Referat - Perawatan Luka Konvensional Dan Modern
June 11, 2019 | Author: Stella Putri Wanda | Category: N/A
Short Description
bedah...
Description
Referat
PERAWATAN LUKA KONVENSIONAL DAN MODERN
Disusun Oleh : STELLA PUTRI WANDA 1208114121
Pemimin!: "#$ Kism%n &%#%h%'( S'$)
KEPANITERAAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR )A*IAN ILMU )EDA& +AKULT +AKULTAS AS KEDOKTERAN KEDOKT ERAN UNIVERSITA UNIVERSI TAS S RIAU RI AU RUMA& SAKIT UMUM ARI+IN A,&MAD A,&MAD PEKAN)ARU 2013
4
)A) I PENDA&ULUAN
1$1 L%.%# L%.%# )el%/%n )el%/%n! !
Pada saat ini, perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan kese hatan juga memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka luka ini. ini. Disam Disampi ping ng itu itu pula, pula, isu isu terki terkini ni yang yang berk berkait ait deng dengan an mana manaje jeme men n perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien, dimana pasien dengan dengan kondisi kondisi penyakit penyakit degeneratif degeneratif dan kelainan kelainan metabolik metabolik semakin banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka dimana dimana perawatan perawatan yang tepat diperlukan diperlukan agar proses penyembuh penyembuhan an bisa tercapai dengan optimal. !uka adalah suatu keadaan putusnya kontinuitas jar ingan yang disebabkan oleh cedera atau pembedahan." #eseorang yang menderita luka akan merasakan adanya ketidaksempurnaan yang pada akhirnya cenderung untuk mengalami gangguan fisik dan emosional emosional sehingga berdampak pada kualitas kualitas hidupnya. hidupnya. Pada dasarnya, dalam perawatan luka pemilihan teknik perawatan dan produk yang tepat harus berdasarkan pertimbangan biaya $cost%, kenyamanan $comfort%, dan keamanan $safety%.3 Penyembuhan luka didefinisikan oleh &ound 'ealing #ociety $&'#% sebagai sebagai suatu suatu yang yang komple kompleks ks dan dinami dinamiss sebagai sebagai akibat akibat dari dari pengem pengembali balian an kontinitas dan fungsi anatomi. (erdasarkan &'# suatu penyembuhan luka yang ideal ideal adalah adalah kembal kembalii normal normalny nyaa struktu strukturr , fungsi fungsi dan anatom anatomii kulit. kulit. Proses Proses tersebu tersebutt membut membutuhk uhkan an waktu waktu yang yang cukup cukup lama lama terutama terutama bila bila terdap terdapat at faktor faktor resiko yang dapat memperlambat memperlambat proses penyembuhan penyembuhan luka. !uka merupakan faktor yang menyebabkan masalah biopsikososial spiritual dan ekonomi sampai kema kemati tian an karen karenaa sepsis sepsis.. #eca #ecara ra sosia sosial, l, seoran seorang g pend pender erit itaa luka luka kron kronis is dapa dapatt dikucilkan oleh orang lain karena pengaruh kotor dan bau yang di timbulkan. 4 )etode )etode perawat perawatan an luka luka yang yang berkem berkemban bang g saat ini adalah adalah perawa perawatan tan luka luka deng dengan an meng menggu guna naka kan n prin prinsip sip mois moistu ture re bala balanc nce, e, dima dimana na dise disebu butk tkan an dalam dalam beberapa
literature
lebih
efektif
untuk
proses
penyembuhan luka
bila
*
dibandingkan dengan metode kon+ensional. )etode ini belum banyak dikenal dalam dunia medis di ndonesia. Asia Pacific Wound Care Congress $-P&% mencatat bahwa hingga tahun "/", di ndonesia setidaknya baru ada "* rumah sakit. Kendala dalam perawatan luka di ndonesia adalah adanya anggapan bahwa material perawatan luka modern cukup mahal, dan tidak cocok untuk masyarakat ndonesia. Padahal, luka akut yang dirawat dengan metode kon+ensional umumnya lebih lama sembuh. #emakin lama luka, maka bekas parut yang dihasilkan akan semakin parah. #edangkan luka yang dirawat dengan metode modern akan membantu proses penyembuhan semakin cepat, sehingga kepulihan kualitas hidup pasien bisa lebih cepat sekaligus menghemat waktu dan biaya perawatan.*
1$2 Tuu%n Penulis%n Tujuan penulisan referat ini, antara lain0 . )emahami dan mampu melakukan perawatan luka modern secara tepat ". )eningkatkan kemampuan penulisan ilmiah di bidang kedokteran
khususnya di (agian lmu (edah 3. )emenuhi salah satu syarat ujian kepaniteraan Klinik di (agian lmu (edah 1akultas Kedokteran 2ni+ersitas iau #2D -rifin -chmad Pro+insi iau.
1$ Me."e Penulis%n Penulisan referat ini menggunakan metode tinjauan pustaka yang mengacu
pada beberapa literatur.
)A) II
TIN3AUAN PUSTAKA
2$1 Deinisi
!uka $wound % merupakan adanya diskontinuitas dan5atau kerusakan jaringan tubuh yang menyebabkan gangguan fungsi. !uka pada kulit, otot, tulang, pembuluh darah, maupun organ seperti jantung, usus dan sebagainya, semuanya melalui suatu proses reparatif yang serupa $ similar % dan dapat di prediksi $ predictable%.3 !uka berdasarkan lama penyembuhan dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu 03 . !uka akut !uka akut adalah luka dalam hitungan jam $s5d 6 jam%. !uka yang dibiarkan lebih dari 6 jam dinamakan neglected wound $luka yang terabaikan%.
!uka
akut
umumnya
merupakan
luka
traumatik,
contohnya luka tertusuk, terpotong, abrasi, laserasi, luka bakar, dan luka traumatik lainnya. ". !uka kronik !uka kronis adalah luka yang berlangsung lebih dari " minggu tanpa melewati fase7fase penyembuhan secara sempurna8 atau merupakan luka yang berulang. ontohnya adalah luka akibat tekanan.
2$2 +isil!i Lu/%2(
-da beberapa fase penyembuhan luka, yakni 0 a. 1ase inflamasi 0 berupa hemostasis dan inflamasi. b. 1ase proliferatif 0 terdiri dari epitelisasi, angiogenesis, pembentukan jaringan granulasi dan deposisi kolagen. c. 1ase maturasi 0 kontraksi, pembentukan jaringan parut $scar tissue%, remodeling.
9
$a%
$b%
$c%
:ambar ". 1ase penyembuhan luka. $a% fase inflamasi penyembuhan luka segera setelah terjadi kerusakan jaringan, $b% fase proliferasi penyembuhan luka hari ke 4 sampai hari ke " dimana terdapat penutupan permukaan luka oleh jaringan granulasi dan keratosit, $c% fase remodelling dimana fibroblas dan jaringan kolagen serta terbentuknya jaringan parut. 2mumnya luka yang akut akan melalui tahapan fase diatas dengan baik, jika dilakukan perawatan luka yang benar. ;amun jika perawatan luka dilakukan dengan sembarangan dan menyalahi prinsip7prinsip perawatan luka, maka luka dapat menjadi kronis karena adanya fase penyembuhan yang tidak terlewati dengan dengan sempurna. Pada luka7luka seperti ini tentunya memerlukan pemahaman perawatan luka yang benar karena jelas luka tersebut lebih sulit untuk sembuh.
:ambar ".3 :rafik fase penyembuhan luka
1ase7fase dalam penyembuhan luka $khususnya pada kulit dan jaringan di bawahnya% umumnya memiliki pola dan waktu yang serupa seperti terlihat pada tabel dibawah ini 0
6
Tabel ".. 1ase dan waktu penyembuhan luka serta sel yang berperan +%se 'en5emuh%n lu/%
'emostasis nflamasi
W%/.u
Sel 5%n!
#egera $menit% 'ari 73
e#'e#%n Platelet ;eutrofil
'ari 37" 'ari 97"
)akrofag )akrofag !imfosit
Proliferasi sel :ranulasi dan matrix repair
-ngiosit ;eurosit
luka yang cukup dalam 5lebar dan jarak antara ujung7ujung luka terlalu jauh, sehingga tidak dapat dilakukan penjahitan secara langsung. #eluruh fase penyembuhan luka secara spontan akan dilewati sesuai dengan dalam5luasnya luka dan tergantung dari penyakit yang mendasarinya. 3 3.
Tertiary wound healing $penyembuhan luka tersier%0 terjadi pada luka yang kurang +ital5jaringan nekrotik cukup banyak5luka cukup dalam5luka kotor dan memerlukan tindakan debridemen5nekrotomi terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu $hingga luka cukup +ital dan bersih%, untuk kemudian melewati fase7fase penyembuhan luka.3
2$ P#insi' Pe#%6%.%n Lu/%
Prinsip perawatan luka secara umum adalah 0 1.
ebridement #eluruh materi asing5non+iable5jaringan nekrotik merupakan debris dan dapat menghambat penyembuhan luka sehingga diperlukan tindakan untuk membersihkan luka dari semua materi asing ini. ;ekrotomi $pembuangan jaringan nekrotik% juga termasuk dalam debridemen luka. Debridemen dapat dilakukan berkali7kali $bertahap% sampai seluruh dasar luka $ wound bed % bersih dan +ital.
!.
"oist wound bed Dasar luka $wound bed % harus selalu lembab. !embab bukan berarti basah. Kassa yang direndam dalam larutan seperti ;acl itu basah bukan lembab, karena kassa yang basah dapat menjadi kering sehingga tidak pernah menjadi lembab. !embab yang dimaksud adalah adanya eksudat yang berasal dari sel di dasar luka yang mengandung sel7sel darah putih, growth factors, dan
en?im7en?im
yang
berguna dalam
proses
penyembuhan luka. #uasana lembab ini harus dipertahankan dengan diikuti pencegahan infeksi dan pembentuka pus. #.
Pre$ent further in%ury =aringan disekitar luka biasanya mengalami inflamasi sehingga ikatan antar selnya kurang kuat. #aat merawat luka dianjurkan untuk tidak
/
membuat luka5kerusakan baru dijaringan sekitarnya. mobilisasi lama juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan lainnya misalnya terbentuk ulkus dekubitus, infeksi sekunder, bahkan pneumonia. &.
'utritional therapy ;utrisi adalah suatu terapi bukan hanya sebagai suplemen5tambahan. Terapi nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka sebab komponen jaringan yang rusak harus diganti. Pada setiap luka memerlukan elemen pengganti yang didapatkan dari asupan nutrisi.
(.
Treat underlying diseases #alah satu faktor yang berpengaruh dalam proses penyembuhan luka adalah penyakit yang mendasari luka tersebut misalnya Diabetes )elitus, @, #indroma !upus " oleh Prof. &inter. "oist wound healing merupakan suatu metode yang mempertahankan lingkungan luka tetap lembab untuk
memfasilitasi proses penyembuhan luka. ". !ingkungan luka yang lembab dapat diciptakan dengan occlusi$e dressing $perawatan luka tertutup%. )enurut :itarja $"//"%, adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain0
"
. )empercepat fibrinolisis. 1ibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab. ". )empercepat angiogenesis. Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat. 3. )enurunkan resiko infeksi 4. Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perawatan kering. *. )empercepat pembentukan :rowth factor. :rowth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab. . )empercepat terjadinya pembentukan sel aktif. Pada keadaan lembab, in+asi netrofil yang diikuti oleh makrofag, monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.
2$ 3enis93enis Pe#%6%.%n Lu/% 1$ Pe#%6%.%n lu/% %/u.
#ecara umum 6 jam pada luka akut ditentukan sebagai golden period untuk luka. =aringan tubuh yang dibiarkan iskemik $tidak mendapat oksigen dari darah% selama lebih dari 6 jam akan menjadi nekrosis dan kerusakannya tidak dapat dikembalikan ke keadaan normal $sering disebut irre$ersibel in%ury%. )aka dari itu sebaiknya perawatan luka dimulai secepatnya sejak luka +in%ury terjadi dan tidak menunggu hingga nekrosis. !uka akut yang bersih $acute clean wound % pisau
yang
bersih
dapat
segera
misalnya luka sayatan
ditutup5dijahit
sehingga
terjadi
penyembuhan luka secara primer $ primary wound healing %. !uka akut
3
yang kotor memerlukan penanganan debridemen terlebih dahulu sebelum penjahitan luka sesuai dengan prinsip penanganan luka secara umum. Debridemen pada luka akut dilakukan sesegera mungkin setelah luka terjadi. Penggunaan antiseptik pada luka masih kontro+ersial karena beberapa pendapat mengatakan bahwa luka tidak harus steril dan flora normal pada luka masih diperlukan untuk melawan kuman patogen. Penggunaan antiseptik seperti betadine, alkohol atau peroksida dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan pada luka terbuka. !arutan ideal digunakan untuk debridemen adalah cairan fisiologis $;al /.>E% sebanyak mungkin sampai luka menjadi bersih. #etelah dilakukan debridemen luka dengan benar, luka kemudian dinilai apakah dapat langsung dilakukan penutupan5penjahitan. =ika luka akut tersebut kotor namun masih dapat ditutup dengan penjahitan sebaiknya dipasang drain sebagai pencegahan jika terbentuk pus dikemudian hari. =ika luka akut tersebut cukup besar5dalam dan penjahitan sulit dilakukan maka sebaiknya dipilih jenis perawatan5penyembuhan luka sekunder $perawatan luka terbuka%. !uka pasca operasi umumnya merupakan luka akut steril sehingga dapat dipertahankan sampai 3 hari untuk kemudian dilakukan penggantian dressing. &aktu 3 hari dipakai sebagai patokan sesuai waktu yang diperlukan bagi luka untuk melewati fase proliferasi dan epitelialisasi pada luka akut tipe primary healing5repair. #aat epitelialisasi ujung7ujung luka terjadi, luka tersebut bukan lagi dinamakan luka terbuka, oleh karena itu dapat dilakukan wound dressing dan pencucian. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air atau ;acl fisiologis untuk mencuci krusta dan kemungkinan adanya kuman yang menempel saat dressing dibuka. leh karena itu pasien boleh mandi setelah dressing atau balutan dibuka dan luka harus dicuci saat mandi. #etelah itu luka dikeringkan dan dapat langsung ditutup dengan dressing yang baru. Penggunaan antiseptik $betadine, alkohol, dll% masih tetap kontro+ersial,
4
2$ Pe#%6%.%n lu/% /#ni/
)ungkin saja suatu saat luka kronis dapat melalui seluruh fase penyembuhan namun tanpa mempertahankan fungsi dan struktur anatomis yang benar. !uka dapat menjadi kronis jika terdapat hambatan5 gangguan saat melewati fase7fase penyembuhan, misalnya ada penyakit yang mendasari $biasanya penyakit kronis pula seperti diabetes, dll%, nutrisi yang kurang, atau akibat perawatan luka yang tidak benar. 3 :angren diabetikum merupakan salah satu contoh luka kronis yang paling sering dijumpai dan sering berakhir dengan tindakan amputasi. Perawatan luka secara baik dan benar yang dibarengi dengan kontrol glukosa yang teratur sesungguhnya dapat mencegah tindakan amputasi yang berlebihan. 4 #ecara prinsip perawatan luka kronis tidak banyak berbeda dengan luka akut. Debridemen dan nekrotomi harus dilakukan secara rutin untuk menghilangkan faktor penghambat penyembuhan luka. Debridemen dapat dilakukan secara bertahap untuk mngurangi kemungkinan further in%ury pada jaringan sehat disekitar luka. Prinsip moist wound bed pun harus dilakukan dengan pemilihan wound dressing yang tepat. ;utrisi dan pengobatan penyakit yang mendasari juga harus selalu die+aluasi supaya pasien
memperoleh
asupan
gi?i
yang
baik
untuk
mempercepat
penyembuhan luka. #ubstansi biokimia pada cairan luka kronik berbeda dengan luka akut. Produksi cairan kopious pada luka kronik menekan penyembuhan luka dan dapat menyebabkan maserasi pada pinggir luka. airan pada luka kronik ini juga menghancurkan matrik protein ekstraselular dan faktor7faktor pertumbuhan, menimbulkan inflamasi yang lama, menekan proliferasi sel, dan membunuh matrik jaringan. Dengan demikian, untuk mengefektifkan perawatan pada dasar luka, harus mengutamakan penanganan cairan yang keluar dari permukaan luka untuk mencegah aktifitas dari biokimiawi yang bersifat negatif5merugikan.
*
!uka maligna $malignant wound %, suatu luka yang timbul akibat adanya sel7sel
neoplasma maligna
di sekitar luka tersebut, juga dapat
dikategorikan sebagai luka kronis. )eskipun demikian, penanganan luka yang mengikuti prinsip7prinsip diatas dapat menghasilkan penyembuhan luka yang baik.
3. Moist Wound dressing
)etode moist wound healing adalah metode untuk mempertahankan kelembaban luka dengan menggunakan balutan penahan kelembaban, sehingga penyembuhan luka dan pertumbuhan jaringan dapat terjadi secara alami. ressing yang ideal harusnya mempunyai kriteria sebagai berikut 0 a. )emertahankan kelembaban dasar luka b. Dapat mengontrol perumbuhan kolonisasi bakteri c. (ersifat absorben d. )udah digunakan e. (erfungsi sebagai barrier dari bakteri f. Penggantian dressing yang efektif g. )enyebakan pembentukan jaringan granulasi yang sehat h. )emulai epitelialisasi i.
-man
j.
)engurangi dan menghilangkan nyeri pada tempat luka
k. #aat pelepasan tidak menyebabkan nyeri l.
)urah. (iaya pembelian balutan oklusif lebih mahal dari balutan kasa kon+ensional, tetapi dengan mengurangi frekuensi penggantian balutan dan meningkatkan kecepatan penyembuhan dapat menghemat biaya.
:ambar ".3. Perbandingan permukaan luka yang lembab dan luka terbuka
Perbandingan permukaan luka yang lembab dengan luka yang terbuka0 •
Kelembaban meningkatkan epitelisasi 3/7*/E
•
Kelembaban meningkatkan sintesa kolagen sebanyak */ E
•
ata7rata re7epitelisasi dengan kelembaban "7* kali lebih cepat
•
)engurangi kehilangan cairan dari atas permukaan luka
2$- 3enis Pe#%6%.%n Lu/% M"e#n
(erbagai macam tipe dari balutan $wound dressing % , mulai dari yang kontro+ersial hingga yang ad$anced . Dressing kontro+ersial yang masih digunakan sampai sekarang adalah kassa $cotton gau,e%. Ad$ance dressing sangat beragam jenisnya diantaranya pengaplikasian madu, lar+a )aggot, film dressinghydrocolloids- alginate- AC /$acuum assted closure0- bioceramics.
A$ Pe#%6%.%n lu/% "en!%n m%"u(8
)adu merupakan bahan yang tidak membuat iritasi, tidak beracun, mudah tersedia, dan relatif murah. )adu telah dilaporkan memiliki sifat antimikroba yang baik. #elain itu madu juga efektif dalam penyembuhan luka, hampir semua jenis luka responsif terhadap perawatan dengan madu. Penggunaan madu dalam dressing luka dapat mempercepat proses penyembuhan luka karena efeknya yang menstimulasi proses penyembuhan luka, mencegah
9
infeksi,
menstimulasi
pertumbuhan
jaringan
granulasi,
mengurangi
peradangan dan dressing jaringan yang tidak melekat.
$a%
$b%
:ambar ".4. $a% -plikasi madu secara kon+ensional sebagai wound dressing $b%
Produk perawatan luka dan wound dressing berbahan dasar madu
)ekanisme pasti yang mendasari proses penyembuhan luka dengan menggunakan madu masih belum diketahui, namun beberapa penelitian mengatakan bahwa madu bekerja melalui penurunan kadar #, selain itu madu juga memiliki efek antibakteri dan p' yang rendah dengan kandungan asam bebas yang tinggi. 'al ini penting dalam membantu proses penyembuhan luka. Disamping itu jenis luka dan derajat keparahan luka juga mempengaruhi dalam keberhasilan perawatan luka dengan madu. )adu yang digunakan harus dalam jumlah yang cukup sehingga bila t erkena eksudat luka maka madunya tidak langsung hilang. Pemberiannya harus menutupi dan mencakup seluruh bagian luka hingga kebagian tepinya. 'asil yang lebih baik didapatkan bila madu diberikan pada dressing dibandingkan dengan dioleskan langsung pada lukanya. #emua rongga harus terisi oleh madu dan dressing membentuk suatu oklusi untuk mencegah madu keluar dari luka. Pengaruh madu dalam menyembuhkan luka merupakan hasil dari gabungan efek debrimen secara kimiawi pada jaringan nekrotik dan de+italisasi jaringan dari ulkus oleh katalase, penyerapan edema melalui sifat higroskopis dari madu, merangsang pertumbuhan jaringan granulasi, dan epitelisasi dari tepi luka, sifat bakterisid dan fungisid madu, gi?i untuk
6
jaringan, dan produksi '"" yang dihasilkan. 6 )adu mengandung 4/E glukosa, 4/E fruktosa, "/E air, dengan asam organik, +itamin, en?im, dan mineral, tetapi memiliki berat jenis ,4 dan p' 3,.9 Pengobatan dengan madu sederhana dan tidak mahal serta tidak perlu di buat steril terlebih dahulu karena sudah memiliki sifat bakterisid dan fungisid, memiliki +iskositas yang tinggi sehingga membentuk penghalang fisik, menciptakan lingkungan luka yang lembab sehingga mempercepat proses penyembuhan luka.6
:ambar ".*. Penyembuhan luka dengan aplikasi madu
)$
Maggot Debridement Therapy ;MDT>/7an dimana telah banyak ditemukan resistensi bakteri terhadap antibiotik.> !ar+a dari lalat hijau !ucilia #ericata adalah lar+a yang paling umum digunakan untuk )DT. !ar+a yang berukuran 7" mm akan menetas dari
>
telurnya dalam waktu "7"4 jam. )ereka akan memakan jaringan yang nekrotik dalam kondisi lingkungan luka yang lembab. Dalam 47* hari mereka akan menjadi dewasa dengan ukuran / mm, kemudian menjadi kepompong dan lalat dewasa.
:ambar ".. Daur 'idup !alat !ar+a yang digunakan dalam )DT harus steril untuk mencegah terjadinya kontaminasi. !ar+a yang digunakan adalah lar+a yang baru menetas dari telurnya. Dan lar+a harus digunakan dalam waktu 6 jam dan disimpan dalam kulkas dengan suhu 6G7/G, sehingga dapat memperlambat metabolisme tubuh mereka. 2ntuk memaksimalkan debridemen, hal yang penting untuk diperhatikan adalah pasokan oksigen pada luka dan kelembaban luka. ;amun luka yang terlalu lembab juga akan mematikan lar+a. Tiga en?im proteolitik telah diidentifikasi dalam eksresi5sekresi $
View more...
Comments