Rekayasa Lalu Lintas. Pengaturan Lalu Lintas

September 3, 2017 | Author: basxren | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Rekayasa Lalu Lintas. Pengaturan Lalu Lintas...

Description

Rekayasa Lalu Lintas

PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN 







Persimpangan merupakan pertemuan dari ruas-ruas jalan yang fungsinya utk melakukan perubahan arah arus lalu lintas. Persimpangan dapat bervariasi dari persimpangan sederhana yang terdiri dari pertemuan dua ruas jalan sampai persimpangan kompleks yang terdiri dari pertemuan beberapa ruas jalan. Persimpangan sebagai bagian dari suatu jaringan jalan merupakan daerah yang kritis dalam melayani arus lalu lintas, karena pada persimpangan terjadi pergerakan arus lalu lintas yang saling berpotongan yang kemungkinan dapat terjadi kecelakaan lalu lintas. Di titik/tempat perpotongan arus lalu lintas ini disebut dengan TITIK KONFLIK.

Titik Konflik pada Simpang 4 Sebidang Titik konflik lalu lintas  Untuk

menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas,, perlu lintas dilakukan pengelolaan persimpangan yaitu dengan cara mengurangi titik titik--titik konflik yang terjadi pada waktu yang bersamaan

1

Rekayasa Lalu Lintas

TUJUAN PENGATURAN PERSIMPANGAN

Untuk menjaga keselamatan arus lalu lintas dgn memberi petunjuk-petunjuk yang jelas dan terarah, tidak menimbulkan keraguan  Mengurangi atau menghindarkan kemungkinan terjadinya kecelakaan yang berasal dari berbagai kondisi titik konflik  Menjaga kapasitas dari persimpangan agar dalam operasinya dapat dicapai sesuai dengan rencana  Untuk pengaturan lalu lintas di persimpangan dapat dipergunakan : 

Sinyal lalu lintas  Marka dan rambu (mengatur, mengarahkan dan memperingatkan)  Pulau-pulau lalu lintas 

PENGELOLAAN PERSIMPANGAN Bentuk pengelolaan simpang tergantung pada faktor :     

Klasifikasi jalan yang berpotongan Volume dan komposisi lalu lintas disetiap persimpangan Kecepatan kendaraan pada persimpanagan Adanya pejalan kaki, sepeda, dan angkutan umum Kondisi lokasi, jalan keluar masuk, jarak pandang, dsb

Jenis pengelolaan simpang bervariasi dari yang paling sederhana sampai simpang yang kompleks, yaitu :      

Rambu petunjuk arah, dan/atau peringatan, dan/atau marka jalan Rambu STOP dan GIVEGIVE-WAY Pelebaran pada kaki simpang/pendekat utk menyediakan lajur belok Pulau lalu lintas / Kanalisasi Bundaran Sinyal Lalu lintas

2

Rekayasa Lalu Lintas

Jenis--jenis Pengaturan Persimpangan Jenis

Persimpangan Sederhana

Persimpangan dgn Kanalisasi/ Pulau lalu lintas

Persimpangan dgn Pelebaran pd kaki

Persimpangan dgn Bundaran

Prinsip Dasar Perancangan Persimpangan 1. Menyediakan cukup jarak pandangan Untuk tujuan keselamatan di simpang simpang,, 3 jenis jarak pandang harus diperhatikan :  Jarak Pandang Pendekat.. Jarak pandangan yang cukup harus disediakan di setiap pendekat ke simpang utk memungkinkan pengemudi berhenti dengan aman pada saat melihat halangan di perkerasan jalan jalan,, sehingga rambu lalu lintas lintas,, sinyal lalu lintas lintas,, marka marka,, pulau lalu lintas dapat terlihat jelas baik pada waktu siang maupun malam  Jarak Pandang Masuk.. Jarak pandangan yang cukup bagi kendaraan dari jalan lokal yang masuk ke jalan utama utama,, baik melalui lajur kiri maupun lajur kanan kanan,, tanpa mendesak kendaraan di jalan utama utama..  Jarak aman simpang.. Jarak pandangan yang cukup bagi kendaraan di jalan utama utk mengamati kend di jalan lokal yg mendekat ke titik konflik,, dan melambat sampai berhenti sebelum mencapai titik konflik konflik konflik..

3

Rekayasa Lalu Lintas

Prinsip Dasar Perancangan Persimpangan

2. Hindari penggunaan pergerakan ganda

Sedapat mungkin gunakan pergerakan sederhana,, hindari penggunaan pergerakan kompleks,, karena pergerakan kompleks mungkin akan membuat pengemudi bingung dan berakibat dalam operasional, yaitu masalah kapasitas dan keselamatan. Pergerakan Sederhana

Memisah

Menggabung

Menyilang

Jalinan

Pergerakan Kompleks

Memisah

Menggabung

Menyilang

Jalinan

Gambar Jenis Pergerakan Simpang

Prinsip Dasar Perancangan Persimpangan 3. Meminimumkan jumlah titik konflik Jumlah titik konflik harus dikurangi sampai minimum. Jumlah titik konflik dipersimpangan tergantung dari :    

Jumlah kaki persimpangan Jumlah lajur dari setiap kaki persimpangan Jenis pengaturan persimpangan Jumlah arah pergerakan

Pada persimpangan empatempat-kaki sederhana ada 32 titik konflik, persimpangan tigatiga-kaki ada 9 dan bundaran ada 8 titik konflik. Jumlah titik konflik dapat dikurangi dengan :  

mengubah bentuk simpang, atau melarang pergerakan tertentu dan/atau menggunakan pulau lalu lintas

4

Rekayasa Lalu Lintas

Pengurangan Titik Konflik dengan Merubah Bentuk Simpang

Simpang 3 kaki sederhana 9 titik konflik Simpang 4 kaki sederhana 32 titik konflik

Titik konflik lalu lintas

Bundaran 8 titik konflik

Pengurangan Titik Konflik dengan Melarang Pergerakan Tertentu

Semua konflik dipersimpangan dihilangkan

Semua pergerakan belok kanan dilarang

5

Rekayasa Lalu Lintas

RANCANGAN PENGELOLAAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN 1. Penggunaan Rambu STOP atau GIVE WAY  Rambu

STOP

 Pengaturan

persimpangan dengan rambu STOP digunakan bila pengendara pada kaki persimpangan harus berheti secara penuh sebelum memasuki persimpangan.  Pengaturan ini digunakan pada pertemuan antara jalan Minor dengan jalan Major  Rambu

GIVE WAY/YIELD

 Pengaturan

ini digunakan untuk melindungi arus lalu lintas dari salah satu ruas jalan pada dua ruas jalan yang saling berpotongan tanpa harus berhenti sama sekali. Sehingga pengendara tidak terlalu terhambat bila dibandingkan dengan pengaturan rambu STOP  Rambu GIVE WAY juga digunakan pada persimpangan yang diatur dengan kanalisasi yang digunakan untuk mengatur kendaraan belok kiri pada lajur percepatan terutama bila lajur percepatan tersebut kurang panjang.

Pengaturan Simpang dengan Rambu GIVEWAY

6

Rekayasa Lalu Lintas

2. Kanalisasi (Pulau Lalu Lintas) Pengaturan persimpangan dengan kanalisasi dapat dibuat dengan marka atau pulau lalu lintas. Fungsi kanalisasi adalah : Untuk memisahkan lajur lalu lintas menerus dan lajur belok secara terarah.  Mengarahkan pengemudi ke lajur yang benar sehingga kendaraan dapat dengan mudah dan aman memasuki persimpangan sesuai pada lajurnya  Untuk menghindarkan pengemudi melakukan gerakangerakan gerakan terlarang  Dapat digunakan sebagai perlindungan bagi pejalan kaki  Sebagai tempat yang ideal untuk menempatkan pengatur lalu lintas dan ramburambu-rambu pengarah dan lain sebagainya. 

Beberapa ketentuan dalam perancangan pulau lalu lintas :   





Lebih dipilih sedikit pulau besar daripada banyak pulau kecil. Pulau yang ditinggikan minimum harus mempunyai luas 8 m2. Pulau harus dirancang sedemukaian rupa, yang mana lintasan kendaraan-belok harus digunakan untuk mencek apakah kendaraan dapat melewati pulau tanpa menabrak. Pulau di pendekat dan samping harus jauh dari tepi lajur lalu lintas, dan jika pulau pendekat tidak dilindungi, harus diawali dengan marka perkerasan. Ujung pendekat dari semua pulau harus dapat dilihat dengan jelas bagi lalu lintas yang mendekat.

7

Rekayasa Lalu Lintas

Gambar Kanalisasi (Pulau Lalu Lintas)

Lintasan kend belok

Penggunaan Lintasan Kendaraan utk Merancang Pulau Lalu Lintas radius 0,3 m

Gambar Tipikal Pulau Lalu Lintas

1,0 m radius 1,0 m

1,0 m

3. BUNDARAN (ROUNDABOUT) 



Bundaran merupakan bentuk khusus dari kanalisasi persimpangan dimana kendaraan yang masuk berputar searah jarum jam mengitari pulau lalu lintas pusat. Jalan masuk persimpangan diatur oleh marka dan rambu Give Way dan prioritas diberikan kepada kendaraan yang bersirkulasi di bundaran.

8

Rekayasa Lalu Lintas

Bundaran adalah paling sesuai untuk situasi berikut :   

Jalan yang bertemu semua adalah jalan kolektor dan jalan lokal Jalan arteri dimana pergerakan belok kanan cukup banyak, dan dimana persimpangan tidak dengan sistem koordinasi lampu lalu lintas Ada empat kaki persimpangan atau lebih yang bertemu

Faktor--faktor penting dalam perancangan bundaran : Faktor  



 

Kecepatan semua kendaraan di dalam persimpangan harus lebih kecil dari 50 km/jam. Pulau tengah Umumnya lingkaran, dengan jari-jari min 4 m di jalan kolektor dan lokal, dan dianjurkan > 20 m sampai 30 m untuk jalan arteri. Jika kecepatan pendekat tinggi, diperlukan sampai 40 m. Pulau pemisah di pendekat bentuknya harus sesuai untuk mengatur kecepatan kendaraan yang masuk dan untuk memimpin masuk ke bundaran, untuk menunjukkan lintasan kendaraan meninggalkan bundaran, untuk menyediakan tempat menunggu bagi pejalan kaki, dan memberi tempat untuk rambu lalu lintas. Lebar jalan perputaran tergantung pada jumlah lajur yang masuk, jari-jari pulau pusat, volume dan jenis lalu lintas yang menggunakannya. Umumnya lebar 1 lajur bervariasi dari 8 m utk jari-jari pulau 5 m sampai 5 m dengan 50 m jari-jari pulau pusat.

BUNDARAN (Roundabout)

9

Rekayasa Lalu Lintas

KAPASITAS BUNDARAN 

e 1

l

w e2

Kapasitas Bundaran adalah kemampuan suatu bundaran melayani besarnya lalu lintas yang menggunakannya tergantung pada tersedianya ruang untuk menjalin (weaving), yaitu lalu lintas yang memotong dari satu alur pada bundaran ke alur lain. Kapasitas praktis dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan :

Qp 

Dimana : Qp = kapasitas praktis bundaran (smp/jam) w = lebar daerah jalinan (weaving), dalam m e = lebar rata-rata jalan masuk ke daerah jalinan, dalam m l = panjang daerah jalinan, dalam m

160 w 1  e / w  1 w /l

Asumsi yang digunakan Rumus perhitungan kapasitas bundaran di atas berlaku dengan asumsi sbb : 1. Tidak ada kendaraan menunggu di pendekat ke bundaran 2. Bundaran terletak di daerah datar dan kemiringan pendekat < 4% 3. Rumus di atas didasarkan pada hasil pengamatan lapangan 4. Bundaran yang diamati berada pada rentang di bawah ini : w  e/w  w/l

= 9,1 – 18,0 m = 0,63 – 0,95 = 0,16 – 0,38

 e1/e2 = 0,34 – 1,14  Kendaraan berat < 15%

Karena bundaran cenderung terkunci jika terjadi arus berlebihan, maka diperlukan kapasitas sisa yang cukup untuk memenuhi arus puncak yang akan datang. Dan bahwa kondisi terkunci tersebut harus dihilangkan, yaitu dapat dengan menerapkan hukum prioritas.

10

Rekayasa Lalu Lintas

Contoh Soal

A

60 170 30

Diketahui jumlah arus pada bundaran seperti terlihat pada gambar. Arus dalam satuan smp/jam Ukuran daerah jalinan pada bundaran adalah : Panjang daerah jalinan (l) = 40 m Lebar daerah jalinan (w) = 15 m Lebar jalan masuk rata-rata (e) = 10 m

43

D 700

23 700 90

15 m

20

B

Kapasitas Praktis :

Qp 

30 60 750

C

Qp 

160 w 1  e / w  1 w /l

160 x15 1  10 / 15   2.909 smp/jam 1  15 / 40

Kapasitas Sisa = 2.909 – 2160 = 851 smp/jam

11

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF