Rangkuman Panca Indera

August 20, 2017 | Author: Wildan Yoga | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

rangkuman...

Description

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA

ANATOMI MATA ORBITA

  



 







 

Merupakan suatu ruangan bentuk piramid 4 sisi Puncak piramid di posterior, pintu/dasar di anterior Tepi : - Margo supraorbitalis → os. Frontalis - Margo lateralis → proc. zygomaticus ossis frontalis dan proc. frontalis ossis zygomatici. - Margo infraorbitalis → os.zygomaticus dan os.maxilla. - Margo medialis → crista lacrimalis anterior proc.s frontalis maxillae, crista lacrimalis posterior ossis lacrimalis dan os.frontalis. Dinding: - Atap - Dinding lateral. - Lantai - Dinding medial. Pertumbuhan cavum orbitae akan sempurna pada umur 18-20 th. Volume cavum orbitae: + 30 cc BASIS (Aditus APEX DINDING LATERAL DINDING MEDIAL Orbita) Merupakan pintu  Terletak di sebelah  Tebal, kanan dan kiri  Dibentuk oleh (urutan dari depan masuk dalam posterior membentuk sudut hampir 90 ke Belakang ): - Os.maxillare (processus  Pada apex terdapat obita. derajat. frontalis) Dibentuk oleh:  Dibentuk oleh: canalis opticus untuk - Os. Lacrimale - Os. Frontale - Os. Zygomaticus( didepan) dilalui oleh N. Opticus dan - Os. Ethmoidalis(lamina - Os. - Os. Sfenoidale( di arteri opthalmica. orbitalis) Zygomaticus belakang )  Canalis opticus dibentuk - Os. Sfenoidalis.(Sebag. Kecil - Os. Maxilla - Os. Frontalis ( di blk ) oleh: corpus sfenoidalis )  Terdapat foramen - corpus sfenoidale - Ala parva os. zygomaticofaciale yang dilalui  Dinding medial orbita membatasi orbita dengan sinus ethmoidalis, oleh N. Zygomaticus dan vasa Sfenoidale sinus sfenoidalis dan cavum nasi. kecil cab. Vasa lacrimalis. ATAP DASAR dibentuk oleh:  Dibentuk oleh: - Os. Frontalis (pars. Orbitalis): di depan. - Os. Zygomaticus ( antero lateral)/Facies orbitalis os.zygomaticus. - Os. Sfenoidale ( ala magna ): di Blk Terdapat - Os. Maxillae ( bag. tengah)/ facies orbitalis os. Maxillae - Os. Palatini (bag. Blk)/processus orbitalis os. Palatini. sutura sfenofrontalis.  Dasar orbita membatasi orbita dari sinus maxillaris. Membatasi orbita dengan fossa cranii anterior. Terdapat fossa gladulae Lacrimalis ( pada bagian  Pada lantai / Dasar orbita terdapat: - Sulcus infra orbitalis dimulai dari pertengahan fissura orbitalis antero lateral )

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

1



Antara atap dan dinding medial: - Foramen ethmoidalis anterior - Foramen ethmoidalis posterior  Untuk lewat vasa ethmoidalis anterior dan posterior.



ORGAN DIDALAM ORBITA - Peri orbita/ fasia orbitae/ periosteum dinding orbita - Fascia bulbi/ capsula tenon ( fascia yang mengelilingi bulbus oculi) - Corpus adiposum orbitae ( jaringan lemak) yang mengisi orbita.  menjadi bantalan bola mata - Bulbus oculi = bola mata - Glandula lacrimalis - N. opticus - Otot –otot ekstinsik bola mata dan M. levator palpebrae. - N. III, N. IV, N. VI dan N. opthalmicus.

ORGANO VISUS

BULBUS OCULI 

MEDIA REFRAKTER dari depan ke belakang adalah:

inferior menerus ke depan untuk membentuk canalis infra orbitalis dan berakhir sebagai foram en infra orbitale.



Terdiri dari: - Lapis Luar/Fibrosa terdiri dari Sclera dan Cornea. - Lapis Tengah/vasculer = UVEA terdiri dari:  Choroid  Corpus ciliare  Iris - Lapis Dalam terdiri dari Retina (Lapisan berpigmen)

CORNEA Cornea pd org hidup jernih, pd org  yg telah meninggal berubah menjadi keruh.

epitel

SCLERA Merupakan dinding bulbus oculi yg paling  keras, sehingga penting untuk  mempertahankan bentuk bulbus oculi.

CHOROIDEA Choroidea disebut UVEA POSTERIOR. Lapisan ini sangat tipis dan mengandung banyak pembuluh

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

2

-

Cornea Humor Aquaous Lensa Crystalina Corpus Vitreum





  



  



 

  

Cornea yang bisa di didonorkan, saat meninggal harus langsung diambil Cornea transparan dan avasculer.  dapat nutrisi dari aquos humor dan limbus Batas cornea dan sclera disebut Limbus cornea Cahaya yg masuk dalam cornea akan mengalami pembiasan Lapisan cornea dari luar ke dalam: - Epitel ( lanjutan epitel conjuctiva bulbi ) - Membran bowman ( lamina basalis anterior ) - Substansia propria - Membrana descemet - Endotel Arteri yg memberikan nutrici pada cornea adalah a. Ciliaris anterior ( tdpt pd limbus cornea. Cornea juga mendapat nutrici dari humor aquous Cornea disarafi oleh N. ciliaris.. CORPUS CILIARE Merupakan lanjutan ke depan tunica choroidea dan berakhir pada radix iridis. Terdapat tonjolan panjang (prosesus ciliaris) dan tonjolan yang pendek (plica ciliaris) Prosesus ciliaris menghasilkan humor aquous. Pada proseseus ciliaris terbentang zonula zinii sebagai penggantung lensa critalina. Pada corpus ciliare terdapat M. Ciliaris untuk akomodasi. Perdarahan : dari a. Ciliaris anterior Persarafan : Parasimpatis yg



    





 



darah.

Permukaan luar sclera berwarna ke putih – putihan dan tertutup oleh: - Conjuctiva bulbi - Capsula tenon - jaringan episclera yg banyak mengandung pemb. darah. Sclera dipisahkan dari choroidea yang berada disebelah profundanya. Didekat limbus cornea, sclera ditembus oleh vasa ciliaris anterior. N. Opticus keluar dari bola mata menembus sclera. Dekat limbus cornea terdapat saluran yang disebut SINUS VENOSUS SCLERA Dinding dalam sinus venosus sclera dibentuk oleh jaringan trabeculair disebut Trabecular meshwork dilalui oleh humor aquos. Sclera disarafi oleh N. Ciliaris

IRIS Merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan dan merupakan diafragma yang membagi bola mata menjadi segmen anterior dan segmen posterior. Iris di bagian tengah membentuk celah yang disebut PUPIL. Iris membagi camera Oculi menjadi 2 yaitu - Camera Oculi Anterior - Camera Oculi Posterior Terdapat 2 otot : - M. Sphincter pupilae ( berjalan circulair ) Bila kontraksi, pupil mengecil disebut Myosis. Bila relaksasi, pupil melebar disebut



  



RETINA Merupakan membran saraf yang tipis, halus, tidak berwarna dan transparan. Berfungsi sebagai reseptor sinar. Permukaan luar berhub. dg tunica choroidea, Permukaan dalam berhub. dg membran hyaloidea ( pembungkus corpus vitreum ) OPTIC DISC/DISKUS OPTICUS/ BLIND SPOT/ BINTIK BUTA - Optic disc adalah titik di retina untuk keluarnya N.opticus. - Tidak sensitif terhadap sinar  tdk bs menangkap sinar - ditembus oleh arteri dan vena

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

3



berasal dari N. III. Ora Serrata → batas dari retina 





 ORGANO VISUS ACCESORIA - Otot-otot bola mata - Palpebrae - Apparatus Lacrimalis

 





Midriasis M. Dilataor pupilae ( berjalan radiar ) Bila kontraksi, pupil dilatasi ( midriasis ) Fungsi pupil untuk mengatur jumlah sinar yang masuk ke mata. -

FOVEA SENTRALIS Merupakan cekungan sebesar  pangkal jarum yang terletak tepat  ditengah retina. terdapat banyak sel kerucut, mempunyai ketajaman lebih besar dari pada sel batang merupakan bagian retina yang untuk melihat secara tajam. PALPEBRA

-

centralis retina dikelilingi oleh suatu peninggian yang disebut Papilla Nervi Optici. Daerah ini tidak mengandung fotoreseptor sehingga tidak dapat untuk melihat.

MACULA LUTEA Adalah daerah sekitar fovea centralis  yang memiliki ketajaman cukup besar mempunyai konsentrasi sel kerucut yang tinggi tetapi ketajaman macula lutea lebih rendah dari fovea centralis karena adanya sel – sel ganglion dan bipolar pada macula lutea.

merupakan penutup aditus orbita dan juga  merupakan pelindung bola mata . terdiri dari bebrapa lapis yaitu: - Cutis  - Subcutis - Otot  - Lapisan submusculer - lapisan fibrous (Tarsus) - Tarsus :merupakan kerangka palpebra. Otot-otot pada palpebra adalah - M.Orbicularis Oculi: berfungsi menutup fissura palpebra (menutup mata) dan memeras sacus lacrimalis. - M.Levator palpebra: berfungsi membuka palpebra. - M.Tarsalis : berfungsi membuka palpebra CONJUNGTIVA - Merupakan lapisan terdalam dari palpebra, - kearah bola mata menerus dan berhubungan dengan cornea. - Conjunctiva berupa mucosa tipis transparan. - Conjuctiva papebra: melapisi bag.dalam

GLANDULA LACLIMALIS Lacrima(air mata) dibentuk supaya melindungi cornea dari kekeringan dan untuk membersihkan cornea. GL.Lacrimalis ini terletak pada sudut atas lateral cavum orbita. Pengaliran air mata dari glandula lacrimalis setelah membasahi cornea akan mengalir ke punctum lacrimalis – canaliculi lacrimalis – saccus lacrimalis – ductus nasolacrimalis – meatus nasi inferior.

ALAT PENGGERAK BOLA MATA  Terdiri dari otot-otot ekstrinsik bola mata yaitu: - M.Rectus Superior disarafi N.III - M.Rectus Medialis disarafi N.III - M.Rectus Inferior disarafi N.III - M.Rectus Lateral disarafi N .VI - M..Obliquus Superior disarafi N.IV - M.obliquus Inferior disarafi N.III

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

4

palpebra. Conjunctiva bulbi yang melapisi bola mata. Conjuctiva Fornicis: peralihan antara C.Palpebra dan C.Bulbi. - Conjuctiva di sarafi oleh N.V (Trigeminus) - Pada tepi bebas palpebra ada cilia (bulu mata). AQUOUS HUMOR VITREUS HUMOR  cairan yang rungga mata bagian depan (COA), dihasilkan o/  cairan bening kental spt agar2, antara lensa dan retina, procc. Siliaris, masuk COP  melalui sudut  kembali lagi 80 % dari bulbus oCuli, sehingga bola mata tidak kempes. ke COA  cannalis schlemm  v. siliaris anterior.  N.Abduscent  N.Trochlearis  N.Occulomotorius  N.Opthalmicus N.opthalmicus didekat fissura orbitalis superior akan bercabang menjadi; - N.lacrimalis - N.Frontalis - N.Nasociliaris -

CAIRAN MATA

PERSYARAFAN BOLA MATA

TELINGA (AURIS) TELINGA LUAR (AURIS EKSTERNA)

AURICULA AURIS (DAUN TELINGA)       

Cartilago elastik Inervasi cab. N.auriculotemporalis, dan N.vagus Vaskularisasi : A.temporalis superficialis & A.auricularis posterior Otot extrinsik : mm auricularis anterior dan posterior → N. facialis Tragus: dikena pd pemeriksaan THT nyeri/tidak Lobules auriculae: tidak ada tulang rawan Persyarafan: - Superior anterior, cabang n. mandibularis  n. auriculotemporalis - Superior posterior  n. occipitalis

 

 

MEATUS ACUSTICUS EXTERNUS (LIANG TELINGA) Terletak pada Os.zygomaticus Glandula ceruminosa untuk mengeluarkan cerumen  spt kel. Keringat sekretnya untuk menangkap debu-debu Fungsi : Proteksi dan memperbesar tekanan gelombang suara Terbagi - Batas antara pars cartilaginea dgn pars osseus (menyempit) - Di dekat ujung medialnya/ istmus

MEMBRANA TYMPANI         

Gendang telinga Merubah energi akustik menjadi energi mekanik Bulat , diameter 1 cm Batas antara meatus acusticus externus dan cavum tympani Lateral : epidermis, Medial : mukosa diantaranya lap.fibrosa Lap.fibrosa pars tensa melekat lamina tympanica ossis temporalis, pars flaccida (anterosuperior) lebih tipis. Dataran lateral: - menghadap ke liang telinga - lebih cekung

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

5

-

minor cabang dr n. spinalis (c2) Inferior anterior dan posterior  n. auriculon magnus Yang lebih dalam: n. facialis, n. vagus



 



TELINGA TENGAH (AURIS MEDIA)

CAVUM TYMPANI





Berisi : ossicula auditiva, otot-otot dan chorda tympani Berhubungan dengan - Cellulae mastoideae dan Antrum mastoideum mell. Aditus ad antrum - Nasopharynx mell. Tuba auditiva

OSSICULA AUDITIVA (TULANG PENDENGARAN)  Terdiri dari (lateral ke  medial) 1. Os. Malleus (landasan) 2. Os. Incus (martil) 3. Os. Stapes (sanggurdi)  Dibungkus oleh membrana mukosa  cavum tympani  Fungsi :

OTOT-OTOT

M. Tensor Tympani - Tuba auditiva (origo) → manubrium mallei (insersio) - Inervasi : n. Tensoris tympani (n. Mandibularis) M. Stapedius - Dinding posterior (origo) cavum

- ditengahnya tdp umbo Dataran medial: - menghadap ke cavum tympani - melekat manubrium & processus lateralis mallei Cone of light: - Kanan di jam 5 - Kiri di jam 7 Inervasi : - Dat. Lateral : cabang N.auriculotemporalis & cabang N.vagus. - Dat. Medial : cabang N.glossopharyngeus Vascularisasi : - dat. Lateral : r. auricularis profundus (A. maxillaris). - Dat. Medial : A. tympanica posterior (A. styloidea) & A. tympanica anterior (A. maxillaris)

CHORDA TYMPANI

 





TUBA EUSTHACII / TUBA AUDITIVA

Cabang N. Facialis  Masuk cavum tympani mell. Antara manubrium mallei dgn  crus longum incudis Meninggalkan cavum tympani mell. fissura  petrotympani Mempersyarafi: - 2/3 anterior lidah - Gld. Parotis,

Tuba auditiva / tuba pharyngotympan ica Bermuara ke nasopharynx Terdiri dari : 1. Pars osseae 2. Pars cartilagenia

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

6

(tuba eustachii)



TELINGA DALAM (AURIS INTERNA)



menghantarkan getaran dari membrana tympani Manubrium malei berhubungan lsg dgn mem. tympani

CANALES SEMICIRCULARES Terdiri 3 canalis circularis - Anterior - Posterior - Lateral

-

tympani → collum stapedis (insersio) Inervasi : n. Stapedius

submandibularis sublingualis

LABYRINTHUS OSSEUS VESTIBULUM  Bagian tengah labyrinthus osseus  Berisi : - Utriculus - Sacculus

   

COCHLEA Rumah Siput tabung spiral 2,5 lingkaran N. cochlearis dan ganglion spirale Terdiri dari - Ductus cochlearis (scala media)  Mengandung Organ of Corti - Scala vestibule  Berakhir di oval window - Scala tympani  Berakhir di round window

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

7

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

8

PARASITOLOGI ARTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI TOKSIK KONTAK 1. Alergi yang disebabkan kupu-kupu  Kelas: Insecta  Ordo: Lepidoptera  Metamorfosis sempurna  karena dari stadium muda sampai dewasa bentuknya berubah dan khasnya ada puppa  Ada 2 golongan : - Butterfly - Moth  Mpy sayap 2 pasang, yang bersisik tebal  Tipe mulut : - Dewasa (kupu-kupu)  mengisap (siphoning) - larva (ulat bulu)  menggigit KUPU-KUPU SIANG KUPU-KUPU MALAM Badan langsing Badan gemuk Sayap warna-warni Warna sayap lebih Warna lebih terang gelap Antena tidak Sisik sayap kasar Antena bercabangbercabang cabang

SENGATAN         

GIGITAN

1. Lebah Ordo Hymenoptera  Famili : Apidae, Vespidae, dan Bombidae  Tubuh terdiri dari kepala, toraks dan   abdomen Mempunyai pinggang (pedisel)  Tipe mulut : menggigit dan menjilat Bentuk badan :  - gemuk (Bombidae)  - langsing (Vespidae)  Tanda khas: sayap depan dan belakang tipis  (membranosa)  Alat penyengat di ujung abdomen  Toksin : apamin - melitin Anafilaktogeni k - histamin Hemolitik - asetilkolon - 5-hidroksitriptamin Neurotoksik Antigenik - enzim sitolitik - substansi protein.

 

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS 

Erusisme (caterpillar dermatitis)

PENGOBATAN - Sengat yg tertinggal dibuang, dibersihkan, jangan ditekan.  Spy toxin tdk mnybr - Pasang turniket dan tinggikan bag proksimal ekstremitas yg disengat. - Kompres es - AH lokal, analgetik oral, dan anastetikum

     

1. Kelabang Kelas : Chilopoda Genus: Scolopendra Spesies: S. subspinipes Ukuran : 2 -25 cm Bentuk tubuh : panjang, pipih dorsoventral, beruas banyak Sepasang kaki pada tiap ruas Antena 1 pasang Habitat : dibawah batu dan kayu Makanan : insekta dan binatang kecil lainnya Metamorfosis : tidak sempurna Tanda Khas : kuku beracun (poison claw) pd ruas pertama badan

• antikoagulan 5 hidroksi triptamin.

Toxin

• • • •

Gejala

Nyeri, Eritema klinis Perdarahan Nekrosis Kematian (-)

Pengobatan: - Kompres es. - Obat : Kortikosteroid dan AH - Antiracun 2. Laba – Laba Kelas : Arachnida Ordo : Aranea Genus: Latrodectus, Loxosceles Cth spesies: Latrodectus Loxosceles laeta Metamorfosis tdk sempurna Ovivar

mactans,

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

9

reaksi berbeda untuk tiap individu  tgt imunitas manifestasi klinik : - urtikaria, nyeri, gatal dan panas akibat toksin dari bulu ulat merusak sel tubuh sehingga tubuh mengeluarkan histamin, serotonin, dan heparin. - toksin (anti koagulan)  perdarahan kulit (grid like pattern) - pembengkakan kelenjar limfe berlangsung 24 jam – 5 hari Contoh : - Megalopyge opercularis (Amerika) - Anaphe infracta (Eropa) - Parasa hilarata (Asia) Lepidopterisme Contoh :- Hylesia spp Diagnosis - Gejala klinis - Riw. Kontak dengan ulat bulu atau kupu-kupu Pengobatan - Jangan digaruk  mencegah penyebaran - Lesi direndam dalam air dingin  menyebabkan vasokonstriksi shg mengurangi penyebaran - Obat : analgetik, kortikosteroid, antihistamin - Topikal, oral atau parenteral Pencegahan : menghindari kontak Pemberantasan : insektisida



lokal scr infiltrasi. Penanggulangan syok : adrenalin, kortikosteroid, dan AH. PENCEGAHAN - menghindari paparan - tidak menggunakan pakaian yang berwarna terang/ mencolok - menghindari pemakaian wewangian yang manis Pemberantasan : insektisida

    

2. Kalajengking Kelas : Arachnida Ordo : Scorpionida Famili: Buthidae Genus : Centruroides Buthus Spesies C.suffussus, B. occitanus

-



      

2. Alergi yang disebabkan tungau  udh di respi

  

3. Kumbang lepuh (Blister beetle) Kelas: Insecta Ordo: Lepidoptera Contoh: - Lytta vesicatoria (Meksiko)

 

      



Aktif malam hari Vivipar Ukuran : 7 – 10 cm Tubuh tdr sefalotoraks, pre dan post abdomen Kaki 4 pasang dg pedipalp 1 pasang (alat sapit) Mempunyai pecten dan telson(alat penyegat  ruas trakhir abdomen) Toksin : - toksalbumin (neurotoksin dan hematoksin)  Hemotoksin : perdarahan dan nekrosis  Neurotoksin : rasa nyeri dan pedih yg menjalar ke bagian sekitar pada daerah sengatan. Kematian : karena keracunan sistemik (syok dan paralisis pernapasan) Pengobatan: - Kompres es pada tempat sengatan. - Obat : Kortikosteroid dan AH

 





   



Tubuh tdr sefalotoraks dan abdomen yg dihubungkan oleh pedisel Kaki 4 pasang Laba-laba ♂ mati setelah kopulasi Makan insekta dan binatang kecil Sifat toksin : - Araknidisme nekrotik - Araknidisme sistemik Indonesia belum ada laporan Tanda khas: sepasang chelicera (alat pelepas racun) pada sefalotoraks (dikeluarkan mll mulut) Latrodectus mactans Eropa, Australia, Selandia Baru, Afrika, USA, Timur Tengah dan Vietnam. Ukuran: 13mm♀, 6 mm ♂ ♀ yg menggigit, warna hitam, ada gambaran hour glass merah pada bagian ventral abdomen. ♂ada garis median merah dan 3 garis transversal putih pada bagian dorsal abdomen. Toksin : Neurotoksik thdp srf perifer (rasa nyeri yg hebat, menjalar ke dada dan perut ≈ akut abdomen). Tmpt gigitan : timbul benjolan merah biru, dikelilingi lingkaran putih. Araknidisme sistemik Kematian : syok dan paralisis pernapasan (18 – 36 jam) Tanda patognomonik : target lesion - nyeri hebat - spasme otot Pengobatan - Kompres Es. - Penanganan luka - Obat = Opioid dan benzodiazepin Efektif : parenteral opioid dan anti

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

10

-

Paederus sabaeus (Indonesia)  tomcat 

Kumbang mengandung kataridin (bersifat diuretic) ↓ Kontak dengan kulit kena secret ↓ Lepuh blister  vesikel/bula





GEJALA KLINIS: - Kemerahan dalam 24 jam - Jika digaruk lesi akan melebar dan membentuk seperti garis lurus searah alur garukan (dermatitis linearis) - Muncul vesikel - Tiga hari kemudian membesar, berubah warna, pecah dan berair PENGOBATAN - Jangan memegang langsung - Jangan digaruk - Lesi dicuci dengan air dan sabun - Obat : analgetik, kortikosteroid, antihistamin

- Antiracun Pemberantasan: insektisida

       

  

   

racun, terutama untuk: anak-anak, usia lanjut, reaksi hipertensi, acut respiratory distress Loxosceles laeta Benua Amerika Ukuran : 8 – 15 mm Warna : Kuning – tengguli tua Araknidisme nekrotik. (tmpt gigitan : edema, nyerinekrosis  ulcus) kematian terjadi karena gagal jantung Tarantula Lycosa tarantula Gigitan : rasa nyeri setempat dan tidak berbahaya Pengobatan - Kompres es. - Obat : Kortikosteroid dan AH - Antiracun 3. Solenopsis geminate  semut api Kelas = insecta Ordo = hymenoptera Menimbulkan vesikel dan pustul dibagian badan yang disengat 4. Cimex (Kutu busuk) Kelas = insecta Ordo = hemiptera Spesies = - Cimex hemipterus (Ind) - Cimex lectularis (Eropa) Gigitan = dermatitis

5. Sengkenit (ticks) Ordo : Acarina Dibagi:  2 famili : ixodidae (sengkenit keras) argasidae (sengkenit lunak)  Morfologi :  

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

11

Mulut: ada hipostoma dan kelisera yang bergigi - Tubuh: terdiri atas kapitulum - Abdomen: berupa kantong - Kaki: dewasa = 4 pasang, larva dan nimfa = 3 pasang Metamorfosis tidak sempurna Sebagai ektoparasit Sengkenit jantan mati setelah kopulasi Sengkenit betina bertelur ditanah kemudian mati Makan : darah hospes Patologi dan Gejala klinis - saat menghisap darah hospes  toksin yang masuk bersama ludah  tick paralisis (paralisis motorik)  kena otot pernapasan  kematian. - Gigitan  trauma mekanis berupa luka yang mudah meradang (t.u jika kapitulumnya tertinggal pada waktu sengkenit lepas) -

     

SCABIES (Ektoparasit)   

Nama lain: kudis, gudig, budug  Paling banyak di panti asuhan, pondok pesantren, panti jompo,  penjara Sangat mudah menular dengan kontak langsung, terutama pada daerah yang padat dan kumuh

DEMODECOSIS Sangat jarang Beratnya manifest berkaitan dengan usia, krn berkaitan dengan imun respon. Makin tua makin berpotensi

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

12

ETIOLOG I

   

 

GEJALA

     

DIAGNO SIS TREATM ENT

 

Sarcoptes scabiei var hominis Family Sarcoptidae , ordo Acari, Class Arachnida Bulat, kaki 4 pasang (2psg depan 2psg belakang) Kaki depan diakhiri dengan “Ambulacra”  berfungsi untuk berpegangan di terowongan Betina: kaki 3 dan 4 berakhir dengan rambut Siklus hidup: metamorphosis tidak sempurna - Kurang lebih 1 bulan - Jantan mati setelah kopulasi - Setelah kopulasi betina lsng membuat terowongan dan meletakkan telur  menetas larva akan buat terowongan baru - 1 terowongan 1 parasit Habitat: stratum korneum  ektoparasit Predileksi: kulit yang mepunyai stratum korneum yang tipis sela jari, pergelangan tangan, ketiak, sekitar umbiilikus, perineum, glutea Gejala tdk khas hanya gatal, bentol-bentol kecil (papula) tidak merah Gatal dimalam hari (pruritus nocturna) Infeksi sekunder: digaruk sampai lecet  nyeri, pustula Pada orang yang immunokompremis  membentuk krusta  Norwegian scabies Menemukan sarcoptes







   

      

Sulfur: tidak efektif utk telur  - Pakai sambil ditekan-tekan, kl kena air dipakai lagi   Gama benzene: toxic utk 1 cm : patch keabuan kuning coklat  Warna putih atau hitam. Bisa eritema (merah)  Termasuk ketombe, di telapak yg suka terkelupas  Penonjolan kulit yang solid dengan diameter < 1  Bahan cair, eksudat, darah atau serum maupun jaringan PAPULA KRUSTA cm dan bagian terbesarnya berada diatas nekrotik yang mongering  Carian tubuh yang mengering permukaan kulit  Kelainan kulit seperti papula dgn permukaan datar  Defek pada sebagian atau seluruh epidermis tetapi tidak EROSI & diameter > 1 cm sampai pada membrana basalis, sehingga pada proses PLAQUE  Plak dapat terjadi karena perluasan suatu papula, penyembuhannya tidak meninggalkan bekas sikatrik (PLAKAT) tetapi juga dapat karena gabungan dari beberapa  Defek yang mengenai seluruh epidermis dan melebihi papula membrana basalis, bahkan mungkin sampai dermis atau  Penonjolan pada kulit berbatas tegas, letaknya ULKUS subkutis, sehingga pada proses penyembuhannya sering NODUL dalam, diameternya > 1 cm meninggalkan sikatriks  Berhubungan dengan tumor biasanya  Bs tjd hipo/hipertrofi EKSKORI  Hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare  Penonjolan kulit dengan batas tegas, timbulnya ASI URTIKA cepat dan hilangnya juga cepat. Biasanya berwana  Retakan kulit/ defek linier yang dapat mulai dari kemerahan dan pucat di bagian tengah FISURA permukaan sampai lapisan dermis  Penonjolan kulit yang berbentuk seperti jari-jari  Penipisan kulit, baik epidermis maupun dermis. tangan yang disebabkan karena meningginya PAPILOMA  Kulit yang mengalami atropi tanpak mengkilat, putih, papilla dermis dan ditutupi oleh epidermis yang mengalami hiperplasi dengan gambaran permukaan yang hilang, mengkerut & ATROFI  Berjonjot tidak mempunyai adneksa lagi  Pda orang tua, atau pengguna kortikosteroid yang lama VESIKEL  Penonjolan kulit berbatas tegas, berisi cairan & krn kortikosteroid mengakibatkan antimitotic diameternya < 1 cm SIKATRIK  Pembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih banyak  Bila pecah menjadi Erosi, bila bergabung menjadi

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

22

  BULA

  

PUSTULA    PURPURA    KISTA

TELEANGIEK TASIS

  

 KOMEDO 

Bula Biasanya cairan jernih  virus Penonjolan kulit berbatas tegas, seperti vesikel dengan ukuran > 1 cm Berhubungan dengan autoimun, sjs Kadang isi darah Penonjolan kulit berbatas tegas, diameter < 1 cm, berisi cairan pus/ nanah Ada kemerahan disekitarnya Perubahan warna kulit menjadi kemerahan yang terjadi karena perdarahan di dalam kulit Berdasarkan diameter : - Petechie : < 1 cm - Echymosis : > 1 cm Tes diaskopi : ditempel dengan object glass  ditekan masih ada  pecah pembuluh darah Berhubungan dengan penyakit hipersensitifitas Suatu rongga yang dibatasi oleh epitel dan di dalamnya berisi massa cair atau solid Bisa padat bisa lembek Harus dilakukan pengangkatan Terjadinya pelebaran pembuluh darah kapiler, venulae, atau arteriole yang nampak pada permukaan kulit Penonjolan kulit karena adanya pelebaran infundibulum folikel rambut yang terisi masa keratin, sebum & mikroorganisme ttt Dibagi : Black comedo dan white comedo

S

SKLEROS IS

LIKENIFI KASI

SINUS ABSES

   

    

KUNIKUL US 

mengandung jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat penyakit atau trauma pada dermis yang lebih dalam Prognosis lebih baik dari keloid, keloid melebar Mengerasnya kulit yang hanya dapat ditemukan dengan palpasi Autoimun Penebalan kulit yang ditandai dengan penegasan gambaran garis-garis permukaan kulit baik longitudinal maupun transfersal, biasanya disertai hiperpigmentasi. Proses likenifikasi terjadi sebagai akibat garukan kronis dan hebat Saluran yang dibatasi oleh epitel dan bermuara pada kulit Fistula  sudah tidak ada lubangnya lagi Kumpulan pus pada jaringan yang terlokalisir Suatu lorong yang terdapat pada stratum korneum atau stratum spinosum, yang biasanya terjadi karena adanya infestasi larva suatu parasit tertentu Karna parasite

LEPRA DEFINISI

   

Lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae, dengan afinitas utama pada saraf perifer, kemudian kulit, serta dapat mengenai organ tubuh lain kecuali Susunan Saraf Pusat (SSP). Waktu pembelahan kuman 12-14 hari Menyerang saraf perifer Mediagnosis lepra, ada satu atau lebih: - makula hipopigmentasi/ eritematosa dengan anestesi - pembesaran saraf dengan anaestesi - ditemukan kuman tahan asam

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

23

 

MDT: Multi Drug Therapy, terapi kombinasi untuk lepra td dapson, rifampisin dan clofazimin  Untuk mengurangi resistensi Jarang terjadi pada bayi, karena masa inkubasinya panjang

PATOGENESI S

KLASIFIKASI (WHO)

Pausibasilar (PB) 1. Lesi kulit (makula, papul, nodus)

2. Kerusakan saraf (anestesi, kelemahan otot)

Lepra PB • tipe I, TT, BT atau tipe I dan T • apus BTA negative GEJALA KLINIS

 



Multibasilar (MB)

1-5 lesi  hipopigmentasi, eritema distribusi asimetris hilang sensasi jelas satu cabang saraf  sehingga masih terasa sakit

> 5 lesi eritema distribusi simetris hilang sensasi tidak jelas Banyak cabang  sudah tidak terasa apa-apa

KLASIFIKASI PENDERITA Lepra PB lesi tunggal • lepra PB dengan lesi hanya 1 • tanpa gangguan saraf

Lepra MB • tipe BB, BB, BL, LL atau tipe B dan L • semua tipe degan apus BTA positif Kulit: Bercak/makula hipopigmentasi, eritematosa, papul atau nodus eritematosa: dapat disertai anestesi/hipoestesi Saraf: - Pembesaran saraf tepi dengan gangguan sensibilitas kulit yang dipersarafinya. - Dapat disertai cacat akibat kerusakan saraf tepi, sensorik, otonom maupun motorik - Saraf otonom: hilangnya kelenjar keringat  kulit kering tp mengkilat - Sensorik: tdk bs merasa raba halus, suhu, nyeri TANDA KARDINAL LEPRA - lesi kulit (makula hipopigmentasi/ eritematosa, papula, plakat, nodul) disertai anestesi - Pembesaran saraf disertai tanda-tanda neuritis - Ditemukan basil tahan asam pada apusan irisan kulit

 Saraf tepi yg terlibat: N. ulnaris N. medianus N.  anestesi  anestesi  ujung jari IV, ujung jari I, II, V bag. III bag.  Anterior Anterior

radialis anestesi dorsum manus wrist drop

N. poplitea N. tibialis lateralis posterior  anestesi  anestesi dorsum telapak kaki pedis bagian  claw toes

N. facialis  lagoftalmus

N.auricularis magnus  parestesi daerah mandibula

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

&

24



lateral daun telinga clawing jari  tidak mampu  tak mampu  foot drop IV, V aduksi ibu jari ektensi jari &  atrofi  clawing jari I, pergelangan tangan hipotenar II, III dan otot  kontraktur jari interoseus I dorsalis I PEMERIKSAA  saraf sensorik N - rasa suhu - rasa raba - rasa nyeri  saraf otonom - uji pensil Gunawan: orgnya disuruh berkeringat dulu karena dia tidak akan berkeringat dapat dituliskan dengan mudah tanpa meleber  saraf motorik - valuntary muscle testing (VMT) PENGOBATA  STANDAR REGIMEN: N - Dapson  tdk boleh defisiensi enzim G6PD akan tjd anemia hemolitik - Rifampisin - Klofazimin  OBAT BARU : - Fluorokinolon - Minosiklin - Klaritromisin     

REAKSI LEPRA

 

REGIMEN MDT (WHO) PB Rifampisin 600 mg/bulan, diawasi DDS 100 mg/hari, swakelola Selama 6 regimen 6-9 bulan

Harus di control trs Timbulnya gejala inflamasi akut pada penderita lepra Tipe 1: reversal  TT, BT, BB, BL, LL Nama lain: - borderline leprosy reaction - tuberculoid reaction - up-grading reaction

    

MB Rifampisin 600 mg/bulan, diawasi Klofazimin 300 mg/bulan, diawasi plus 50 mg/hari, swakelola DDS 100 mg/hari, swakelola Selama 12 regimen 12-18 bulan

 

Tipe 2: ENL  BB, BL, LL Merupakan reaksi antigen-antibodi-komplemen  autoimun rx tipe 3 Muncul papul dan nodus eritematosa yang nyeri, kadang menyatu menjadi plak

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

25

-

reversal reaction

   

CACAT LEPRA

REAKSI REVERSAL   Merupakan peningkatan sistem imunitas selular  Lesi lama lebih aktif: plak eritematosa, udem,  Dapat disertai neuritis akut  Dapat muncul lesi baru  Gejala sistemik tidak ada  Kadang-kadang ada gejala prodromal Prinsip managemen RR:   MDT diteruskan  Terapi anti infalamasi yg efektif - Kortokosteroid: harus di tapering off - Klofazimin - Azathioprine - Siklosporin-A : efek samping kecil, tdk menyebabkan kelainan sistemik  Analgetik yang adekuat  Jika tjd neuritis akut harus istirahat  Tipe 3: lucio  jarang ditemukan  Derajad 1 (invisible): - anestesia pada tangan dan kaki - anestesi pada mata  Derajad 2 (visible) - Ulkus, absorpsi, mutilasi - clawhand, drophand - dropfoot - lagoftalmus, keratitis, kebutaan - ginekomastia

Pada kasus berat bisa terjadi ulserasi Terutama timbul di wajah, tubuh, bagian ekstensor ekstremitas Terdapat gejala sistemik dan gejala prodromal Disertai neuritis Prinsip managemen RR - Hilangkan faktor presipitasi - MDT diteruskan - Terapi anti-inflamasi - Kontrol nyeri dan neuritis - Jaga jangan terjadi kerusakan mata dan cegah kebutaan Obat anti inflamasi Reaksi Ringan Reaksi – Aspirin Sedang/Berat – Chloroquin – Prednisolo n – Indomethaci – Klofazimin – Thalidomi

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

26

TBC KUTIS 

ETIOLOGI

  

PEMERIKSAA  N

    PATOGENESI S

        





skrofuloderma : paling sering, dikelenjar-kelenjar di coli ataupun axila. Ditemukan dalam jangka wkt yg lama karna tidak menyebabkan gangguan prodromal verukosa : dari luar Mycobacterium tuberculosis tipe human: 91,5% Mycobacterium atipis : 8,5% Pemeriksaan lab: Sediaan mikroskopik - bahan: pus, jaringan kulit, KGB - pewrn Ziehl-Neelsen; Kinyoun-Gabett - bta (+)  kuman merah, dasar biru Kultur - media Lowensteins-Jensen, 370C, 8 mgg Binatang percobaan (Marmot) - lama pertumbuhan : 2 bulan Tes biokimia - Tes Niasin (+)  M. tuberculosis tipe human Tes resistensi Penjalaran langsung ke kulit dari organ dibawah kulit : skrofuloderma Inokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam : TB kutis orifisialis Hematogen : TB kutis miliaris Limfogen : lupus vulgaris Penjalaran langsung dari mukosa : lupus vulgaris Langsung ke kulit : TB kutis verukosa Skrofuloderma TB Kutis Verukosa Penjalaran per. kontinuitatum dari organ dibawah kulit, spt:  Terjadi secara eksogen  inokulasi langsung pada kulit  Predileksi : tungkai bawah, kaki KGB, sendi, tulang Seringkali dimulai sebagai limfadenitis tuberkulosis  Gambaran klinis: Port d’entrée - lesi bentuk bulan sabit  penjalaran serpiginosa  - leher : tonsil atau paru sebagian seperti menyembuh pdhl bukan - aksila : apeks pleura - lesi : papul lentikular, verukosa, multipel di atas kulit yg - inguinal : ekstremitas bawah eritematosa Skrofuloderma di leher :  Pengobatan - Tonsil 1. INH (H) : 5-10 mg/kg BB; dosis tunggal 2. Rifampisin (R) : 10 mg/kg BB; dosis tunggal KGB submandibula  KGB servikalis 3. Pirazinamid (Z) : 20-35 mg /kg BB; dosis terbagi profunda 4. Etambutol (E) : 25 mg /kg BB; 2 bln pertama, selanjutnya - KGB paru 15 mg /kg BB; dosis tunggal Inguinalis : 5. Streptomisin (S) : 25 mg /kg BB; injeksi

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

27

 



- ekstremitas bawah  KGB inguinalis lateralis & femoralis - kulit di bawah umbilikus & bokong  KGB inguinalis lat. Aksila - ekstremitas atas, dada, punggung  KGB aksila GAMBARAN KLINIS - limfadenitis tanpa radang akut, kecuali tumor - beberapa kelenjar berkonfluensi  bergabung - inflamasi  periadenitis, perlunakan tidak serentak - abses  fistel multipel  ulkus - abses tidak berwarna kekukingan - ulkus khas : bentuk tidak teratur, sekitar livide (keabuan) - dinding bergaung, jaringan granulasi tertutup - pus seropurulen, krusta kuning - sikatriks memanjang (skin bridge), tidak teratur - jembatan kulit



Kombinasi terapi - R, H (9 bulan) & Z (2 bulan) - R, H ( 9 bulan & E (2 bulan)

INH bisa menyebabkan: erupsi acneformis  mirip jerawat

Diagnosis banding - Hidradenitis supurativa  diinguinal - LGV diinguinal

DERMATOVIROLOGI IMUNITAS TUBUH THD VIRUS



Adanya barrier fisik & kimia - Lapisan keratin (kulit intak)  kalau tidak intak menjadi port d entree  Imunitas alamiah - Interferon (IFN) - Sel Natural Killer (NK)  Imunitas akuisita (didapat) - Imunitas humoral (antibodi) - Imunitas selular (Cellular Mediated Immunity / CMI) VARICELA HERPES ZOOSTER  Penyakit yang sangat menular  Erupsi vesikuler intraepidermal disebabkan oleh reaktivasi  Sinonim : Cacar air / Chicken Pox virus varisela zoster laten pada orang yang telah menderita varisela  Etiologi : Virus Varisela Zoster  Sinonim : cacar ular, dompo  Terutama pada anak-anak < 10 th,  Respon imun terganggu, >> terjadi pada usia > 40 th  Penularan :  Jarang pada anak anak plg byk varisel - melalui droplet (sal.pernapasan) = AEROGEN - melalui kontak langsung  Penyebaran di seluruh dunia

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

28



Penyebaran : lesi pada tubuh, wajah, kulit kepala & ektremitas  bagian proksimal ( sentrifugal )

 

  

♂=♀

PATOGENE SIS

GAMBARA N KLINIS

Keluhan : gatal ringan – berat UKK : makula eritema Ø 2 – 3 mm, papul, vesikel (dinding tipis dikelilingi halo eritematosa), pustula, erosi, krusta hipo/hiperpigmentasi (± 2 minggu) polimorf  Membrana mukosa mulut : orofaring, palatum & tonsil ulserasi (dangkal dan nyeri)  Telapak tangan & kaki dapat terkena  Pembesaran KGB  Pada org HIV/dgn imun menurun akan sangat hebat  Perjalanan klinis: - Masa inkubasi (+ 10-21 hari)  gejala prodomal (+ 2-3 hari)  lesi kulit - Menular sejak 1-2 hari sebelum timbul erupsi  krusta (5hari) - Sembuh total biasanya 2minggu - Prodromal: demam, malaise, mialgia, batuk, nyeri ternggorokan  Varian klinis  apabila daya tahan tubuh sgt rendah - Sindroma varisela kongenital - Varisela neonatal - Varisela hemoragik - Varisela bulosa

       





inkubasi : 7-12 hari prodromal : demam, malese, nyeri otot /tulang, gatal timbul lesi vesikel berkelompok, dasar kulit eritematosa dan edema unilateral, dermatomal (karna menyerang sensoris) hiperestesi vesikel jernih  keruh; pustul krusta perdarahan  HZ hemoragik infeksi sekunder  ulkus  sikatriks resolusi 1-2 minggu pembesar KGB regional UKK: - Makula papula eritematosa (12-24jam)  vesikel diatas dasar kulit eritema(3hari)  pustula (7-10hari)  krusta (menetap 2-3minggu) Lokasi & distribusi lesi hampir selalu unilateral, terbatas pada area yg di inervasi oleh ganglion sensorik (dermatomal) 1. Torakal 2. Trigeminal  hati-hati, n. 7 kena harus dirawat 3. Servikal 4. Lumbal 5. Lumbosakral Varian klinis: - Penyakit intra okuler  Adanya vesikel di puncak hidung (tanda Hutchinson) - Sindroma Ramsay Hunt

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

29

 

   

Pada anak 2  jarang (infeksi sekunder) Pada orang dewasa lebih sering Ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis, keratitis, konjungtivitis, otitis, arteritis, purpura Ibu hamil  sebaiknya digugurkan - trimester I : kelainan kongenital - trimester III : varisela kongenital  kelainan pd kulit

    

KOMPLIKA SI

DIAGNOSI S BANDING

DIAGNOSI S

  

 

     Pemeriksaan klinis  Tzank test  pemeriksaan khusus virus, akan ditemukan Sel  raksasa (datia) berinti banyak: sel yang banyak mengandung  virus Herpes zoster diseminata Herpes simpleks diseminata Impetigo

Mengenai N. facialis & auditorius (N VII & N VIII) Gejala : nyeri mandibula, faring, laring, telinga, tuli, tinitus, vertigo, nausea, vomitus, nistagmus  Tanda : lesi di telinga luar, lubang telinga atau membran timpani, paralisis fasialis - Herpes zoster diseminata  seluruh tubuh  Kulit : >>> lesi di luar dermatom, lebih berat & luas (bula hemoragik)  Alat dalam : paru, hati, otak (>> komplikasi) - H Z oftalmikus  Gangguan pada n. trigeminus cabang I  kelainan pada mata  Cabang II + III  kelainan pada kulit  Sindrom Ramsay Hunt Infeksi sekunder Jaringan parut Mata : uveitis, keratitis, ulkus kornea buta Alat dalam : pneumonia, ensefalitis (jarang) Neurologis : neuralgia post herpetika ( NPH )  plg sering - Nyeri menetap & bertahan  30 hari pada dermatom yang terkena setelah erupsi HZ menghilang - Dapat berlangsung s/d 6 bulan - Faktor resiko:  Usia tua (>50-60 tahun)  Distribusi HZ didaerah trigeminal (t.u oftalmik)  Neuralgia pre herpetik (prodromal)  Nyeri hebat pada HZ akut (saat erupsi timbul)  HZ berlangsung lama  Diabetes, imunosupresi, dll - Nyeri seperti terbakar, menetap, nyeri tajam atau menusuk, hilang timbul Herpes simpleks Dermatitis kontak alergi Pemfigus Pemfigoid bulosa Dermatitis herpetiformis Gambaran klinis Tzanck test : sel raksasa (datia berinti banyak) Kultur

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

30

    TATALAKS ANA      PROGNOSI  S 

   

GAMBARA N KLINIS

 

Kultur Simtomatik - analgetik/antipiretik - antipruritus oral, bedak salisil Kausatif : - antivirus : asiklovir 5x400-800 mg/hr - VZIG (varisela zoster immunoglobuline) Pencegahan : - vaksinasi varisela pada bayi < 12 bulan - vaksinasi ulang setelah 4-6 tahun - efektivitas ?  belum ada - Vaksin varisela (Varilrix®)  KI : ibu hamil Imunoterapi (Varicella Zoster Immune Globulin / VZIG) Varisela neonatal  asiklovir i.v. Anak ( imunokompetens)  self limited - simtomatik : antihistamin, antipiretik, bedak, antibiotik topikal Dewasa ( tanpa komplikasi ) antivirus oral  herpes zoster Dewasa ( immunocompromised & pneumonia varisela primer )  asiklovir i.v. Sindroma varisela kongenital & neonatal  berat & fatal Anak-anak  tanpa komplikasi, infeksi sekunder Dewasa  pneumonia varisela berat (Immunocompromised ) VARIOLA Sinonim : Small pox, cacar Etiologi : pox virus  variola mayor & minor Infeksi akut, keadaan umum buruk  sangat menular Monomorf  perifer tubuh (sentripetal)

Inkubasi 10-14 hari 4 stadium : - Prodromal  2-3 hari - Makulopapuler/ erupsi - Vesikopustulosa/ supurasi - Resolusi  2 minggu - Krustasi  deskrustasi  rekonvalensi



   

Pada imunokompeten tanpa komplikasi  maks 3 hari I - Kompres larutan Burowi 1:40, antihistamin & analgetik - Asiklovir oral 5 x 800 mg / hari selama 7 hari - Valasiklovir 3 x 1000 mg / hari selama 7 hari - Famsiklovir 3 x 250 mg / hari selama 7 hari Pada immunocompromised & infeksi diseminata - Asiklovir i.v, perawatan RS, banyak minum Simtomatik : analgetik Pencegahan NPH : prednison  > 50 th KI (-) - Untuk mencegah gangguan syaraf Pengobatan NPH: gabapentin



      

VERUKA Sinonim : kutil, common wart Lesi intraepidermal Etiologi : papovavirus/ papilomavirus menyerang st. korneum Semua usia  >> anak-anak/ dewasa muda Penyebaran : kontak/ autoinokulasi, penularan tdk langsung Lebih sering pd org yg kaki/tangan basah atau terlalu sering menggunakan antiseptik Bentuk klinis: - Veruka vulgaris  plg sering  Papul/ nodul batas tegas, berskuama, warna abu/ coklat/ spt kulit, permukaan verukosa/ ireguler, soliter/ berkelompok  Lokasi : seluruh tubuh tu ekstremitas ekstensor  Diagnosis banding : keratosis seboroik

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

31



Bentuk klinis - Hemoragik - Varioloid - Variola Minor

-

-

-

-

KOMPLIKA  SI   TATALAKS  ANA  

Bronkopneumonia, keratitis, panoftalmia, orkitis, osteomielitis,  dll. Karantina istirahat  Obat simtomatik: analgetik, antipiretik  Infeksi sekunder : antibiotika Pertimbangkan : isoprenosin, interferon Pencegahan: vaksinasi 

Veruka filiformis/ digitata  Varian veruka vulgaris  Berupa penonjolan lunak, tipis spt benang/ bertangkai  Lokasi : wajah (kelopak mata, hidung) leher  Diagnosis banding : skin tag Veruka plantaris  Papul/ nodul/ plakat keratotik, soliter/ multipel, tdk tampak garis kulit, nyeri di lateral lesi  Lokasi : telapak kaki tekanan  Diagnosis banding : kalus, klavus Veruka plana  Papul/ plakat diskret kecoklatan, sedikit menonjol, permukaan licin, rata, multipel  Lokasi : wajah, lengan  Diagnosis banding : keratosis seboroik Veruka akuminata (kondiloma akuminata)  Vegetasi bertangkai, warna spt daging, permukaan tdk rata/ berjonjot  Lokasi : lipatan genitalia perianal, vulva, penis  Diagnosis banding : kondiloma lata

Bahan keratolitik: As.salisilat 40 %, TCA 80-90% Bedah - Elektrokauter dg kuretase - Bedah beku - Bedah laser CO2 Lain2 : podofilin, bleomisin, interferon

ZOONOSIS ETIOLOGI

 

OXYURIASIS / ENTEROBIASIS Enterobius vermicularis Sering mengenai anak usia 5 – 14 tahun. - Terutama anak yang BAB suka telat - Anak yang sering ada

CURRENT LARVA  

Strongyloides stercoralis CARA PENYEBARAN : autoinfeksi, biasanya pd org yang suka tidak menggunakan



 

FILARIASIS (PENYAKIT KAKI CREEPING ERUPTION GAJAH) Wuchereria bancrofti (filariasis  Ancylostoma braziliense  Definisi: bancrofti) & Brugia malayi & Brugia timori (filariasis brugia). Kelainan kulit, berupa peradangan Penyakit menular, kronis → cacing berbentuk linier atau berkelok-kelok, Filaria → mll nyamuk. menimbul & progresif, disebabkan CARA PENULARAN : invasi larva cacing tambang yg

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

32



 

keputihan Penyebaran melalui : - makanan / minuman - Kontak langsung → tangan yg mengandung telur cacing Gatal pada malam hari di perianal / anus Intertrigo perineal → ekskoriasi & superinfeksi

alas kaki





Lesi → urtika, cepat membesar → 10 cm / jam Predileksi : anus, menyebar ke bokong, abdomen, paha





MANIFEST ASI

 DIAGNOSI S  TATALAKS ANA





DEFINISI

cacing (+) or telur (+), pemeriksaan dg cara “scotch tape”  Ditempelin selotip Mebendazole : 100 mg, dosis tunggal Piperazine citrate : 65 mg/kgBB/hr, maks 2 gr (7 hr) Thiabendazole 25 mg / kgBB /hr 

 

Bentuk lesi khas Larva (microscopik/tinja)



Thiabendazole 25 mg/kgBB/hr → 5 hr Albendazole / Mebendazole



Nyamuk → larva filaria stadium III (+) - 23 spesies (Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres) → sangat cepat - Menyerang kelenjar getah bening  menyumbat Tidak diobati → cacat menetap → pembesaran kaki, lengan & alat kelamin. AKUT ; - Demam, hilang bila istirahat & muncul stlh bekerja berat. (Berulang-ulang selama 3-5 hari) - Lymphadenitis : ketiak & lipat paha. - Retrograde lymphangitis. - Filarial abses (KGB → pecah, darah & pus) - Pembesaran tungkai, lengan, payudara, scrotum (early lymphodema) II. KRONIS  Elephantiasis Adanya tanda2 G/ akut atau kronis. Pemeriksaan darah jari malam hari (pkl 20.00) → mikrofilaria Dietilkarbamasin (DEC), dosis 6 mg/kg BB, peroral → tidak boleh ibu hamil/menyusui, anak < 2 tahun & pdrt sakit berat. Pembedahan -

   



SCABIES Erupsi kulit disebabkan infestasi (krn berkembang biak) & sensitasi (gatal krn secret/pergerakan) oleh kutu Sarcoptes scabiei var hominis



berasal dari anjing & kucing → mll tanah yg hangat & lembab

 

 

Diawali rasa gatal & panas → papul kemudian → lesi Lesi khas, linear atau berkelokkelok, menimbul dg diameter 2-3 mm, kemerahan. Panjang bbrp cm, membentuk terowongan. Gatal terutama malam hari. Predileksi : tangan, bokong, anus, paha & kaki.



 



Self limited disease (4-8 mg). Obat cacing : tiabendazol, abendazol dapat topikal atau sistemik Pencegahan: gunakan alas kaki

PEDICULOSIS PEDICULOSIS CAPITIS PEDICULOSIS PUBIS Infestasi & infeksi kulit &  Infestasi & infeksi rambut kepala oleh Pediculus rambut di daerah pubis humanus capitis. & sekitarnya oleh phithirus pubis

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

33

 PATOGENESIS

GAMBARAN KLINIS

DIAGNOSIS

TATALAKSANA



Tungau ♀, dibuahi → membuat terowongan stratum korneum –  stratum granulosum, 0,5-5 mm/hr. Bertelur 2-3 btr/hr → telur menetas 3-4 hr →larva 3 psng kaki, stlh 3 hr → nimfa 4 psng kaki → tungau dewasa  Gatal (pruritus nokturnal) timbul 3-4 mg tersensitasi.   Keluhan : gatal atau nyeri tungau betina bekerja saat org nya istirahat krn hangat bila ada infeksi sekunder  Lesi simetris,  Lesi : ekskoriasi, krusta &  Predileksi: pd kulit2 yg tipis  sela jari tangan, fleksor siku, tanda2 infeksi sekunder  Predileksi : Kepala (osipital & pergelangan tangan, areolla mamae, umbilikus, penis, aksila, abdomen, abdomen bag bawah, bokong & lutut. pos aurikular), bisa di  Pada anak2 → seluruh tubuh (kepala, leher, telapak tangan – palpebra dsb pedikulosis palpebrarum kaki).  Lesi : papul2 eritematosa (1-2mm) → erosi, pustul, ekskoriasi, krusta & infeksi sekunder.  Pd laki-laki bs di alat kelamin  BENTUK: - Skabies pada orang bersih. - Skabies inkognito. - Skabies nodularis : Nodus, coklat kemerahan, gatal, genitalia laki-laki, inguinal & aksila. - Skabies dishidrosiform : kelompok vesikel & pustul, tangan-kaki, rekurensi tinggi & tungau sulit ditemukan. - Skabies krustosa (skabies norwegia) : Pd org imunodefisiensi (HIV)  Riwayat gatal malam hari.  Pemeriksaan : Ditemukan  Distribusi lesi khas. kutu & telur (keabu-abuan)  Riwayat gatal / lesi yg sama pada keluarga.  G/ cepat hilang dg obat anti skabies  Diagnosis pasti: - Kerokan kulit - Mengambil tungau dg jarum - Epidermal shave biopsi - Tes tinta Burrow - Kuretase terowongan - . Tetrasiklin topikal - . Apusan kulit - Epiluminescence dermatoscopy Histopatologi tungau betina  LINDANE 1% :  Gameksan 1 % (12 jam)

  

SINONIM : Phithirus pubis ETIOLOGI : Kutu betina (> besar) & jantan

Gatal, meluas sp abdomen & dada, makula serulae, black dot, infeksi sekunder sp pembesaran KGB





RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

34

Sifat skabisid, btk krim, lotion & gel. Cara: oles slrh tubuh, diamkan 12-24 jam, cuci bersih. Maks 3 x dg jarak 1 mg. ES: neurotoksik. Anak2: dioles selama 6 jam. PERMETRIN 5 % : - Lebih aman, sifat skabisid sangat baik, obat pilihan utama utk semua usia. ES : sedikit. - Sangat ampuh utk semua stadium KROTAMITON 10 % : - Bentuk krim atau lotion, skabisid, aman, efek sistemik (-). Cara: oles & gosok ke slrh tubuh selama 2 malam, bisa sp 5 malam agar lbh efektif. SULFUR : untuk bayi banyak menderita rhynopima

PERIORAL DERMATITIS 





 

Riwayat penyakit : tampak  wajah kemerahan → paparan S.M, peningkatan suhu, makanan pedas Durasi : hari – bulan Lesi kulit : khas eritem pada wajah, papul & papulapustular yg tidak ditemukan adanya komedo Fase lanjut : wajah eritem dg papul merah gelap & nodul, teleangiektasis selanjutnya terjadi hiperplasia sebasea, lympedema (yang menyebabkan spt membengkak)→ gangguan bentuk hidung, dahi, kelopak mata, telinga & dagu Khas: dimulai dr sentral wajah 

Suatu kelainan kulit yg ditandai dg mikropapul & mikrovesikel yg eritem & diskret, Sering mengenai kulit di perioral & periorbital Terutama pada wanita muda, dapat pula pada anak2 & orangtua Penyakit ini jarang ditemukan Etiologi : Tidak diketahui, sering akibat pemakaian KS poten Lesi : terutama berupa papulopustular pada dasar yg eritem & tidak ditemukan komedo

MILIARIA 

  

Penyakit akibat retensi keringat pada duktus kel ekrin Predisposisi : udara panas & lembab Epidemiologi : 40 % pada bayi baru lahir



RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

36

BENTUK KLINIS

ACNE TANPA PERADANGAN



ACNE DENGAN PERADANGA N  Pustul :  Nodul  Kista

KOMEDO - Black head : penyumbatan muara pilosebaseus oleh sebum tanpa ditutupi epitel kulit - White head : penyumbatan muara pilosebaseus oleh sebum & tertutup lapisan epitel, uk 0,1 – 3 mm & resolusi spontan 3-4 hari  PAPUL - Penonjolan kulit disertai inflamasi → 50% dari mikrokomedo, 25% komedo (terbuka/tertutup) - Papul bisa mengalami resolusi atau menjadi pustul  Bentuk lesi pd proses penyembuhan acne  membutuhkan tindakan lanjutan - Hiperpigmentasi paska inflamasi - Jaringan parut hipertropik / keloid - Jaringan parut hipotropik  Predileksi (pd daerah yang byk kel. Sebasea): muka, leher, lengan atas, dada & punggung  Gradasi acne: - Akne ringan : komedo terbuka / tertutup, papul tidak aktif  diberikan topical - Akne sedang : papul & pustul 



hidung Kligmann classification: - Stage I: Persistent erythema with telangiectases - Stage II: Persistent erythema, telangiectases, papules, tiny pustules. - Stage III: Persistent deep erythema, dense - telangiectases, papules, pustules, nodules; rarely persistent “solid” edema of the central part of the face











Miliaria kristalina - Berupa vesikel jernih, asimtomatik, tidak ada peradangan, dapat timbul mendadak & bila sembuh meninggalkan pigmentasi - Predileksi : leher, lipatan paha, aksila Miliaria rubra : - Berupa Papul yg gatal, vesikel, atau papulovesikel pada dasar yg eritem . Kelainan ini paling sering ditemukan - Predileksi : pada daerah badan yg tertutup Miliaria profunda : - Bentuk yg jarang, stlh rubra - Lesi : papul putih keras, di badan & ektermitas\ Tidak gatal atau eritem

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

37

diberikan sistemik antibiotik Akne berat dibagi atas : diberikan hormone dan vit. A dosis tinggi  Akne Konglobata : akne berat kronik, sinus, abses & jar parut yg tdk teratur, > laki2 18-30 thn  Akne fulminan : akne konglobata yg ulseratif, disertai demam & poliatralgia pada sendi lutut & paha. >>> pada laki2, ditemukan kelainan lab : lekosit ↑ & LED ↑  Variasi klinik akne : - Akne juvenilis / akne infantilis  pd bayi - Akne kosmetika  pengaru penggunaan kosmetik - Akne detergikan  terlalu sering cuci muka - Akne mekanika  pd org yg kerja dibengkel - Akne tropikalis  pengaruh suhu - Erupsi akneiformis ( pengaruh pengobatan): Ks oral, Ks topikal, androgen, fenobarbital, vit B 12, antituberkulosis (INH)  Prinsip umum : kerjasama dokter –  Topikal :  Topikal :  - Metronidasol cream 0,75 % 2 - Metronidasol penderita x sehari 0,75 % 2x sehari  Perawatan kulit : sabun mengandung - Metronidasol gel 1 % 1 x/hari - Eritromisin 2 % heksaklorofen, - Antibiotik topikal 2x sehari   Pengaturan pola makan (eritromisin)  Sistemik :  Obat-obatan : - Minosiklin atau  Sistemik : - Topikal  ringan Doksisiklin atau minosiklin doksisiklin 100  Retinoids : tretinoin, adapalane, 50 – 100 mg 2 x sehari mg sehari tazarotene  untuk mengurangi - Tetrasiklin 1-1,5 gr sehari hingga sembuh  hiperkreatinisasi - Isotretinoin 0,5 – 1 mg/kgBB - Tetrasiklin 2x500  Antibiotika : benzoyl peroksida  Khusus : rhinopyma & mg/hari (antiseptic) , clyndamisin fosfat, teleangiektasis → bedah & laser eritromisin  untuk infeksi nya, TIDAK BOLEH bersifat lipofilik DIBERIKAN  Keratolitik : asam salisilat, AHA KORTIKOSTEROID  Azelaic acid -

TATALAKS ANA

Hindari panas berlebihan, ventilasi baik, pakaian yg menyerap keringat Bedak salisil + mentol  mengurangi gatal dan penngelupasan kulit Lotio faberi. Lotio calamin

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

38

-

-

Sistemik  sedang  Antibiotik : tetrasiklin, doksisiklin, klindamisin, eritromisin  min 3 bulan, pd wnt hati2 keputihan krn membunuh flora normal jg  Retinoids : isotretinoin  Anti androgen : spironolakton, estrogen + glukokortikoid  pd kasus berat Tindakan  Ekstraksi komedo  Injeksi kortikosteroid  nodul/papul  Peeling  kl tidak meradang bisa digunakan  Jaringan parut : demabrasi, implan kolagen

KELAINAN PIGMENTASI      ANATOMI & FISIOLOGI MELANIN

 PATOGENESI S MELANOGEN

Warna kulit / rambut → melanin → melanosit → di lap basal epidermis yg berasal dari neuroektoderm → terbentuk pada janin mg ke-8 Melanosit : yg menghasilkan pigmen gelap → mempunyai dendrit tp tdk mempunyai tonofibril dan desmosom. ME → unsur2 melanosit : nukleus, mitokondria, retikulum endoplasma, badan Golgi & melanosom Melanosom → melanin mll dendrit → keratinosit → proses deskuamasi → terlepas atau dapat sampai ke dermis & difagositosis oleh histiosit dsb melanofor Pembentukan melanin → Sinar U.V Migrasi melanoblas

Diferensiasi melanoblas mjd melanosit

Mitosis melanosit

Sintesis tirosinase

Sintesis matrix melanosom

Pembentukan melanosom

Melanisasi melanosom

Pemindahan melanosom

Kehancuran melanosom

Hilangnya melanin pd deskuamasi lap. Tanduk

Pengangukatan tirosinase

Kebanyakan obat2 pemutih  menekan enzim tirosinase 1. Sintesis melanosom : pembentukan, melanisasi melanosom, sekresi melanosom 2. Degradasi melanosom : yg alami degradasi (Kaukasian, Mongoloid & Indian Amerika) yg tidak alami degradasi (Negro & Aborigin)

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

39

ESIS  BIOSINTESIS MELANIN DI DALAM MELANOSIT

H I P E R P I G M E N T A S I

2 macam pigmen melanin: - Eumelanin → warna gelap (hitam/coklat) - Feomelanin → warna cerah (kuning sp merah)  Pembentukan ke-2 pigmen tsb → kandungan sulfhidril sel melanosit → menghasilkan indone metabolit ( eumelanin) kalau terlalu rendah & sisteinildopa (feomelanin) kalau terlalu tinggi  2 tipe kulit: - Konstitutif : genetik tanpa pengaruh U.V & hormon - Fakultatif : dipengaruhi oleh U.V. & hormon  Terdiri dari (Moschella) : - Melanosis : hiperpigmentasi → peradangan (-) - Melanoderma: hiperpigmentasi → peradangan (+)  Terdiri dari (Fitzpatrick) : - Hipermelanosis coklat (melanoderma) → deposit melanin di epidermis - Hipermelanosis kebiruan (seruloderma) → deposit melanin di dermis  Etiologi: - Kelainan genetik - Gangguan metabolik - Gangguan nutrisi - Gangguan endokrin - Gangguan infeksi - Gangguan neoplastik - Pengaruh kimia & obat  mercuri, hidrocuinon HIPERMELAN HIPERMELAN  Makula CAFE AU LAIT → makula coklat, tegas, 2-20 cm, multipel → Neurofibromatosis OSIS OSIS  Melanosis Becker → makula coklat muda – tua → dada & bahu → unilateral → hipertrikosis COKLAT / SIRKUMSKRI  Efelid ( freckles) : pigmentasi, uk < ½ cm, coklat muda & sun expose area MELANODER PTA   Lentigo-lentiginosis : makula coklat sp coklat tua, tegas uk < ½ cm, terdapat pada slrh MA / terbatas permukaan kulit tmsk telapak tangan-kaki & membrana mukosa, pd org tua HIPERPIGME  Hiperpigmentasi paska inflamasi → proses inflamasi (infeksi, trauma fisik & radiasi) → NTASI kerusakan membrana basalis → melanofag EPIDERMAL  Melasma : - Bahasa Yunani : melas → hitam, pigmentasi pada muka, leher, simetrik, coklat muda – tua - Nama lain : cloasma - Klasifikasi melasma :  Berdasarkan gambaran kliinik :  bergantung daerah  Sentrofasial : dahi, hidung, pipi medial, bawah hidung serta dagu  Malar : hidung & pipi lateral  Mandibular : mandibula  Berdasarkan pemeriksaan histopatologik :  A. Tipe epidermal

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

40

 B. Tipe dermal  C. Tipe campuran  D. Tipe sulit dinilai  Bedasarkan pemeriksaan lampu Wood (untuk melihat kedalaman):  Tipe epidermal : kontras jelas  Tipe dermal : kontras tidak jelas  Tipe campuran  Sulit dinilai - PATOGENESIS :  Sinar U.V. Merusak gugusan sulfhidril → penghambat enzim titosinase → enzim tirosinase memacu proses melanogenesis  Hormon : Estrogen, progesteron, MSH → melasma → belum diketahui pasti, namun berpengaruh langsung pada melanosit  Obat-obat sistemik : Obat tertimbun dalam lapisan dermis → kumulatif → merangsang melanogenesis Jenis obat : klorpromazin, klorokuin, sitostatika, minosiklin  Kosmetika : Kosmetika mengandung pewarna, parfum atau zat tertentu → fotosensitivitas → terpajan matahari timbul hiperpimentasi  Hemokromatosis : biru keabuan atau coklat kehitaman, sun expose, karena deposit melanin & hemosiderin HIPERMELAN  Karena faktor hormonal : kehamilan, pemakaian pilkontrasepsi, gangguan kel adrenal OSIS DIFUSI  merata  Karena faktor nutrisi & metabolik : def vit B 12 atau asam folat  Karena bahan kimia dan 0bat2an : kemoterapi HIPERMELAN  Mongolian spot : biru kehitaman di lumbosakral & bokong, saat lahir & hilang saat 5 tahun / menetap sp OSIS BIRU / dewasa (Jepang) HIPERPIGME  Nevus Ota : dipersarafi cabang pertama & kedua N.trigeminus NTASI  Nevus Ito : dipersarafi oleh N.supraklavikular lateralis & N. Brakhialis lateralis DERMAL /  Inkontinentia pigmenti : X linked dominant, 97% wanita. SERULODERM  Eksantema fiktsum : warna coklat kemerahan sp abu2 yg terjadi karena reaksi obat, >>> barbiturat, salisilat A 

Pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan lampu Wood - Pemeriksaan histopatologik - Pemeriksaan mikroskop elektron  Pencegahan: hindari paparan matahari, penggunaan sunblock, menghilangkan atau mencegah faktor pencetus  Pengobatan : - Topikal : hidroquinon (hati-hati), arbutin, licorice - Sistemik : vit C, Glutathion - Tindakan : Bedah beku, Bedah listrik, Bedah kimia (peeling), Sinar laser

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

41

HIPOPIGMEN TASI

 DEFINISI   ETIOLOGI

  PATOF 



KLASIFIKA SI

GAMBARA N KLINIS TATALAKS ANA



      

VITILIGO hipomelanosis didapat, progresif, familial, makula hipopigmentasi, batas tegas & asimtomatik

pasti belum diketahui, autosomal dominan Faktor pencetus : - Faktor mekanik : trauma fisik - Faktor sinar matahari / penyinaran UVA - Faktor emosi / stress - Faktor hormonal : kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral Teori autoimmun : autoantibodi thdp antigen sistem melanogenik dsb autoantibodi anti melanosit Teori neurogenik : mediator neurokimia → asetilkolin, epineprin & nor-epineprin bahan neurotoksik → menghancurkan melanosit atau menghambat produksi melanin Teori autositotoksik : monofenol atau polifenol toksis thdp melanosit → bekerja di pabrik karet, plastik, bahan perekat 1. Lokalisata : - Fokal : 1 / lbh makula pada 1 daerah, tdk segmental - Segmental : 1/ lbh makula pada 1 atau > daerah dermatom - Mukosal : selaput lendir mulut & genitalia 2. Generalisata : - Akrofasial : pada bagian distal ekstermitas & muka - Vulgaris : tersebar tanpa pola khusu - Universalis : hampir seluruh tubuh Makula hipopigmentasi seperti kapur, tepi tegas Pemeriksaan histopatologik : Tidak ditemukan sel melanosit & reaksi dopa untuk melanosit negatif Pemeriksaan lampu wood : tampak putih berkilau Tabir surya Kosmetik : cover mark Repigmentasi : KS, PUVA Depigmentasi : Monobenzylether of hydroquinon 20 %



 

 

ALBINISME  depigmentasi penyakit diturunkan (X-linked ressesive, AR) yang mengenai pigmen melanin pada kulit, folikel rambut dan mata Onset : terjadi saat lahir

Defek pada sintesis melanin mrp hasil dr tdk Adanya aktivitas enzim tirosinase Jumlah melanosit normal



     

Kulit : putih “salju”, creamy white, light tan Rambut: putih Mata : nistagmus, iris translucency, strabismus, foveal hipoplasia, pigmen retina berubah Pengawasan thd perubahan kulit : kanker kulit, dermatoheliosis, keratosis solaris Tabir surya Menghindari sinar matahari

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

42



krim  Bedah : minigrafting  Narrow band UVB 311 nm Hipopigmentasi pasca inflamasi: - Berbagai proses inflamasi pada penyakit kulit dapat menyebabkan hipomelanosis - Predileksi dan bentuk kelainan hipopigmentasi yang terjadi sesuai lesi primernya - Contoh penyakit : LED, dermtitis atopik, psoriasis,

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

43

KELAINAN KERATINISASI       

   

MANIFESTA SI KLINIS

 

  



Keratinisasi: proses diferensiasi keratinosit  tonofibril  keratin Diferensiasi epidermis dari stratum basale – stratum korneum Iktiosis adalah salah satu penyakit iktiosiform  didapat / herediter. Herediter: Akibat gangguan sintesis profilagrin  komponen di stratum granulosum. Profilagrin akan berubah menjadi filagrin yang bersifat mengikat air sehingga terjadi deskuamasi normal Didapat: remaja mrpkn keganasan IKTIOSIS VULGARIS Iktiosis vulgaris → tipe iktiosis yang paling sering ditemukan Penyebab belum diketahui pasti, diduga karena kehilangan → prophylagrin → merupakan filamen yg terkandung dalam → epidermis Bisa ditemukan sejak baru lahir Biasanya ditemukan pada bayi berumur 3-12 bulan Prevalensi anak laki-laki = perempuan. Faktor resiko: - Riwayat keluarga - Suhu dingin - Kebiasaan mandi, terlalu lama dengan airhangat - Sabun atau detergen yg kandungannya terlalu keras - Sabun yang mengandung pengharum Area yg paling sering pada ekstensor Skuama halus seperti sisik ikan, pada permukaan ekstensor lengan dan kaki namun fleksor tidak terkena Kebanyakan skuama kasar pada ekstremitas bawah Penebalan pada telapak tangan dan kaki dapat juga ditemukan Pada musim panas keadaan skuama tampak agak bersih pada permukaan kulit Herediter / acquired : skuama dg



X-LINKED ICHTYOSIS Akibat penurunan enzim steroid sulfat pd beberapa jaringan (epidermis, stratum korneum,leukosit dan kultur fibroblas)



 

 

 

Lesi skuama lebar berwarna coklat atau tampak kotor Kebanyakan pada daerah leher belakang, lengan ekstensor, lipat lengan, lipat paha, dan badan Tidak mengenai daerah telapak tangan/kaki dan wajah



 

LAMELAR ICHTYOSIS Muncul pada masa saat/baru lahir  kulit kemerahan yang berkembang menjadi besar, plak berskuama  gambaran mozaik Berkaitan dgn genetik kromosom 14 pada lokus gen transglutaminase 1

Bentuk lain lamellar ichthyosis berbentuk sesuai baju mandi (bathing suit) tampak skuama hanya terbatas yg sesuai baju mandi (area terbatas pada daerah panas)  transglutaminase 1 Hiperkeratosis dapat mengenai kel. keringat sebabkan hipohidrosis Ada juga yang intoleransi panas sehingga menghindari kepanasan

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

44

      

 

distribusi yg simetris Skuama : halus, 1 mm – 1 cm, putih sp coklat gelap (hitam – kulit gelap) Ekstermitas bawah > atas Bagian paha : “mozaic patern” Badan : punggung > abdomen Kulit kepala : skuama halus Wajah : dahi & pipi (usia dini) Keratosis pilaris : - Pipi, leher, lengan atas dorsal, bokong & paha - Skuama (-), ≈ titik sentral warna putih - Adanya riw keluarga Pruritus : - Eritem akibat garukan Pemeriksaan histopatologi :hiperkeratosis, keratohialin abnormal, dan tidak ada proses inflamasi

PEMERIKSA AN





TERAPI



    

  KOMPLIKASI 

Alpha-hydroxy acid (laktat, glikolat,piruvat) Propylene glycol urea 10-20% Keratolitik untuk mengurangi skuama Retinoid topikal (spt tretinoin) Mandi air garam membantu membasahi lapisan lipid. Steroid → tidak responsif Acquired → sistemik Kulit ekstremitas dapat pecah-pecah dan mudah terjadi infeksi sekunder

  

 



Pemeriksaan lab : - ↑ kadar sulfat kolesterol ; 2000 – 9000 (N= 80 – 200 μg/dL) - ↓ lipoprotein-β (lipoprotein drjt rendah) → elektroporesis Pemeriksaan histopatologi : - Ortohiperkeratosis,akantosis, disertai papilomatosis, - Stratum granulare yg menipis Simptomatis Hidrasi melembutkan kulit Lubrikasi (lotion, cream, oil, ointment, petrolatum) ↑fgs.hidrasi & melembutkan Keratolisis (lotion, cream) urea, as.salisil, α-hidroxy acid Retinoid topikal / vit. D bisa menyebabkan iritasi

  

  

Hiperkeratotik ortokeratotik dgn akantosis. Proliferasi epidermal normal atau sedikit meningkat.

Emolien Retinoid oral Efek samping : konjungtivitis, blefaritis, ektropion



  

Ektropion  membutuhkan perawatan mata: Hidrasi dgn cairan air mata Lubrikasi oftalmikus ↓

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

45

untuk menghindari keratitis PROGNOSIS

 

Herediter → baik dg ber> umur Prognosis tergantung penyakit sistemik yang mendasari





RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

46

PENYAKIT PAPULOERITROSKUAMOSA PSORIASIS VULGARIS DEFINISI



  

GAMBARA N KLINIS

  

   

KLASIFIKA SI



PLAMOPLANTAR PUSTULOSIS

Penyakit inflamasi & hiperproliferatif kronik → dasar genetik → kulit, kuku dan sendi Multifaktorial : genetik, imunologik serta interaksi faktor lingkungan sbg pencetus HLA : HLA CW6, HLA B13< HLA B37 Gangguan metabolism : DM



khas lesi eitematosa, batas tegas & skuama putih tebal spt mika Lesi batas tegas, eritematosa, papuloskuamosa, sisik putik spt perak Perjalanan penyakit bervariasi : akut / kronik, kekambuhan timbul mg an / bln an Ukuran lesi : milier sp plakat, simetris jarang unilateral Tanda auspitz, fenomena tetesan lilin Fenomena Koebner Pada anak2 : gatal >>>, kepala >>>, ekstensor ektermitas



Psoriasis vulgaris - Berupa : plakat eritematosa, batas tegas, skuama tebal, simetris - Predileksi : Ekstensor ekstermitas

suatu penyakit kronik, ditandai erupsi kulit pada telapak tangan & kaki

DERMATITIS SEBOROIK 











Berupa pustul multipel, steril, kuning & ltk dalam → pecah krusta → Tipe Barber Gejala : panas, gatal timbul lesi hilang-timbul Predileksi : unilateral atau simetris bilateral pada telapak tangan-kaki Diagnosis banding : Tinea manus, tinea pedis, dyshidrotik eczema, DKI & herpes





 

PITIRIASIS ROSEA

kelainan kulit eritematosa  & berskuama terutama di daerah seboroik. (kulit kepala  ketombe), wajah, retroaurikular, intertriginosa) factor: - Sebore - Hormon ibu - Gg metabolisme asam lemak - Genetik - Nutrisi - Faktor mekanik Terdapat 3 bentuk : cradle  cap, badan, penyakit Leiner Lesi awal : plak eritem berbatas tegas, skuama berminyak disertai krusta Sifat asimtomatik atau  gatal ringan Penyakit Leiner : diduga suatu penyakit def imun → generalisata, anemia, diare hebat & muntah 



 

Penyakit ringan dg etiologi pasti belum diketahui. Umum pada anak2 & dewasa muda.

Gambaran khas : herald patch → makula berskuama warna merah salmon, badan tampak tersusun sepanjang lipatan kulit (garis Langer) → pohon cemara Makula atau papul merah muda, di badan, leher, plakat atau oval, tunggal, diameter 2-10 cm, spt salmon → lesi awal / Herald patch bersisisk halus Lanjut : makula menyebar, timbul erupsi papuloskuamosa di area yg tertutup pakaian → meyerupai pohon cemara / natal Disertai collarette scale

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

47







(siku & lutut), skalp, Lumbosakral bawah, bokong & genital - Daerah lain : periumbilikus & lipatan intergluteal - Lesi bergabung menjadi besar → gambaran khas psoriasis geografika atau girata - Psoriasis anular → penyembuhan di tengah → prognosis baik Psoriasis gutata - Sering anak & dws muda, timbul mendadak → infeksi streptokokus. - Lesi oval, bulat, diameter 0,5-1 cm, skuama putih, simetris → 3 – 4 bln → hilang spontan - Pred : badan & ekstermitas proksimal Psoriasis fleksural - Pred : intertriginosa, akibat gesekan (> aksila & popok) - Lesi : eritem batas tegas & skuama sdk/- Pada bayi : timbul ruam popok (3-6 bln) → hilang 1 tahun Psoriasis eritrodemik - Predileksi : generalisata, jarang pada bayi & anak - Lesi : eritem yg paling utama, skuama +/- Kompl : hipotermia → vasodilatasi generalisata → panas tubuh >>> hilang atau hipertermia pada iklim panas → tersumbatnya kel keringat Edema tungkai : vasodilatasi & protein hilang - Gagal jantung, gg hati & ginjal - Tdpt 2 btk :  Psoriasis plakat yg meluas → generalisata → akut  Psoriasis pustular generalisata → akibat antralin & sinar UV B → eritroderma ditandai hilangnya

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

48

 



PEMERIKS AAN



TATALAKS ANA

 

pustul Psoriasis pustular Artritis psoriatik - Artritis inflamasi → faktor rematoid (-) - puncak : pubertas - Kelainan sendi : asimetrik, 1-> sendi, prog baik, deformitas sendi (+/-) Kelainan kuku - Bentuk yg sering : nail pitting - Bentuk lainnya : onikodistrofi (onikolisis & leukonikia) & hiperkeratosis subungual - Kompikasi : penyakit kardiovaskuler (kelainan komposisi lipoprotein LDL ↑ & HDL ↓ Histopatologi : awal → infiltrasi sel  mononuklear di papila dermis & lanjut → pemanjangan rete ridge, pustul spongiformis Kogoj di epidermis, akantosis, hilang str granulosum, parakeratosis, mikroabses Munro, di dermis >>> sel mononuklear Kortikosteroid untuk menekan  hiperproliferasi, antiinflamasi Topikal : - KS topikal : ringan – berat, fleksural & genitalia - Ter batubara : menekan sintesis DNA → ↓ mitotik & antiinflamasi. Kons : 5 – 30 %. Hati2 : ES - Antralin : menekan turnover sel epidermis. Kons : 0,05 – 4 %. Dioleskan 10-60 mnt dicuci. Dapat kombinasi dg fototerapi UVB. Hati2 : ES - Kalsipotriol : analog vit D3, hambat proliferasi keratinosit, atur diff epidermis & hambat prod sitokin proinflamasi. Aman utk anak2 dg lesi < 30 %, di daerah muka skalp, genital, daerah popok



tidak khas



Gambaran PA : dermatitis perivaskuler superfisial



Umum : - Penjelasan → self limited, penggunaan emolien & hindari penggunaan sabun >>> (iritasi) Topikal : Lesi kulit : ringan → KS rendah + emolien Superinfeksi kandida / bakteri : obat yg sesuai Lesi di kepala : Minyak mineral atau zaitun → dihangatkan & kompres bila tebal & keras  supaya menghilangkan kekerasan dr kulitnya Sistemik : tidak diperlukan kcl bentuk yg berat atau gagal dg topikal



Asimtomatik tp dpt diberikan antihistamin oral & KS topikal Eritromisin : baik, KS sistemik perbaikan cepat

  





RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

49

Inhibitor kalsineurin : Takrolimus & pimekrolimus → hambat kalsineurin → hambat tranduksi sinyal limfosit T & transkripsi IL 2 - Tazaroten : generasi ke 3 retinoid, utk < skuama & tebal lesi - Emolien : mengurangi kekeringan kulit. Urea 10 % → perbaiki hidrasi kulit - Fototerapi : sel T. Pilihan utama UVB → kombinasi ter, antralin, tazaroten. UVA : hati2 → kerusakan mata & kanker kulit  Sistemik : Hanya pada kasus berat, tidak responsif pada th/ - Asitretin : 0,5 – 1 mg/kg BB - Metotreksat : 0,2 – 0,5 mg/kgBB - Siklosporin : 2,5 – 5 mg/kgBB - KS sistemik : eritrodermik & pustular generalisata -

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

50

PENYAKIT KULIT BERLEPUH atau VESICOBULLOUS (BLISTERING) DISEASES DEFINISI



Penyakit yg ditandai dengan terdapatnya lepuh (vesikel&bula) pada kulit BULA EPIDERMAL BULA SUBEPIDERMAL  Letak pada Epidermis  Di bawah epidermis  Dinding / atap tipis → mudah pecah  Dinding/atap tebal, tegang Bula suprabasal Bula subkorneal → tidak mudah pecah, tahan lebih lama

BULA INTRAEPIDERMAL

LETAK

Diatas stratum basalis

Dibawah stratum korneum Semakin dalam semakin sulit pecah



TOXIN EPID ERM O LISIS

MEKANIS ME TERBENTU K BULA

• karena adanya bakteri • S. aureus toxin → stratum korneum lepas (bula subkorneal)



KLASIFIKA SI

      

IN VASI VIRU S HE RPES • Sel epiderm is → degenerasi hidropik (vesikel intra epiderm al

PB AUTOIMUN Pemfigus : vulgaris, vegetans, foliaseus, eritematos Pemfigoid bulosa Pemfigus sikatrikal Dermatitis herpetiformis Herpes gestasionis  pd kehamilan Dermatosis IgA linier pada dewasa (LAD)  pd org defisiensi Dermatosis bulosa kronik pada anak (CBD)  pd bayi baru lahir Epidermolysis bulosa akuisita (EBA)

  

REAK SI IM U NO LO GIS • H ipersensitifitas: D erm atitis kontak → edem a intrasel (bula intraepiderm al) • Autoim un (autoantibody): selepiderm is → substansia sem en antar sel larut → epiderm is lepas → bula intraepiderm al (pem vigus vulgaris)

M em brana basalis rusak • H ubungan antar sel basal dan derm is lepas → bula subepiderm al

PB NON AUTOIMUN Epidermolisis bulosa yang diturunkan Pemfigus familial jinak (Penyakit HaileyHailey) Penyakit akantolitik non familial

   

PROSES M EKAN IK • traum a/ luka bakar • pakai baju/sepatu yg lam a

PB LAIN Eritema multiforme  obat Nekrolisis epidermal toksik (TEN)  obat Porfiria kutanea tarda (PKT)  berhubungan dgn metabolik Dll

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

51

PEMFIGUS   DEFINISI

Penyakit berlepuh intraepitelial  Autoimun tehadap protein spesifik pada mbr sel epidermis & desmosom (ikatan antar epitel kulit) 

SUPERFISIAL

SUPRABASAL

GAMBARAN KLINIS

PEMFIGUS VULGARIS  Paling parah, termasuk penyakit berat karena bisa terjadi epidermolisis  mengancam kehidupan  Biasanya tjd pd org dws (sktr 40 thn)  Gejala klinis: Vesikel jernih, dasar kulit non eritem → membesar >1cm → bula tipis → pecah →erosi superfisial → krusta  Lesi kronik progresif  > 6minggu  Tanda awal: Gatal, nyeri, terutama mulut → sulit makan  Erosi → tdk khas  Bau tak enak  karena protein yg hancur baunya tidak enak  PREDILEKSI: - Mukosa mulut : lesi dini sariawan - Kulit kepala, lipat paha, vulva / mukosa vagina (♀) PEMFIGUS VEGETANS  Varian pemfigus vulgaris  Lesi primer : plakat erosif, hipertrofik, hiperplastik, verukosa (benjolan) dengan pustula  Predileksi : daerah intertriginosa (lipatan) PEMFUGUS POLIASEUS  Bula lebih superfisial  Prognosis tidak begitu berat  Lesi terutama di punggung PEMFIGUS ERIMATOSA  Varian pemfigus foliaseus  Gejala ~ seperti Lupus Eritematosus  Predileksi : wajah dan kulit kepala, punggung bagian

DERMATITIS HERPETIFORMIS (DUHRING’S DISEASE)

PEMFIGOID BULOSA



     

Bula subepidermal →  tegang → tidak mudah  pecah Otoantibodi : anti membrana basalis Lesi primer : bula tegang, isi jernih, p.u. dasar tidak eritem Dapat ditemukan bula hemoragik Diameter bula : beberapa mm – 6 cm Sembuh tanpa bekas Lesi tersebar seluruh tubuh 20% kasus disertai lesi oral Pada awalnya asimtomatik, dapat diserta gatal kemudian timbul bula



   

  

Penyakit Autoimun : IgA granuler pd papila dermis Hubungan dg hipersensitivitas terhadap gluten (enteropati gluten sensitif) Vesikel ø 2 – 5 mm berkelompok, dasar eritem (makanya DD: virus) Urtika, erosi, krusta Bula → jarang Dapat sembuh → hipo / hiperpigmentasi Lesi simetris, predileksi: lutut, bokong, punggung atas, siku Sangat gatal / kadang seperti terbakar DH timbul perlahan / kadang mendadak Tanpa terapi → penyakit akan lama

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

52

atas Biopsi: - Definitif → letak bula - Akantolisis - Spongiosis eosinofilik  Tes Tzanck: (+) sel akantolitik DIAGNOSIS  Tanda Nikolsky: (+)  adanya bula ditekan mudah pecah (pd superfisial)  Imunofluoresensi:  plg spesifik - Direk : IgG - Indirek : antibodi beredar dalam darah  Lab  tdk spesifik  Rawat Inap : untuk kasus berat  Terapi cairan dan parenteral : untuk lesi mulut yang berat  Topical : - Kompres : larutan Burrow 1: 40 → 3 – 4 x/hr - Antibiotika  Sistemik: - Antibiotika: kultur dan tes sensitivitas - Kortikosteroid :paling penting (pilihan : Prednison) o Karena predison plg kuat. Diberikan dosis tinggi dulu untuk menekan sistem imun PENGOBATAN o Lesi kulit (IV) → 80-100 mg/hr/dosis terbagi, bila lesi tetap timbul → dosis dinaikkan tiap 4 hari, dapat sampai 200-300 mg/hari o Lesi mulut saja → maks 100 mg/hr o Diberikan sesuai perluasan kelainan kulit o Penurunan dosis (tappering off tidak lebih dr 1/3 Pd peny. Kulit: atau 3-%) → Bila penyakit telah membaik dan Luka kering diobat stabil selama 2mg kering akut (krim), - Imunosupresan (azatriopin/siklosfamid): kronik (salep) o apbl ada gangguan sistemik yg lain spt Diabet Luka basah diobati o Untuk mengurangi efek samping dan dosis basah  kompres kortikosteroid PROGNOSIS  Tanpa terapi → mortalitas 90%  Pemfigus foliaseus → jarang meninggal  Dengan pengobatan → remisi, relaps  Sepsis : o.k. infeksi sekunder  50% meninggal o.k. komplikasi terapi: - perdarahan gastro intestinal - gangguan elektrolit  karena kulit merupakan organ 



 



 



Tes Tzanck: (-), Akantolisis (-)  Karena bula dibawah subepidermal Nikolsky: (-) Imunofluoresen : - Direk : IgG btk pita pada taut dermo epidermal & Komplemen - Indirek : Antibodi yang beredar dalam darah

  

 

Kortikosteroid : dosis <  Pemfigus vulgaris →  Imunosupresan(-) Kalau ada KI kortikosteroid   Dapson: 100-200 mg/hr Dapson tdk boleh diberikan pd def. G6PD

Dapat terjadi permanen

Biopsi: bula subepidermal Lekosit p.m.n ImunoFloresen: IgA granuler pada dermis bagian atas Serologis → eosinofilia Radiologik : kelainan di usus halus  krn ada hubungan dengan gluten Diet : Hindari gluten  gandum, alkohol Topikal : Kortikosteroid krim → potensi sedang Sistemik : - Dapson 200 mg/hr - Bila tidak terbentuk lesi baru→ ↓dosis bertahap

remisi 

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

53

eksresi shg terjadi penguapan  dehidrasi

CBDC = CHRONIC BULLOUS DERMATOSIS OF CHILDHOOD

HERPES GESTASIONES   DEFINISI

GAMBARAN KLINIS

            

DIAGNOSIS 



PENGOBATAN



 PROGNOSIS

 

Penyakit otoimun berlepuh yang jarang dijumpai Khas : - Autoantibodi terhadap T.D.E - Pada kehamilan / keganasan trofoblasti Ada hub dg mola hidatidosa / koriokarsinoma Tidak ada hub dg herpes simplek/zoster Lesi awal papula / plakat / urtika Sangat gatal Vesikel → bula tegang, pecah → krusta Ukuran lesi beberapa mm – cm Lesi mulai dari abdomen tu umbilikus → meluas seluruh tubuh & ekstremitas, wajah, telapak tangan & kaki P.u. membrana mukosa tak terlibat Timbul pada trimester 2 / 3 Dapat sehari sebelum persalinan Lesi urtikaria dapat menetap selama beberapa bulan Lesi pada bayi (-) Biopsi: - Epidermis terbelah - Eosinofil pada lepuh - Pemfigoid bulosa IF : - Direk : IgG dan C3 pada taut dermo epidermal - Indirek : (+) pada beberapa kasus Ringan: - KS topikal potensi sedang, oles 4 – 6 x/hr - Antihistamin peroral Berat: - Prednison 40 mg/hr/oral - P.u. dapat atasi penyakit dengan cepat, kemudian diturunkan sampai 10 – 20 mg/hr - Plasmaferesis : bila tidak berespon pada KS Pengobatan terhadap bayi baru lahir : Tidak perlu, karena lesi transien Sebagian besar kasus → sembuh beberapa minggu setelah persalinan Eksaserbasi  berhubungan dengan hormonal

  

Pada masa bayi dan anak ( < 5 tahun) IgA linier pada taut dermo epidermal P.u. didahului infeksi saluran nafas atas

    

Vesikel berkelompok Gatal (+) / (-), kadang hebat Sembuh: hipo / hiperpigmentasi Predileksi: perioral, genital  berhubungan dengan mukosa 50% kasus: lesi mulut

   

Biopsi IF direk IF indirek

   

~ DH Dapson Sulfapiridin KS sistemik : sedikit memberi keuntungan

: ~ DH : IgA linier pada taut dermo epidermal : otoantibodi anti mbr basalis (±80% kasus)

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

54

-

Periode menstruasi Penggunaan kontrasepai oral  jangan menggunkan yg ada progesteronnya Kehamilan berikut

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

55

KELAINAN PADA RAMBUT RAMBUT

 

rambut sehat terdiri dari: carbon, hydrogen, nitrogen, belerang (sulfur), oksigen Dibagian dermis & epidermis, untuk pertumbuhan diperlukan kel. Sebacea  apbl terlalu banyak kel. Sebaseanya rambut akan rontok RA M B U T N O R M A L

• • • •





D aya e la stisita s 2 0 % d irab a lem but & h alus B ercaha ya M ud ah d itata

RA M B U T K E R IN G • b ersua ra bila d ipe g ang • p enam pilan ge rsa n g & kaku • p iran g /ke m era ha n /caha y a pu dar • tipis, rapu h, u jun g b erbe lah • serin g ditu m bu hi ketom be



• • • •

ra m bu t tum b uh le b at san ga t e lastis 40 -5 0% selalu basah & le ngket serin g ditu m bu hi ketom be (pityriasis steato id es) • serin g ba u & m ud a h ronto k

Sehelai rambut dapat bertahan 3-5 tahun di kulit kepala yang sehat. Satu pori kulit kepala, terjadi proses regenerasi pertumbuhan rambut hingga 20 kali. Rambut bertambah panjang 12 mm dalam satu bulan. Jika tidak dipotong, rambut akan terus tumbuh hingga 107 cm Tahap pertumbuhan rambut:

FASE ANAGEN rambut scr aktif tumbuh & bertambah panjang, berlangsung 3-5 thn



RA M B U T B E R M IN YA K

Setelah melewati ketiga fase ini, rambut baru akan tumbuh lagi untuk menggantikan yang sudah rontok. Siklus pertumbuhan ini memakan waktu hingga 4 tahun, dan dapat berulang sebanyak 25 kali Kalau > 100 helai  baru harus diobati

Distribusi Waktu kejadian Tampilan Rambut rontok Usia Pull test

Alopesia androgenik Laki2 : focal balding patern Wanita : Ludwig Bertahap

Telogen efluvium Menyeluruh

Alopesia areata Biasanya setempat, namun bisa menyeluruh

Ada faktor pencetus

Tiba-tiba

Penipisan dengan atau tanpa kebotakan, bila Penipisan ada bertahap kebotakan minimal Paling utama Saat pubertas sp tua Negatif



ALOPESIA ANDROGENIK (AGA) suatu keadaan berupa kehilangan  rambut yg sebabkan bercak (patch)

&

tanpa Penipisan dengan tiba2 timbul bercak, rambut tanda seru Paling utama

Setiap umur, namun anak2 Semua umur, namun pertama kali timbul bisa jarang < 20 thn Positif Positif

ALOPESIA AREATA (AA)

DEFINI SI

FASE TELOGEN Folikel rambut mengecil dan bergerak lepas ke permukaan kulit kepala, berlangsung selama 3-4 bulan.

FASE KATAGEN berlangsung 3-4mg, mulai melambat smp akhirnya berhenti

TELOGEN EFLUVIUM (TE) 

efluvium (kerontokan rambut):  kehilangan rambut rata-rata > 200

TRIKOTILOMANIA suatu gangguan perilaku dg ciri2 terus-menerus

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

56

hari/hari  rontok

dengan kerontokan rambut pada kulit kepala & dapat mengenai seluruh bagian tubuh yg berambut ETIOLO  GI 

Faktor genetik : HLA (DQ3) & HLA  (DR11) merupakan suatu tanda untuk AA. Faktor imunologik : AA banyak ditemukan pada penyakit autoimun 

Hormon androgen → sbg faktor pencetus pada  folikel rambut di daerah fronto-parietal Pada ♀ dicetuskan oleh, awal atau stop pil KB  hormone androgennya meningkat , pos-partum, & masa menopause 

   GAMBA  RAN KLINIS 



TATALA  KSANA 

Kelainan ditandai dengan 1 atau lebih bercak (patch) dg kerontokan rambut pada kulit kepala Pada tepi daerah botak terdapat rambut yg putus, bila dicabut tampak bulbus atrofi . Sisa rambut terputus tsb tampak spt tanda seru (exclamation mark hair), disebabkan bag distal > lebar dari bag proksimal. Rambut pada AA dapat tumbuh kembali dg sebagian rambut berwarna putih. Rambut yg berpigmen terkena AA, sedangkan rambut yg putih tidak terkena Kortikosteroid Minoksidil → merangsang sintesa DNA folikuler



 

 









Selalu pola kebotakan di bagian sentral dg rambut mengecil Onset bertahap Terjadi penipisan dengan atau tanpa disertai bercak kebotakan pada rambut yg bertahap Onset setelah pubertas “pull test “ (-)

Laki-laki : finasterid  untuk menekan hormone androgen (hati2 jk mau punya anak), minoxidil, transplantasi rambut, tretinoin atau rambut

Akut Demam → berlansung 8-10 minnggu. Biasanya berat, tidak total & bersifat reversibel. Diduga adanya “endogenous pyrogens” spt interferon ᾳ & gamma → mengurangi proliferasi folikel & secara langsung mengenai matrix folikel Postpartum → dipengaruhi oleh trauma psikis, kehilangan darah & rendahnya plasma protein Pengaturan diet yg salah / hipoproteinemia Gangguan tiroid → hipotiroid Defisiensi zat besi

menarik-narik rambut yg mengakibatkan sejumlah rambut hilang & membentuk “patch” Diduga perilaku ini akibat stres emosional atau fisik

Botak di kepala atau area lain di tubuh  Bulu mata atau alis mata jarang  Tampak sering mencabuti rambut  Tampak menggosok rambut atau menarik keluar di bibir atau wajah



  

Psikoterapi Obat-obatan untuk perawatan rambut

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

57



tambahan. Wanita : tidak diberi finasterid - Minoxidil

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

58

ILMU KESEHATAN MATA PALPEBRA & SISTEM LAKRIMASI ANATOMI





Terdiri atas : - Kulit :  Paling tipis  Longgar : maka apabila tjd trauma, akan cepat melebar memarnya  Tidak ada lemak subkutan - Otot Protraksi:  M.orbicularis oculi  untuk menutup mata  Septum Orbita  memisahkan palpebral dengan bag. dalam rongga orbita  Jar lemak orbita - Otot Retraksi :  M. levator  untuk membuka mata - Tarsus  rangka palpebra  kaku, jaringan ikat --> kerangka dari palpebra  Tarsus palpebra superior : 10-12 mm  Tarsus palpebra inferior : 4,5 mm  Lebar : 29 mm - Conjunctiva Tarsalis  menutup bagian belakang dari palpebra.  Berhubungan dengan conjunctiva bulbi di fornix - Cilia  bulu mata - Glandula  berperan pd bintitan “hordeolum”  Zeis  kelenjar sebaseus, berada dkt bulu mata  apbl radang menyebabkan hordeolum eksternum  Moll   Meibom  hordeolum internum - Vaskularisasi :  A/V Ophthalmica  A/V Lacrimalis - Persyarafan sensoris : N V (trigeminus cabang pertama) Otot – otot : - M.Orbicularis oculi  sirkular  fungsi : membuka atau menutup palpebra  inervasi : N VII  jd kl ada gangguan tdk bisa menutup mata spt pd Bells palsy - M.Levator palebra :  Menempel pada batas atas tarsus dan bagian medial kulit.  inervasi : N III  gangguan tdk bs membuka mata

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

59

M. Muller :  Otot tampak halus  Insersi pada bagian proksimal tarsus. Untuk melindungi bola mata dari gangguan faktor external atau kimia dan trauma Untuk mempertahankan permukaan bola mata tetap lembab dan licin dengan distribusi airmata yang merata dari Glandula Lacrimal (Pd bagian superior). INFEKSI HORDEOLUM CHALAZION ABSES PADA PALPEBRA Infeksi supuratif akut pada kelenjar di  Inflamasi lipogranulomatosa  Berasal dari hordeolum atau infeksi palpebra yang disebabkan oleh khronis pada kel Meibom.  berat pada cilia.  Terapi: Staphylococcus interna - Hordeolum internum : pada kelenjar  Nodul berwarna merah keunguan  Antibiotika sistemik dan lokal. meibom. (karna kronis) dan tidak nyeri pada  Insisi sesuai garis kulit. - Hordeolum eksternum : pada kel Zeis, conjunctiva Moll.  Terapi: insisi. Terapi: - Antibiotika lokal & sistemik - Kompres hangat (pagi & malam) sebelum tjd supuratif - Salpe mata 3x/hari - Insisi : bila sudah tjd nanah  Paling sering pada hordeolum externum  Insisi kulit: margo  Insisi Conjuctival: margo Komplikasi : abses pada palpebra BLEPHARITIS ULSERATIVA BLEPHARITIS HERPES ZOOSTER OPHTALMICA Infeksi margo palpebra yang disebabkan  bilateral  E/ : Virus herpes zoster  khronis pada margo oleh staphylococci pada anak-anak dengan  Infeksi bersembungi di system syaraf  Tanda klinis: sangat nyeri dan rasa keadaan umum tidak baik. (contoh :gizi palpebra.  bagian tepi buruk).  Squamous blepharitis (seborrhea) : terbakar (terganggunya cabang Tanda klinis : palpebra kemerahan,  Tanda klinis: gatal, rasa terbakar, pertama nervus V) squamous seborrhoic, ulserasi sepanjang squamous seborrheic (spt  Th/ : analgetik, antiviral (acyclovir), margo yang tertutup oleh krusta. antibiotik (untuk mencegah infeksi ketombe) pada bulu mata. Kehilangan bulu mata, distorsi margo (bila  Terapi : bersihkan dengan ‘cotton sekunder) dan corticosteroid lokal. khronik and berat). buds’ lembab, corticosteroid T/ : perbaiki keadaan umum,bersihkan ointment krustanya dengan kapas basah, antibiotic ointment -

FUNGSI PALPEBRA

 

PENYAKIT PD PALPEBRA 



 



 

ALERGI

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

60

  

  

 



Tanda klinis : edema palpebral, biasanya bilateral Tipe : - Anafilaktik dan atopik (urtikaria dan angioneurotik edema) - contact allergy (kosmetik) Th/ : - Menghilangkan etiologi - Steroid lokal dan sistemik TUMOR BENIGN MALIGNANT Naevus  tahi lalat, selama tidak menggangung dibiarkan.  Basal Cell Ca pada geriatri - Keganasan pada palpebra yang terbanyak (90-95%) di Verucca  kelainan kulit palpebra inferior (dekat canthus medialis) Xanthelasma : - Tanda klinis : nodu ulserativa, irregular, pigmentasi, - Plak kekuningan, irregular terutama di bagian medial jarang metastation. - Biasanya tidak menggangu pengelihatan, hanya Th/ : excision  dibuang dgn palpebranya, dan radio th/ menggangu kosmetik  Nodular basal cell Ca - Th/ : eksisi (alasan kosmetik) - kaku, menonjol, nodul mengkilap seperti mutiara Milium : - central ulceration - Papil putih dan kecil (lenticular)  Squamous Cell Ca (Epithelioma) - Disebabkan oleh retensi glandula sebacea. - Terjadi pada geriatri Haemangiom (vascular tumor) - Terutama pada palpebra superior - Cavernous haemangiom : - Metastasi ke nodus preauricular melalui sistem  Cabang vena yang membesar di daerah subkutan. lymphatis.  Biasanya pada bayi, hilang seiring bertambahnya - Th/ : eksisi luas. usia. Tp bila mengganggu sinar masuk harus  Malignant Melanoma  tahi lalat ganas diperhatikan - Berhubungan dengan melanoma conjuntiva.  Kebiruan - Th/ : operasi radikal  excenteration. Bola mata  Perubahan vaso dilatasi --> membesar bila menangis diangkat semua (Valsava test+)  Sebaceous Cell Ca - Capilary haemangiom : - Pada glandula Meibom  superfisial - Chalazion rekuren  Terdiri atas kapiler yang membesar. - multifokal  Warna kemerahan. - Metastase : jarang - Th/ : - Th/ :excision luas.  cryocoagulation (bila membesar dan mengganggu)  Injeksi steroid. Neurofibromatosis (von Recklinghausen disease) - Biasanya terjadi di temporal MALPOSISI ENTROPION

ECTROPION

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

61



Margo palpebra ke arah dalam  bulu mata menyentuh  Margo palpebra mengarah ke luar  konjunctiva tidak cornea (Trichiasis)  iritasi cornea  ulkus cornea. tertutup dengan sempurna  tebal, hiperemis, conjunctivitis  unilateral atau bilateral khronis. CONGENIT  CONGENIT  biarkan saja bl tdk teralu terganggu AL AL  akan keluar sendiri ENTEROPI ENTEROPI ON ON SENILE SENILE  Penyebab : relaksasi jaringan --->eversi  pd org tua ENTEROPI ENTEROPI  Th/ : blepharoplasty (rekonstruksi) margo palpebra ON ON  Seringkali terjadi pada palpebra inferior ACUTE  Inflamasi ocular PARALYTI  Penyebab : N.VII palsy--> sulit berkedip & SPASTIC  Iritasi ocular C lagophthalmos ECTROPIO CICATRICA  Disebabkan oleh sikatrisasi/pemendekan N L tarsus CICATRICA  Th/ : blepharoplasty/reconstruction ENTROPIO  Etiologi: L N - trauma thermal, trauma kimia dan ENTROPIO trauma palpebra N - infeksi : trachoma, herpes zoster MEKANIK  Disebabkan oleh:  Terapi: AL - massa tumor di palpebra rekonstruksi palpebra - Akumulasi cairan - trachoma  tarsotomy Sie Boen Lian technique (SBL) SIMBLEPHARON LAGOPHTHALMOS PTOSIS  Menempelnya palpebra ke bola mata  Palpebra tidak dapat menutup dengan  Palpebra superior tidak dapat (biasanya dengan kornea). sempurna. membuka dengan sempurna.  K. tarsalis nempel ke k. bulbi, atau k.  E/ : paralise N.VII, cicatrix, proptosis,  unilateral/bilateral  congenital ptosis tarsalis nempel ke kornea  gabisa tumor  Komplikasi : xerosis (dry eye)  krn  acquired ptosis dibuka  Bs krn trauma, luka bakar, sjs - senile gabsa nutup mata - myogenic  Th/ : simblepharectomy - neurogenic (paralyze of N.III) - trauma - mechanik (tumor)  Th/ : - fasanela servat: Bila sebagian M Levator masih berfungsi dengan baik. - levator shortening: Melalui kulit atau conjunctiva.

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

62

SISTEM LAKRIMAL





AIR MATA

    

KELAINAN KONGENITAL SISTEM NASOLAKRI MALIS

   

 

Secretory apparatus: menghasilkan air mata - Glandula Lacrimalis :  Letak : kuadran superolateral orbit  Kelenjar eksokrin. - Accesoryexocrine glands :  Krause & Wolfring  Letak : superior fornix dan diatas batas superior tarsus Excretion section: mengalirkan air mata - Pengaliran air mata ke dalam cavum nasi  Apabila terlalu banyak - Bermuara di valve of hasner(dibelakang konka inferior) Air mata keluar saat berkedip tanpa disadari Sedikit basa Mengandung NaCl, serupa dengan enzim lyzozym yang bersifat bakteriostatik Normal : air mata membasahi bola mata  sebagian akan mengalami evaporasi dan sebagian besar mengalir akibat pompa aktif oleh M Orbicularis ketika berkedip. Pengukuran volume : Schirmer Test Kertas (5x25mm) ujung diliipat ditempel di palpebral inferior, menempel di k.tarsalis inf  kalau air mata membasahi melemahnya efek  Sjorgen syndrome valve of Hasner) ---> paling pompa dari canaliculi.  Steven Johnson banyak Obstruksi sakus syndrome danduktus nasolakrimal Hiperlakrimasi: produksi meningkat Pemeriksaan: - Inspeksi punctum - Palpasi sakus area  penekanan --> discharge reflux - Dye Disappereance Test (Jones test) - Anel test ( test irigasi)  masukan cairan nacl ke punctum, ada reflek menelan atau tidak, kalau ada apa rasanya, kl asin  normal - probing dengan Bowman’s probe - dacryosistography dengan kontras - Dacryoscintilography radionuclides (technetium-99)

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

63



INFEKSI NASO LAKRIMAL

 

TUMOR NASOLAKRI MALIS

  

TATALAKSANA: - The upper system  dilation ----> probing  ampullotomy  intubasi silikon - Lower system  dacryocystorrhinostomy (DCR) DACRIOADENITIS AKUT Tanda:  - Hiperemis,nyeri dan bengkak kadang –  kadang disertai pseudoptosis  Etiologi: - dewasa : gonorrhoica  - Anak-anak : menyertai penyakit lain --> parotitis TUMOR GLANDULA LAKRIMALIS Benign/jinak - Adenoma - limphangioma Malignant/ganas - mixed tumor - sarcoma Th/ - Bedah - Radiasi

DACHRIOADENITIS KRONIK edema sedikit tidak nyeri seringkali menyertai TB, leukemia, trachoma Th/ : bergantung pada etiologinya

  

DACRIOSISTITIS KRONIK Gejala: - Epiphora - Edema  Terapi:  Antibiotic topical, sistemik  Kl sumbatan: dacriosistorinostomi TUMOR SAKUS LAKRIMALIS Benign/jinak - squamous papiloma Malignant/ganas - epidermoid Ca Th/ - Tindakan bedah (cystectomy) - Radiasi. 

SCLERA ANATOMI

   

INFLAMASI PD SCLERA

Lapisan dibawah konjunctiva, membentuk bola mata, tertutup oleh k.bulbi Dibentuk oleh kolagen tipe I (makanya agak keras) dan proteoglikan Avascular, kecuali: - Pembuluh darah superfisial dari episklera - Pleksus intraskleral di posterior limbus Bagian anterior terdiri atas jar. Ikat dengan vaskularisasi EPISKLERITIS SLEKRITIS  Peradangan ringan jaringan ikat subkonjungtiva   Bilateral,  > banyak pd perempuan  mungkin berhubungan dgn sklera bag.anterior  Kemerahan yang terjadi mendadak dan berulang hormonal  Lebiih jarang terjadi dibandingkan episkleritis (episcleritis periodica fugax)

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

64

  

ETIOLO GI

 

Reaksi alergi thd toxin endogen Kelainan sistemik lain/fokal infeksi (spt gigi/tht)   makanya kl berulang harus konsul dr. gigi/tht

GEJALA KLINIS



Infiltrasi limfatik pd jaringan subkonjungtiva dan episklera Tanpa rasa nyeri atau sedikit dan rasa tidak nyaman, sering kali neuralgia Kortikosteroid eye drop / eye ointment NSAID drops Steroid drops  pure antibiotic + airmata buatan Airmata buatan menjg film airmata ttp intak  spy proses penyembuhan cepat

 TERAPI

  

    

Tjd smp sekeliling kornea, membentuk anular scleritis Kadang sampai ke kornea menyebabkan keratitis sclerosis Immune-mediated vasculitis yang membuat proses peradangan dan merusak kornea Berkolerasi dengan pnykt sistemik: SLE, polyarteritis nodosa Peradangan berwarna merah tua kebiruan kemudian akan menjd keunguan dan semitransparan Onset biasanya scr gradual slm bbrp hari Scleritis tjd berulang  sclera menipis choroid kelihatan Ringan: kortikosteroid topical - NSAID (indometasin, naproxen, diclofenac) Berat: tambahan steroid oral atau dosis tinggi steroid IV

KORNEA FUNGSI

    



ETIOLOGI



Bagian jernih yang menutupi bagian depan mata Salah satu media refraktif pada mata Jernih dan transparan  avascular, diberi nutrisi oleh a. siliaris anterior (berjalan smp di limbus) dan humor aquos Refractive power + 42 D Kornea terdiri dari 5 lapisan: - Epitel - Membrane bowman - Stroma  plg tebal - Membrane descment - Endotel Barier mikroorganisme - Epitel kornea dilapisi oleh tear film (lap. Air mata) : berfungsi sebagai barier terhadap infeksi mikrokoorganisma. (Kecuali n. Gonorrhoea  bs tembus kornea krn pny enzim proteolitik) - Membran descemet berfungsi sebagai barrier untuk infeksi bakteri masuk ke bilik mata depan (Kecuali fungus) KERATITIS Ekosgen: Mikrokoorganisme bakteri , fungus, virus, parasite - BAKTERI

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

65

GEJALA DAN KELAINAN KLINIS

 



 Patogen : Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeroginosa  Opportunistic bacteria (flora normal konjungtiva): Staphylococcus, Moraxella, Serratia  Biasanya tjd pd: alkoholik/defisiensi B6, pemakaian steroid topical terlalu sering, abrasi kornea (epitelnya hilang) - FUNGUS (biasanya opportunistic)  Candida, fusarium, aspergillus - VIRUS  Virus herpes simpleks  Virus herpes zoster - PARASIT  Acanthamoeba - Pada pemakaian lensa kontak Endogen: Antigen antibodi / reaksi allergi  reaksi allergi FUNGAL ULCER KERATITIS HERPES SIMPLEX Subyektif (yang dirasakan oleh pasien) - Nyeri  Riwayat trauma tumbuhan  ETIOLOGI : virus herpes - Silau ( fotofobia ) srg pd petani simpleks tipe I - Penglihatan buram Sensibilitas kornea  Penggunaan steroid topikal - Tearing (lakrimasi) menurun  n.trigeminus jangka panjang Obyektif (pemeriksaan dg loupe atau slit lamp ) periksa reflek kornea  Infiltrat berwarna keabuan  Lesi : filamen, punctate,  Blefarospasme  mata tdk bisa dibuka, nyeri jk dibuka  Hipopion kental & dendritik, disciformis  Injeksi siliar  A. siliaris di limbus  jd sekitar limbus permukaan irregular merah  Lesi satelit di endotel  Tearing (lakrimasi)  Infiltrat superfisial atau ulkus kornea  ulkus sudah smp stroma  Hipopion pada kondisi lanjut  nanah

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

66

P. LAB

  

TATALAKSAN  A 

PROGNOSIS

  

Test fluorescein untuk ulkus kornea  kertas yg dibasahi dgn aquades kemudian dioleskan ke mata pasien Tes seidel untuk perforasi kornea Diagnostik etiologi - Kerokan infiltrat/ tepi ulkus - Apus forniks konjungtiva  Slide staining - Gram untuk bakteri - Giemsa / koh untuk fungal Atropin tetes mata  melebarkan pupil utk meringankan nyeri Anti mikroorganisme bergantung pada hasil pemeriksaan laboratorium(Pewarnaan dan kultur) - antibiotika untuk infeksi bakteri - Anti fungus untuk infeksi fungus - Anti viral untuk infeksi virus Bebat mata Bergantung pada lokasi, tebal dan luasnya ulkus Jaringan parut pada kornea yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan dapat dilakukan keratoplasty memperbaiki tajam pep penglihatan

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

67

UVEA 

Terdiri dari lapisan vakular: - Iris - Corpus siliar - Choroid  Fungsinya untuk memberi nutrisi untuk seluruh bola IRIS  Adalah diafragma yang membagi dua ruangan: - COA: yang membatasi kornea dengan iris - COP: yang membatasi iris dengan lensa  Membentuk lubang  PUPIL, yang melebar disaat ditempat gelap dan mengecil ditempat terang  Pupil adalah aperture di kamera - Normalnya: bulat, sentral dan iskokor - Kl > 1  polikoria  kelainan kongenital - Kl tdk sentral: korektopia - Reaksi pupil:  Direct & indirect  Wkt membaca dekat  akomodasi  Karna obat: miotika (pilokarpin), midriatic (atropine, homatropin, cocaine) KELAINAN PD IRIS CONGENITAL  Pupil membrane persistency - Pd waktu perkembangan janin 7-8 bulan kehamilan akan menutup, ketika lahir akan terbuka TRAUMATIC  Iridoplegi - Kena kok  berdarah ada ivema pd humor aquos  pupilnya lumpuh tidak bisa miosis/midriasi  Iridodialisis  tahi lalat  Hifema  rupture iris shg terjadi perdarahan di humor aquos akibat trauma tumpul NEOPLASMA IRIS

mata terutama bagian depan CORPUS SILIAR  Bentuk segitiga, basis di bagian depan  sampai kebelakang bergabung dgn choroid  Mengandung: - M. siliaris untuk akomodasi (longitudinal, circular, radier) - Prosesus siliaris: tempat   menempelnya zonula zinii  Pd keadaan inflamasi yang sgt berat rusak  atrofi  sekret↓ ptisis bulbi ( matanya mengecil)  Trauma tajam  simpatetik ophtalmia (terkena pisau smp merusak corpus siliar) uveitis  harus dibuang apbl tdk bs mengenai mata sebelahnya UVEITIS

CHOROID Lapisan: - Epitel - Bruch membrane - Chorio kapiler - Pem. Darah - Suprachoroid Artery: a. sliaris breves Vena: 4 v. vortikalis

      



KELAINAN CHOROID Coloboma: choroid tdk tbtk sejak lahir Choriditis/uveitis posterior Chorioretinitis  berdekatan dgn retina - Biasanya pd toxo Supuratif endophtalmitis: semua bola mata isinya nanah  buta Panophtalmitis: radang seluruh bola mata & otot okuler

Tidak akut, iris tidak jernih Tdp keratopersipitat  sel-sel radang yg menempel pada kornea. Sel-sel radangnya keluar masuk humor aquos Terapi: - Midriatica  karena iris meradang, kalau pupil dibiarkan kecil akan menempel ke lensa  sinekea posterior

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

68

-

-

Bila tek. Tinggi  beri Diamox Tek tinggi karena canalis schlemm tersumbat oleh sel radang Analgetik

REFRAKSI OPTIK

PROSES AKOMODASI

  

Komponen: lensa  bs mencembung, mencekung sesuai kebutuhan Sinar sejajar akan mengalamai convergensi di titik focus  lensa positif Atau mengalami divergensi  lensa negatif - Mengumpulkan banyangan mjd satu titik  Prinsip: - Sinar sejajar yang datang dari jarak > 5 m  sinar sejajar - Sinar yang datang dari jarak < 5m  sinar divergen  Media refraksi: cornea, humor aquos, lensa, corpus vitreus  Kekeruhan pd media refraksi  gangguan pengelihatan  Kekeuatan refraksi bola mata - Total : 60 dioptri - Cornea : 40 dioptri - Lensa : 20 dioptri  Kemampuan mata menambah power refraksi dengan meningkatkan kecembungan lensa.  Dalam keadaan normal : sinar yang datang dari jarak lebih dari 5 m akan berjalan sejajar sehingga image / bayangan akan jatuh tepat di fovea sentralis dengan posisi mata relax  Proses akomodasi terjadi akibat terjadinya kontraksi pada M. ciliaris pada Corpus ciliaris.  Refleks yang terjadi selama proses akomodasi , disebut Trias akomodasi adalah : - accommodation - Miosis untuk pengelihatan dekat - Convergents  Trias akomodasi: pupil mengecil, lensa mencembung, bola mata berada sedikit di tengah EMETROPIA (normal) AMETROPIA (anomalies)  Suatu kondisi dimana sinar sejajar yang masuk ke dalam  Kondisi dimana sinar sejajar yang masuk ke dalam mata tidak mata jatuh tepat di fovea centralis dengan mata dalam jatuh tepat di fovea sentralis dalam keadaan mata istirahat. keadaan istirahat sehingga memperoleh tajam penglihatan  Titik fokus berada di depan atau di belakang retina. yang maksimal.

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

69

DEFINISI





AMETROPIA MYOPIA Suatu kondisi refraksi dimana tanpa akomodasi, sinar sejajar  yang masuk ke dalam bola mata akan jatuh di depan fovea  centralis/ Retina. Myopic eye : refractive state over plus power  bola mata sangat panjang

 

Faktor penyebab: - Axial : Axis antero-posterior bola mata > normal  Pada keadaan ini , refraction power cornea, lensa dan posisi lensa dalam keadaa normal. Biasanya tampak mata penderita seperti proptosis. - Kurvatura :  Ukuran bola mata  normal, tetapi terdapat peningkatan kurvatura kornea atau lensa.  korneanya nonjol / lensa cembung sekali  Perubahan bentuk lensa , contoh : intumescens cataract  wkt muda ga ada minus tua jd minus

HYPERMETROPIA Kelainan refraksi dimana tanpa akomodasi, sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata jatuh di belakang retina. Cahaya Divergent dari objek jarak dekat akan jatuh di belakang retina.

Etiologi : - Axial ---> diameter bola mata < N  lebih pendek - Berkurangnya convexitas cornea/lens curvature - Berkurangnya index refraksi - Perubahan posisi lensa

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

70

Peningkatan index refraksi  Terjadi pada pasien diabetes mellitus  humor aquos lbh kental - Perubahan lokasi lensa  Subluksasi atau dislokasi lensa  Buram untuk melihat jauh, sedangkan penglihatan dekat normal  Asthenopia  sering lelah matanya  Myopia tinggi : hemeralopia terjadi akibat degenerasi retina dibagian perifer  buta senja .  Melihat Floating spots akibat degenerasi vitreous  Memicingkan mata agar memperoleh tajam penglihatan yang baik.  KLASIFIKASI - < 3.00 D = myopia rendah 3.00 - 6.00 D = moderate myopia - > 6.00D = high myopia/gravis -

GEJALA KLINIS

PEMERIKSA AN

 

KOMPLIKAS I



TATALAKSA NA



 PROGNOSI S



oftalmologis : myopia tinggi  proptosis, bilik mata depan dalam. Funduscopy : Tigroid fundus  Menipisnya retina dan choroid , myopic crescent sekeliling area papil N Optici, staphyloma posterior Biasanya terjadi pada myopia tinggi - Degenarasi dan mencairnya vitreous - Retinal detachment  retinanya teregang krn bola mata panjang bs robek - Perubahan pigmentasi + Perdarahan Makula - Strabismus  juling Low dan moderate myopia : diberikan koreksi penuh dengan lensa Spheris yang lebih rendah yang menghasilkan tajam perlihatan terbaik. - Smp didapatkan visus 6/6 high myopia: biasanya bila diberikan koreksi penuh kacamata, pasien mengeluh sakit kepala.  kurangi Simplex/stationer, setelah masa pubertas akan konstan.



   

Hipermetropia manifest  terdeteksi tanpa menghilangkan akomodasi dengan memberikan lensa convex dengan power terkuat , pasien dapat melihat lebih jelas. Terbagi ke dalam 2 tipe : - Facultative : dapat dihilangkan dengan akomodasi. - Absolute : tidak dapat dihilangkan dengan akomodasi. Total Hipermetrop : terdeteksi setelah dihilangkan akomodasinya dengan cylcopegic agents Latent Hypermetrop : selisih total hypermetrop dengan manifest hypermetrop Gambaran klinis - Penglihatan dekat buram - High hypermetropia pada usia tua : penglihatan jauhpun buram - Astenophia accommodative (eye strain)  keluar air mata - Children : high hypermetropia biasanya terjadi convergent strabismus (convergent squint)





 

Bila foria/tropia tidak ada , berikan lesa sferis terkuat yang memberikan tajam penglihatan terbaik. Bila ada foria/tropia , koreksi total hypermetrop . Bila perlu : kaca mata bifocal



RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

71



DEFINISI





Progressive myopia, myopia akan berlanjut meningkat terus dan dapat terjadi komplikasi. ASTIGMATISM Suatu kondisi refaksi dimana terdapat perbedaan derajat  refraksi pada meridian yang berbeda. Sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata akan difokuskan dititik yang berbeda.  tdk jatuh disatu titik Bentuk dari bayangannya adalah : Line, oval, circle, tidak pernah titik.

PRESBIOPIA Perubahan secara fisiologis akibat kemampuan dr akomodasi yang berkurang krn usia



MANIFESTA SI

  

ETILOGI TIPE

     

Perbedaan derajat refraksi untuk setiap meridian. Two principles meridian : - Maximmum refraction - Minimum refraction Irregular astigmatism - Difference in refraction not only in different meridians, but also in different parts of the same meridian. Bentuk dari kornea berubah, bentuk tdk bulat Ast. M. Simplex C-2.00 X 90 Ast. H. Simplex C+2.00 X 45 Ast. M Compositium S-1.50 C-1.00 X 60 Ast. H Compositium S+3.00 C+2.00 X 30 Ast. Mixtus S+2.00 C-5.00 X 180



Koreksi untuk presbiopia : Usia 40 S + 1.00 D Usia 45 S + 1.50 D Usia 50 S + 2.00 D Usia 55 S + 2.50 D Usia 60 S + 3.00 D Bergantung dr pekerjaan sebelumnya  

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

72

THT 

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

73

FARMAKOLOGI OBAT BENTUK SEDIAAN PADAT

ORAL



 serbuk kering ( pulveres ) anak anak Umum di pakai jika di berikan sedian oral padat - pd pemakaian biasa di campur air,  kapsul, tablet - sesuai utk pasien yg tdk dpt menelan - lebih efektif, mudah disimpan, dibawa dan dalam pemakaian oleh - sediaan padat lainnya. pasien - secara farmasetika lebih stabil dari sediaan cair - lebih cepat menuliskan resep, dan relatif - lebih cepat dilayani apotik SERBUK (pulvis, pulveres)  pulvis: tidak terbagi  pulveres: terbagi  dibagi bbrp bungkus  ukuran: - sangat kasar : 10.000 mikron/ 10 milimikron - sangat halus  mencapai ukuran koloidal - 1 mikron atau ...< 1 mikron.  Ukuran partikel  standar menurut USP ( United state of Pharmacopea )  Tujuan semakin halus ukuran partikel serbuk efek obat akan lebih cepat dibandingkan serbuk yg lebih kasar  Untuk derajat kehalusan digunakan ayakan. Utk granul no 4-12, semakin kecil nomor ayakan semakin kasar, halus no.80 sgt halus no. 120 Serbuk (pulvis) Adalah campuran yg homogen dari bahan obat dan bahan tambahan yg dihaluskan & dlm bentuk kering, ditujukan utk pemakaian oral dan utk pemakaian luar.  pulveres yg baik: - keseragaman bobot  (300-1000mg/bungkus)  plg banyak digunakan 400-500mg/bungkus - homogen: gerusannya dicampur rata - halus - stabil - kering  pulveres dapat diracik dari:

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

74

bahan obat murni (Kristal/hablur, serbuk, ekstrak) obat jadi (kaplet, tablet, kecuali coated & sustained release) Campuran kedua di atas. ORAL NON ORAL Terbagi (pulveres) Tidak terbagi (pulvis) pulvis (pulvis adspersorius) pulveres Pulveres utk obat dalam   Pulvis utk obat dlm utk  Pulvis utk obat luar  Contoh: Larutan Kalii di bungkus dgn kertas obat yg punya indek (topikal) Pulvis permanganas 1/4000 utk perkamen, pemakaian terapeutik yg lebar adspersorius pencuci luka, obat  Contoh: oralit  Serbuk tabur / serbuk dicampur air diberikan dlm bentuk Contoh: parasetamol dan serbuk, pemakainan ringan utk penggunaan dilarutkan dgn 500 ml luminal dibagi menjadi 10 topikal, dpt dikemas dlm aqua. bungkus wadah yg bgn atasnya berlubang halus utk  Kelebihan : memudahkan penggunaan - Cocok utk anak2 & dws yg tdk dpt menelan kap/tab pd kullit. - Kerja obat relatif lebih cepat dr tablet/kapsul  derajat kehalusan : 100 - > stabil dibandingkan dg obat cair mesh agak kasar - relatif lebih murah  tdk menimbulkan iritasi pd bgn yg peka  acyd salicyl  bs utk Kekurangan serbuk oral; - rasa agak pahit/kurang enak dermatitis - kurang sesuai utk bahan-2 obat  - bersifat higroskopis -











Komponen: - remedium cardinal  obat utama - remedium adjuvans  obat yang membantu obat utama - corrigensia  memberikan rasa, bau dan warna  C. Saporis (rasa): c/ saccharin, aspartame (pemanis buatan)  sebaiknya tdk diberikan  C. Coloris (warna): wajib utk obat-obat kuat dengan dosis kecil agar homogeny , c/ carmin  Odoris: bau  Pada serbuk adanya warna dan rasa, tdk ada bau  Konstituen/vehiculum (Saccharum lactis) - mencapai berat ideal - membantu mencampur bahan obat  homogeny - syarat :stabil, innert GRANUL

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

75

    

gumpalan2 dari partikel serbuk yg lebih kecil dibuat dgn cara melembabkan campuran serbuk dgn alkohol sampai berbentuk adonan dan dilewatkan pada celah ayakan ukuran ayakan 4-12 granul lebih tahan terhadap udara dari pada serbuk granul effervescent  jika dimasukan dalam air akan terlarut mengeluarkan co2, penggunaan utk obat vitamin dan mineral - mengandung bikarbonat dan asam sitrat jd rasanya pasti asam

CAPSULAE/KAPSUL Adalah sediaan padat, dimana satu bahan obat /lebih dan/bahan tambahan lainnya dalam cangkang keras or lunak yg umumnya terbuat dr gelatin.  Gelatin didapat dari hidrolisis kolagen dari kulit binatang  biasanya kulit kerbau, ada jg babi  Cangkang keras  - umum gelatin, yg lain: pati/ zat lain yg sesuai - ukuran : No. 5,4,3,2,1,0,00,000 - no. 00 ukuran yg terbesar utk manusia  plg banyak digunakan  macam macam kapsul: Kapsul keras/ hard capsul / Kapsul lunak/ soft gelatin Enteric capsul: kapsul Kapsul lepas lambat / capsulae operculatae capsul dilapisi dgn lemak sustained release capsul ( dibuat dgn granul berbagai ketebalan, sustained release granule)  dapat diisi secara manual,  Dibuat dari gelatin (gelatin  kapsul biasa (hard capsul)  berisi granul sustained utk obat racikan lunak) yg dilapisi lemak, sehingga release dlm cangkang  dpt menutupi rasa tidak  Dibuar dari hard capsul tp tdk melarut/pecah di kapsul  jd obat tidak lambung, tapi hancur di hancur semua, terkikis enak dr bhn obat Dpt diplastisasi dg pe + usus. secara perlahan, jd dalam  dapat diisi: alkohol polivalen/ sorbitol/  teknik ini digunakan utk darah lebih lama - serbuk gliserin - granul (butiran) ex:  Berisi bahan obat berupa menghindari bahan obat yg di rusak  tujuan sporanox oleh as lambung ex: enzim, pemberian obat banyak kali minyak/larutan obat dlm - zat aktif dilapisi dg penisilin dan bahan obat yg dlm sehari minyak,ex: vit A, D, E, K penyalut)  sustained  pigmen / pewarna , bahan menyebabkan iritasi  cukup 1 cap tiap 12 jam release/ enteric coated lambung ex: asetosal, atau setiap 24 jam/cap pengharum capsul  pabrik  Pengawet diklofenak dll  ex : Diltan SR, Fercee SR farmasi  Tujuan digunakan utk  Pemanis (sukrosa ad 5 %) - Semi padat/ cairan  Umumnya pasien yg sensitive thd diisi cairan, (teknik penutupan) iritasi lambung, pasien dgn khusus utk bhn aktif yg dpt pabrik farmasi gangguan lambung dilarutkan/disuspensikan  Formulasi serbuk (utk dlm bhn pembawa bukan kapsul) di industri farmasi : air, mis PEG ber BM kecil - diluen (zat pengisi)   Berbagai bentuk dan 

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

76

-

-





 



mempengaruhi  pelepasan obat lubrikan, glidan ex; pati Disintegran ex; mg stearate adsorben (MgCO3, silikon dioksida koloidal dll)  utk camp yg meleleh zat pengencer innert (utk zat berkhasiat keras) ex; Sach lact

ukuran Dibuat dengan mesin

COMPRESI/ TABULAE/ TABLET Adalah sediaan padat  bahan obat dg bahan pengisi/ tanpa bahan pengisi dan dibuat dengan mencetak/ mengempa TABLET BIASA TABLET HISAP TABLET SUBLINGUAL TABLET KUNYAH TABLET TIRTURAT / & BUKAL DISPERSI bahan obat dan  tablet yg rasanya  Tab yg pemakaianya  tab yg pemakainnya  dapat diubah dengan bahan2 tambahan manis dan baunya disisipkan disubligual dikunyah, berbagai macam digranulasidicetak enak dan melarut ( bawah lidah), bukal memberikan residu bentuk sediaan kecil, menjadi berbagai perlahan lahan (pipi bgn dalam) dg rasa enak dlm  berukuran bentuk tablet dimulut. melarut dgn cepat rongga mulut, mdh bentuk silindris, contoh: paracetamol  mengandung bahan dan mudah diserap ditelan stlh dikunyah mudah larut dalam  absorpsi obat melalui dan tdk pewangi, air TABLET VAGINAL meninggalkan rasa  digunakan mengolah  melarut secr mukosa mulut diformulasi khusus pahit a/ tdk enak. perlahan dlm rongga  utk efek sistemik, campuran obat utk dan berbtk tab utk  Banyak untuk anak mulut utk efek lokal mula kerja cepat sedian cair atau diletakkan dlm spt vitamin dan  formulasi spesifik  utk menghindarkan padat lainnya vagina dg alat mineral. Ada jg untuk  sudah jarang  utk lokal rongga first pass effect pd penyisip khusus, di antasida dan hepar digunakan mulut & tenggorokan dlm vagina obat antibiotic  Syarat : bau & rasa  Obat-obat akan dilepas &  umum menggunakan cardiovascular hrs enak umumnya utk efek manitol, sorbitol a/  Contoh: Antibiotik, lokal sukrosa sebagai bhn antiseptic, FG digunakan uk infeksi pengikat, pengisi, Throches, lemocin, jamur pada vagina pewarna & bhn sentril pengaroma TABLET OROS TABLET IMPLANTS TABLET SALUT GULA TABLET SALUT FILM TABLET DENGAN (SUSUK) (sugar coated) PENGELEPASAN

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

77

TERKENDALI terdiri dr inti tablet  Implant / pelet  Tab biasa yg disalut  Tab yg disalut dgn  menyampaikan obat dan salutan yg adalah sediaan dg dgn lapisan gula lapisan tipis film yg ke dlm tubuh pd laju permeabel dg lubang massa padat steril,  menutupi rasa dan dibuat dr bahan yg terkendali& berdiameter 0.4 mm berukuran kecil, alami/sintetis  direncanakan bau tdk enak dr zat obat jd bisa utk keluarnya obat. berisi obat dg Mencegah kontak  1 aktif lubang dibuat dg kemurnian tinggi  Melindungi dengan udara zat melepaskan 2-3  melindungi bahan sinar laser dgn / tanpa eksipien dosis  sehingga berkhasiat yg mudah  Sangat keras shg dibuat dgn cara obat dr kelembaban efeknya panjang rusak krn udara pencetakan. tidak hancur di selama penyimpanan  Mengurangi frekuensi  Contoh: vit b1 dgn  Ditanam dlm tubuh lambung pemberian obat  harga normal 5rb jd  contoh: ponstan FCT  Pelepasan zat aktif ( subkutan, dg tujuan meningkatkan 100rb  utk utk bdsrkan prinsip kepatuhan pasien meningkatkan memperoleh  Plg banyak untuk tekanan. estetika tekanan melalui pelepasan obat dlm  Bisa mencegah obat asam dan mulut mrpk suatu waktu lama. carvas kontak dengan udara pompa osmotik   supra livon mendorong / mengandung zat memompakan besi mencegah larutan obat ke luar oksidasi fero mjd feri dari lubang  Pemakaian cm 1x sehari  Contoh: nifedipin  Adalah sediaan padat dlm berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, meleleh, melunak / melarut pd suhu tubuh.  Fungsi: - Pelindung jaringan setempat - Pembawa zat terapetik yang bersifat local / sistemik  Bahan dasar: - lemak coklat (olium cacao) - gelatin tergliserinasi - campuran PEG - surfaktan SUPP ANALIA SUPP VAGINA (OVULA) SUPP URETHRALIA (BACILA) efek lokal infeksi jamur, hemorroids Infeksi jamur infeksi bakteri efek sistemik asma ex: aminophylin, kontrasepsi utk sedative& hipnotik: kloral hidras, analgetik ex: oksimorfin dan aspirin  efek lebih cepat dari tablet 

SUPPOSITORI A

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

78



indikasi: - efek cepat - pemakaian peroral tdk dpt dilakukan - Abs peroral tidak baik - utk menghindarkan first pass effect pd hepar - remedium dpt diabs mukosa rektal & tdk mengiritasi mukosa (ex: aminofilin, fenilbutazon, diazepam ) - Post operasi



Sedian ½ padat yg mudah dioleskan, di gunakan sbg obat luar dan utk pemakaian pd mata dibuat secara steril dan disebut salep mata. Nama lain = Salep /unguentum /oinment / zalf Remedium terlarut / terdispersi homogen dlm basis salep tidak berbau tengik Stabil selama penyimpanan pada etiket : OBAT LUAR

OBAT BENTUK SEDIAN ½ PADAT ( Semisolid Dosage Forms ) SALEP (unguentum)

    

BERDASARKAN EFEK TERAPI   

 





SALEP EPIDERMIK basis salep Mengandung vaselin/hidrokarbon maka disebut juga  Salep Lemak/ salep hidrokarbon bahan obat hanya bekerja pada pemukaan epidermis kulit dan tdk diserap digunakan untuk: antiseptik, adstrigent, sun screen ex: salep 2-4  As. Salicyl 2& dan belerang 4%, salep ZnO, salep acid boric, dll DASAR SALEP HIDROKARBON Ex: Vaselin album,Vaselin flavum, Parafin liquidum, Parafin solidum Tidak berpengaruh thd kulit

 

 

SALEP ENDODERMIK basis salep vaselin, adeps lanae, cera alba, stearilalkohol Bahan obat berpenetrasi melewati epidermis sampai ke endodermis, kalau dioleskan terlalu tebal dapat menembus sistemik Digunakan utk analgetik, anti inflamasi, emolien, lokal anestesi dll Ex; methyl salisilat , lidokain, hidrokortison, dll

DASAR SALEP ABSORBSI 

Ex: lanolin anhidrat (adeps lanae), stearyl akohol, cetyl alkohol, cera alba, cera flava, acid stearat,cetaceum dll

  

  



SALEP MUKOSA basis salepvaselin dan 10-20 % adeps lanae utk mata (lebih encer, ditambahkan parafin liquidum dan steril) salep mukosa melindungi dan mengobati mukosa  mata, vagina, hidung dan rektum Ex : antibakteri, anti jamur, antiinfalmasi,analgetik, lokal anestesi, hemorroids, dll

DASAR SALEP DAPAT DICUCI DGN AIR Mrpk emulsi o/w  Cream dasar salep dpt tercuci dgn air obat diabsorpsi lebih baik oleh kulit

DASAR SALEP LARUT AIR  

Disebut juga greaseless tdk mengandung bhn berlemak (hanya komponen yg larut dlm air dan mudah dicuci dgn air )

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

79

  





  Unguentum ophthalmicum /  ocCulentum/s alep mata

stabil, tahan thd kelembaban Sukar di cuci dgn air  krn bahan berlemak, lengket Tidak dikombinasi dgn bahan obat yg mengandung air. Digunakan utk salep epidermik dan salep mukosa ( + kan adeps lanae) Cocok untuk digunakan pd kaki, kulit kasar, atau yg sering kena air

 

  

Digunakan untuk  Salep endodermik Bersifat emulsi w/o ( air dalam minyak )  jd bs menembus lap. Epidermis bahan obat berair dpt dicampurkan Sukar dicuci dgn air kosmetik cold cream, skin whitening cream, cleansing cream, dll

salep yang digunakan pada mata Proses pembuatan - secara steril - bhn yang sudah disterilkan - perlakuan aseptik yang ketat - memenuhi persyaratan uji sterilitas Vehikulum  vas flav, adeps, PEG, parafin liq - Tdk mengiritasi mukosa - Dpt tersebar merata





 





CREAM sedian ½ padat  mengandung bhn obat terlarut / terdispersi dlm vehikulum yg berbentuk emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak Sifat O/w (minyak dlm  air) mudah dicuci dg air

GEL sedian ½ pdt, terdiri dr  suspensi partikel anorganik yg kecil tersusun baik atau senyawa organik yg dgn molekul besar dan saling diresapi suatu cairan air Merupakan dispersi koloid mengandung partikel koloid



Digunakan utk  Salep  digunakan utk  Salep endodermik endodermis  Dasar Salep bersifat  Ex: basis salep Polietilen hidrofilik  minyak dlm air Glikol  Contoh Komposisi: - emulgatorNa lauril Sulfas - Fasa minyak stearyl alkohol - Fasa air propilen glikol & air - Pengawetmetil, propil paraben  biasanya pd cream yg di pakai wanita Persayaratan: - Bhn obat larutan / serbuk halus - Harus bebas partikel kasar  uji salep mata - Penyimpanan : tempat sejuk - Wadah : tube steril ujung runcing, isi 5 g Penandaan : - jangan digunakan setelah 1 bulan dibuka  semua obat yg bersifat steril - pada etiket tertera : SALEP MATA Kelebihan: waktu kontak obat dg mata lebih lama dibanding tetes mata krn lebih lengket Kekurangan : lengket, menganggu penglihatan sebaiknya gunakan sebelum tidur

PASTA sedian ½ pdt yg  konsistensinya lebih kenyal dr salep, tidak memberikan rasa berminyak seperti salep, mengandung 4050% bahan serbuk ( ZnO, talk, amylum)  dan ditujukan utk pemakain topical

LINIMENTUM Sedian ½ padat  berbentuk masa kental atau cair yg di  oleskan pd kulit ex: minyak telon, methyl salisilat dalam minyak Berupa larutan bahan obat dlm minyak / lemak atau berupa

SAPO (SABUN) Sabun di dapat dr proses penyabunan alkali (basa) dengan lemak/ as lemak. Konsistensinya tergantung dr basa yg di pakai utk penyabunan - KOH + as lemak  sabun lunak  Sabun mandi - NaOH + as lemak 

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

80

 













Penggunaan : kulit,  vagina, rektum Bahan obat berpenetrasi melewati lap epidermis tapi tdk melewati kulit Contoh: anti jamur, analgetik, anti inflamasi, lokal anestesi, kosmetika dll Bahan pengawet utk cream: - metilparaben (nipagin) - propilparaben (nipasol) Penyimpanan : - wadah tertutup baik (tube) &  tempat yg sejuk Kelebihan : - Mudah dioleskan pd kulit & kulit berambut - Tipe o/w mudah dicuci dgn air - Penetrasi obat mudah ke dalam kulit Kekurangan : - Air dlm cream dapat menguap  kering - Baham obat yg dpt merusak cream, ex: fenol-fenol, asam-asam organik Hanya utk obat yang

Sistem : - Gel fasa tunggal /1 fase  zat anorganik/makromo l organik tersebar rata dlm cairan, tdk terlihat batas diantaranya - Sistem 2 fase  masa gel terdiri dari kelompok2 partikel terdispersi yg berbeda, disebut  magma  Harus dikocok dl unt menjamin homogenitas vehikulum : - Utk luarcarbopol, triethanolamin,glise rin (makanya gel terasa dingin) oral  alginate, antasida

  







ada texture kasar, kenyal (dr amylum) untuk antiseptik, adstringent, fungisida Vehiculum : vaselin, glycerin, mucilago, parafin Bahan padat yg biasa digunakan :ZnO, Amylum, Bolus alba, Talkum (membuat rasa kasar) Cr pemakaian : dioleskan dulu pd kain kasa  kemudian dibalut ke bagian tang sakit Penyimpanan : wdh tertutup baik & rapat, a/ tube

 



 

emulsi mengandung minyak atsiri Tidak di berikan pd kulit yg luka/ kulit  terbuka mudah dicuci dari kulit, dpt digunakan utk kulit berambut,  muka dan kulit bayi yg  halus Penetrasi obat lebih baik dr salep/cream Kelebihan: - Memberikan rasa hangat - Mudah dioleskan    

 

sabun keras sabun cuci



1. Sapo kalinus Sabun lunak berwarna kuning atau kecoklatan - KOH + minyak nabati Mengandung glyserin Digunakan utk detergent utk membersihkan kulit pada : - persiapan operasi - kulit yg berambut pd kondisi dermatologis 2. Sapo medicatus / sabun obat Sabun keras NaOH + as lemak berupa serbuk berwarna kekuningan Tdk mengandung glyserin 3. Sapo superadipatus Sapo medicatus + 16% sapo kalinus + 4% adeps lanae Merupakan bhn dasar utk sabun obat Contoh: - Balsam peru (sabun purol), - Sulfur pp ( sabun belerang) - Phenol (sabun antiseptik)

RANGKUMAN BLOK PANCA INDERA | S.F.A

81

stabil dlm air.

OBAT LEPRA 

Dapsone  bacteriostatic. Tp sudah byk yg resisten,  Pembagian lepra: - Paucibasiler (PB)  1-5 makanya di buat MDT - Multibasiler (MB)  lebih dr 5 spot  Multi drug therapy (MDT) - Rimfampisin & clofazimin - ROM: rifampicin (600 mg), ofloxacin (400 mg), and minocycline (100 mg) MDT Regimen PB Dewasa PB anak (10-14mg) MB dewasa Mb anak  1 bulan sekali, hari  1 bulan sekali, hari  1 bulan sekali, hari  1 bulan sekali, hari pertama: pertama: pertama: pertama: - 2 kapsul rifampisin - 2 kapsul rifampisin - 2 kapsul rifampisin - 2 kapsul rifampisin (300mgx2) (300mg + 150mg) (300mgx2) (300mg+150mg) - 1 tablet dapson - 1 tablet dapson - 3 kapsul clofazimine - 3 kapsul clofazimine (100mg) (50mg) (100mg x 3) (50mg x 3) - Langsung minum  1x sehari. Hari ke 2-28 - 1 tablet dapson - 1 tablet dapson - 1 tablet dpn dokter/petugas (100mg) (50mg) - Langsung minum  1x sehari. Hari ke 2-28  1x sehari. Hari ke 2-28 dapson(50mg) - 1 tablet  Lama pengobatan 6 blister - 1 kapsul clofazimie dpn dokter/petugas  1x sehari. Hari ke 2-28 dapson(100mg) (50mg) pack (6x28 hari) - Minum dirumah - 1 kapsul clofazimie - 1 tablet  Untuk anak dibawah 10  Lama pengobatan 6 blister (50mg) dapson(50mg) tahun, pemakaian - 1 tablet  Lama pengobatan: 12 pack (6x28 hari) disesuaikan dgn BB dapson(100mg) blister pack - Minum dirumah  Untuk anak dibawah 10  Lama pengobatan: 12 tahun, pemakaian blister pack disesuaikan dgn BB  SINGLE LESSION PB  ROM, tdk boleh utk ibu hamil  Pengobtan MDT dalam wkt panjang dpt menimbulkan komplikasi  Selama pengobatan MDT menimbulkan efek samping  tp itu (ofloxacin & minocycline), anak
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF