Referat Bblr
July 14, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Referat Bblr ...
Description
Laporan Kasus-Referat BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
Oleh: Rosydaniah Zakia ‘Avif 201420401011103 Kelompok B23 Periode: 21 Maret – 28 Mei 2016 Pembimbing : dr. Mohammad Effendi, SpA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SMF ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG 2016 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Bayi berat lahir rendah ialah bayi baru lahir dengan berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram, dimana morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada tingkat kematangan (maturitas) bayi tersebut. (1,6) Angka bayi berat lahir rendah (BBLR) masih cukup tinggi, terutama di negara dengan sosio ekonomi rendah. dikarenakan keadaan sosial ekonomi yang rendah, dimana para ibu yang hamil menderita kekurangan gizi, anemia, dan komplikasi kehamilan. Selain itu dari segi sarana peralatan, tenaga ahli, dan dana yang tidak memadai untuk antenatal care. Data statistik menunjukkan sekitar 90 kasus BBLR terjadi di negara berkembang. Di negara berkembang, angka kematian BBLR mencapai 35 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat lahir di atas 2500 gram. (1) Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena Intrauterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Sejak
tahun
1981, frekuensi BBLR telah naik, terutama karena adanya kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat mengalami dismaturitas, dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Di negara-negara yang sedang berkembang sekitar 70% bayi BBLR tergolong dismaturitas. Di Negara maju, angka kejadian kelahiran bayi prematur adalah sekitar 6-7%. Di Negara sedang berkembang, angka kelahiran ini lebih kurang tiga kali lipat. Di Indonesia, kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan, Jumlah BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Jombang tahun 2010 sebanyak 885 (4,25%) dari 21.426 kelahiran hidup. Jumlah bayi BBLR ini meningkat dibandingkan tahun 2009 yang terdapat 814 bayi BBLR. Bayi yang lahir dengan BBLR perlu perawatan khusus karena kondisinya rentan terkena masalah kesehatan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. dulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram (≤2500 gram) disebut bayi prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu. (1)
2.2
Klasifikasi Berat Bayi Lahir Rendah (1)
Bayi dengan berat lahir rendah sering diklasifikasikan berdasarkan : 1. Berat badan lahir a. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), dengan berat lahir 2500 gram 2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan) 3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan). D. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain 3: 1. Pemeriksaan Skor Ballard
2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah. 4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas. 2.5
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah(2) a. Enterokolitis nekrotikans neonatal Enterokolotis nekrotikan merupkan penyakit salurann cerna yang serius pada bayi yang baru lahir dan ditandai dengan bercak nekrosis atau nekrosis difus pada mukosa tau submukosa usus serta vaskularisasi usus. Insidensi terjadinya dihubungkan denga umur kehamilan yang kurang, dan merupakan komplikasi yang penting yang terjadi pada kelahiran premature. Terhitung 7,5 % kasus EKN sebagai penyebab kematian neonatal. Ileum bagian distal dan kolon proksimal sangat sering terlibat. Beberapa stress perinatal , terutam asfiksia dan hipotermia dianggap sebagai factor predisposisi terjadinya EKN. Permulaan penyakit biasanya pada 2 minggu pertama tetapi dapat terlam bat sampai umur 2 bulan. Dapat menimbulkan gejala seperti apneu, bradikardi, dan distensi abdominal. Mekonium keluar secara normal dan sebagai tanda pertama ialah distensi perut dengan retensi lambung. Timbulnya penyakit ini nsering tidak jelas, dan dapat terjadi sepsis sebelum dicurigai terjadi lesi pada usus. Sekali terkena kondisi anak biasanya buruk, dengan cepat menjadi lemah
dan asidosis serta dapat
berkembang kearah syok dan DIC. b. Hipotermia Perbedaan suhu di dalam kandungan dan lingkungan akan memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi, selain itu hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas, karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup matang, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur
suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas. Tanda klinis hipotermia: Suhu tubuh dibawah normal Kulit dingin Akral dingin Sianosis c. Sindrom Gawat Nafas Sampai saat ini penyakit membrane hyaline dianggap terjadi karena defisiensi pembentukan surfaktan pada paru bayi yang belum matang. Surfaktan adalah zat yang penting dalam pangembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin dan mulai terbentuk pada kehamilan 22 – 24 minggu dan berjumlah lengkap dan mulai berfungsi normal pada minggu ke-35 kehamilan. Defisiensi Surfaktan menyebabkan gangguan kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitasnya, alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang kuat. Pada aspirasi mekonium terjadi hipoksia intrauterin akan mengakibatkan janin mengalami gasping dalam uterus, selain itu mekonium akan dilepaskan dan bercampur dengan cairan amnion, cairan amnion yang mengandung mekonium tersebut akan masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Ketika bayi lahir akan menderita gangguan pernafasan karena melekatnya mekonium dalam saluran pernafasan. Tanda klinis sindrom gawat nafas : Pernafasan cepat Sianosis perioral Merintih sewaktu ekspirasi Retraksi substernal dan interkostal
d. Hipoglikemia. Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukkan bahwa hipoglikemia dapat terjadi sebanyak 50% pada bayi matur. Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin yang menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60 mg/dL selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/dL. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah 20 mg/dL. Tanda klinis hipoglikemia :
Gemetar
Kelumpuhan atau letargi
Sianosis
Kesulitan minum
Apatis
Terdapat gerakan putar mata
Kejang
Keringat dingin
Apnea Intermiten
Hipotermia
Tangisan lemah atau melengking
Gagal jantung dan henti jantung
Hipoglikemia pada neonatus terjadi bila gula darah < 47 mg/dl, Pada hipoglikemia berat didapatkan hasil gula darah < 25 mg/dl, dan hipoglikemia ringan/sedang jika kadar gula darah >25 - . Aktifitas (+) sedikit. Menangis (+) kuat. Respon (+). Minum (+) >> Aktifitas (+). Respon (+). Menangis (+).
III 28/04/2016
IV 29/04/2016
V 30/04/2016
O RR: 52 x/m N: 120 x/m SpO2: 99% (dgn O2) Retraksi (+) subcostal. Sianosis (-) BB: 1600 g RR: 50 x/m N: 130 x/m SpO2: 100% Retraksi (+) subcostal minimal. BB: 1520 g
A BBLR + prematur murni.
P O2 1 l/m. D10% 80cc/kg/hr Cek DL
BBLR + prematur murni
O2 nasa 1 lpm D10%110ml A.Ped 25ml. Inj.vicc sx 2x 125mg Ogt ASI per sonde 8x3ml O2 nasal 0,8lpm D10%100ml A.Ped 30ml. Lipid 5ml Inj.vicc sx 2x 125mg Ogt ASI per sonde 8x5ml O2 nasal 0,6 lpm D10%100ml A.Ped 40ml. Lipid 5ml Inj.vicc sx 2x 125mg Ogt ASI per sonde 8x7ml O2 nasallowflow 0,5lpm F2 D10%100ml A.Ped 50ml. Lipid 5ml Inj.vicc sx 2x 125mg Ogt ASI per sonde 8x7ml
RR: 52 x/m. N: 140 x/m. Retraksi minimal. BB: 1520 g.
BBLR + premature (-) murn
Minum (+) >> Aktifitas (+). Respon (+). Menangis (+). BAB BAK
RR: 54 x/m. N: 138 x/m. Retraksi (-) BB: 1535 g
BBLR + premature murn
Minum (+) >> Aktifitas (+). Respon (+). Menangis (+). BAB BAK
RR: 50 x/m. N: 136 x/m. Retraksi (-) BB: 1535 g
Infection neonatorum
Infection neonatorum
BBLR + premature murn Infection neonatorum
VI 01/05/2016
VII 02/05/2016
03/05/2016
Minum (+) >> Aktifitas (+). Respon (+). Menangis (+). BAB BAK
RR: 54 x/m. N: 138 x/m. Retraksi (-) BB: 1548 g
Minum (+) >> Aktifitas (+). Respon (+). Menangis (+). BAB BAK
RR: 60 x/m. N: 128 x/m. Retraksi (-) pch (-) BB: 1548 g
BBLR + premature murn Infection neonatorum
BBLR + premature murn Infection neonatorum
BAB, BAK, RR: 52 x/m. Bayi kuning N: 126 x/m. Ikterik(+) BB: 1558g
BBLR + premature murn Infection neonatorum Ikterus neonatorum
04/05/2016
Sesak (-)
RR: 52 x/m. N: 126 x/m. Ikterik (+) BB: 1565g
BBLR + premature murn Infection neonatorum Ikterus neonatorum
O2 nasallowflow 0,5 lpm F2 D10%100ml A.Ped 50ml. Lipid 5ml Inj.vicc sx 2x 125mg Ogt ASI per sonde 8x7ml O2 nasal lowflow 0,3 lpm F2 D12,5%1 65ml A.A 60ml. Lipid 15ml Solufit 6ml Inj.vicc sx 2x 125mg Inj aminofilin loading 9mg, lanjut 2x 4 mg Ogt ASI per sonde 4x 10cc, 4x 15cc O2 nasal lowflow 0,3 lpm F2 D12,5% 50ml A.A 60ml. Solufit 6ml Inj.vicc sx 2x 125mg Inj aminofilin 2x 4 mg Ogt ASI per sonde 4x 15cc, 4x 17,5cc Foto terapi F2 D12,5% 60ml Inj.vicc sx 2x 125mg Inj aminofilin 2x 4 mg Ogt ASI per sonde 3x 20cc, 3x 25cc, 3x 30cc Foto terapi
05/05/2016
BAB Kuning berkurang
RR: 42 x/m. N: 136 x/m. Pch (-),Retraksi (-) BB: 1565g
BBLR + premature murn Infection neonatorum Ikterus neonatorum
F2 D12,5% 60ml Inj.vicc sx 2x 125mg Inj aminofilin 2x 4 mg Ogt ASI per sonde 3x 20cc, 3x 25cc, 3x 30cc
DAFTAR PUSTAKA 1.
Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care, page 22-30. Edition 15 Th 2001 Mc Graw Hill Companies.
2.
Avery Gordon B : Neonatologi, Pathology and Management Of The New Born, Page 182-200. Second Edition.JB Lippincott Company Philadelphia1981.
3.
Rudolf’s Fundamental Of Pediatric, Page 161-164 Mc Graw Hill Companies 2002.
4.
eMedicine-Neonatal Resuscitation 2001 : Articel by Robin L Bissinger,MSN,RNC,NNP
5.
Lara Mother Health Care Center : Asphyxia Neonatorum
6.
Behrman, Kliegman : Nelson Essential Of Pediatric-Delivery Room Care, Page 160-166, 204-206. W.B Saunders Company 1990.
7.
CorbertAnthony,M.D : Disorders Of The Respiratory Tract In Children, Page 268-273. W.B Saunders Company1983
8.
Wood David and Malan Atties : Notes On The Newborn Infant Fifth Edition.1996.
9.
Markum A.H. Prematuritas dan Retardasi Pertumbuhan Intrauterine. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I, cet.3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996; 221-36
10.
Surasmi A., Handayani S., Nurkusuma H. Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Dalam: Perawatan Bayi Resiko Tinggi, cet. 1. Jakarta: EGC, 2003; 30-56
11.
Nelson. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak, Ed. 15, Vol. 1, Jakarta: EGC, 1996; 562-72
12.
Budjang R.F. Bayi Dengan Berat Lahir Rendah. Dalam: Ilmu Kebidanan, Ed. 3, cet. 5, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1999; 771-84
13.
Ananth C.V., Kramer M.S., Demissie K. Small-for-Gestasional Age Birth Among Balck and White Women: Temporal Trends in the United States. In: Research and Practice, Vol. 93. No. 4, American Public Health Association, April 2003; Journal on 13 January 2005http://www.ajph.org/cgi/content/full/93/4/577
14.
I.D.A.I. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah, artikel tanggal 13 Januari 2005. Dalam: http://www.idai.or.id/web/topik/detil.asp?IDTopics=71
View more...
Comments