Regulasi (Panduan Pemberian Informasi Dan Edukasi Repaired)
July 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Regulasi (Panduan Pemberian Informasi Dan Edukasi Repaired)...
Description
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ADELLA SLAWI NOMOR : /SK/RSUADELLA /IX/2018 TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ADELLA SLAWI Menimbang
a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit b. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan, maka diperlukan adanya buku panduan komunikasi yang efektif dalam informasi dan edukasi di Rumah Sakit Umum Adella Slawi c. bahwa sesuai butir a dan b diatas perlu ditetapkan dengan surat keputusan direktur Rumah Sakit Umum Adella Slawi
:
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan; 2. Undang-Undangri Undang-Undang Nomor 3. Nomor4429Tahun Tahun2009 2004Tentang TentangRumah PraktekSakit; Kedokteran; 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 004 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit 5. Keputusan Dirjend Bina Upaya Kesehatan Nomor : Hk.02.04/I/2.790/2011 Tentang Standar Akreditasi Rs. 6. Surat Keputusan Direktur PT.UMMUHANI REKSA HUSADA Nomor : 003/11/Rsiauh/2016 Tentang Pemberhentian Dan Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Ummu Hani.
MEMUTUSKAN: Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ADELLA SLAWI TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI RSU ADELLA SLAWI. Panduan komunikasi yang efektif dalam pemberian informasi dan edukasi Rumah Sakit Umum Adella Slawi sebagaiman sebagaimanaa terlampir dalam surat keputusan ini;
Kesatu
:
Kedua
:
Panduan komunikasi yang efektif dalam pemberian informasi dan edukasi Rumah Sakit Umum Adella Slawi sebagai mana terlampir dalam surat keputusan ini dimaksud dalam diktum pertama harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Adella Slawi;
Ketiga
:
Biaya yang timbul sebagai akibat diterbitkann diterbitkannya ya keputusan ini dibebankan pada Anggaran Rumah Sakit Umum Adell Adellaa Slawi;
Keempat ;
Surat keputusan berlaku sejak ditetapkanakan dan apabila ternyata terdapat ini hal-hal yang perlutanggal penyempurnaan diadakandikemudian perbaikan hari dan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
Ditetapkan Di : Slawi Pada Tanggal : .... September 2018
Direktur RSU Adella Slawi,
dr. H.M.ABDUL DJALIL, M.Kes
NRP. 19530307.2010.01
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSU ADELLA SLAWI NOMOR :../SK/RSUADELLA/…/201 :../SK/RSUADELLA/…/20188 TANGGAL : ……………………… ………………………
KEBIJAKAN PANDUAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI RUMAH SAKIT UMUM ADELLA SLAWI 1. Rumah Sakit Umum Adella Slawi menyediakan pemberian informasi dan edukasi (pendidikan) bagi pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan pasien. 2. Perencanaan pendidikan pasien dan keluarga haruslah konsisten dengan misi, jenis pelayanan dan populasi pasien di Rumah Sakit Umum Adella Slawi yang dilakukan oleh Panitia Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 3. Ruang lingkup pemberian edukasi bagi pasien dan keluarga dilakukan di area: pendaftaran, rawat jalan, unit gawat darurat, rawat inap, laboratorium laboratorium,, radiologi, farmasi, pemulasaran jenazah, rehabilitasi medik, ruang prosedur/tind prosedur/tindakan akan (seperti:anestesi), sampai pembayaran pasien pulang. 4. Edukasi diberikan sejak pasien masuk, selama perawatan sampai dengan pasien pulang dari rumah sakit. 5. Pemberian penjelasan tentang edukasi pasien dan keluarga dilakukan oleh petugas yang sesuai dengan kompetensi dan kewenangann kewenangannya. ya. 6. Yang wajib memberikan edukasi adalah semua yang memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yaitu Dokter, Perawat, Bidan, Ahli gizi, dan apoteker. 7. Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dikaji dan hasil pengkajian dicatat dalam formulir edukasi yang bersifat kolaboratif untuk seluruh staf dan disimpan di rekam medis pasien. 8. Saat informed consent , pasien dan keluarga belajar dan memahami mengenai prosedur/tindakan yang akan dilakukan kepada pasien. Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait pelayanannya, dan belajar mengenai kondisi kesehatannyaa serta diagnosis yang dibuat oleh dokter. kesehatanny 9. Pasien dan keluarga belajar mengenai hak dan kewajiban mereka untuk turut berpartisipasi dalam proses perawatan. 10. Petugas Rumah Sakit harus melakukan pengkajian terkait edukasi bagi pasien dan keluarga, meliputi: a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan c. Motivasi dan hambatan emosional d. Keterbatasan pengetahuan (kognitif) dan fisik e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi. Temuan dari pengkajian informasi tersebut digunakan untuk membuat rencana pendidikan bagi pasien atau keluarga dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien. 11. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan berkelanjutan atau mencapai sasaran kesehatan pasien. Rumah Sakit mengidentifikasi dan menjalin kerjasama dengan komunitas/lembaga kemasyarakatan untuk mendukung kelanjutan promosi kesehatan dan edukasi pencegahan penyakit. Bila kondisi pasien mengindikasikan, pasien dapat dirujuk ke perawatan yang tersedia di komunitas/lembaga kemasyarakatan. 12. Terkait dengan pelayanan yang diberikan di Rumah Sakit Umum Adella Slawi, pasien dan keluarga dididik tentang hal dibawah ini: a) Diagnosis penyakit dan perkembangan kesehatannya
13. 14. 15. 16. 17. 18.
b) Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman, termasuk potensi efek samping obat c) Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman d) Potensi interaksi antara obat yang diresepkan dengan obat lainnya serta makanan e) Diet dan nutrisi yang benar f) Menejemen nyeri g) Tehnik rehabilitasi Setelah diberikan edukasi, pasien dan keluarga diverifikasi kembali bahwa telah menerima dan memahami pendidikan dan informasi yang diberikan Petugas rumah sakit yang memberikan edukasi dan informasi memberi kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat jika belum memahami edukasi yang diberikan. Informasi lisan yang diberikan perlu diperkuat dengan materi tertulis (leaflet,brosur,dan lain-lain) yang terkait dengan kebutuhan pasien serta konsisten dengan pilihan metode belajar pasien dan keluarga. Metode pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga dapat diberikan dengan cara: ceramah, observasi, praktek langsung, simulasi, diskusi, demonstrasi Untuk pasien berkebutuhan khusus seperti tuna rungu atau pasien yang menggunakan bahasa asing atau daerah dapat dibantu dengan mencarikan penerjemah yang ada di Rumah Sakit oleh Panitia PKRS Bila ada indikasi, edukasi pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif sesuai kebutuhan
19. Petugas Rumah Sakit yang memberikan edukasi haruslah: a) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang subjek yang diberikan kepada pasien b) Menyediakan waktu yang cukup dan sesuai untuk pemberian edukasi c) Memiliki kemampuan komunikasi yang cukup untuk melakukan edukasi
Ditetapkan di : Slawi Pada Tanggal : September 2018 Direktur RSU Adella Slawi,
dr. H.M.ABDUL DJALIL, M.Kes
NRP. 19530307.2010.01
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RSU ADELLA SLAWI NOMOR :../SK/RSUADELLA/…/201 :../SK/RSUADELLA/…/20188 TANGGAL : ……………………… ………………………
PANDUAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI RUMAH SAKIT UMUM ADELLA SLAWI A. DEFINISI Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar, norma, pedoman atau acuan yang diharapkan dapat diketahui, dipahami, diyakini, dan diimplementasikan oleh komunikan. Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau kondisi nyata, dengan cara member dorongan terhadap pengarahan diri, aktif memberikan informasi-informasi atau ide baru ( Craven dan Hirnle, 1996 dalam suliha, 2002). 2002). B. RUANG LINGKUP 1. Tujuan Umum Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003). 2. Tujuan Khusus
Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.
Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah
sakit. Sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai prosedur yang ada.
Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.
Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahami pentingnya mengikuti program pengobatan yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan motivasi untuk berperan aktif dalam menjalani terapi obat. obat.
C. TATA LAKSANA 1. LANGKAH AWAL ASSESMEN PASIEN DAN KELUARGA Assesmen merupakan proses pengumpulan menganalis menganalisis is dan menginterpret menginterpretasikan asikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya sebagai dasar untuk memahami individu dan untuk pengembangan program pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengkajian pasien merupakan langkah guna mengidentifikasi sejauh mana kebutuhan pasienakan pelayanan pelayanan kesehatan. Keputusan mengenai jenis pelayanan yang paling tepat un tuk pasien, bidang spesialisasi yang paling tepat, penggunaan pemeriksaan penunjang diagnostik yang paling tepat,sampai penanganan perawatan, gizi, psikologis dan aspek lain dalam penanganan pasien di rumah sakit merupakan keputusan yang diambil berdasarkan pengkajian (assessme (assessment). nt). Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, lebih dulu dilakukan pengkajian/analisis terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis penyebab masalah kesehatan yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat factor - faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan. Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor: 1. Faktor pendukung ( predisposing predisposing factors factors), ), mencakup: Pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan, sosial ekonomi, dsb. 2. Faktor pemungkin(enambling pemungkin(enambling factors), factors), mencakup: Fasilitas kesehatan, mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck, makanan bergizi, dsb. Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS, poliklinik, puskesmas, rs, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat dsb. 3. Faktor penguat (reinforcing (reinforcing factors), mencakup: Sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kes. Kebijakan/pera Kebijakan/peraturan/UU, turan/UU, LSM.
Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan : 1. Observasi 2. Wawancara 3. Angket/quesio Angket/quesioner ner 4. Dokumentasi
Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain: 1. Pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang dibantu 2. Masalah lain yang kita lihat 3. Masalah yang dilihat oleh petugas lain 4. Jumlah orang yang mempunyai masalah ini 5. Kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah 6. Alasan yang ada bagi munc munculnya ulnya masalah tersebut 7. Penyebab lain dari masalah tersebut. Tujuan pengkajian 1. Untuk mengetahui besar, parah dan bahayanya masalah yang dirasakan. 2. Menentukan langkah tepat untuk mengatasi masalah. Memahami masalah 1. Mengapa muncul masalah 2. Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan 3. Jenis bantuan yang akan diberikan
Prioritas masalah Disusun berdasarkan hirarki kebutuhan maslow:
Aktualisasi diri Harga diri Kasih sayang Aman / nyaman Biologis / Fisiologi Agar edukasi dapat dipah dipahami ami dengan ba baik ik dilakuk dilakukan an dahulu as assesment/penil sesment/penilaian aian terhadap pasi pasien en dan keluarga meliputi : 1. Kepercayaa Kepercayaann dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya 2. Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka 3. Hambatan emosional dan motivasi 4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Kemauan pasien untuk menerima informasi
Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun untuk belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis. 2. CARA PENYAMPAIAN INFORMASI DAN EDUKASI YANG EFEKTIF
Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena kita sering menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan bagaimana kita berkomunikasi dengan yang lain dan apakah efektif atau tidak. Komunikasi yang baik meli melibatkan batkan pemahaman bagai bagaimana mana orangorang berhubunga berhubungann dengan yan yangg lain, mendeng mendengarkan arkan apa yan yangg dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbagai ide dan pengetahuan. Hal ini berupa proses dua arah dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa para pihak terlibat secara aktif. Hal ini akan menolong mereka untuk mengalami cara baru mengerjakan atau memikirkan sesuatu. Pengertian komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988). 1. Teori komunikasi a. Proses komunikasi: Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.
d. Penerima
pesan/komunikan
(pasien,
keluarga
pasien,
perawat,
dokter,
Admission,Adm.)) atau audienc Admission,Adm. audiencee adalah pi pihak/orang hak/orang yyang ang menerima pesan. Penerima pesan berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah berkonsentra berkonsentrasi si untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunkasi komunkasi berla berlangsung ngsung du duaa arah. arah. (konsil (konsil kedokteran Indonesi Indonesia, a, hal.8). e. Umpan Balik, adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan yang diterimanya 3. Pemberi pesan/komunikator pesan/komunikator yang baik baik:: Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42): a. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi. b. Mendengar (listening), (listening), termasuk termasuk memotong kalimat c. Cara mengamati (observation) (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalima kata/kalimatnya, tnya, gerak tubuh). d. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak menggangu komunikasi, misalnya karena komunikan keliru mengartikan gerak tubuh, raut tubuh, raut muka, dan sikap komunikator.
4. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelyanan promosi).
Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit adalah: a. Jam pelayanan b. Pelayanan yang tersedia c. Cara mendapatkan pelayanan d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit. Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer Service, Admission,dan Website. Website. Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah :
a. Edukasi tentang obat. b. Edukasi tentang penyakit. c. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
qualitas
hidupnya pasca dari rumah sakit. Akses untuk mendapatkan mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information information dan nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit). 5. Syarat komunikasi efektif. Syarat dalam komunikasi efektif adalah adalah:: a. Tepat waktu, b. Akurat. c. Lengkap d. Jelas. e. Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman) 6. Proses komunkasi efektif Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip sebagai berikut: a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan. d. Pemberi pesan memverifi memverifikas kas isi pesan kepa kepada da pemberi penerima pesa pesan. n. e. Penerima pesan mengklarif mengklarifikasi ikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil verifikasi Proses komunikasi komunikasi efek efektif tif dengan prin prinsip, sip, terima, ccatat, atat, verifik verifikasi asi dan klarifik klarifikasi asi dapat digambarkan sebagai berikut:
7. Hukum dalam komunikasi efektif Lima Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication Lima Communication)) terangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.Hukum komunikasi efektif yang pertama adalah : a. Respect , pengertianny pengertiannya: a: Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesanyangkita pesanyangk ita sampaika sampaikann.Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim. b. Hukum komunikasi efektif yang kedua adalahEmpathy adalahEmpathy Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. lain . Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima c. Hukum komunikasi efektif yang ketiga adalah Audible adalah Audible Makna dari audible antara lain: lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik . Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual
yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. d. Hukum
komunikasi
efektif
yang
keempat,
adalah
Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. berlainan . Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi . Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita. e. Hukum komunikasi efektif yang kelima adalah Humble Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai
orang
lain,
biasanya
didasari
oleh
sikap
rendah
hati yang kita miliki. Sikap Rendah Hati pernah yang pada intinya antara lain: sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan
Panduan komunikasi komunikasi efektif ini diterapkan ke kepada: pada:
a. Antar pemberi pelayanan ssaat aat memberikan perintah lis lisan an atau melalui telepo teleponn b. Petugas laboratorium saat membacakan hasil laboratoruim secara lisan atau melalui telepon c. Petugas informasi saat memberikan informasi pelayanan rumah sakit kepada pelanggan
d. Petugas PKRS saat memberikan edukasi kepada pasien e. Semua karyawan saat berkomunikasi via telpon dan lisan
Pelaksana panduan ini adalah seluruh pemberi pelayanan, petugas laboratorium,
petugas informasi, informasi, pelaksan pelaksanaa PKRS, semua karyawa karyawann
Prinsip
1. Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip terima, catat, verifikasi dan klarifikasi: a. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan b. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut c. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan. d. Pemberi pesan memverifi memverifikas kas isi pesan kepa kepada da pemberi penerima pesan. pesan. e. Penerima pesan mengklarifik mengklarifikasi asi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil verifikasi 2. Baca ulang dan verifikasi dikecualikan untuk kondisi darurat di ICU dan UGD 3. Penggunaan code alfabet internasional digunakan saat melakukan klarifikasi klar ifikasi hal-hal penting, misal nama obat, nama pasien, dosis obat, hasil laboratorium dengan mengeja huruf terse tersebut but saat me membaca mbaca ulan ulangg (reed bback) ack) dan verifi verifikasi kasi 4. Tujuan utama panduan komunikasi efektif ini adalah untuk memperkeci memperkecill terjadinya kesalahan penerima pesan yang diberikan secara lisan 8. Tatalaksana Pemberian Informasi Dan Edukasi Edukasi
Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang informasi
yang akan di sampaikan, memiliki rasa empati dan ketrampilan berkomunikasi secara efektif.
Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan berjalan secara
interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien dirawat, akan pulang atau ketika datang kembali untuk berobat
Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga merasa
nyaman dan bebas, antara lain: a. Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privacy. b. Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan mereka. mereka.
barang lain hendaknya hendaknya tidak menghambat c. Penempatan meja, kursi atau barang – barang – barang komunikasi. komunikasi. d. Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi
Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian
informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada kepada keluarga/pendamping keluarga/pendamping pasien. pasien.
Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya
mereka. terhadap peran petugas dalam petugas dalam membantu mereka.
Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien ( termasuk adanya
keter ket erbat batas asan an kema kemampu mpuan an fis fisik ik maup maupun un men mental tal dal dalam am me memat matuh uhii rej rejime imenn pen pengob gobat atan an ).).
Mendapatkan data yang akurat tentang obat – obat – oba obatt ya yang ng dig digun unak akan an pas pasien ien,, terma te rmasuk suk oba obatt non no n
resep. resep.
Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan tingkat
ekonomi pasien/ keluarga
Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga pasien/keluarga adalah yang berkaitan dengan
perawatan pasien : a. Assesment pendidikan pendidikan pa pasien sien dan kkeluarga eluarga b. Pendidikan kesehatan pengobatan ; Penggunaan obat – – obatan yang aman: obat – – obat obat kemungkinan nama obat, kegunaan obat, aturan pakai, teknik penggunaan obat tertentu (contoh: obat tetes, inhaler), cara penyimpanan, berapa lama obat harus digunakan dan kapan obat harus ditebus lagi, apa yang harus dilakukan dilakukan tterjadinya erjadinya efek samping yang akan dialami dan Bagaimana cara mencegah atau meminimalkannya, meminta akan pasi pa sien/ke en/kelua luarga rga un untuk tuk me melap lapor orkan kan jik jikaa ada kel keluh uhan an yan yangg dir dirasa asakan kan pas pasien ien sel selam amaa menggunakan. menggunakan. c. Pendidikan kesehatan Manajemen nyeri d. Pendidikan kesehatan diet e. Pendidikan kesehatan penggunaan peralatan medis f. Pendidikan kesehatan proses penyakit g. Pendidikan kesehatan kesehatan pre operasi (informed consent) Proses komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan dengan kondisi kesehatannya kesehatannya Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga. 2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan. 3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan marah) 4. Keterbatasan fisik dan kognitif. 5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.Setelah melalui tahap asesmen pasien, di temukan : 1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses komunikasinya mudah disampaikan. 2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka. 3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.
9. Ferivikasi Tahap Cara verifikasi verifikasi bahwa pasien dan kkeluarga eluarga menerim menerimaa dan memahami edukas edukasii yang diberikan: 1. Apabila pasien pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kon kondisi disi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan. Pertanyaannya adalah: “ Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira -kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”. 2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, informasi, pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira kira -kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”. 3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali
sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang. Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien. D. DOKUMENTASI Dokumentasi bukti adalah pengarsipan segala informasi tertulis yang digunakan dalam pemberian informasi dan edukasi yang memuat : 1. Langkah awal asesmen pasien dan keluarga. 2. Cara menyampaikan informasi dan edukasi yang efektif. 3. Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami pendidikan yang diberikan. Temuan dari pengkajian informasi tersebut digunakan untuk membuat rencana pendidikan bagi pasien atau keluarga dan didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
View more...
Comments