Referat Lupus Nefritis
July 22, 2018 | Author: Clare Halim | Category: N/A
Short Description
referat Lupus Nefritis...
Description
PENULISAN REFERAT REFERAT
LUPUS NEFRITIS
Disusun oleh Asher Juniar 112014288
1
Pembimbing : dr. Sugiarto, SpPD
FA!"#A FA!"#AS S $D%#$&A' $D% #$&A' !&(DA $PA'(#$&AA' D$PA$)$' P$'*A(# DA"A) &!)A+ SA(# P!SA# A'A#A A'A#A' ' DA&A# A#%# S%$-&%#% S%$-&%# % 14 )aret 21 )ei 201/
KATA PENGANTAR
Pui Pui suu suurr ehad ehadira iratt #uha #uhan n *ang )aha )aha $sa atas atas segala segala berah berah,, rahma rahmatt dan arunia'a sehingga penusun dapat menelesaian presentasi tentang "upus 'e3ritis.
#uu #uuan an dari dari penu penuli lisa san n re3e re3era ratt ini ini untu untu meme memenu nuhi hi sala salah h satu satu sar sarat at dala dalam m menempuh menempuh uian epanite epaniteraan raan lini di bagian bagian Departeme Departemen n (lmu Penait Penait Dalam Dalam &SPAD atot Soebroto Jaarta. Disamping itu, presentasi asus ini dituuan untu menambah pengetahuan tentang lupus ne3ritis.
Pada esempatan ini penusun ingin menguapan menguapan terima terima asih asih ang ang
sebesar5
besarna epada dr . Sugiarto, SpPD atas bantuan dan bimbingan ang telah diberian epada penusun selama penusunan presentasi asus ini.
2
%leh arena itu penusun mengharapan riti dan saran ang membangun untu perbaian dalam penulisan laporan asus di 6atu mendatang.
Jaarta, )ei 201/
Penusun
3
DAFTAR ISI
A#A P$'A'#A&..................................................................................... ii DAF#A& (S(................................................................................................. iii -A- ( P$'DA+!"!A' .............................................................................. 1 -A- (( P$)-A+ASA'................................................................................ 2 2.1 $pidemiologi..................................................................................... 2 2.2 $tiologi dan Patogenesis...................................................................2 2.7 +istopatologi inal...........................................................................4 2.4 Pembuluh Darah (ntrarenal............................................................... 2.9 ambaran linis .............................................................................. 2.9 Pemerisaan "abotarium..................................................................8 2.9.1 Antibodi Antinulear ................................................................... 8 2.9.2 Pemerisaan Darah .................................................................. 2.9.7 Antibodi Anti3os3olipid dan Antioagulan "upus ......................... 2.9.4 -iopsi inal .............................................................................. 10 2./ Diagnosis .........................................................................................10 2. #erapi ...............................................................................................12 2..1 #erapi Fase (ndusi ................................................................... 17 2..2 #erapi Fase Pemeliharaan ........................................................14 2.8 Prognosis .........................................................................................19 -A- ((( $S()P!"A'................................................................................. 1/ DAF#A& P!S#AA.....................................................................................1
4
BAB I PENDAHULUAN
"upus $ritematosus Sistemi ;"$S< merupaan penait aringan iat, etiologina tida elas dietahui dan termasu soluble immune omple=es disease, dimana gambaran linisna uup luas dapat melibatan bana organ tubuh, serta peralanan penaitna ditandai dengan remisi dan esaserbasi.;1< Dari pengamatan "$S di seluruh dunia, penderitana lebih dari 0> merupaan perempuan. Dan pada umumna ebanaan teradi pada masa sebelum pubertas dan setelah menopause, ang menunuan bah6a metabolisme estrogen dan hubunganna dengan sistem eebalan tubuh mungin memainan peranan dalam patogenesis dari penait ini. )esipun meanisme patoetiologi seara tepat belum dapat dielasan, tetapi diaini bah6a teradina "$S dipiu oleh 3ator lingungan ang tida elas pada indi?idu ang rentan seara geneti.;2,7< Penait ginal aitu lupus ne3ritis adalah salah satu mani3estasi ang paling umum dan paling serius dari "$S. eterlibatan ginal pada "$S berdampa buru pada prognosis utamana dalam hal tingat elangsungan hidup pasien dan etahanan ginal ;elangsungan hidup tanpa perlu terapi pengganti ginal< dibandingan dengan eturunan auasia ;14> dari pasien ini berembang menadi gagal ginal stadium ahir 10 tahun setelah terdapatna mani3estasi pada ginal. Pada enataanna, 9 10 tahun tingat elangsungan hidup pada pasien dengan lupus ne3ritis pada tahun 10an berisar antara 8757> dan 4584>. 'amun, dari seitar 9> asus, lupus ne3ritis dapat munul beberapa tahun setelah teradi "$S ;disebut, lupus ne3ritis tertunda pasien memilii umlah sel darah putih di ba6ah 9000Eml, sedangan trombositopenia ditemuan pada seperempat pasien. )eanisme teradina trombositopenia sangat sulit untu dielasan, emunginan besar diaibatan oleh epatna penghanuran trombosit setelah beriatan dengan antibodi, penerapan trombosit di dalam ginal, dan teradina lisis dan E atau 3agositosis dari sirulasi trombosit ang diaibatan oleh adana reasi antara antibodi anti3os3olipid dan omples imun ;termasu dsD'A5 anti5dsD'A omples< dengan sirulasi trombosit. ;/<
Antibodi Antifosfolipid dan Antikoagulant Lupus Disebut antioagulan lupus adalah berdasaran adana antibodi anti3os3olipid, ang diarahan terutama terhadap protein pemba6a b25globulin dan buan terhadap 3os3olipid itu sendiri. Pada studi in ?itro antibodi ini memperpanang oagulasi phospholipid5dependent, tetapi pada studi in ?i?o antibodi ini berhubungan dengan trombosis. )eanisme ang teradi pada studi in ?itro sangat elas, tetapi meanisme bagaimana teradina trombosis pada studi in ?i?o sampai saat ini masih belum elas. Antibodi anti3os3olipid dapat didetesi pada sepertiga sampai setengah pasien dengan lupus ne3ritis, dan telah diaitan dengan arteri ginal, ?ena, dan trombosis apiler glomerular, serta "ibman5Sahs endoarditis dan trombosis ota. Penting untu diatat bah6a mesipun seara in ?itro teradi perpanangan 6atu pembeuan, tetapi tetap aman untu melauan biopsi arum dengan adana antibodi anti3os3olipid, sebalina, pada pemanangan @atu ephalin aslin ang merupaan era dari antioagulan lupus, aan memerluan bantuan Fresh FroHen Plasma. (ni mungin disebaban arena adana antibodi ang diarahan terhadap 13
3ator pembentuan 3ibrin, seperti 3ator ((( dan (I, tetapi uga sebagian eil pada 3ator I( dan I((. Fator53ator risio protromboti lainna termasu penghambat pelepasan ati?ator plasminogen dan mungin uga antagonis dari plasmin, mengurangi onsentrasi plasma protein S bebas, dan meningatan onsentrasi 3ator ?on @illebrand.;/<
BIOPSI GIN!AL -iopsi ginal adalah standar emas untu mengon3irmasi suatu diagnosis dan eambuhan dari
glomerulone3ritis
lupus. #emuan
pe6arnaan positi3 untu
immunoglobulin , A, dan ) dengan 1B, 7, dan 4 merupaan pola pe6arnaan untu lupus ne3ritis. Selain itu, untu menuntun eputusan terapi, biopsi ginal memberian in3ormasi tentang elas histologis dari lupus ne3ritis, selain deraat peradangan dan erusaan pada ginal. -iopsi ginal perlu dipertimbangan pada pasien "$S dengan onset baru dengan proteinuria lebih dari 1 g E hari dengan atau tanpa sedimen urin ang ati3, terutama terhadap pasien lupus ne3ritis dengan serologi ati3 atau adana gangguan 3ungsi ginal. -eberapa ahli mereomendasian dilauanna biopsi ginal pada pasien dengan proteinuria batas minimal ;misalna, 900 mg E hari pasien tersebut memilii antibodi anti3os3olipid. -anana hasil A'A ang positi3 tida hana bergantung pada populasi ang dipelaari, tetapi uga pada teni ang digunaan. !i Farr lasi hana mendetesi antibodi anti5dsD'A ang memilii a?iditas tinggiC sedangan ui enHme5lined immunosorbent dapat mendetesi antibodi dengan a?iditas ang rendah, seperti halna tes slide rithidia luilae inetoplast. orelasi antara eberadaan dan tingat eparahan dari lupus ne3ritis bisa didetesi dengan bai dengan memerisa antibodi a?iditas tinggi menggunaan ui Farr, tetapi untu diagnosis srining ui enHme5 lined immunosorbent memilii elebihan arena dapat mendetesi seara positi3 terhadap pasien dengan FA'A positi3 dimana ia melalui ui Farr hasilna adalah negati3, sedangan merea sebenarna memilii penait lupus ne3ritis. Antibodi anti5Sm sangat spesi3i untu penait lupus ne3ritis, tetapi hana ditemuan di seitar 70> pasien, sehingga memilii epeaan ang sangat rendah. ;8< omples imun dapat didetesi di dalam serum pada sebagian besar pasien ang menderita lupus, terutama merea ang disertai dengan ne3ritis, dan titerna pada umumna bisa nai dan turun. 'amun, egunaan omples imun tersebut untu eperluan diagnosis sangat eil arena begitu bana ondisi lain ang menunuan omples imun dari berbagai ati?itas biologis, sehingga pemerisaan omples imun sudah tida lagi rutin dilauan.;8< Diagnosis lupus ne3ritis baru dapat ditegaan bila pasien sudah tega didiagnosis Sistemi "upus $ritomatosa ;S"$ pasien setelah agen imunosupresi dihentian. #erapi pemeliharaan ang dilauan M 7 tahun aan menebaban peningatan serum reatinin dua ali lipat, gagal ginal stadium ahir, atau ematian. %leh sebab itu terapi pemeliharaan dengan imunosupresi harus dilanutan setidana selama 7 tahun setelah diapai respon linis ang bai. ;10< Pada
pengamatan
anga
panang
menunuan
bah6a
))F
;mophenolate mo3etil< dengan dosis ;2 gE24 am< atau AKA lebih bai dari * dalam hal menegah teradina gagal ginal dan ematian. ))F lebih e3eti3 dibandingan dengan * inesi dalam penegahan eambuhan gangguan ginal. Selain itu, pengobatan
pemeliharaan dengan * diaitan dengan banana
e3e samping ang ditimbulan seperti mual, muntah, dan in3esi. (n3esi ringan dan leuopenia lebih sering dilaporan dengan pengobatan AKA, sedangan arthralgia dan geala gastrointestinal lebih umum pada pasien ang diobati dengan SA ;losporin A
View more...
Comments