Prosedur Preparat Pembuatan Irisan Metode Non Embedding

December 24, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Prosedur Preparat Pembuatan Irisan Metode Non Embedding...

Description

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN NON EMBEDDING AKAR, BATANG DAN DAUN Rheo discolor A. Tujuan 1. Membuat preparat irisan akar, batang dan daun Rheo discolor dengan metode embedding dengan pewarnaan zat warna safranin. 2. Menganalisis hasil pembuatan preparat irisan akar, batang dan daun Rheo discolor dengan metode embedding dengan pewarnaan zat warna safranin. B. Dasar Teori Preparat irisan adalah preparat yang objeknya merupakan irisan dari bagian objek yang diamati. Tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya. Jika bahan yang bersangkutan diiris secara langsung menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus atau hand mikrotom sebagai penahan bahan pada waktu proses pengirisan, maka preparat tersebut juga disebut dengan preparat irisan bebas atau Non Embeding. (Rudyatmi, 2013) Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Jaringan pada tumbuhan dapat diklompokkan menjadi dua klompok besar, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa (Mulyani, 2010). Menurut asal meristem, jaringan dewasa dibedakan menjadi jaringan primer dan sekunder. Jaringan primwer adalah jaringan yang di bentuk oleh sel-sel yang berasal dari meristem primer. Jaringan sekunder adalah jaringan yang dibentuk oleh sel-sel berasal dari meristem sekunder. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tinggakat tinggi antar lain jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar, jaringan penguat, jaringan pengangkut, dan jaringan sekretoris (Mulyani, 2010). Organ pokok pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun. 1. Akar Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, 1

tempat penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan penyusun akar, antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem, floem, dan empulur. 2. Batang Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Jaringan penyusun batang, antara lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan kambium. 3. Daun Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan, antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan tiang), spons (janringan bunga karang), serta stomata. C. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan antara lain: silet, gelas penutup, gelas benda, spuit, pipet, botol flakon, kuas, digital kamera dan gabus Bahan yang digunakan antara lain: akar, batang dan daun Rhoe discolor, akuades, kanada balsam, zat warna safranin, larutan fiksatif FAA, alcohol (70%, 80%, 90% dan absolut), alcohol xilol (3:1, 1:1, 1:3) dan xilol murni I dan II. D. Cara Kerja Organ akar, batang dan daun Rhoe discolor dewasa dan segar diiris melintang menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus. Hasil irisan ditampung pada petridish yang berisi air sebanyak 20 potongan. 20 potongan organ akar, batang dan daun yang tipis masing-masing diletakkan diatas objek glass secara berderet dan diusahakan agar kondisi tetap basah.

2

Penyortiran irisan organ akar, batang dan daun menggunakan mikroskop yang benar-benar representative. Pemfiksasian irisan representatif dalam botol flakon yang berisi 3 ml FAA selama 24 jam. Pencucian potongan organ tersebut menggunakan 3 ml alkohol 70% dalam botol yang bebas fiksatif sambil digoyang dengan cara fiksatif dipindahkan ke botol flakon sisa dengan bantuan split. Pencucian ini dilakukan sebanyak dua kali. Larutan pencuci kemudian dipindahkan ke dalam botol sisa. Pewarnaan irisan organ akar, batang dan daun dengan mengganti alkohol 70% dengan zat warna safranin

1% dalam alkohol 70% selama 48 jam. Zat warna

dipindahkan ke dalam botol flakon sisa dengan bantuan split. Pencucian irisan dengan 3 ml alkohol 70% dalam botol yang bebas zat warna sambil digoyang. Pencucian ini dilakukan sebanyak dua kali. Larutan pencuci kemudian dipindahkan dalam botol sisa. Pendehidrasian irisan organ akar, batang dan daun dengan 2ml alkohol bertingkat mulai dari 70%, 80%, 90% dan absolut masing-masing selama 2 menit dan digoyang membentuk angka delapan. Larutan dehidran dipindahkan ke dalam flakon sisa dengan bantuan split. Pendealkoholisasian irisan dengan alkohol:xilol bertingkat masing-masing 3:1, 1:1 dan 1:3 sebanyak 3 ml selama 2 menit dan digoyang membentuk angka delapan, clearing ke xilol I dan xilol II yang masing-masing 3 ml selama 2 menit. Sisa dari larutan yang telah digunakan masing-masing dipindahkan dalam botol sisa dengan bantuan spuit. Stok bahan potongan organ tersebut direndam dalam 1 ml xilol. Dua irisan dimounting diatur pada objek glas yang bebas lemak dengan bantuan kuas. Penutupan dengan penetesan kanada balsam menggunakan gelas penutup dibantu jarum pentul. Preparat dikering angin di atas nampan dan diberi label 1cm dari tepi kanan objek glass. E. Hasil Gambar Pl. Akar Rhoe discolor

Keterangan Penampang melintang akar Rhoe discolor Perbesaran 10 X 10 Pewarna safranin Tanggal 3

1. Epidermis 5

3

1

4

2. Korteks 3. Endodermis 4. Xylem 5. Floem

2

Pl. Batang Rhoe discolor

Penampang melintang batang Rhoe discolor 1

2

Perbesaran 40X10 Pewarna safranin Tanggal 1. Xylem 2. Floem

4

Pl. Daun Rhoe discolor

Penampang melintang daun Rhoe discolor Perbesaran 40X10 Pewarna safranin Tanggal 1. Epidermis atas 2. Parenkim palisade 3. Parenkim spons 4. Xylem 5. floem

F. Pembahasan Tujuan dari pembuatan preparat irisan ialah untuk menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya.Penggunaan metode non embedding diketahui dapat dilakukan dalam pembuatan preparat irisan melintang, dimana jaringan terlihat pada mikroskop tidak mengalami perubahan struktur atau susunan. Preparat irisan akar, batang dan daun Rhoe discolor dengan teramati cukup baik, preparat tampak tipis transparan, terwarna serta kontras, selain itu struktur bagian yang diiris juga lengkap. Irisan akar, batang, dan daun Rhoe discolor tampak terwarnai zat warna safranin dengan baik, preparat juga tampak kontras sehingga dapat dibedakan bagian floen, xylem, empulur, serta bagian-bagian seperti epidermis dan korteks. Bagian jaringan yang terwarna paling gelap ialah korteks karena jaringan korteks. Tampak beberapa bagian preparat yang sedikit gosong, namun tidak mengubah preparat secara signifikan sehingga dapat dikatakan preparat cukup representatif. Preparat yang gosong kemungkinan karena waktu jeda saat mounting 5

pada penetesan canada balsam serta penutupan cukup lama sehingga preparat sedikit gosong. G. Kesimpulan 1. Preparat preparat isiran akar, batang dan daun Rhoe discolor dapat dibuat menggunakan metode non embedding dengan zat warna safranin. 2.

Pewarnaan dengan zat warna safranin dapat memberikan kontras warna yang jelas pada bagian-bagian jaringan pada preparat preparat isiran akar, batang dan daun Rhoe discolor.

3. Jaringan yang teramati pada preparat daun adalah epidermis atas dan bawah, xilem, floem, parenkim palisade, parenkim spons. Pada batang adalah xilem dan floem, serta floem. Pada akar dapat teramati adanya epidermis, korteks, endodermis, xilem, dan floem. H. Saran 1.

Pengirisan preparat diusahakan setipis mungkin agar sel-sel tidak menumpuk jaringa dapat teramati dengan jelas.

2.

Dalam proses mounting saat menetesan canada balsam dan penutupan gelas penutup dilakukan secepat mungkin agar preparat tidak gosong.

3.

Pemilihan preparat harus yang benar-benar representatif.

I. Daftar Pustaka Mulyani, Sri. 2010. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Rudyatmi, Ely. 2013. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

6

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF