Prosedur Kloning Domba Dolly
December 2, 2018 | Author: Irghazi Respayondri | Category: N/A
Short Description
tata cara prosedur kloning domba dolly yang tepat secara ilmu bioteknologi farmasi...
Description
Prosedur Kloning Domba Dolly Domba Dolly merupakan hewan pertama yang dikloning melalui transfer inti dari sel somatik yang dikultur dari hewan dewasa. Proses ini, dikenal sebagai SCNT ( somatic somatic cell nuclear transfer ) kloning, memungkinkan kloning yang akan dilakukan pada sejumlah sel yang berpotensi tidak terbatas dari hewan dewasa yang kinerja dan sifat-sifatnya diketahui. Teknologi ini memungkinkan untuk membuat salinan dari hewan peternakan yang unggul berdasarkan sifat-sifat mereka dan keturunan mereka. Prinsip dari teknik ini yaitu DNA yang berasal dari sel telur hewan dihilangkan dan diganti dengan DNA yang berasal dari sel somatik (kulit, rambut, dan lain-lain) hewan dewasa lain. Jadi, hasil kloning merupakan domba hasil perkembangbiakan secara vegetatif (aseksual) karena sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
Gambar . Skema kloning dengan cara SCNT Dalam proses kelahiran domba dolly, Wilmut dan kolega menggunakan sel embrio awal, yaitu blastosit domba Finn Dorset sebagai sel donor (Campbell, et al., 1996). Tahap pertama, sebuah sel somatik dari kelenjar mamae domba Finn Dorset diisolasi dan diletakkan dalam medium yang sangat rendah nutrisi. Akibatnya, sel somatik tersebut akan berhenti membelah dan kembali memasuki fase G0. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari masalah yang kerap kali timbul dalam proses transfer nukleus non-G1 ke sel telur yang tidak berinti. Dalam kondisi minim nutrisi,
sel akan keluar dari siklus pembelahan sel dan kembali ke fase G0, yang serupa dengan fase G1, di mana pembelahan sel belum terjadi. Jika nukleus donor tidak sedang dalam fase G0 atau G1 pada saat digabungkan dengan sel resipien, maka dapat terjadi kerusakan kromosom yang berakhir pada gagal perkembangan embrio atau menghasilkan keturunan yang cacat. Kemungkinan lainnya, tentu saja kegagalan proses kloning secara keseluruhan. Tahap kedua yaitu isolasi sel telur yang belum dibuahi dari domba blackface Skotlandia sebagai sel resipien. Kemudian sel telur blackface blackface dihilangkan intinya dengan cara mengisapnya keluar dari sel menggunakan pipet mikro.
Gambar . Proses enukleasi atau penghilangan inti sel telur Tahap ketiga, sel donor domba Finn Dorset akan dimasukkan ke sel resipien blackface blackface yang sudah tidak berinti. Kedua sel diletakkan berdekatan lalu dengan bantuan sengatan listrik akan menyebabkan kedua sel akan mulai bergabung. Kemudian diberikan lagi sengatan yang kedua untuk meniru energi yang terjadi seperti halnya yang terjadi pada fertilisasi alami. Akibatnya, sel yang telah mengalami electrofusion electrofusion tersebut akan memulai mengalami pembelahan sel. Kelebihan penggunaan teknik electrofusion electrofusion dalam menggabungkan 2 sel ini yaitu proses penggabungan dan aktivasi pembelahan sel dalam berjalan secara simultan.
Gambar . Skema transfer inti secara electrofusion di electrofusion di mamalia (dalam bahasa Inggris) Karena
Wilmut
dan
koleganya
menggunakan
metode
fusi
dalam
menggabungkan 2 sel dan bukan dengan injeksi inti yang sudah diiolasi, semua komponen seluler akan ikut bergabung menjadi satu. Akibatnya, mitokondria, yang juga memiliki beberapa gen di dalamnya, juga akan ikut digabungkan den gan sel telur yang juga memiliki mitokondria tersendiri. Namun, gen yang terdapat dalam mitokondria tidak akan berpengaruh banyak terhadap sel karena gen di mitokondria merepresentasikan sedikit bagian saja dari total gen mamalia sehingga penggabungan 2 jenis mitokondria yang berbeda diharapkan tidak akan berpengaruh banyak terhadap sel. Sel telur yang tidak berinti yang digunakan dalam teknik fusi hanya akan memulai proses pembelahan sel jika mengalami aktivasi dengan beberapa sinyal buatan, seperti sengatan listrik yang digunakan dalam teknik electrofusion. electrofusion. Ketika nukleus donor masuk ke dalam sel telur yang tidak berinti, biasanya akan dimulai replikasi DNA, pemecahan membran inti, dan kondensasi kromosom. Setelah aktivasi sel telur, membran inti akan segera membungkus kromosom sel donor. Sekarang inti sel donor menjadi seperti inti sel telur yang khas, yakni besar dan seperti bengkak. Hal itu diasumsikan sebagai proses dimulainya reprogramming atau pemrograman ulang inti donor yang digabungkan dengan cara membuka kromosomnya ke sitoplasma sel telur dan memulai pergantian protein dari sel telur menjadi sel inti donor (Prather and First, 1990). Selanjutnya sel akan mengalami proses pembelahan
sel seperti pada umumnya dengan memiliki inti dan DNA dari sel donor sehingga akan menghasilkan protein-protein yang identik dengan sel donor.
Gambar . Peralatan electrofusion Tahap keempat, yaitu penempelan embrio hasil kloning ke uterus domba blackface lainnya. blackface lainnya. Hal ini dilakukan setelah embrio dikulturkan kurang lebih selama 6 hari dalam alat pengkultur.
Gambar . Alat pengkultur embrio hasil kloning Tahap kelima, setelah masa kehamilan berlalu, maka domba blackface blackface yang telah ditempelkan embrio hasil kloning akan melahirkan domba kloning yang identik dengan domba Finn Dorset secara genetik. Domba hasil kloning tersebut diberi nama Dolly.
View more...
Comments