March 12, 2019 | Author: Rahmah Fitri Utami | Category: N/A
BAB I PENDAHULUAN
A. LAT LATAR AR BELAKANG
Hipe Hi perte rtens nsii ad adala alah h pe peny nyak akit it ya yang ng um umum um di diju jump mpai ai.. Sa Samp mpai ai saa saatt in inii hipe hi perte rtens nsii ma masih sih te tetap tap me menj njad adii ma masal salah ah ka kare rena na be bebe bera rapa pa ha hal, l, an antar taraa lai lain n meningkatny menin gkatnyaa preval prevalensi ensi hipert hipertensi, ensi, masih bany banyakny aknyaa pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi hipert ensi kemun kemungkina gkinan n juga akan bertam bertambah, bah, diman dimanaa baik hipertensi sistolik maupun maup un komb kombinasi inasi hipertensi hipertensi sistol sistolik ik dan diastolic sering timb timbul ul pada lebih dari separuh orang yang berusia >65 tahun. Diperkirakan Diperk irakan satu dari empat populasi populasi dewasa di merika atau sekitar 6! juta individu dan hampir " milyar penduduk dunia menderita hipertensi, dengan mayoritas dari populasi ini mempunyai risiko yang tinggi untuk mendapatkan komplikasi kardiovaskuler. Data yang diperoleh dari #ramingham Heart Study menyatakan bahwa prevalensi hipertensi tetap akan meningkat meskipun sudah dilakukan deteksi dini dengan dilakukan pengukuran tekanan darah $%D& secara teratur. 'ada populasi berkulit putih ditemukan hampir "(5 mempunyai tekanan darah dar ah sis sistol tolik ik $%D $%DS& S& leb lebih ih bes besar ar dar darii "6! "6!()5 ()5 mmH mmHg g dan ham hampir pir sep separu aruhny hnyaa mempunyai %DS lebih besar dari "*!()! mmHg. Selain itu, laju pengendalian teka te kana nan n da dara rah h ya yang ng da dahu hulu lu te teru russ me meni ning ngka kat, t, da dalam lam de deka kade de te terak rakhi hirr ti tida dak k menunjukkan kemajuan lagi $pola kurva mendatar&, dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai +* dari seluruh pasien hipertensi. 'revalensi hipertensi tertinggi ditemukan pada populasi bukan kulit putih. Hipe Hi perte rtens nsii ya yang ng ti tida dak k te terk rkon ontr trol ol ya yang ng di dibi biark arkan an lam lamaa ak akan an me memp mperc ercep epat at terjadinya arterosklerosis dan hipertensi sendiri merupakan -aktor risiko mayor terjadinya penyakitpenyakit jantung, serebral, ginjal dan vaskuler. 'engendalian
1
hipe hi pert rten ensi si
yan ang g
agre ag resi si--
akan ak an me menu nuru runk nkan an
komp ko mpli lika kasi si
terj te rjad adin iny ya
in-a in -ark rk
miokardium, gagal jantung kongesti-, stroke, gagal ginjal, penyakit oklusi peri-er dan diseksi aorta, sehingga morbiditas dapat dikurangi. /onsek /on sekuen uensi si dar darii pen penggu ggunaa naan n oba obato tobat bat ant antihi ihiper perten tensi si ya yang ng ruti rutin n mempunyai potensi terjadinya interaksi dengan obatobat yang digunakan selama pembedahan. 0anyak jenis obatobatan yang harus tetap dilanjutkan selama periode perioperati-, dimana dosis terakhir diminum sampai dengan 1 jam sebelum prosedur pembedahan dengan sedikit air dan dilanjutkan kembali pada saat pemulihan dari pengaruh anesthesia. %ingginya angka penderita hipertensi dan bahayanya komplikasi yang bisa ditimbulkan akibat hipertensi ini menyebabkan pentingnya pemahaman para ahli anestes ane stesia ia dal dalam am man manajem ajemen en sel selama ama per period iodee per periop ioperat erati-. i-. 'er 'eriod iodee per periop iopera erati- ti- dimulai dimul ai dari hari diman dimanaa dilaku dilakukanny kannyaa evalua evaluasi si prabed prabedah, ah, dilanjutkan periode selama pembedahan sampai pemulihan pasca bedah.
B. TUJUAN PENULISA N
%ujuan %uju an penulisan penulisan re-erat ini ini adalah mengetahui mengetahui de-inisi, epidemiologi, etiologi, dan pathogenesis hipertensi serta persiapan preoperative, manajemen anestesi, dan manajemen postoperative pada pasien penderita hipertensi.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. De Defi fin nis isii
%ekanan Darah %inggi $hipertensi& adalah suatu peningkatan tekanan dara darah h
di
dalam alam
arte arteri ri..
$Hip $Hiper er
arti artiny nyaa
0erl 0erleb ebih ihan an,,
%ensi
arti artiny nyaa
%ekanan(%egangan2 3adi, Hipertensi adalah 4angguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.& Hipertensi dide-inisikan oleh 3oint ational ommittee on Detection, 7valuation and %reatment o- High 0lood 'ressure $389& sebagai tekanan yang lebih tinggi dari "*! ( )! mmHg. 'ada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. ngka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi $sistolik&, angka yang lebih lebih rendah rendah dipero diperoleh leh pada pada saat jantun jantung g berelak berelaksasi sasi $diasto $diastolik lik&. &. %ekan %ekanan an darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya "1!(:! mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah2 tekanan sistolik terus meningkat sampai usia :! tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 556! tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. %ekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. 0ayi dan anakanak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. %ekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas -isik, dimana dimana akan akan lebih lebih tinggi tinggi pada pada saat melaku melakukan kan aktivi aktivitas tas dan lebih lebih rendah rendah ketika beristirahat. %ekanan darah dalam satu hari juga berbeda2 paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari
B. Ep Epid idem emio iolo logi gi
Di meri merika ka,, dipe diperk rkir irak akan an +! +! pend pendud uduk ukny nyaa $; 5! juta juta jiwa jiwa&& menderita tekanan darah tinggi $< "*!()! mmHg&2 dengan persentase biaya kesehat kesehatan an cukup cukup besar besar setiap setiap tahunn tahunnya. ya.+ =enu =enuru rutt ati ation onal al Heal Health th and and
3
utrition 7amination Survey $H7S&, insiden hipertensi pada orang dewasa di merika tahun ")))1!!! adalah sekitar 1)+", yang berarti bahwa terdapat 5:65 juta orang menderita hipertensi, dan terjadi peningkatan "5 juta dari data H7S 888 tahun ")::"))". ?ebih dari 6! juta rakyat merika mengalami tekanan darah tinggi, termasuk lebih dari separuh $5*,+& dari seluruh masyarakat merika yang berusia 6* hingga @* tahun dan hampir tiga per empat $@1,:& dari seluruh orang merika -rika dalam kelompok usia yang sama. %ekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit degenerati-. Amumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur. Bisiko untuk menderita hipertensi pada populasi < 55 tahun yang tadinya
tekanan
darahnya
normal adalah )!.1
/ebanyakan
pasien
mempunyai tekanan darah prehipertensi sebelum mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur diantara dekade ketiga dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun, lakilaki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 s(d @* tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding lakilaki yang menderita hipertensi. 'ada populasi lansia $umur < 6! tahun&, prevalensi untuk hipertensi sebesar 65.* .
C. Diagnosis Dan Klasifiasi Hipe!"ensi
Diagnosis suatu keadaan hipertensi dapat ditegakkan bila ditemukan adanya peningkatan tekanan arteri diatas nilai normal yang diperkenankan berdasarkan umur, jenis kelamin dan ras. 'ada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. ngka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi $sistolik&, angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi $diastolik&. %ekanan darah $%D& kurang dari "1!(:! mmHg dide-inisikan sebagai Cnormal. 'ada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah "*!()! mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
4
0atas atas tekanan darah normal yang diijinkan adalah sebagai berikutE Usia Dewasa Dewasa muda $remaja& nak usia prasekolah nak F " tahun $in-ant&
Teanan Da!a# "*!()! mmHg "!!(@5 mmHg :5(55 mmHg @!(*5 mmHg
=enurut %he 3oint ational ommittee @ $3 @& on prevention, detection, evaluation, and treatment o- high blood pressure tahun 1!!+, klasi-ikasi hipertensi dibagi atas prehipertensi, hipertensi derajat " dan 1.
/lasi-ikasi di atas untuk dewasa ": tahun ke atas. Hasil pengukuran %D dipengaruhi oleh banyak -aktor, termasuk posisi dan waktu pengukuran, emosi, aktivitas, obat yang sedang dikonsumsi dan teknik pengukuran %D. /riteria ditetapkan setelah dilakukan 1 kali atau lebih pengukuran %D dari setiap kunjungan dan adanya riwayat peningkatan %D darah sebelumnya. 'enderita dengan klasi-ikasi prehipertensi mempunyai progresivitas yang meningkat untuk menjadi hipertensi. ilai rentang %D antara "+!"+)(:!:) mmHg mempunyai risiko 1 kali berkembang menjadi hipertensi dibandingkan dengan nilai %D yang lebih rendah dari nilai itu. Di samping itu klasi-ikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya, dapat dibagi dalam 1 penyebab dasar, yaitu sebagai berikutE ". Hipertensi primer $esensial, idiopatik&.
5
1. Hipertensi sekunderE . Hipertensi sistolik dengan tekanan nadi melebarE ontoh E Begurgitasi aorta, tirotoksikosis, 'D. 0. Hipertensi sistolik dan diastolik dengan peningkatan S9BE ontoh E Benal
E glomerulone-ritis akut dan kronis, pyelone-ritis, polikistik ginjal, stenosis arteri renalis.
7ndokrin
E Sindroma husing, hyperplasia adrenal congenital, sindroma onn $hiperaldosteronisme primer&, haeochromacytoma, hipotiroidisme.
eurogenik E
peningkatan
%8/,
Hypertension&,
psikis
por-iria
akut,
$Ghite
oat
tandatanda
keracunan. ?ainlain
E
coarctation
dari aorta, polyarteritis
nodosa,
hiperkalsemia,peningkatan volume intravaskuler $overload&.
6
'ada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai "*! mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari )! mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah2 tekanan sistolik terus meningkat sampai usia :! tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 556! tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
7
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas "+!(:! mmHg harus dianggap sebagai -aktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan. D. Reg$lasi Teanan Da!a#
=eningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa caraE "& 3antung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya 1& rteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. /arena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. 8nilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang
sama,
tekanan
darah
juga
meningkat
pada
saat
terjadi
Cvasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil $arteriola& untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan sara- atau hormon di dalam darah. +& 0ertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan -ungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. 9olume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran atau banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil. 'enyesuaian terhadap -aktor -aktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam -ungsi ginjal dan sistem
8
sara- otonom $bagian dari sistem sara- yang mengatur berbagai -ungsi tubuh secara otomatis&. 4injal merupakan salah satu organ penting yang berperan dalam mengendalikan tekanan darah. 4injal mampu mengendalikan tekanan darah melalui beberapa caraE "& 3ika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal. 1& 3ika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal. +& 4injal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Sis"em sa!af o"onom
Sistem sara- simpatis merupakan bagian dari sistem sara- otonom, yang untuk sementara waktu akanE "& =eningkatkan tekanan darah selama respon -ightor-light $reaksi -isik tubuh terhadap ancaman dari luar& 1& =eningkatkan
kecepatan
dan
kekuatan
denyut
jantung2
juga
mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu $misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak& +& =engurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
9
*& =elepaskan hormon epine-rin $adrenalin& dan norepine-rin $noradrenalin&, yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
E. Pa"ofisiologi
0anyak -aktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam terbentuknya hipertensi2 -aktor-aktor tersebut adalahE "& =eningkatnya akti-itas sistem sara- simpatik $tonus simpatis dan(atau variasi diurnal&, mungkin berhubungan dengan meningkatnya respons terhadap stress psikososial, dan sebagainya. 1& 'roduksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor +& supan natrium $garam& berlebihan *& %idak cukupnya asupan kalium dan kalsium 5& =eningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin 88 dan aldosteron 6& De-isiensi vasodilator seperti prostasiklin, nitrit oxida $I&, dan peptide natriuretik @& 'erubahan dalam ekspresi sistem kallikreinkinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal :& bnormalitas
tahanan pembuluh
darah, termasuk
gangguan
pada
pembuluh darah kecil di ginjal )& Diabetes mellitus "!& Besistensi insulin ""& Ibesitas "1& =eningkatnya aktivitas vascular growth factors "+& 'erubahan reseptor adrenergik yang mempengaruhi denyut jantung, karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular %&' 0erubahnya transpor ion dalam sel
10
4ambar "E =ekanisme pato-isiologi dari hipertensi. (. Ge)ala
'ada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala2 meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi $padahal sesungguhnya tidak&. 4ejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan2 yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. 3ika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak na-as, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. /adang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. /eadaan ini disebut ense-alopati hipertensi-, yang memerlukan penanganan segera.
11
G. Pa"ogenesis Te!)adin*a Hipe!"ensi
Hanya berkisar "!"5 kasus hipertensi yang diketahui penyebabnya secara spesi-ik. Hal ini penting menjadi bahan pertimbangan karena beberapa dari kasus kasus hipertensi tersebut bisa dikoreksi dengan terapi de-initi- pembedahan, seperti penyempitan arteri renalis, coarctation dari aorta, pheochromocytoma, cushingJs disease, akromegali, dan hipertensi dalam kehamilan. Sedangkan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya sering disebut sebagai hipertensi esensial. Hipertensi esensial menduduki :!)5 dari kasuskasus hipertensi. Secara umum hipertensi selalu dihubungkan dengan ketidaknormalan peningkatan aktivitas simpatis, yaitu terjadi peningkatan baseline dari curah jantung $I&, seperti pada keadaan -ebris, hipertiroidisme atau terjadi peningkatan resistensi pembuluh darah peri-er $S9B& atau keduaduanya. 'eningkatan S9B merupakan penyebab hipertensi pada mayoritas penderita hipertensi. 'ola perkembangan terjadinya hipertensi, awalnya I meningkat, tetapi S9B dalam batasbatas normal. /etika hipertensi semakin progresi-, I kembali normal tetapi S9B meningkat menjadi tidak normal. -terload jantung yang meningkat secara kronis menghasilkan ?9H $le-t ventricle hypertrophy& dan merubah -ungsi diastolik. Hipertensi juga merubah autoregulasi serebral sehingga cerebral blood -low $0#& normal untuk penderita hipertensi dipertahankan pada tekanan yang tinggi. %ekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung dan S9B, dimana persamaan ini dapat dirumuskan dengan menggunakan hukum ?aw, yaituE BP = CO X
Secara -isiologis %D individu dalam keadaan normal ataupun hipertensi, dipertahankan pada I atau S9B tertentu. Secara anatomik ada + tempat yang mempengaruhi %D ini, yaitu arterial, venavena post kapiler $venous capacitance& dan jantung. Sedangkan ginjal merupakan -aktor keempat lewat pengaturan volume cairan intravaskuler $gambar "&. Hal lain yang ikut berpengaruh adalah baroreseptor sebagai pengatur aktivitas sara- otonom, yang bersama dengan mekanisme humoral, termasuk sistem rennin
12
angiotensinaldosteron akan menyeimbangkan -ungsi dari keempat tersebut. #aktor terakhir adalah pelepasan hormonhormon local yang berasal dari endotel vaskuler dapat juga mempengaruhi pengaturan S9B. Sebagai contoh, nitrogen
oksida
$I&
bere-ek
vasodilatasi
dan
endotelin"
bere-ek
vasokonstriksi.
H. Kompliasi
%ekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri dan mempercepat atherosklerosis. /omplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah -aktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular $stroke, transient ischemic attack&, penyakit arteri koroner $in-ark miokard, angina&, gagal ginjal, dementia, dan atrial -ibrilasi. 0ila penderita hipertensi memiliki -aktor-aktor resiko kardiovaskular lain $tabel +&, maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskularnya tersebut. =enurut Studi #ramingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri peri-er, dan gagal jantung.
I. Pena"alasanaan Hipe!"ensi %. Te!api nonfa!maologi
=enerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasienpasien dengan hipertensi, modi-ikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasienpasien dengan tekanan darah prehipertensi. =odi-ikasi gaya hidup yang penting yang terlihat menurunkan tekanan darah adalahE a. =engurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk2
13
b. =engadopsi
pola
makan
DSH
$Dietary
pproach
to
Stop
Hypertension& yang kaya akan kalium dan kalsium, diet rendah natrium, akti-itas -isik dan mengurangi konsumsi alkohol. 'ada sejumlah pasien dengan pengontrolan tekanan darah cukup baik dengan terapi satu obat antihipertensi2 mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien dari menggunakan obat. 'rogram diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahanlahan pada pasien yang gemuk dan obesitas disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Antuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril. kti-itas -isik juga dapat menurunkan tekanan darah. Ilah raga aerobik secara teratur paling tidak +! menit(hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berenang, jalan kaki, dan menggunakan sepeda, dapat menurunkan tekanan darah. /euntungan ini dapat terjadi walaupun tanpa disertai penurunan berat badan. 'asien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. =erokok merupakan -aktor resiko utama independen untuk penyakit
kardiovaskular.
'asien
hipertensi
yang
merokok
harus
dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok.
+odifiasi
Reomendasi
'enurunan berat badan $00&
'elihara berat badan normal $0=8 ":.5 K 1*.)&
dopsi pola Diet kaya dengan buah, sayur, dan makan DSH produk susu rendah lemak
Ki!a,i!a pen$!$nan "eanan da!a#- !ange
51! mmHg("!kg penurunan 00 :"* mm Hg"
14
Diet rendah sodium
=engurangi diet sodium, tidak lebih dari "!!meL(? $1,* g sodium atau 6 g sodium klorida&
1: mm Hg
Begular akti-itas -isik aerobik seperti kti-itas -isik
jalan kaki +! menit(hari, beberapa
*) mm Hg":
hari(minggu ?imit minum alkohol tidak lebih =inum alkohol sedikit saja
dari 1(hari $+! ml etanol Mmis.@1! ml
1* mm Hg
beerN, +!!ml wine& untuk lakilaki
dan "(hari untuk perempuan SingkatanE 0=8, body mass inde, 00, berat badan, DSH, Dietary pproach to Stop Hypertension O 0erhenti merokok, untuk mengurangi resiko kardiovaskular secara keseluruhan
. Te!api fa!maologi
/ebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. 'enambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis laim gagal mencapai target tekanan darah. pabila tekanan darah melebihi 1!("! mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat. Pang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada pasienpasien dengan diabetes, dis-ungsi autonomik, dan lansia. a. Di$!e"i
Diuretik thiaide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
15
Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
Diuretik e-ekti- diberikan pada lanjut usia, kegemukan,
penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun. /. Peng#am/a" ad!ene!gi
'enghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari al-ablocker, betablocker dan al-abetablocker labetalol, yang menghambat e-ek sistem sara- simpatis. Sistem sara- simpatis adalah sistem sara- yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Pang paling sering digunakan adalah betablocker, yang e-ekti- diberikan kepada penderita usia muda, penderita yang pernah mengalami serangan jantung, penderita dengan denyut jantung yang cepat, angina pektoris $nyeri dada&, dan sakit kepala migren. 0. Angio"ensin 0on1e!"ing en2*me in#i/i"o!
ngiotensin converting enyme inhibitor $7inhibitor& menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Ibat ini e-ekti- diberikan kepada usia muda, penderita gagal jantung, penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik, pria yang menderita impotensi sebagai e-ek samping dari obat yang lain. d. Angio"ensin,II,/loe! Ibat ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dengan
suatu mekanisme yang mirip dengan 7inhibitor. e. An"agonis alsi$m ntagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang benarbenar berbeda. Ibat ini sangat e-ekti- diberikan kepada lanjut usia, penderita angina pektoris $nyeri dada&, denyut jantung yang cepat dan sakit kepala migren. i-edipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan peroral $ditelan&, tetapi obat ini bisa
16
menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat.
17
f.
3asodila"o!
9asodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Ibat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat antihipertensi lainnya. /edaruratan hipertensi $misalnya hipertensi maligna& memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera. 0eberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena $melalui pembuluh darah&, misal diaoide, nitroprusside, nitroglycerin dan labetalol.
+oni"o!ing e!$saan "a!ge" o!gan Kelas 4/a"
7 8nhibitor
B0
lphablocker $'enyekat al-a&
0etablocker $'enyekat beta&
ntagonis kalsium
Pa!ame"e! pasien *ang di
+oni"o!ing
moni"o! Hipotensi pada pemberian dosis pertama, pusing, batuk, tekanan darah, adherence $kepatuhan& Hipotensi pada pemberian dosis pertama, pusing, tekanan darah, adherence Hipotensi ortostatik $terutama dengan dosis pertama&, 'using, tekanan darah, adherence Denyut nadi, tekanan darah, toleransi thd olah raga, pusing, dis-ungsi seksual, gejala gagal jantung, adherence Denyut nadi $verapamil, diltiaem&, edema peri-er, sakit kepala $terutama
Tam/a#an #ungsi ginjal $0A, serum kreatinin&, serum elektrolit $kalium&
#ungsi ginjal $0A, serum kreatinin&, serum elektrolit $kalium& ,
4ejala gagal jantung, gula darah
4ejala gagal jantung
18
Ibat yang bekerja sentral $metildopa, klonidin& Diuretik
dengan dihidropiridin&, gejala gagal jantung, tekanan darah, adherence Sedasi, mulut kering, denyut nadi, gejala retensi cairan, tekanan darah, adherence 'using, status cairan, urine output, berat badan, tekanan darah, adherence
7nim liver $metildopa&
#ungsi ginjal $0A, serum kreatinin&, serum elektrolit $kalium, magnesium, natrium&, kadar gula, asam urat $utk tiaid& 7E angiotensin converting enyme2 B0Eangiotensin receptor blocker2 0AEblood urea nitrogen
+oni"o!ing in"e!asi o/a" dan efe samping o/a"
Antuk melihat toksisitas dari terapi, e-ek samping dan interaksi obat harus di nilai secara teratur. 7-ek samping bisanya muncul 1 sampai * minggu setelah memulai obat baru atau setelah menaikkan dosis $tabel @&. /ejadian e-ek samping mungkin memerlukan penurunan dosis atau substitusi dengan obat antihipertensi yang lain. =onitoring yang intensi- diperlukan bila terlihat ada interaksi obat.
Efe samping dan on"!aindiasi o/a",o/a" an"i#ipe!"ensi Kelas 4/a" 7 inhibitors
B0
'enyekat al-a
'enyekat beta
Kon"!aindiasi /ehamilan, bilateral artery stenosis, hiperkalemia
Efe samping 0atuk, angioedema, hiperkalemia, hilang rasa, rash, dis-ungsi renal /ehamilan, bilateral artery ngioedema $jarang&, stenosis, hiperkalemia hiperkalemia, dus-ungsi renal Hipotensi ortostatik, gagal Sakit kepala, pusing, letih, jantung, diabetes hipotensi postural, hipotensi dosis pertama, hidung tersumbat, dis-ungsi ereksi sma, heart block, sindroma 0ronkospasm, gagal jantung,
19
BaynaudJs yg parah
ntagonis kalsium
gonis sentral $metildopa, klonidine&
Diuretik
gangguan sirkulasi peri-er, insomnia, letih, bradikardi, trigliserida meningkat, impoten, hiperglikemi, eercise intolerance Heart block, dis-ungsi Sakit kepala, -lushing, sistolik gagal jantung edema $verapamil, diltiaem& peri-er, gingival hyperplasia, constipasi $verapamil&, dis-ungsi ereksi Depresi, penyakit liver Bebound hipertensi bila $metildopa&, diabetes dihentikan, sedasi, mulut kering, bradikardi, dis-ungsi ereksi, retensi natrium dan cairan, hepatitis $jarang& 'irai Hipokalemia, hiperurisemia, glucose intolerance $kecuali indapamide&, hiperkalsemia $tiaid&, hiperlipidemia, hiponatremia, impoten $tiaid&
In"e!asi an"a!a o/a" an"i#ipe!"ensi1e dengan o/a" lain Kelas 4/a" Di$!e"i %iaide
?oop
'otasium Sparing
%iaid
Pen*ea" /e"a
Be!in"e!asi dengan
+eanisme
Efe
Digoksin
Hipokalemia
Ibatobat yang menurunkan kadar kalium 78, B0, siklosporin, garam kalium
Hipokalemia
Digoksin menjadi lebih toksik ?emah otot, aritmia jantung
arbamaepin, chlorpropamid Diltiaem, verapamil
Hiperkalemia
Hiperkalemia yg serius dapat menyebabkan cardiac arrest Hiponatremia =ual, muntah, letargi, bingung, dan kejang 7-ek negati- 0radikardia, depresi inotropik miokardial
20
ntidiabetik oral
yang aditi- 4ejala hipoglisemia 0lokade reseptor tertutupi Dobutamin beta1 7-ek inotropik dr ntagonis reseptor dobutamin dihambat drenalin Q" Hipertensi dan Rvasokonstriksi bradikardi oleh adrenalin 'enyekat beta 7-ek negati- 0radikardia, depresi inotropik miokardial Digoksin yang aditi- kumulasi digoksin, =enghambat e-ek aritmogenik ekskresi renal digoksin Diuretik penahan 7kskresi kalium Hiperkalemia /alium melalui ginjal berkurang S8D Betensi a dan H1I 7-ek antihipertensi berkurang 'enyekat beta %idak diketahui #enomena rebound bila klonidin dihentikan ntidepresan trisiklik ntagonisme 7-ek antihipertensi adrenoreseptor R1 berkurang dan sentral -enomena rebound bila klonidin dihentikan
9erapamil, diltiaem
78(B0
/lonidin
5. Pena"alasanaan Die" a. %ujuan khir "& =enurunkan resiko
1& =eminimalkan kebutuhan akan obat untuk mengontrol tekanan darah +& =encapai dan menjaga status gii baik b. %ujuan Diet "& =enurunkan tekanan darah $diastole& )! mmHg 1& =enghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh +& =encapai dan menjaga 00 dengan 8=% ":.5 K 15
21
c. Syarat Diet =enerapkan Diet 4aram Bendah, yaitu sebagai berikutE "& ukup energi, protein, mineral dan vitamin 1& /omsumsi karbohidrat kompleks +& 0entuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit *& 3umlah konsumsi natrium disesuaikan dengan berat tidaknya hipetensi 5& Hindari bahan makanan yang tinggi natrium 6& /onsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi kalium, tinggi serat d. 3enis Diet "& Diet 4aram Bendah 8 $1!!*!! mg a& Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi berat.
%idak ditambahkan
garam
dapur
dalam
pengolahan
makanannya. Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. 1& Diet 4aram Bendah 88 $6!!:!! mg a& Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi tidak terlalu berat. 0oleh menggunakan T sdt $1 gr& garam dapur dalam pengolahan makanannya. Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. +& Diet 4aram Bendah 888 $"!!!"1!! mg a& Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi ringan. 0oleh menggunakan " sdt $* gr& garam dapur dalam pengolahan makanannya. e. 0ahan =akanan yang dianjurkan dan %idak Dianjurkan DianjurkanE bahan makanan yang tidak menggunakan garam dapur, soda, atau baking powder dalam pengolahannya. 0ahan makanan segar tanpa diawetkan, daging dan ikan maksimal "!! gr sehari, dan untuk telur " butir sehari. DihindariE bahan makanan yang diolah dengan garam dapur, soda, baking powder, asinan, dan bahan makanan yang diawetkan dengan natrium benoat, so-t drinks, margarin dan mentega biasa, bumbu yang mengandung garam dapur $kecap, terasi, tomato ketchup, tauco, dan lain sebagainya.
22
J. +ana)emen Pe!iope!a"if Pende!i"a Hipe!"ensi
'enilaian 'reoperati- dan 'ersiapan 'reoperati- 'enderita Hipertensi 'enilaian preoperati- penderitapenderita hipertensi esensial yang akan menjalani prosedur pembedahan, harus mencakup * hal dasar yang harus dicari, yaituE "& 3enis pendekatan medikal yang diterapkan dalam terapi hipertensinya. 1& 'enilaian ada tidaknya kerusakan atau komplikasi target organ yang telah terjadi. +& 'enilaian yang akurat tentang status volume cairan tubuh penderita. *& 'enentuan kelayakan penderita untuk dilakukan tindakan teknik hipotensi, untuk prosedur pembedahan yang memerlukan teknik hipotensi. Semua datadata di atas bisa didapat dengan melakukan anamnesis riwayat perjalanan penyakitnya, pemeriksaan -isik, tes laboratorium rutin dan prosedur diagnostik lainnya. 'enilaian status volume cairan tubuh adalah menyangkut apakah status hidrasi yang dinilai merupakan yang sebenarnya ataukah suatu relative hipovolemia $berkaitan dengan penggunaan diuretika dan vasodilator&. Disamping itu penggunaan diuretika yang rutin, sering menyebabkan hipokalemia dan hipomagnesemia yang dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya aritmia. Antuk evaluasi jantung, 7/4 dan ray toraks
akan
sangat
membantu.
danya
?9H
dapat
menyebabkan
meningkatnya risiko iskemia miokardial akibat ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Antuk evaluasi ginjal, urinalisis, serum kreatinin dan 0A sebaiknya diperiksa untuk memperkirakan seberapa tingkat kerusakan parenkim ginjal. 3ika ditemukan ternyata gagal ginjal kronis, maka adanya hiperkalemia dan peningkatan volume plasma perlu diperhatikan. Antuk evaluasi serebrovaskuler, riwayat adanya stroke atau %8 dan adanya retinopati hipertensi perlu dicatat. %ujuan
pengobatan
hipertensi
adalah
mencegah
komplikasi
kardiovaskuler akibat tingginya %D, termasuk penyakit arteri koroner, stroke,
23
H#, aneurisme arteri dan penyakit ginjal. Diturunkannya %D secara -armakoligis akan menurunkan mortalitas akibat penyakit jantung sebesar 1", menurunkan kejadian stroke sebesar +:, menurunkan penyakit arteri koronaria sebesar "6.
%. Pe!"im/angan Anes"esia Pende!i"a Hipe!"ensi
Sampai saat ini belum ada protokol untuk penentuan %D berapa sebaiknya yang paling tinggi yang sudah tidak bisa ditoleransi untuk dilakukannya penundaan anestesia dan operasi. amun banyak literatur yang menulis bahwa %DD ""! atau ""5 adalah cuto-- point untuk mengambil keputusan penundaan anestesia atau operasi kecuali operasi emergensi. /enapa %D diastolik $%DD& yang dijadikan tolak ukur, karena peningkatan
%D
sistolik
$%DS&
akan
meningkat
seiring
dengan
pertambahan umur, dimana perubahan ini lebih dianggap sebagai perubahan -isiologik dibandingkan patologik. amun beberapa ahli menganggap bahwa hipertensi sistolik lebih besar risikonya untuk terjadinya morbiditas kardiovaskuler dibandingkan hipertensi diastolik. 'endapat ini muncul karena dari hasil studi menunjukkan bahwa terapi yang dilakukan pada hipertensi sistolik dapat menurunkan risiko terjadinya stroke dan =8 pada populasi yang berumur tua. Dalam banyak uji klinik, terapi antihipertensi pada penderita hipertensi akan menurunkan angka kejadian stroke sampai +5*!, in-ark jantung sampai 1!15 dan angka kegagalan jantung diturunkan sampai lebih dari 5!. =enunda operasi hanya untuk tujuan mengontrol %D mungkin tidak diperlukan lagi khususnya pada pasien dengan kasus hipertensi yang ringan sampai sedang. amun pengawasan yang ketat perlu dilakukan untuk menjaga kestabilan hemodinamik, karena hemodinamik yang labil mempunyai e-ek samping yang lebih besar terhadap kardiovaskular dibandingkan dengan penyakit hipertensinya itu sendiri. 'enundaan operasi dilakukan apabila
24
ditemukan atau diduga adanya kerusakan target organ sehingga evaluasi lebih lanjut perlu dilakukan sebelum operasi. %he merican Heart ssociation ( merican ollege o- ardiology $H(& mengeluarkan acuan bahwa %DS
":! mmHg dan(atau %DD
""! mmHg sebaiknya
dikontrol sebelum dilakukan operasi, terkecuali operasi bersi-at urgensi. 'ada keadaan operasi yang si-atnya urgensi, %D dapat dikontrol dalam beberapa
menit
sampai
beberapa
jam
dengan
pemberian
obat
antihipertensi yang bersi-at rapid acting. 'erlu dipahami bahwa penderita hipertensi cenderung mempunyai respon %D yang berlebihan pada periode perioperati-. da 1 -ase yang harus menjadi pertimbangan, yaitu saat tindakan anestesia dan postoperasi. ontoh yang sering terjadi adalah hipertensi akibat laringoskopi dan respons hipotensi akibat pemeliharaan anestesia. 'asien hipertensi preoperative yang sudah dikontrol tekanan darahnya dengan baik akan mempunyai hemodinamik yang lebih stabil dibandingkan yang tidak dikontrol dengan baik.
. Pe!lengapan +oni"o! 0erikut ini ada beberapa alat monitor yang bisa kita gunakan serta
maksud dan tujuan penggunaanyaE a. 7/4E minimal lead 95 dan 88 atau analisis multiple lead S%, karena pasien hipertensi punya risiko tinggi untuk mengalami iskemia miokard. b. %DE monitoring secara continuous %D adalah esensial kateter Swan 4anE hanya digunakan untuk penderita hipertensi dengan riwayat H# atau =8 berulang. c. 'ulse oymeterE digunakan untuk menilai per-usi dan oksigenasi jaringan peri-er. d. nalier endtidal I1E =onitor ini berguna untuk membantu kita mempertahankan kadar I1. e. Suhu atau temperature.
25
5. P!emediasi
'remedikasi dapat menurunkan kecemasan preoperati- penderita hipertensi. Antuk hipertensi yang ringan sampai dengan sedang mungkin bisa menggunakan ansiolitik seperti golongan benodiaepine atau midaolam. Ibat antihipertensi tetap dilanjutkan sampai pada hari pembedahan sesuai jadwal minum obat dengan sedikit air non partikel. 0eberapa klinisi menghentikan penggunaan 7 inhibitor dengan alasan bisa terjadi hipotensi intraoperati-
&. Ind$si Anes"esi
8nduksi anestesia dan intubasi endotrakea sering menimbulkan goncangan hemodinamik pada pasien hipertensi. Saat induksi sering terjadi hipotensi namun saat intubasi sering menimbulkan hipertensi. Hipotensi diakibatkan vasodilatasi peri-er terutama pada keadaan kekurangan volume intravaskuler sehingga preloading cairan penting dilakukan untuk tercapainya normovolemia sebelum induksi. Disamping itu hipotensi juga sering terjadi akibat depresi sirkulasi karena e-ek dari obat anestesi dan e-ek dari obat antihipertensi yang sedang dikonsumsi oleh penderita, seperti 7 inhibitor dan angiotensin receptor blocker. Hipertensi yang terjadi biasanya diakibatkan stimulus nyeri karena laringoskopi dan intubasi endotrakea yang bisa menyebabkan takikardia dan dapat menyebabkan iskemia miokard. ngka kejadian hipertensi akibat tindakan laringoskopiintubasi endotrakea bisa mencapai 15. Dikatakan bahwa durasi laringoskopi dibawah "5 detik dapat membantu meminimalkan
terjadinya
-luktuasi hemodinamik
0eberapa
teknik
dibawah ini bisa dilakukan sebelum tindakan laringoskopiintubasi untuk menghindari terjadinya hipertensi. a. Dalamkan anestesia dengan menggunakan gas volatile yang poten selama 5"! menit.
26
b. 0erikan opioid $-entanil 1,55 mikrogram(kgbb, al-entanil "515 mikrogram(kgbb,
su-entanil
!,15
!,5
mikrogram(kgbb,
atau
rami-entanil !,5" mikrogram( kgbb&. c. 0erikan lidokain ",5 mg(kgbb intravena atau intratrakea. d. =enggunakan betaadrenergik blockade dengan esmolol !,+",5 mg(kgbb, propanolol "+ mg, atau labetatol 51! mg&. e. =enggunakan anestesia topikal pada airway. 'emilihan obat induksi untuk penderita hipertensi adalah bervariasi untuk masingmasing klinisi. 'ropo-ol, barbiturate, benodiaepine dan etomidat tingkat keamanannya adalah sama untuk induksi pada penderita hipertensi. Antuk pemilihan pelumpuh otot vekuronium atau cis atrakurium lebih baik dibandingkan atrakurium atau pankuronium. Antuk volatile, sevo-luran bisa digunakan sebagai obat induksi secara inhalasi.
6. Pemeli#a!aan Anes"esia dan +oni"o!ing
%ujuan
pencapaian
hemodinamik
yang
diinginkan
selama
pemeliharaan anestesia adalah meminimalkan terjadinya -luktuasi %D yang terlalu lebar. =empertahankan kestabilan hemodinamik selama periode intraoperati- adalah sama pentingnya dengan pengontrolan hipertensi pada periode preoperati-."! 'ada hipertensi kronis akan menyebabkan pergeseran kekanan autoregulasi dari serebral dan ginjal. Sehingga pada penderita hipertensi ini akan mudah terjadi penurunan aliran darah serebral dan iskemia serebral jika %D diturunkan secara tiba tiba. %erapi jangka panjang dengan obat antihipertensi akan menggeser kembali kurva autregulasi kekiri kembali ke normal. Dikarenakan kita tidak bisa mengukur autoregulasi serebral sehingga ada beberapa acuan yang sebaiknya diperhatikan, yaituE a. 'enurunan =' sampai dengan 15 adalah batas bawah yang maksimal yang dianjurkan untuk penderita hipertensi. b. 'enurunan =' sebesar 55 akan menyebabkan timbulnya gejala hipoper-usi otak. c. %erapi dengan antihipertensi secara signi-ikan menurunkan angka kejadian stroke.
27
d. 'engaruh hipertensi kronis terhadap autoregulasi ginjal, kurang lebih sama dengan yang terjadi pada serebral. nestesia aman jika dipertahankan dengan berbagai teknik tapi dengan memperhatikan kestabilan hemodinamik yang kita inginkan. nestesia dengan volatile $tunggal atau dikombinasikan dengan 1I&, anestesia imbang $balance anesthesia& dengan opioid U 1I U pelumpuh otot, atau anestesia total intravena bisa digunakan untuk pemeliharaan anestesia. nestesia re =anajemen 'erioperati- pada Hipertensi gional dapat dipergunakan sebagai teknik anesthesia, namun perlu diingat bahwa anestesia regional sering menyebabkan hipotensi akibat blok simpatis dan ini sering dikaitkan pada pasien dengan keadaan hipovolemia. 3ika hipertensi tidak berespon terhadap obatobatan yang direkomendasikan, penyebab yang lain harus dipertimbangkan seperti phaeochromacytoma, carcinoid syndrome dan tyroid storm. /ebanyakan penderita hipertensi yang menjalani tindakan operasi tidak memerlukan monitoring yang khusus. =onitoring intraarterial secara
langsung
diperlukan
terutama
untuk
jenis
operasi
yang
menyebabkan perubahan preload dan a-terload yang mendadak. 7/4 diperlukan untuk mendeteksi terjadinya iskemia jantung. 'roduksi urine diperlukan terutama untuk penderita yang mengalami masalah dengan ginjal, dengan pemasangan kateter urine, untuk operasioperasi yang lebih dari 1 jam. /ateter vena sentral diperlukan terutama untuk memonitoring status cairan pada penderita yang mempunyai dis-ungsi ventrikel kiri atau adanya kerusakan end organ yang lain.
Hipe!"ensi In"!aope!a"if
Hipertensi pada periode preoperati- mempunyai risiko hipertensi juga pada periode anestesia maupun saat pasca bedah. Hipertensi intraoperati- yang tidak berespon dengan didalamkannya anestesia dapat diatasi dengan antihipertensi secara parenteral, namun -aktor penyebab bersi-at reversibel atau bisa diatasi seperti anestesia yang kurang dalam,
28
hipoksemia
atau
hiperkapnea
harus
disingkirkan terlebih
dahulu.
'emilihan obat antihipertensi tergantung dari berat, akut atau kronik, penyebab hipertensi, -ungsi baseline ventrikel, heart rate dan ada tidaknya penyakit bronkospastik pulmoner dan juga tergantung dari tujuan dari pengobatannya atau e-ek yang diinginkan dari pemberian obat tersebut. 0erikut ini ada beberapa contoh sebagai dasar pemilihan obat yang akan digunakanE a. 0etaadrenergik blockadeE digunakan tunggal atau tambahan pada pasien dengan -ungsi ventrikuler yang masih baik dan dikontra indikasikan pada bronkospastik. b. icardipineE digunakan pada pasien dengan penyakit bronkospastik. c. i-edipineE re-leks takikardia setelah pemberian sublingual sering dihubungkan dengan iskemia miokard dan antihipertensi yang mempunyai onset yang lambat. d. itroprussideE onset cepat dan e-ekti- untuk terapi intraoperati- pada hipertensi sedang sampai berat. e. itrogliserinE mungkin kurang e-ekti-, namun bisa digunakan sebagai terapi atau pencegahan iskemia miokard. -. #enoldopamE dapat digunakan untuk mempertahankan atau menjaga -ungsi ginjal. g. HydralaineE bisa menjaga kestabilan %D, namun obat ini juga punya onset
yang
lambat
sehingga
menyebabkan
timbulnya
respon
takikardia.
%abel +. 4olongan dan e-ek obatobat antihipertensi
29
K. +ana)emen Pos"ope!a"if
Hipertensi yang terjadi pada periode pasca operasi sering terjadi pada pasien yang menderita hipertensi esensial. Hipertensi dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard sehingga berpotensi menyebabkan iskemia miokard, disritmia jantung dan H#. Disamping itu bisa juga menyebabkan stroke dan perdarahan ulang luka operasi akibat terjadinya disrupsi vaskuler dan dapat berkonstribusi menyebabkan hematoma pada daerah luka operasi sehingga menghambat penyembuhan luka operasi. 'enyebab terjadinya hipertensi pasca operasi ada banyak -aktor, disamping secara primer karena penyakit hipertensinya yang tidak teratasi dengan baik, penyebab lainnya adalah gangguan sistem respirasi, nyeri, overload cairan atau distensi dari kandung
kemih.
Sebelum
diputuskan
untuk
memberikan
obatobat
antihipertensi, penyebabpenyebab sekunder tersebut harus dikoreksi dulu. yeri merupakan salah satu -actor yang paling berkonstribusi menyebabkan hipertensi pasca operasi, sehingga untuk pasien yang berisiko, nyeri sebaiknya ditangani secara adekuat, misalnya dengan mor-in epidural secara in-us kontinyu. pabila hipertensi masih ada meskipun nyeri sudah teratasi, maka intervensi secara -armakologi harus segera dilakukan dan perlu diingat bahwa meskipun pasca operasi %D kelihatannya normal, pasien yang prabedahnya sudah mempunyai riwayat hipertensi, sebaiknya obat antihipertensi pasca bedah tetap diberikan. Hipertensi pasca operasi sebaiknya diterapi dengan obat antihipertensi secara parenteral misalnya dengan betablocker yang terutama
30
digunakan untuk mengatasi hipertensi dan takikardia yang terjadi. pabila penyebabnya karena overload cairan, bisa diberikan diuretika -urosemid dan apabila hipertensinya disertai dengan heart -ailure sebaiknya diberikan 7 inhibitor. 'asien dengan iskemia miokard yang akti- secara langsung maupun tidak langsung dapat diberikan nitrogliserin dan betablocker secara intravena sedangkan untuk hipertensi berat sebaiknya segera diberikan sodium nitroprusside. pabila penderita sudah bisa makan dan minum secara oral sebaiknya antihipertensi secara oral segera dimulai.
BAB III
31
KESI+PULAN
Hipertensi adalah penyakit yang umum dijumpai, dengan angka penderita yang cukup tinggi. Hipertensi sendiri merupakan -aktor risiko mayor yang bisa menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakitpenyakit jantung, serebral, ginjal dan vaskuler. =engingat tingginya angka kejadian dan komplikasi yang bisa ditimbulkan oleh penyakit hipertensi ini, maka perlu adanya pemahaman para ahli anestesia dalam manajemen selama periode perioperati-. =anajemen perioperati- dimulai sejak evaluasi prabedah, selama operasi dan dilanjutkan sampai periode pasca bedah. 7valuasi prabedah sekaligus optimalisasi keadaan penderita sangat penting dilakukan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi, baik yang terjadi selama intraoperati- maupun yang terjadi pada pasca pembedahan. 4oncangan hemodinamik mudah terjadi, baik berupa hipertensi maupun berupa hipotensi, yang bisa menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi. Hal ini harus diantisipasi dengan perlunya pemahaman tentang teknik anestesia yang benar, manajemen cairan perioperati-, pengetahuan -armakologi obatobat yang digunakan, baik obatobatan antihipertensi maupun obatobatan anestesia serta penanganan nyeri akut yang adekuat. Dengan manajemen perioperati- yang benar terhadap penderitapenderita hipertensi yang akan menjalani pembedahan, diharapkan bisa menurunkan atau meminimalkan angka morbiditas maupun mortalitas.
BAB I3
32
DA(TAR PUSTAKA
nderson #?, Salgado ??, Hantler 0. 'erioperative hypertension $H%&. Decision makingin anesthesiologyan algorithmic approach. *thed. 'hiladhelpiaE 7lsevier2
[email protected]."1*6. 0arisin S, et al. 'erioperati- blood pressure control in hypertensive and normotensive patient undergoing o--pump coronary bypass gra-ting. roat =ed 3 1!!@2*:E+*"@. 0enowit ?. ntihypertensive agentcardiovaskular renal drugsE /atung 04, editor. 0asic and clinical pharmacology. )th ed. ew PorkE =c4rawHill2 1!!*.p."6!:+. ommon problem in the cardiac surgery recovery unit in perioperative care. 8nE heng DH, David %7, editors. ardiac anesthesia and surgery. 'hiladelphiaE ?ippincott Gilliams V Gilkins21!!6.p.""@:11. Hanada, et al. nesthesia and medical diseasehypertension and anesthesia. urrent Ipinion in nesthesiology 1!!62")$+&E+"5). Howell S3, #oe '. Hypertension, hypertensive heart disease and perioperative cardiac risk. 0ritish 3ournal o- nesthesia 1!!*2)1$*&E5@!:+. /uwajerwala /. 'erioperative medication management2 vailable atE httpE((www.emedicine.com( =7D( topic+"5:.htm. ccessed =ay 15th 1!"+. =organ 47, =ichail =S, =urray =3. nesthesia -or patients with cardiovaskular disease. linical nesthesiology. *th ed. ew PorkE =c4rawHill2 1!!6.p.***51. =urray =3. 'erioperative hypertensionE evaluation and management2 vailable atE httpE((www.anesthesia.org.cn(asa1!!1(rcl.source(5"1 =urray.pd-. ccesed =ay 15th 1!"+. eligan '. Hypertension and anesthesia2 vailable atE *um.com(tutorial(anaesthbp.htm. ccessed =ay 15th 1!"+.
httpE((
www.
'ai D, et al. risis management during anesthesiaE hypertension. Wual Sa- Health are 1!!52"*Ee"1.
33