Rangkuman Cost Accounting 1
July 16, 2019 | Author: Ana Nurfaizah | Category: N/A
Short Description
ca...
Description
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima scdc.binus. ac.id/hima
CHAPTER 9 MATERIALS: CONTROLLING, COSTING, AND PLANNING Bahan Baku (Materials) adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Biaya bahan baku adalah komponen yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Pada perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya konversi (conversion cost). Conversion cost = direct labor + FOH Perolehan dan penggunaan bahan baku (procurement (procurement and used materials) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Anggaran produksi (production budget) Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) Pesanan pembelian (purchase order) Laporan penerimaan (receiving report) Bukti permintaan bahan baku (material requisition) Catatan bahan baku (Material record card) Purchase of Materials
Pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian. Tugas nya : -
Menerima bukti permintaan pembelian atas bahan baku, perlengkapan, dan peralatan. Menyimpan informasi mengenai sumber pasokan harga Membuat dan menempatkan pembelian order Mengatur pelaporan keuangan antara pembelian dan peneerimaan. PURCHASE OF SUPPLIES, SERVICES, AND REPAIRS
Langkah-langkah pembelian materials yaitu purchase requisitions, purchase orders, dan receiving reports. PURCHASING FORMS
Formulir utama yang dipembelian adalah -
Purchase Requisitions (bukti permintaan pembelian) Purchase Order (Pemesanan) Electronic Data Interchange
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
Receiving (penerimaan)
Departemen penerimaan berfungsi: -
Mengamati adanya bahan baku yang rusak. Membandingkan jumlah bahan baku yang diterima dengan jumlah yang dikeluarkan. Mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pemesanan pembelian. Membuat laporan penerimaan. Berkoordinasi dengan departemen pembelian apabila ditemukan adanya perbedaan deskripsi pada suatu bahan baku. Mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang menjadi tujuan. Cost of Acquiring Materials (Biaya Perolehan Bahan Baku)
Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan transportasi adalah biaya pembelian barang yang jelas terlihat. Sementara, biaya yang tidak terlalu jelas keliatan adalah biaya yang dapat disebut biaya akuisisi, yaitu biaya untuk melakukan fungsi pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, dan akuntansi.
Diskon pembelian. Diskon perdagangan dan diskon pembelian dalam jumlah besar biasanya tidak dicatatat oleh catatan akuntansi mana pun. Melainkan, keduanya diperlukan sebagai pengurangan harga. Yaitu, harga yang dibayar ke pemasok dicatat pada harga sesudah diskon. Beban Angkut Pembelian (Freight-In ). Biaya akuisisi dibebankan (Applied Acquisition Cost ). Jika biaya bahan baku akan memasukan biaya akuisisi, maka suatu tarif pembebanan tertentu dapat dikenakan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membedakan biaya ini ke overhead pabrik. PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Bahan baku dan laporan penerimaan dikirimkan kebagian gudang dari departemen penerimaan atau departemen pemeriksaan petugas gudang bertanggung jawab untuk mengamankan bahan baku, menempatkannya di kota atau lokasi lain sampai dibutuhkan, dan memastikan bahwa semua bahan baku yang dikeluarkan dari gudang sesuai dengan bukti permintaan bahan baku yang bersangkutan.
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
PENGELUARAN DAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU
Selain pembelian, penerimaan, pemyimpanan, dan pencatatan yang efektif, pengendalian bahan bakumemerlukan suatu sistem untuk mengeluarkan bahan baku.
Bukti permintaan bahan baku. bukti permintaan bahan baku memberikan otorisasi bagi petugas gudang untuk mengeluarkan bahan baku.bukti permintaan tersebut dibuat oleh klerek, kepala departemen, penyelia, atau pimpinan kelompok dari bagian pengendali produksi.bukti permintaan tersebut dibedakan dari bukti permintaan pembelian yang digunakan untuk membuat pesanan pembelian ke pemasok seperti yang telah dibahas sebelumnya. Bukti permintaan bahan baku digunakan untuk mengeluarkan bahan baku dari gudang. Pemrosesan Data Elektronik untuk bukti penerimaan bahan baku. ketika EDP digunakan untuk bukti penerimaan bahan baku, maka informasi permintaan dimasukan dan dikirimkan secara elektronik dan bukanya dalam bentuk dokumen kertas. Sistem tersebut mengahasilkan ikhtisar bahan baku sesuai kebutuhan dan memutakhirkan buku pembantu serta akun buku besar secara otomatis. Daftar Bahan Baku yang Dipergunakan. Daftar bahan baku yanag diperlukan membuat daftar dari semua bahan baku yang diperlukan untuk suatu pesanan atau production run tertentu. Daftar tersebut dapat menghemat waktu dan mengurangi kesalahan karena berguna sebagai salinan induk dari bukti permintaan bahan baku untuk produk tersebut. Saat suatu pesanan atau production run dimulai, semua bahan baku yang terdapat dalam BOM dikirimkan ke pabrik atau dikeluarkan sesuai dengan jadwal tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. BOM merupakan media posting yang merepotkan. EDP dapat memperbaiki prosedur tersebut dengan cra memberikan catatan BOM, memproses informasi secara internal, dan memutakhirkan semua catatan akuntansi secara otomatis. BUKU PEMBANTU BAHAN BAKU
Ketika perhitungan persediaan berbeda dari saldo di buku pembantu bahan baku, buku pembantu bahan baku disesuaikan dengan hasil perhitungan actual. Selain koreksi atas buku pembantu bahan baku, akun bahan baku di buku besar disesuaikan melalui jurnal: FOH Control Materials
xxx xxx
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
MATERIALS CONTROL (PENGENDALIAN BAHAN BAKU)
Pengendalian bahan baku harus memenuhi 2 kebutuhan yang saling berlawanan : 1) menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadaiguna beroprasi secara efisien 2) menjaga tingkat persediaan yang menguntungkan secara financial. Tujuan Materials Control adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan pada waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat pada harga dan kualitas yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya: 1) Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas ganguan. 2) Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimana psokan kecil ( musiman, siklu, atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga. 3) Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan karena penanganan. 4) Meminimalkan item-item yang tidak aktif, berlebih, atau usang dengan cara melaporkan perubahan produk yang memengaruhi bahan baku. 5) Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke lapangan. 6) Menjaga agar jumlah modal yang dinvestasikan dalam persediaan berada di tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.
MATERIALS CONTROL METHODS
1. Metode siklus pesanan (order cyling method) atau metode tinjauan siklus (cycle review method) Memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiap item atau kelas.perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda antar tinjauan dan dapat menggunakan siklus yang berbeda untuk jenis bahan baku yang berbeda. 2.
Metode minimum – maksimum ( min – max method)
Didasarkan pada pernyataan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada kisaran batas tertentu. Jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan. Tingkat minimum sudah memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan selama sikluspemesanan kembali. Tingkat minimum menentukan titik pemesanan kembali, dan jumlah pesanan sama dengan
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
selisih antara tingkat maksimum dengan tingkatminimum. Metode ini dapat didasarkan pada observasi fisik, atau dapat dimasukan kedalam sistem akuntansi 3.
Metode dua tempat.
Dalam metode ini, setiap item persediaan disimpan dalam 2 tempat, tumpukan atau kumpulan. Tempat pertama berisi persediaan yang mencukupi untuk penggunaan yang terjadi selama periode antara penerimaan suatu pesanan dengan penempatan pesanan berikutnya. Tempat yang kedua berisi jumlah normal yang digunakan dari tanggal pemesanan sampai dengan tanggal pengiriman plus persediaan pengaman. Apabila persediaan di tempat yang pertama kosong dan persediaan di tempat kedua mulai digunakan , maka bukti permintaan pembelian untuk pemasokan baru di buat. 4.
Pengendalian selektif.
Dalam pengendalian selektif , yang juga disebut dengan rencana ABC, signifikansi biaya dari setiap item dievaluasi. Item di klasifikasikan ke dalam tiga kategori. Item yang nilainya tinggi dan merupakan item penting, disebut item A, berada dalam tingkat pengendaliaan yang paling ketat. Item yang nilainya menengah, disebut item B, berada dalam tingkat pengendalian yang moderat. Item yang bukan merupakan item yang penting dikendalikan menggunakan pengendaliaan fisik yang sederhana, seperti metode dua tempat.
METODE PENGHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (materials costing method), diantaranya adalah: 1) 2) 3) 4)
Metode identifikasi khusus. Metode FIFO Metode LIFO Metode rata-rata
5) Metode biaya standart. 6) Metode rata – rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
JUST-IN-TIME
Just-in-Time (JIT) adalah salah satu cara untuk menurunkan biaya dengan cara mengeliminasi persediaan. Tujuan JIT : -
Menghasilkan produk yang sesuai
-
Memproduksi dengan jumlah kecil
dengan jadwal yang didasarkan
-
Menghilangkan pemborosan
permintaan
-
Memperbaiki aliran produksi
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
CONTOH SOAL Order Point. Pilot Company has obtained the following costs and other data pertaining to one of its materials: Order Quantity…………………………………………… 3,500 units Normal use per day…………………………….………. 500 units Maximum use per day………………………………..... 600 units Minimum use per day……………………………..…… 100 units Lead Time………………………………………....... ……. 5 days
(1) Safety Stock (maximum) Maximum use per day............................... 600 units Normal use per day................................... 500 Safety stock (maximum)........................... 100 units × 5 days of lead time = 500 units (2) Order Point Normal use per day (500) × days of lead time (5) ..................... 2,500 units Safety stock ..................................................................................... 500 units Order point ...................................................................................... 3,000 units (3) Normal maximum inventory Order point ......................................................................................... 3,000 units Normal use during lead time (500 × 5) ............................................ (2,500 units) On hand at time order received ..................................................... 500 units Quantity ordered................................................................................ 3,500 units Normal maximum inventory .............................................................. 4,000 units (4) Absolute maximum inventory Order point .......................................................................................... 3,000 units Minimum use during lead time (100 × 5)........................................... (500 units) On hand at time order received ....................................................... 2,500 units Quantity ordered ................................................................................. 3,500 units Absolute maximum inventory ............................................................ 6,000 units -
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
CHAPTER 11 “Factory Overhead: Departmentalization, Planned, Actual, Applied”
Factory Overhead adalah seluruh biaya yang secara tidak langsung mempunyai hubungan dengan proses produksi duatu barang, yang biaya-biaya tersebut dalam pabrik tempat berlangsungnya suatu proses produksi.
Yang termasuk FOH : -
Indirect Material Indirect Labor Other factory cost
Departementalisasi adalah proses pengelompokkan aktivitas menjadi sejumlah departemen. Divisi tenaga kerja menghasilkan spesialis yang memerlukan koordinasi. Koordinasi ini difasilitasi dengan mengelompokkan para spesialis bersama-sama dalam sejumlah departemen.
Producing and Service Department Departemen Produksi adalah seluruh aktivitas yang berkaitan dengan proses produksi. Yang termasuk Departemen Produksi : -
Cutting Planning Assembly Upholstery Finishing Machining
- Cooking - Brewing - Distilling - Mill Room - Plating - Knitting
- Mixing - Refining - Bottling - Canning - Glazing - Fabricating
Departemen Jasa adalah seluruh aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan suatu produk. Yang termasuk Depatemen Jasa : -
Utilities Receiving Inspection Storage Security
- Purchasing - Materials Handling - Shipping - Medical - Production Control
- Personnel - Maintenance - Cafeteria - General Factory Cost Pool
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
Contoh Soal : Rate Calculation – Plantwide versus Departmental Direct Method 1. Bristol Company uses the direct method in distributing service department costs to producing departments. Cost of dept S1 are distributed on the basis of number of employees, while costs of Department S2 are distributed on the basis of machine hours. The allocation bases used in calculating predetermined overhead rates are machine hours in Dept P1 and direct labor hours in Dept P2. Producing Departments
Service
Departments
Budgeted overhead
P1 $410,000
Number of employees
P2 $304,000
90
210
Machine hours
64,000
16,000
Direct labor hours
35,000
100,000
S1 $100,000
S2 $50,000
20
28
The following data pertain to Job 437 Dept P1
Dept P2
Materials cost
$90
$40
Direct labor hours
1
2
Machine hours
3
1
Required:
TOTAL
FOH before distribution of service dept Distribution of : Dept. S1 Dept. S2 Total FOH
Producing Department P1 P2
Service Department S1 S2
$ 864,000
$ 410,000
$ 304,000
$ 100,000
$ 50,000
$ 864,000
30,000 40,000 $ 480,000
70,000 10,000 $ 384,000
(100,000) 0
(50,000) 0
Allocation Base
64,000 /MH
POHR of Dept.
$ 7.5 /MH
100,000 /DLH $ 3.84/DLH
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
$ 135,000 DLH POHR of Plant $ 6.4/DLH 1) Compute predetermined overhead rates for the producing dept & compute the Allocation Base
resulting overhead cost 2) Calculate a plantwide predetermined overhead rate based on direct labor hours
2. Rate Calculation – Plantwide versus Departmental Step Method. Knoxville Companny distributes some service dept costs ato other service departments, However, after department’s cost have been distributed, no cost are
assigned back to it. Buildings and Grounds is distributed first, using square feet as a base. The number of employees is used as a base for distributing Factory Adminisstration Machining Assembly Buildings&Grounds Budgeted overhead $ 361,856 $ 420,000 $ 40,000 Square feet 9,000 10,000 1,500 Number of employees 440 460 50 Direct labor hours 452,000 567,250 Machine hours 195,600 23,000
Factory Adm $ 25,000 1,000 30
Required:
1) Compute a plantwide overhead rate Producing Service Department Department TOTAL Factory Machining Assembly Building&grounds Adm FOH before 846,956 distribution of 361,956 420,000 40,000 25,000 service dept. Distribution of: Dept. 18,000 20,000 (40,000) 2,000 buildings&grounds Dept. Factory 13,200 13,800 (27,000) adm Total overhead 846,956 393,156 453,800 0 0 Allocation base 1,019,250 DLH POHR of Plant 0,83 DLH
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
Allocation base POHR of dept
scdc.binus.ac.id/hima
218,300 MH 3,87 MH
Calculation: Dept buildings&grounds > Machining 9000 x 40,000 = 18,000 20000 Dept buildings&grounds > Assembly 10000 x 40,000 = 20,000 20000 Dept buildings&grounds > Dept Factory Administration 1000 x 40,000 = 2,000 20000 Dept Factory Administration > Machining 440 x 27,000 = 13,200 900 Dept buildings&grounds > Machining 460 x 27,000 = 13,800 900
2) Compute the overhead rate Under producing department rate Department Machining = 195,600 MH x $ 3,87/MH = Department Assembly = 567,250 DLH x $ 0,83/DLH = OVERHEAD COST Under plant rate 1,019,250 DLH x 0,83 DLH = $ 845,978
$ 756,972 $ 470,818 $1,227,790
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
Chapter 16 Standard Costing: Setting Standards and Analyzing Variances
Standard Costing (Biaya Standar) adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisien dan faktorfaktor lain tertentu
Komponen Standar Biaya Standar biaya memiliki dua komponen yaitu : 1. Standar Fisik atau Standar Input , yakni penetapan secara cermat kuantitas input yang dibutuhkan untuk satu unit output. 2. Standar Harga , yakni harga yang ditetapkan dengan cermat yang diharapkan dibayar perusahaan guna mendapatkan satu unit input.
Manfaat Standar cost 1. Perencanaan dan penyusunan anggaran 2. Pengambilan keputusan tentang harga jual produk, strategi pengembangan produk dan lain sebagainya. 3. Pengendalian biaya 4. Menilai hasil pelaksanaan 5. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya 6. Menerapkan Manajemen By Objective (MBO) 7. Membedakan biaya yang telah dikeluarkan ke produksi selesai, persediaan produk dalam proses dan lain sebagainya 8. Menekan biaya administrasi 9. Menyajikan laporan biaya dengan cepat
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
Terdapat tiga jenis standar yang dapat digunakan organisasi dalam sistem kalkulasi standar biaya, yaitu : 1. Standar aktual, mencerminkan tingkat aktifitas dan efisiensi yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi yang paling dekat dengan hasil aktual. 2. Standar normal, mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi normal. Standar ini merupakan hasil yang menantang namun dapat dicapai. 3. Standar teoritis, mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi maksimum. Standar ini merupakan cita-cita yang dituju, bukan kinerja yang dapat dicapai sekarang.
Varians adalah perbedaan antara jumlah yang didasarkan pada hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan. Jumlah yang dianggarkan merupakan acuan untuk melakukan perbandingan. Setiap varians merupakan suatu sinyal yang sebaiknya diidentifikasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan terulang kembali, masalah sistematis yang dapat diperbaiki, atau standar yang tidak tepat. Misalnya, jika proses manufaktur berubah, maka standar fisik juga mungkin berubah. Ada dua jenis varians, yakni : 1. Varians yang menguntungkan ( favorable), adalah varians yang memiliki pengaruh meningkatkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang dianggarkan. 2. Varians yang tidak menguntungkan ( unfavorable), adalah varians yang memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang dianggarkan. Dalam beberapa kasus, varians di departemen-departemen yang berbeda saling terkait. Penentuan hubungan semacam itu penting ketika varians yang menguntungkan di suatu area ditiadakan oleh varians tidak menguntungkan di area lain yang terkait.
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
Penentuan standar biaya ditentukan oleh tiga komponen biaya utama dalam perusahaan manufaktur, yakni : 1. Penentuan standar biaya bahan baku, 2. Penentuan standar biaya tenaga kerja langsung, 3. Penentuan standar biaya overhead.
Prosedur penyusunan standar biaya bahan baku perusahaan : 1. Perusahaan mengadakan pertemuan dengan beberapa calon pemasok yang menawarkan barangnya untuk dibeli. 2. Direktur pusat, manajer keuangan, manajer pembelian, dan manajer produksi akan memilih pemasok untuk menilai apakah kualitas barang dari pemasok sesuai dengan harga barang yang ditawarkan. Hal ini dilakukan agar biaya standar bahan baku yang telah disusun menjadi hasil kesepakatan bersama sehingga dalam pelaksanaannya biaya standar tersebut didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. 3. Setelah pemasok terpilih maka bersama-sama akan membicarakan mengenai kontrak harga untuk jangka waktu tertentu. Harga yang telah disepakati inilah yang menjadi “standar harga bahan baku” yang ditetapkan oleh perusahaan. Standar harga bahan baku yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan harga pasar yang berlaku saat ini. Contoh : Untuk membuat 1 unit produk barang XYZ, dibutuhkan 5 kg bahan baku dengan harga kontrak sebesar Rp1.000,-. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “standar harga bahan baku” adalah : 5 kg bahan baku x Rp 1.000,- = Rp 5.000,-
Penentuan Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung, Dalam praktiknya, manajemen menetapkan standar tarif upah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) dimana kegiatan operasi perusahaan berjalan. Terdapat dua komponen biaya yang menentukan standar biaya tenaga kerja langsung, yakni : 1. standar jam kerja 2. standar tarif upah tenaga kerja langsung.
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
Sedangkan dalam hal penentuan standar jam kerja terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan, yakni : a. kapasitas normal perusahaan dalam satu tahun, b. jumlah hari kerja dalam satu bulan, c. efektivitas standar jam kerja dalam satu hari, d. total pekerja dalam satu hari, dan e. jumlah produksi dalam satu jamnya Contoh : Jika kapasitas normal perusahaan XYZ dalam satu tahun 1.000.000 unit produksi 21 hari kerja dalam satu bulan adalah 21 hari 7 jam kerja efektif per hari; dan 100 pekerja aktif dalam satu hari.
Maka jam kerja efektif perusahaan dalam 1 tahun : 100 pekerja x 7jam/hari x 21 hari kerja x 12 bulan = 176.400 jam Diketahui UMR yang ditetapkan oleh perusahaan sebesar Rp1.500.000,- per bulan. Maka “standar biaya tenaga kerja langsung” yang dikeluarkan perusahaan dalam satu tahun untuk memproduksi 1.000.000 unit adalah : 100 pekerja x Rp 1.500.000,- x 12 bulan = Rp 1.800.000,Oleh karena itu maka akan didapatkan “standar tarif upah” yan g digunakan dalam kondisi kapasitas normal perusahaan adalah : Rp 1.800.000,- : 176.400 jam = Rp 10.204,- per jam Jika dalam 1 jam setiap orang dapat menciptakan 6 buah produk berarti 1 unit produk akan memakan waktu sebesar 1/6 jam. Maka biaya standar untuk satu unit produksi adalah : 1/6 x Rp 10.204,- per jam = Rp 1.694,- per buah
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
Penentuan Standar Biaya Overhead Penetapan standar biaya overhead didasarkan atas anggaran fleksibel yang ditetapkan oleh perusahaan. Biaya overhead ditetapkan oleh bagian keuangan bekerjasama dengan bagian produksi dan bagian akuntansi. Dasar pembebanan terhadap biaya overhead dapat dibebankan pada jumlah jam tenaga kerja langsung yang berhubungan terhadap kegiatan operasi perusahaan.
Adapun cara penghitungan tarif biaya standar overhead adalah : Jumlah biaya overhead jumlah jam kerja langsung Setelah didapatkan tarif standar dari pembagian tersebut, maka biaya standar untuk membuat satu unit produk adalah jumlah jam kerja untuk satu unit produksi dikalikan tariff standar yang telah didapatkan. Dari perhitungan biaya standar tersebut maka akan didapatkan harga pokok standar untuk setiap unit produksi adalah : Biaya standar bahan baku Rp xxxxxx,Biaya standar tenaga kerja Rp xxxxxx,langsung Biaya standar overhead Rp xxxxxx,Harga pokok standar produk Rp xxxxxx,-
+
Implementasi Standar Biaya Keberhasilan dari sistem standar biaya bergantung pada keandalan, ketepatan, dan penerimaan terhadap standar tersebut. Dalam beberapa kasus, standar ditetapkan pada tingkat rata-rata hasil aktual dari periode-periode sebelumnya. Di kasus-kasus lainnya, standar ditetapkan oleh seorang ahli berdasarkan studi atas komponen produk, operasi produksi, sampel, dan partisipasi individu-individu yang kinerjanya diukur dengan standar.
Dalam menetapkan standar, perilaku manusia juga harus diperhatikan. Karyawan akan bereaksi negatif jika mereka merasa terancam oleh standar yang ditentukan. Jika mereka ikut berpartisipasi dalam menetapkan standar dan memahami bagaimana standar itu ditentukan, maka mereka akan lebih dapat menerima. Dengan pengetahuan dan pengalaman praktis mereka, maka mereka dapat memberikan kontribusi dalam menetapkan dan memperbaiki standar. Idealnya, karyawan menerima standar tersebut sebagai cita-cita pribadi mereka.
Secara historis, banyak akuntan percaya bahwa standar yang paling efektif adalah standar yang ditetapkan oleh insinyur industrial dengan partisipasi dengan partisipasi
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
manajer operasi yang akan dievaluasi. Karena kebutuhan sekarang untuk perbaikan terus menerus, maka pendekatan penetapan standar ini telah dipertanyakan. Sebagian akuntan berargumentasi bahwa standar semacam ini didasarkan pada tingkat produktivitas yang telah diketahui dan gagal untuk menyediakan insentif yang mencukupi bagi perbaikan. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah memperketat standar secara periodik guna mencerminkan tingkat perbaikan yang diinginkan. Masalah dengan pendekatan ini adalah dalam menentukan berapa banyak perbaikan yang akan dimasukan setiap periodenya. Pendekatan alternatif adalah dengan mendasarkan standar pada kinerja aktual yang paling akhir dan kemudian memperkirakan varians yang menguntungkan (favorable) sebagai kinerja yang dapat diterima. Masalah dengan pendekatan ini adalah dalam menentukan jumlah varians menguntungkan yang dapat diterima. Sistem ini juga dapat mendorong dilakukannya permainan oleh orang-orang yang dievaluasi. Seorang manajer yang dapat melakukan perbaikan secara subtansial di suatu periode mungkin saja memutuskan untuk membuat perbaikan-perbaikan kecil di setiap periodenya selama beberapa periode guna menjamin serangkaian evaluasi yang menguntungkan. Pendekatan ketiga dalam menetapkan standar adalah untuk mengidentifikasikan biaya standar yang akan didukung oleh pasar. Dalam pendekatan ini, harga jual untuk produk diestimasikan pertama kali, kemudian biaya pemasaran dan laba yang dapat diterima dikurangkan dari harga jual untuk memperoleh target biaya. Pendekatan ini memiliki keuntungan dengan menyediakan suatu insentif untuk memproduksi produk yang akan kompetitif di pasar, tetapi standar yang dihasilkan mungkin saja tidak tercapai. Standar biasanya dihitung untuk periode 6-12 bulan, meskipun periode yang lebih panjang kadang kala digunakan. Standar sebaiknya diubah ketika kondisi yang mendasarinya berubah atau ketika penggunaan standar yang lama tidak lagi mencapai tujuan. Tetapi, perubahan standar fisik terlalu sering akan mengurangi efektifitasnya, meningkatkan pekerjaan klerikal, dan menimbulkan kebingungan serta ketidakpastian. Standar fisik sebaiknya dipantau secara terus menerus dan ditinjau ulang secara berkala guna menentukan kesesuaiannya.
Kejadian dan bukannya waktu, yang menjadi faktor yang menentukan kapan standar sebaiknya direvisi. Kejadian-kejadian tersebut dapat diklasifikasikan sebagai internal dan eksternal. Kejadian internal, seperti kemajuan teknologi, revisi desain, perubahan metode, perubahan tarif upah pekerja, dan perubahan dalam fasilitas fisik, dalam
RANGKUMAN COST ACCOUNTING [UAS]
scdc.binus.ac.id/hima
batas-batas tertentu dapat dikendalikan oleh manajemen. Sebaliknya kejadian eksternal, seperti perubahan harga (termasuk dampak inflasi), tren pasar, permintaan tertentu dari pelanggan, dan perubahan dalam situasi persiangan, dan pada umumnya tidak dapat dikendalikan oleh manajemen. Standar biaya lebih sering memerlukan perubahan ketika kejadian eksternal yang mengendalikan terjadi. Organisasi yang menghadapi perubahan teknologi yang sangat cepat, biasanya tidak menggunakan standar tradisional, melainkan menggunakan biaya aktual paling terakhir, atau rata-rata bergerak dari biaya aktual di masa lalu.
View more...
Comments