Referat Neurotransmitter Pada Pasien Skizofrenia

April 12, 2019 | Author: Diastri N S Dewi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

neurotransmitter pada pasien skizofrenia...

Description

REFERAT ILMU KEDOKTERAN JIWA NEUROTRANSMITTER PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Oleh: Irania Ayunani

122011101065

Diasri Nur Su!r"#" D$%i

1220111010&&

Dokter Pembimbing: 'r( Jusina E)y Tyas%ai* S!(KJ

LA+,KSM PSIKIATRI RSD DR( SOE+ANDI JEM+ER  FAKULTAS KEDOKTERAN UNI-ERSITAS JEM+ER  201.

REFERAT ILMU KEDOKTERAN JIWA NEUROTRANSMITTER PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Oleh: Irania Ayunani

122011101065

Diasri Nur Su!r"#" D$%i

1220111010&&

Dokter Pembimbing: 'r( Jusina E)y Tyas%ai* S!(KJ

LA+,KSM PSIKIATRI RSD DR( SOE+ANDI JEM+ER  FAKULTAS KEDOKTERAN UNI-ERSITAS JEM+ER  201.

+A+ I PENDA/ULUAN

I(

Laar +$aan

Dalam berbagai tinjauan penelitian berbasis imunoneuropatobiologis menunjukkan bahwa neurotransmiter berperanan sangat penting dalam gangguan  perilaku dan gangguan psikiatrik. Neurotransmiter yang berpengaruh pada terjadinya gangguan perilaku dan pskiatrik diantaranya adalah dopamin, norepinefrin, serotonin, GAA, glutamat dan asetilkolin. !elain itu, penelitian"  penelitian juga menunjukksan adanya kelompok neurotransmiter lain yang  berperan penting pada timbulnya mania, yaitu golongan neuropeptida, termasuk  endorfin,

somatostatin,

#asopresin

dan

oksitosin.

Diketahui

bahwa

neurotransmiter"neurotransmiter ini, dalam beberapa $ara, tidak seimbang %unbalanced & pada otak indi#idu mania dibanding otak indi#idu normal. GAA diketahui menurun kadarnya dalam darah dan $airan spinal pada pasien mania.  Norepinefrin meningkat kadarnya pada $elah sinaptik, tapi dengan serotonin normal. Dopamin juga meningkat kadarnya pada $elah sinaptik, menimbulkan hiperakti#itas dan agresi#itas mania, seperti juga pada ski'ofrenia. Antidepresan trisiklik dan (AO inhibitor yang meningkatkan epinefrin bisa merangsang timbulnya mania, dan antipsikotik yang memblok reseptor dopamin yang menurunkan kadar dopamin bisa memperbaiki mania, seperti juga pada ski'ofrenia %Guyton ) *all, +-&. Otak menggunakan sejumlah senyawa neurokimiawi sebagai pembawa  pesan untuk komunikasi berbagai bagian di otak dan sistem saraf. !enyawa neurokimiawi ini, dikenal sebagai neurotransmiter, sangat esensial bagi semua fungsi otak. !ebagai pembawa pesan, mereka datang dari satu tempat dan pergi ke tempat lain untuk menyampaikan pesan"pesannya. ila satu sel saraf %neuron&  berakhir, di dekatnya ada neuron lainnya. !atu neuron mengirimkan pesan dengan mengeluarkan neurotrasmiter menuju ke dendrit neuron di dekatnya melalui $elah sinaptik, kemudian ditangkap oleh reseptor"reseptor pada $elah sinaptik tersebut %aehr ) rots$her, +/+&.

 Neurotransmiter adalah senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di antara neuron. Neurotransmiter terbungkus oleh #esikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan dengan datangnya potensial aksi. Neurotransmitter  dalam bentuk 'at kimia bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh  jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh. !e$ara sederhana, dapat dikatakan  bahwa neurotransmiter merupakan bahasa yang digunakan neuron di otak dalam  berkomunikasi. Neurotransmiter mun$ul ketika ada pesan yang harus di sampaikan ke bagian"bagian lain %aehr ) rots$her, +/+&. !eluruh akti#itas kehidupan manusia yang berkenaan dengan otak di atur  melalui tiga $ara, yaitu sinyal listrik pada neuron, 'at kimiawi yang disebut neurotransmitter dan hormon yang dilepaskan ke dalam darah. *ampir seluruh akti#itas di otak memanfaatkan neurotransmitter %aehr ) rots$her, +/+&. eberapa neurotransmiter utama, antara lain: •

Asam amino: asam glutamat, asam aspartat, serina, GAA, glisina



(onoamina: dopamin, adrenalin, noradrenalin, histamin, serotonin, melatonin



entuk lain: asetilkolina, adenosina, anandamida, dll. Puluhan jenis neurotransmiter yang telah teridentifikasi dibentuk melalui

asupan yang berbeda. ahan dasar pembentuk neurotransmiter adalah asam amino. Asam amino merupakan salah satu nutrisi otak terpenting, yang berfungsi meningkatkan kewaspadaan, mengurangi kesalahan, dan mema$u kegesitan  pikiran %Guyton ) *all, +-&. 0aringan otak terdiri atas berjuta"juta sel otak yang disebut neuron. !el ini terdiri atas badan sel, ujung a1on dan dendrit. Antara ujung sel neuron satu dengan yang lain terdapat $elah yang disebut $elah sinaptik atau sinapsis. !atu neuron menerima berbagai ma$am informasi yang datang, mengolah atau

mengintegrasikan informasi tersebut, lalu mengeluarkan responsnya yang dibawa suatu senyawa neurokimiawi yang disebut neurotransmiter. 2erjadi potensial aksi dalam membran sel neuron yang memungkinkan dilepaskannya molekul neurotransmiter dari a1on terminalnya %prasinaptik& ke $elah sinaptik lalu ditangkap reseptor di membran sel dendrit dari neuron berikutnya. 2erjadilah lon$atan listrik dan komunikasi neurokimiawi antar dua neuron. Pada reseptor   bisa terjadi 3supersensiti#itas4 dan 3subsensiti#itas4. !upersensiti#itas berarti respon reseptor lebih tinggi dari biasanya, yang menyebabkan neurotransmiter  yang ditarik ke $elah sinaptik lebih banyak jumlahnya yang berakibat naiknya kadar neurotransmiter di $elah sinaptik tersebut. !ubsensiti#itas reseptor adalah  bila terjadi sebaliknya. ila reseptor di blok oleh obat tertentu maka kemampuannya menerima neurotransmiter akan hilang dan neurotransmiter yang ditarik ke $elah sinaptik akan berkurang yang menyebabkan menurunnya kadar  %jumlah& neurotransmiter tertentu di $elah sinaptik %aehr ) rots$her, +/+&.

%!umber: www.ma$alester.edu& !uatu kelompok neurotransmiter adalah amin biogenik, yang terdiri atas enam

neurotransmiter

yaitu dopamin,

norepinefrin,

epinefrin,

serotonin,

asetilkolin dan histamin. Dopamin, norepinefrin, dan epinefrin disintesis dari asam amino yang sama, tirosin, dan diklasifikasikan dalam satu kelompok sebagai katekolamin. !erotonin disintesis dari asam amino triptofan dan merupakan satu" satunya indolamin dalam kelompok itu. !erotonin juga dikenal sebagai 5" hidroksitriptamin %5"*2& %Guyton ) *all, +-&. !elain kelompok amin biogenik, ada neurotransmiter lain dari asam amino.

Asam

amino

dikenal

sebagai

pembangun

blok

protein.

Dua

neurotransmiter utama dari asam amino ini adalah gamma"aminobutyri$ a$id %GAA& dan glutamat. GAA adalah asam amino inhibitor %penghambat&, sedang glutamat adalah asam amino eksitator. 6adang $ara sederhana untuk melihat kerja otak adalah dengan melihat keseimbangan dari kedua neurotransmiter tersebut %aehr ) rots$her, +/+&. ila oleh karena suatu hal, misalnya subsensiti#itas reseptor"reseptor pada membran sel paskasinaptik, neurotransmiter epinefrin, norepinefrin, serotonin, dopamin menurun kadarnya pada $elah sinaptik, terjadilah sindrom depresi. Demikian pula bila terjadi disregulasi asetilkolin yang menyebabkan menurunnya kadar neurotransmiter asetilkolin di $elah sinaptik, terjadilah gejala depresi %aehr  ) rots$her, +/+&. M"n"a3in 'an D$!r$si •

Penelitian menunjukkan bahwa 'at"'at yang menyebabkan berkurangnya monoamin, seperti reserpin, dapat menyebabkan depresi. Akibatnya timbul teori yang menyatakan bahwa berkurangnya ketersediaan neurotransmiter  monoamin, terutama N7 dan serotonin, dapat menyebabkan depresi. 2eori ini diperkuat dengan ditemukannya obat antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase inhibitor yang bekerja meningkatkan monoamin di

sinap. Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi %Guyton ) *all, +-&. S$r""nin •

 Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak ke korteks serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis, dan hipokampus. Proyeksi ke tempat"tempat ini mendasari keterlibatannya dalam gangguan" gangguan psikiatrik. Ada sekitar /8 reseptor serotonin, 5"*2/A dan seterusnya yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan saraf pusat.



!erotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido. !istem serotonin yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma hipotalamus  berfungsi mengatur ritmik sirkadian %siklus tidur"bangun, temperatur  tubuh, dan fungsi a1is *PA&. !erotonin bersama"sama dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang terarah dan bertujuan. !erotonin menghambat perilaku agresif pada mamalia dan reptilia.



6elainan serotonin %5*2& berimplikasi terhadap beberapa jenis gangguan  jiwa yang men$akup ansietas, depresi, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif. dan gangguan makan.



anyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut.



ungsi utama dari serotonin %5*2& adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam  perilaku agresi atau marah dan libido.



Gejala defisit : irritabilitas ) agresif, depresi ) ansietas, psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, gangguan tidur ) gangguan kognitif, gangguan makan, Obsessi#e 9ompulsi#e Disorder %O9D&



Gejala berlebihan : sedasi, penurunan sifat dan fungsi agresi. Pada kasus yang jarang: halusinasi



 Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian dengan alat pen$itraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos"sinap 5"*2/A dan 5"*2+A pada pasien dengan depresi berat. Adanya gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap kekambuhan depresi.



Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di daerah  prefrontal dan temporoparietal pada penderita depresi yang tidak mendapat  pengobatan. 6adar serotonin rendah pada penderita depresi yang agresif  dan bunuh diri.



2riptofan merupakan prekursor serotonin. 2riptofan juga menurun pada  pasien depresi. Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan mood   pada pasien depresi yang remisi dan indi#idu yang mempunyai riwayat keluarga menderita depresi. (emori, atensi, dan fungsi eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme dikaitkan dengan gangguan mood, tapi tidak melalui serotonin. a dikaitkan dengan fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat berkurangnya triptofan.



*asil metabolisme serotonin adalah 5"*AA %hidroxyindolaceticacid &. 2erdapat penurunan 5"*AA di $airan serebrospinal pada penderita depresi. Penurunan ini sering terjadi pada penderita depresi dengan usaha" usaha bunuh diri.



Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian 77G tidur  dan *PA aksis. *ipofrontalitas aliran darah otak dan penurunan metabolisme glukosa otak sesuai dengan penurunan serotonin. Pada  penderita depresi mayor didapatkan penumpulan respon serotonin  prefrontal dan temporoparietal. ni menunjukkan bahwa adanya gangguan serotonin pada depresi %Guyton ) *all, +-&.

As$i"in •

 Neuron kolinergik mengandung asetilkolin yang terdistribusi difus di korteks serebri dan mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem monoamin. Abnormal kadar kolin %prekursor asetilkolin& terdapat di otak   pasien depresi. Obat yang bersifat agonis kolinergik dapat menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor pada orang normal. !elain itu, ia  juga dapat mengeksaserbasi simptom"simptom depresi dan mengurangi simptom mania.



*ipotesis kolinergik mengklaim bahwa penurunan fungsi kognitif pada demensia terutama terkait dengan penurunan neurotransmisi kolinergik. *ipotesis ini telah menyebabkan minat yang besar dalam keterlibatan  putatif dari neurotransmisi kolinergik dalam proses pembelajaran dan memori.



ungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan, dan  pemusatan perhatian. erperan pula pada proses penyimpanan dan  pemanggilan kembali ingatan, atensi dan respon indi#idu. Di otak, asetilkolin ditemukan  pada cerebral cortex, hipo$ampus %terlibat dalam fung;s ingatan&, bangsal ganglia %terlbat dalam fung;s motoris&, dan $erebelum %koordinasi bi$ara dan motoris&. A$h merupakan neurotransmitter yang tidak diproduksi di dalam neuron. a ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak. A$* memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia dan $orte1 motorik.



ungsi utama A$etyl$holine %A9h& adalah mengatur atensi, memori, rasa haus, pengaturan mood, tidur %+& perangsangan yang berlebihan terhadap sekelompok neuron yang mensekresi dopamin dipusat"  pusat perilaku otak, termasuk di lobus frontalis, dan atau> %B& abnormalitas fungsi dari bagian"bagian penting pada pusat"pusat sistem pengatur tingkah laku limbik  di sekeliling hipokampus otak %Guyton ) *all, +-&. Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab ski'ofrenia se$ara tidak  langsung karena banyak pasien parkison yang mengalami gejala ski'ofrenia ketika diobati dengan obat yang disebut @"DOPA. Obat ini melepaskan dopamin dalam otak, yang sangat bermanfaat dalam mengobati parkinson, tetapi dalam waktu  bersaman obat ini menekan berbagai bagian lobus prefrontalis dan area yang  berkaitan dengan lainnya. 2elah diduga bahwa pada ski'ofrenia terjadi kelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompok neuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya terletak di tegmentum #entral dari mesensefalon, di

sebelah medial dan superior substansia nigra. !ekresi dopamin ke bagian medial dan anterior dari sistem limbik, khususnya hipokampus, amigdala, nukleus kaudatus anterior dan sebagian lobus prefrontalis. !emua ini merupakan pusat"  pusat pengatur tingkah laku yang sangat berpengaruh. !uatu alasan yang lebih meyakinkan untuk memper$ayai bahwa ski'ofrenia mungkin disebabkan oleh  produksi dopamin yang berlebihan ialah bahwa obat"obat yang bersifat efektif mengobati ski'ofrenia seperti klorproma'in, haloperidol, dan thiothiksen semuanya mengurangi sekresi dopamin pada ujung"ujung syaraf dopaminergik  atau mengurangi efek dopamin pada neuron yang selanjutnya %Guyton ) *all, +-&.

a3#ar Pa"4isi""i Si"4r$nia

Pa"4isi""i si"4r$nia

Pada ski'ofrenia terdapat penurunan aliran darah dan ambilan glukosa, terutama di korteks prefrontalis, dan pada pasien tipe  %negati#isme& terdapat  penurunan sejumlah neuron %penurunan jumlah substansia grisea&. !elain itu, migrasi neuron abnormal selama perkembangan otak se$ara patofisologis sangat  bermakna. Atrofi penonjolan dendrit dari sel piramidal telah ditemukan pada korteks  prefrontalis dan girus singulata. Penonjolan dendrit mengandung sinaps glutaminergik, sehingga transmisi glutamineriknya terganggu. !elain itu, pada area yang terkena, pembentukan GAA dan atau jumlah neuron GAAnergik  tampaknya berkurang sehingga penghambatan sel piramidal menjadi berkurang. (akna patofisiologis khusus dikaitkan dengan dopamin. A#ailabilitas dopamin atau agonis dopamin yang berlebihan dapat menimbulkan gejala ski'ofrenia. Penghambatan pada reseptor dopamin"D+ telak sukses digunakan dalam penatalaksanaan ski'ofrenia.. Di sisi lain, penurunan reseptor D+  yang ditemukan pada korteks prefrontalis dan penurunan reseptor D / dan D+  berkaitan

dengan gejala negatif ski'ofrenia., seperti kurangnya emosi. Penurunan reseptor  dopamin mungkin terjadi akibat pelepasan dopamin mungkin terjadi akibat  pelepasan dopamin yang meningkat dan ini tidak memiliki efek patogenetik. Dopamin berperan sebagai transmiter melalui beberapa jalur %!ilbernagl, +B&: a 0alur dopaminergik ke sistem limbik %mesolimbik&  b 0alur dopaminergik ke korteks %sistem mesokorteks& mungkin  penting dalam perkembangan ski'ofrenia $ Pada sistem tubuloinfundibular, dopamin mengatur pelepasan hormon hipofisis %terutama pelepasan prolaktin& d Dopamin mengatur akti#itas motorik pada sitem nigrostriatum !erotonin mungkin juga berperan dalam menimbulkan gejala ski'ofrenia. 6erja serotonis yang berlebihan dapat menimbulkan halusinasi dan banyak obat antipsikotik akan menghambat reseptor 5"*2 +A.

*ipotesis yang paling banyak yaitu adanya gangguan neurotransmitter sentral yaitu terjadinya peningkatan akti#itas dopamin sentral %hipotesis dopamin&. *ipotesis ini dibuat berdasarkan tiga penemuan utama %Psikiatri =&: /. 7fekti#itas obat"obat neuroleptik %misalya fenotia'in& pada ski'ofrenia, ia bekerja memblok reseptor dopamin pas$a sinaps %tipe D+&. +. 2erjadinya psikosis akibat penggunaan amfetamin. Psikosis yang terjadi sukar  dibedakan, se$ara klinik dengan psikosis ski'ofrenia paranoid akut. Amfetamin melepaskan dopamin sentral. !elain itu, amfetamin juga memperburuk  ski'ofrenia. B. Adanya peningkatan jumlah reseptor D+ di nukleus kautdatus, nukleus akumbe dan putamen pada ski'ofrenia.

*ipotesis Dopamin !ki'ofrenia Pengenalan bahwa dopamin, suatu neurotransmitter eksitator, yang kemungkinan memainkan peran dalam patogenesis, patofisiologi, dan farmakoterapi ski'ofrenia merupakan

temuan

kun$i

di

jalan

untuk

meringankan

gangguan

tersebut.

Dopamin merupakan neurotransmitter endogen biasanya ada di seluruh tubuh manusia. =ntuk memungkinkan komunikasi antara neuron, neuron presinaptik melepaskan

dopamin ke dalam sinaps untuk melakukan perjalanan ke neuron  postsynaptic  dengan mengikat reseptor dopamin dan kemudian menstimulasi neuron pas$a"sinaptik. Dopamin yang tersisa di sinaps ini kemudian dibawa kembali ke dalam neuron presinaptik oleh transporter dopamin untuk ditempatkan dalam paket yang akan dilepas bila diperlukan %rasi$, +/B&. Garis besar bukti berkumpul untuk mengkonfirmasi gagasan bahwa perubahan dalam densitas, distribusi, dan fungsi neuroreseptor D+ dan DB di otak berperan dalam  patogenesis

dan

patofisiologi

ski'ofrenia.

*ipotesis

dopamin

pada

ski'ofrenia

mengusulkan bahwa ski'ofrenia adalah hasil dari disfungsi neurotransmisi dopaminergik  di otak. 6emungkinan terdapat beberapa subtipe biologis yang berbeda dari orang dengan ski'ofrenia. 2emuan yang berbeda dari penelitian yang diterbitkan tentang neuroreseptor   pada orang dengan ski'ofrenia mungkin hasil dari perbedaan subkelompok biologis yang tidak diketahui dari populasi orang dengan sindrom klinis ski'ofrenia. !ebuah subkelompok biologis orang dengan ski'ofrenia tampaknya memiliki penurunan basal, le#el tonik dopamin intrasinaptik yang mengakibatkan hiperfungsi sistem dopaminergik   pada ski'ofrenia. Gejala"gejala positif ski'ofrenia, menyajikan pada masa remaja dan dewasa muda, termasuk halusinasi, delusi, dan masalah proses berpikir, yang diduga hasil dari sebuah kelebihan fase intermiten dopamin di sinaps dalam subkelompok orang yang  bermanifestasi sindrom klinis ski'ofrenia. Gejala"gejala negatif ski'ofrenia, termasuk  apatis, penarikan, dan kurangnya moti#asi, yang diduga hasil dari defisit tonik intermiten dopamin dalam sinaps pada subkelompok orang dengan sindrom klinis ski'ofrenia. Dengan demikian, populasi orang dengan ski'ofrenia benar"benar termasuk beberapa kelompok biologis yang tidak diketahui yang berbeda masing"masing dengan pola khas disfungsi neurore$eptors ter$ermin dalam pola unik kepadatan neurore$eptor dan distribusi di bagian tertentu dari otak. 2ujuan dari studi pen$itraan dari neurore$eptors di ski'ofrenia adalah untuk membedakan karakteristik identifikasi unik dari masing"masing kelompok biologis dari populasi orang dengan sindrom klinis ski'ofrenia %
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF