

  

- Def : perasaan rotasi (memutar), dapat sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar. Vertigo merupakan “gejala”, bukan “penyakit”. Terjadi karena gangguan koordinasi, labirinth, mata & sensibilitas. Prinsip terapi : 1. Etiologi : tergantung penyebab (TIA, epilepsi, migren, infeksi) 2. Simptomatis : - Sedativa : diazepam,dsb - Antihistamin : diphenhidramin, dramamin,dsb - Vasodilator : flunarizine,dsb - Contoh pemberian resep : R/ Diazepam (Valisanbe)tab 5 mg ∫3 x 1 R/ Mertigo tab ∫2x1  R/ Unalium tab 5 mg ∫2 dd tab 1( pagi dan sore) Unalium (paten mengandung flunarizine)sediaan tablet ada yang 10mg dan 5 mg. Dosis rata-rata 10 mg sehari dosis tunggal pada malam hari. Pada orang tua 5 mg Maksimal pemberian 2 bulan, untuk terapi pemeliharaan diberikan 5 hari dalam seminggu. Indikasi: profilaksis migren, vertigo, ggn konsentrasi. ES: somnolen, lesu, gejala ekstrapiramidal, penurunan berat badan selama terapi. Mertigo (paten mengandung betahistine mesylate) sediaan tablet 6 mg.dosis 1-2 tablet 3 x sehari.ES: ggn GIT, ruam kulit. Indikasi: vertigo dan pusing pada penyakit meniere, sindroma meniere, vertigo perifer. Valisanbe (paten mengandung diazepam), Indikasi : neurotik, psikosomatik, rematik. Dosis dewasa: 2-5 mg, anak 614 th 2-4 mg,
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF