PSA No. 25 Risiko Audit & Materialitas dlm Pelaksana.doc

August 8, 2018 | Author: Stephant Delahoya Sihombing | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download PSA No. 25 Risiko Audit & Materialitas dlm Pelaksana.doc...

Description

Risi isiko Audit dan Mater terialit alita as dalam alam Pela elaksana anaan Audit

SA

Seksi

31 2

DALAM PELAKSANAAN AUDIT

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS

Sumber: PSA No. 25

PENDAHULUAN

01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas materialitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan pelaksanaan audit atas laporan laporan keuangan berdasarkan standar standar auditing auditing  yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Risiko audit dan materialitas materialita s mempenga mempengaruhi ruhi penerap penerapan an standar standar auditing, auditing, khusus khususnya nya stand standar ar pekerj pekerjaa aan n lapa lapanga ngan n dan dan standa standarr pelapor pelaporan, an, serta terc tercer ermi min n dalam alam lap laporan oran audi audito torr bent bentuk uk baku. aku. Risi Risiko ko audi auditt dan dan materialitas, materialitas, bersama bersama dengan dengan hal-hal hal-hal lain, lain, perlu perlu dipertim dipertimbang bangkan kan dalam dalam mene enentu ntukan kan sia iat, scat, at, dan lingku ngkup p pros prosed edur ur audi auditt sert serta a dala dalam m menge!aluasi hasil prosedur tersebut.

"2 Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang tentang tanggung tanggung ja#ab ja#ab dan ungsi auditor auditor indepen independen den yang yang berbunyi berbunyi sebagai berikut$ %&arena siat bukti au-dit dan karakteristik kecurangan, auditor auditor dapat dapat memperoleh memperoleh keyakinan keyakinan memadai, memadai, bukan mutlak, bah#a bah#a salah saji material material terdeteksi. terdeteksi.1  Risiko audit2  adalah risiko yang timbul kar karena audit uditor or tanp tanpa a disa isadari ari tida tidak k memo memodi di' 'kas kasi pend endapatny atnya a sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. 3 (((((((((((((((((((((((((((((((((((((( 1

)ihat SA Seksi 11" *+SA o. "21 Tanggung jawab dan Fungsi Auditor Independen dan SA Seksi 23" *+SA No. 04] Penggunaan Kemahiran Profesional dengan ermat dan !e"sama dalam Pela"sanaan Pe"erjaan Auditor untuk  pembahasan lebih lanjut tentang k eyakinan memadai. 2 i samp sampin ing g risi risiko ko audi audit, t, audi audito torr juga juga meng mengha hada dapi pi risik risiko o keru kerugi gian an prak prakti tik  k  proesionalnya akibat dati tuntutan pengadilan, publikasi negati, atau peristi#a lain yang timbul berkaitan dengan dengan laporan keuangan keuangan yang telah diaudit dan dilaporkannya. Risiko ini tetap dihadapi oleh auditor meskipun is telah melaksanakan a berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan telah melaporkan hasil audit atal laporan keuangan dengan semestinya. eskipun seorang auditor telah menetapkan risiko semacam ini pada tingkat yang rendah, is tidak boleh melaksanakan prosedur yang kurang luas sebagaimana yang seharusnya dilakukas berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. 3 e'nisi risiko audit ini tidak mencakup risiko yang dihadapi oleh auditor karena is secara sec ara s menyimpulkan bah#a bah#a laporan keuangan berisi salah salah saji material. alam situasi situasi ini, biasanya is mempertimb kembali atau memperluas prosedur auditnya dan meminta klien untuk melakukan tugas

312.1

Stan Stand dar Prof  Prof 

/

risiko audit dan materialitas jugaakal berlaku laporan keuangan yang b. 0 3&onsep stimasi Konsep akuntansi materialitas #ang mengakui tidak masuk bahwa beberapa #angterhadap timbul hal balk dari kecerobohan secara indi!idual atau disajikan sesuai dengan basis akuntansi komprehensi selain prinsip akuntansi yang berlaku atau keseluruhan salah ta)sir adalah )akta. penting bagi kewa"aran pen#a"ian laporan keuangan sesuai umum di Indonesia0 pengacuan dalam Seksi ini ke laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan c. prinsip Kekeliruan prinsipakuntansi akuntansi dalamyang penerapan yangberlaku berlaku prinsip umum akuntansi di $ndonesia #ang sedangkan beberapa "umlah hal dengan umum di Indonesia jugaberkaitan mencakupdengan penyajian sesuai dengan akuntansi selain prinsip akuntansi yang berlaku di hal Indonesia lainn#abasis klasi)ikasi adalah tidak carakomprehensi penting. pen#a"ian %rasa atau &men#a"ikan pengungkapan. secara5 wa"ar dalamumum semua #ang tersebut.  //////////////////////////////  ' material sesuai dengan akuntansi umum $ndonesia  &ekeliruan tidak prinsip mencakup dampak #ang proses berlaku akuntansi yang di dipakai untuk  kembali ke#ajaran laporan keuangannya. )angkah-langkah ini basis biasanya akanbasis mengarahkan menun"ukkan ke#akinan auditor bahwa laporan keuangan secara tidak kenyamanan, seperti penyelenggaraan catatan akuntansi dengan kas keseluruhan atau pajak dan auditor ke kesimpulan yang benar. e'nisi risiko audit ini juga tidak mencakup risiko yang secara periodik dilakukan penyesuaian terhadap catatan tersebut untuk membuat laporan mengandung sa"ipengambilan material. keputusan pelaporan yang tidak semestinya, yang tidak  timbul sebagaisalah akibat keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. berkaitan dengan deteksi dan e!aluasi salah saji dalam laporan keuangan, s epe rti pen gam bil an keputusan yang tidak semestinya mengenai laporan auditor karena adanya 0' (aporan keuangan mengandung salahbentuk sa"i material apabila laporan keuangan ketidakpastian atau batasan atas lingkup audit.

tersebut mengandung salah sa"i #ang dampakn#a secara indi!idual atau keseluruhan cukup signi)ikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disa"ikan secara wa"ar dalam semua hal #ang material sesuai dengan prinsip akuntansi #ang berlaku umum di $ndonesia. Salah sa"i dapat ter"adi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan.

05 *alam perencanaan audit auditor berkepentingan dengan masalah+masalah #ang mungkin material terhadap laporan keuangan Auditor tidak bertanggung  "awab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh ke#akinan memadai bahwa salah sa"i #ang disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan tidak material terhadap laporan keuangan. 0, $stilah kekeliruan berarti salah sa"i atau penghilangan #ang tidak disenga"a  "umlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Kekeliruan mencakupa. Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data #ang men"adi sumber pen#usunan laporan keuangan.

312.2

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

0 eskipun kecurangan merupakan pengertian #ang leas dari segi hukum kepentingan auditor secara khusus berkaitan dengan tindakan curang #ang men#ebabkan salah sa"i material dalam laporan keuangan. *ua tipe salah sa"i #ang rele!an dengan pertimbangan auditor dalam audit laporan keuangan+salah sa"i #ang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan dan salah sa"i #ang timbul dari perlakuan tidak semestin#a terhadap akti!a. *ua tipe salah sa"i ini di"elaskan lebih lan"ut dalam SA Seksi 31, PSA No. 32 dan PSA No. 0 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan. %aktor utama #ang membedakan kecurangan dengan kekeliruan adalah apakah tindakan #ang mendasarin#a #ang berakibat pada salah sa"i dalam laporan keuangan merupakan tindakan #ang disenga"a atau tidak disenga"a. 04 Pada waktu mempertimbangkan tanggung "awab auditor untuk memperoleh ke#akinan memadai bahwa laporan keuangan bebas salah sa"i material tidak ada perbedaan penting antara kekeliruan dengan kecurangan. Namun terdapat perbedaan dalam hal tanggapan auditor terhadap salah sa"i #ang terdeteksi. mumn#a kekeliruan #ang terisolasi tidak material dalam pengolahan data akuntansi atau penerapan prinsip akuntansi tidak s igni)ik an terha dap audit . Sebalikn#a bila kecurangan dideteksi auditor harus mempertimbangkan implikasi integritas mana"emen atau kar#awan dan kemungkinan dampakn#a terhadap aspek audit. 06 Pada waktu men#impulkan apakah dampak salah sa"i secara indi!idual atau secara gabungan material auditor biasan#a harus mempertimbangkan si)at dan  "umlah dalam kaitann#a dengan si)at dan "umlah pos dalam laporan keuangan #ang diaudit. Sebagai contoh suatu "umlah #ang material bagi laporan keuangan di suatu entitas mungkin tidak material bagi laporan keuangan entitas lain dengan ukuran atau si)at #ang berbeda. 7egitu "uga apa #ang material bagi laporan keuangan entitas tertentu kemungkinan berubah dari satu periode ke periode #ang lain. 10 Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan pro)esional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan #ang akan meletakkan keperca#aan terhadap laporan keuangan. Pertimbangan mengenai materialitas #ang digunakan oleh auditor dihubungkan dengan keadaan sekitarn#a dan mencakup pertimbangan kuantitati) maupun kualitati). aterialitas adalah besarn#a in)ormasi akuntansi #ang apabila ter"adi penghilangan atau salah sa"i dilihat dari keadaan #ang melingkupin#a mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang #ang meletakkan keperca#aan atas in)ormasi tersebut. *e)inisi tersebut mengakui pertimbangan materialitas dilakukan dengan memperhitungkan keadaan #ang melingkupi dan perlu melibatkan baik pertimbangan kuantitati) maupun kualitati). 11 Sebagai akibat interaksi antara pertimbangan kuantitati) dan kualitati) dalam mempertimbangkan materialitas salah sa"i #ang "umlahn#a relati) kecil #ang ditemukan oleh auditor dapat berdampak material terhadap laporan keuangan. Sebagai contoh suatu pemba#aran #ang melanggar hukum #ang "umlahn#a tidak material dapat men"adi material

Standar Profe

Standar Profesional Akuntan Publik

 "ika kemungkinan besar hal tersebut dapat menimbulkan kewa"iban bers#arat #ang material atau hilangn#a pendapatan #ang material. , PERENCANAAN AUDIT 12 Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas baik dalam8a9 erencanakan audit dan merancang prosedur audit dan 8b9 enge!aluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan disa"ikan secara wa"ar dalam semua hal #ang material sesuai dengan prinsip akuntansi #ang berlaku umum di $ndonesia. Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas untuk hal #ang disebutkan pada butir 8a9 untuk memperoleh bukti audit kompeten #ang cukup dan sebagai dasar memadai untuk menge!aluasi laporan keuangan untuk butir 8b9. Pertimbangan pada Tingkat Laporan Keuangan

13 Auditor harus merencanakan auditn#a sedemikian rupa sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat #ang rendah #ang menurut pertimbangan pro)esionaln#a memadai untuk men#atakan pendapat atas laporan keuangan. :isiko audit dapat ditentukan dalam ukuran kuantitati) atau kualitati). 1' SA Seksi 311 PSA No. 05] Perencanaan dan Supervisi mengharuskan auditor dalam perencanaan auditn#a untuk memperhitungkan antara lain pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tu"uan audit. Pertimbangan tersebut mungkin dikuantitati)kan atau mungkin tidak. 15 enurut SA Seksi 311 PSA No. 05] tersebut si)at saat dan lingkup perencanaan ber!ariasi sesuai dengan )aktor+)aktor- ukuran dan kerumitan entitas pengalaman auditor mengenai entitas dan pengetahuann#a tentang bisnis entitas #ang bersangkutan. ;leh karena itu pertimbangan risiko audit dan materialitas "uga ber!ariasi dengan )aktor+)aktor tersebut. %aktor tertentu #ang berkaitan dengan entitas "uga mempengaruhi si)at saat dan lingkup prosedur audit untuk saldo akun tertentu atau golongan transaksi serta asersi #ang bersangkutan 8lihat paragra) 2' sampai dengan paragra) 339. 1, Penaksiran risiko salah sa"i material 8#ang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan9 harus dilakukan dalam perencanaan. Pemahaman auditor tentang pengendalian intern mungkin meningkatkan atau menurunkan kepedulian auditor tentang risiko salah sa"i material. *alam mempertimbangkan risiko audit auditor harus secara khusus menaksir risiko salah sa i material dalam la oran keuan an

((((((((((((((((((((  )ihat SA Seksi 31 *+SA o. 314 Unsur Tindakan Pelanggaran Hukum oleh Klien.  )ihat SA Seksi 315 *+SA 54 Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan. )ihat SA Seksi 31 *o. 70] Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan. 8

312.4

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

1 7ilamana auditor men#impulkan bahwa terdapat risiko signi)ikan salah sa"i material dalam laporan keuangan auditor harus mempertimbangkan kesimpulann#a ini dalam menentukan si)at saat atau luasn#a prosedur< penugasan sta)< atau perlun#a tingkat super!isi #ang semestin#a. Pengetahuan keterampilan dan kemampuan personel #ang dibebani tanggung "awab perikatan signi)ikan harus sesuai dengan penaksiran auditor terhadap tingkat risiko untuk perikatan tersebut. 7iasan#a risiko #ang tinggi memerlukan personel #ang lebih berpengalaman atau super!isi #ang lebih luas dari auditor #ang bertanggung "awab akhir atas perikatan #ang bersangkutan. :isiko tinggi dapat men#ebabkan auditor memperluas prosedur #ang diterapkan atau memodi)ikasi si)at prosedur untuk memperoleh bukti #ang lebih bersi)at persuasi). 14 *alam audit suatu entitas dengan operasi di berbagai lokasi atau dengan berbagai komponen auditor harus mempertimbangkan luasn#a prosedur audit #ang harus dilaksanakan di lokasi atau komponen pilihan %aktor #ang harus dipertimbangkan oleh auditor berkaitan dengan pemilihan lokasi atau komponen tertentu mencakup 8a9 si)at dan "umlah akti!a dan transaksi #ang dilaksanakan di lokasi atau komponen tersebut 8b9 tingkat sentralisasi catatan atau pengolahan in)ormasi 8c9 e)ekti!itas lingkungan pengendalian terutama #ang berkaitan dengan pengendalian langsung mana"emen atas penggunaan wewenang #ang didelegasikan kepada orang lain dan kemampuan mana"emen untuk secara e)ekti) melakukan super!isi akti!itas di lokasi atau komponen 8d9 )rekuensi saat dan lingkup pemantauan akti!itas oleh entitas atau orang lain di lokasi atau komponen dan 8e9 pertimbangan tentang materialitas lokasi atau komponen tersebut. 16 *alam merencanakan audit auditor harus menggunakan pertimbangann#a dalam menentukan tingkat risiko audit #ang cukup rendah dan pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas dengan suatu cara #ang diharapkan dalam keterbatasan bawaan dalam proses audit dapat memberikan bukti audit #ang cukup untuk mencapai ke#akinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah sa"i material. =ingkat materialitas mencakup tingkat #ang men#eluruh untuk masing+masing laporan keuangan pokok namun karena laporan keuangan saling berhubungan dan sebagian besar prosedur audit berhubungan dengan lebih dari satu "e nis laporan keuangan agar e)isien untuk tu"uan perencanaan auditor biasan#a mempertimbangkan materialitas pada tingkat kumpulan salah sa"i terkecil #ang dapat dianggap material untuk salah satu laporan keuangan pokok. Sebagai contoh "ika auditor berke#akinan bahwa salah sa"i secara keseluruhan #ang ber" umlah kurang lebih :p 100.000.000 akan memberi pengaruh material terhadap pos pendapatan namun bare akan mempengaruhi neraca secara material apabila mencapai angka :p200.000.000 adalah tidak memadai bagin#a untuk merancang suatu prosedur audit #ang diharapkan dapat untuk mendeteksi salah sa"i #ang ber"umlah :p200.000.000 sa"a. 20 Auditor merencanakan audit untuk mencapai ke#akinan memadai guna mendete salah sa"i #ang di#akini "umlahn#a cukup besar secara indi!idual atau

312.5

Standar Pr

secara kuantitati) berdampak material terhadap laporan keuangan. >alaupun auditor harus waspada terhadap salah sa"i #ang mungkin material secara kualitati) pada umumn#a adalah tidak praktis untuk merancang prosedur pendeteksiann#a. SA Seksi 32, PSA No. 0 Bukti Audit paragra) 20 men#atakan bahwa `auditor pada akikatnya beker!a dalam batas"batas ekonomis# agar mempunyai man$aat ekonomis# pendapat auditor  arus dirumuskan dalam !angka %aktu dan biaya yang %a!ar. & 21 *alam situasi tertentu untuk perencanaan audit  auditor mempertimbangkan materialitas sebelum laporan keuangan #ang akan diauditn#a selesai disusun. *alam situasi lain perencanaann#a baru dilakukan setelah laporan keuangan #ang diaudit selesai disusun namun is mungkin men#adari bahwa laporan tersebut masih memerlukan modi)ikasi signi)ikan. *alam kedua keadaan tersebut pertimbangan awal auditor tentang materialitas mungkin didasarkan atas laporan keuangan interim entitas tersebut #ang disetahunkan atau laporan keuangan tahunan satu periode atau lebih sebelumn#a asalkan is memperhatikan pengaruh perubahan besar dalam entitas tersebut 8contoh- merger'# dan perubahan lain #ang rele!an dalam perekonomian secara keseluruhan atau industri #ang merupakan tempat entitas tersebut berusaha. 22 ?ika secara teoritis diasumsikan bahwa pertimbangan auditor tentang materialitas pada tahap perencanaan didasarkan atas in)ormasi #ang sama dengan in)ormasi #ang tersedia pada tahap e!aluasi maka materialitas untuk tu"uan perencanaan dan e!aluasi akan sama. Namun pada saat merencanakan audit biasan#a tidak mungkin bagi auditor untuk mengantisipasi semua keadaan #ang mungkin #ang akhirn#a akan mempengaruhi pertimbangann#a tentang materialitas dalam menge!aluasi temuan audit pada tahap pen#elesaian audit karena 819 keadaan+keadaan #ang melingkupi mungkin berubah dan 829 tambahan in)ormasi mengenai masalah akan selalu ada selama periode audit. *engan demikian pertimbangan awal tentang materialitas akan berbeda dengan pertimbangan #ang digunakan dalam menge!aluasi temuan audit. ?ika tingkat materialitas diturunkan ke tingkat semestin#a #ang lebih rendah dalam menge!aluasi temuan audit 8dengan demikian risiko audit #ang dihadapi oleh auditor meningkat9 auditor harus menge!aluasi kembali kecukupan prosedur audit #ang telah dilaksanakan. 23 *alam merencanakan prosedur audit auditor harus "uga mempertimbangkan si)at sebab 8"ika diketahui9 dan "umlah salah sa"i #ang diketahui dari audit atas laporan keuangan periode sebelumn#a. Pertimbangan pada Tingkat Saldo Akun Indiidual atau !olongan Tran"ak"i

2' Auditor men#adari bahwa risiko audit dan pertimbangan materialitas audit mempun#ai hubungan terbalik. Sebagai contoh risiko suatu saldo akun atau golongan transaksi serta asersi #ang bersangkutan disa"ikan salah dalam "umlah #ang san at besar mun kin san at rendah namun risiko bahwa saldo akun atau olon an

312.6

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

8b9 #ang sangat elaksanakan kecil mungkin prosedur sangat audit lebih tinggi. dekat*engan ke tanggal menganggap neraca atau pertimbangan perencanaan 8c9 emperluas lain tetap prosedur samaaudit "ika auditor tertentu.ingin menurunkan tingkat risiko audit #an g men urut8a9 pertimbangann#a telah memadai untuk suatu saldo akun atau golongan emilih prosedur audit #ang lebih e)ekti). transaksi 25 atau *alam "ikamenentukan is menginginkan si)at penurunan saat dan lingkup "umlah salah prosedur sa"i dalam audit suatu #ang saldo akan akun atau golongan diterapkan terhadap transaksi saldo #ang akundianggap atau golongan materialtransaksi maka auditor tertentu harus auditor melaksanakan harus salah satu atau merancang suatu lebih prosedur langkah berikut#ang dapat memberin#a ke#akinan memadai untuk dapat mendeteksi salah sa"i #ang menurut ke#akinann#a berdasarkan pertimbangan awal tentang materialitas mungkin material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan "ika digabungkan dengan salah sa"i #ang terdapat dalam saldo akun atau golongan transaksi #ang lain. Auditor menggunakan berbagai metode untuk merancang prosedur guna menemukan salah sa"i #ang demikian. *alam hal tertentu auditor secara tegas memperkirakan untuk tu"uan perencanaan "umlah maksimum salah sa"i dalam suatu saldo akun atau golongan transaksi #ang apabila digabungkan dengan salah sa"i #ang terdapat dalam saldo atau golongan #ang lain tidak men#ebabkan laporan keuangan auditan mengandung salah sa"i material. *alam hal lain auditor menghubungkan pertimbangan awaln#a tentang materialitas dengan saldo akun atau golongan transaksi tertentu tanpa memperkirakan salah sa"i secara tegas. 2, Auditor perlu mempertimbangkan risiko audit pada tingkat akun atau golongan transaksi secara indi!idual karena pertimbangan #ang demikian secara langsung membantun#a dalam menentukan lingkup prosedur audit untuk saldo akun atau golongan transaksi tersebut. Auditor harus berusaha membatasi risiko audit pada tingkat saldo atau golongan transaksi indi!idual sedemikian rupa sehingga memungkinkann#a pada saat pen#elesaian audit untuk men#atakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan dengan tingkat risiko audit #ang cukup rendah. Auditor menggunakan berbagai pendekatan untuk mencapai tu"uan tersebut. 2 Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi risiko audit terdiri dari 8a9 risiko #ang meliputi risiko bawaan (inerent risk' dan risiko pengendalian (control risk'] bahwa saldo akun atau golongan transaksi mengandung salah sa"i 8disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan9 #ang dapat men"adi material terhadap laporan keuangan apabila digabungkan dengan salah sa"i pada saldo akun atau golongan transaksi lainn#a dan 8b9 risiko risiko deteksi (detection risk'] bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah sa"i tersebut. Pembahasan berikut men"elaskan risiko audit dalam konteks tiga komponen risik o di atas. @ar a #ang digunakan o le h a ud it or u nt uk mempertimbangkan komponen tersebut dan kombinasin#a melibatkan pertimbangan pro)esional auditor dan tergantung pada pendekatan audit #ang dilakukann#a.

312.7

Standar Pry

Standar Profesional Akuntan Publik

a#

Ri"iko $a%aan :isiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah sa"i material dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian #ang terkait. :isiko salah sa"i demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan #ang lain. Sebagai contoh perhitungan #ang rumit lebih mungkin disa"ikan salah "ika dibandingkan dengan perhitungan #ang sederhana. ang tunai lebih mudah dicuri daripada sediaan batu bara. Akun #ang terdiri dart "umlah #ang berasal dart estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko lebih besar dibandingkan dengan akun #ang si)atn#a relati) rutin dan berisi data berupa )akta. %aktor ekstern "uga mempengaruhi risiko bawaan. Sebagai contoh perkembangan teknologi mungkin men#ebabkan produk tertentu men"adi usang sehingga mengakibatkan sediaan cenderung dilaporkan lebih besar. *i samping itu terhadap )aktor+)aktor tersebut #ang khusus men#angkut saldo akun atau golongan transaksi tertentu )aktor+)aktor #ang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi mungkin mempengaruhi risiko bawaan #ang berhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi tertentu. %aktor #ang terakhir ini mencakup misaln#a kekurangan modal ker"a untuk melan"utkan usaha atau penurunan akti!itas industri #ang ditandai oleh ban#akn#a kegagalan usaha. (ihat SA Seksi 31, PSA No. 32 dan PSA No. 0 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan# paragra) 10.

b#

Ri"iko Pengendalian :isiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah sa"i material #ang dapat ter"adi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian in+tern entitas. :isiko ini merupakan )ungsi e)ekti!itas desain dan operasi pengendalian in+tern untuk mencapai tu"uan entitas #ang rele!an dengan pen#usunan laporan keuangan entitas. 7eberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern.

c.

Risiko Deteksi

Risiko deteksi adalah risiko bah#a auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan ungsi eekti!itas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada #aktu auditor tidak memeriksa 1""6 saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, #alaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 1""6. &etidakpastian lain semacam itu timbul karena audi-tor mungkin memilih suatu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau menasirkan secara keliru hasil audit. &etidakpastian lain ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan dan super!isi memadai dan pelaksanaan praktik audit

312. 8

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

27 Risiko ba#aan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. &edua risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik  dengan risiko ba#aan dan risiko pengendalian. Semakin kecil risiko ba#aan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko ba#aan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima. &omponen risiko audit ini dapat ditentukan secara kuantitati, seperti dalam bentuk  persentase atau secara nonkuantitati yang berkisar, misalnya, dari minimum sampai dengan maksimum. 25 +ada saat auditor menetapkan risiko ba#aan untuk suatu asersi  yang berkaitan dengan saldo akun atau golongan transaksi, is menge!aluasi berbagai aktor yang memerlukan pertimbangan proesional. alam melakukan hal tersebut, auditor tidak hanya mempertimbangkan aktor yang secara khusus berhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi tersebut, tetapi juga aktor-aktor lain yang terdapat dalam laporan keuangan secara keseluruhan, yang dapat mempengaruhi risiko ba#aan yang berhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksi itu. Apabila auditor berkesimpulan bah#a usaha  yang dibutuhkan untuk menge!aluasi risiko ba# aan suatu asersi akan melebihi pengurangan potensial dalam luasnya prosedur audit sebagai akibat pengandalan terhadap hasil penetapan tersebut, auditor harus menetapkan risiko ba#aan pada tingkat yang maksimum pada saat merancang prosedur audit. 3" Auditor juga menggunakan pertimbangan proesional dalam menetapkan risiko pengendalian untuk suatu asersi yang berhubungan dengan suatu saldo akun atau golongan transaksi. +enetapan risiko pengendalian didasarkan atas cukup atau tidaknya bukti audit yang mendukung eekti!itas pengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salah saji asersi dalam laporan keuangan. Apabila auditor yakin bah#a pengendalian intern tidak ada kaitannya dengan asersi tersebut atau tidak  eekti, atau jika is yakin bah#a e!aluasi terhadap eekti!itas pengendalian intern tidak e'sien, is akan menentukan risiko pengendalian untuk asersi tersebut pada tingkat yang maksimum. 31 Auditor dapat melakukan penetapan risiko ba#aan dan risiko pengendalian secara terpisah atau secara gabungan. Apabila auditor menganggap risiko ba#aan dan risiko pengendalian, baik secara terpisah maupun secara gabungan, adalah kurang dari maksimum, is harus mempunyai dasar yang cukup. asar ini dapat diperoleh, misalnya

312.9

Standar Profe

pengendalian. Apabila penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun risiko deteksi #ang dapat diteriman#a akan meningkat. Namun auditor tidak boleh sepenuhn#a mengandalkan risiko bawaan dan risiko pengendalian dengan tidak melakukan pengu"ian substanti) terhadap saldo akun atau golongan transaksi #ang di dalamn#a mungkin terkandung salah sa"i #ang mungkin material  "ika digabungkan dengan salah sa"i #ang ada pada saldo akun atau golongan transaksi #ang lain. 33 Audit terhadap laporan keuangan adalah suatu proses kumulati)< sewaktu auditor melaksanakan prosedur audit #ang direncanakan bukti #ang diperoleh auditor mungkin men#ebabkan ia memodi)ikasikan si)at saat dan lingkup prosedur lain #ang telah direncanakan tersebut. *ari pelaksanaan prosedur audit atau dari sumber lain selama audit berlangsung auditor mungkin memperoleh in)ormasi #ang "auh berbeda dengan in)ormasi #ang semula digunakan sebagai dasar untuk men#usun rencana audit. Sebagai contoh besarn#a salah sa"i #ang ditemukan mungkin mengubah pertimbangan auditor tentang tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian. *i samping itu in)ormasi lain #ang diperoleh #ang berkaitan dengan laporan keuangan mungkin mengubah pertimbangan awal auditor mengenai materialitas. *alam hal demikian auditor mungkin perlu menge!aluasi kembali prosedur audit #ang direncanakan berdasarkan atas pertimbangan #ang telah diperbaiki tentang risiko audit dan materialitas untuk seluruh atau sebagian saldo akun atau golongan transaksi dan asersi #ang terkait. E&ALUASI TE'UAN AUDIT

3' *alam menge!aluasi apakah laporan keuangan telah disa"ikan secara wa"ar dalam semua hal #ang material sesuai dengan prinsip akuntansi #ang berlaku umum di $ndonesia auditor harus menggabungkan semua salah sa"i #ang tidak dikoreksi oleh entitas tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkann#a untuk mempertimbangkan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disa"ikan salah secara material dalam hubungann#a dengan "umlah indi!idual subtotal atau "umlah keseluruhan dalam laporan keuangan. Pertimbangan #ang bersi)at kualitati) "uga mempengaruhi kesimpulan #ang diambil oleh auditor dalam menentukan materialitas salah sa"i. 35 Penggabungan salah sa"i #ang diuraikan di atas harus mencakup estimasi terbaik auditor mengenai "umlah seluruh salah sa"i dalam saldo akun atau golongan transaksi #ang telah diperiksa dan tidak terbatas han#a pada "umlah salah sa"i #ang telah diidenti)ikasi secara khusus. Pada saat auditor mengu"i saldo akun atau golongan transaksi dan asersi #ang terkait dengan menggunakan prosedur analitik auditor biasan#a tidak akan dapat secara khusus mengidenti)ikasi adan#a salah sa"i namun is han#a akan memperoleh suatu petun"uk tentang adan#a kemungkinan salah sa"i dalam saldo akun atau golongan transaksi dan "uga kemungkinan salah dalam taksiran besarn#a. ?ika prosedur analitik memberikan petun"uk bahwa mungkin terdapat salah sa"i namun "umlahn#a tidak dapat diperkirakan auditor umumn#a harus menerapkan prosedur lain #ang memungkinkann#a mempro#eksikan salah sa"i

312.1 0

Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit

 "umlah salah sa"i #ang diketahuin#a berdasarkan sampel tersebut ke asersi #ang diperiksa dalam saldo akun atau golongan transaksi #ang bersangkutan. Pro#eksi salah sa"i tersebut bersama dengan hasil pengu"ian substanti) lainn#a mendukung penentuan auditor mengenai kemungkinan salah sa"i dalam saldo akun dan golongan transaksi tersebut. 3, :isiko ter"adin#a salah sa"i material dalam laporan keuangan umumn#a lebih besar "ika saldo akun dan golongan transaksi berisi estimasi akuntansi dibandingkan dengan "ika saldo akun dan golongan transaksi berisi data #ang bersi)at )aktual. al ini karena adan#a sub"ekti!itas bawaan #ang terkandung dalam estimasi peristiwa #ang akan datang #ang terdapat dalam setiap estimasi akuntansi. isaln#a estimasi mengenaikeusangan sediaan tidak tertagihn#a piutang dan kewa"iban garansi adalah tergantung tidak han#a pada peristiwa #ang ter"adi di masa depan #ang tidak dapat diperkirakan namun "uga tergantung pada salah sa"i #ang mungkin timbul karena penggunaan data #ang tidak cukup atau tidak semestin#a atau karena salah penggunaan data #ang semestin#a. 7erhubung tidak ada satu pun estimasi akuntansi #ang dapat di"amin ketepatann#a auditor harus men#adari bahwa adan#a perbedaan antara estimasi #ang didukung penuh oleh bukti audit dengan estimasi #ang dicantumkan dalam laporan keuangan merupakan suatu hal #ang wa"ar oleh karena itu perbedaan tersebut tidak dapat dianggap sebagai kemungkinan salah sa"i. Namun apabila auditor berkesimpulan bahwa "umlah #ang diestimasi dalam laporan keuangan tersebut tidak masuk akal ia harus memperlakukan perbedaan antara estimasi tersebut dengan estimasi #ang pantas sebagai kemungkinan adan#a salah sa"i dan menggabungkann#a dengan kemungkinan salah sa"i lainn#a. Auditor "uga harus mempertimbangkan apakah perbedaan antara estimasi #ang didukung bukti audit dan estimasi #ang dicantumkan dalam laporan keuangan memberikan petun"uk adan#a kecenderungan mana"emen entitas untuk men#a"ikan laporan keuangan menurut keinginann#a meskipun kedua estimasi tersebut secara indi!idual dianggap wa"ar. Sebagai contoh "ika setiap estimasi akuntansi #ang dicantumkan dalam laporan keuangan merupakan estimasi #ang dianggap wa"ar secara indi!idual tetapi "ika perbedaan antara masing masing estimasi tersebut dengan estimasi #ang didukung oleh bukti audit cenderung untuk meningkatkan laba auditor harus mempertimbangkan kembali estimasi tersebut secara keseluruhan. 3 Kemungkinan salah sa"i dalam periode sebelumn#a belum dikoreksi oleh entitas karena hal tersebut tidak men#ebabkan salah sa"i material dalam laporan keuangan periode #ang bersangkutan. Salah sa"i tersebut mungkin "uga mempengaruhi laporan keuangan periode sekarang. ?ika auditor #akin bahwa terdapat risiko #ang sangat tinggi bahwa laporan keuangan periode sekarang kemungkinan berisi salah sa"i material dan "ika salah sa"i periode sebelumn#a #ang berdampak terhadap laporan keuangan periode sekarang dipertimbangkan bersama+sama dengan kemungkinan salah sa"i periode sekarang ia harus memasukkan dampak kemungkinan salah sa"i secara gabungan tersebut terhadap laporan keuangan periode sekarang 34 ?ika auditor berkesimpulan berdasarkan bukti audit memadai #ang dikumpul+ kann#a bahwa penggabungan kemungkinan salah sa"i akan men#ebabkan salah sa"i material dalam laporan keuangan ia harus meminta kepada mana"emen untuk menghilangkan salah

Standa

Standar Profesional Akuntan Publik

Agustus sa"i e)ekti) material berlakun#a 20 01 tersebut. sampai aturan dengan ?ikadalam salah 31 *esember Seksi sa"i material ini diiBinkan. 20 01 tersebut . *alam asa masa tidak transisi transisi dihilangkan ditetapkan tersebutauditor berlaku mulai harus1 memberikan dari standar #ang terdapatpendapat dalam Standar wa"ar Pro)esional dengan pengecualian Akuntan Publik atau per pendapat 1 Agustus tidak 166' wa"ar dan atas laporan Standar Pro)esional keuangan. Akuntan SalahPublik sa"i material per 1 ?anuari dapat dihilangkan 20 01 . Setelah dengan tanggal cara 31 misaln#a *esember penerapan 200 1 han#aprinsip ketentuan akuntansi dalam Seksi #ang ini #ang sesuai berlaku. pen#esuaian lain #ang bersi)at kuanti tati)  atau penamba han pengungkapan #ang semestin#a. >alaupun pengaruh keseluruhan kemungkinan salah sa"i dalam laporan keuangan tidak material auditor harus men#adari bahwa gabungan salah sa"i tidak material dalam neraca dapat mengakibatkan salah sa"i material pada laporan keuangan masa #ang akan datang. 36 ?ika auditor berkesimpulan bahwa penggabungan salah sa"i tidak ak an mengakibatkan salah sa"i material dalam laporan keuangan is harus men#adari bahwa laporan keuangan masih dapat mengandung salah sa"i material karena adan#a salah sa"i lainn#a #ang tidak dapat ditemukan. Apabila gabungan salah sa"i meningkat risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah sa"i material "uga meningkat. Auditor pada umumn#a mengurangi risiko salah sa"i material dalam perencanaan audit dengan membatasi risiko deteksi ke tingkat #ang dapat diterima untuk suatu saldo akun atau golongan transaksi secara indi!idual. Auditor dapat "uga mengurangi risiko salah sa"i material dengan mengadakan modi)ikasi secara berkelan"utan terhadap si)at saat dan lingkup prosedur audit #ang direncanakan selama pelaksanaan audit berlangsung 8lihat paragra) 339. ?ika auditor berpendapat bahwa risiko tersebut sedemikian tinggi is harus melaksanakan prosedur audit tambahan atau me#akinkan dirin#a bahwa entitas #ang bersangkutan telah men#esuaikan laporan keuangann#a untuk mengurangi risiko salah sa"i ke tingkat #ang dapat diterima. '0 *alam menggabungkan salah sa"i #ang diketahui dan #ang mungkin ter"adi #ang tidak dikoreksi oleh entitas sesuai dengan paragra) 3' dan 35 auditor dapat menentukan suatu "umlah #ang "ika salah sa"i di bawah "umlah tersebut tidak perlu diakumulasikan. ?umlah ini harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga salah sa"i apa pun secara indi!idual atau gabungan dengan salah sa"i lain tidak akan material terhadap laporan keuangan setelah kemungkinan salah sa"i #ang tidak terdeteksi lebih lan"ut dipertimbangkan. TAN!!AL $ERLAKU E(EKTI(

'1 Seksi ini berlaku e)ekti) tanggal 1 Agustus 20 01 . Penerapan lebih awal dari tanggal

312.12

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF