Rencana Pembangunan Lima Tahun
November 3, 2018 | Author: Alfian Khoirianto | Category: N/A
Short Description
Download Rencana Pembangunan Lima Tahun...
Description
REPELITA Sebuah perjalanan kehidupan suatu bangsa
Disusun oleh :
SMA NEGERI 3 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatandan petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan karangan mengenai REPELITA ini. Terimakasih kami sampaikan kepada siswa-siswi kelas XII IPA 4 yang ikut serta mendukung dalam pembuatan karangan ini. Terima kasih juga kami haturkan kepada Ibu Surasmini selaku guru sejarah yang telah memberikan tugas ini kepada kami , sehingga karangan ini bisa terbentuk . Akhir kata, kami mengharap saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang .
Semarang, 25 September 2011
Daftar isi Kata Pengantar…………………………………………………………………………..
i i ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………
1
I.1 Latar Belakang……………………………………………………………… 1 I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...1 I.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………. 1 2
I.4 Metode Penulisan…………………………………………………………… I.5 Sistematika Penulisan………………………………………………………
2
Bab II Pembahasan Masalah…………………………………………………………...3 3
A. Kapan masa terjadinya REPELITA I-VI ?.................................... 4
B. Bagaimana Isi REPELITA I-VI ?.................................................. C. Bagaimana Kondisi perekonomian Indonesia ketika 7
REPELITA I-VI ?............................................................................... Bab III Penutup…………………………………………………………………………… III.1 Kesimpulan………………………………………………………………… III.2 Daftar Pustaka……………………………………………………………..
BAB I Pendahuluan
10 10 10
ii
1
I.I. Latar Belakang Awal
masa
orde
baru
menerima
beban
berat
dari
buruknya
perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).
I.2. RUMUSAN MASALAH 1.
Kapan masa terjadinya REPELITA I-VI ?
2.
Bagaimana Isi REPELITA I-VI ?
3.
Bagaimana Kondisi perekonomian Indonesia ketika dijalankannya REPELITA I-VI ?
I.3. TUJUAN PENULISAN 1.
Mengetahui bagaimana kondisi perekonomian Indonesia ketika dijalankannya REPELITA I-VI
2.
Mengetahui Bagaimana Isi REPELITA I-VI
3.
Bagaimana Kondisi perekonomian Indonesia ketika dijalankannya REPELITA I-VI
1.4 METODE PENULISAN Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode studi pustaka.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
2
BAB II Pembahasan masalah a.
Kapan Masa terjadinya repelita I-VI ? REPELITA I-VI terjadi saat orde baru(1969 – 1999) ,tepatnya ketika Indonesia dibawah kepemimpinan Bapak Soeharto.
b.
REPELITA I
: (1969-1974)
REPELITA II
: (1974-1979)
REPELITA III
: (1979-1984)
REPELITA IV
: (1984-1989)
REPELITA V
: (1989-1994)
REPELITA VI
: (1994-1999)
BAGAIMANa ISI REPELITA I-VI ?
(a) REPELITA I
Mulai berlaku sejak tanggal 1 April 1969. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. (b)REPELITA II
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sector pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
3
REPELITA I dan II
Prestasi: •
Pertumbuhan ekonomi 6 % per tahun
•
Investasi meningkat dari 11 % menjadi 24 % dari PDB selama 10 tahun
•
Kontribusi tabungan meningkat dari 23 % menjadi 55 %
•
Sumber penghasilan utama devisa adalah ekspor minyak bumi kurang lebih 2/3 dari total penerimaan
•
Inflasi rata-rata 17 %
•
Porsi pelunasan hutang 9,3 % dan 11,8 % dari pengeluaran
Kondisi: •
Boom minyak tahun 1973 dan 1978
Kebijakan: •
Devaluasi rupiah dari Rp 415 menjadi Rp 625/$
(c) REPELITA III
Prioritas tetap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sektor pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
Prestasi: •
Ekspor neto migas turun 38 %
•
Ekspor nonmigas turun 30 %
•
Impor nonmigas meningkat
•
Neraca berjalan (current account) dari suprlus US $2.7 milyar menjadi difisit US $6.7 milyar
•
PDB tumbuh hanya 2,24 %
•
Laju inflasi rata-rata 9 %
•
Porsi pelunasan hutang 17,3 % dari pengeluaran
4
Kondisi: •
Boom minyak tahun 1982/1983
•
Kemelut minyak dan resesi dinegara industri menyebabkan OPEC memotong harga dan produksi minyak
•
Devaluasi 28 % tahun 1983
Kibijakan: •
Penghematan anggaran belanja
•
Penambahan pinjaman luar negeri
•
Penggalakan ekspor nonmigas
•
Pembatasan impor barang mewah
•
Pengurangan perjalanan ke luar negeri
•
Penggalakan penggunaan barang dalam negeri
•
Penjadualan ulang dan pembatalan 50 % proyek sektor publik
•
Gaji pegawai negeri tidak dinaikkan
•
Penaikan harga bahan bakar minyak tahun 1984 dengan mengurangi subsidi
•
Pengurangan subsidi atas pupuk, pestisida, dan pangan
•
Pembaharuan UU perpajakan tahun 1984
•
Deregulasi parcial sistem perbankan dengan menyerahkan penentuan
tingkat
bunga
kepada
masing-masing
bank
peniadaan sistem pagu kredit (d)REPELITA IV
Adalah peningkatan dari REPELITA III. Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Priorotasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
5
Prestasi: •
Pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,32 %
•
Beban hutang luar negeri menjadi membesar
•
Penghematan anggaran dan pengawasan serta penertiban penggunaan anggaran
•
Perkembangan pasar modal dan sektor perbankan yang luar biasa
•
Laju inflasi rata-rata 9 %
•
Porsi pelunasan hutang 41,2 % dari pengeluaran
Kondisi: •
Harga minyak turun menjadi US $10
Kibijakan: •
Deregulasi dan debirokratisasi untuk mengurangi cambur tangan pemerintah untuk memberikan kesempatan pihak swasta dan investor asing dalam pembangunan
•
Devaluasi untuk meningkatkan ekspor non migas
(e) REPELITA V
Menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan.
Prestasi: •
Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,7 %
•
Ekspor komoditas non migas meningkat
•
Porsi pelunasan hutang 44,6 % dari pengeluaran
Kondisi: •
Harga minyak turun menjadi US $10
6
Kebijakan: •
Deregulasi
dan
debirokratisasi
terus
dilakukan
untuk
menekan ekonomi biaya tinggi dan meningkatkan efisiensi nasional (f) REPELITA VI
Kibijakan: •
Pemberian paket-paket deregulasi dalam bentuk penyusunan dan perbaikan undang-undang yakni UU No. 25 tahun 1990 tentang koperasi, UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, dan UU No. 9-12 tentang perpajakan
c.
Bagaimana kondisi perekonomian di Indonesia saat dijalankannya repelita I-VI?
1. Repelita I (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Pada repelita I menitikberatkan pada sektor perekonomian yang didukung oleh sektor industry. Muncul istilah Trilogi Pembangunan 1)Stabilitas Nasional 2)Pemerataan 3)Pertumbuhan Ekonomi. Pada masa ini, yang diekspor masih berupa bahan mentah. 2. Repelita II (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Trilogy pembangunan diubah urutannya menjadi 1)Pertumbuhan ekonomi 2)Pemerataan dan 3) Stabilitas Nasional. Produk yang diekspor adalah WIP. Kebijakan ekonomi yang terkenal adalah adanya KNOP 15 tanggal 15 November 1978, isinya 1)Masyarakat harus
7
mencintai produk dalam negeri 2) Mendorong ekspor 3) Memberikan tariff spesifik bagi barang impor
3. Repelita III (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Trilogy pembangunan menjadi 1) Pemerataan pembangunan dan hasil2nya 2) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi 3) Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis. Terdapat kebijakan devaluasi rupiah tanggal 30 Maret 1983 dengan menurunkan nilai rupiah menjadi 937 rupiah per dollar. Terdapat kebijakan deregulasi perbankan oleh Soemarlin (gebrakan Soemarlin pertama) tanggal 1 Juni 1983 karena ada bank2 yang meminjam dana dari BI namun khawatir akan disalahgunakan.
4. Repelita IV (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Muncul kebijakan devaluasi tanggal 12 September 1986 karena banyak produk2 Indonesia yang digudangkan di luar negeri dan aliran kas masuk berkurang (saat itu telah dipakai neraca pembayaran ‘ Balance of Payment). Selain itu, muncul juga kebijakan deregulasi,
8
tanggal 12 Oktober 1987 tentang penyederhanaan aturan dan tanggal 27 Oktober 1988 tentang deregulasi dan debirokratisasi (birokrasi dipangkas dan bank2 diberi kemudahan pendiriannya).
5. Repelita V (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Muncul kebijakan uang ketat (tight money policy) untuk mengatasi inflasi yang meningkat tajam (gebrakan Soemitro kedua)
6. Repelita VI (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Pengalihan dana pembangunan ke Indoseia Timur, karena sebelumnya 75% KBI 25% KTi menjadi 40% KBI dan 60% KTI. Muncul krisis mata uang, krisis moneter sampai krisis ekonomi pada tahun 1997-1998.
Bab III PENUTUP a.
9
Kesimpulan •
REPELITA I-VI terjadi saat orde baru(1969 – 1999) ,tepatnya
ketika Indonesia dibawah kepemimpinan Bapak Soeharto. •
Repelita I (1969 – 1974) bertujuan memenuhi kebutuhan dasar
dan infrastruktur dengan penekanan pada bidang pertanian. •
Repelita II (1974 – 1979) bertujuan meningkatkan pembangunan
di pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
•
Repelita III (1979 – 1984) menekankan bidang industri padat
karya untuk meningkatkan ekspor. •
Repelita IV (1984 – 1989) bertujuan menciptakan lapangan kerja
baru dan industri. •
Repelita V (1989 – 1994) menekankan bidang transportasi,
komunikasi dan pendidikan.
b.
Daftar pustaka •
DAMPAK REPELITA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA _
Diana's Blog.htm •
Sejarah Ekonomi Indonesia « Generasi Robbani.htm
•
Matroji.2008. Sejarah 3 SMA. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
10
View more...
Comments