Protozoa Dan Cacing (Repaired)

April 18, 2018 | Author: Qory_FAR | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

fk...

Description

KASIFIKASI PARASIT

Parasit diklasifikasikan menjadi dua subkingdom 1. Protozoa: organisme uniseluler. 2. Metazoan : organisme multiseluler dengan sistem organ.

PARASIT YANG PENTING SECARA KLINIS Organisme terkait Subkingdom Amuba Protozoa Siliata Koksidia (Sporozoa) Flagelata  Nematoda Metazoa Cestoda Trematoda

1. PROTOZOA

Protozoa di klasifikasikan menjadi empat kelompok berdasarkan struktur struktur mereka

PROTOZOA YANG PENTING SECARA KLINIS Infeksi Utama

Organisme Amuba  Entamoeba histolytica 

 Naegleria dan Acanthamoeba dan Acanthamoeba Siliata  Balatidium coli Koksidea (sporozoa) Cryptosporidium parvum  Isospora belli Toxoplasma gondii

Diare; disentri; menyerang usus, disertai ulserasi; dapat menyebar ke organ lain, seperti hepar dan paru. Meningitis



Diare



Species plasmodium Flagelata Giardia lambia Trichomonas vaginalis

Diare Diare Sindrom demam kelenjar (Glandular (Glandular fever  syndrome).  syndrome). Infeksi congenital, dengan cacat  pada susunan saraf pusat; ensefalitis pada orang dengan gangguan imunitas Malaria



Diare; malabsorpsi Infeksi urogenital

Spesies trypanosome Spesies leishmania

Penyakit tidur ( sleeping sickness); penyakit Chagas Leismaniasis viseralis Leismaniasis kulit

SIKLUS HIDUP DAN PATOGENESIS En tamoeba hi stolyti ca

Kista yang tertelan, dengan bantuan asam lambung, akan melepaskan trofozoit di usus halus. Trofozoid bertambah banyak dan dapat menyebabkan nekrosis serta ulserasi di usus besar. Dapat terjai invasi ke dalam rongga  peritoneum melalui dinding usus dan menyebar ke dalam organ lain (terutama hepar) melalui aliran darah. Memiliki manifestasi klinis amubiasis usus, berkisar dari diare ringan (seringkali berdarah).

Balatidium coli

Dapat terjadi keadaan carrier  asim\mtomatis, B.coli menyebabkan infeksi gastrointestinal; gejala berupa nyeri perut dan diare cair yang mengandung darah dan pus. Ulserasi mukosa jarang berlanjut menjai infeksi invasive. Diagnosis laboraturium dapat dilakukan yaitu pemeriksaan mikroskopis terhadap tinja untuk mencari trofozoit dan kista.

Cryptospori diu m parvum

Ookista matang yang mengandung sporozoit tertelan kemudian terjadi  perlepasan dan perlekatan sporozoid ke epitel usus lalu menjadi dewasa (skizogeni). Sporozoit dewasa berkembang menjadi bentuk seksual (gametogeni) dan menghasilkan ookista yang terbuahi yang kemudian keluar melalui tinja.

I sospora bell i

I.belli adalah parasit koksidia yabg menyebabkan diare dan malabsorpsi  pada pasien dengan gangguan imunitas.

Giardia L ambli a

Kista tertelan dan asam lambung merangsang pelepasan trofozoit di usus halus, yang kemudian berkembang biak melalui pembelahan biner. Trofozoit melekat ke vili usus melalui sebuah lempeng penghisap. Dapat terjadi inflamasi epitel tetapi invasi sistemik jarang dijumpai. Trofozoit membelah secara biner. Kista terbentuk ketika organism bergerak menuju colon.

2. METAZOA

HELMINTHES

NEMATHELMINTHES

NEMATODA

PLATYHELMINTHES

CESTODA

TREMATODA

Nematoda

 Nematode paling umum di jumpai dan secara klinis adalah Ascaris lumbricoides, enterobius vernicularis, toxocaracanis, dan toxocara cati

NEMATODA YANG PENTING SECARA KLINIS Catatan tentang penyakit/infeksi Organisme Larva cacing bermigrasi melalui bronkus; Ascari s lum bri coides (roundworm, cacing dewasa dapat menyebabkan cacing bulat) obstruksi usus pada anak En terobi us verm icul ari s (pinworm, threadworm, cacing pita) Edema periorbita, mialgia, demam Tr ichi nell a spir alis Larva bermigrasi ke hepar, paru-paru, dan Toxocara cani s mata (visceral larva migrans) Anemia, iritasi usus Tri churis trichiur a

Ascari s lum bri coides (roundworm, cacing bulat)

Setelah menelan telur infektif terjadi pembebasan larva cacing kedalam duodenum yang kemudian menembus dinding usus kemudian mencapai aliran darah, melewati hepar dan jantung lalu kemudian ke sirkulasi paru-paru. Larva cacing ini masuk ke dalam alveolus, bermigrasi melalui bronkus, trachea dan faring, lalu di telan dan kembali ke usus halus.

En ter obius vermi cular is (pinworm, threadworm, cacing pita)

Larva menetas di usus halus dan bermigrasi ke usus besar tempat mereka  berkembang menjadi cacing dewasa dalam waktu sekitar 1 bulan.cacing jantan membuahi cacing betina kemudian bermigrasi ke daerah perianal dan bertelur, telur menjadi infektif dalam waktu beberapa jam. Iritasi perianal kemudian digaruk; telur tercemari tangan, terutama kuku, menyebabkan autoinfeksi atau  penularan ke pejamu baru.

Toxocaracanis, dan T oxocar a cati

Manusia menjadi penjamu tidak sengaja; secara tertelan, telur menetas menjadi bentuk larva yang dapat menembus mukosa usus dan bermigrasi ke  berbagai organ khususnya paru, hepar, dan mata. Larva tidak dapat berkembang lebih lanjut dan menyebabkan pembentukan granuloma.

An cylostoma duodenal e dan Nector amer ican us (hookworm, cacing tambang)

Larva infektif menembus kulit yang utuh, masuk sirkulasi, dan terbawa ke  paru; setelah matang, larva di batukan dan di telan kembali, kemudian  berkembang menjadi cacing dewasa di usus halus. Cacing dewasa mengeluarkan telur yang di eksresikan dan, pada kondisi lembab panas, berkembang pesat menjadi larva infektif yang dapat menginfeksi pejamu baru melalui penetrasi ke kulit, terutama pada kaki telanjang.

Stron gyloi des stercorali s

Serupa dengan cacing tambang, hanya saja telur cacing inimenetas menjadi larva di mukosa usus sebelum keluar melalui tinja. Larva yang matang langsung menjadi larva infektif yang dapat menembus kulit, atau masuk kedalam siklus non-parasitik di luar tubuh pajamu manusia. Larva juga menginfeksi kembali pejamu dengan cara menembus mukosa usus (autoinokulasi); hal ini lebih sering terjadi pada pasien dengan gangguan imunitas. Infeksi dapat menjadi inaktif hingga 30 tahun dan kemudian mengalami reaktivasi ketika system imun terganggu (misal: transplantasi organ), menyebabkan infeksi diseminata.

Tr ichi nell a spirali s

Infeksi pada manusia teradi secara kebetulan karena parasit ini ditemukan terutama pada hewan karnivora. Manusia terinfesi setelah tertelan larva dalam kista yang terdapat di dalam daging setelah matang, terutama babi. Larva di  bebaskan di usus halus tempat mereka berkembang menjadi cacing dewasa lalu menghasilkan larva lebih banyak lagi. Larva menembus dinding usus dan ikut  beredar dalam sirkulasi darah, menembus kista di dalam jaringan, terutama otot rangka. Sirkulasi hidup menjadi tuntas di dalam tubuh hewan yang terinfeksi setelah hewan berikutnya menelan otot rangka yang mengandung larva di dalam kista.

Wuchereria brancrofti dan bru gia malayi (cacing fi lari al)

Larva immature masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi; larva bermigrasi melalui saluran limfe ke kelenjar limfe regional. Cacing dewasa menjadi matang di pembuluh limfe, terjadi pembuahan kemudian di hasilkan larva microfilaria. Microfilaria ini kemudian masuk kedalam sirkulasi lalu masuk ke dalam tubuh nyamuk ketika menggigit pasien. Di dalam tubuh nyamuk, larva bermigrasi melalui lambung ke organ mulut untuk menuntaskan siklus hidupnya.

Cestoda

Cacing pita adalah cacing berbentuk pita yang panjangnya dapat mencapai 30 kaki.cacing memiliki kepala yang memiliki penghisap dengan pengait berbentuk mahkota untuk membantu perlekatan cacing. Segmen-segmen cacing pita bersifat hermaprodit, terdapat organ reproduksi jantan dan betina pada setiap segmen. Makanan di serap dari usus pajamu melalui dinding tubuh. Sebagaian besar cacing pita memiliki siklus hidup kompleks dengan pejamu perantara. Cestoda yang penting secara klinis.

CESTODA YANG PENTING SECARA KLINIS  Nama umum Reservoir untuk Reservoir untuk Cestoda larva cacing dewasa Cacing pita babi Babi Manusia Taeni a soli um atau sistiserkosis Cacing pita sapi Sapi Manusia Taeni a sagin ata Cacing pita ikan Krustase, ikan Manusia, anjing, Diphyllobotrium kucing latum Kista hidatid Manusia Anjing Echinococcus granulosus H ymenol epsis nan a

Cacing pita cebol

Hewan pengerat, manusia

Hewan pengerat, manusia

Taeni a soli um

Manusia menelan daging babi yang mengandung larva dan larva  berkembang di usus halus menjadi cacing dewasa. Cacing men ghasilkan proglotid yang mengalami pematangan seksual dan menghasilkan telur yang di keluarkan melalui tinja. Babi menelan telur dan terbentuk larva yang menyebarmelalui sirkulasi

Taeni a sagin ata

Siklus hidupnya serupa dengan taenia solium, infeksi terjadi akibat tertelan sistiserkus yang terdapat did aging sapi yang kurang matang. Tinja manusia yang mengandung telur cacing di telan oleh sapid an berkembang dalam daging sapi.

Diphyllobotrium latum

Terdapat dua pejamu perantara; krustasea air tawar dan ikan tawar. Infeksi terjadi pada manusia jika memakan ikan air tawar yang terinfeksi. Cacing dewasa terbentuk di usus, melekat ke mukosa melalui alur lateral. Cacing membentuk  proglotid yang kemudian menghasilkan telur. Dalam air tawar, telur berkembang menjadi larva, yang menginfeksi krustasea. Ikan memakan krustasea dan larva  berkembang menjadi bentukinfektif dan dapat menginfeksi manusia

Echi nococcus granu losus

Cacing pita dewasa ditemukan pada anjing atau rubah. Di dalam usus anjing, cacing pita dewasa menghasilkan telur kemudian dikeluarkan melalui tinja. Herbivore, pejamu perantara yang normal, menelan telur lalu larva  berkembang di berbagai organ membentuk kista. Karnivora menjadi terinfeksi setelah memakan bangkai hewan yang tercemar. Infeksi pada manusia terjadi ketika tidak disengaja. Telur tertelan, dan terbentuk larva lalu menembus dinding usus; terbentuk kista hidatid, terutama di hepar. Kista ini menimbun cairan. Dan membesar dalam waktu beberapa tahun; kista di lapisi oleh satu lapisan germinal, yang membentuk kepala cacing pita immature

Trematoda

Kecuali skistosoma, trematoda (fluke) adalah cacing pipih (flatworm) dengan  penghisap di mulut dan bagian ventral. Sebagian besar trematoda adalah hermaprodit, memiliki organ reproduksi jantan dan betina dalam satu tubuh. Skistosoma berbeda karena cacing dewasa jantan dan betinanya terpisah. Semua trematoda memerlukan penjamu reservoir dan penjamu perantara untuk melengkapi siklus hidup mereka. Pejamu langsungnya siklus reproduksi seksual. Sebagian trematoda mungkin memerlukan penjamu perantara tambahan. TREMATODA YANG PENTING SECARA KLINIS  Nama umum Pejamu antara Trematoda Siput F asciola hepatic Trematoda hati sapi

Vector Tanaman akuatik (misal: selada air

Pejamu reservoir Domba, sapi

Opisthorchis sinensis Paragonimus westermani

Trematoda hati cina Trematoda paru

Siput, ikan air tawar Siput, udang karang

Spesies schistosoma

Trematoda darah

Siput

Ikan mentah Kepiting mentah, udang mentah

Anjing, kucing dan manusia Manusia

Manusia

Referensi : Elliott Tom (dkk). 2013. Mikrobiologi Kedokteran & Infeksi (Edisi 4). Jakarta : Buku Kedokteran EGC

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF