Referat Basic Patophysiology of Schizophrenia

September 24, 2017 | Author: Muhammad Isya Ansyari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

dtrgfgdfd...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Skizofrenia Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang artinya retak atau pecah (split), dan frenia: yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian. Menurut Eugen Bleuler skizofrenia merupakan istilah yang menandakan adanya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan perilaku pada pasien yang terkena. Meyer berpendapat bahwa skizofrenia dan gangguan mental lainnya adalah reaksi terhadap berbagai stress kehidupan, yang dinamakan sindrom suatu reaksi skizofrenik.1 Dewasa ini ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang pesat dengan ditemukannya mekanisme terjadinya skizofrenia dan obat-obatan anti-skizofrenia, sehingga penderita skizofrenia dapat pulih dan dapat kembali menjalani kehidupan yang normal.1,2 1.2 Prevalensi Skizofrenia Skizofrenia

merupakan

bahasan

yang

menarik

perhatian

pada

konferensi tahunan “The American Psychiatric Association/APA” di Miami, Florida, Amerika Serikat Sebab di AS angka pasien skizofrenia cukup tinggi (lifetime prevalance rates) mencapai 1/100 penduduk.1,2 Sebagai perbandingan, di Indonesia bila pada PJPT I angkanya adalah 1/1000 penduduk maka proyeksinya pada PJPT II, 3/1000 penduduk, bahkan bisa lebih besar lagi. Berdasarkan data di AS:1 1. Setiap tahun terdapat 300.000 pasien skizofrenia mengalami episode akut; 2. Prevalensi skizofrenia lebih tinggi dari penyakit Alzheimer, multipel sklerosis, pasien diabetes yang memakai insulin, dan penyakit otot (muscular dystrophy); 3. 20%-50% pasien skizofrenia melakukan percobaan bunuh diri, dan 10% di antaranya berhasil (mati bunuh diri);

1

4. Angka kematian pasien skizofrenia 8 kali lebih tinggi dari angka kematian penduduk pada umumnya. Skizofrenia termasuk salah satu gangguan jiwa yang sering dijumpai dalam masyarakat, dan termasuk penyakit yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Menurut The Global Burden of Disease, a World Health Organization (WHO), skizofrenia merupakan salah satu dari 10 penyebab kelumpuhan kemampuan

di dunia di antara umur 15-44 tahun. Dan ini tentu saja

menyebabkan kerugian secara ekonomi baik dari efek langsung yaitu biaya pengobatan dan efek tidak langsung yaitu ketidakmampuan untuk bekerja secara produktif. Melihat dari onset umur penderita, skizofrenia menyerang pada masa puncak mereka akan memperoleh pertumbuhan dan produktifitas.2 Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir . Gejala yang ditimbulkan mencakup banyak fungsi seperti pada gangguan persepsi (halusinasi), keyakinan yang salah (waham), penurunan dari proses berpikir dan berbicara (alogia), gangguan aktivitas motorik (katatonia), gangguan dari pengungkapan emosi (afek tumpul), tidak mampu merasakan kesenangan (anhedonia).

Akan tetapi

kesadaran serta kemampuan intelektual biasanya tetap dapat dipertahankan, meskipun terjadi defisit kognitif.1,2,3 Dari sekian banyak konsep yang disertakan pada skizofrenia, diantaranya terhadap konsep skizofrenia menurut Kurt Scheneider (1939). Menurut Scheneider, konsep skizofrenia, tersusun atas dua kelompok yaitu first rank symptoms (gejala-gejala rangking pertama) dan second rank symptoms (gejalagejala rangking kedua). Kriteria lainnya yaitu menurut Bleuler, yang membedakan menjadi gejala primer dan gejala sekunder utuk mendiagnosis skizofrenia.1,2,3

2

BAB II ISI 2.1 Etiologi Skizofrenia Hingga sekarang belum ditemukan penyebab (etiologi) yang pasti mengapa seseorang menderita skizofrenia, padahal orang lain tidak. Ternyata dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan tidak ditemukan faktor tunggal. Penyebab skizofrenia menurut penelitian mutakhir antara lain : 2,3 Umumnya sebab-sebab gangguan jiwa dibedakan atas :2 1. Sebab biologik 2. Sebab psikologik 3. Sebab sosiogenik 4. Metode Diatesis-Stress Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur itu yang terus menerus saling mempengaruhi, yaitu :2 Faktor biologi 1. Keturunan Menurut Cloninger, 1989 gangguan jiwa, terutama gangguan persepsi sensori dan gangguan psikotik lainnya erat sekali penyebabnya dengan faktor genetik termasuk di dalamnya saudara kembar, atau anak hasil adopsi. Individu yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak memiliki faktor herediter. Individu yang memiliki hubungan sebagai ayah, ibu, saudara atau anak dari klien yang mengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan 10 %, sedangkan keponakan atau cucu kejadiannya 2-4 %. Individu yang memiliki hubungan sebagai kembar identik dengan klien yang mengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan 46-48 %, sedangkan kembar di

zygot memiliki

kecenderungan 14-17 %. Faktor genetik tersebut sangat ditunjang dengan

3

pola asuh yang diwariskan sesuai dengan pengalaman yang dimiliki oleh anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa. 2.

Neurobiologikal Menurut Konsep Neurobiologikal gangguan jiwa sangat berkaitan dengan keadaan struktur otak sebagai berikut abnormalitas sruktur dari otak atau aktivitas di lokasi spesifik dapat menyebabkan atau berkontribusi dalam gangguan jiwa. Sebagai contoh masalah komunikasi adalah salah satu

bagian

dari

disfungsi

secara

luas.

Hal

ini juga

diketahui

bahwa hubungan antara nukleus yang mengontrol kognitif, perilaku, dan emosi terutama terlibat dalam gangguan psikiatrik : a. Serebral korteks, yang sangat penting dalam membuat keputusan dan berpikir tingkat tinggi, seperti pemikiran abstrak. b. Sistem

limbik,

yang

terlibat

dalam

mengatur perilaku

emosional, memori, dan pembelajaran. c. Basal ganglia, yang menkoordinasi gerakan. d. Hipotalamus, meregulasi hormon di tubuh sepeti kebutuhan makan, minum dan seks. e. Locus ceruleus, yang membuat sel saraf dapat meregulasi tidur dan terlibat dalam perilaku dan mood. f. Substantia nigra, sel yang memproduksi dopamin dan terlibat dalam mengontrol pergerakkan yang kompleks, berfikir dan respon emosi. Menurut Candel, pada klien yang mengalami gangguan jiwa dengan gejala takut serta paranoid (curiga) memiliki lesi pada daerah amigdala sedangkan pada klien Skizofrenia yang memiliki lesi pada area wernick’s dan area broca biasanya disertai dengan afasia serta disorganisasi dalam proses berbicara (Word salad).3,4 Sebagai contoh, satu penelitian tentang kembar yang tidak samasama menderita skizofrenia dengan menggunakan pencitraan resonansi magnetik dan pengukuran aliran darah serebral. Peneliti telah menentukan sebelumnya bahwa daerah hipokampus dari hampir setiap kembar yang

4

terkena adalah lebih kecil daripada kembar yang tidak terkena dan bahwa kembar yang terkena juga memiliki peningkatan aliran darah yang lebih kecil ke korteks frontalis dorsolateral saat melakukan prosedur aktivasi psikologis. Penelitian menemukan suatu hubungan antara kedua kelainan tersebut, yang menyatakan bahwa kedua temuan adalah berhubungan, walaupun suatu faktor ketiga mungkin mempengaruhi masing-masing variabel.3,4 Waktu suatu lesi neuropatologis tampak di otak dan interaksi lesi dengan lingkungan dan stresor sosial masih merupakan bidang penelitian yang aktif. Dasar untuk timbulnya abnormalitas mungkin terletak pada perkembangan abnormal (sebagai contoh migrasi abnormal neuron disepanjang sel glia radial selama perkembangan) atau dalam degenerasi neuron setelah perkembangan (sebagai contoh, kematian sel terprogam yang awal secara abnormal, seperti yang tampak pada penyakit Huntington). Tetapi, ahli teori masih memegang kenyataan bahwa kembar monozigotik

mempunyai

angka

ketidaksesuaian

50

persen,

jadi

menyatakan bahwa terdapat interaksi yang tidak dimengerti antara lingkungan dan perkembangan skizofrenia. Suatu penjelasan lain adalah, walaupun kembar monozigotik mempunyai informasi genetika yang sama, pengaturan ekspresi gen saat mereka menjalani kehidupan yang terpisah adalah berbeda.3,5 3. Hipotesis Dopamin Rumusan yang paling sederhana dari hipotesis dopamin untuk skizofrenia menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh meningkatnya aktivitas dopaminergik. Teori tersebut timbul dari dua pengamatan. Pertama, kecuali untuk clozapine, khasiat dan antipsikotik berhubungan dengan kemampuannya untuk bertindak sebagai antagonis reseptor dopaminergik tipe 2 (D2). Kedua obat-obatan yang meningkatkan aktivitas dopaminergik, yang paling jelas adalah amfetamin, yang merupakan salah satu

5

psikotomimetik. Teori dasar tidak memperinci apakah hiperaktivitas dopaminergik adalah karena terlalu banyaknya pelepasan dopamin, terlalu banyaknya reseptor dopamin atau kombinasi mekanisme tersebut. Teori dasar juga tidak menyebutkan apakah jalur dopamin di otak mungkin terlibat, walaupun jalur mesokortikal dan mesolimbik paling sering terlibat. Neuron dopaminergik di dalam jalur tersebut berjalan dari badan selnya di otak tengah ke neuron dopaminoseptif di sistem limbik dan korteks serebral. Suatu peran penting bagi dopamin dalam patofisiologi skizofrenia adalah konsisten dengan penelitian yang telah mengukur konsentrasi plasma metabolit dopamin utama, yaitu homovanillic acid. Suatu penelitian melaporkan suatu hubungan positif antara kadar homovanillic acid praterapi yang tinggi dan dua faktor yaitu keparahan gejala psikotik dan respon terapi terhadap obat antipsikotik. Penelitian homovanillic acid plasma juga telah melaporkan bahwa setelah peningkatan sementara konsentrasi homovanillic acid plasma, konsentrasi menurun secara mantap.3,4,5,6 4. Neurotransmiter Lainnya Serotonin telah mendapatkan banyak perhatian dalam penelitian skizofrenia sejak pengamatan bahwa antipsikotik atipikal mempunyai aktivitas berhubungan dengan serotonin yang kuat (sebagai contoh clozapine, risperidone, ritanserin). Secara spesifik, antagonis pada reseptor serotonin (5-hydroxytryptamine) tipe 2 telah disadari untuk menurunkan gejala psikotik dan dalam menurunkan perkembangan gangguan pergerakan berhubungan dengan antagonisme D2.3,4,5 Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa pemberian antipsikotik jangka panjang menurunkan aktivitas neuron noradrenegik di lokus sereleus dan bahwa efek terapeutik dari beberapa antipsikotik mungkin melibatkan aktivitasnya

pada

reseptor

adrenergik-1

dan

adrenergik-2.

Sistem

noradrenergik memodulasi system dopaminergik dalam cara tertentu sehingga kelainan system noradrenergik mempredisposisikan pasien untuk sering relaps.

6

Neurotransmiter asam amino inhibitor gamma-aminobutyric acid (GABA) juga telah terlibat dalam patofisiologi skizofrenia. Beberapa pasien dengan skizofrenia mengalami kehilangan neuron GABA-ergik di dalam hipokampus. Hilangnya neuron inhibitor GABA-ergik secara teoritis dapat 5.

menyebabkan hiperaktivitas neuron dopaminergik dan noradrenergik. Neuropatologi Sistem limbik terlibat dalam dasar patofisiologi skizofrenia karena peranannya sebagai pusat emosi. Ganglia basalis merupakan perhatian teoritis dalam skizofenia karena sekurangnya dua alasan. Pertama banyak pasien skizofrenik yang mempunyai pergerakan aneh, bahkan tanpa adanya gangguan pergerakan akibat medikasi (sebagai contoh: tardive dyskinesia). Gerakan yang aneh dapat termasuk gaya berjalan yang kaku,

menyeringaikan wajah dan streotipik.3,4,5 6. Psikoneuroendokrinologi Banyak laporan menggambarkan perbedaan neuroendokrin antara kelompok skizofrenik dengan kelompok subyek kontrol normal. Sebagai contoh, tes supresi dexamethason telah dilaporkan abnormal

pada

berbagai subkelompok pasien skizofrenik. Beberapa data menunjukkan penurunan

konsentrasi

Luteinizing

Hormone-Follicle

Stimulating

Hormone (LH/FSH), kemungkinan dihubungkan dengan onset usia dan lamanya penyakit.3,4,5 7. Selain itu juga terdapat

pengaruh

saat

di

kandungan

seperti

pengaruh gizi ibu, infeksi, insufisiensi plasenta, anoksia, perdarahan, dan trauma sebelum persalinan menjadi kemungkinan penyebab skizofrenia. 8. Jasmaniah Beberapa penyelidik berpendapat bentuk tubuh seorang berhubungan dengan gangguan jika tertentu, Misalnya yang bertubuh gemuk (endoform) cenderung menderita psikosa manik defresif, sedang yang kurus (ectoform) cenderung menjadi skizofrenia. 9. Tempramen Orang yang terlalu peka atau sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa.2,6 10. Penyakit dan cedera tubuh

7

Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker dan sebagainya, mungkin menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian pula cedera atau cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri.2 11. Irama sirkardian tubuh Sirkadian Rhythms : aktivitas dan kebiasaan untuk tidur, makan, terperatur tubuh, mens, mood yang siklis cenderung berkorelasi dengan stimulus lingkungan. Penelitian biologi memiliki hipotesis bahwa tubuh ini diatur oleh irama sirkadian yang berlokasi di area spesifik dalam otak dan perubahannya dipengaruhi oleh rangsangan eksternal tertentu.2 Faktor-faktor psikologik (psikogenik) Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya dikemudian hari. Hidup seorang manusia dapat dibagi atas 7 masa dan pada keadaan tertentu dapat mendukung terjadinya gangguan jiwa jika disertai dengan faktor biologi skizofrenia dapat merupakan pencetus terjadinya skizofrenia.2 1. Masa bayi Yang dimaksud masa bayi adalah menjelang usia 2 – 3 tahun, dasar perkembangan yang dibentuk pada masa tersebut adalah sosialisasi dan pada masa ini timbul dua masalah yang penting yaitu : -

Cara mengasuh bayi Cinta dan kasih sayang ibu akan memberikan rasa hangat atau aman bagi bayi dan dikemudian hari menyebabkan kepribadian yang hangat, terbuka dan bersahabat. Sebaliknya, sikap ibu yang dingin acuh tak acuh bahkan menolak dikemudian hari akan berkembang kepribadian yang bersifat menolak dan menentang terhadap lingkungan.

-

Cara memberi makan Sebaiknya dilakukan dengan tenang, hangat yang akan memberi rasa aman dan dilindungi, sebaliknya, pemberian yang kaku, keras dan tergesa-gesa akan menimbulkan rasa cemas dan tekanan.

2. Masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun)

8

Pada usia ini sosialisasi mulai dijalankan dan telah tumbuh disiplin dan otoritas. Hal-hal yang penting pada saat ini adalah :2 -

Hubungan orang tua – anak Penolakan orang tua pada masa ini, yang mendalam atau ringan, akan menimbulkan rasa tidak aman dan ia akan mengembangkan cara penyesuaian yang salah, dia mungkin menurut, menarik diri atau malah menentang dan memberontak.

-

Perlindungan yang berlebihan Menunjukkan anak atau memaksakan kehendak atau mengatur dalam segala hal, mengakibatkan kepribadian si anak tidak berkembang secara wajar waktu dewasa, memiliki kepribadian yang mantap, cenderung mementingkan diri sendiri dan akibatnya kurang berhasil sebagai orang tua.

-

Perkawinan tak harmonis dan kehancuran rumah tangga Anak tidak mendapat kasih sayang. Tidak dapat menghayati disiplin tak ada panutan, pertengkaran dan keributan membingungkan dan menimbulkan rasa cemas serta rasa tidak aman. Hal-hal ini merupakan dasar yang kuat untuk timbulnya tuntutan tingkah laku dan gangguan kepribadian pada anak dikemudian hari.

-

Otoritas dan Disiplin Disiplin diberikan sesuai dengan kemampuan dan tingkat kematangan anak, diberikan dengan cara yang baik, tegas dan konsisten, sehingga anak menerima sebagai hal yang wajar. Disiplin yang diluar kemampuan anak, dipaksakan, dengan cara yang keras dan kaku, menyebabkan anak akan melawan memberontak atau menuntut berlebihan. Sebaliknya disiplin yang tidak tegas secara mental, latihan yang keras, akan menyebabkan rasa cemas, rasa tidak aman dan kemudian hari mungkin menjadi nakal, keras kepala dan selalu ingin kesempurnaan (perfeksionis).

-

Perkembangan seksual

9

Pendekatan yang sehat, kesediaan untuk memberi jawaban secara jelas, terus terang, wajar dan objektif terhadap masalah seksual pada anak akan mengembangkan sikap yang positif. Reaksi orang tua yang menyebabkan anak menganggap seks adalah tabu, menjijikan, memalukan dan sebagainya akan merupakan awal kesulitan seksual dikemudian hari. -

Agresi dan cara permusuhan Merupakan hal yang wajar seorang anak akan mengembangkan polapola yang berguna. Pengawasan yang berlebihan, menyebabkan anak akan mengekang, sehingga timbul tingkah laku yang mengganggu. Agresi dan permusuhan yang diterima anak akan menyebabkan sikap defens dan mau menang sendiri. Sedangkan sikap yang longgar akan menyebabkan anak menjadi nakal dan terbiasa dengan perbuatanperbuatan yang mengganggu ketertiban.

-

Hubungan kakak-adik Persaingan yang sehat antara adik – kakak merupakan hal yang wajar dan menjadi dasar untuk tumbuh dan berkembang secara baik. Persaingan yang tidak sehat dan berlebihan (pilih kasih, menghukum tanpa meneliti, prasangka, kompensasi berlebihan dan sebagainya) akan merupakan dasar terbentuknya sifat –sifat yang merugikan. orang tua harus besikap dan menjadi penengah bagi anak-anaknya. Jangan menjadi pendorong timbulnya persaingan tidak sehat ini.

-

Kekecewaan dan pengalaman yang menyakitkan. Kematian, kecelakaan, sakit berat, penceraian, perpindahan yang mendadak, kekecewaan yang berlarut-larut dan sebagainya akan mempengaruhi perkembangan kepribadian, tapi juga tergantung pada keadaan sekitarnya (orang, lingkungan atau suasana saat itu) apakah mendukung atau mendorong dan juga tergantung pada pengalamannya dalam menghadapi masalah tersebut.

3. Masa Anak sekolah

10

Masa ini ditandai oleh pertumbuhan jasmaniah dan intelektual yang pesat. Pada masa ini, anak mulai memperluas lingkungan pergaulannya. Keluar dari batas-batas keluarga. Masalah-masalah penting yang timbul : -

Perkembangan jasmani Kekurangan atau cacat jasmaniah dapat menimbulkan gangguan penyesuaian diri. Dalam hal ini sikap lingkungan sangat berpengaruh, anak mungkin menjadi rendah diri atau sebaliknya melakukan komprensasi yang positif atau komprensasi negatif.

-

Penyesuaian diri di sekolah dan sosialisasi Sekolah adalah tempat yang baik untuk seorang anak mengembangkan kemampuan

bergaul

dan

memperluas

kemampuan,

dituntut

prestasi,

mengekang

sosialisasi, atau

menguji

memaksakan

kehendaknya meskipun tak disukai oleh anak. 4. Masa Remaja Secara jasmaniah, pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang penting yaitu timbulnya tanda-tanda sekunder (ciri-ciri diri kewanitaan atau kelaki-lakian). Sedang secara kejiwaan, pada masa ini terjadi pergolakan pergolakan yang hebat. Pada masa ini, seorang remaja mulai dewasa mencoba kemampuannya, disuatu pihak merasa sudah dewasa (hak-hak seperti orang dewasa), sedang dilain pihak belum sanggup dan belum ingin menerima tanggung jawab atas semua perbuatannya. Egosentrik bersifat menetang terhadap otoritas, senang berkelompok, idealis adalah sifat-sifat yang sering terlihat. Suatu lingkungan yang baik dan penuh pengertian akan sangat membantu proses kematangan kepribadian di usia remaja. 5. Masa Dewasa muda Seorang yang melalui masa-masa sebelumnya dengan aman dan bahagia akan cukup memiliki kesanggupan dan kepercayaan diri dan umumnya ia akan berhasil mengatasi kesulitan-kesulitan pada masa ini.

11

Sebaliknya yang mengalami banyak gangguan pada masa sebelumnya, bila mengalami masalah pada masa ini mungkin akan mengalami gangguangangguan jiwa. Masalah-masalah yang penting pada masa ini adalah : -

Hubungan dengan lawan jenis Masa ini dimulai dari masa pacaran, menikah dan menjadi orang tua beberapa faktor yang mungkin menyulitkan suatu perkawinan : o Perasaan takut dan bersalah mengenai perkawinan dan kehamilan o Perasaan takut untuk berperan sebagai orang tua ketidaksanggupan mempunyai anak o Perbedaan harapan akan berperan masing-masing (tak ada penyesuaian baru dalam tingkah laku atau berpikir)

-

Masalah-masalah keuangan

-

Gangguan-gangguan dari keluarga

-

Pemilihan dan penyesuaian pekerjaan

-

Pekerjaan sebaiknya dipilih berdasar bakat dan minat sendiri pemilihan yang semata-mata dipaksa atau disuruh, kompensasi atau karena “kesempatan dan kemudahan” sering mempermudah gangguan penyesuaian dalam pekerjaan. Gangguan berupa rasa malas, sering bolos, timbul bermacam keluhan jasmani (sering sakit) sering mengalami kecelakaan dalam pekerjaan dan terlihat keteganganketegangan dalam keluarga karena jadi pemarah dan mudah tersinggung.

6. Masa dewasa tua Sebagai patokan masa ini dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah mantap. Masalah-masalah yang mungkin timbul : -

Menurunnya keadaan jasmaniah 12

-

Perubahan susunan keluarga (berumah tangga, bekerja) maka orang tua sering kesepian

-

Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan yang baru dalam bidang pekerjaan atau perbaikan kesalahan yang lalu.

-

Penurunan fungsi seksual dan reproduksi,

-

Sebagian orang berpendapat perubahan ini sebagai masalah ringan seperti rendah diri. pesimis. Keluhan psikomatik sampai berat seperti murung, kesedihan yang mendalam disertai kegelisahan hebat dan mungkin usaha bunuh diri.

7. Masa Tua Ada dua hal yang penting yang perlu diperhatikan pada masa ini berkurangnya daya tanggap, daya ingat, berkurangnya daya belajar, kemampuan jasmaniah dan kemampuan sosial ekonomi menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak aman serta sering mengakibatkan kesalahpahaman orang tua terhadap orang dilingkungannya. Perasaan terasing karena kehilangan teman sebaya keterbatasan gerak dapat menimbulkan kesulitan emosional yang cukup hebat. Faktor sosio kultural Kebudayaan secara teknis adalah ide atau tingkah laku yang dapat dilihat maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan penyebab langsung menimbulkan gangguan jiwa, biasanya terbatas menentukan “warna” gejalagejala. Disamping mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang misalnya melalui aturan-aturan kebiasaan yang berlaku dalam kebudayaan tersebut. Beberapa faktor-faktor kebudayaan tersebut :2,6

1. Cara-cara membesarkan anak Cara-cara membesarkan anak yang kaku dan otoriter , hubungan orang tua anak menjadi kaku dan tidak hangat. Anak-anak setelah dewasa mungkin

13

bersifat sangat agresif atau pendiam dan tidak suka bergaul atau justru menjadi penurut yang berlebihan. 2. Sistem Nilai Perbedaan sistem nilai moral dan etika antara kebudayaan yang satu dengan yang lain, antara masa lalu dengan sekarang sering menimbulkan masalah-masalah kejiwaan. Begitu pula perbedaan moral yang diajarkan dirumah atau sekolah dengan yang dipraktekkan di masyarakat sehari-hari. Model Diatesis-Stress Satu model untuk intergrasi faktor biologis, faktor psikososial dan lingkungan adalah model diathesis-stress. Model ini menggambarkan bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diathesis) yang bila dikenai

pengaruh

lingkungan

yang

menimbulkan

stress

memungkinkan

perkembangan gejala skizofrenia. Pada model diathesis stress yang paling umum dapat biologis atau lingkungan atau keduanya. Komponen lingkungan dapat biologis (contohnya: infeksi) maupun psikologis (contoh situasi keluarga yang penuh ketegangan atau kematian teman dekat). Dasar biologis untuk suatu diathesis dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh epigenetik, seperti penyalahgunaan zat, stress psikologis, dan trauma.1,2,6 1. Stress Stress psikososial dan stress perkembangan yang terjadi secara terus menerus akan mendukung timbulnya gejala psikotik dengan manifestasi; kemiskinan, kebodohan, pengangguran, isolasi sosial, dan perasaan kehilangan. Menurut Singgih (1989), beberapa penyebab gangguan mental dapat ditimbulkan sebagai berikut :1,2,6 -

Prasangka orang tua yang menetap, penolakan atau shock yang dialami pada masa anak.

-

Ketidaksanggupan memuasakan keinginan dasar dalam pengertian kelakuan yang dapat diterima umum.

-

Kelelahan yang luar biasa, kecemasan, anxietas, kejemuan

-

Masa-masa perubahan fisiologis yang hebat : Pubertas dan menopause

14

-

Tekanan-tekanan yang timbul karena keadaan ekonomi, politik dan sosial yang terganggu

-

Keadaan iklim yang mempengaruhi Exhaustion dan Toxema

-

Penyakit kronis misalnya : sifilis, AIDS

-

Trauma kepala dan vertebra

-

Kontaminasi zat toksik

-

Shock emosional yang hebat : ketakutan, kematian tiba-tiba orang yang dicintai.

2. Penyalahgunaan obat-obatan Peniruan yang maladaptif yang digunakan individu untuk menghadapi strsesor melalui obat-obatan yang memiliki sifat adiksi (efek ketergantungan) seperti Cocaine, amphetamine menyebabkan gangguan persepsi, gangguan proses berfikir, dan gangguan motorik.1,2,6 3. Psikodinamik Menurut Sigmund Freud adanya gangguan tugas pekembangan pada masa anak terutama dalam hal berhubungan dengan orang lain sering menyebabkan frustasi, konflik, dan perasaan takut, respon orang tua yang maladaptif pada anak akan meningkatkan stress, sedangkan frustasi dan rasa tidak percaya yang berlangsung terus-menerus dapat menyebabkan regresi dan withdrawl.

2.2 Patofisiologi Skizofrenia Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak. Pada otak terjadi proses penyampaian pesan secara kimiawi (neurotransmiter) yang akan meneruskan

pesan

sekitar

otak.

Pada 15

penderita

skizofrenia,

produksi

neurotransmiter dopamin berlebihan, sedangkan kadar dopamin pada bagian lain dari otak terlalu sedikit. Dopamin tersebut berperan penting pada perasaan senang dan pengalaman mood yang berbeda. Bila kadar dopamin tidak seimbang (berlebihan atau kurang) penderita dapat mengalami gejala positif atau negatif.3,4,6,7,8 Penyebab ketidakseimbangan dopamin ini masih belum diketahui atau dimengerti sepenuhnya. Pada kenyataannya, awal terjadinya skizofrenia kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa perubahan-perubahan pada neurotransmiter dan resptor di sel-sel saraf otak (neuron) dan interaksi zat neurokimia dopamin dan serotonin, ternyata mempengaruhi alam pikir, perasaan, dan perilaku yang menjelma dalam bentuk gejala-gejala positif dan negatif skizofrenia.3,4 Gejala negatif

Gejala positive

Alogia

Halusinasi

Afek datar

Delusi

avolition – apatis

Tingkah laku aneh

anhedonia – asociality

Gangguan berfikir positif formal

Gangguan attensi

2.3 Psikopatologi Skizofrenia Perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada susunan saraf pusat (otak) pasien skizofrenia? Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa perubahan-

16

perubahan pada neurotransmiter dan resptor di sel-sel saraf otak (neuron) dan interaksi zat neurokimia dopamin dan serotonin, ternyata mempengaruhi alam pikir, perasaan, dan perilaku yang menjelma dalam bentuk gejala-gejala positif dan negatif skizofrenia.2,7,8 Selain perubahan-perubahan yang sifatnya neurokimiawi di atas, dalam penelitian dengan menggunakan CT Scan otak, ternyata ditemukan pula perubahan pada anatomi otak pasien, terutama pada penderita kronis. Perubahannya ada pada pelebaran lateral ventrikel, atrofi korteks bagian depan, dan atrofi o(tak kecil (cerebellum).2,7,8

A

B

Gambar. Pemeriksaan radiologi penderita skizofrenia. (A) atrofi korteks frontal (B) atrofi cerebellum

17

18

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Skizofrenia berasal dari dua kata, yaitu “Skizo” yang artinya retak atau pecah (split), dan frenia: yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang menderita skizofrenia adalah seseorang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian.1,2 Faktor

penyebab

skizofrenia

terdiri

dari:

sebab

biologik,Sebab

psikologik,sebab sosiogenik dan Model diathesis-stress. Faktor biologik meliputi keturunan,

neurobiologikal,

hipotesis

dopamin,

neuropatologi,

psikoneuroendokrin, jasmaniah, tempramen, penyakit dan cedera tubuh, irama sirkardian tubuh. Faktor psikogenik meliputi: masa bayi, masa anak pra sekolah (antara 2 sampai 7 tahun), masa anak sekolah,masa remaja, masa dewasa muda, masa dewasa tua dan masa tua. Faktor sosiogenik meliputi : cara membesarkan anak dan sistem nilai. Model diatesis-stress meliputi : stress, penyalahgunaan obat-obatan dan psikodinamik.1,2 Proses perjalanan penyakit skizofrenia memiliki gejala mulai timbul biasanya pada masa remaja atau dewasa awal sampai dengan umur pertengahan 19

dengan melalui beberapa fase antara lain : fase prodomal, fase aktif dan fase residual. Menurut Janice Clack, 1962 klien yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar disertai halusinasi dan delusi yang meliputi beberapa tahapan antara lain : tahap comforting ,tahap condeming ,tahap controling dan tahap conquering.2 Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa perubahan-perubahan pada neurotransmiter dan resptor di sel-sel saraf otak (neuron) dan interaksi zat neurokimia dopamin dan serotonin, ternyata mempengaruhi alam pikir, perasaan, dan perilaku yang menjelma dalam bentuk gejala-gejala positif dan negatif skizofrenia.4,6,7,8

20

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF