Proposal(Adeika(22mia2)) Analisis Nyanyian Dharma Gita Sebagai Sarana Pengobatan Stress

March 19, 2019 | Author: i gede susastra gunawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

pooo[[[]]...

Description

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS NYANYIAN DHARMA GITA SEBAGAI SARANA PENGOBATAN STRESS

Guru Pembimbing : I Wayan Madiya S.Pd., M.Pd Disusun oleh : Luh Putu Ade Ika Surya Dharma Putri (NIS: 0491) Angkatan Tahun 2016

SMA NEGERI BALI MANDARA Jalan Raya Air Sanih, Desa Kabutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali Telp. 0362-2425051/Fax: 3435052

ANALISIS DHARMA GITA SEBAGAI SARANA PENGOBATAN MASYARAKAT INDONESIAYANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA

Karya Tulis Ilmiah Ditujukan Untuk Mencapai Karya Ilmiah Remaja Terpadu Tahun 2016

Guru Pembimbing : I Wayan Madiya S.Pd., M.Pd Disusun oleh : Luh Putu Ade Ika Surya Dharma Putri (NIS: 0491) Angkatan Tahun 2016

SMA NEGERI BALI MANDARA Jalan Raya Air Sanih, Desa Kabutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali

Telp. 0362-2425051/Fax: 3435052 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahun dapat menyebabkan tingginya penduduk yang mengalami gangguan jiwa. Gangguan  jiwa bisa bersumber pada tiga faktor utama; biologis, psikologis, dan sosial. Faktor biologis berwujud kelainan di otak, trauma, kondisi fisik, atau kondisi medis umum hingga timbulnya gangguan jiwa. Faktor kedua, psikologis,  penyebabnya bermacam-macam. Namun penyebab utama umumnya adalah pola  pengasuhan dan pendidikan dalam kehidupan seseorang. Ini yang dapat menyebabkan masyarakat Indonesia itu sendiri belum mampu melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan dan norma yang ada. Pemerintah begitu sangat memperhitungkan tentang jumlah penderita gangguan jiwa masyarakat Indonesia baik itu mereka yang mengalami gangguan jiwa ringan macam cemas dan depresi. Kasus yang berhasil ditemui karena pasien b erobat ke fasilitas kesehatan menyentuh angka 14 juta di tahun 2013( Prof. A kmal Taher ). Menurut

Data Riskesdas mengatakan dari 1000 orang penduduk Indonesia, satu atau du a orang diantaranya mengidap skizofrenia. Bila kini jumlah penduduk 250 juta, maka ada sekitar 500.000 orang yang menderita gangguan jiwa berat. Jumlah tersebut sangatlah besar mengingat kini psikolog klinis yang bertugas mengatasi masalah gangguan jiwa di Indonesia hanya ada sekitar 450 orang, 773 psikiater, dan 6.500 perawat. Indonesia sendiri sedang gencarnya mencari solusi un tuk dapat mengatasi dan memperingan masalah ini secara merata. Oleh karena itu  banyak pemikiran masyarakat Indonesia untuk mengatasi gangguan jiwa di masyarakat Indonesia, dan salah satunya adalah analisis tentang nyanyian Dharma Gita sebagai sarana pengobatan stress. Istilah Dharma Gita berasal dari Bahasa Sansekerta, dari kata Dharma dan Gita, dalam arti Dharma sendiri mengandung arti: kebenaran, agama/keagamaan, sedangkan Gita Artinya nyanyian/lagu. Menurut sejarah pengucapan gita yang tepat akan dapat menggetarkan hati nurani yang paling suci, nurani yang paling

suci akan dapat menguasai pikiran. Dalam Manawa Dharmasastra VI I .

14 disebutkan bahwa nyanyian keagamaan itu sebagai pelumas unsur-unsur jiwa dan raga agar terstruktur secara ideal dan normatif. Kalau unsur-unsur yang membangun jiwa dan raga itu dapat berfungsi sebagaimana normanya, maka manusia akan dapat hidup aman, damai, sehat, segar, bugar dan sejahtera. Itulah yang dapat disebut hidup bahagia lahir batin. Sama halnya dengan p endidikan yang ada Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting, dilihat dari  pengertian pendidikan tersebut, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan manusia yang cerdas dan memiliki watak atau karakter bangsa yang  bermutu, juga untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara ( Sindiknas, 2003 : 3 ). Maka dari itu pendidikan juga d igunakan sebagai  penunjang adanya keselarasan terhadap pemikiran dan tindakan. Menurut Malinowski ( Ar tadi, 2009:143) mengatakan bahwa aktivitas manusia  berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Aktivitas itu meliputi aktivitas religi, aktivitas seni, aktivitas hukum, aktivitas ekonomi, teknologi dan aktivitas yang  berhubungan dengan kesehatan fisik. Jadi inti dari teori ini adalah segala aktivitas kebudayaan itu bermaksud memuaskan kebutuhan manusia yang berhubungan dengan seluruh hidupnya. Sama halnya aktivitas yang dapat menetralisir atau meringankan segala masalah yang ada agar tidak menimbulkan masalah yang lebih banyak lagi atau biasa disebut aktivitas yang lebih sederhana (tenang). Dengan adanya ketenangan manusia bisa melakukan hal lebih baik dan mendapatkan hasil yang dituju. Oleh karena itu, hal yang didapat dari masalah tersebut diusahakan melaksanakan pemikiran dengan cara menganalisis nyanyian tradisional Bali sebagai sarananya. Dengan menggunakan sarana ini atau yang biasa disebut dengan nyanyian suci  Dharma Gita,  yang diharapkan agar bisa memenuhi masalah kesehatan yang rumit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

merumuskan beberapa masalah sebagai b erikut.

penulis

berinisiatif

untuk

1. Bagaimanakah pelaksanaan program penyembuhan stress dengan nyanyian  Dharma Gita di masyarakat ? 2. Bagaimanakah

pengaruh

program

nyanyian  Dharma

Gita  sebagai

 penyembuhan stress di masyarakat ? 3. Bagaimanakah respon masyarakat dengan adanya program nyanyian  Dharma Gita sebagai penyembuhan stress?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai  berikut. 1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan program nyanyian Dharma Gita sebagai  penyembuhan stress di masyarakat. 2. Untuk mengetahui pengaruh program nyanyian  Dharma Gita  sebagai  penyembuhan stress upaya meringankan beban pikiran di masyarakat. 3. Untuk mengetahui menganalisis respon masyarakat dengan adanya penrapan  pengobatan stress dengan menggunakan nyanyian tradisional Bali atau  Dharma Gita. 1.4 Manfaat

Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai  berikut. 1. Dalam Bidang Budaya

Turut melestarikan budaya dan nyanyian tradisional daerah setempat di daerah Bali terutama untuk membantu meringankan beban keseh atan (stress). 2. Dalam Bidang Pendidikan

Dapat menjadi contoh sekaligus menumbuhkan rasa cinta masyarakat terutama masyarakat Bali terhadap nyanyian tradisional Bali daerah yang mana dalam hal ini dapat memberi ketenangan baik itu dalam jiwa maupun di dalam pikiran . 3. Dalam Bidang Kesehatan

Dapat meningkatkan ketenangan dan dapat menjaga kestabilan pikiran yang dalam keadan stress yang menyebabkan pikiran mengalami banyak hambatan dalam melakukan suatu kegiatan, dengan mendapatkan ketenangan dan

kesetabilan pikiran dan emosi tingkat kesehatan pikiran atau tingkat stress dapat dikurangi 1.5 Asumsi-Asumsi Dan Batasan Penelitian

Sebagai landasan berfikir dalam keseluruhan penerepan pembelajaran ini, maka penulis mengunakan asumsi-asumsi sebagai ber ikut. 1. Analisis dapat dilakukan di dalam masyarakat, data yang akan diamati

 pertama adalah dilakukan khususnya siswa siswi di SMAN Bali Mandara. 2. Analisis akan dilakukan terbatas agar mempermudah data yang akan

dilakukan pada siswa-siswi SMAN Bali Mandara. 3. Analisis nyanyian  Dharma Gita  sebagai sarana penyembuhan stress

memerlukan data yang pasti melalui data kesehatan dan sarana prasarana yang pasti untuk mendapatkan kepastian dari data yang di dapat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B.1 DHARMA GITA

Dharmagita merupakan suatu lagu atau nyanyian suci yang secara khusus dilagukan atau dinyanyikan pada saat upacara keagamaan Hindu, dan untuk mengiringi upacara ritual atau yadnya. Istilah Dharmagita berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata  Dharma yang artinya kebenaran, agama atau keagamaan, dan Gita yang artinya nyanyian atau lagu. Tradisi menyanyikan kidung-kidung suci merupakan tradisi yang sangat kuno. Kita mengenal adanya kitab Sama Weda yang merupakan salah satu dari kitab Catur Weda. Kitab Sama Weda ini berisi lagu pujian atau pujaan untuk dinyanyikan dalam pelaksanaan upacara yadnya. Dalam berbagai kegiatan keagamaan, penggunaan Dharmagita sangatlah dibutuhkan karena irama lagunya memiliki berbagai jenis variasi yang sangat membantu untuk menciptakan suasana hening atau khidmat yang dipancari oleh getaran kesucian sesuai dengan jenis yadnya yang dilaksanakan. Saat ini Dharmagita sudah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Bahkan pemerintah melalui Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), secara rutin menyelenggarakan Utsawa Dharmagita, yaitu suatu ajang perlombaan untuk menjalin hubungan cinta kasih sesama umat di seluruh tanah air. Adapun yang  biasa digelar dalam Utsawa Dhar magita adalah membaca Sloka, Palawakya, dan tembang-tembang kerohanian, serta hal-hal lain sebagai ciri budaya daerah masing-masing yang dijiwai oleh agama Hindu. Adapun bentuk-bentuk apresiasi dan bentuk dari Dharma Gita adalah sebagai berikut.

B.1.2 Sekar Alit Dan Sekar Rare

Sekar alit atau macepat macapat merupakan Macapat dalam bahasa Jawa  berarti suatu sistem untuk membaca syair tembang atas empat-empat suku kata.Di Bali tembang macapat sering disebut dengan pupuh yang berarti rangkaian Gambar 1.3 Pementasan Sekar Alit tembang (Budiyasa dan Purnawan, 1998: sumber: anakremaja 8). Pupuh di Bali dikenal sepuluh buah sebagai macapat asli, seperti  Pupuh Sinom, Pupuh Semarandana, Pupuh Pangkur, Pupuh Pucung, Pupuh Ginada,  Pupuh Ginanti, Pupuh Durma, Pupuh Maskumambang, Pupuh  Dandanggula, dan  Pupuh Mijil.Pupuh  yang dirangkai dalam sebuah cerita disebut  geguritan. Akan tetapi, selanjutnya muncul beberapa pupuh baru yang  berasal dari kidung, seperti  Jurudemung (Demung), Gambuh, Magatruh, Tikus  Kapanting, dan Adri.

Commented [KY1]: Perhatikan penomoran

Gambar 1.3 Permainan dalamSekar rare Sumber: sejarahbali

Sekar rare merupakan nyanyian yang dipergunakan dalam mengiringi permainan rakyat di daerah Bali. Gending Rare atau Sekar Rare mencakup berbagai jenis lagu-lagu anak-anak yang bernuansa permainan.Jenis tembang ini pada umumnya memakai bahasa Bali sederhana, bersifat dinamis dan riang, sehingga dapat dilagukan dengan mudah dalam suasana bermain dan  bergembira. B.1.2 Sekar Madya

Sekar Madya yang meliputi jenis jenis lagu pemujaan, umumnya dinyanyikan dalam prosesi upacara, baik upacara adat maupun agama.Kelompok tembang yang tergolong sekar madya  pada umumnya mempergunakan bahasa Jawa tengahan, yaitu seperti bahasa yang dipergunakan di dalam lontar/cerita Gambar 1.2 menyanyikan sekar madya Panji atau Malat, dan tidak terikat oleh sumber: actual Guru Lagu maupun Padalingsa (seperti  pada Sekar Alit atau pupuh).Kidung diduga datang dari Jawa abad XVI sampai XIX akan tetapi teks kidung ini kemudian kebanyakan ditulis di Bali. Hal ini bisa dilihat dari struktur komposisinya yang terbukti dengan masuknya ide-ide yang terdiri dari Pangawit, Panama dan Pangawak yang merupakan istilah-istilah yang tidak asing lagi dalam tetabuhan Bali. Di Bali kidung-kidung selalu dilakukan dan dimainkan bersama-sama dengan instrumen.

B.1.3 Sekar Agung

Gambar 1.3 Menyanyikan Sekar Agung sumber: Balitoday 

Sekar Agung juga disebut dengan kekawin, selain itu dinamakan pula wirama.Lagu pujian jenis ini merupakan lagu keagamaan yang dinyayikan dengan memakai guru lagu.Dalam melagukan kekawin ini biasanya mengikuti aturan tertentu yaitu “ Mantra” atau “ Mentrum”.Aturan mantra yang dimaksud adalah guru lagunya.Yang dimaksud guru lagu adalah adanya suara berat dan panjang atau ringan dan lambat dalam tembang kekawin. Selain itu ada pula aturan kekawin yaitu “Wreta”yaitu adanya suku kata kecap yang membentuk empat baris atau tiga  baris menjadi satu bait atau “ada” dalam kekawin. B.2 Hipotesis Penelitian

 Nyanyian Dharma Gita digunakan sebagai penyembuhan stress di masyarakat, merupakan salah satu program yang dapat membantu masyarakat agar lebih mudah untuk mendapatkan ketenangan pikiran yang bertujuan agar tidak mengalami beban pikiran yang berlebih atau yang biasa disebut dengan stress. Program ini biasanya mencakup tentang kegiatan yang bernilai positive , yaitu dengan mengadakan hening sejenak mendengarkan nyanyian Dharma Gita dalam suasana yang tenang. Dalam pelaksanaan program ini, tidak dipaksakan agar dalam keadaan sunyi dan tempat yang khusus tetapi program ini dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, program ini ditujukan agar masyarakat bisa merileksasikan pikiran menjadi lebih tenang tanpa harus memaksaakan keadaan,  program ini juga sekaligus dapat mencegas masyarakat untuk melakukan ataupun menjalankan hal-hal negatif di luar prilaku masyarakat yang telah dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN C.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penggambaran temuan variabel di lapangan dari hasil observasi kusioner danwawancara yang memerlukan skala infor masi yang pasti. C.2 Waktu Dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari tanggal 22 september 2016, yang akan  berlangsung selama 2 bulan di Sman Bali Mandara. Adapun rancangan kegiatan  penelitian ini disajikan pada Tabel C.2. Tabel C.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

No

Kegiatan

September minggu ke1

1

Perencanaan kegiatan dan  persiapan istrumen  penelelitian

2

Konsultasi mengenai instrumen peneletian dengan pembina Telaah pustaka tentang  pelaksanaan program nyanyian Dharma Gita sebagai  penyembembuhan stress

3

4

5

6

7

Observasi pelaksanaan  program nyanyian Dharma Gita sebagai penyembuhan stress di SMAN BALI MANDARA Wawancara kepada  beberapa guru dan siswa di SMAN BALI MANDARA Penyebaran kusioner kepada siswa SMAN BALI MANDARA Analisis data

2

3

4

Februari minggu ke-

1

2

3

4

Commented [KY2]: Perhatikan tanggal pelaksanaan penelitian (sudah lewat)

8

Pembuatan karya tulis ilmiah

9

Pembinaan dan konsultasi karya tulis dengan pembina

10

Evaluasi penelitian karya ilmiah

11

Pengumpulan karya tulis ke  panitia

C.3 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 50 siswa Sman Bali Mandara yang melaksanakan program nyanyian Dharma Gita sebagai penyembuhan stress. Sedangkan objek penelitiannya adalah berjalannya program nyanyian Dharma Gita sebagai sarana Penyembuhan stress. C.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.(Jan 10, 2013). Instrumen penelitian yang diperlukan saat melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Diperlukan Audio sebagai sarana melakukan penelitian.  b. Diperlukan nyanyian yang nyaman untuk p enelitian. c. Diperlukan alat pendeteksi ketenangan standar pikiran. d. Diperlukan partisipasi siswa-siswi Sman Bali Mandara. C.4.1.Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Rancangan ini digunakan karena penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu/subyek yang di teliti. Penelitian ini lebih mementingkan proses daripada hasil, mementingkan konteks daripada kebutuhan konfirmasi. Penelitian ini menganalisa keadaan individu peserta didik, dalam persoalan social khususnya pemertahan budaya local daerah melalui  program nyanyian Dharma Gita sebagai penyembuhan stress. C.4.2.Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai ber ikut.

C.4.2.1 Observasi Observasi adalah pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh  peneliti mengenai suatu kegiatan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan mengenai masyarakat dalam lokasi penelitian yang di teliti yaitu Sman Bali Mandara,program nyanyian Dharma Gita yang dilaksakan dan di respon dalam masyarakat terutama pada lokasi yang digunakan yaitu di Sman Bali Mandara. Selain itu, pengamatan juga dilakukan pada 50 siswa Sman Bali Mandara yang telah menjalani program nyanyian Dharma Gita sebagai penyembuhan stress guna mengapresiasi seni nyanyian tradisional Bali. Observasi ini dilakukan pada saat siswa Sman Bali Mandara melaksanakan program ini yang merupakan wujud nyata dari penelitian ini. C.4.2.2 Kusioner Kusioner adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan lembar kusioner yang berupa daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Dalam penelitian ini lembar kusioner mengenai program nyanyian Dharma Gita sebagai penyembuhan stress .

Commented [KY3]: Tambahkan kuisionernya untuk siapa saja!

C.4.2.3 Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan komunikasi secara langsung dengan narasumber berupa diaolog secara lisan.

Commented [KY4]: Tambahkan wawancara akan dilakukan kepada siapa saja

C.4.2.4 Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk mencari dokumen atau data-data yang dianggap penting, terutama yang berkaitan dengan bentuk fisik dari  pengimplementasian program nyanyian Dharma Gita sebagai penyembuhan stress di Sman Bali Mandara. Dokumentasi yang dimaksud adalah informasi media elektronik yaitu internet dan foto-foto wujud program nyanyian Dharma Gita sebagai penyembuhan Stress dalam kehidupan sehari-hari di Sman Bali Mandara. C.4.3.Teknik Penyajian Hipotesis C.4.4. Metode Analisis Data D. Rujukan

http://phdi.or.id/artikel/lantunkan-gita-untuk-kesejahteraan-rohani http://paha1pojok.blogspot.co.id/2015/01/metodologi-penelitian-sekarrare.htmlhttp://paha1pojok.blogspot.co.id/2015/01/metodologi-penelitian-sekarrare.html https://news.idntimes.com/indonesia/fajarnurmanto/penderita-gangguan-jiwa butuh-kepedulian-lebih-besar-di-indonesia

https://news.idntimes.com/indonesia/fajarnurmanto/penderita-gangguan-jiwa butuh-kepedulian-lebih-besar-di-indonesia

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF