Referat Eeg Pada Anak

January 19, 2018 | Author: Yoga Wahyu Pratiwi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

neurologi...

Description

ELEKTROENSEFALOGRAM PADA ANAK

1. ELEKTROENSEFALOGRAM 1.1 Definisi Electroencephalogram (EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi kelainan aktivitas elektrik otak. Sedangkan menurut dr. Darmo Sugondo membedakan antara Electroencephalogram dan Electroencephalografi. Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram. Jadi aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala disebut ElektroEnsefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai, mata tertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada area visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang, kalau subyek membuka matanya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal dari kortek, modulasinya dipengaruhi oleh formasio retikularis di subkortek. Formasio retikularis terletak di substansi abu otak dari daerah medulla sampai midbrain dan talamus. Neuron formasio retikularis menunjukkan hubungan yang menyebar. Perangsangan formasio retikularis midbrain membangkitkan gelombang beta, individu seperti dalam keadaan bangun dan terjaga. Lesi pada formasio retikularis midbrain mengakibatkan orang dalam stadium koma, dengan gambaran EEG gelombang delta. Jadi formasio retikularis midbrain merangsang ARAS (Ascending Reticular Activating System), suatu proyeksi serabut difus yang menuju bagian area di forebrain. Nuklei reticular thalamus juga masuk dalam ARAS, yang juga mengirimkan serabut difus kesemua area di kortek serebri.

ARAS mempunyai proyeksi non spesifik dengan depolarisasi global di kortek, sebagai kebalikan dari proyeksi sensasi spesifik dari thalamus yang mempunyai efek eksitasi kortek secara khusus untuk tempat tertentu. Eksitasi ARAS umum memfasilitasi respon kortikal spesifik ke sinyal sensori spesifik dari thalamus. Dalam keadaan normal, sewaktu perjalanan ke kortek, sinyal sensorik dari serabut sensori aferen menstimulasi ARAS melalui cabang-cabang kolateral akson. Jika sistem aferen terangsang seluruhnya (suara keras, mandi air dingin), proyeksi ARAS memicu aktivasi kortikal umum dan terjaga. Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat diletakkan secara terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan pada kepala pasien.

Elektroda EEG Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala.

Berikut ini diperlihatkan blok diagram dari peralatan EEG.

Input Trace

Amplifier

Filter

Writing Port

Blok Diagram Peralatan EEG

EEG dapat mengungkapkan tanda gangguan fungsi otak fokal atau global, seperti disfungsi otak pada penderita epilepsy, tumor serebri, infark, hemoragik, kontusio serebri dan keadaan psikiatrik. Akan tetepi, arti praktisnya hanya terbatas pada gangguan konvulsif dan proses desak ruang intracranial.2,7 Pemasangan standar elektroda 10-20 sistem Macam gelombang EEG : 

Gelombang Alfa



Frekuensi 8-12 Hz, lokasi umunya dominan dari daerah posterior,

gelombang sinkron terlihat saat mata tertutup dan asinkron saat mata terbuka. 

Gelombang Beta



Frekuensi > 13 Hz ( 18-25 Hz), lokasi sering pada daerah frontocentral

tapi bisa juga bervariasi (precentral dan posterior). Gelombang meningkat saat tidur tahap 1 dan 2 (NREM). 

Gelombang Teta



Siklus 4-7 per detik



Gelombang Delta



Siklus kurang dari 4 per detik 4

1.2 Tujuan EEG Kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan. Walaupun penggunaan teknik modern seperti CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memeriksa otak, namun EEG tetap berguna mengingat sifatnya yang non-destruktif, dapat digunakan secara on line dan sangat murah harganya dibandingkan kedua metoda. Disamping keunggulan lain, sinyal EEG dapat mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi seseorang terhadap rangsangan luar.

1.3 Indikasi EEG EEG dilakukan untuk : a. b.

Mendiagnosa dan mengklasifikasikan Epilepsi Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, Infeksi otak, perdarahan otak,

Parkinson c.

Mendiagnosa Lesi desak ruang lain

d.

Mendiagnosa Cedera kepala

e.

Periode keadaan pingsan atau dementia

f.

Narcolepsy

g.

Memonitor aktivitas otak saat sedang menerima anesthesia umum perawatan

h.

Mengetahui kelainan metabolik dan elektrolit

Sebagai tambahan EEG juga dapat digunakan untuk membantu dalam memonitoring beberapa tindakan seperti : 1.

Untuk memantau kedalaman proses anestesI

2.

Sebagai indicator langsung dari perfusi otak pada endarterektomi karotiS

3.

Monitoring efek amobarbital selama tes WADA

4.

Untuk monitoring kerusakan otak sekunder pada SAH.

1.4 Persiapan pasien Sebelum melakukan tindakan EEG, maka pasien ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, diantaranya yaitu : a.

Identitas penderita harus dicatat lengkap

b.

Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk menghindari salah interpretasi

c.

Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus diidentifikasi, oleh karena

beberapa obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi frekuensi maupun bentuk gelombang otak. -Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat sehingga gelombang otak yang didapat adalah gelombang otak yang bebas dari pengaruh obat d.

Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman harus diidentifikasi

dengan jelas. e.

Pasien dalam keadaan tenang dan rileks

f.

Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit yang

mati. sampolah rambut serta membilas dengan air bersih saat mandi sore atau pagi hari sebelum di lakukan test g.

Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi

h.

Hindari makanan yang mengandung kafein ( seperti kopi, teh, cola, dan coklat)

sedikitnya 8 jam sebelum test. Makanlah dalam porsi kecil sebelum test, sebab gula darah rendah ( hypoglycemia) dapat menghasilkan test abnormal i.

Tidur dapat mempengaruhi hasil EEG maka ushakan agar pasien tidak tertidur

saat dilakukan test, jika anak-anak akan di EEG coba untuk tidur sebentar tepat sebelum dilakukan test j.

Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan dilakukannya EEG,

apa yang dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat perekaman, apa yang

harus dilakukan penderita saat perekaman dan apa yang akan dirasakan oleh penderita saat perekaman k.

Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.

1.5 Sinyal EEG Pada pembacaan hasil EEG perlu diperhatikan : a.

Lokasi / distribusi

b.

Frekuensi

c.

Pola / gambaran khas

d.

Usia

e.

Bangun

f.

Tidur

Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 μV, tetapi umumnya 50 μV. Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian untuk analisis EEG, yaitu :9,10 1.

Gelombang di posterior :

a.

Gelombang Alpha

Gelombang alfa mempunyai frekwensi 8-12 siklus per detik. Gelombang alfa terlihat normal pada saat bangun dan mata tertutup (tidak tertidur) Distribusi : bagian posterior kepala (oksipital, parietal dan temporal posterior) dapat meluas ke sentral, verteks dan midtemporal

Karakteristik : sinusoidal, waxes and wanes, Amplitudo : 20 – 70 uV ( Ka>Ki) Reaktivitas : Amplitudo berkurang saat buka mata, aktivitas mental sedangkan frekuensi berkurang saat mengantuk

1.6 Prinsip Kerja EEG

Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat diletakkan secara terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan pada kepala pasien Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala. Amplifier Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah. Amplifier yang digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari kabel listrik atau dari peralatan elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya di dalam kerja EEG karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala hanya beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal yang lemah yang hanya beberapa mikrovolt. Kontrol Sensitivitas Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 μV sinyal untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai penguatan diatas.

Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai dua tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan untuk menyamakan sensitivitas semua channel. Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan dimaksudkan untuk meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh sesuatu yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan amplifier normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 μV dipantulkan pena diatas daerah linearnya. Filter Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan otot adalah dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu berhasil. Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter. Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter high-frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300 Hz. Sistem Penulisan Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di dalam sistem direct-writing recorder, digunakan galvanometer yang mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau stylus. Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval meter. Sebuah kumparan dari kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat dengan ruang udara antara kutub suatu magnet permanen. Poros baja yang dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga kumparan

berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros digantikan oleh tautband sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan. Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan magnet timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet dari

magnet permanen. Hal itu menyebabkan kumparan

mengubah sudut posisinya seperti pada suatu motor listrik. Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di dalam kumparan. Besar defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang mengalir melalui kumparan. Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat mempunyai suatu ujung yang menjadi kontak dengan suatu sensitif elektro, tekanan yang sensitif atau panas kertas sensitif. Jika suatu penulisan lengan dari panjang yang ditetapkan digunakan, sumbu koordinat akan menjadi kurva. Dalam rangka mengkonversi kurva linier dari ujung penulisan ke dalam kurva gerak lurus, berbagai mekanisme telah dipikirkan untuk mengubah panjang efektif dari lengan penulisan sehingga bergerak ke tabel perekaman. Instrumen taut-band lebih disukai dibandingkan dengan instrumen poros dan jewel karena lebih menguntungkan untuk meningkatkan sensitivitas

listrik,

mengeliminasi

friksi,

lebih

baik

pengulangannya

dan

meningkatkan daya tahannya. Noise Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam kaitan dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal. Penggerak Kertas Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah ini. Saluran

EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum. Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal. Perekaman EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG, yaitu memakai minimal 16 channel/elektrode pencatat yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak bisa memberikan pola yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan, dan menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minima l8 area di otak secara simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel secara simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal, central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda ground. Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga penggunaan kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang akurat. Di dalam pelaksanaan EEG, harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang fungsi abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini. Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama perekaman harus dicatat. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman

maka

semakin

besar

kemungkinan

kita

untuk

menemukan

abnormalitasnya. EEG pada umumnya berlangsung selama 2 jam. Setelah test, pasien boleh beraktivitas seperti biasa. Pasien dalam posisi tiduran berbaring pada suatu tempat tidur atau relax di kursi dengan mata tertutup. Electroda EEG ditempelkan ke tempat berbeda di atas kepala dengan menggunakan suatu pasta lengket agar electroda dapat menempel. Electroda dihubungkan lewat kawat suatu mesin yang memperkuat suara dan arsip aktivitas dalam otak . Arsip aktivitas elektrik sebagai rangkaian berbentuk

ombak/keriting yang digambar oleh suatu baris pena pada kertas atau sebagai suatu gambaran pada layar komputer.7,8 Coba untuk tenang, dengan mata tertutup sepanjang perekaman, dan yang melakukan perekaman akan mengamati pasien secara langsung untuk memberi intruksi agar pasien : •

Bernafas dengan cepat ( hyperventilasi). Pada umumnya lama pernapasan kurang lebih 20 x per menit



Melihat cahaya terang untuk rangsangan stroboscopic atau photic



Tidur, Jika pasien tidak mampu untuk tertidur maka akan diberi suatu obat penenang, dengan tujuan untuk mengevaluasi masalahpada saat tidur.

1.7 Patofisiologi

Aktivitas listrik merupakan salah satu karakteristik dari semua sel hidup, termasuk sel-sel saraf. Walaupun demikian, tidak keseluruhan sel saraf yang berjumlah 2,6 x 109 itu dianggap menyebabkan gelombang-gelombang listrik di permukaan sebagaimana terekam dengan EEG. Jadi yang dapat mengakibatkan gelombang-gelombang EEG adalah sel-sel saraf di korteks, walaupun diketahui juga bahwa struktur-struktur subkortikal, seperti talamus dan formatio retikularis mempunyai pengaruh yang kuat terhadap gelombang-gelombang kortikal itu Dari ketiga jenis bentuk sel-sel kortikal (spindle, stellatum dan piramidal), selsel piramidallah yang dianggap merupakan sumber potensial listrik dari gelombanggelombang permukaan. Dari berbagai penyelidikan disimpulkan bahwa terdapat bukti kuat yang menyarankan bahwa gelombang-gelombang permukaan itu merupakan penjumlahan (summation) daripada potensial listrik pascasinaptik, baik yang bersifat inhibisi atau eksitasi, yang berasal dari soma dan dendrit-dendrit besar sel piramidal. Potensial listrik pascasinaptik itu timbul akibat aktifitas neurotransmiter yang dilepaskan oleh ujung presinaptik, yang melepaskannya setelah menerima tandatanda listrik dari hubungan-hubungannya. Acetilkholin dianggap sebagai transmiter eksitasi yang penting, dan GABA sebagai transmiter inhibisi yang terpenting di otak.

Ujung-ujung presinaptik menerima lepas muatan listrik dari sel-sel di thalamus. Menurut penyelidikan bahwa inti-inti nonspesifik di talamus merupakan the probable pacemaker dari pada potensial listrik sel-sel pyramidal. Lepas muatan yang timbul pada soma dan dendrit-dendrit besar itu kemudian melalui cairan dan jaringan tubuh sampai pada elektroda-elektroda EEG. Dengan demikian jelaslah bahwa rekaman yang dihasilkan oleh electrode kulit kepala merupakan contoh dari pada aktivitas dekat permukaan, yang tentunya telah banyak mengalami pelemahan, penyebaran, dan penyimpangan dalam perjalanannya yang melalui cairan jaringanjaringan otak, cairan serebrospinal, tulang tengkorak dan kulit kepala itu. berlangsung selama 10 menit.

1.8 Gambaran EEG Normal

EEG normal adalah gambaran EEG tanpa adanya pola abnormal yang berhubungan dengan kelainan secara klinik. EEG normal tidak menjain fungsi dan struktur serebral yang normal, karena tidak semua kelainan fungsi dan struktur otaak menyebabkan abnormalitas pada EEG. Sedangkan EEG abnormal tidak selalu menggambarkan abnormalitas serebral. Gambaran EEG normal bervariasi pada individu dengan usia yang sama sedangkan gambaran variasi EEG normal dapat terjadi pada individu dengan usia yang berbeda. Pada pembacaan hasil EEG yang perlu diperhatikan adalah: 1. Lokasi atau distribusi, 2. Frekuensi, 3. Pola atau gambaran khas, 4. Usia, 5. Bangun, 6. Tidur.

Sedangkan gambaran EEG yang perlu diketahui adalah: 1. Irama latar belakang di posterior 2. Alfa 3. Beta 4. Theta dan delta 5. Prosedur aktivasi hiperventilasi dan stimulasi fotik Salah satu temuan Hans Berger adalah kebanyakan EEG orang dewasa normal mempunyai irama dominant dengan frekuensi 10 siklus per detik yang disebut sebagai irama alfa. Pada umumnya irama alfa adala irama dengan frekuensi antara 813 spd yang paling jelas terlihat di daerah parieto-oksipital, dengan voltase 10150mikrovolt berbentuk sinusoid , relative sinkron dan simetris antara kedua hemisfer. Irama alfa terlihat pada rekaman individu dalam keadaan sadar dan istirahat serta mata tertutup. Pada keadaan mata terbuka irama alfa akan menghilang, irama yang terlihat adalah irama lambda yang paling jelas terlihat bila individu secara aktif memusatkan pandangannya pada sesuatu yang menarik perhatiannya. Suatu irama yang lebih cepat dari irama alfa adalah irama beta yang mempunyai frekuensi di atas 14 spd, dapat ditemuakn pada hampir semua orang dewasa normal. Biasanya amplitudonya dapat mencapai 25 mikrovolt. Pada keadaan normal terlihat terutama di daerah frontal atau presentral. Irama yang lebih lambat dari irama alfa adalah irama teta yang mempunyai frekuensi 4-7 spd. Suatu irama yang lebih pelan daripada irama teta adalah irama delta yang selalu abnormal bila didapatkan pada rekaman bangun, namun masih merupakan komponen normal bila ditemukan pada rekaman tidur. frekuensi irama delta ada Pola Gelombang normal EEG : 

Gelombang lamda



Gelombang tidur (sleep spindle)



Kompleks K



Gelombang Verteks

EEG dilakukan untuk (Jan Nissl, 2006)  Mendiagnosa dan mengklasifikasikan Epilepsi  Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, Infeksi otak, perdarahan otak, parkinson  Mendiagnosa Lesi desak ruang lain  Mendiagnosa Cedera kepala  Periode keadaan pingsan atau dementia.  Narcolepsy.  Memonitor aktivitas otak saat seseorang sedang menerima anesthesia umum selama perawatan.  Mengetahui kelainan metabolik dan elektrolit.3,6lah 0,5-3spd.

2. EEG pada anak EEG pada bayi dan anak normalnya dikarakteristikkan dengan gabungan gelombang dan frekuensi yang lebih besar daripada orang dewasa. Dominasi relatif jenis gelombang bervariasi dengan usia. Frekuensi tergantung usia 3-4 bln : 3.5 – 4.5 Hz

3 thn : 8 Hz

12 bln : 5 – 6 Hz

9 thn : 9 Hz

24 bln : 7 Hz

15 thn: 10 Hz

Gelombang Alpha

Gelombang lambda Karakteristik : dapat terlihat saat bangun, buka mata, polaritas positif, asimetri (normal), di daerah oksipital, jelas terlihat usia 2 – 15 thn, dan jarang terlihat pada usia tua . Gelombang Lambda mempunyai amplitudo : 20 – 50 uV . Reaktivitas : gelombang ini tampak jika melihat suatu objek,dan menghilang saat tutup mata.

Gambar gelombang Lambda. Lambda

Gelombang Mu Gelombang ini sering disebut juga comb rhythm, rolandic alpha. Frekuensi seperti Alpha ( 8 - 10 Hz)terdapat pada 20 % orang dewasa ,sering pada usia 8

– 16 tahun dan lokasinya di daerah sentral, dapat tampak unilateral atau bilateral. Karakteristik : Bentuk lengkung, amplitudonya 20 – 60 uV, gelombang ini akan menurun frekuensinya atau hilang dengan gerakan aktif, pasif atau stimulus taktil kontralateral, maupun berpikir tentang gerakan. Gelombang ini berasal dari korteks sensorimotor. Gambar Gelombang Mu

Gelombang Beta Gelombang Beta mempunyai frekuensi : 16 Hz - 30 Hz, distribusi terutama frontal dan central dengan amplitudo : 10 – 20 uV (dewasa) dan 60 uV (anak usia 12-18 bulan). Gelombang Beta dapat lebih jelas terlihat saat mengantuk, maupun atas pengaruh obat-obatan (barbiturat, benzodiazepin). Perbedaan amplitude kanan dan kiri lebih dari 35 % merupakan suatu abnormalitas.

Gambar gelombang Beta

GELOMBANG THETA Gelombang Theta mempunyai frekuensi : 4 – 7 Hz, di daerah frontal atau fronto-central (tutup mata) , dan Temporal (4 – 7 Hz) biasanya pada orang tua .Gelombang theta jelas terlihat saat hiperventilasi,mengantuk dan tidur. Amplitudo : 30 – 80 uV Gambar gelombaang Theta

GELOMBANG DELTA Frekuensi : 0.5 – 3 Hz Jelas terlihat saat hiperventilasi, mengantuk , tidur Temporal Delta pada orang tua ≈ temporal Theta

Gambar gelombang Delta

AKTIVASI Selama pemeriksaan EEG, dilakukan aktivasi yang bertujuan untuk mempermudah mendapatkan gambaran EEG yang khas maupun yang abnormal. Aktivasi yang digunakan adalah Hiperventilasi dan stimulasi fotik. Hiperventilasi Aktivasi ini digunakan untuk melihat gambaran EEG pada kejang bentuk Lena (absance). Saat hiperventilasi pasien di suruh untuk nafas dalam, anak – anak biasanya disuruh untuk meniup balon, atau kertas. Lama hiperventilasi ini 3 menit, tetapi bila kemumngkinan kejang bentuk lena, dilakukan selama 5 menit. Gambaran normal akan terlihat gelombang lambat yang menyeluruh (Theta sampai Delta). Hati-hati bila dilakukan pada pasien usia tua, kelainan serebrovaskuler, tumor otak dan tekanan tinggi intra kranial.

Stimulasi Fotik.

Saat rekaman EEG diberikan stimulasi cahaya dengan frekuensi 1 – 20 kali / detik. Respon yang akan didapat adalah photic driving yang terlihat di bagian oksipital

bilateral. Bila photic driving tidak ada, tidak dikatakan bahwa

abnormal. Gambar photic driving

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF