Referat Morbus Hansen
March 12, 2017 | Author: Gwendry Ramadhany | Category: N/A
Short Description
Koas Kulit RSUD Subang - YARSI...
Description
REFERAT MORBUS HANSEN
NAMA PEMBIMBING : dr. DIDI SUPRIADI, Sp.KK
DISUSUN OLEH GWENDRY RAMADHANY (110201011!
BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN RSUD SUBANG PERIODE "ULI#AGUSTUS 201$
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji Puji syu syukur kur
peny penyus usu un
panj panjat atk kan keha kehad dirat irat Allah llah SWT yang ang
tela telah h
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan refrat yang yang berj berjud udul ul “Mor “Morbu buss Hans Hansen en”. ”. Tinja injaua uan n pusta pustaka ka ini ini disu disusu sun n dalam dalam rangk rangkaa memenuhi persyaratan dalam kepaniteraan akultas !edokteran "ni#ersitas $A%S& pada bagian &lmu !ulit dan !elamin %S"' Subang. Subang. Penyusun menyadari bah(a tinjauan pustaka ini jauh dari sempurna) oleh karena itu penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tinjauan pustaka ini. Penyu Penyusun sun mengu* mengu*apk apkan an banya banyak k terima terima kasih kasih kepada kepada pembim pembimbin bing g atas atas segala segala bimbingan) moti#asi) serta ilmu yang diberikan sehingga penyususn dapat menyelesaiaka menyelesaiakan n tugas pustaka ini. +esar harapan harapan penyusun penyusun semoga tinjauan tinjauan pustaka pustaka ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Subang) Agustus ,-/
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
Penya Penyakit kit kusta kusta atau atau dikena dikenall juga juga dengan dengan nama nama lepra lepra dan Morbus Morbus Hansen merupakan penyakit yang telah menjangkit manusia sejak lebih dari /--tahun yang lalu. !ata lepra merupakan merupakan terjemahan dari bahasa Hebre() zaraath Hebre() zaraath)) yang sebenarnya sebenarnya men*akup men*akup beberapa beberapa penyakit penyakit kulit lainnya. lainnya. !usta juga dikenal dikenal deng dengan an istil istilah ah kusta kusta yang yang bera berasal sal dari dari baha bahasa sa &ndi &ndia) a) kushtha. kushtha. 0am 0ama Morb Morbus us Hansen Hansen ini sesuai sesuai dengan dengan nama nama yang yang menemu menemukan kan kuman) kuman) yaitu yaitu 'r. 'r. 1erhar 1erhard d Armau(er Hansen pada tahun 23/ ,. !usta adalah penyakit penyakit kronik kronik granulomat granulomatosa osa yang terutama terutama
mengenai mengenai
kulit) saluran pernapasan atas dan sistem saraf perifer. Penyebab kusta adalah Mycobacterium leprae leprae yang bersifat intraseluler obligat) dan pada tahun ,--4 telah ditemukan ditemukan penyebab penyebab baru yaitu Mycobacterium yaitu Mycobacterium lepramatosis. lepramatosis . !usta dahulu dikenal dengan penyakit yang tidak dapat sembuh dan diobati) namun sejak tahun 42-) dimana program program Multi Multi Drug Treamtment Treamtment 5M'T6 5M'T6 mulai diperkenalkan) kusta dapat di diagnosis dan diterapi se*ara adekuat) tetapi sayangnya meskipun telah dilakukan terapi M'T se*ara adekuat) risiko untuk terjadi kerusakan sensorik dan motori motorik k yaitu yaitu disabil disabilitas itas dan deform deformitas itas masih masih dapat dapat terjadi terjadi sehing sehingga ga gejala gejala tangan lunglai) mutilasi jari. !eadaan tersebut yang membuat timbulnya stigma terhadap penyakit kusta.7 Meskipun ,8 tahun terakhir banyak yang telah dikembangkan mengenai kusta) pengetahuan mengenai patogenesis) penyebab) pengobatan) dan pen*egahan lepra masih terus diteliti.7
3
BAB II TIN"AUAN PUSTAKA
2.1 D%&'')'
!usta adalah penyakit infeksi granulomatous kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinit afinitas as pertam pertama) a) namun namun dapat dapat juga juga terjadi terjadi pada pada kulit kulit dan mukos mukosaa traktu traktuss respiratorius bagian atas) dan organ9organ lain ke*uali susunan saraf pusat.
2.2 E*'++-'
!uma !uman n peny penyeb ebab ab adal adalah ah Mycobacterium leprae. leprae. !uma !uman n ini ini bers bersifa ifatt obligat intrasel) aerob) tidak dapat dibiakkan se*ara in #itro) berbentuk basil 1ram positif dengan ukuran 7 : 2 ;m < -)8 ;m) bersifat tahan asam dan alkohol ,. !uman ini memunyai afinitas terhadap makrofag dan sel S*h(ann) replikasi yang lam lambat bat di sel sel S*h( S*h(an ann n mens mensti timu mula lasi si cell-mediated cell-mediated immune immune response response)) yang ang menyeb menyebabk abkan an reaksi reaksi inflam inflamasi asi kronik kronik)) sehingg sehinggaa terjadi terjadi pemben pembengka gkakk kkan an di perineurium) dapat ditemukan iskemia) fibrosis) dan kematian akson.7 Mycobacterium leprae leprae dapat bereproduksi maksimal pada suhu ,3=> : 7-=>) tidak dapat dikultur se*ara in #itro) menginfeksi kulit dan sistem saraf kutan. Tumbuh dengan baik pada jaringan yang lebih dingin 5kulit) sistem saraf perifer) hidung) *uping telinga) anterior chamber of eye) eye ) saluran napas atas) kaki) dan testis6) dan tidak mengenai area yang hangat 5aksila) inguinal) kepala) garis tengah punggung .
2. Ep'd%/'++-'
4
Pre#alensi kusta di dunia dilaporkan hanya ? per -.--- populasi 5sesuai dengan target resolusi WH@ mengenai eliminasi kusta6. Paling banyak terjadi pada daerah tropis dan subtropis. 2B dilaporkan terjadi di negara) +angladesh +angladesh)) +raCil) +raCil) >hina) >hina) >ongo) >ongo) Dtiopia) Dtiopia) &ndia) &ndonesia) &ndonesia) 0epal) 0ogeria) ilipina) TanCania. 0amun pre#alensi lepra berkurang sejak dimulai adanya M'T pada tahun 42,. Pada pertengahan tahun ,---) jumlah penderita kusta terdaftar di &ndonesia sebanyak ,-.3-/, orang) banyak ditemukan di Ea(a Timur) Ea(a +arat) Sula(esi Selatan) dan &rian Eaya. ,)7 !usta lebih banyak banyak didapatkan didapatkan pada laki9laki laki9laki daripada daripada (anita) (anita) dengan dengan perbandingan ,F) dengan insidensi usia pun*ak -9,- tahun dan 7-98- tahun) jarang terjadi terja di pada bayi. aktor predisposisinya adalah penduduk pada area yang endemik) memiliki kerentanan lepra dalam darah) dan kemiskinan 5malnutrisi6.
2.$ K)'&')'
%idley dan Eopling Eopling memperkenal memperkenalkan kan istilah spe*trum determinate pada penyakit lepra yang terdiri atas berbagai tipe) yaituF TT: *3%r+'d p+r, 3%* 4- )*3' T': *3%r+'d indefinite BT: borderline tuberculoid BB: mid borderline
3%* 4- 3'
BL: borderline lepromatous L': %pr+/*+) indefinite LL: %pr+/*+) p+r, 3%* 4- )*3'
TT adalah tipe tuberkuloid polar) yakni tuberkuloid --B) tipe yang stabil. Eadi tidak mungkin berubah tipe. +egitu juga GG adalah tipe lepromatosa polar) yakni lepromatosa --B. Sedangkan tipe antara Ti dan Gi disebut tipe borderline atau *ampuran) berarti *ampuran antara tuberkuloi tuberkuloid d dan lepromatosa. lepromatosa. ++ adalah tipe *ampuran 8-B tuberkuloid dan 8-B lepromatosa. +T dan Ti lebih banyak tuberk tuberkulo uloidn idnya ya)) sedang sedang +G dan Gi lebih lebih banya banyak k leprom lepromato atosany sanya. a. Tipe9 Tipe9tip tipee 5
*ampuran ini adalah tipe yang labil) berarti dapat beralih tipe) baik ke arah TT maupun GG ,. Menu Menuru rutt WH@ WH@ 542 5426 6)) lepra lepra diba dibagi gi menj menjad adii multi multiba basil silar ar 5M+6 5M+6 dan dan pausibasilar 5P+6. Multibasilar berarti mengandung banyak basil dengan indeks biposi 5&+6) ditemukan bakteri lebih dari ,) yaitu tipe GG) +G) dan ++ pada klasif klasifika ikasi si %idley %idley9Eop 9Eoping ing.. Pausib Pausibasil asilar ar mengan mengandun dung g sedikit sedikit basil basil dengan dengan &+ kurang dari ,) yaitu tipe TT) +T) +T) dan & klasifikasi klasifikas i %idley9Eoping ,.
2. P*+-%%)')
>ara >ara penula penularan ran belum belum diketa diketahui hui se*ara se*ara pasti pasti hanya hanya berang beranggap gapan an dari dari anggapan klasik yaitu melalui kontak langsung antar kulit yang lama dan erat. Anggapan kedua adalah se*ara inhalasi) sebab M. Geprae dapat hidup beberapa hari didalam droplet. Masa tunasnya sangat ber#ariasi) antara /- hari sampai /tahun) rata9rata 7)8 tahun. Sebenarny Sebenarnyaa M. Geprae mempuny mempunyai ai patogenisita patogenisitass dan daya in#asi in#asi yang rendah rendah)) sebab sebab pender penderita ita yang yang mengan mengandun dung g kuman kuman lebih lebih banya banyak k belum belum tentu tentu memberikan
gejala
yang
lebih
berat)
bahkan
dapat
sebaliknya.
!etidakseimbangan derajat infeksi dan derajat penyakit) tidak lain disebabkan karena karena respon respon imun imun yang yang berbed berbeda) a) yang yang men*etu men*etuskan skan timbul timbulny nyaa granul granulom omaa setempat atau menyeluruh yang dapat sembuh sendiri atau progresif. @leh karena itu) kusta dapat disebut sebagai penyakit imunologik. Area Area yang yang sering sering terkena terkena kusta kusta adalah adalah saraf saraf perifer perifer superf superfisia isial) l) kulit) kulit) membran mukosa dari saluran napas atas) ruang anterior mata) dan testes. Area9 area tersebut merupakan bagian yang dingin dari tubuh 5Ge(is) ,--6. !erusakan jaringan tergantung pada sistem simunitas selular) tipe penyebaran bakeri) adanya komp komplik likasi asi reaks reaksii lepr lepra) a) dan dan keru kerusak sakan an sara saraf. f. Afini finita tass pada pada sel S*h( S*h(an ann) n) my*oba*teria berikatan dengan 'omain 1 rantai alpha laminin , yang ditemukan di saraf perifer di lamina basal. %eplikasi di dalam sel ini menyebabkan respon
6
sistem imunitas selular yang menyebabkan reaksi inflamasi) yang menyebabkan pembengkakan perineureum) iskemia) fibrosis) dan kematian kematian akson. Pada kusta tipe GG) terjadin kelumpuhan sistem imunitas selular) dengan demi demiki kian an makr makrof ofag ag tida tidak k mamp mampu u meng mengha han* n*ur urka kan n kuma kuman n sehin sehingg ggaa kuma kuman n bermultiplikasi dengan bebas dan merusak jaringan. Pada kusta tipe TT terjadi sebaliknya) kemampuan imunitas selular tinggi) sehing sehingga ga makrof makrofag ag mampu mampu mengha menghan*u n*urka rkan n kuman. kuman. 0amun 0amun setelah setelah kuman kuman difag difagos osit itos osis) is) makr makrof ofag ag beru beruba bah h menja menjadi di sel epit epitel eloi oid d dan dan kada kadang ng bersa bersatu tu membentuk sel datia Ganghans. Massa epiteloid dapat menimbulkan kerusakan saraf dan jaringan di sekitarnya. 7 Mun*ul Mun*ulny nyaa gejala gejala kusta kusta terjad terjadii karena karena perkem perkemban bangan gan granul granuloma oma)) dan pasien mungkin mengalami reactional state) state) yang dapat terjadi pada sekitar I8-B pasien tertentu. Spektrum granuloma lepra terdiri dari 6 a high-res high-resistanc istancee tuberculoid response 5TT6) response 5TT6) ,6 a low- or absent-resistance lepromatous pole 5GG6) pole 5GG6) 76 a dimorphic or borderline region 5++6) region 5++6) /6 borderline lepromatous lepromatous 5+G6) dan 86 borderline tuberculoid 5+T6. +erdasarkan dari yang paling tinggi resistensinya hingga ke yang paling rendah resistensinya) yaitu TT) +T) +T) ++) +G) GG . %espon imun terhadap M. terhadap M. leprae dapat leprae dapat menghasilkan beberapa tipe reaksi yang berhubungan dengan status klinis. %eaksi lepra tipe 5 downgrading and reversal reactions6 reactions6 terjadi pada indi#idu dengan +T dan +G) inflamasi terjadi diantara lesi kulit yang sudah ada. Downgrading ada. Downgrading reaction terjadi reaction terjadi sebelum terapi) reversal reaction terjadi reaction terjadi karena respon terhadap terapi. %eaksi tipe berhubungan dengan demam derajat rendah) lesi satelit makulopapular baru yang ke*il dan banyak) danJ atau neuritis. %eaksi tipe , 5 Erythema Nodosum eprosum) eprosum) D0G6 terja terjadi di pada pada seba sebagi gian an indi indi#i #idu du deng dengan an GG) GG) biasa biasany nyaa timb timbul ul setel setelah ah a(al a(al pemberian terapi antilepra) umumnya dalam , tahun pertama terapi. Terdapat inflamasi yang hebat mirip seperti lesi eritema nodosum. %eaksi lucio merupakan lucio merupakan rekasi yang terjadi pada indi#idu dengan GG yang meluas. Pada indi#idu indi#idu tersebut terjadi ulserasi yang dangkal) dangkal) large polygonal sloughing pada 7
kaki. %eaksi ini timbul baik sebagai #arian dari D0G atau sekunder terhadap oklusi arteriol. "lserasi ini sulit membaik) sering rekuren) dan distribusinya dapat general akibat infeksi bakteri sekunder dan sepsis.)7
2.5 D)r D'-+)') 2.5.1 2.5.1
G%6 G% 6 K'' K'')) d d P%/% P%/%r' r') ) F')' F')' G%6 '')
Pada kusta) didaptkan didaptkan 7 tanda kardinal) kardinal) dimana jika salah satunya satunya ada) sudah *ukup untuk menetapkan diagnosis dari penyakit penyakit kusta) yakni F Gesi kulit yang yang anestes anestesii ) peneba penebalan lan saraf saraf perifer perifer)) dan ditemu ditemukan kanny nyaa M. leprae leprae sebagai sebagai bakteriologis positif. Masa inkubasinya , : /- tahun 5rata9rata 8 : 3 tahun6. @nset terjadinya terjadinya perlahan9lahan perlahan9lahan dan tidak ada rasa nyeri. nyeri. Pertama Pertama kali mengenai mengenai sistem saraf perifer dengan parestesi dan baal yang persisten atau rekuren tanpa terlihat adany adanyaa gejala gejala klinis klinis.. Pada Pada stadium stadium ini mungk mungkin in terdapa terdapatt erupsi erupsi kulit kulit berupa berupa ma*ula dan bula yang bersifat sementara. !eterlibatan sistem saraf menyebabkan kelemahan otot) atrofi otot) nyeri neuritik yang berat) dan kontraktur tangan dan kaki. 1ejala prodromal yang dapat timbul kadang tidak dikenali sampai lesi erupsi ke kutan terjadi. 4-B pasien biasanya mengalami keluhan pada pertama kali kaliny nyaa adal adalah ah rasa rasa baal baal)) hila hilang ngny nyaa sens sensor orii suhu suhu sehi sehing ngga ga tida tidak k dapa dapatt membedakan panas dengan dingin. Selanjutnya) sensasi raba dan nyeri) terutama diala dialami mi pada pada tang tangan an dan dan kaki kaki)) sehin sehingg ggaa dapa dapatt terja terjadi di komp komplik liksi si ulku ulkuss atau atau terbak terbakar ar pada pada ekstrem ekstremitas itas yang yang baal baal tersebu tersebut. t. +agian +agian tubuh tubuh lain lain yang yang dapat dapat terkena kusta adalah daerah yang dingin) yaitu daerah mata) testis) dagu) *uoing hidung) daun telinga) dan lutut. 7 Perubahan saraf tepi yang terjadi dapat berupa 56 pembesaran saraf tepi yang yang asimetri asimetriss pada pada daun daun teling telinga) a) ulnar ulnar)) tibia tibia poster posterior ior)) radial radial kutane kutaneus) us) 5,6 8
!erusakan sensorik pada lesi kulit 576 !elumpuhan ner#us trunkus tanpa tanda inflamasi inflamasi berupa berupa neuropati) neuropati) kerusakan sensorik dan motorik) motorik) serta kontraktur kontraktur 5/6 kerusa kerusakan kan sensori sensorik k dengan dengan pola pola Sto*ki Sto*king9 ng9glo glo#e #e 5/6 !cral distal symmethric anesthesia 5hilangnya anesthesia 5hilangnya sensasi panas dan dingin) serta nyeri dan raba6.
7
P%/%r') &')' 1. T3%r 3%r7+ 7+'d 'd L%pr+ L%pr+)4 )4 (TT (TT,, BT!
Pada TT) imunitas masih baik)dapat sembuh spontan dan masih mampu meloka melokalisi lisirr sehing sehingga ga didapa didapatka tkan n gambra gambran n batas batas yang yang tegas. tegas. Mengen Mengenai ai kulit kulit maupun maupun saraf. Gesi kulit bisa satu atau beberapa) beberapa) dapat berupa berupa makula makula atau plak) dan pada bagian tengah dapat ditemukam lesi yang regresi atau *entral *learing. Perm Permuk ukaan aan lesi lesi dapa dapatt bersi bersisik sik)) deng dengan an tepi tepi yang yang meni mening nggi gi.. 'apa 'apatt diser diserta taii penebalan saraf tepi yang biasanya bias anya teraba. !uman +TA negatif merupakan tanda terdapatnya respon imun yang adekuat terhadap kuman kusta. Pada +T) tidak dapat sembuh spontan) Gesi menyerupai tipe TT namun namun dapat disertai lesi satelit di tepinya. Eumlah lesi dapat satu atau beberapa) tetapi gambaran hipopigmentasi) kekeringan kulit atau skuama tidak sejelas TT. 1angguan saraf tidak berat dan asimetris.
9
G/3r 2.1 L%)' T3%r7+'d %pr+)4, )+'*%r, %)*8%*'7, r
G/3r 2.2 L%)' K'* pd Tuberculoid Leprosy
10
G/3r 2. B+rd%r'% T3%r7+'d L%pr+)4, -/3r r '+/p'* d%- pp )*%'* 1 2. B+rd B+rd%r %r' '% % L% L%pr pr+) +)4 4
Pada tipe ++ borderline)meruapakan borderline )meruapakan tipe yang paling tidak stabil) disebut juga bentuk dimorfik. Gesi kulit berbentuk antara tuberculoid dan lepromatous. lepromatous. Terdiri dari ma*ula infiltratif) mengkilap) batas lesi kurang tegas) jumlah banyak melebihi tipe +T dan *enderung simetris. Gesi ber#ariasi) dapat perbentuk punch perbentuk punch out yang yang khas.. Pada tipe ini terjadi anestesia dan berkurangnya keringat.
11
G/3r 2.$ L%)' K'* pd Borderline pd Borderline BB Leprosy Leprosy . Gepromatous Geprosy
Tipe +G) se*ara klasik lesi dimulai dengan makula) a(alnya s edikit drngan *epat menyebar ke seluruh seluruh badan. badan. Makula lebih ber#ariasi bentuknya. bentuknya. 'istribusi 'istribusi lesi hampir seimetris. Gesi innfiltrat) dan plak seperti pun*hed out. Tanda9tanda kerusakan saraf berupa hilangnya sensasi) hipopigmentasi) berkurangnya keringat dan hilangnya rambut lebih *epat mun*ul. Penebalan saraf tepi teraba pada tempat predileksi. Tipe GG) jumlah lesi sangat banyak) nodul men*apai ukuran , *m) simetris) permukaan halus) lebih eritematous) berkilap) berbatas tidak tegas dan pada stadium dini tidak ditemukan anestesi dan anhidrosis. 'itemukan juga lesi 'ematofibroma9like multipel) batas tegas) nodul eritem. 'istribusi lesi khas pada pada (ajah) mengenai mengenai dahi) pelipis) dagu) *uping telinga. Pada stadium stadium lanjut tampak penebalan kulit yang progresif membentuk fa*ies leonine. !erusakan saraf menyebabkan gejalan stocking gejalan stocking and glove anesthesia. anesthesia.
G/3r 2. L%)' K'* pd Lepromatous pd Lepromatous Leprosy Leprosy
12
Pada Pada reaksi reaksi lepra lepra tipe tipe ) terjadi terjadi inflam inflamasi asi akut akut pada pada lesi kulit) kulit) terdap terdapat at edema dan nyeri) bisa ulserasi. Ddema paling berat terjadi di (ajah) tangan) dan kaki. Pada reaksi lepra tipe ,) terdapat nodul yang nyeri dan ber(arna merah) bisa abses abses atau atau ulser ulserasi asi.. Pali Paling ng serin sering g timbu timbull di (ajah (ajah dan dan ekstr ekstrem emit itas as bagi bagian an ekstensor . Pada Pada peme pemerik riksaa saan n fisik fisik dapa dapatt ditem ditemuk ukan an 6 ekstr ekstrem emit itasF asF neur neurop opati ati sensoris) ulserasi telapak kaki) infeksi sekunder) ulnar and peroneal palsies) palsies ) sendi "harcot ) ,6 hidung hidungFF kongest kongestii kronik kronik)) epista epistaksi ksis) s) destruk destruksi si kartil kartilago ago dengan dengan defo deform rmit itas as saddle-nose) saddle-nose) 76 mataF mataF kelum kelumpuh puhan an ner#us ner#us krania kranialis) lis) lagoft lagoftalm almus) us) insens insensiti iti#it #itas as kornea kornea.. Pada Pada GG) dapat dapat terjad terjadii u#eiti u#eitis) s) glau*o glau*oma) ma) pemben pembentuk tukan an kata katara rak. k. !eru !erusa saka kan n korn kornea ea dapa dapatt terj terjad adii seku sekund nder er terh terhad adap ap trichiasis dan neur neurop opat atii senso sensori ris) s) infek infeksi si sekun sekunde der) r) dan dan para parali lisis sis otot otot)) /6 testi testisF sF terja terjadi di hipogonadisme pada pasien GG) 86 amiloidosis sekunder karena gangguan heparJ ginjal. T3% 2.1 G/3r G/3r ''), ''), B*%r'+ B*%r'++-' +-',, I/++I/++-' ' K)* K)* M*'3)' M*'3)'% % (MB!
S&AT L%)' +entuk
GG
+G
Makula) &nfiltrat
Makula) Plakat)
Plakat) 'ome
'ifus) Papul) 0odul
Papul
Shaped 5!ubah6)
Tidak terhitung) Eumlah
++
Pun*hed @ut
praktis tidak ada
Sukar dihitung)
'apat dihitung)
kulit sehat
masih ada kulit
kulit sehat jelas ada
sehat
Asimetris
'istribusi
Simetris
Hampir simetris
Agak !asarJberkilat
Permukaan
Halus +erkilat
Halus +erkilat
Agak Eelas
+atas
Tidak Eelas
Agak Eelas
Gebih Eelas
Anestesia BTA
+iasanya Tak Eelas
Tak Eelas
Gesi kulit
+anyak 5ada globus6
+anyak
Agak +anyak 13
Sekret hidung +anyak 5ada globus6 T%)) L%pr+/' 0egatif T%
+iasanya 0egatif 0egatif
0egatif +iasanya negatif
T3% 2.2 G/3r ''), B*%r'++-', I/++-' K)* P)'3)'%r (PB!
S&AT L%)' +entuk
Eumlah
TT
+T
Makula saja) makula
Makula dibatasi
dibatasi infiltrat
infiltrat
Satu) dapat beberapa
+eberapa) atau
& Hanya makula
Satu atau beberapa
satu dengan satelit
'istribusi
asimetris
Masih asimetris
#ariasi
Permukaan
kering bersisik
!ering bersisik
halus agak berkilat
+atas
Eelas
Eelas
jelasJtidak
Anestesia
+iasanya Tak Eelas
Tak Eelas
tidak ada sampai tidak jelas
BTA
Gesi kulit
0egatif
0egatifJpositif
+iasanya negatif
Sekret hidung T%)) L%pr+/' T%
+anyak 5ada globus6 Positif kuat 576
+iasanya 0egatif Positif lemah
0egatif Positi lemah sampai negatif 14
2.5.2 P%/%r') P%6-
Pemeriksaaan Pemeriksaaan bakteriosko bakterioskopik) pik) sediaan sediaan dari kerokan kerokan jaringan jaringan kulit atau usap usapan an mukos ukosaa hidu hidung ng yang ang di(a di(arn rnai ai deng dengan an pe(a pe(arn rnaa aan n +TA +TA K&DH K&DHG G 0DDGS@0. Pertama : tama harus ditentukan lesi di kulit yang diharapkan paling padat oleh basil setelah terlebih dahulu menentukan jumlah tepat yang diambil. "ntuk riset dapat diperiksa - tempat dan untuk rutin sebaiknya minimal / : tempat yaitu kedua *uping telinga bagian ba(ah dan , 9/ lesi lain yang paling aktif aktif berarti berarti yang yang paling paling eritema eritematos tosaa dan paling paling infilt infiltrati ratif. f. Pemilih Pemilihan an *uping *uping telinga tanpa menghiraukan ada atau tidaknya lesi di tempat tersebut karena pada *uping telinga biasanya didapati banyak M. banyak M. leprae7. !epada !epadatan tan +TA +TA tanpa membed membedaka akan n solid solid dan nonsol nonsolid id pada pada sebuah sebuah sediaan dinyatakan dengan indeks bakteri 5 &.+6 dengan nilai - sampai menurut %idley. - bila tidak ada +TA dalam -- lapangan pandang 5GP6. +ila : - +TA dalam -- GP ,+ila : - +TA dalam - GP 7+ila : - +TA rata : rata dalam GP /+ila : -- +TA rata : rata dalam GP 8+ila - : ---+TA ---+TA rata : rata dalam GP +ilaI --- +TA rata : rata dalam GP &ndeks &ndeks morfologi morfologi adalah persentase persentase bentuk bentuk solid dibandingk dibandingkan an dengan dengan jumlah solid dan non solid. &ML Eumlah solid< -- BJ Eumlah solid 0on solid Syarat Syarat perhitunga perhitungan n &M adalah jumlah jumlah minimal minimal kuman kuman tiap lesi -- +TA) +TA) &.+ tidak perlu dibuat &M karedna untuk mendapatkan -- +TA harus men*ari dalam .--- sampai -.--- lapangan) mulai &.+ 7 maksimum harus di*ari -lapangan. Pemeriksaan histopatologi) gambaran histopatologi tipe tuberkoloid adalah tuberkel dan kerusakan saraf yang lebih nyata) tidak ada basil atau hanya sedikit 15
dan non solid. Tipe lepromatosa terdpat kelim sunyi subepidermal 5 subepidermal clear clear zone zone 6 yaitu suatu daerah langsung di ba(ah epidermis yang jaringannya tidak tidak patolo patologik gik.. +isa +isa dijum dijumpai pai sel #ir*ho #ir*ho( ( dengan dengan banya banyak k basil. basil. Pada Pada tipe tipe borderline terdapat *ampuran unsur : unsur tersebut. Sel #ir*ho( adalah histiosit yang ang dija dijadi dika kan n M. leprae sebaga sebagaii tempat tempat berkem berkemban bangbi gbiak ak dan sebaga sebagaii alat alat pengangkut penyebarluasan. penyebarluasan. Peme Pemerik riksaa saan n sero serolo logi gik) k) dida didasar sarka kan n terb terben entu tuk k anti antibo bodi di pada pada tubu tubuh h seseorang yang terinfeksi oleh M.leprae. Pemeriksaan serologik adalah MGPA 5 Mycobacterium Mycobacterium eprae #article !glutination6) !glutination6) uji DG&SA dan MG dipsti*k) P>%. Tes lepromin adalah tes non spesifik untuk klasifikasi dan prognosis lepra tapi tapi tidak tidak untuk untuk diagno diagnosis. sis. Tes ini bergu berguna na untuk untuk menunj menunjukk ukkan an sistem sistem imun imun penderita terhadap M. leprae. leprae. -) ml lepromin dipersiapkan dari ekstrak basil organi organisme sme)) disunt disuntikk ikkan an intrad intraderm ermal. al. !emudi !emudian an diba*a diba*a setelah setelah /2 jamJ jamJ ,hari ,hari 5reaksi ernandeC6 ernandeC6 atau 7 : / minggu 5reaksi Mitsuda6. %eaksi ernandeC ernandeC positif bila terdapat indurasi dan eritemayang menunjukkan kalau penderita bereaksi terhadap M. terhadap M. eprae) eprae ) yaitu respon imun tipe lambat ini seperti mantou< test 5PP'6 pada tuberkolosis7.
2.9 D'-+)') Bd'-
Pada lesi makula) makula) differensial differensial diagnosisny diagnosisnyaa adalah #itiligo) #itiligo) ptiriasis ptiriasis #ersikolor) ptiriasis alba) Tinea korporis. Pada lesi papul) granuloma annulare) li*hen planus. Pada lesi plak) tinea korporis) ptiriasis rosea) psoriasis. Pada lesi nodul) a*ne #ulgaris) neurofibromatosis. Pada lesi saraf) amyloidosis) diabetes) tra*homa7.
2. P%*) P%*)
Tujuan utama yaitu memutuskan mata rantai penularan untuk menurunkan insiden penyakit) mengobati dan menyembuhkan penderita) men*egah timbulnya
16
ke*a*atan) untuk men*apai tujuan tersebut) srategi pokok yg dilakukan didasarkan atas deteksi dini dan pengobatan penderita ./ %egimen %egimen pengobatan pengobatan kusta disesuaikan disesuaikan dengan dengan yang direkomend direkomendasikan asikan oleh oleh WH@J' WH@J'DP! DP!DS DS %& 5426 5426.. "ntuk "ntuk itu klasifi klasifikas kasii kusta kusta disede disederha rhanak nakan an menjadiF . Pausi +asiler 5P+6 ,. Multi +asiler 5M+6 'engan 'engan memakai memakai regime regimen n pengob pengobata atan n M'TJL M'TJL Multi Drug Treatment Treatment . !egunaan !egunaan M'T untuk mengatasi resistensi 'apson 'apson yang semakin meningkat) meningkat) mengatasi mengatasi ketidakterat ketidakteraturan uran penderita penderita dalam berobat) menurunka menurunkan n angka putus obat pada pemakaian monoterapi 'apson) dan dapat mengeliminasi persistensi kuman kusta dalam jaringan. 7)/ %egimen Pengobatan !usta tersebut 5WH@J'DP!DS %&6.P+ dengan lesi tungga tunggall diberi diberikan kan %@M 5%ifam 5%ifampi*i pi*in n @flo
View more...
Comments