Quality of Life Pada Lansia Di Posyandu Lansia (Autosaved)
April 28, 2019 | Author: puskesmas purwoasri | Category: N/A
Short Description
Quality of Life Pada Lansia Di Posyandu Lansia (Autosaved)...
Description
QUALITY OF OF LI FE PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN BARENG KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Praktikum Gerontologi Yang dibina oleh dr. Anindya Hapsari & Septa Katmawati S. Gz. M. Kes
Oleh: Anisa Nidya Eka Putri
(130612607900) (130612607900)
Ayu Nindhi Kistianita
(130612607859) (130612607859)
Bayu Jaya Noor
(130612607882) (130612607882)
Beatrix Rifana K. I.
(130612607896) (130612607896)
Dewi Anggia Hapsari
(130612607864) (130612607864)
Dhia Irfan Hanif
(130612607892) (130612607892)
Hamidah Indrihapsari
(130612607876) (130612607876)
Nurin Marfidlotul Iftitah
(130612607861) (130612607861)
Redhita Fatrisia
(130612607852) (130612607852)
Yulinda Nur Maulidya
(130612607855) (130612607855)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT September 2015
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................... ................................................................ ............................................ .............................. ........ i DAFTAR ISI ........................................ .............................................................. ............................................ ............................................ ...................... ii BAB 1. PENDAHULUAN ............................................ ................................................................... ......................................... ..................1
1.1 Analisis Situasi............................................ Situasi................................................................... ......................................... ..................1 1.2 Program yang Pernah dan atau Sedang Dilaksanakan ......................... .........................2 1.3 Kesulitan dan Hambatan Hambata n dalam Pelaksanaan Program ........................ ........................2 1.4 Evaluasi Kekurangan Program yang Telah Berjalan ........................... ...........................3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................... ................................................................. .................................. ...........4
2.1 Posyandu Lansia ............................................. .................................................................... ..................................... ..............4 2.2 Quality of Life ......................................... ............................................................... ............................................. .......................5 BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... ............................................................... .....................11
3.1 Hasil dan Pembahasan ............................................................. ....................................................................... ..........11 BAB 4. GAGASAN ............................................ .................................................................. ............................................ ............................ ......18
4.1 Gagasan yang Diusulkan............................................ ................................................................... .........................18 4.2 Kehandalan Gagasan ............................... ..................................................... ........................................... .....................18 4.3 Strategi Penerapan Gagasan .......................................... ............................................................... .....................19 4.4 Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan ..................................... .....................................19 4.5 Prediksi Manfaat ........................................................... ................................................................................ .....................20 4.6 Pihak-pihak Terkait ................................. ....................................................... ........................................... .....................20 BAB 5. PENUTUP ........................ .............................................. ............................................ ............................................ ............................ ...... 22
5.1 Kesimpulan .......................................... ................................................................ ............................................ ........................ .. 22 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
Posyandu Lansia Leli Kelurahan Bareng terletak di Jalan Bareng Raya IIC/360 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang. Posyandu lansia Leli Bareng merupakan salah sayu posyandu yang berada di RW 08 Kelurahan Bareng, dimana RW 08 Kelurahan Bareng ini memiliki 3 posyandu lansia yang masing masing posyandu mencakup 5 wilayah RT. Posyandu Leli Bareng ini diadakan untuk seluruh lansia yang berada di RW 08 Kelurahan Bareng yang cakupan wilayahnya meliputi warga RT 06, RT 07, RT 08, RT 09, dan RT 10. Posyandu lansia tersebut diadakan pada hari Kamis minggu ke-2 setiap bulannya pukul 08.00 WIB di balai RW 08 Kelurahan Bareng. Petugas yang memeriksa para lansia di berasal dari petugas Puskesmas Bareng Kecamatan Klojen. Terdapat dua petugas kesehatan yang berasal dari puskesmas Bareng Kecamatan Klojen sedangkan 6 kader yang berasal dari 5 RT di RW 08 Kelurahan Bareng. Kader tersebut ditunjuk oleh para petugas kesehatan atas rekomendasi dari Lurah Bareng. Data lansia yang dilayani oleh Posyandu Leli Bareng ini sebanyak 35 orang lansia yang semuanya berjenis kelamin perempuan. Pada posyandu ini, para lansia dapat berkonsultasi dan berkeluh-kesah mengenai masalah kesehatan mereka. Di posyandu tersebut terdapat tiga pembagian tahapan. Tahap pertama yang akan dilayani oleh petugas kesehatan. Pada tahap pertama ini lansia akan melakukan pendaftaran dan pengisian formulir selain itu petugas kesehatan mengecek buku Kartu Menuju Sehat (KMS) lanjut usia. Pada tahap kedua yang dilakukan oleh petugas kesehatan juga yakni pengukuran tinggi badan dan penimbangan. Tahap ketiga cek kesehatan yaitu berupa tes tekanan darah, tes kadar kolesterol, dan tes asam urat. Tahap terakhir, yaitu pemberian makanan tambahan pada lansia, biasanya berupa buah, kue atau susu khusus lansia. Di Posyandu ini tidak melayani pemberian obat untuk lansia yang sakit, namun petugas puskesmas disini menerapkan sistem kepada lansia untuk melakukan segala jenis pengobatan dan pemeriksaan lebih lanjut ke Puskesmas
1
Bareng. Sehingga, posyandu ini sifatnya hanya dijadikan sebagai fasilitas bagi lansia untuk melakukan cek kesehatan secara rutin tiap bulannya.
1.2 Program yang Pernah dan atau Sedang Dijalankan
Program yang telah dilaksanakan oleh pengurus Panti Wredha Simon Petrus guna meningkatkan olahraga serta aktivitas fisik para lansia, yaitu : 1. Senam Lansia Senam lansia ini rutin diadakan setiap hari minggu pagi pukul 06.00 WIB di Balai RW 08 Kelurahan Bareng. Antusias lansia warga RW 08 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen ini cukup baik. Hal ini dikarenakan peserta senam lansia di setiap minggunya semakin bertambah. Senam ini biasanya dipandu oleh instruktur senam profesional yang didatangkan dari luar. Sampai saat ini senam lansia di RW 08 Kelurahan Bareng masih dijalankan. 2. Kunjungan rumah Kunjungan rumah ini diadakan untuk lansia peserta posyandu Lansia Leli dimana mereka yang tidak bisa hadir untuk melakukan cek kesehatan di posyandu akan didatangi oleh petugas posyandu ke rumah lansia untuk dilakukan tes kesehatan seperti tensi, cek gula darah, cek kolesterol dan cek asam urat. Namun, kunjungan rumah ini tidak selalu dilakukan ketika lansia banyak yang tidak hadir saat cek kesehatan di posyandu.
1.3 Kesulitan dan Hambatan dalam Pelakasanaan Program
Kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaan program di Posyandu Leli di RW 08 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen adalah dari 5 RT yang merupakan wilayah kerja dari posyandu Leli RW 08 Bareng ini lansia yang sadar akan kesehatan cukup baik. Hal ini nampak saat antusias para lansia yang banyak berkunjung ke posyandu ini dan mengikuti program senam lansia setiap minggunya. Namun, terkadang saat jumlah lansia yang datang ke posyandu sedikit, maka petugas posyandu tidak dapat melakukan kunjungan ke rumahrumah secara merata karena terbatas waktu,jarak dan tenaga. Senam lansia yang diadakan rutin setiap minggu meskipun cukup banyak pesertanya, namun masih tergolong sedikit dari jumlah keseluruhan lansia yang ada di RW 08 yang terdiri
2
dari 15 RT. Hal ini dikarenakan, kurangnya antusias lansia karena berbagai faktor, yaitu seperti faktor fisik yang tidak cukup kuat untuk bergerak dan berjalan menuju tempat senam, kurangnya pengetahuan akan manfaat senam bagi lansia, dan untuk lansia yang bertempat tinggal jauh dari tempat senam diadakan mereka juga malas untuk berjalan menuju ke sana, karena jaraknya cukup jauh.
1.4 Evaluasi Kekurangan Program yang Telah Berjalan
Program dapat terus terlaksana apabila ada kemauan, kemampuan, dan kerjasama yang baik dari pihak para lansia. Apabila para lansia tidak dapat mengubah cara pandang dan sikap mereka maka program olahraga yang berguna bagi kesehatan mereka tidak dapat berjalan secara teratur. Selain itu untuk kunjungan rumah seharusnya dilakukan secara rutin dan merata tiap bulannya, diharapkan para petugas bisa datang berkunjung kerumah-rumah lansia yang tidak bisa datang ke posyandu, sehingga kesehatan lansia yang ada di RW 08 ini bisa terkontrol dan terpantau.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posyandu Lansia
Lanjut usia atau lansia adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang memiliki hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (UU RI No. 13 Tahun 1998). Menurut World Health Organization (WHO) membagi masa usia lanjut sebagai berikut: a. Usia 45-60 tahun disebut sebagai middle age (setengah baya atau A-Teda Madya). b. Usia 60-75 tahun disebut elderly (usia lanjut atau wreda utama) c. Usia 75-90 tahun disebut old (tua atau wreda prawasana) d. Usia di atas 90 tahun disebut very old (tua sekali atau wreda wasana) Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan penduduk lansia (lanjut usia) yang cukup cepat. Akibatnya proporsi penduduk usia lanjut yang semakin banyak ini membutuhkan dukungan dan perhatian yang lebih dari pihak Pemerintah. Hal tersebut sangat penting untuk dilakukan karena secara tidak langsung tingkat kesejahteraan warga lansia yang semakin meningkat akan mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Indonesia dalam hal ini terus berusaha meningkatkan kesejahteraan lansia yakni dengan menyediakan berbagai fasilitas kesehatan dan penyelenggaraan upaya kesehatan, salah satunya adalah dengan adanya penyelenggaraan Posyandu Lansia. Posyandu Lansia merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari Petugas Kesehatan (dalam hal ini Petugas Kesehatan atau dokter dari Puskesmas). Adanya Posyandu Lansia ini membantu mencukupi kebutuhan masyarakat lansia untuk memenuhi kebutuhan minimal pelayanan kesehatan yang tidak dapat mereka nikmati dikarenakan kesulitan akses ke pelayanan kesehatan. Psoyandu Lansia bertujuan secara umum untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut sebagai bagian dari proses deteksi dini dan peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit lansia agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
4
sesuai dengan keberadaannya. Dengan adanya Posyandu Lansia terbentuk diharapkan dapat: a. Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina kesehatan diri sendiri. b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menyadari dan menghayati kesehatan lansia secara optimal. c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia secara lebih menyeluruh dan merata. d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan para lansia. Menurut Depkes (2006) posyandu lansia hanya menggunakan sistem pela yanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut: a. Meja I : Pendaftaran lansia, pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan. b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, Indeks Masa Tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini. c. Meja III: Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga. d. Seperti pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dlam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya (Depkes, 2006). e. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental bisa dilakukan pelayanan pojok gizi.
2.2 Quality of L ife
WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai individuals perceptions of their position in life in the context of the culture and value systems in which they live and inrelation to their goals, expectations, standards and concerns'. Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupannya dalam lingkup budaya dan sistem nilai kehidupan mereka serta dalam hubungan dengan tujuan, harapan, standar yang mereka anut dan perhatian. Definisi ini juga menggambarkan suatu konsep dengan sebaran yangluas yang dipengaruhi oleh
5
keadaan kompleks dari kesehatan fisik individu, psikis, derajat ketergantungan, hubungan sosial dan hubungan mereka terhadap li ngkungannya (WHO, 2004). Menurut WHO (1994) kualitas hidup didefenisikan sebagai persepsi individu sebagai laki-laki atau wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka.Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial dan hubungan spiritual kepada karakteristik lingkungan mereka. Menurut Donald (2001), Kualitas hidup mendeskripsikan istilah yang merujuk pada emosional, sosial dan kesejahteraan fisik seseorang juga kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Komponen Quality of L ife
World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam enam domain yaitu fisik, psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, lingkungan, spiritual, agama atau kepercayaan seseorang (WHO, 1998).
a) Domain I Yaitu domain yang menyangkut kondisi fisik seseoprang. WHOQOL membagi domain fisik pada tiga bagian, yaitu: a. Nyeri dan ketidaknyamanan Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami individu, dan selanjutnya berubah menjadi sensasi yang menyedihkan dan mempengaruhi hidup individu tersebut. Sensasi yang tidak menyenangkan meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan penyakit gatal juga termasuk. Diputuskan nyeri bila individu mengatakan nyeri, walaupun tidak ada alasan medis yang membuktikannya (WHO, 1998). b. Tenaga dan lelah Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk selalu dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sebaik aktivitas lain seperti rekreasi. Kelelahan membuat individu tidak mampu mencapai kekuatan yang cukup untuk
6
merasakan hidup yang sebenarnya.Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal seperti sakit, depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat (WHO, 1998). c. Tidur dan istirahat Aspek ini fokus pada seberapa banyak tidur dan istirahat. Masalah tidur termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di pagi hari dan tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi hari (WHO, 1998).
b) Domain I I Yaitu yang menyangkut kondisi psikologis. WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian, yaitu: a. Perasaan positif Aspek ini menguji seberapa banyak pengalaman perasaan positif individu dari kesukaan, keseimbangan, kedamaian, kegembiraan, harapan, kesenangan dan kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu, dan perasaan pada masa depan merupakan bagian penting dari segi ini (WHO, 1998). b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi Aspek pembelajaran,
ini
mengeksplor
ingatan,
pandangan
konsentrasi
dan
individu
terhadap
kemampuannya
dalam
pemikiran, membuat
keputusan. Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu memberikan gagasan (WHO, 1998). c. Harga diri Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri mereka sendiri. Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif sampai perasaan yang ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan seseorang dari harga sebagai individu dieksplor.Aspek dari harga diri fokus dengan perasaan individu dari kekuatan diri, kepuasan dengan diri dan kendali diri (WHO, 1998). d. Gambaran diri dan penampilan Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya. Apakah penampilan tubuh kelihatan positif atau negatif. Fokus pada kepuasan individu dengan penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. (WHO, 1998).
7
e. Perasaan negatif Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif individu, termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusasaan, kegelisahan, kecemasan, dan kurang bahagia dalam hidup. Segi ini termasuk pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya pada fungsi keseharian individu (WHO, 1998).
c) Domain I I I Yaitu menggambarkan tingkat kebebasan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. WHOQOL terbagi menjadi: a. Pergerakan Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak di sekitar rumah, bergerak di sekitar tempat kerja, atau ke dan dari pelayanan transportasi (WHO, 1998). b. Aktivitas hidup sehari-hari Aspek ini mengeksplor kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada kepemilikan. Tingkatan dimana individu tergantung pada yang lain untuk membantunya dalam aktivitas kesehariannya juga berakibat pada kualitas hidupnya (WHO, 1998). c. Ketergantungan pada pengobatan atau perlakuan Aspek ini menguji ketergantungan individu pada medis atau pengobatan alternatif (seperti akupuntur dan obat herbal) untuk mendukung fisik dan kesejahteraan psikologisnya. Pengobatan pada beberapa kasus dapat berakibat negatif pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi) di saat yang sama pada kasus lain menambah kualitas hidup individu (WHO, 1998). d. Kapasitas pekerjaan Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja. Bekerja didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan. Aktivitas besar termasuk pekerjaan dengan upah, pekerjaan tanpa upah, pekerjaan sukarela untuk masyarakat, belajar dengan waktu penuh, merawat anak dan tugas rumah tangga (WHO, 1998).
8
d) Domain I V Yaitu yang menggambarkan tingkat hubungan sosial dengan lingkungan sekitar. WHOQOL membagi domain hubungan sosial pada tiga bagian, yaitu: a. Hubungan perorangan Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan, cinta, dan dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan lebih dekat dengan orang lain secara emosi dan fisik. Tingkatan dimana individu merasa mereka bisa berbagi pengalaman baik senang maupun sedih dengan orang yang dicintai.(WHO, 1998). b. Dukungan sosial Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung jawab, dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman, faktanya pada tingkatan mana individu tergantung pada dukungan di saat sulit (WHO, 1998). c. Aktivitas seksual Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan tingkatan dimana individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat (WHO, 1998).
e) Domain V Yaitu menggambarkan bagaimana seseorang melihat keadaan lingkungan sekitarnya. Terbagi menjadi: a. Keamanan fisik dan keamanan Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik. Ancaman pada keamanan bisa timbul dari beberapa sumber seperti tekanan orang lain atau politik. Aspek ini berhubungan langsung dengan perasaan kebebasan individu (WHO, 1998). b. Lingkungan rumah Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat berlindung dan menjaga barang-barang).Kualitas sebuah rumah dapat dinilai pada kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal (WHO, 1998).
9
c. Sumber penghasilan Aspek ini mengeksplor pandangan individu pada sumber penghasilan (dan sumber penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu dapat mengahasilkan atau tidak dimana berakibat pada kualitas hidup (WHO, 1998). d. Kesehatan dan perhatian sosial: ketersediaan dan kualitas Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial di kedekatan sekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan bantuan (WHO, 1998). e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan Aspek ini menguji kesempatan individu dan keinginan untuk mempelajari keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan baru, dan peka pada apa yang terjadi. Termasuk program pendidikan formal, atau pembelajaran orang dewasa atau aktivitas di waktu luang, baik dalam kelompok atau sendiri (WHO, 1998). f. Patisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang Aspek ini mengeksplor kemampuan individu, kesempatan dan keinginan untuk berpartisipasi dalam waktu luang, hiburan dan relaksasi (WHO, 1998). g. Lingkungan fisik (polusi/ keributan/ kemacetan/ iklim) Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkungannya. Hal ini mencakup kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan ini dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup (W HO, 1998). h. Transportasi Aspek ini menguji pandangan individu pada seberapa mudah untuk menemukan dan menggunakan pelayanan transportasi (WHO, 1998).
f) Domain VI Aspek ini menguji kepercayaan individu dan bagaimana dampaknya pada kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk mengkoping kesulitan hidupnya, memberi kekuatan pada pengalaman, aspek ini ditujukan pada individu dengan perbedaan agama (Buddha, Kristen, Hindu, dan Islam), sebaik individu dengan kepercayaan individu dan kepercayaan spiritual yang tidak sesuai dengan orientasi agama (WHO, 1998).
10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui tingkat quality of life para peserta Posyandu Lansia Balai RW VIII di Jalan Bareng Raya II C/360 Malang, dilakukan wawancara dengan menggunakan kuisioner yang telah ada berdasarkan WHOQOL-bref. Kuisioner dibagikan pada 10 peserta Posyandu Lansia dari rentangan usia 62 hingga 84 tahun. Berikut adalah data dari kesepuluh peserta Posyandu Lansia yang sempat mendapatkan diwawancarai (Tabel 1): TABEL 1
Data Peserta Posyandu Lansia Balai RW VIII Bareng Malang No 1.
2.
3.
4.
Kategori Usia: 60 – 64 tahun 65 – 69 tahun 70 – 74 tahun 75 – 79 tahun 80 – 84 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Status Perkawinan Lajang Menikah Bercerai Cerai mati Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar/sederajat Sekolah Menengah Pertama/sederajat Sekolah Menengah Atas/sederajat Perguruan Tinggi
N 10 2 2 3 2 1 10 10 10 3 7 10 6 3 1 -
Kemudian setelah dilakukan penghitungan skor menggunakan instruksi dari WHO, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
11
a. Domain I Domain I merupakan domain yang menggambarkan kondisi fisik seseorang. Domain ini mencakup pertanyaan poin Q3, Q4, Q10, Q15, Q16, Q17, Q18. Pertanyaan yang diajukan meliputi: Q03 – Seberapa besarkan Anda merasakan rasa sakit yang mencegah Anda melakukan hal yang butuh Anda lakukan? Q04 – Berapa besarkah Anda membutuhkan pelayanan medis sehingga Anda dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik? Q10 – Apakah Anda memiliki energi yang cukup untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik? Q15 – Seberapa baikkah Anda berjalan-jalan? Q16 – Seberapa puaskah Anda dengan tidur Anda? Q17 – Seberapa puaskah Anda dengan kemampuan Anda mel akukan kegiatan sehari-hari? Q18 – Seberapa puaskah Anda dengan besar kapasitas Anda untuk melakukan aktivitas/pekerjaan? Poin pertanyaan Q03 dan Q04 merupakan pertanyaan yang bersifat reversible yang artinya, semakin rendah poin yang diberikan oleh r esponden maka nilainya akan semakin naik. Maka perhitungan nilainya adalah: 6-Q03 dan 6-Q04.
Frekuensi Jawaban Responden:
Physical H ealth 6 5 Skala 1
4
Skala 2 3
Skala 3 Skala 4
2
Skala 5
1 0 Q03
Q04
Q10
Q15
Q16
Q17
Q18
12
Dari hasil diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: No
Pertanyaan Poin
Hasil
Nilai
1.
Q03
23
46
2.
Q04
27
54
3.
Q10
29
58
4.
Q15
28
56
5.
Q16
24
48
6.
Q17
31
62
7.
Q18
23
46 370
TOTAL
Dari total nilai di atas, WHO menentukan bahwa nilai tertinggi untuk physical health domain adalah 92,86 maka akan diperoleh hasil domain dari physical health adalah: DOMAIN I =
370 (92,86∗7)
* 100 = 56,92
Hasil ini masih jauh lebih rendah dari nilai yang direkomendasikan oleh WHO, yaitu 66,8.
b. Domain I I Domain II merupakan domain psychological yang menggambarkan kondisi psikologis, seperti adanya depresi, stress, dan lain sebagainya. Domain ini mencakup pertanyaan poin Q05, Q06, Q07, Q11, Q19, dan Q26. Pertanyaan yang diajukan meliputi: Q05 – Seberapa besar Anda menikmati kehidupan Anda? Q06 – Berapa besar Anda merasa kehidupan Anda berarti? Q07 – Berapa besar Anda mampu berkonsentrasi pada suatu hal? Q11 – Apakah Anda merasa puas terhadap penampilan fisik Anda sekarang? Q19 – Seberapa puaskah Anda dengan diri Anda?
13
Q26 – Apakah sering merasakan perasaan negatif seperti mood yang buruk, kecemasan, putus asa, dan depresi? Poin Q26 bersifat reversible sehingga penghitungan nilai diperoleh dari : 6-Q26. Berikut adalah hasil dari pertanyaan QOL:
Frekuensi Jawaban Responden:
Phychological 7 6 5
Skala 1
4
Skala 2
3
Skala 3 Skala 4
2
Skala 5
1 0 Q05
Q06
Q07
Q11
Q19
Q26
Dari hasil diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: No
Pertanyaan Poin
Hasil
Nilai
1.
Q05
32
64
2.
Q06
30
60
3.
Q07
30
60
4.
Q11
37
74
5.
Q19
26
52
6.
Q26
30
60 370
TOTAL
Dari total nilai di atas, WHO menentukan bahwa nilai tertinggi untuk Psychological domain adalah 95,83 maka akan diperoleh hasil sebagai berikut: DOMAIN II =
370 (95,83∗6)
* 100 = 64,33
14
Hasil tersebut masih lebih rendah dari hasil yang direkomendasikan oleh WHO, yaitu 73,5.
c. Domain I I I Domain III merupakan domain yang menggambarkan social relation atau hubungan sosial seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Domain ini mencakup pertanyaan poin Q20, Q21 dan Q22. Pertanyaan yang diajukan meliputi: Q20 – Seberapa puaskah Anda dengan hubungan personal Anda? Q21 – Seberapa puaskah Anda dengan kehidupan seksual Anda? Q22 – Seberapa puaskah Anda dengan dukungan yang Anda dapatkan dari teman-teman yang Anda miliki? Pada domain ini diperoleh hasil sebagai berikut:
Frekuensi Jawaban Responden:
Social Relationship 7 6 5
Skala 1
4
Skala 2
3
Skala 3 Skala 4
2
Skala 5 1 0 Q20
Q21
Q22
Dari hasil diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: No
Pertanyaan Poin
Hasil
Nilai
1.
Q05
34
68
2.
Q06
33
66
3.
Q07
34
68
TOTAL
202
15
Dari total nilai di atas, WHO menentukan bahwa nilai tertinggi untuk social relationship domain adalah 100,00 maka akan diperoleh hasil sebagai berikut:
202 DOMAIN III =
* 100 = 67,33
(100∗3)
Hasil tersebut masih lebih rendah dari nilai yang direkomendasikan oleh WHO yaitu 73,1.
d. Domain I V Domain ini merupakan domain menyangkut environment atau keadaan lingkungan yang terlihat dari sudut pandang seseorang. Domain ini mencakup pertanyaan poin Q08, Q09, Q12, Q13, Q14, Q23, Q24, Q25. Berikut adalah pertanyaannya: Q08 – Seberapa besarkah keamanan yang Anda rasakan di lingkungan Anda? Q09 – Seberapa baikkah keadaan fisik lingkungan Anda? Q12 – Seberapa besarkah Anda memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhan Anda (apakah harga barang-barang di l ingkungan tinggal murah atau tidak) ? Q13 – Berapa besarkah ketersediaan informasi yang Anda butuhkan dari lingkungan Anda? Q14 – Seberapa besar Anda memiliki kesempatan untuk beristirahat? Q23 – Seberapa puaskah Anda dengan kondisi tempat tinggal Anda? Q24 – Seberapa puas Anda dengan akses Anda menuju pelayanan kesehatan? Q25 – Seberapa mudahkah Anda dengan menggunakan transportasi?
16
Pada domain ini diperoleh hasil sebagai berikut:
Frekuensi Jawaban Responden:
E nvironment 6 5 Skala 1
4
Skala 2 3
Skala 3 Skala 4
2
Skala 5
1 0 Q08
Q09
Q12
Q13
Q14
Q23
Q24
Q25
Dari hasil diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: No
Pertanyaan Poin
Hasil
Nilai
1.
Q08
36
72
2.
Q09
34
68
3.
Q12
31
62
4.
Q13
29
58
5.
Q14
40
80
6.
Q23
41
82
7.
Q24
38
76
8.
Q25
42
84 582
TOTAL
Dari total nilai di atas, WHO menentukan bahwa nilai tertinggi untuk environment domain adalah 100,00 maka akan diperoleh hasil sebagai berikut: DOMAIN IV =
582 (100∗8)
* 100 = 72,75
Hasil tersebut masih lebih rendah dari nilai yang direkomendasikan oleh WHO yaitu 72,75.
17
BAB IV GAGASAN TERTULIS
4.1 Gagasan yang Diusulkan
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut: physical health 56,92; psychological 64,33; social relationship 67,33; environment 72,75. Seluruh hasil tersebut masih lebih rendah dari anjuran minimal dari WHO untuk quality life. Hanya domain environment yang cukup mendekati anjuran dari WHO, yaitu 72,8. Hal tersebut menunjukkan bahwa para lansia yang menjadi peserta di Posyandu Lansia Bareng masih membutuhkan banyak perhatian terkait peningkatan quality of life. Dalam hal ini physical health atau kesehatan fisik memiliki nilai yang paling rendah. Padahal, kesehatan fisik dapat mempengaruhi seluruh sendi kehidupan seorang lansia, mulai dari tingkat psikologis (mempengaruhi tingkat stress dan depresi), kegiatan untuk bersosialisasi dan bagaimana seorang lansia memandang lingkungan di sekitarnya. Kesehatan fisik seorang lansia sangat dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi sehari-hari. Melihat hal tersebut, sangat perlu dilakukan penyuluhan terkait dengan berbagai makanan yang harus dan tidak harus dimakan oleh seorang lansia. “Sadarkah Anda?” merupakan program berisi penyuluhan mengenai berbagai bahan makanan yang seharusnya dikurangi untuk meningkatkan kesehatan lansia, diantara adalah gula, garam, minyak dan santan. Selain dilakukan penyuluhan singkat mengenai hal tersebut, juga dilakukan pembagian phamlet sebagai salah satu media dalam promosi kesehatan lansia. Selain itu, juga dilakukan konsultasi gizi mengenai apa yang sebenarnya boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh seorang lansia
4.2 Kehandalan Gagasan
Program ini merupakan salah satu media promosi kesehatan yang cukup lengkap dan tepat jika dihadirkan di Posyandu Lansia. Hal ini dikarenakan lansia akan mengetahui dengan baik apa yang seharusnya dihindari untuk menjaga
18
kesehatan fisiknya masing-masing. Juga dengan adanya phamlet yang dibagikan kepada para lansia, hal tersebut akan lebih memudahkan para lansia untuk mengingat dan membaca kembali. Konsultasi yang diberikan juga memberikan dampak yang positif bagi perkembangan kesehatan fisik lansia terutama yang berhubungan dengan masalah konsumsi makanan yang dapat menurunkan kesehatan fisik lansia.
4.3 Strategi Penerapan Gagasan
“Sadarkah Anda?” dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama antar lembaga pemerintahan dan lembaga swadaya untuk mendapatkan tenaga ahli sebagai narasumber dalam pelaksanaan program, akan tetapi juga dapat memanfaatkan tenaga sukarela seperti mahasiswa kesehatan masyarakat untuk berperan di dalam pelaksanaan program. Selain itu, kader akan menjadi penanggung jawab dan membantu pelaksanaan program yang diselenggarakan. Monitoring dan evaluasi dilakukan secara teratur untuk melihat bagaimana perkembangan para lansia dan juga untuk mengukur tingkat kesehatan fisik lansia di setiap pelaksaan Posyandu Lansia.
4.4 Teknik Implementasi yang Akan Dilakukan
Kerja sama antar berbagai pihak akan sangat dibutuhkan di dalam pelaksanaan program ini. Demi mendukung kelangsungan “Sadarkah Anda?”, fasilitator sebaiknya menggaet lebih banyak lagi berbagai pihak yang bersedia untuk mendukung terlaksananya hal tersebut. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan beberapa kekurangan dan hambatan dalam pelaksanaan “Sadarkah Anda?” akan tertutupi sehingga program dapat dijalankan dengan maksimal dan berkesinambungan. “Sadarkah Anda?” juga merupakan salah satu langkah dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia yang ada di Indonesia, sehingga pihak pemerintah juga merupakan pihak yang seharusnya ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan “Sadarkah Anda?”. Pemanfaatan berbagai sarana media juga akan mendukung tercapainya upaya yang maksimal dari pelaksanaan “Sadarkah Anda?”, sehingga akan lebih
19
banyak lagi pihak yang tergerak untuk mendukung tercapainya pemenuhan gizi yang sehat dan berimbang bagi seluruh lansia di Indonesia, terutama di Posyandu Lansia Bareng.
4.5 Prediksi Manfaat
Dengan dilaksanakannya “Sadarkah Anda?”, maka akan diperoleh berbagai macam keuntungan: a. Bagi Lansia : 1. Mengetahui
makanan
apa
yang
seharusnya
dihindari
untuk
meningkatkan kesehatan fisiknya. 2. Mengetahui bagaimana mengolah makanan dengan baik. 3. Mengetahui pantangan makanan sesuai dengan kondisi fisik mereka masing-masing. b. Bagi Posyandu Lansia: 1. Peserta lansia menjadi lebih sehat dan memiliki tingkat quality of life yang tinggi, sehingga target Posyandu terpenuhi. c. Bagi Pemerintah : 1. Peningkatan kondisi fisik lansia, yang secara umum berpengaruh terhadap peningkatan quality of life lansia akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang juga akan berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi negara. d. Bagi tenaga ahli dan lihak terkait lainnya: 1. Sebagai sarana untuk mengembangkan keahliannya untuk lansia. 2. Salah
satu
sarana
dalam
membagi
pengetahuan
mengenai
pemenuhan gizi lansia yang seharusnya, dan lain sebagainya.
2.6 Pihak-pihak Terkait
1. Tenaga kesehatan masyarakat UM Dalam hal ini berperan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan “Sadarkah Anda?” dan juga terus mengawasi selama berlangsungnya program secara kontinu dan teratur.
20
2. Pemerintah – Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab. Malang Berperan aktif dalam membantu memenuhi berbagai keperluan pelaksanaan “Sadarkah Anda?”, dalam bentuk materiil maupun nonmateriil.
21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut: physical health 56,92; psychological 64,33; social relationship 67,33; environment 72,75. Seluruh hasil tersebut masih lebih rendah dari anjuran minimal dari WHO untuk quality life. Domain physical health memiliki range sebesar 9,88, psychological 9,17, social relationship 5,77, dan domain environment 0,05 dengan anjuran minimal dari WHOQOL-bref. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan fisik, kesehatan fisik dan psikis dari para lansia perlu ditingkatkan. Keadaan yang cukup memuaskan dari tempat tinggal para lansia dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kondisi fisik dari para lansia tersebut. Dari hasil perhitungan, maka didapatkan bahwa quality of life dari para lansia di Posyandu Lansia Desa Bareng masih rendah. Kesehatan fisik yang memiliki nilai terendah pada dasarnya mempengaruhi berbagai domain lainnya di dalam quality of life, oleh karena itulah peningkatan kesehatan fisik lansia perlu ditingkatkan melalui program “Sadarkah Anda?” yang merupakan program berisi penyuluhan mengenai bahan makanan yang seharusn ya dihindari untuk meningkatkan kondisi fisik lansia. “Sadarkah Anda?” berisi kegiatan penyuluhan, konsultasi dan juga pembagian phamlet yang kesemuanya bertujuan untuk mendukung adanya peningkatan kesehatan fisik terutama yang dipengaruhi oleh pemakaian bahan makanan yang seharusnya dihindari para lansia.
22
DAFTAR PUSTAKA
UU RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Jakarta: Pemerintah Indonesia RI. World Health Organization. 1998. WHOQOL-bref . (Online), (http://who.int/quality_of _life/) diakses pada 18 November 2015.
23
LAMPIRAN
24
25
View more...
Comments