Referensi Learning Obstacle

May 19, 2019 | Author: anifaaa | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

referensi learning obstacle...

Description

Kliniked.wordpress.com/2011/12/06/disan-didaktis-bahan-ajar-pemecahan-masalahmatematis-luas-daerah-segitiga/ Sabtu,  juni 201! 12." #erdasarkan penelitian $ang dilakukan supriatna%2010&, memberikan gambaran bahwa soal-soal pemecahan masalah belum dikuasai responden. 'erlihat dari jawaban siswa S()* di Sumedang, siswa $ang mampu menjawab soal $ang benar 2!,+0. Siswa S( * di Sumedang $ang mampu menjawab soal dengan benar 6,6. awaban mahasiswa S'K) di awa #arat $ang mampu menjawab soal pemecahan masalah luas daerah segitiga adalah ",. #erdasarkan akta-akta data penelitian di atas, untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah luas daerah segitiga dalam proses kegiatan pembelajaran matematika perlu adan$a inoasi pembelajaran $ang menekankan keterkaitan siswa, guru, dan materi sehingga dapat membangun pengetahuan matematis baru lewat pemecahan masalah. (ateri luas daerah segitiga akan diokuskan pada salah satu S() * di Sumedang pasda kelas 3. )engembangan desain didaktis mempun$ai peranan dalam belajar matematika dan pembelajaran matematika %mathematics teaching&. )eranan tersebut sangat berpengaruh terhadap bagaimana mereka melakukan pembelajaran di kelas %Sur$adi, 2010&. #ahkan pengembangan teori-teori baru diharapkan diharapkan mampu menjawab hambatan-hambatan pembelajaran, lintasan belajar siswa dan karakteristik siswa. )engembangan desain didaktis perlu terus dilakukan baik oleh guru, maupun peneliti. 4ua aspek mendasar dalam proses pembelajaran matematika sebagaimana dikemukakan diatas $aitu hubungan siswa-materi dan hubungan guru-siswa, tern$ata dapat menciptakan suatu situasi didaktis maupun pedagogis $ang tidak sederhana bahkan seringkali terjadi sangat kompleks. 5ubungan guru-siswa-materi digambarkan dalam hubungan didaktis %54& antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis %5)& antaa guru dengan siswa %Kansanen, 200&. 4engan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah desain didaktis, sekaligus sekaligus perlu memikirkan prediksi respon siswa atas situasi tersebut serta antisipasin$a sehingga terciptan$a terciptan$a situasi didaktis baru %Sur$adi, 2010&/  'eori  'eori 4idaktis (enurut Sur$adi %20106& 7)embelajaran matematika matemat ika pada dasarn$a berkaitan dengan tiga hal $aitu8 guru, siswa dan matematika9. (atematika $ang dipahami scara tekstual dari bahan-bahan ajar tertulis seperti buku atau jurnal dapat kehilangan makna proses %doing math& secara konteks. 4engan demikian, jika konteks pembelajaran han$a didasarkan atas pemahaman tekstual akan menghasilkan proses belajar matematika bersiat miskin makna dan konteks, serta proses belajar berorientasi hasil $ang men$ebebkan siswa belajar secara pasi.

Sur$adi %2010& men$atakan bahwa jika seorang guru merencanakan pembelajaran matematika han$a berdasarkan pemahaman tekstual, maka proses untuk memperoleh pemahaman tersebut biasan$a bisa dilakukan dalam waktu singkat, apabila waktu $ang diperlukan guru untuk memahami bahan ajar tertulis han$a satu jam, maka proses pembelajaran dikelas pun biasan$a tidak akan terlalu  jauh berbeda sehingga siswa akan paham dalam waktu relatie cepat. :ambaran ini menunjukkan bahwa dalam proses belajar matematika seperti itu ada proses $ang hilang sebagaimana proses $ang dialami matematikawan $ang menjadi pengembang konsep atau penulis buku. ;ntuk mampu memperoleh makna, maka guru tidaklah cukup han$a mencapai pemahaman secara tekstual melainkan harus dilakukan melalui proses repersonalisasi dan rekontekstualisasi. #erbagai pengalaman $ang diperoleh melalui proses tersebut akan menjadi bahan berharga bagi guru pada saat berusaha membantu kesulitan belajar $ang dialami siswa, kadang-kadang kesulitan tersebut sama persis dengan pengalaman $ang pernah dialamin$a pada saat melakukan proses repersonalisasi. Sur$adi %2010& pen$iapan bahan ajar pada umumn$a han$a berdasarkan pada model sajian $ang tersedia dalam buku-buku acuan tanpa melalui proses rekontekstualisasi dan repersonalisasi. )adahal, sajian materi matematika dalam buku acuan, baik berupa uraian konsep, pembuktian, atau pen$elesaian contoh masalah, sebenarn$a merupakan sintesis dari proses panjang $ang berakhir pada proses dekontektualisasi dan depersonalisasi sebagaimana sudah dijelaskan diatas. Selain itu, proses belajar matematika $ang cenderung diarahkan pada berpikir imitati, berdampak pada kurangn$a antisipasi didaktis $ang tercermin dalam persiapan $ang dilakukan guru. )emahaman Konsep wal uas Segitiga da beberapa teori belajar $ang melandasi pemecahan masalah luas segitiga. angkah pertama dalam men$eleasaikan masalah adalah memahami masalah. (enurut 'urmudi %200
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF