Proses Fertilisasi Dan Implantasi

July 27, 2018 | Author: Al Hadad Harahap | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

hhh...

Description

BAB II PROSES FERTILISASI DAN IMPLANTASI IMPLANTASI

A. PROSES FERT FERTILISASI ILISASI

Terjadi erjadinya nya kehami kehamilan lan merupak merupakan an proses proses pertem pertemuan uan antara antara sel ovum dan sperma sperma yang yang dinamakan fertilisasi. Sebelum mengalami fertilisasi sel gamet baik pada laki-laki maupun wanita mengalami perjalanan dari gonad ke tuba uterina (transport ovum ke tuba uterina, dan transport sperma ke tuba uterina). 1. Transpor ransportt ovum ovum ke tub tuba a uter uterina ina

Ketika ovum dibebaskan saat ovulasi. vum segera diambil oleh tuba uterine. !jung tuba uterine yang melebar menjulur membungkus ovarium dan mengandung fimbria, Tonjolan yang mirip jari yang berkontraksi dengan gerakan menyapu yang menuntun ovum yang  baru dibebaskan masuk kedalam tuba uteri. Selain itu fimbria dilapisi oleh silia-tonjolan halus mirip rambut yang berdenyut dalam gelombang gelombang yang mengarah ke interior interior tuba uteri. didalam tuba utrina, utrina, ovum "epat didorong didorong oleh kontraksi kontraksi peristalti" peristalti" dan gerakan silia ampula.

Konsepsi dapat terjadi selama rentang waktu yang sangat terbatas dari setiap siklus. #ika tidak dibuahi, ovum mulai mengalami disintegrasi dalam $% sampai %& jam lalu difagosit oleh sel-sel yang melapisi bagian dlalam saluran reproduksi. Karena itu fertilisasi harus terjadi dalam %& jam setelah ovulasi, ketika ovum masih hidup. Sperma biasanya bertahan sekitar &' jam tetapi dapat tetap hidup hingga lima hari di salam saluran reproduksi wanita.

. Transpor ransportt sperm sperma a ke tuba uter uterina ina

Setelah sperma masuk vagina setelah ejakulasi, sperma harus berjalan melewati kanalis servikalis, melaju ke dalam uterus dan kemudian sampai ke sel telur disepertiga atas tuba uterine (ampula). Sperma pertama tiba di tuba uterine setengah jam setelah ejakulasi. eskipun sperma dapat bergerak melalui kontraksi mirip pe"ut ekornya, namun * menit merupakan waktu yang terlalu singkat bagi mobilitas sperma untuk membawa dirimereka sendir sendirii ketemp ketempat at pembuah pembuahan. an. !ntuk !ntuk membaw membawaa sampai sampai ketempa ketempatt pembuah pembuahan an sperma sperma

memerlukan bantuan saluran reproduksi wanita. Saat melewati kanalis servikalis sperma diham dihamba batt oleh oleh mu"u mu"uss serv servik ik (aki (akibat bat ting tinggi giny nyaa kadar kadar proge progest ster erone one dan dan renda rendahn hnya ya estrogen). ukus serviks menjadi terlalu kental bagi penetreasi sperma. ukus serviks menjadi "ukup en"er dan tipis untuk melewatkan sperma hanya jika kadar estrogen tinggi, ketika volikel matang siap untuk berovulasi. Sperma bermigrasi naik melewati kanalis servikalis dengan kemampuannya sendiri. Saluran ini hanya dapat dilewati selama dua sampai tiga hari dalam setiap siklus haid, sekitar waktu ovulasi.

Setelah Setelah masuk uterus, kotraksi kotraksi miometrium miometrium menyebabkan sperma tersebar tersebar keseluruh keseluruh rongga rongga uterus uterus,, ketika ketika men"apa men"apaii tuba tuba uterin uterine, e, sperma sperma terdor terdorong ong ketemp ketempat at pembua pembuahan han diujung atas tuba uterine oleh kontraksi otot polos tuba uterine yang menghadap keatas. Kont Kontra raks ksii miom miomet etri rium um dan tuba tuba uter uterin inee yang yang memp memper ermu mudah dah tran transp spor ortt sper sperma ma ini ini diin diindu duks ksii oleh oleh kada kadarr estr estrog ogen en yang yang ting tinggi gi tepa tepatt sebe sebelu lum m ovul ovulas asi, i, diba dibant ntu u oleh oleh  prostaglandin vesikula seminalis.

!. Fert erti"is "isasi

+kor sperma bergerak bagi penetrasi akhir ovum. !ntuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma sperma harus melewati melewati korona radiata radiata dan ona pelusida yang mengelilingi mengelilingi sel telur telur.. +nim-enim akrosom yang terpajan ketika membrane akrosom pe"ah setelah berkontak  dengan korona radiata membuat sperma menembus saluran sawar sawar protektif. Sperma dapat menembus ona pelusida setelah berikatan dengan reseptor spesifik dipermukaan lapisan ini. ada manusia, fertilisasi ovum oleh sperma biasanya terjadi di ampula tuba uterina. Proses #erti"isasi ter$a%i me"iputi peruba&an mor#o"o'i seperti berikut ( a. )emotak )emotaksis sis sperma sperma ke ovum ovum o"e& *at+*at *at+*at ,an' %i&asi"kan %i&asi"kan o"e& ovum - sperma me"eati korona ra%iata

enyebaran sel sperma in vitro merupakan hasil dari reaksi enimatik mukosa tuba dan semen. erakan ekor sperma juga membantu penetrasi sperma ke korona radiata dan ona pellusida

b. Per"ekatan Per"ekatan ke *ona pe"usi%a/ ,aitu struktur struktur membranosa membranosa ,an' men'e"i"in'i men'e"i"in'i ovum

Sperma dapat menembus ona pellusida , dengan jalan men"erna melalui reaksi enim yang dilepaskan oleh akrosom 0. Penetrasi *ona pe"usi%a %an reaksi akrosom

#utaan sperma disemprotkan ke dalam vagina selama hubungan kelamin. /ari jutaan sperma tersebut, akhirnya 0*-$** sperma dapat men"apai ovum dan banyak dari sperma ini mengalami kontak dengan ona pelusida. Sperma berikatan dengan reseptor sperma di ona pelusida dan hal ini diikuti dengan reaksi akrosom, dimana terjadi penguraian akrosom suatu organil mirip dengan lisosom yang terdapat di kepala sperma. ada  proses ini, terdapat peran enim, salah satunya en*im akrosin , yaitu suatu protease mirip dengan tripsin. +nim akrosin tersebut akan mempermudah (tetapi tidak mutlak  dibutuhkan untuk) penetrasi sperma melalui ona pelusida.

%. Me"ekatn,a kepa"a sperma ke memberan se" ovum/ %isertai pen'uraian tempat #usi %an pembebasan inti sperma ke %a"am sitop"asma ovum.

1ila satu sperma telah men"apai membran ovum, sperma tersebut akan berfusi dengan membran melalui perantara yaitu #erti"in   suatu protein di membrane plasma kepala sperma yang mirip dengan protein fusi virus yang memungkin kan serangan virus ke sel. 2ertilin berikatan dengan integrin sel telur, suatu jenis molekul perekat sel yang menonjol dari permukaan luar membrane plasma. 3anya sperma dari spesies yang sama yang dapat berikatan dengan reseptor sel telur dan menembusnya. 2usi tersebut menghasilkan sinyal untuk memulai perkembangan. Selain itu fusi menyebabkan reduksi potensial membran ovum yang men"egah polispermia (lapisan luar tidak dapat lagi ditembus oleh sperma lain), yaitu pembuahan sebuah ovum oleh lebih dari satu sperma. erubahan potensial yang sesaat ini kemudian diikuti oleh perubahan struktural  pada ona pelusida yang menghasilkan proteksi jangka panjang terhadap polispermia.

Kepala sperma yang menyatu perlahan tertarik kedalam sitoplasma ovum oleh suatu keru"ut yang tumbuh dan membungkusnya. +kor sperma sering lenyap dalam proses ini, tetapi kepala membawa informasi geneti" yang penting. Sperma mengeluarkan nitrat oksida setelah masuk sitoplasma telur. 4itrat oksida ini mendorong pelepasan 5a% intrasel untuk memi"u meioti" akhir oosit sekunder. /alam satu jam nu"leus sperma da n

sel telur menyatu, berkat suatu komplek molekul yang diberikan oleh sperma yang memungkinkan kromosom pria dan wanita menyatu. Selain itu menyumbang separuh dari kromosom ke ovum yang dibuahi, yang sekarang dinamakan igot, sperma ini mengaktifkan enim-enim ovum yang essensial bagi perkembangan awal mudhigah.

ambar $. roses 2ertilisasi

ambar %. roses penyatuan ronukleus ovum dan pronukleus sperma

B. PROSES IMPLANTASI

6mplantasi adalah suatu proses melekatnya blastosis ke endometrium uterus diawali dengan menempelnya embrio pada permukaan epitel endometrium, menembus lapisan epitelium selanjutnya membuat hubungan dengan sistem sirukulasi ibu. implantasi pada manusia terjadi %- hari setelah telur yang telah dibuahi memasuki uterus atau 7-8 hari setelah terjadinya fertilasi dimana ditandai dengan menempelnya blastokis pada epitel uterus

essenger 94: h5 dapat dideteksi pada blastomer 7-' sel embrio, dilain pihak, hal tersebut tidak terdeteksi pada media kultur blastokist sampai hari ke 7. Segera setelah implantasi dimulai, h5 dapat dideteksi pada serum ibu. :kan tetapi karena masih terbatasnya aliran darah langsung, sekresi h5 ke dalam sirkulasi ibu masih terbatas. #adi, selama proses implantasi, embrio aktif menghasilkan h5, yang dapat dideteksi pada serum ibu pada saat hari ke ' setelah ovulasi. eranan utama h5 adalah memperlama aktifitas biosintesis korpus luteum, yang memungkinkan produksi progesteron dan mempertahankan endometrium gestasional. Sebagaimana proses implantasi berlangsung, konseptus berkelanjutan mensekresi h5 dan protein-protein kehamilan yang memungkinkan deteksi produksi steroid.

ersiapan implantasi yang sangat kompleks, se"ara singkat dapat dijabarkan sebagai berikut; $. 3ari yang ke  %. Trofoblas yang tidak men"apai stratum basalis, menjadi ber"abang-"abang sehingga  permukaannya lebih luas. 1agian ini merupakan bagian fungsional plasenta dalam arti memberikan kesempatan dan nutrisi tumbuh kembangnya embrio dan janin dalam rahim. . Sebagian ke"il trofoblas berhubungan langsung dengan sel maternal, yang dapat menimbulkan reaksi immunologis

6nvasi trofoblas

ke dalam

endometrium serta

terbentuknya plasenta, ternayata merupakan proses  biologis enimatik yang kompleks sehingga masih terus merupakan lahan penelitian. Sebagai gambaran yang kini diterima proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut; Kelangsungan hormonal ini hanya mungkin dalam situasi hormonal penuh, artinya pada alat reproduksi dipengaruhi

oleh

sistem

hormonal

dengan

 progesteron dominan sehingga endometrium dalam keadaan

fase

sekresi

atau

dalam

proses

desidualisasi. Seperti dikemukakan bahwa proses desidualisasi berkelanjutan jika terjadi sentuhan  blastokis,

yang

menyebabkan

peningkatan

 permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga terjadi sekresi dan timbunan nutrisi diantaranya glukosa, protein, lemak dan vitamin dalam sel endometrium. /alam situasi gembur demikian, kemungkinan nidasi (implantasi) lebih  besar.

Konsep dasarnya adalah perubahan plasminogen menjadi plasmin yang dapat merangsang enim keluarga =metalloproteinnase> bekerja untuk melakukan destruksi sehingga hasil konsepsi (blastokis) menanamkan diri pada lapisan kompakta endo metrium

/alam proses menanamkan diri terjadi keseimbangan sehingga membentuk plasenta terbatas sesuai dengan kebutuhan. 1agaimana peranan masing-masing komponen sehingga terjadi keseimbangan dan pembatasan untuk terbentuknya plasenta, masih belum diketahui se"ara pasti. Konsep keseimbangan dapat dijabarkan se"ara singkat sebagai berikut; $. 1lastokis (embrio) dapat merangsang =plasminogen a"tivator> yang akan mengubah =plasminogen> menjadi plasmin. erubahan ini berjalan tidak dalam satu arah, tetapi saling memengaruhi sehingga aktivitas plasminogen activator , akan dihambat kerja oleh = plasminogen activator inhibitor! %. lasminogen a"tivator inhibitor, aktivitasnya dipengaruhi se"ara seimbang oleh = uman

Chorionicgonadotrophin

#transforming groth

(35)>

factor beta (T2B)>

untuk

menguatkan,

menekannya sehingga

sedangkan perubahan

 plasminogen menjadi plasmin berlangsung sesuai dengan kebutuhan. . $ransforming groth factor beta ( T2B), dapat memengaruhi kerja tissue inhibitor  metalloproteinase (T6) dapat mengendalikan pembentukan metalloproteinase family sehingga destruksi yang menimbulkan degradasi materi ekstraseluler endometrium dapat dikendalikan. %! &nsuline like groth factor dapat meningkatkan timbunan integrin yang sangat diperlukan sehingga perlekatan dan invasi trofoblas berlangsung lebih baik. &nsuline like

groth

factor  dapat

memengaruhi

plasmin

sehingga

mengeluarkan

metalloproteinase family makin tinggi, dengan demikian peme"ahan ekstraseluler  matriks, berlangsung lebih "epat.

/apat dikemukakan bahwa kun"i invasi trofoblas, masuk jauh ke dalam endometrium dengan menghan"urkan ekstraseluler matriks dan selnya menjadi lebih tajam, seimbang sesuai dengan kebutuhannya,

/alam peme"ahan tersebut terjadi keseimbangan terutama oleh =embrio> sehingga invasi  berlangsung tertib terkendali dalam pembentukan plasenta.

enghan"uran ini memberikan gambaran perubahan pemberian nutrisi hasil konsepsi sebgai berikut; $. Setelah ovulasi, ovum mendapat nutrisi dari sitoplasmanya dan korona radiata samEai  batas tertentu. /alam perjalanannya, megalami kematian karena tidak terjadi fertilisasi

%. Setelah terjadi fertilisasi, nutrisi dari sitoplasmanya korona radiata, sambil berjalan menuju kavum uteri. /alam ona pelusida dijumpai mikrokanalis yang menyalurkan nutrisi menuju sitoplasma korna radiata . /alam kavum uteri terjadi perubahan untuk mendapatkan nutrisi sebagai berikut; a. 2ase sekresi dan terjadinya hipermeabilitas kapiler, ada kemungkinan "airannya mengandung "ukup nutrisi sehingga trofokderm (akan menjadi trofoblas) sudah mampu menyerap atau terjadi filtrasi sehingga untuk sementara mendapat nutrisi dari "airan fase sekresi.  b. Setelah apposisi dan adhesi, nutrisi didapatkan dari ekstraseluler matriks karena terjadi hipermeabilitas kapiler yang menganung banyak glukosa, protein dan lemak. ". Setelah invasi, nutrisi berasal dari ekstraseluler matriks dan sel endometrium, karena trofokderm telah mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas men"ari nutrisi. d. 6nvasi berlangsung pada hari ke $%-$ pembuluh darah vena mulai terbuka sehingga saat ini terjadi pemberian nutrisi dari ekstraseluler matriks dan darah vena. e. ada hari ke-$& telah terjadi destruksi pembuluh darah arteria sehingga mulai terjadi aliran =retroplasenta> permulaan, dengan demikian nutrisi mulai saaat itu diambil alih oleh fungsi plasenta

ambar. Tahap implantasi

Ket; ( 1 ' chematic representation of in utero free floating blastocyst surrounded by )ona pellucida! *t  this time, blastocyst consists of an inner cell mass ith a trophectoderm hull! +aracrine  signalling (not depicted' probably attracts the blastocyst to putative implantation sites and   synchroni)es and orchestrates net steps, such as ( 2 ' blastocyst hatching from )ona pellucida! ( 3 ' epicts gradual apposition of blastocyst to endometrium during the onset of the implantation indo, delineated here by to putative biomarkers for endometrial receptivity. pinopodes and   L&/! L&/ is maimally epressed by the endometrium at the time of implantation and the

blastocyst epresses the L&/ receptor! &n ( 4 ', the blastocyst adheres to the endometrium and then  produces L&/ itself, hile, on the endometrium, the production of gp130 and the L&/ receptor  increases! $he concentration of soluble gp130 and the appearance of pinopodes on the endometrial surface are elevated at this time as ell! *dhesion induces trophoblast cells to differentiate into inner cytotrophoblast and outer syncytiotrophoblast layers as shon in ( 5 ',   upon hich the syncytiotrophoblast invade into the luminal epithelium, here the blastocyst then commences to secrete cytokines such as &L-1, hich in turn stimulates L&/ epression in the endometrium! &n ( 6 ',   implantation is complete, $he implantation indo is no closed! ence, it  is proposed that the embryo and the endometrium actively communicate through secretion of L&/  and other cytokines in order to promote the complete implantation of the blastocyst!

ambar. roses implantasi

roses nidasi dengan tertanamnya hasil konsepsi di dalam endometrium, terjadi  perubahan posisi endometrium sebagai berikut; $. /esidua kapsularis; bagian dari endometrium yang menutupi hasil konsepsi. Khorion yang tumbuhnya kurang subur akan mengalami atropi tipis yang disebu khorion leave! %. /esidua parietalis; desidua yang tidak berhubungan dengan proses kehamilan, artinya tidak ikut memberikan suplai nutrisi. Setelah minggu ke-$&, desidua kapsularis dan desidua parietalis akan bersatu, karena kavum uteri menghilang, sesuai dengan tumbuh kembangnya janin dalam uterus . /esidua reflekta atau desidua vera; adalah desidua yang terletak antara desudua  parietalis dan desidua kapsularis, atau perubahan antara desidua kapsularis dengan menjadi desidua parietalis &. /esidua basalii ; adalah desidua yang langsung berhubungan dengan plasenta dan memberikan nutrisi pada janin sehingga tumbuh kembangnya menjadi sempurna.

DAFTAR PSTA)A

anuaba, 6da 1agus ede. %**8. +engantar uliah bstetri! #akarta; +5 Sherwood, A. %*$$. /isiologi 2anusia dari el ke istem, disi 4 . #akarta; +5 Salder, T. @. %**F. Langman mbriologi edokteran, disi 10. #akarta ; +5 uyton, :rthur 5. $FF0. /isiologi 2anusia dan 2ekanisme +enyakit . #akarta ; +5 anong, @. 2. %**'. 5uku *6ar /isiologi edokteran. #akarta ; +5 5unningham, Aeveno, 1loom, 3auth, 9ouse, Spong. %*$%. bstetri 7illiams 8olume 1, disi 93. #akarta ; +5

ertanyaan; $. :dhesi dimulai sejak kapanG %. roses iimunologi pada saat implantasiG Kaitannya dengan 6A-$ (respon imunologi non spesifik) . Kenapa interleukin kurang bisa infertilitasG &. roses penolakan imun tubuh ibu menyebabkan kegagalan implantasiG 2aktornyaG 0. emi"u penghentian destruksi uterus untuk penanaman impantasi oleh metalloproteinaseG +mbrioG

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF