Refarat Rheumatoid Arthritis

May 13, 2018 | Author: ramdani witia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

RA...

Description

I. PENDA ENDAH HULU ULUAN  Artritis reumatoid adalah penyakit multisistem kronis yang penyebabnya

tidak tidak diketah diketahui. ui. Terdap erdapat at berbag berbagai ai manifes manifestasi tasi sistemi sistemik k pada pada penyaki penyakitt ini, ini, karakteristiknya adalah peradangan yang menetap pada cairan sendi (sinovitis),  biasanya menyerang area sekitar sendi dengan distribusi yang simetris. 1,2,3 otensi dari inflamasi yang ter!adi pada cairan sendi dapat menyebabkan kerusakan kartilago, erosi pada tulang, dan perubahan yang lebih lan!ut pada integr integritas itas sendi sendi sebaga sebagaii tanda tanda khas khas pada pada penyak penyakit it ini. ini. "alaupun laupun berpot berpotens ensii meru merusak sak,, artri artriti tiss reuma reumato toid id cuku cukup p berv bervari ariasi asi.. #ebe #ebera rapa pa pend penderi erita ta hany hanyaa menun!ukk menun!ukkan an penyakit penyakit oligoartiku oligoartikular lar yang ringan dengan dengan durasi yang singkat singkat disertai dengan kerusakan sendi yang minimal, sedangkan pada penderita yang lain dapat menun!ukkan poliartritis progresif yang ditandai kerusakan fungsional. 1 #eberap #eberapaa penelit penelitian ian mengat mengataka akan n bah$a bah$a artritis artritis reumat reumatoid oid mengal mengalami ami  penuruanan dalam hal frekuensi dan tingkat keberatannya. %ebagian besar, tanda dari dari artr artrit itis is reum reumat atoi oid d adal adalah ah homo homoge gen, n, dan dan pola pola dari dari peru peruba baha han n send sendii dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor genetik. Artriris reumatoid dihubungkan dengan penyakit ekstra&artikular yang secara konsisten lebih sedikit ter!adi pada orang Asia dan Afrika dibanding dengan orang 'aukasia. 

. EPIDEMIOLOGI  Artritis reumatoid merupakan penyakit yang !arang pada laki&laki diba$ah umur 3* tahun. nsiden penyakit ini memuncak pada umur +*&* tahun. ada $anita, $anita, preval prevalens ensii penyaki penyakitt ini mening meningkat kat dari dari perten pertengah gahan an abad abad ke&2* ke&2* dan konstan pada level umur -&+- tahun ta hun dengan masa puncak +-&- tahun.  revalensi dari artritis reumatoid mendekati *, / dari populasi (kisaran *,3 & 2,1/), 2,1/), $anita $anita terkena terkena tiga tiga kali kali lebih lebih sering sering diband dibanding ingkan kan dengan dengan laki&la laki&laki. ki. revalensi penyakit ini meningkat dengan umur, dan !enis kelamin, perbedaannya dikurangi pada kelompok usia tua. enyakit ini menyerang orang&orang di seluruh dunia dari berbagai suku bangsa. 0nset dari penyakit ini sering pada dekade ke& empat dan ke&lima dari kehidupan.

1,-,+

1

aktor resiko genetik tidak sepenuhnya dihitung pada insiden ter!adinya artritis artritis reumatoid, reumatoid, hanya menyatakan menyatakan bah$a faktor faktor lingkungan lingkungan !uga berperan berperan  penting pada penyebab dari penyakit ini. al ini ditekankan pada penelitian epidemiologi di Afrika yang mengindikasikan cuaca dan urbanisasi merupakan  pengaruh utama pada insiden dan tingkat keberatan dari artritis reumatoid pada kelompok dengan latar belakang genetik yang serupa. 1

III. ETIOLOGI

enyeb enyebab ab artriti artritiss reumat reumatoid oid masih masih belum belum diketah diketahui. ui. ikata ikatakan kan bah$a bah$a artriti artritiss reumato reumatoid id mungki mungkin n merupa merupakan kan manife manifestas stasii dari dari respon respon terhada terhadap p agen agen infeksius pada orang&orang yang rentan secara genetik. 'arena distibusi artritis reumatoid yang luas, hal ini menimbulkan hipotesis bah$a !ika penyebabnya adalah agen infeksius, maka organisme tersebut haruslah tersebar secara luas. #ebe #ebera rapa pa

kemu kemung ngki kina nan n

agen agen

peny penyeb ebab ab

ters terseb ebut ut

dian dianta tara rany nyaa

term termas asuk  uk 

mikoplasma, virus 4pstein&#arr (4#5), sitomegalovirus, parvovirus, dan virus rubella, tapi berdasarkan bukti&bukti, penyebab ini ataupun agen infeksius yang lain yang menyebabkan artritis reumatoid tidak muncul pada penderita artritis reumatoid.1 "alupun "a lupun etiologi dari artritis a rtritis reumatoid belum diketahui, namun nampaknya multifaktorial. Terdapat kerentanan genetik yang !elas, dan penelitian pada orang kembar kembar mengin mengindik dikasik asikan an indeks indeks sekitar sekitar 1-&2*/ 1-&2*/.. %ebany %ebanyak ak */ dari dari pasien pasien artr artrir irti tiss reum reumat atoi oid d dite ditemu muka kan n huma human n leuc leucoc ocyte yte antig antigen en&6 &6  (7A& (7A&6) 6),, sedang sedangkan kan faktor faktor lingku lingkunga ngan n seperti seperti meroko merokok k dan agen agen infeksi infeksius us dikata dikatakan kan memiliki peranan penting pada etiologi, namun kontribusinya sampai saat ini  belum terdefinisikan.1,-,

IV. IV. ANAT ANATOMI DAN FISIO FISIOLOGI LOGI SENDI

%end %endii

sino sinovi vial al

memi memili liki ki

kara karakt kter eris isti tik k

sede sedemi miki kian an

rupa rupa

sehi sehing ngga ga

memungkin memungkinkan kan !angkauan !angkauan gerakan gerakan yang luas. %endi sinovial diklasifikasi diklasifikasikan kan 2

 berdasarkan !angkauan gerakan atau berdasarkan bentuk bagian sendi dari tulang yang terlibat.

:ambar 1 8 :ambaran skematik dari sendi sinvial. (1) periosteum, (2) lapisan fibrous terluar dari kapsul, (3) lapisan sinovial bagian dalam dari kapsul, () lemak dan !aringan lunak longgar, (-) celah artikular, (+) kartilago, () tulang, () bare area. ;dikutip dari kepustakaan -<

 %etiap !enis sendi sinovial memiliki karakteristik yang sama, yaitu8  a. 'artilago hialin #agian tulang yang bersentuhan pasti dilindungi oleh kartilago hialin yang menyediakan permukaan yang lembut dan cukup kuat untuk menyerap gaya tekan serta menahan berat tubuh. 7apisan kartilago memiliki ketebalan  mm  pada orang muda dan semakin tipis dan rentan terhadap tekanan seiring dengan pertambahan usia. al ini menyebabkan bertambahnya tekanan pada struktur sendi. 'artilago tidak diperdarahi tetapi menerima nutrisi dari cairan sinovial.  b. 7igamentum kapsuler  %endi dikelilingi dan ditutupi oleh !aringan fibrosa yang mengikat tulang& tulang yang berkaitan. 9aringan tersebut cukup regang sehingga pergerakan dapat dilakukan tapi !uga cukup kuat untuk dapat melindungi dari !e!as.

3

c. =embran sinovial =embran sinovial disusun oleh sel epitel dan berfungsi8 &

=elapisi kapsul

&

=enutupi bagian tulang di dalam sendi yang tidak ditutupi oleh kartilago sendi

&

=enutupi seluruh struktur intrakapsuler yang tidak menyokong berat tubuh

d. >airan sinovial >airan sinovial merupakan cairan kental dengan konsistensi menyerupai putih telur dan disekresikan oleh membran sinovial kedalam kavitas sinovial, dan  berfungsi8 &

=enyediakan nutrisi untuk struktur di dalam kavitas sinovial

&

=engandung fagosit yang mengeliminasi mikroba dan debris seluler 

&

#erfungsi sebagai lubrikan

&

=empertahankan stabilitas sendi

&

=encegah terpisahnya kedua u!ung tulang yang berlengketan, seperti sedikit air yang terdapat diantara dua permukaan kaca

e. %truktur intrakapsular lainnya #eberapa sendi memiliki struktur&struktur yang terdapat di dalam kapsul, tetapi berada di luar membran sinovial yang membantu mempertahankan stabilitas, contohnya bantalan lemak dan meniskus pada sendi lutut. 9ika struktur tersebut tidak menyokong berat tubuh, biasanya struktur tersebut tidak ditutupi oleh membran sinovial f. %truktur ekstrakapsular  &

7igamentum, yang bergabung dengan kapsul memberikan stabilitas lebih lagi pada kebanyakan sendi

&

0tot atau tendon, !uga menyediakan stabilitas. %elain itu otot dan tendon  !uga meregang melintasi sendi ketika ter!adi pergerakan. 9ika otot  berkontraksi, otot tersebut akan memendek dan menarik dua tulang sehingga semakin berdekatan. 

g. %uplai darah dan persarafan %araf dan pembuluh darah yang melintasi sendi biasanya bertugas menyuplai kapsul dan otot yang menggerakkannya.

V. PATOFISIOLOGI

 Artritis reumatoid adalah proses inflamasi kompleks yang merupakan hasil reaksi dari berbagai populasi sel imun dengan aktivasi dan proliferasi dari fibroblas sinovial. 6espon inflamasi ini menyerang cairan sinovial pada  persendian, bursa dan tendon, serta !aringan lain di seluruh tubuh. 0rang&orang yang menderita penyakit ini menun!ukkan tanda&tanda klinik yang bermacam& macam dan distribusinya pada muskuloskeletal. alam !aringan sinovial, proses inflamasi ter!adi secara !elas, menimbulkan edema dan proliferasi kapiler dan sel mesenkim. ada !aringan sendi dan cairan sinovial, ter!adi akumulasi dari leukosit yang menghasilkan en?im lisosom dan proinflamasi lain, serta mediator&mediator  toksik. 'emudian, dengan teraktivasinya sel&sel imun dan fibroblas sinovial, mediator ini dapat merusak kartilago persendian yang bedekatan. 9ika proses ini terus berlan!ut dan tidak dikendalikan, permukaan sendi akan hancur, dan secara  bertahap ter!adi fibrosis pada !aringan fibrosa kapsul persendian dan !aringan sendi atau terlihat ankilosis pada tulang. @ estruksi !aringan sendi ter!adi melalui dua cara. ertama adalah destruksi akibat proses pencernaan oleh karena produksi protease, kolagenase dan en?im& en?im hidrolitik lainnya. 4n?im&en?im ini memecah kartilago, ligamen, tendon dan tulang pada sendi, serta dilepaskan bersama dengan radikal oksigen dan metabolit asam arakidonat oleh leukosit polimorfonuklear dalam cairan sinovial. roses ini diduga adalah bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang diproduksi secara lokal. 'edua adalah, destruksi !aringan !uga ter!adi melalui ker!a panus reumatoid. anus merupakan !aringan granulasi vaskular yang terbentuk dari sinovium yang meradang dan kemudian meluas ke sendi. isepan!ang pinggir panus, ter!adi destruksi kolagen dan proteoglikan melalui  produksi en?im oleh sel di dalam panus tersebut.1* -

iperplasia sinovial dan formasi ke dalam panus merupakan patogenesis artritis reumatoid yang fundamental. roses ini dimediasi oleh produksi dari  berbagai sitokin, contohnya tumor necrosis factor α (T&B) dan interleukin&1 (7&1) oleh antigen presenting cells  dan sel T. T&B dan 7&1 !uga memiliki  peranan penting dalam destruksi tulang.-,

VI. DIAGNOSIS

iagnosis dari artritis reumatoid dengan anamnesis dan pemeriksaan yang dikorelasikan dengan data laboratorium dan pemeriksaan radiologi. 'arakteristik   pasien, termasuk umur, !enis kelamin dan etnis, sangat penting, karena hal tersebut berhubungan dengan resiko dan tingkat keberatan dari penyakit. 2 VI.1 Gambaran Klinis

Ada beberapa gambaran klinis yang la?im ditemukan pada penderita artritis reumatoid. :ambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang  bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang bervariasi.1* 1.

:e!ala&ge!ala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya

2.

oliartritis simetris, terutama pada sendi perifer8 termasuk sendi&sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi&sendi interfalang distal. ampir semua sendi diartrodial dapat terserang.

3.

'ekakuan pagi hari, selama lebih dari satu !am8 dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi&sendi. 'ekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi

pada osteoartritis,

yang

biasanya

hanya

 berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu !am .

Artritis erosif8 merupakan ciri khas dari penyakit ini pada gambaran radiologik. eradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang.

-.

eformitas8 kerusakan struktur penun!ang sendi meningkat dengan  per!alanan penyakit. ergeseran ulnar atau deviasi !ari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah +

 beberapa deformitas tangan yang sering di!umpai. ada kaki terdapat  protrusi (ton!olan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dan subluksasi metatarsal. %endi&sendi yang besar !uga dapat terserang dan mengalami  pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerak  ekstensi. +.

odul&nodul rheumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang de$asa pasien artritis reumatoid. 7okasi yang  paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau sepan!ang permukaan ekstensor dari lengan. "alaupun demikan, nodul& nodul ini dapat !uga timbul pada tempat lainnya. Adanya nodul&nodul ini  biasanya merupakan petun!uk dari suatu penyakit yang aktif dan lebih  berat.

.

=anifestasi ekstra&artikularC artritis reumatoid !uga dapat menyerang organ&organ lain di luar sendi. 9antung (perikarditis), paru&paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.

iba$ah ini merupakan tabel revisi kriteria untuk klasifikasi dari artritis reumatoid dari American Rheumatism Association tahun 1@. Tabel 18 1@ 6evised American 6heumatism Association >riteria for the >lassification of 6heumatoid Arthritis dikutip dari kepustakaan 2 Kriteria

Definisi

1. 'ekakuan pagi hari

'ekakuan pagi hari pada sendi atau disekitar sendi, lamanya setidaknya 1 !am %etidaknya tiga area sendi secara bersama&sama dengan

2.

Artrit is pada tiga atau lebih area sendi

 peradangan pada !aringan lunak atau cairan sendi. 1 kemungkinan area yang terkena, kanan maupun kiri  proksimal interfalangs (), metakarpofalangs (=>),  pergelangan tangan, siku, lutut, pergelangan kaki, dan sendi metatarsofalangs (=T) 

3.

Artrit is pada sendi tangan

.

Artrit is simetris

-.

%etidaknya satu sendi bengkak pada pergelangan tangan, sendi => atau sendi  %ecara bersama&sama ter!adi pada area sendi yang sama

 pada kedua bagian tubuh odu Adanya nodul subkutaneus mele$ati tulang atau

l&nodul reumatoid +. %eru

 permukaan regio ekstensor atau regio !uksta&artikular =enun!ukkan adanya !umlah abnormal pada serum faktor 

m faktor

reumatoid dengan berbagai metode yang mana hasilnya

reumatoid

 positif !ika D -/ pada subyek kontrol yang normal erubahan radiografik tipikal pada artritis reumatoid pada

.

erub ahan radiografik 

radiografik tangan dan pergelangan tangan  posteroanterior, dimana termasuk erosi atau dekalsifikasi

terlokalisasi yang tegas pada tulang. Entuk klasifikasi, pasien dikatakan menderita atrtritis reumatoid !ika pasien memenuhi setidaknya  dari  kriteria diatas. 'riteria 1 &  harus sudah  berlangsung sekurang&kurangnya + minggu. asien dengan dua diagnosis klinis, tidak dikeluarkan pada kriteria ini. VI. Pemeri!saan Fisis

 emeriksaan fisis pada pasien dengan artritis reumatoid adalah penilaian standar untuk peradangan pada sendi, kelemahan dan keterbatasan gerak. %elain itu, pada pemeriksaan fisis !uga menun!ukkan adanya ge!ala&ge!ala ekstra& artikular seperti skleritis, nodul&nodul, garukan perikardial, efusi pleura, splenomegali, dan ulkus kulit pada ekstremitas ba$ah. 2

ada artritis reumatoid yang lan!ut, tangan pasien dapat menun!ukkan deformitas boutonnierre dimana ter!adi hiperekstensi dari sendi distal interfalangs () dan fleksi pada sendi proksimal interfalangs (). eformitas yang lain merupakan kebalikan dari deformitas boutonniere, yaitu deformitas  swan-neck , dimana !uga ter!adi hiperekstensi dari sendi  dan fleksi dari sendi . 9ika sendi

metakarpofalangs

telah

seutuhnya

menggantinya dengan protesa silikon. 11 

rusak,

sangat

mungkin

untuk 

:ambar 2 8 :ambaran skematik dari deformitas swan-neck  dan deformitas boutonniere, sering telihat pada artritis reumatoid lan!ut. dikutip dari kepustakaan @

:ambar 3 8 gambaran skematik dari tangan normal dan rheumatoid arthritis dikutip dari kepustakaan @

VI." Pemeri!saan Lab#rat#ria$m

  Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis artritis reumatoid. #eberapa hasil u!i laboratoirum dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis artritis reumatoid. %ekitar -/ pasien artritis reumatoid memiliki autoantibodi di dalam serumnya yang dikenal sebagai faktor reumatoid. Autoantibodi ini adalah imunoglobulin = (g=) yang beraksi terhadap perubahan imunoglobulin : (g:). 'eberadaan dari faktor reumatoid bukan merupakan hal yang spesifik pada penderita artritis reumatoid. aktor reumatoid ditemukan sekitar -/ pada serum orang normal, insiden ini meningkat dengan pertambahan usia, sebanyak 1*&2*/ pada orang normal usia diatas +- tahun positif memiliki faktro reumatoid dalam titer yang rendah. 1,1* 7a!u endap darah (74) eritrosit adalah suatu indeks peradangan yang tidak  spesifik. asien dengan artritis reumatoid nilainya dapat tinggi (1** mmF!am atau @

lebih tinggi lagi). al ini berarti bah$a 74 dapat dipakai untuk memantau aktivitas penyakit.1* Anemia normositik normokrom sering didapatkan pada penderita dengan artritis rematoid yang aktif melalui pengaruhnya pada sumsum tulang. Anemia ini tidak berespon pada pengobatan anemia yang biasa dan dapat membuat seseorang merasa kelelahan.1.1* Analisis cairan sinovial menun!ukkan keadaan inflamasi pada sendi, $alaupun tidak ada satupun temuan pada cairan sinovial spesifik untuk artritis reumatoid. >airan sinovial biasanya keruh, dengan kekentalan yang menurun,  peningkatan kandungan protein, dan konsentrasi glukosa yang mengalami sedikit  penurunan atau normal. itung sel leukosit ("#>) meningkat mencapai 2***FG7 dengan lebih dari -/ leukosit =, hal ini merupakan karakteristik peradangan  pada artritis, $alaupun demikian, temuan ini tidak mendiagnosis artritis reumatoid.1

VI.% Pemeri!saan &a'i#l#(i VI.%.1 F#t# P#l#s

ada tahap a$al penyakit, biasanya tidak ditemukan kelainan pada  pemeriksaan radiologis kecuali pembengkakan !aringan lunak. Tetapi, setelah sendi mengalami kerusakan yang lebih berat, dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya ra$an sendi. 9uga dapat ter!adi erosi tulang pada tepi sendi dan penurunan densitas tulang. erubahan&perubahan ini biasanya irreversibel. 1*

1*

:ambar  8 Artritis erosif yang mengenai tulang karpal dan sendi metakarpofalangs. dikutip dari kepustakaan 12

:ambar -8 A. erubahan erosif pada ulna dan distal radius. #. 4rosi komplit pada pergelangan tangan. dikutip dari kepustakaan 13

11

:ambar +8 >. %$elling dan erosi pada sendi =T -. . odul subkutaneus multipel pada tangan . dikutip dari kepustakaan 13

Tanda pada foto polos a$al dari artritis reumatoid adalah peradangan  periartikular !aringan lunak bentuk fusiformis yang disebabkan oleh efusi sendi dan inflamasi hiperplastik sinovial. odul reumatoid merupakan massa !aringan lunak yang biasanya tampak diatas permukaan ekstensor pada aspek ulnar   pergelangan tangan atau pada olekranon, namun adakalanya terlihat diatas  prominensia tubuh, tendon, atau titik tekanan. 'arakteristik nodul ini berkembang sekitar 2*/ pada penderita artritis reumatoid dan tidak ter!adi pada penyakit lain, sehingga membantu dalam menegakkan diagnosis. + VI.%. )T S*an

Computer tomography (>T) memiliki peranan yang minimal dalam mendiagnosis artritis reumatoid. "alaupun demikian, >T  scan  berguna dalam memperlihatkan patologi dari tulang, erosi pada sendi&sendi kecil di tangan yang sangat baik dievaluasi dengan kombinasi dari foto polos dan =6. 1 >T  scan !arang digunakan karena lebih rendah dari =6 dan memiliki kerugian dalam hal radiasi. >T  scan  digunakan sebatas untuk mengindikasikan letak destruksi tulang dan stabilitas tertinggi tulang secara tepat, seperti pada 12

 pengaturan pre&operatif atau pada tulang belakang.-

VI.%." Ultras#n#(rafi +USG,

%onografi dengan resolusi tinggi serta pemeriksaan dengan frekuensi tinggi digunakan untuk mengevaluasi sendi&sendi kecil pada artritis reumatoid. 4fusi dari sendi adalah hipoekhoik, sedangkan hipertrofi pada sinovium lebih ekhogenik. odul&nodul reumatoid terlihat sebagai cairan yang memenuhi area kavitas dengan pinggiran yang ta!am. 4rosi tulang dapat terlihat sebagai irregularitas pada korteks hiperekhoik. 'omplikasi dari arthritis reumatoid, seperti tenosinovitis dan ruptur tendon, !uga dapat divisualisasikan dengan menggunakan ultrasonografi. al ini sangat berguna pada sendi => dan . Tulang karpal dan sendi karpometakarpal tidak tervisualisasi dengan baik karena konfigurasinya yang tidak rata dan lokasinya yang dalam. 1

:ambar  8 4rosi (tanda panah) pada sendi metakarpofalangs pada penderita artritis reumatoid (A)  bidang longitudinal (#) bidang transverse. =, kaput metakarpal dan , falangs dikutip dari kepustakaan 1-

13

:ambar  8 (A) :ambaran normal bagian longitudinal dari sendi metakarpofalangs. (#) %endi metakarpofalangs pada pasien artritis reumatoid. , bantalan lemakC = dan =>,kaput metakarpalC , falangsC %, sinovitis. dikutip dari kepustakaan 1-

%onografi telah digunakan dalam mendiagnosis artritis reumatoid dengan tu!uan meningkatkan standar yang tepat untuk radiografi konvensional. Eltrasonografi, terkhusus dengan menambahkan amplitude color doppler   (A>)  Imaging , !uga menyediakan informasi klinis yang berguna untuk dugaan artritis reumatoid. A> imaging  telah diaplikasikan untuk artritis reumatoid dengan tu!uan mengevaluasi manifestasi dari hiperemia pada peradangan !aringan sendi. iperemia sinovial merupakan ciri patofisiologi yang fundamental untuk artritis reumatoid.1

VI.%.% M&I

 Magnetic Resonance Imaging  (=6) menyediakan gambaran yang baik  dengan penggambaran yang !elas dari perubahan !aringan lunak, kerusakan kartilago, dan erosi tulang&tulang yang dihubungkan dengan artritis reumatoid. 1

1

:ambar @8 koronal T1&$eighted pada sendi metakarpofalangs 2&, memperlihatkan erosi radial yang luas pada kaput metakarpal 2 dan 3. dikutip dari kepustakaan 1-

iagnosis a$al dan penanganan a$al merupakan mana!emen utama pada artritis reumatoid. engan adanya laporan mengenai sensitivitas =6 dalam mendeteksi erosi dan sinovitis, serta spesifitas yang nyata untuk perubahan edema tulang, hal itu menandakan bah$a =6 merupakan penolong untuk mendiagnosis a$al penyakit artritis reumatoid. =6 !uga memberikan gambaran yang berbeda  pada abnormalitas dari artritis reumatoid, sebagai contoh, erosi tulang, edema tulang, sinovitis, dan tenosinovitis. 1-

VII. DIAGNOSIS -ANDING VII.1 GOUT A&T&ITIS

:out merupakan gangguan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia). :out dapat bersifat primer maupun sekunder. :out primer merupakan akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan eksresi asam urat, sedangkan gout sekunder disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berkurang akibat proses  penyakit lain atau pemakaian obat&obatan tertentu.1+

1-

ada artritis gout akut, ter!adi pembengkakan yang mendadak dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu !ari kaki, sendi metatarsofalangeal. Artritis bersifat monoartrikular dan menun!ukkan tanda&tanda peradangan lokal. =ungkin terdapat demam dan peningkatan se!umlah leukosit. %erangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat&obatan, alkohol, atau stres emosional. %endi&sendi lain dapat terserang, termasuk sendi !ari tangan, lutut, mata kaki,  pergelangan tangan, dan siku.1+

:ambar 1* 8 embengkakan dan erosi pada sendi &1. dikutip dari kepustakaan 13

VII. OSTEOA&T&ITIS

0steoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. enyakit ini  bersifat kronik, ber!alan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai oleh adanya deteorisasi dan abrasi ra$an sendi dan adanya pembentukan tulang baru  pada permukaan persendian. :ambaran klinis osteoartritis umumnya berupa nyeri sendi, terutama apabila sendi bergerak atau menanggung beban. yeri tumpul ini  berkurang bila sendi digerakkan atau bila memikul beban tubuh. apat pula ter!adi kekakuan sendi setelah sendi tersebut tidak digerakkan beberapa lama, tetapi kekakuan ini akan menghilang setelah digerakkan. 'ekakuan pada pagi hari, !ika ter!adi, biasanya hanya bertahan selama beberapa menit, bila dibandingkan dengan kekakuan sendi di pagi hari yang disebabkan oleh artritis reumatoid yang ter!adi lebih lama. 1 1+

:ambar 118 enyempitan celah sendi medial yang asimetrik   dikutip dari kepustakaan 13

Tabel 28 erbandingan artritis reumatoid dengan diagnosa banding berdasarkan temuan radiologi @ Gambaran &a'i#l#(i

Soft tissue swelling 

Artritis &e$mat#i' eriartrikular, simetris

G#$t

Oste#artritis

4sentrik, tophi

ntermitten, tidak  se!elas yang lain

%ubluksasi

Ha

Tidak biasa

'adang&kadang

=ineralisasi

=enurun di  periartrikular 

#aik

#aik

'alsifikasi >elah sendi

Tidak   =enyempit

'adang&kadang  pada tophi #aik hingga menyempit  Punched out  dengan garis sklerotik  =en!alar ke tepi korteks

 

Tidak  =enyempit Ha, pada intraartikular 

4rosi

Tidak  

roduksi tulang

Tidak  

%imetri

#ilateral, simetri

Asimetri

#ilateral, simetri

7okasi

roksimal ke distal

'aki,  pergelangan kaki, tangan dan siku

istal ke proksimal

1

Ha

'arakteristik yang membedakan

embentukan kristal

oliartrikular 

Seagull appearance  pada sendi interfalangeal

VIII. PENATALAKSANAAN

Tu!uan terapi dari artritis reumatoid adalah (1) mengurangi nyeri, (2) mengurangi inflamasi, (3) men!aga struktur persendian, () mempertahankan fungsi sendi, dan (-) mengontrol perkembangan sistemik. 1,1* Adapun penatalaksanaan dari artritis reumatoid adalah sebagai berikut8 1.

0bat&obatan a.  Non-steroid anti-inflammatoy drugs (%A) 'elompok obat ini mengurangi peradangan dengan menghalangi proses  produksi mediator peradangan. Tepatnya, obat ini menghambat sintetase  prostaglandin atau siklooksigenase. 4n?im&en?im ini mengubah asam lemak sistemik andogen, yaitu asam arakidonat men!adi prostaglandin,  prostasiklin, tromboksan dan radikal&radikal oksigen. 0bat standar yang sudah dipakai se!ak lama dalam kelompok ini adalah aspirin. 1* %elain aspirin, %A yang lain !uga dapat menyembuhkan artritis reumatoid. roduksi dari prostaglandin, prostasiklin, dan tromboksan ini memberikan efek analgesik, anti&inflamasi, dan anti&piretik.1  b.  isease-modifying antirheumatic drugs (=A6) 'elompok obat&obatan ini termasuk metotreIat, senya$a emas, &  penicilamine, antimalaria, dan sulfasala?ine. "alaupun tidak memiliki kesamaan kimia dan farmakologis, pada prakteknya, obat&obat ini memberikan beberapa karakteristik.1 emberian obat ini baru men!adi indikasi apabila %A tidak dapat mengendalikan artritis reumatoid. #eberapa obat&obatan yang telah disebutkan sebelumnya tidak disetu!ui oleh !"S   #ood and rugs  Administration untuk dipakai sebagai obat artritis reumatoid. Tu!uan  pengobatan

dengan

obat&obat 1

ker!a

lambat

ini

adalah

untuk 

mengendalikan manifestasi klinis dan menghentikan atau memperlambat kema!uan penyakit.1* 2.

Terapi glukokortikoid Terapi glukokortikoid sistemik dapat memberikan efek untuk terapi simptomatik pada penderita artritis reumatoid. rednison dosis rendah (,mgFhari) telah men!adi terapi suportif yang berguna untuk mengontrol ge!ala. "alaupun

demikian,

bukti&bukti

terbaru

mengatakan

bah$a

terapi

glukokortikoid dosis rendah dapat memperlambat progresifitas erosi tulang. 1 3.

0perasi 0perasi memiliki peranan penting dalam penanganan penderita artritis reumatoid dengan kerusakan sendi yang parah. =eskipun artroplasti dan  penggantian total sendi dapat dilakukan pada beberapa sendi, prosedur yang  paling sukses adalah operasi pada pinggul, lutut, dan bahu. Tu!uan realistik  dari prosedur ini adalah mengurangi nyeri dan mengurangi disabilitas. 1

I.

P&OGNOSIS

#eberapa tampakan klinis pada pasien artritis reumatoid nampaknya memiliki nilai prognostik. 6emisi dari aktivitas penyakit cenderung lebih banyak  ter!adi pada tahun pertama. 9ika aktivitas penyakit berlangsung lebih dari satu tahun biasanya prognosis buruk. "anita kulit putih cenderung memiliki sinovitis yang lebih persisten dan lebih erosif dibanding pria. 1 arapan hidup rata&rata orang dengan artritis reumatoid memendek 3& tahun dari orang normal. eningkatan angka mortalitas tampaknya terbatas pada  pasien dengan penyakit sendi yang lebih berat, sehubungan dengan infeksi dan  perdarahan gasrointestinal. aktor yang dihubungkan dengan kematian dini mencakup disabilitas, durasi dan tingkat keparahan penyakit, penggunaan glukokortikoid,

umur

onset, serta

rendahnya

 pendidikan.1

DAFTA& PUSTAKA

1@

status sosio&ekonomi

dan

1.

7ipsky, eter 4. 6heumatoid Arthritis. n8 'asper 7', auci A%, 7ongo 7, #raun$ald 4, auser %7, and 9ameson 97, editors. arrisonJs rinciples of nternal =edicine 1+ th ed. e$ Hork8 =c:ra$&illC 2**-.p.1@+&+

2.

'ent  and =atteson 47, editors. >linical eature and ifferential iagnosis. n8 %t.>lair 4", isetsky %, and haynes #, editors. 6heumatoid Arthritis 1st ed. e$ Hork8 7ippincott "illiams K "ilkinsC 2**.p.11&23

3.

>alle!a, =ichele. 6heumatoid Arthritis, %pine. ;0nline
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF