psak-16.pdf
May 7, 2019 | Author: basro | Category: N/A
Short Description
Download psak-16.pdf...
Description
PSAK 16: ASET TETAP
A. DEFINISI DAN PENGAKUAN
Aset tetap seringkali merupakan komponen aset yang cukup signifikan dalam neraca sebuah perusahaan. Aset tetap dalam PSAK 16 paragraf 6 didefinisikan sebagai aset berwujud yang: 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode Warren, Reeve dan Fess (2006) memberi panduan bagaimana suatu entitas dapat mengklasifikasikan biaya perolehan aset tetap. 1. Apakah item/barang yang dibeli bisa digunakan dalam jangka waktu lama? Jika ya, maka biaya perolehan item/barang tersebut bisa diakui sebagai aset. Jika tidak, maka diakui sebagai biaya. 2. Apakan aset tersebut bisa digunakan untuk tujuan produktif? Jika ya, maka aset tersebut diakui sebagai aset tetap, jika tidak maka aset tersebut diakui sebagai investasi. Biaya perolehan aset tetap meliputi semua jumlah yang dikeluarkan entitas untuk memperoleh atau mendapatkan aset tetap tersebut sampai aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Akan tetapi, tidak semua jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang seperti properti, pabrik dan peralatan dapat diakui sebagai aset tetap. Jika suatu barang yang dibeli entitas bisa digunakan lebih dari satu periode atau berumur beru mur panjang, maka biaya perolehan barang tersebut bisa diakui sebagai aset. Jika aset tersebut bisa digunakan untuk tujuan produktif perusahaan, maka aset tersebut diklasifikasikan sebagai aset tetap. Untuk bisa dikategorikan sebagai aset tetap, suatu barang tidak perlu harus digunakan secara terus menerus atau sering. Barang yang dibeli entitas dengan maksud akan digunakan bila dibutuhkan jika peralatan lain rusak juga termasuk dalam kategori aset tetap. Jika perusahaan membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali dengan tingkat keuntungan tertentu, maka barang tersebut diklasifikasikan dalam kategori investasi. Sebagai contoh, jika suatu entitas membeli tanah dengan tujuan untuk dijual kembali, maka pembelian tanah tersebut tidak dapat diakui sebagai aset tetap, tetapi diakui sebagai investasi.
1
Contoh Soal 1
Universitas Cerdas memiliki sebuah generator cadangan yang digunakan sewaktu-waktu jika ada pemadaman listrik dari PLN. Sudah hampir 1 tahun, listrik di daerah tersebut tidak pernah padam. pada m. Apakah Apaka h Universitas Cerdas harus melaporkan generator tersebut sebagai aset tetap? Jawab
Generator harus diakui sebagai aset tetap.
Jumlah rupiah yang dikeluarkan oleh suatu entitas untuk mendapatkan aset tetap, tidak semuanya bisa diakui sebagai aset tetap. Jumlah rupiah yang tidak memberikan manfaat bagi aset tetap untuk bisa digunakan entitas, harus dikeluarkan dari komponen aset tetap. Jumlah rupiah ini harus diakui sebagai biaya. Sebagai contoh: 1. Kesalahan pemasangan 2. Pencurian yang tidak diasuransikan 3. Kerusakan selama bongkar pasang 4. Denda akibat tidak lengkapnya izin dari pemerintah (Warren, Reeve dan Fess, 2006). Lebih lanjut IAI IAI mengatur pengakuan aset tetap dalam PSAK 16 biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika: 1. Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan 2. Harga perolehan aset dapat diukur secara andal
Biaya perolehan aset tetap meliputi biaya awal untuk memperoleh aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap. Suatu entitas bisa membuat keputusan untuk membeli atau mengkonstruksi aset tetap dengan alasan lingkungan lingkungan atau keamanan. PSAK 16 menjelaskan bahwa perolehan aset tetap semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan dari suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan semacam itu, perolehan aset tetap semacam itu memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset karena aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari aset-aset terkait dibandingkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh. Sebagai contoh, 2
manajemen sebuah pabrik gula memutuskan untuk memasang peralatan pencegahan polusi udara yang baru untuk memenuhi ketentuan peraturan pemerintah mengenai pembuangan limbah pabrik. Peralatan tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset tetap karena tanpa adanya peralatan tersebut, pemerintah melarang pabrik gula itu untuk beroperasi. Biaya-biaya yang keluar setelah perolehan awal, seperti biaya perawatan seharihari, tidak boleh diakui sebagai aset tetap. Biaya semacam ini harus diakui dalam laporan
laba rugi. Akan tetapi, jika entitas mengeluarkan biaya inspeksi untuk memastikan bahwa aset tetap dapat beroperasi secara kontinu, maka biaya inspeksi ini harus diakui sebagai bagian dari aset tetap.
B. PENGUKURAN PADA PENGAKUAN AWAL Pengakuan Aset Tetap
Suatu aset tetap yang memenuhi kriteria pengakuan aset harus diukur sebesar biaya perolehannya. Komponen biaya perolehan aset tetap meliputi: 1. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain. 2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan manajemen. Biaya ini meliputi: a. Biaya imbalan kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset tetap b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik. c. Biaya handling dan penyerahan awal. d. Biaya perakitan dan instalasi e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut. f. Komisi profesional. 3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan (PSAK 16) 3
Lebih lanjut IAI dalam PSAK 16 juga memberikan contoh biaya-biaya yang bukan merupakan biaya perolehan aset tetap, yaitu: 1. Biaya pembukaan fasilitas baru 2. Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi) 3. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk biaya pelatihan staf) 4. Biaya administrasi dan biaya overhead umum lainnya. Warren, Reeve dan Fess (2006) memberikan beberapa contoh biaya perolehan aset tetap untuk aset tetap berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan, serta pengembangan tanah. 1. Biaya perolehan aset tetap: tanah a. Harga beli b. Pajak penjualan c. Biaya perizinan dari pemerintah d. Komisi pialang e. Bea balik nama f. Biaya survey g. Pajak real estate h. Pembongkaran bangunan yang tidak diperlukan i.
Perataan tanah
j.
Pengaspalan atau pelapisan jalan umum yang membatasi tanah
2. Biaya perolehan aset tetap: bangunan a. Biaya jasa arsitek b. Biaya jasa insinyur c. Biaya asuransi selama konstruksi d. Bunga atas pinjaman untuk membiayai konstruksi e. Jalan setapak ke dan sekitar bangunan f. Pajak penjualan g. Perbaikan (pembelian bangunan bekas) h. Restorasi (pembelian bangunan bekas) i.
Modifikasi untuk penggunaan 4
j.
Izin dari pemerintah
3. Biaya perolehan aset tetap: mesin dan peralatan a. Pajak penjualan b. Biaya angkut c. Pemasangan d. Perbaikan (pembelian peralatan bekas) e. Restorasi (pembelian peralatan bekas) f. Asuransi pengangkut g. Perakitan h. Modifikasi untuk penggunaaan i.
Pengujian sebelum digunakan
j.
Izin dari pemerintah
4. Biaya perolehan aset tetap: pengembangan tanah a. Pepohonan dan rerumputan b. Pagar c. Penerangan halaman d. Pengaspalan area parkir
Contoh Soal 2 (diadopsi dari Warren, Reeve dan Fess, 2006)
Perusahaan pengiriman Tika membeli sebidang tanah untuk membangun sebuah gedung baru dengan membayar tunai Rp 35.000.000,00 dan menerbitkan wesel jangka pendek senilai Rp 125.000.000,00. Biaya perizinan yang dihabiskan berjumlah Rp 1.100.000,00, sementara tunggakan pajak yang dilunasi adalah Rp 12.500.000,00, dan biaya yang dibayarkan untuk membongkar bangunan tua dari tanah tersebut adalah Rp 18.000.000,00. Bahan-bahan sisa hasil penghancuran bangunan berhasil dijual seharga Rp 3.600.000,00. Seorang kontraktor dibayar Rp 512.500,000,00 untuk membangun gudang baru. Tentukan biaya perolehan tanah yang harus dilaporkan di neraca! Jawab
Pembelian tunai
: Rp 35.000.000,00
Pembelian kredit
: Rp 125.000.000,00
Biaya perizinan
: Rp 5
1.100.000,00
Tunggakan pajak
: Rp 12.500.000,00
Biaya pembongkaran
: Rp 18.000.000,00
Dikurangi penjualan hasil pembongkaran
: (Rp 3.600.000,00)
Biaya perolehan tanah
: Rp 188.000.000,00
Contoh Soal 3 (diadopsi dari Ankarath, dkk, 2012)
Excellent Inc melakukan instalasi pabrik yang baru pada fasilitas produksinya dan megeluarkan biaya-biaya sebagai berikut: 1. Biaya pabrik (biaya per faktur pemasok ditambah pajak) sebesar Rp 10.500.000,00 2. Penyerahan awal dan biaya penanganan sebesar Rp 500.000,00 3. Biaya penyiapan lahan pabrik sebesar Rp 500.000,00 4. Konsultan untuk saran atas akuisisi pabrik Rp 650.000,00 5. Beban bunga yang dibayarkan kepada pemasok pabrik untuk penangguhan kredit sebesar Rp 300.000,00 6. Estimasi biaya pelepasan yang terjadi setelah enam tahun sebesar Rp 1.000.000,00 7. Kerugian operasional sebelum produksi komersial sebesar Rp 1.000.000,00 Yang manakah biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi sebagai bagian dari aset tetap sesuai dengan PSAK 16? Jawab
Menurut PSAK 16, biaya-biaya ini dapat dikapitalisasi sebagai biaya yang diatribusikan secara langsung: 1. Biaya pabrik
Rp 10.500.000,00
2. Penyerahan awal dan biaya penanganan
Rp
500.000,00
3. Biaya penyiapan lahan pabrik
Rp
500.000,00
4. Biaya konsultan
Rp
650.000,00
5. Estimasi biaya pelepasan yang terjadi setelah 6 tahun
Rp 1.000.000,00
Total biaya perolehan pabrik
Rp 13.150.000,00
Pengukuran Biaya Perolehan
Biaya perolehan aset tetap menurut PSAK 16 adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada tanggal perolehannya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga 6
melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 mengenai Biaya Pinjaman. Untuk aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukarkan dengan aset tetap lain, biaya perolehan aset diukur dengan menggunakan nilai wajar, kecuali jika 1. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial Suatu transaksi pertukaran dikatakan memiliki substansi komersial jika: a. Konfigurasi (risiko, waktu dan jumlah) arus kas atas aset yang diterima berbeda dari konfigurasi aset yang diserahkan. b. Nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh perubahan transaksi sabagai akibat dari pertukaran. c. Selisih di (a) atau (b) adalah relatif signifikan terhadap nilai wajar dari aset yang dipertukarkan 2. Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
C. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
PSAK 16 memberikan pilihan kepada suatu entitas untuk menentukan kebijakan akuntansi dalam mengukur aset tetap setelah pengakuan awal. Entitas bisa memilih model biaya ( cost model ) dan model revaluasi ( revaluation model ) dan harus menerapkannya dalam terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. PSAK 16 memberikan
definisi kelompok aset tetap, yaitu pengelompokan aset yang memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Sebagai contoh adalah sebagai berikut: 1. Tanah 2. Tanah dan bangunan 3. Mesin 4. Kapal 5. Pesawat udara 6. Kendaraan bermotor 7. Perabotan 7
8. Peralatan kantor
Contoh Soal 4 (diadopsi dari Ankarath, dkk, 2012)
PT ABC memiliki lima buah truk yang digunakan dalam bisnisnya sebagai aset tetap. Dapatkah PT ABC mencatat tiga buah truk menurut model biaya dan sisanya dua truk menurut model revaluasi? Jawab
PSAK 16 mengizinkan suatu entitas untuk memilih antara model biaya atau model revaluasi. PSAK 16 tidak mengizinkan suatu entitas untuk menerapkan dua model yang berbeda untuk kelompok aset tetap yang sama. Oleh karena itu, PT ABC tidak diizinkan untuk mencatat tiga buah truk menurut model biaya dan mencatat dua buah truk menurut model revaluasi karena standar melarang perlakuan akuntansi yang seperti itu.
Model Biaya
Model biaya adalah model yang umum digunakan di Indonesia karena model biaya adalah model yang disyaratkan oleh standar ketika Indonesia masih menggunakan US GAAP. PSAK 16 menyatakan bahwa setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Model biaya tidak akan dibahas lebih lanjut dalam modul ini dengan asumsi bahwa
model ini telah familiar di Indonesia.
Penyusutan (Depresiasi)
PSAK 16 menyatakan bahwa setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan biaya penyusutan (depresiasi) setiap periode, yaitu (1) biaya perolehan awal dari aset tetap, (2) umur manfaat yang diperkirakan dari aset tetap, dan (3) nilai residu (sisa), yaitu estimasi nilai pada akhir umur manfaat. Entitas bisa memilih metode penyusutan (depresiasi) yang akan digunakan berdasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset. Metode penyusutan yang dapat digunakan oleh suatu entitas yaitu metode garis lurus, metode saldo 8
menurun, dan metode jumlah unit. Metode garis lurus akan menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat aset tetap jika nilai residunya tidak berubah. Metode saldo menurun menghasilkan pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset. Sedangkan, metode jumlah unit akan menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunaan atau output yang diharapkan dari suatu aset. Sekali entitas memilih metode penyusutan, maka metode tersebut hendaknya diterapkan secara konsisten dari satu periode ke periode berikutnya kecuali jika ditemukan perubahan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut.
Model Revaluasi
PSAK 16 memberikan penjelasan mengenai model revaluasi dimana dalam model ini setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler
untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Untuk aset tetap berupa tanah dan bangunan, nilai wajar biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi profesional berdasarkan bukti pasar. Sedangkan, untuk aset tetap berupa pabrik dan peralatan, nilai wajar biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai. Bagaimana halnya jika nilai wajar suatu aset tetap sulit untuk ditentukan secara reliabel? PSAK menyatakana bahwa jika tidak ada pasar yang dijadikan dasar penentuan nilai wajar karena sifat dari aset tetap yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai dari bisnis yang berkelajutan, maka entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach). Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset tetap yang direvaluasi. Seberapa cepat aset tetap harus direvaluasi sangat tergantung pada karakteristik 9
dari aset tetap tersebut. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan seperti ini tidak perlu dilakukan apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aset tersebut mungkin perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. Sebagai contoh, peralatan yang bersifat high technology akan direvaluasi lebih sering daripada peralatan yang digunakan dalam industri pertanian. Hal ini disebabkan oleh karena nilai pasar peralatan yang bersifat high technology sangat fluktuatif seiring dengan perkembangan teknologi yang juga sangat fluktuatif. Sementara, nilai pasar peralatan dalam industri pertanian lebih cenderung konstan. Revaluasi harus dilakukan sesering mungkin hingga jumlah yang tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Jika nilai wajar dari aset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, mak revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Lebih lanjut PSAK 16 memberi keterangan bahwa jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, maka kenaikan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.
Di sisi lain, jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, maka penurunan tersebut diakui dalam laba rugi. Namun, penurunan nilai tercatat diakui dalam pendapatan komprehensif lain selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut. Penurunan nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif
lain mengurangi akumulasi dalam ekuitas pada bagian surplus revaluasi. PSAK 16 juga mengatur tentang perlakuan akhir terhadap surplus revaluasi aset tetap. Surplus revaluasi aset tetap yang disajikan dalam ekuitas dapat dipindahkan langsung ke saldo laba ditahan pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Jumlah yang dipindahkan adalah sebesar perbedaan antara jumlah penyusutan berdasarkan nilai revaluasian aset dengan jumlah penyusutan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut.
Contoh Soal 5 (diadopsi dari Henderson, Person, dan Herbohn, 2008)
Pada tanggal 1 Juli 20X6, PT Makmur Jaya membeli tanah dan bangunan dengan total biaya perolehan $1,600,000 yang terdiri dari 10
Tanah (nilai wajar)
$1,000,000
Bangunan A
200,000
Bangunan B
400,000 $1,600,000
Manajemen PT Makmur Jaya memutuskan untuk menggunakan model revaluasi untuk mengukur tanah dan bangunan. Tanah dan bangunan tersebut merupakan kelompok aset yang berbeda. Umur ekonomik dari bangunan per tanggal pembelian adalah 20 tahun dan didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus. Pada tanggal 31 Desember 20X6 nilai wajar dari tanah berdasarkan penilaian independen adalah sebesar $1,200,000. PT Makmur Jaya mencatat revaluasi. Pada tanggal 30 Juni 20X7, nilai wajar tanah dan bangunan dinilai kembali oleh penilai independen dengan hasil sebagai berikut: Tanah
$ 900,000
Bangunan A
150,005
Bangunan B
600,020 $1,650,025
Pada tanggal 30 Juni 20X8, tanah dan bangunan tersebut memiliki nilai wajar sebagai berikut: Tanah
$ 900,000
Bangunan A
200,000
Bangunan B
500,000 $ 1,600,000
Pada tanggal 30 Juni 20X8 PT Makmur Jaya menjual tanah dan bangunan sebesar $1,600,000. Diminta untuk membuat jurnal untuk mencatat seluruh kejadian di atas
Jawab
1 Juli 20X6 Tanah
1,000,000
Bangunan A
200,000
Bangunan B
400,000 11
Kas di Bank
1,600,000
Mencatat pembelian aset tetap berdasarkan biaya perolehan
31 Desember 20X6 Tanah
200,000 Surplus revaluasi
200,000
Kenaikan nilai wajar dikredit ke Surplus revaluasi kecuali jika pada periode sebelumya terjadi penurunan nilai wajar
30 Juni 20X7 Surplus revaluasi
200,000
Biaya revaluasi
100,000
Tanah (900,000 – 1,200,000)
300,000
Penurunan nilai wajar didebit ke Biaya revaluasi, tetapi karena pada periode sebelumnya telah terjadi kenaikan nilai wajar sebesar $200,000 maka $200,000 surplus revaluasi harus didebit terlebih dahulu, baru kemudian sisanya sebesar $100,000 didebit ke biaya revaluasi.
Biaya depresiasi
30,000
Akumulasi depresiasi – bangunan A (1)
10,000
Akumulasi depresiasi – bangunan B (2)
20,000
(1) $200,000/20 tahun = $10,000. Jumlah tercatat = $200,000 - $10,000 = $190,000 (2) $400,000/20 tahun = $20,000. Jumlah tercatat = $400,000 - $20,000 = $380,000 Umur ekonomik sekarang tinggal 19 tahun
30 Juni 20X7 Akumulasi depresiasi – bangunan A
10,000
Akumulasi depresiasi – bangunan B
20,000
Bangunan A
10,000
Bangunan B
20,000
Membalik akumulasi depresiasi
12
Biaya revaluasi
39,995
Bangunan A ($150,005 - $190,000)
39,995
Penurunan nilai wajar untuk pertama kalinya harus didebit ke Biaya revaluasi, kecuali jika sebelumnya telah terjadi kenaikan nilai wajar .
Bangunan B ($600,020 - $380,000)
220,020
Surplus revaluasi
220,020
Kenaikan nilai wajar untuk pertama kaliya dikredit ke Surplus Revaluasi.
30 Juni 20X8 Biaya depresiasi
39,475
Akumulasi depresiasi – bangunan A (1)
7,895
Akumulasi depresiasi – bangunan B (2)
31,580
(1) $150,005/19 tahun = $7,895. Jumlah tercatat = $150,005 - $7,895 = $142,110 (2) $600,020/19 tahun = $31,580. Jumlah tercatat = $600,020 - $31,580 = $568,440
Akumulasi depresiasi – bangunan A
7,895
Akumulasi depresiasi – bangunan B
31,580
Bangunan A
7,895
Bangunan B
31,580
Membalik akumulasi depresiasi – metode neto
Bangunan A ($200,000 - $142,110)
57,890
Pendapatan revaluasi
39,995
Surplus revaluasi
17,895
Kenaikan nilai wajar setelah terjadi penurunan pada periode sebelumnya.
Surplus revaluasi
68,440
Bangunan B ($500,000 - $568,440)
68,440
Penurunan nilai wajar setelah pada periode sebelumnya terjadi kenaikan nilai wajar. Penurunan tidak langung dicatat sebagai Biaya Revaluasi karena pada periode sebelumnya 13
sudah mengkredit surplus revaluasi, sehingga Surplus revaluasi harus didebit terlebih dahulu.
Kas di bank
700,000
Bangunan A
200,000
Bangunan B
500,000
Mencatat penjualan bangunan A dan bangunan B
Kas di bank
900,000
Tanah
900,000
Mencatat penjualan tanah
Saldo Surplus revaluasi selanjutnya akan dipindahkan ke Laba ditahan dengan jurnal sebagai berikut: Surplus revaluasi
169,475
Laba ditahan
169,475
D. PENURUNAN NILAI ASET TETAP
Penurunan nilai dari aset tetap merupakan suatu kondisi dimana nilai tercatat dari aset tetap melebihi jumlah terpulihkan. IAI mengatur penurunan nilai aset secara spesifik pada PSAK 48. Entitas secara periodik harus mereview ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas harus menaksir jumlah terpulihkan dari aset tersebut. Jika jumlah tercatat dari suatu aset ternyata melebihi jumlah terpulihkan, maka perusahaan harus mengakui adanya rugi penurunan nilai aset pada laporan laba rugi. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat
dari suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya. Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus mempertimbangkan, minimum, hal-hal berikut ini: 1. Informasi dari sumber eksternal 14
a. Perubahan signifikan nilai pasar b. Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum c. Perubahan suku bunga d. Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya 2. Informasi dari sumber internal a. Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset b. Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset c. Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan Ketika terdapat indikasi bahwa terdapat penurunan nilai suatu aset pada setiap periode pelaporan, entitas disyaratkan untuk mengukur jumlah terpulihkan dari aset tersebut. PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Nilai wajar dikurangi biaya
penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. Sedangkan yang dimaksud dengan nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima dari suatu aset atau unit penghasil kas. Pengukuran aset tetap bisa menggunakan model biaya atau model revaluasi. Jika nilai terpulihkan aset lebih kecil dari nilai tercatatnya maka nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan
nilai. Jika entitas menggunakan model biaya, maka rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi. Akan tetapi, jika entitas menggunakan model revaluasi, maka setiap rugi penurunan nilai aset ravaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan PSAK 16. Atau dengan kata lain, akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama dan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian akan mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut.
15
Contoh Soal 6 (diadopsi dari Henderson, Person dan Herbohn, 2008)
Penurunan Nilai Aset dengan Model Biaya PT Mandiri memiliki aset tetat yang diukur dengan menggunakan model biaya dengan biaya perolehan $600,000 dikurangi akumulasi depresiasi $200,000 (meliputi depresiasi tahun 2008-2009). Pada akhir periode pelaporan keuangan, manajemen PT Mandiri menemukan indikasi bahwa telah terjadi perubahan teknologi yang cukup signifikan yang akan mempengaruhi nilai dari aset tetap PT Mandiri. Selain itu, terjadi pula restrukturisasi dalam tubuh direksi PT Mandiri yang dimungkinkan bisa membawa dampak penurunan kapasitas aset tetap. Pada tanggal 30 Juni 2009, nilai wajar dikurangi biaya penjualan sebesar $350,000 dan nilai pakai sebesar $375,000. Anda diminta untuk membuat jurnal untuk mencatat semua kejadian di atas. Jawab
1. Apakah ada indikasi penurunan nilai aset tetap? Ya, perubahan teknologi yang cukup signifikan dan restrukturisasi direksi merupakan indikasi ada penurunan nilai aset tetap. 2. Menghitung jumlah terpulihkan dari aset tetap Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai. Oleh karena itu, jumlah terpulihkan dari aset tetap adalah sebesar $375,000. 3. Jumlah terpulihkan lebih kecil dari jumlah tercatat Jumlah tercatat aset = $600,000 - $200,000 = $400,000 Jumlah terpulihkan = $375,000 Jumlah terpulihkan ($375,000) < Jumlah tercatat ($400,000). Oleh karena itu, rugi penurunan nilai aset adalah sebesar $400,000 - $375,000 = $25,000
Jurnal pada tanggal 30 Juni 2009 Rugi penurunan nilai aset tetap
25,000
Akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap
25,000
Penyajian aset tetap pada neraca 30 Juni 2009 adalah sebagai berikut Aset tetap sebesar biaya perolehan
$600,000 16
dikurangi akumulasi depresiasi
(200,000)
dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai
(25,000)
Jumlah tercatat, 30 Juni 2009
$375,000
Contoh Soal 7 (diadopsi dari Kieso, Weygand, dan Walfield, 2011)
Penurunan Nilai Aset Tetap dengan Model Revaluasi PT Melodi melakukan pengujian indikasi adanya penurunan nilai aset tetap berupa tanah. Pengukuran terhadap nilai tanah dilakukan berdasarkan model revaluasi. Tanah dinyatakan dengan nilai wajar dan mempunyai Surplus revaluasi sebesar $5,000. Berikut adalah hasil dari pengujian penurunan nilai tanah. Nilai wajar dikurangi biaya penjualan
$ 21,200
Nilai pakai
22,000
Jumlah tercatat
30,000
Buatlah jurnal untuk mencatat penurunan nilai tanah! Jawab
1. Jumlah terpulihkan = $22,000 (jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan = $21,200 dan nilai pakai = $22,000) 2. Jumlah tercatat = $30,000 3. Jumlah terpulihkan < jumlah tercatat sehingga rugi penurunan nilai aset = $30,000 $22,000 = $ 8,000 4. Surplus revaluasi = $5,000 Berdasarkan informasi di atas, maka dapat dibuat jurnal sebagai berikut Surplus revaluasi
5,000
Rugi penurunan nilai aset ($8,000 - $ 5,000)
3,000
Tanah
8,000
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Rugi penurunan nilai aset tetap yang telah diakui dalam periode sebelumnya harus dibalik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tetap tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika terdapat
17
kasus seperti ini, maka jumlah tercatat aset tetap harus dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Jumlah tercatat aset tetap yang meningkat yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi batas yaitu jumlah tercatat (neto setelah depresiasi) seandainya aset tetap tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai aset tetap diakui segera dalam laba rugi jika
entitas menggunakan model biaya. Sedangkan, jika entitas menggunakan model revaluasi, maka setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset tetap harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK 16.
Contoh Soal 8 (diadopsi dari Henderson, Pearson, dan Herbohn, 2008)
Pembalikan penurunan nilai aset dengan model biaya PT Mandiri membeli aset tetap pada tanggal 1 Juli 2006 dengan biaya perolehan sebesar $1 juta secara tunai. Aset tetap tersebut memiliki umur ekonomik 5 tahun, tidak memiliki nilai sisa dan didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus. Jumlah terpulihkan dari aset tetap tersebut adalah sebagai berikut: 30 Juni 2007, $700,000 30 Juni 2008, $800,000 Manajemen perusahaan mengidentifikasi bahwa indikator penurunan nilai aset tetap telah terjadi. PT Mandiri menggunakan model biaya untuk mengukur nilai aset tetap. Buatlah jurnal untuk mencatat semua transaksi dan kejadian di atas Jawab
1 Juli 2006 Aset tetap
1,000,000
Kas
1,000,000
30 Juni 2007 Biaya depresiasi
200,000
Akumulasi depresiasi
200,000
$100,000/5 tahun Jumlah tercatat sekarang = $100,000 - $200,000 = $800,000 18
Jumlah terpulihkan = $700,000 Jumlah tercatat = $ 800,000 Jumlah terpulihkan < jumah tercatat sehingga rugi penurunan nilai aset tetap = $100,000
Rugi penurunan nilai aset tetap
100,000
Akumulasi penurunan nilai
100,000
Penyajian aset tetap di neraca 30 June 2007 adalah sebagai berikut Aset tetap sebesar biaya perolehan
$1,000,000
dikurangi akumulasi depresiasi
(200,000)
dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai
(100,000)
Jumlah tercatat
700,000
30 Juni 2008 Biaya depresiasi ($700,000/4 tahun)
175,000
Akumulasi depresiasi
175,000
Jumlah terpulihkan = $575,000 Jumlah tercatat = $700,000 - $175,000 = $525,000 Jumlah terpulihkan > jumlah tercatat sehingga terjadi pembalikan penurunan nilai aset sebesar $575,000 - $525,000 = $50,000. Akan tetapi pembalikan penurunan nilai aset tetap tidak boleh melebihi batas yaitu jumlah tercatat aset tetap jika seandainya aset tetap tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
Menentukan batas Biaya perolehan
$1,000,000
dikurangi akumulasi depresiasi (2 tahun)
(400,000)
Jumlah tercatat, 30 Juni 2008
600,000
19
Pembalikan penurunan aset tetap sebesar $50,000 tidak melebihi batas sebesar $600,000 sehingga pembalikan sebesar $50,000 diperkenankan.
Jurnal Akumulasi rugi penurunan nilai aset tetap
50,000
Pendapatan: pembalikan rugi penurunan nilai aset tetap
50,000
Penyajian aset tetap di neraca 30 Juni 2008 Aset tetap sebesar biaya perolehan
$1,000,000
dikurangi akumulasi depresiasi
(375,000)
dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai
(50,000)
Jumlah tercatat, 30 Juni 2008
575,000
Contoh Soal 9 (diadopsi dari Henderson, Pearson dan Herbohn, 2008)
Pembalikan penurunan aset tetap dengan model revaluasi Pada tanggal 1 Juli 2006, PT Sukses membeli peralatan dengan total biaya perolehan sebesar $4,000,000. PT Sukses menggunakan model revaluasi untuk mencatat peralatan tersebut. Peralatan didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 4 tahun. Nilai sisa pada akhir tahun ke-4 adalah sebesar nol. Indikator penurunan nilai peralatan dan pembalikanya terjadi pada tanggal 30 Juni 2007, 2008 dan 2009. Berikut disajikan informasi mengenai nilai peralatan: Tanggal
Nilai Wajar
Biaya Penjualan
Nilai Pakai
30 Juni 2007
2,910,000
50,000
2,950,000
30 Juni 2008
1,940,000
80,000
1,880,000
30 Juni 2009
1,140,000
40,000
1,160,000
Anda diminta untuk membuat jurnal yang relevan dengan kejadian di atas mulai dari tanggal 1 Juli 2006 sampai dengan 30 Juni 2009.
Jawab
1 Juli 2006 – membeli peralatan 20
Peralatan
4,000,000
Kas
4,000,000
30 Juni 2007 – mencatat depresiasi Biaya depresiasi ($4,000,000/4 tahun)
1,000,000
Akumulasi depresiasi
1,000,000
30 Juni 2007 – mengukur nilai wajar Akumulasi depresiasi
1,000,000
Peralatan
1,000,000
Biaya revaluasi
90,000
Peralatan
90,000
Jumlah tercatat $3,000,000 – nilai wajar $2,910,000. Jumlah tercatat sekarang $2,910,000
30 Juni 2007 – mencatat penurunan nilai peralatan Nilai pakai
$2,950,000
Nilai wajar – biaya penjualan
$2,860,000
sehingga jumlah terpulihkan = $2,950,000 Jumlah tercatat $2,910,000 < jumlah terpulihkan $2,950,000 sehingga tidak terjadi penurunan nilai peralatan
30 Juni 2008 – mencatat depresiasi Biaya depresiasi ($2,910,000/3 tahun)
970,000
Akumulasi depresiasi
970,000
30 Juni 2008 – mencatat revaluasi Jumlah tercatat = $2,910,000 - $970,000 = $1,940,000 = nilai wajar sehingga tidak ada revaluasi
30 Juni 2008 – mencatat penurunan nilai 21
Nilai pakai
$1,880,000
Nilai wajar – biaya penjualan
$1,860,000
Sehingga jumkah terpulihkan = $1,880,000 Jumlah tercatat = $1,940,000 Karena jumlah tercatat > jumlah terpulihkan maka penurunan nilai aset tetap terjadi dengan rugi penurunan sebesar $1,940,000 - $1,880,000 = $60,000
Rugi penurunan nilai
60,000
Akumulasi rugi penurunan nilai
60,000
30 Juni 2009 – mencatat depresiasi Biaya depresiasi ($1,880,000/2 tahun)
940,000
Akumulasi depresiasi
940,000
30 Juni 2008 – mencatat revaluasi dan pembalikan penurunan nilai aset Nilai pakai
$1,160,000
Nilai wajar – biaya penjualan
$1,100,000
Jumlah terpulihkan = $1,160,000 Jumlah tercatat = $1,880,000 - $940,000 = $940,000 Jumlah tercatat < jumlah terpulihkan sehingga terjadi pembalikan penurunan nilai aset sebesar $1,160,000 - $940,000 = $220,000. Akan tetapi berapa nilai yang dapat dibalikkan tidak boleh melebihi batas
Batas = nilai wajar, kenaikan maksimal sebesar Nilai wajar $1,140,000 – jumlah tercatat = $940,000
200,000
Kenaikan maksimal > (biaya revaluasi + rugi penurunan nilai) Revaluasi terjadi dan mengakui surplus revaluasi
Akumulasi depresiasi ($970,000 + $940,000) Akumulasi rugi penurunan nilai
(150,000) 50,000
1,910,000 60,000
Peralatan
1,970,000 22
Peralatan
200,000
Pendapatan (pembalikan rugi penurunan nilai)
60,000
Pendapatan (pembalikan biaya revaluasi)
90,000
Surplus revaluasi
50,000
E. PENGHENTIAN PENGAKUAN
PSAK 16 mengatur tentang bagaimana aset tetap dikeluarkan dari neraca perusahaan. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: 1. Dilepas. Pelepasan aset bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti dijual, disewakan berdasarkan sewa pembiayaan, atau disumbangkan. 2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya. Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. Namun, entitas yang aktivitas normalnya adalah menjual aset yang sebelumnya disewakan, maka entitas mentransfer aset tetap tersebut menjadi persediaan sesuai nilai tercatat ketika aset tidak lagi disewakan dan menjadi aset dimiliki untuk dijual. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan suat aset tetap ditentukan sebesar pendapatan antara jumlah hasil pelepasan neto, jika ada, dan jumlah tercatat dari aset tersebut.
Contoh Soal 10 (diadopsi dari Warren, Reeve dan Fess, 2006)
Sebuah perusahaan membeli peralatan dengan harga $10,000 dan disusutkan dengan tarif garis lurus sebesar 10% setiap tahunnya. Peralatan tersebut dijual secara tunai pada tanggal 12 Oktober di tahun ke-8 pemakaiannya. Saldo akun akumulasi depresiasi per 31 Desember tahun sebelumnya ada $7,000. Jurnalah transaksi penjualan peralatan jika (a) harga jualnnya $2,250, (b) harga jualnya $1,000, dan (c) harga jualnya $2,800
23
Jawab
Ayat jurnal untuk memutakhirkan depresiasi selama 9 bulan dari tahun berjalan Biaya depresiasi – peralatan
750
Akumulasi depresiasi – peralatan
750
$10,000 x ¾ x 10% Nilai buku akun akumulasi depresiasi pada 12 Oktober tahun berjalan adalah sebesar $7,000 + $ 750 = $7,750
Ketika harga jualnya $2,250 Kas
2,250
Akumulasi depresiasi – peralatan
7,750
Peralatan
10,000
Ketika harga jualnya $1,000 Kas
1,000
Akumulasi depresiasi – peralatan
7,750
Kerugian penjualan aset tetap
1,250
Peralatan
10,000
Ketika harga jualnya $2,800 Kas
2,800
Akumulasi depresiasi – peralatan
7,750
Keuntungan penjualan aset tetap
550
Peralatan
10,000
F. PENGUNGKAPAN
PSAK 16 menyatakan bahwa hal-hal sebagai berikut perlu diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan: 1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto 2. Metode penyusutan yang digunakan 24
3. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan 4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode 5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: a. Penambahan b. Aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. c. Akuisisi melalui kombinasi bisnis d. Peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan komprehensif lain. e. Rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi f. Rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi g. Penyusutan h. Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporam dari entitas pelapor. i.
Perubahan lain Selain pengungkapan di atas, hal-hal lain yang perlu diungkapkan sehubungan
dengan aset tetap, antara lain: 1. Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik dan aset tetap yang dijaminkan untuk liabilitas. 2. Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam pembangunan. 3. Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap, dan 4. Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah pada pendapatan komprehensif lain.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ankarath, Nandakumar., Mehta, Kalpesh J., Ghosh, TP., Alkafaji, Yass A., 2012. Memahami IFRS: Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Jakarta: Indeks Henderson, Scott., Peirson, Graham., Herbohn, Kathy., 2008, Issues in Financial Accounting, Australia: Pearson Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK 16 tentang Aset Tetap Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset Warren, Carl S., Reeve, James M., Fess, Philip E., 2006, Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.
26
View more...
Comments