Referat Hanging
October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Referat Hanging...
Description
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penggantun Pengg antungan gan (hanging ) adalah adalah penyeb penyebab ab kemati kematian an akibat akibat asfiksi asfiksiaa yang yang paling sering ditemukan. Bagaimanapun, penggantungan juga merupakan penyebab kemati kem atian an yang yang paling paling sering sering menimb menimbulk ulkan an persoa persoalan lan karena karena rawan rawan terjadi terjadi salah salah interpretasi, baik oleh ahli forensik, polisi, dan dokter non-forensik. 1-2 Sela Selain in itu, itu, pe peng ngga gant ntun unga gan n meru merupa paka kan n meto metode de bu bunu nuh h di diri ri ya yang ng serin sering g ditemukan di banyak negara. Di Inggris, terdapat lebih dari 2000 kasus bunuh diri dengan penggantungan dilaporkan setiap tahun. Penggantungan baik akibat bunuh diri atau pembunuhan lebih sering ditemukan di perkotaan. Di Amerika Serikat, pada tahun 2001, dilaporkan terdapat 279 kematian yang disebabkan penggantungan yang tidak disengaja dan strangulasi, dan 131 kematian akibat penggantungan, strangulasi dan mati lemas.1-2 Pada balita, biasanya terjadi accidental hanging yaitu penggantungan yang tidak tid ak diseng disengaja aja,, misaln misalnya ya akibat akibat terjera terjeratt ayunan ayunan.. Di India, India, antara antara 19 199797-200 2000, 0, dilaporkan dilapo rkan kematian kematian akibat akibat penggantun penggantungan gan sebesar 3,4%. Penggantungan Penggantungan akibat
bunuh diri lebih sering ditemukan pada laki-laki (2:1), namun kematian yang disebabkan oleh kekerasan strangulasi lebih dominan ditemukan pada wanita. 1 Di Istanbul, turki, 537 dari semua kasus gantung diri adalah laki-laki (70,56%) dan 224 adalah wanita (29,44%).1,3 jika dilihat dari faktor umur, insidens penggantungan paling sering ditemukan pada dewasa muda. Di India misalnya, misalnya, kematian akibat
2 penggantungan paling sering ditemukan pada kelompok umur 21-25 tahun, 4 seda sedan ngk gkan an
David avidso son n
dan
Mars Marsh hall all
(1 (198 986) 6)
mel elap apo ork rkan an
ba bah hwa
in insi side dens ns
penggantungan yang paling tinggi adalah pada kelompok umur 2 20-39 0-39 tahun.1 Tindakan bunuh diri dengan cara penggantungan sering dilakukan karena dapat dilakukan dimana dan kapan saja dengan seutas tali, kain, dasi, atau bahan apa saja yang dapat melilit leher. leher. Demikian Demikian pula pada pembunuhan pembunuhan atau hukuman hukuman mati dengan den gan cara cara pengga penggantu ntunga ngan n yang yang sudah sudah diguna digunakan kan sejak sejak zaman zaman dahulu dahulu.. Kasus Kasus gantung hampir sama dengan penjeratan. Perbedaannya terletak pada asal tenaga yang dibutuhkan untuk memperkecil lingkaran jerat. Pada penjeratan tenaga tersebut datang dari luar, sedangkan pada kasus gantung tenaga tersebut berasal dari berat badan korban sendiri, meskipun tidak seluruh berat badan digunakan.5 Dalam rutinitas rutini tas medikolegal, medikolegal, perbedaan keduanya keduanya penting penting karena kasus kasus penggantu penggantungan ngan dianggap diang gap bunuh bunuh diri sampai dibuktikan dibuktikan sebaliknya, sebaliknya, sedangkan kasus penjeratan penjeratan dianggap pembunuhan.1 Macam-macam Macam-m acam penyebab kematian mendadak mendadak tidak wajar dalam 1 tahun di Departemen Forensik Leeds (1970) menunjukkan bahwa gantung diri sekitar 6 dari 146 kasus kematian mendadak tidak wajar pertahun.6 Di Indonesia, data statistik mengenai frekuensi dan distribusi variasi kasus
kasus gantung diri masih sangat langka. Sehingga penelitian tentang gantung diri di Indone Ind onesia sia juga juga masih masih sangat sangat terbata terbatass jumlah jumlahnya nya.. Hariad Hariadii dalam dalam penelit penelitian iannya nya tentang karakteristik gantung diri berdasarkan jenis kelamin dan umur, di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta menunjukkan bahwa kejadian bunuh diri banyak ter terjadi jadi pada laki-laki dibanding perempuan, yaitu sebanyak 37 kasus. Berdasarkan usia, pelaku gantung diri banyak dilakukan oleh usia 19-45 tahun.7 3 Gantung diri merupakan cara kematian yang paling sering dijumpai pada bunuh diri, yaitu sekitar 90% dari kasus, walaupun demikian pemeriksaan yang teliti tetap tetap ha haru russ dila dilaku kuka kan n un untu tuk k menc menceg egah ah ke kemu mung ngki kina nan n la lain in (p (pem embu bunu nuha han n at atau au kecelakaan).4 Deng De ngan an de demi miki kian an,, sanga sangatla tlah h pe perl rlu u un untu tuk k meng menget etah ahui ui le lebi bih h mend mendala alam m mengen men genai ai pengga penggantu ntunga ngan n (hangi (hanging) ng) mengin mengingat gat kasus kasus ini merupa merupakan kan penyeb penyebab ab kemati kem atian an akibat akibat asfiksi asfiksiaa yang yang paling paling sering sering ditemu ditemukan kan.. Selain Selain itu, itu, dalam dalam aspek aspek mediko med ikoleg legal, al, sebaga sebagaii dokter dokter yang yang memeri memeriksa ksa perlu perlu memasti memastikan kan apakah apakah kasus kasus penggantungan tersebut merupakan tindakan bunuh diri, pembunuhan, atau kecelakaan. Oleh karena itulah, pemahaman yang lebih mendalam mengenai segala sesuatu sesu atu yang yang berken berkenaan aan dengan dengan pengga penggantu ntunga ngan n sangat sangat diperlu diperlukan kan agar agar seoran seorang g dokter dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya dalam membuat terang suatu perkara pidana, khususnya penggantungan.
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ujian Kepaniteraaan Klinik di Departemen Kedokteran Kehakiman RSUD Ulin – FK UNLAM, dan juga sebagai
bahan pengayaan materi agar mahasiswa mengetahui dan memahami lebih jauh tentang hanging hanging (gantung (gantung diri).
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penggantungan Penggantungan Terda erdapa patt
bebe bebera rapa pa
defi defini nisi si
tent tentan ang g
pe peng ngga gant ntun unga gan, n,
di dian anta tara rany nya: a:
Penggantungan atau hanging adalah suatu keadaan dimana terjadi konstriksi dari leher leh er oleh oleh alat jerat jerat yang yang ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh berat berat badan badan seluruh seluruh atau sebagi sebagian. an. Pengga Pen ggantu ntunga ngan n juga juga didefin didefinisik isikan an sebaga sebagaii suatu suatu keadaa keadaan n dimana dimana leher leher dijerat dijerat dengan ikatan yang mana daya jerat ikatan tersebut memanfaatkan berat badan tubuh atau kepala. kepala.1,8 Dengan demikian berarti alat penjerat bersifat pasif dan berat badan bersifat aktif sehingga terjadi konstriksi pada leher.1,4 Hang Ha ngin ing g sendi sendiri ri meru merupa paka kan n salah salah sa satu tu tinda tindak k ke keke keras rasan an ya yang ng ,y ,yan ang g kematiannya kematia nnya akibat asfiksia asfiksia selain strangulasi, strangulasi, sufokasi sufokasi dan tenggelam.14 Alat yang digunakan biasanya berupa tali, ikat pinggang, kain, dll.9
Bunuh Diri
Bunuh diri ( suicide suicide)) dapat didefinisikan sebagai: perbuatan merusak diri sendiri yang berhasil. Sedangkan perbuatan merusak diri sendiri yang dilakukan dengan deng an keingina keinginan n destrukti destruktif, f, tetapi tetapi tidak nyata atau ragu-ragu ragu-ragu (sering disebut disebut seba sebaga gaii sika sikap p bunu bunuh h diri diri)) meru merupa paka kan n de defi fini nisi si da dari ri pe perc rcob obaa aan n bu bunu nuh h di diri ri ( parasuicide). parasuicide ).1
5 2.2 Epidemiologi Penggantungan Penggantungan Amerika Serikat:
Padaa tahun Pad tahun 2005, 2005, the Nation National al Center Center for Injury Injury Pr Preve eventi ntion on and Contr Control ol melaporkan 13,920 kematian di seluruh Amerika Serikat akibat sufokasi, dengan angka rata-rata 4,63 per 100.000. Angka ini meliputi pula strangulasi dan hanging aksidental, strangulasi dan sufokasi aksidental, hanging , strangulasi dan sufokasi serta ancaman terhadap pernafasan aksidental lainnya.3
Internasional:
Hanging yudisial jarang terjadi di seluruh dunia. Sementara itu, hanging dan strangulasi aksidental/kecelakaan/tidak sengaja mulai banyak ditemukan di pusat pusat urban. Penyebabnya meliputi meningkatnya prevalensi " choking game" game" dan autoerotic "breath play play". ".3
Ras:
Tidak ditemukan kecenderungan ras tertentu pada korban penggantungan dan strangulasi.3
Sex:
Wan anita ita lebi lebih h serin sering g menj menjad adii ko korb rban an se sera rang ngan an stran strangu gula lasi si di diba band ndin ing g pr pria ia.. Seba Sebali likn knya ya,, st stran rangu gula lasi si au auto toero erotic tic lebi lebih h se serin ring g pa pada da pr pria ia di diba band ndin ing g wani wanita. ta. Penggantungan bunuh diri disetujui bersama lebih banyak pada laki-laki, namun
6 akhir-akhir ini wanita lebih banyak memilih metode ini untuk melakukan bunuh diri dibanding penggunaan senjata api dan racun. 3
Usia:
·
Bali Balita ta pada pada asfik asfiksi siasi asi post postura ural: l: boks boks bayi denga dengan n konstr konstruk uksi si yang yang buruk buruk ( Ill( Illconstructed cribs) cribs) memungkinkan bayi terperangkap di bagian leher dan tercekik saat mereka menjulurkan kepalanya keluar. Kawat-kawat jendela juga memiliki andil dalam kematian semacam itu.3
·
Rema Remaja: ja: bunuh bunuh diri diri ak akib ibat at depres depresii da dapa patt memi memicu cu gantu gantung ng diri. diri. Ter Terda dapa patt pu pula la peningkatan insidensi accidental hanging karena "the chokin ", suatu suatu choking g ga game me", strangulasi leher yang disengaja dalam rangka menikmati prubahan status mental dan sensasi fisik.3
·
Dewasa Dewasa muda: muda: penye penyebab bab terseri tersering ng adalah adalah Autoer Autoeroti oticc accident accidents, s, penyer penyerang angan an dan bunuh diri akibat depresi. Para narapidana sering memilih gantung diri sebagai upaya bunuh diri; karena ini merupakan satu dari sedikit metode yang tersedia bagi mereka.3
2.3 Etiopatogene Etiopatogenesis sis Kasus Gantung Diri Paling sering disertai dengan penyakit depresi. Mungkin pula terjadi pada alkoholisme, skizofrenia, gangguan kepribadian atau ketergantungan obat. Sejumlah kecil kec il percob percobaan aan bunuh bunuh diri diri dan berhasi berhasill tidakn tidaknya ya menunj menunjukk ukkan an adanya adanya bukti bukti gangguan psikiatrik. Biasanya multifaktorial: kepribadian, faktor sosial dan penyakit psikiatrik memainkan peranan yang berbeda-beda. Penyakit fisik merupakan faktor penting, terutama pada usia lebih tua. Faktor resiko tinggi termasuk umur, umur, golongan golongan
7 so sosio sioek ekon onom omi, i, pr prof ofesi esi (t (teru erutam tamaa do dokt kter) er),, je jeni niss ke kela lami min n pr pria ia,, pe peny nyak akit it fisik fisik,, kebiasaan minum alkohol dan obat, kehilangan pekerjaan. Lebih sering pada usia lebih tua, penyakit fisik, terisolasi dan lingkungan sosial, golongan profesional, eksekutif, setelah suatu peristiwa yang menyedihkan, dan yang menderita konflik pribadi yang akut. Beberapa usaha bunuh diri dapat dianggap sebagai ”jeritan ”jerita n untuk minta tolong” yang mungkin tidak berhasil. 1
2.4 Mekanisme Kematian Pada Kasus Penggantungan Mekanisme kematian pada kasus gantung diri, yaitu: 4,8-9 1
Asfiksia. Merupakan penyebab kematian yang paling sering. Terjadi akibat
terhambatnya aliran udara pernafasan. 2
Apoplek Apo pleksia sia (konge (kongesti sti pada pada otak). otak). Tekanan ekanan pada pada pembul pembuluh uh darah darah vena vena
meny me nyeb ebab abka kan n ko kong ngest estii pa pada da pe pemb mbul uluh uh da darah rah ot otak ak da dan n meng mengak akib ibat atka kan n kegagalan sirkulasi. 3
Kombinasi dari asfiksia dan apopleksia.
4
Iskemia serebral. Hal ini akibat penekanan dan hambatan pembuluh darah
arteri yang memperdarahi otak. 5
S y o k Va V a s o - Va Va g a l ( r e f l e k s v a g a l ) . P e r a n g s a n g a n p a d a
sinus caroticus menyebabkan henti jantung. Hal ini dapat dijelaskan melalui mekanisme: a
Inhibisi vagal sering diikuti oleh fibrilasi ventrikel
b
Seca Secara ra ex expe peri rime ment ntal al pa pada da bi bina nata tang ng ya yang ng di dibu buat at da dala lam m ke kead adaa aan n
ob obstru struktiv ktivee
asphyx asphyxia ia,,
se sete tela lah h
bebe bebera rapa pa
meni menitt
ak akan an
di diik ikut utii
deng dengan an
berkurangnya detak jantung kemudian beberapa saat s aat terjadi terj adi takikardi sampai
terjadi kematian.
8 6. Kerusakan pada batang otak dan medula spinalis. Hal ini terjadi akibat dislokasi atau fraktur vertebra servikalis. Misalnya pada korban yang dihukum gantung. Pada Pada ke kead adaan aan dima dimana na tali tali ya yang ng menj menjera eratt le lehe herr cu cuku kup p pa panj njan ang, g, kemu kemudi dian an korbannya secara tiba-tiba dijatuhkan dari ketinggian 1,5–2 meter maka akan mengakibatkan fraktur atau dislokasi vertebra servikalis yang akan menekan medull med ullaa oblong oblongata ata dan mengak mengakiba ibatka tkan n terhen terhentin tinya ya pernafa pernafasan san.. Biasa Biasa yang yang terkena adalah vertebra servikalis ke-2 dan ke-3.
Kemat Ke matia ian n se sege gera ra ak akib ibat at da dari ri pe peng ngga gant ntun unga gan n da dapa patt munc muncul ul ak akiba ibatt da dari ri beberapa mekanisme. Penekanan pada ganglion saraf arteri karotis oleh tali yang melingkar pada leher korban dapat menyebabkan carotid body reflex (refleks vagus) sehingga sehin gga memicu perlambatan denyut jantung. jantung. Perlahan-perl Perlahan-perlahan ahan terjadi aritmia jantung sehingga terakhir korban mati dengan cardiac arrest . Namun mekanisme kematian ini jarang didapatkan karena untuk menimbulkan refleks karotis, tekanan lansung yang kuat harus diberikan pada area khusus di mana carotid body berada. Hal ini sukar dipastikan. Sebagai tambahan, refleks karotis juga dapat dimunculkan biarpun tanpa penggantungan. penggantungan.1 Tekanan ekanan pada pada vena vena jugular jugularis is juga juga bisa bisa menyeb menyebabk abkan an kematia kematian n korban korban penggantungan dengan mekanisme asfiksia. Kebanyakan kasus penggantungan bunuh diri mempunyai mekanisme kematian seperti ini. Seperti yang diketahui, vena jugularis membawa darah dari otak ke jantung untuk sirkulasi. Pada penggantungan sering terjadi penekanan pada vena jugularis oleh tali yang menggantung korban. Tekanan ekanan ini seolah seolah-ol -olah ah membua membuatt jalan jalan yang yang dilewa dilewati ti darah darah untuk untuk kembal kembalii ke jantung dari otak tersumbat. Obstruksi total maupun parsial parsial secara perlahan-lahan
9 dapat menyebabkan menyebabkan kongesti pada pembuluh pembuluh darah otak. Darah tetap mengalir mengalir dari jantung ke otak tetapi darah dari otak tidak bisa mengalir keluar. Akhirnya, terjadilah penumpukan darah di pembuluh darah otak. Keadaan ini menyebabkan suplai oksigen ke otak berkurang dan korban seterusnya tidak sadarkan diri. Kemudian, terjadilah depresi pusat nafas dan korban mati akibat asfiksia. Besarnya tekanan yang diperlu dip erlukan kan untuk untuk terjadi terjadinya nya mekani mekanisme sme ini idak idak pentin penting g tetapi tetapi durasi durasi lamanya lamanya tekan tek anan an ya yang ng dibe diberi rika kan n pa pada da lehe leherr oleh oleh ta tali li ya yang ng meng mengga gant ntun ung g ko korb rban an ya yang ng menyebabkan mekanisme tersebut. Ketidaksadaran korban memerlukan waktu yang lama sebelum terjadinya depresi pusat nafas. Secara keseluruhan, mekanisme ini tidak menyakitkan sehingga sering disalahgunakan oleh pria untuk memuaskan nafsu seksual mereka (autoe (autoerot rotic ic sexual asphyxia asphyxia). ). Pad Padaa mekani mekanisme sme ini, ini, korban korban akan akan menunjukkan gejala sianosis. Wajahnya membiru dan sedikit membengkak. Muncul peteki di wajah dan mata akibat dari pecahnya kapiler darah karena tekanan yang lama. Didapatkan lidah yang menjulur keluar pada pemeriksan luar.1 Obstruksi arteri karotis terjadi akibat dari penekanan yang lebih besar. Hal ini karena secara anatomis, arteri karotis berada lebih dalam dari vena jugularis. Oleh karena itu, obstruksi arteri karotis jarang ditemukan pada kasus bunuh diri dengan penggantungan. Biasanya korban mati karena tekanan yang lebih besar, misalnya dicekik atau pada penjeratan. Pada pemeriksaan dalam turut ditemukan jejas pada jaringan lunak sekitar arteri karotis akibat tekanan yang besar ini. Tekanan ini menyeb men yebabk abkan an ali aliran ran darah darah ke otak otak tersumb tersumbat. at. Kurang Kurangnya nya suplai suplai darah darah ke otak otak menyebabkan korban tidak sadar diri dan depresi pusat nafas sehingga kematian terjadi. Pada mekanisme ini, hanya ditemukan wajah yang sianosis tetapi tidak ada peteki.1
10 Gambar 1. Kiri: Kongesti yang menyolok pada leher akibat gantung diri. Kanan: Gambaran rontgen oklusi arteri pada diseksi subintimal arteri carotis.1
Fraktur vertebra servikal dapat menimbulkan kematian pada penggantungan dengan mekanisme asfiksia atau dekapitasi. Kejadian ini biasa terjadi pada hukuman gantung gantu ng atau korban penggantun penggantungan gan yang dilepaskan dari tempat tinggi. Sering terjadi fraktur atau cedera pada vertebra servikal 1 dan servikal 2 (aksis dan atlas) atau lebih dikena dikenali li sebagai sebagai “hangman “ hangman fracture”. fracture”. Fraktu Frakturr atau atau dislok dislokasi asi vertebr vertebraa servikal akan menekan medulla oblongata sehingga terjadi depresi pusat nafas dan 10
korban meninggal karena henti nafas.
Gejala:
Pada kebanyakan kasus korbannya korbannya meninggal. meninggal. Gejala yang penting penting sehubungan sehubungan dengan penggantungan adalah:9 1
Kehilangan tenaga dan perasaan subjektif
2
Perasaan melihat kilatan cahaya
3
Kehilangan kesadaran, bisa disertai dengan kejang-kejang
4
Keadaan tersebut disertai dengan berhentinya fungsi jantung dan pernafasan
2.5 Pengelompokan dan Posisi Penggantungan
Posisi Po sisi korban korban pada pada kasus kasus gantun gantung g diri bisa bisa bermaca bermacam-m m-macam acam,, kemung kemungkin kinan an tersering:1,8 1
Kedua kaki tidak menyentuh lantai (complete (complete hanging )
2
Duduk berlutut, biasanya menggantung pada daun pintu ( partial hanging )
Untuk posisi ini ada yang menyebutkan dengan istilah penggantungan parsial. Istilah ini digunakan jika beban berat badan tubuh tidak sepenuhnya menjadi kekuatan daya jerat tali. Pada kasus tersebut berat badan tubuh tidak seluruhnya menjadi gaya berat sehingga disebut penggantungan parsial 3
Berbaring (biasanya di bawah tempat tidur) Gambar 2. Kiri: Complete hanging . Kanan: Part Partial ial 12 hanging .
11 1
Berdasarkan letak jeratan, dikelompokkan atas: a. Typical hanging . Yaitu Yaitu bila titik penggantungan ditemukan di daerah oksipital dan
tekanan pada arteri karotis paling besar.
12 b. Atypical hanging . Jika titik penggantungan terletak di samping, sehingga leher sangat miring (fleksilateral) (fleksilateral),, yang mengakibatkan mengakibatkan hambatan pada arteri karotis dan arteri vertebralis. Saat arteri terhambat, korban segera tidak sadar. Pembagian hanging hanging versi versi lainnya:9 1 Penggantungan lengkap 2 Penggantungan parsial. Istilah ini digunakan jika beban berat badan tubuh tidak sepenuh sepe nuhnya nya menjad menjadii kekuat kekuatan an daya daya jerat jerat tali, tali, misaln misalnya ya pada pada korban korban yang yang tergantun terga ntung g dengan dengan posisi berlutut. berlutut. Pada kasus tersebut berat badan tubuh tubuh tidak seluruhnya menjadi gaya berat sehingga disebut penggantungan parsial 3 Penggantungan atipikal, dimana saat penggantungan korban terjatuh dari anak tangga yang sedang dinaikinya.
2.6 Tipe-tipe Penggantungan
·
Hanging yang Terjadi Akibat Bunuh Diri ( Suicidal Hanging )
Gantung diri merupakan cara kematian yang paling sering dijumpai pada penggantungan, yaitu sekitar 90% dari seluruh kasus. Walaupun demikian, pemeriksaan yang teliti harus dilakukan untuk mencegah kemungkinan kemungkinan lain, terutama pembunuhan.1 ·
Hanging yang Terjadi Tidak Sengaja/Kecelakaan ( Accidental Accidental Hanging Hanging )
Penggantungan yang tidak sengaja dapat dibagi dalam 2 kelompok: 1.
Terjadi adi sewa sewakt ktu u ber bermain main atau atau beke bekerrja
Mati tergantung sewaktu bermain umumnya pada anak-anak dan tidak membutuhka membu tuhkan n penyidikan penyidikan yang sulit karena biasanya biasanya kasusnya kasusnya sangat jelas, tersangkut pada batang pohon yang bercabang.
13 Kejadian Kejadia n penggantun penggantungan gan akibat kecelakaan lebih banyak ditemukan ditemukan pada anak-anak anak- anak terutama terut ama pada umur antara antar a 6-12 tahun. Tidak ditemukan ditemuk an alasan untuk bunuh diri karena pada usia itu belum ada tilikan dari anak untuk bunuh diri. Hal ini terjadi akibat kurangnya kurangnya pengawasan dari orang tua.1,4 2.
Terjadi sewaktu melampiaskan nafsu seksual yang menyimpang
( Auto-erotic Auto-erotic Hanging Hanging )
Tali yang dipakai dipakai sering kali diikatkan pada banyak banyak tempat, tempat, ikatan pada daerah genital, lengan, tungkai, leher, mulut. Kematian terjadi karena ikatan terlalu keras. Korban umumnya pria yang tidak jarang memakai pakaian wanita. ·
Hanging yang Terjadi Akibat Pembunuhan ( Homicidal Hanging )
Homicidal hanging relatif hanging relatif jarang dijumpai. Cara ini baru dapat dilakukan bila korbannya anak-anak atau orang dewasa yang kondisinya lemah, baik lemah oleh karena menderita penyakit, dibawah pengaruh obat bius, alkohol atau korban ya yang ng sedan sedang g tidu tidurr. Pemb Pembun unuh uhan an de deng ngan an cara cara pe peng ngga gant ntun unga gan n suli sulitt un untu tuk k dilakukan oleh seorang pelaku.1,8
2.7 Aspek Medikolegal
Kepentingan medikolegal dalam kasus penggantungan adalah menentukan: 8 1
Apakah Apaka h kematian kematian disebabkan disebabkan oleh penggantu penggantungan? ngan? Pertanyaan ini sering
diajukan kepada dokter pemeriksa dalam persidangan 2
Apakah penggantungan tersebut merupakan bunuh diri, pembunuhan atau
kecelakaan?
14 Beberapa faktor di bawah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan: a Penggantungan biasanya merupakan tindakan bunuh diri, kecuali dibuktikan lain. Usia tidak menjadi masalah untuk melakukan bunuh diri dengan cara ini. Pernah ada laporan kasus dimana seorang anak 12 tahun melakukan bunuh
diri
dengan
penggantungan.
Kecelakaan
yang
menyebabkan
penggantungan jarang terjadi kecuali pada anak-anak dibawah usia usia 12 tahun. b
Cara terjadinya penggantungan
c Bukti-bukti tidak langsung di sekitar tempat kejadian
d
Tanda berupa jejas penjeratan
e Tanda-tanda kekerasan atau perlawanan Lynching :
Lynching merupakan tindakan hukuman gantung tanpa pengadilan yang hanya terjadi di Amerika Selatan. Jika seorang negro melakukan pelanggaran berat, dia dia dihu dihuku kum m mati mati de deng ngan an cara cara diga digant ntun ung g pa pada da po poho hon n atau atau tian tiang g lampu lampu,, sehingga bias dipertontonkan sebagai peringatan bagi yang lain.1 Periode Fatal:
Pada pelaksanaan hukuman gantung, kematian terjadi dengan seketika. Pada kasuss gantung kasu gantung diri, kematian kematian tidak langsung langsung terjadi dan sedikit sedikit memakan memakan waktu. wak tu. Pada Pada pengg penggant antun ungan gan parsia parsial, l, ke kemat matian ian mendad mendadak ak terjad terjadii dalam dalam 5 menit.9 Waktu yang Dibutuhkan untuk Mati pada Kasus Penggantungan
Berapa Ber apa lama lama waktu waktu yang yang dibutu dibutuhka hkan n untuk untuk seseora seseorang ng mening meninggal gal karena karena penggantungan telah menjadi perdebatan para ahli sejak abad ke-18. Anny Sauvageau, seorang ahli patologi forensik di Kantor Kepala Pemeriksa Medis
15 Alberta di Edmonton Kanada dan teamnya, menganalisis 8 video kejadian bunuh diri. Rekaman tersebut terseb ut menunjukkan bahwa korban kehilangan kesadaran dalam hitungan waktu delapan detik, kemudian kejang dan lemas. 11 Dari hasil penelitian tersebut, walaupun terjadi penyempitan leher, pelaku bunuh bun uh diri di ri in inii tet t etap ap mela me lakuk kuk an prose pro sess per naf as asan an se sehin hingga gga mendu me ndukun kun g tteor eorii penyumbatan pembuluh darah darah merupakan efek dominan. Kematian tercepat terjadi setidaknya dalam waktu 62 detik dan paling lambat sekitar 7 menit 31 detik.11
1,4,12
2.8 Gambaran Post-Mortem Korban Penggantungan. Ada beberapa hal yang dapat kita jumpai pada pemeriksaan luar dan dalam auto autops psi. i. Ada Ada 5 bagi bagian an tubu tubuh h korb korban an ya yang ng ki kita ta pe perh rhat atik ikan an sa saat at mela melaku kuka kan n pemeriksaan luar autopsi, yaitu:12 1
Kepala.
2
Leher.
3
Anggota gerak (lengan dan tungkai).
4
Dubur.
5
Alat kelamin.
Ada 4 bagian kepala korban yang kita perhatikan saat melakukan pemeriksaan luar autopsi, yaitu:12 1
Muka.
2
Mata.
3
Konjungtiva.
4
Lidah.
16 Berdasarkan alat penggantung:12 1. Penampang kecil (tali)
Muka korban penggantungan (hanging) akan mengalami sianosis dan terlihat pucat karena vena terjepit. Pucat yang tampak pada wajah korban disebabkan tekanan tekan an alat penggantun penggantung g tidak hanya menyebabkan menyebabkan terjepitnya terjepitnya vena, tetapi tekanan penggantung juga menyebabkan terjepitnya arteri. 2.
Penampang lebar (sarung, sprei)
Mata korban korban penggantun penggantungan gan (hanging) (hanging) melotot akibat terjadinya bendungan bendungan pada kepala korban.wajah korban tampak kongesti. Hal ini disebabkan oleh terhambatnya vena-vena kepala tetapi arteri kepala tidak terhambat.
Bintik-bintik perdarahan pada konjungtiva korban penggantungan (hanging) terjadi terj adi akibat akibat pecahn pecahnya ya vena vena dan mening meningkat katnya nya permea permeabil bilitas itas pembul pembuluh uh darah darah karena asfiksia.12 Lidah korban penggantungan (hanging) bisa terjulur, bisa juga tidak terjulur. Lidah terjulur apabila letak jeratan gantungan gantungan tepat berada pada kartilago tiroidea. Lidah tidak terjulur apabila letaknya berada diatas kartilago tiroidea.12 Alur jeratan pada leher lehe r korban penggantungan (hanging) berbentuk lingkaran (V shape) sha pe).. Alur jerat jerat berupa berupa luka luka lecet lecet atau luka memar memar dengan dengan ciri-ciri ciri-ciri sebagai sebagai berikut :Alur jeratan pucat. 1 Tepi alur jerat coklat kemerahan. 2 Kulit sekitar alur jerat terdapat bendungan.
17 Alur jeratan yang simetris / tipikal pada leher korban penggantungan (hanging) menunjukkan letak simpul jeratan berada dibelakang leher korban. Alur jeratan yang asimetris / atipikal at ipikal menunjukkan letak simpul disamping leher.12 Deskripsi Deskri psi leher korban penggantun penggantungan gan (hanging) yang penting penting kita berikan antara lain:12 1 Lokasi luka. 2 Jenis luka. 3 Lokasi simpul jeratan (belakang dan samping leher).
4
Jenis simpul jeratan (simpul hidup dan simpul mati). Lokasi luka pada leher korban penggantungan (hanging) dapat berada di depan,
samping dan belakang leher. Luka yang berada di depan leher kita ukur dari dagu atau manubrium sterni korban. Luka yang berada di samping leher kita ukur dari garis batas rambut korban. Luka yang berada di belakang leher kita ukur dari daun telinga atau bahu korban. 12 Jenis luka korban penggantungan (hanging) terdiri atas luka lecet, luka tekan dan luka memar. Penting juga kita mendeskripsikan mengenai warna, lebar, perabaan dan keadaan sekitar luka. Anggota gerak korban penggantungan (hanging) dapat kita temukan adanya lebam mayat pada ujung bawah lengan dan tungkai.12 Penting juga kita ketahui ada tidaknya luka lecet pada anggota gerak tersebut. Dubur korban penggantungan (hanging) dapat mengeluarkan feses. Alat kelamin korban dapat mengeluarkan mani, urin, dan darah (sisa haid). Pengeluaran urin pada korban penggantungan disebabkan kontraksi otot polos pada stadium konvulsi atau puncak asfiksia. Lebam mayat dapat kita temukan pada genitalia eksterna korban.12
18 Femeriksaan Luar 1) Tanda penjeratan pada leher. Hal ini sangat penting diperhatikan oleh dokter, dan keadaannya bergantung kepada beberapa kondisi: ·
Tanda anda penj penjer erat atan anny nyaa jela jelass dan dan da dala lam m jika jika ta tali li ya yang ng digun digunak akan an ke keci cill
dibandingkan jika menggunakan tali yang besar. ·
Bent Bentuk uk jera jerata tann nnya ya berj berjal alan an miri miring ng (o (obl blik ik)) pa pada da ba bagi gian an de depa pan n le lehe herr,
dimulai pada leher bagian atas di antara kartilago tiroid dengan dagu, lalu berjalan miring sejajar dengan garis rahang bawah menuju belakang telinga. Tanda ini semakin tidak jelas pada bagian belakang. bel akang. ·
Tanda anda penjerat penjeratan an terseb tersebut ut berwar berwarna na coklat coklat gelap gelap dan dan kulit kulit tampa tampak k kering kering,,
ke kera rass da dan n be berk rkil ilat. at. Pada Pada pe perab rabaa aan, n, ku kuli litt teras terasaa sepert sepertii pe pera rabaa baan n ke kert rtas as perkamen, disebut tanda parchmentisasi tanda parchmentisasi.. ·
Pada Pada tempat tempat dima dimana na terda terdapat pat simp simpul ul tali tali yaitu yaitu pada pada kulit kulit di bagian bagian bawa bawah h
telinga, tampak daerah segitiga pada kulit di bawah telinga. ·
Ping Pinggi gira rann nnya ya berb berbat atas as tega tegass dan dan tida tidak k te terd rdap apat at ta tand ndaa-ta tand ndaa ab abra rasi si di
sekitarnya. ·
Jumlah Jumlah tand tandaa penjer penjeratan atan.. Kadang Kadang-ka -kadan dang g pada pada leher leher terlih terlihat at 2 buah buah atau atau
lebih bekas penjeratan. Hal ini menunjukkan bahwa tali dijeratkan ke leher sebanyak 2 kali. 2
Kedalaman dari bekas penjeratan penjer atan menunjukkan lamanya tubuh tergantung
3
Jika korban lama tergantung, ukuran leher menjadi semakin panjang
19 4
Tanda-tanda asfiksia. Mata menonjol keluar, perdarahan berupa petekia
tampak pada wajah dan subkonjungtiva. Lidah menjulur menunjukkan adanya penekanan pada bagian leher 5
Air liur mengalir dari sudut bibir di bagian yang berlawanan dengan tempat
simpultali. Keadaan ini merupakan tanda pasti penggantungan ante-mortem 6
Lebam mayat paling sering terlihat pada tungkai
7
Posisi tangan biasanya dalam keadaan tergenggam
8
Urin dan feses bisa keluar
Gambar 3. Gambaran post-mortem pada hanging.1
Gambar 4. Petechie pada mata sebagai tanda asfiksia pd kasus gantung diri. 12
Ada 4 bagian bagian tubuh tubuh korban korban penggantun penggantungan gan (hanging) (hanging) yang kita perhatikan perhatikan saat melakukan pemeriksaan dalam autopsi, yaitu: 12
20 1 Kepala. 2 Leher. 3 Dada dan perut. 4 Darah.
Kepala Kep ala korban korban pengga penggantu ntunga ngan n (hangi (hanging) ng) dapat dapat kita temuka temukan n tandatanda-tan tanda da bendungan pembuluh darah otak, kerusakan medulla spinalis dan medulla oblongata. Kedu Ke duaa ke keru rusak sakan an terseb tersebut ut biasa biasany nyaa terja terjadi di pa pada da hu huku kuma man n ga gant ntun ung g ( judicial 12
hanging ). ).
Gambar 5. Hukuman Gantung ( Yudisial Hanging ) yang pernah terjadi di beberapa negara. Kiri: eksekusi kriminal perang Jerman, Franz Strasser di Penjara Landsberg pada 2 Januari 1946. Tengah: Eksekusi publik penduduk Polandia oleh Nazi Jerman di Krakow pada 1942. Kanan: Partisan Soviet yang digantung oleh tentara Jerman pada Januari 1943. 2
Leher korban penggantu penggantungan ngan (hanging) dapat kita temukan temukan adanya perdarahan dalam otot atau jaringan, fraktur (os hyoid, kartilago tiroidea, kartilago krikoidea, dan trakea), dan robekan kecil pada intima pembuluh darah leher (vena jugularis). 12 Dada dan perut korban penggantungan (hanging) dapat kita temukan adanya perdarahan (pleura, perikard, peritoneum, dan lain-lain) dan bendungan / kongesti organ.12 Darah dalam jantung korban penggantungan (hanging) warnanya lebih gelap dan konsistensinya lebih cair.12
21 Femeriksaan Dalam 1 Jaringan yang berada di bawah jeratan berwarna putih, berkilat dan perabaan seperti sepe rti perkam perkamen en karena karena kekura kekuranga ngan n darah, darah, terutam terutamaa jika jika mayat mayat tergan tergantun tung g cukup lama.Pada jaringan di bawahnya mungkin tidak terdapat cedera lainnya. 2 Platisma atau otot lain di sekitarnya mungkin memar atau ruptur pada beberapa keadaan. Kerusakan otot ini lebih banyak terjadi pada kasus penggantungan yang disertai dengan tindakan kekerasan. 3 Lapisan dalam dan bagian tengah pembuluh darah mengalami laserasi ataupun ruptur. Resapan darah hanya terjadi di dalam dinding pembuluh darah. 4 Fra Frakt ktur ur tu tulan lang g hy hyoi oid d jaran jarang g terjad terjadi. i. Fraktu Frakturr in inii bi biasa asany nyaa terdap terdapat at pa pada da penggantungan yang korbannya dijatuhkan dengan tali penggantung yang panjang dimana tulang hyoid mengalami benturan dengan tulang vertebra. Adanya efusi darah di sekitar fraktur menunjukkan bahwa penggantungannya ante-mortem. 5 Fraktur kartilago tiroid jarang terjadi. 6 Fraktur 2 buah tulang vertebra servikalis bagian atas. Fraktur ini sering terjadi pada korban hukuman gantung. gantung.
22 Gambar 6. Kiri: Fraktur melintang pada prosesus servikalia ke lima-enam (C5-6) (panah lurus penuh), fraktur pada tepi depan C6 (panah melengkung) dan perluasan persendian antara tulang C5 dan C6 (panah kosong). Kanan: patah tulang krikoid. 1
2.9 Perbedaan antara Penggantungan Ante-Mortem dan Post-Mortem Tabel 1. Perbedaan antara Penggantung Penggantungan an Ante-Mortem dan Post-Mortem.1,12
N 1
2
3
4
5
6
7
Penggantungan Ante-Mortem Tanda-tanda penggantungan antemo ant emorte rtem m ber bervar variasi iasi.. Terg ergantu antung ng dari cara kematian Tanda je ja jass je ra ta n miring, beru be ru pa ling li ngka kara ran n te terp rput utus us (n (non on-c -con onti tinu nuou ous) s) dan letaknya pada leher bagian atas tali ta li bia iasa san nya tu tung ngga gal, l, Simpul terdapat pada sisi leher
tamp mpak ak je jela lass pa pada da sa salah lah Ekimosis ta satu sisi dari jejas penjeratan. Lebam maya ma yatt ta tamp mpak ak di at atas as je jeja jass je jera ratt danpada tungkai bawah Pada kulit di tempat jejas penje pe nje ra rata tan n teraba seperti perabaan kertas Sianosis pada wajah, bibir, telinga, dan da n la lainin-la lain in sa sang ngat at je jela lass te terl rlih ihat at ter eru uta tama ma ji jik ka ke kema mati tian an ka kare rena na Wajah membengkak dan mata mengalami kongesti dan agambaran gak menopembuluh njol, diservena tai yang dengan dara jelas pada bagian kening dan dahi
Penggantungan Post-Mortem Tanda-tanda post-morte tem m menunju juk kkan kematian yang bukan disebabkan penggantungan Tanda jejas jeratan biasanya berbentuk lingkaran utuh (continuous), (continuous), agak sirkuler dan letaknya pada bagian leher tidak begitu tinggi Simpul tali biasanya lebih dari satu, diikatkan dengan kuat dan diletakkan pada bagian depan leher Ekim Ek imos osiis pa pada da sa sala lah h sa satu tu si sisi si je jeja jass penjeratan tidak ada atau tidak jelas. Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh yang mengga men ggantu ntung ng sesu sesuai ai den dengan gan pos posisi isi may mayat at Tanda parchmentisasi tidak ada atau tidak begitu jelas
Sianosis pada bagian wajah, bibir, telinga dan lain-lain tergantung dari penyebab kematian Tanda-tanda pada wajah dan mata tidak te terdapat, kecuali jika penyebab ke kema mati tian an ad adala alah h atau sufokasi
penc pe ncek ekik ikan an (s (str tran angu gula lasi si))
23 8
9
Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali Penis. Ereksi p peenis d diisertai dengan kelu keluar arny nyaa cair cairan an sper sperma ma se seri ring ng
ter terjad jadii pada pada korban korban pri pria. a. Demiki Demikian an ug ugaa se serin ring g di dite temu muka kan n ke kelu luar arny nyaa Air liur. Ditemukan menetes dari 10 sudut mulut, dengan arah yang vertikal menuju dada. Hal ini merupakan pertanda pasti penggantunganante
Lidah tid Lidah tidak ak ter terjul julur ur kec kecual ualii pada pada kasus kasus kematian akibat pencekikan Penis. Ereksi penis dan cairan sperma tidak ada. Pengeluaran feses juga tidak ada
Air Air liur liur tida tidak k ditem ditemuk ukan an me mene nete tess pa pada da kasus selain kasus penggantungan
Tabel 2. Perbedaan antara Penggantungan pada Bunuh Diri dan Pembunuhan.1,12
N 1
2
3
4
5
6
7
8
Peng Pengga gant ntun unga gan n pada pada Bunu Bunuh h Diri Diri Usia. Gan antu tung ng di diri ri le leb bih se seri ring ng terj erjadi pada remaja dan orang dewasa.Anak- anak di bawah usia 10 tahun atau orang dewasa di atas usia
50 tahun jarang melakukan gantung Tanda jejas jeratan, bentuknya miri miring ng,, be beru rupa pa li ling ngka kara ran n te terp rput utus us (non-- continuous) (non continuous) dan terletak terletak pada bagian atas leher. leher. Simpul Sim pul tali tali, bi bias asan anya ya hany hanyaa sa satu tu simpul sim pul yang yang letakny letaknyaa pada pada bagian bagian samping leher Riwayat korban. Biasanya korban mempunyai riwayat untuk mencoba bunuh diri dengan cara lain Luka-luka pada tubuh Cedera. korbanyang bisa menyebabkan kema kemati tian anme men nda dada dak k ti tida dak k dit iteemuka mukan n pada kasusbunuh diri Racun . Ditemukannya racun dalam lambung korban, misalnya arsen sen,sub sublimat korosif sif dan lain in--lain tidak bertentangan dengan kasus gantung diri. Rasa nyeri yang disebabkan racun tersebut mungkin mendorong korban untuk melakukan Tangan tidak dalam keadaan terikat karena sulit untuk gantung diri Kemudahan. Pada kasus bunuh diri mayat biasanya ditemukan tergantung pada tempat yang mudah dicapai oleh korban atau di sekitarnya ditemukan alat yang digunakan untuk mencapai tempat tersebut
Pe Peng ngga gant ntun unga gan n pada pada Pe Pemb mbun unuh uhan an Tidak idak men menge gena nall ba bata tass usia, sia, karen arenaa tind tindak akan an pe pemb mbun unuh uhan an dila dilaku kuka kan n oleh oleh musuh atau lawan dari korban dan tidak bergantung pada usia
Tanda jejas jeratan, berupa lingkaran tidak terputus, mendatar, dan letaknya di bagian tengah leher, karena usaha pelaku pembunuhan untuk membuat simpul tali tali Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depan leher dan simpul tali tersebut terikat kuat Sebelumnya korban tidak mempunyairiwayat untuk bunuh diri Cede Cedera ra beru berupa pa luka luka-l -luk ukaa pada pada tubu tubuh h korba orban n biasa iasany nyaa meng mengar arah ah ke kepa pad da pembunuhan Terd erdapa apatny tnyaa racun racun ber berupa upa asam asam opium opium hidr hidros osian ianat at atau atau ka kali lium um sian sianid idaa tidak tidak sesuai sesu ai pada pada kasus kasus pembun pembunuha uhan, n, karena karena untuk unt uk hal ini per perlu lu waktu waktu dan kemauan kemauan dari korban itu sendiri. Dengan demikian maka kasus penggantungan tersebut adalah karena bunuh diri Tangan yang dalam keadaan terikat mengarahkan dugaan pada kasus pembunuhan Pada kasus pembunuhan mayat ditemukan tergantung pada tempat yang sulit dicapai oleh korban dan alat yang digunakan untuk mencapai tidak ditemukan
tempat
tersebut
24 9
1 0
Tempat kejadian. Jika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimana pintu, jendela ditemukan dalam
Tempat kejadian. Bila sebaliknya pada ruan ruanga gan n dite ditemu muka kan n terk terkun unci ci da dari ri luar luar,, mak ma ka pe peng ngga gan ntung tungan an ad adaalah lah ka kasu suss
keadaan keadaa n ter tertutu tutup p dan ter terkun kunci ci dari dari dalam, maka kasusnya pasti Tanda-tanda perlawanan, tidak ditemukan pada kasus gantung diri
pembunuhan Tanda-tanda perlawanan hampir selalu ada kecuali jika korban sedang tidur, tidak sadar atau masih anak-anak
2.10 Keadaan Korban Penggantungan yang Ditemukan dalam Keadaan Hidup Penatalaksanaan pada kasus penggantungan dengan korban yang masih
hidup: 8
1 Korbannya diturunkan 2 Ikatan leher dipotong dan jeratan dilonggarkan 3 Berikan bantuan pernafasan untuk waktu yang cukup lama 4 Lidah ditarik keluar, lubang hidung dibersihkan 5 Berikan oksigen, lebih baik lagi jika disertai CO 2 5% 6 Pertolongan melalui venaseksi mungkin akan membantu untuk mengatasi kegagalan jantung 7 Berikan obat-obat yang perlu (misalnya Coramine) 8 Gejala sisa dapat berupa: hemiplegia, amnesia, demensia, bronkhitis, selulitis, parotitis
2.11 Keadaan Tempat Tempat Kejadian Pekara Ada 8 hal yang perlu kita lakukan pada pemeriksaan tempat kejadian, yaitu:12 1 Memastikan korban apakah masih hidup atau telah mati. 2 Mencari bukti yang menunjukkan cara kematian. 3 Memperhatikan jenis simpul tali gantungan.
4 Mengukur jarak antara ujung kaki korban dengan lantai. 5 Memperhatikan letak korban di tempat kejadian. 6 Cara menurunkan korban. 7 Mengamankan bekas serabut tali. 8 Memperhatikan bahan penggantung.
Ada 3 bukti yang bisa menunjukkan kepada kita tentang cara kematian korban, yaitu:12 1 Ada tidaknya alat penumpu korban, misalnya bangku dan sebagainya. 2 Arah serabut tali penggantung. 3 Distribusi lebam mayat.
25
BAB III
26
PENUTUP
Kesimpulan:
Penggantungan Penggan tungan adalah keadaan dimana leher dijerat dengan ikatan, daya jerat ikatan tersebut memanfaatkan berat badan tubuh atau kepala. Dengan demikian berarti alat penjerat sifatnya pasif, sedangkan berat badan sifatnya aktif sehingga terjad ter jadik ikon onstr strik iksi si pa pada da leher leher Palin Paling g serin sering g di diser serrta rtaii dengan dengan penya penyaki kitt depres depresi. i. Mungkin pula terjadi pada alkoholisme, skizofrenia, gangguan kepribadian atau keterga kete rgantu ntunga ngan n obat. obat. Sejumlah Sejumlah kecil kecil percoba percobaan an bunuh bunuh diri dan berhasil berhasil tidak tidak menu me nunj njuk ukka kan n
ad adan anya ya
bu bukt ktii
ga gang nggu guan an
psiki psikiatr atrik. ik.
Biasa Biasany nyaa
mult multifa ifakt ktori orial: al:
ke kepri pribad badian ian,, faktor faktor so sosia siall da dan n pe peny nyak akit it ps psik ikiat iatrik rik memain memainka kan n pe peran ranan an ya yang ng berbedabeda. Penyakit fisik merupakan faktor penting, terutama pada usia lebih tua.Gan tua .Gantun tung g diri merupak merupakan an cara kematia kematian n yang yang paling paling sering sering dijump dijumpai ai pada pada penggantungan, yaitu sekitar 90% dari seluruh kasus, walaupun demikian pemeriksaan yang teliti tetap harus dilakukan untuk mencegah kemungkinan lain. Dalam kasus hanging, harus dapat dibedakan penyebab hanging dengan melihat ciri khasnya kha snya,, apakah apakah hangin hanging g tersebut tersebut terjadi terjadi pada pada antemort antemortem em atau postmo postmortem rtem,, ataupunakibat pembunuhan atau bunuh diri
DAFTAR PUSTAKA
27 1 Noharakrizo. Makalah Hanging. Online. 2011. 2011. Available from URL: http://www.scribd.com/doc/49388289/Makalah-Hanging 2
Wikipedia. Hanging. Online. Available from http://en.wikipedia.org/wiki/Hanging http://en.wikipedia.org/wiki/Hanging
2011. URL:
3 Ernoeh Ern oehazy azy W. Hangin Hanging g injuri injuries es and Strang Strangul ulati ation on.. Online Online.. 2011. 2011. Available http://emedicine.medscape.com/article/826704from URL: overview#showall overview#showall 4 Idries, AM. Penggantungan dalam Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: EGC, 1997. h.202-207 5
Asha As hari ri I. Pe Peng ngga gant ntun unga gan. n. Onli Online ne..
20 2009 09.. Ava vail ilab able le from from URL: URL:
http://www.irwanashari.com/2009/12/penggantungan.html http://www.irwanashari.com/2009/12/penggantungan.html 6 Anonymous. Kematian Mendadak dalam Scientific Crime Investigation. Online. 2011. Available from URL: URL: http://www.freewebs.com 7 Hariadi MB. Karakteristik Gantung Diri yang diperiksa di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Dr. Sardjito Yogyakarta Yogyakarta Periode 1 November 2006 – 31 November 2009 (abstrak). Online. 2011. Available from URL: http://repository.uii.ac.id/710/SK/I/0/00/000/000373/uii-skripsi-karakteristik %20kasus%20-01711017-M.%20BUDI%20 %20kasus%20-0171 1017-M.%20BUDI%20HARIADI-4458622899 HARIADI-4458622899-abstract.pdf 8 Fikasari D. Gantung Diri (Hanging). Online. 2008. Available from URL: http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/11/gantung_diri.pdf 9 Lembay Lem bayung ung.. Tanatolo anatologi: gi: penger pengertian tian identi identifik fikasi asi kematia kematian n mendad mendadak. ak. Online. 2009. Available from URL: http://kesehatanforensik001.blogspot.com/2009/05/tanatologi-dan identifikas ihttp://kesehatanforensik001.blogspot.com/2009/05/tanatologi-danidentifikasikematian.html kematian.html 10 Fikasari D. Gantung Diri (Hanging). Online. 2008. Available from URL: http://sibermedik.files.wordpress.com/2008/11/gantung_diri_makalah.pdf 11 Nenglya. Berapa waktu yang dibutuhkan dibutuhkan untuk mati gantung diri? Online. 2010. Available Available from URL: URL: http://gugling.com/2010/08/30/berapa- lama waktuwaktu-yang-di yang-di-butuhka -butuhkan-untukn-untuk-matimati-gantunggantung-diri/ diri/ 12 Aflanie I, Abdi M, Setiawan Seti awan R, Muna, Koas Forensik, Editor. Roman’s Roman’s th Forensic 25 Ed. Banjarmasin: Departemen Kedokteran Kehakiman FK UNLAM-RSUD Ulin, 2011. 2011.
30 Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i DAFTAR ISI I SI ............................................ ................................................................... .............................................. ....................................... .................ii .ii DAFTAR TABEL ....................................................... ................................................................................................ ............................................i ...iv v DAFTAR GAMBAR GAMB AR .............................................................. .............................................................................................. ................................v v BAB I. PENDAHULUAN ........................................... .................................................................. ...........................................1 ....................1 1.1 Latar Belakang ..............................................................................1 1.2 Tujuan .............................................. ...................................................................... ............................................... ..................................3 ...........3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................ ............................................................................ ................................................3 3 2.1
Defini Definisi si Pengga Penggantu ntunga ngan n ...... ......... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ....... ........ ........ ........ ........ ........ .....4 .4
2.2
Epidem Epidemiolo iologi gi Pengga Penggantu ntunga ngan n ...... ......... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ....... ........ ........ ........ ........ ........ ........5 ....5
2.3
Etiopa Etiopatog togene enesis sis Kasus Kasus Gantung Gantung Diri ...... ......... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ...... ......6 ...6
2.4 Mekanisme Kematian Pada Kasus Penggantungan ..................................7 2.5
Pengel Pengelomp ompoka okan n dan Posisi Posisi Pengga Penggantu ntunga ngan n ...... ......... ...... ...... ...... ...... ....... ........ ........ ........ ......1 ..11 1
2.6
Ti Tipe-tip pe-tipee Penggantun Penggantungan gan .......... ............... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .............. .........12 12
2.7 2.7
Aspe Aspek k Medi Mediko kole lega gall .... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... ..... ...
13
2.8 Gambaran Post-Mortem Korban Penggantungan .....................................15 2.9 Perbedaan antara Penggantungan Ante-Mortem dan Post-Mortem 22 2.10 Keadaan Korban Penggantungan yang Ditemukan dalam Keadaan Hidup ............................................. .................................................................... .............................................. ...............................24 ........24 2.11 Keadaan Tempat Kejadian Pekara ...........................................................24 ...........................................................24 BAB III. KESIMPULAN............................... KESIMPULAN............................................................................. .............................................. ii DAFTAR DAFT AR PUSTAKA................... PUSTAKA.......................................... ...................................................... ......................................... ..........
31
DAFTAR TABEL
iii
32 Halaman Tabel 1. Perbedaan antara Penggantungan Ante-Mortem dan Post-Mortem............ 22 Tabel 2. Perbedaan antara Penggantungan pada Bunuh Diri dan Pembunuhan... 23
DAFTAR GAMBAR
iv
iv Halaman Gambar 1. Kiri: Kongesti yangrontgen menyolok pada leher akibat gantung diri. Kanan: Gambaran oklusi arteri pada diseksi subintimal arteri
carotis ..............................................................................................8 Gambar 2. Kiri: Complete hanging. Kanan: Partial hanging .................................11
hanging................................................... 19 Gambar 3. Gambaran post-mortem pada hanging...................................................
Gambar 4. Petechie pada mata sebagai tanda asfiksia pada kasus gantung diri. 19
Hukuman Gantung Gantung (Y (Yudisi udisial al Hanging) Hanging) yang pernah terjadi terjadi di beberapa beberapa Gambar 5. Hukuman negara. neg ara. Kir ekseku eks ekusi si akrimin kri2minal perang per ang6.Jerman, Jerm an, Fra nzekusi Strass Strsiasser er lik di Pen Penjara jara Kiri: Landsb Lani:dsberg erg pada pad Januar Janaluari i 1946. 194 Tengah: eng ah:Franz Ekseku Eks publik pub penduduk Polandia oleh Nazi Jerman di Krakow pada 1942. Kanan: Partisan Soviet yang digantung oleh tentara Jerman pada Januari 1943 ....................................................................................20
Gambar 6. Kiri: Fraktur melintang pada prosesus servikalia ke lima-enam (C5-6)
(panah lurus penuh), fraktur pada tepi depan C6 (panah melengkung) dan perluasan persendian antara tulang C5 dan C6 (panah kosong). v Kanan: patah tulang krikoid.................................................... krikoid.............................................................. .......... 22
View more...
Comments