Proposal Tak Teknik Relaksasi Otot Progresif

September 8, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Proposal Tak Teknik Relaksasi Otot Progresif...

Description

 

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI WISMA KENANGA PSTW BUDI SEJAHTERA BANJARBARU

Disusun Oleh : Kelompok 1 Erni Irianti, S.kep Mira Renca, S.Kep Muh. Sadir, S.Kep Rizal, S.Kep Sarianah, S.kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) CAHAYA BANGSA BANJARMASIN 2017-2018

 

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1.  Topik Terapi Aktifitas Kelompok Teknik Relaksasi Otot Progresif  

2.  Tujuan

a.  Tujuan Umum Setelah mengikuti terapi aktivitas kelompok atau simulasi terapi aktivitas kelompok (TAK) (TAK) klien dapat dapat melakukan teknik relaksasi progresif sendiri atau dengan bimbingan.  b.  Tujuan Khusus 1)  Klien merasa lebih rileks 2)  Mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot 3)  Mengurangi berbagai keluhan yang berhubungan dengan stress, seperti kecemasan, nyeri, hipertensi dan insomnia.

3.  Latar Belakang

Antara 2015 dan 2050, proporsi dari lansia diperkirakan dua kali lipat dari 12% sampai 22%. Hal ini merupakan peningkatan yang tidak dapat di duga dari 900 juta menjadi 2 milyar orang dengan usia 60 tahun. Lansia menghadapi permasalahan kesehatan fisik dan mental khusus. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun ta hun bahkan lebih. ((World World Health Organization,, 2015). Adanya peningkatan taraf hidup dan umur harapan Organization hidup merupakan keberhasilan pembangunan yang dicapai suatu bangsa. Yang dapat meningkatkan umur harapan hidup di Indonesia adalah derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduknya. Menurut WHO tahun 2010 Lebih dari 355 juta orang di dunia ternyata menderita penyakit rheumatoid Arthritis. Itu berarti setiap enam orang di dunia, satu di antaranya adalah penyandang rheumatoid Arthritis. Artritis Reumatoid atau rematik adalah suatu penyakit yang umum terjadi

 

dengan destruksi sendi yang luas dan komplikasi berupa inflamasi sistemik. Penyebab penyakit ini belum diketahui (Kahlenberg&Fox, 2011). Insidensi dari penyakit artritis reumatoid meningkat dari dewasa muda sampai pada umur tujuh puluh tahun, sebelum menurun pada umur delapan puluh tahun (Myasoedova et al, 2010). Penyakit ini cukup banyak menyerang masyarakat Indonesia pada usia 25 –  74 tahun dengan  prevalensi dan keparahan meningkat dengan usia (Depkes, 2006). Namun, sayangnya pengetahuan tentang penyakit rheumatoid Arthritis belum tersebar secara luas, sehingga banyak mitos yang keliru beredar di tengah masyarakat yang justru menghambat penanganan penyakit itu. Hal yang  perlu jadi perhatian adalah angka kejadian penyakit rheumatoid arthritis ini yang relatif tinggi, yaitu 1-2 persen dari total populasi di Indonesia. Hasil  penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008, prevalensi nyeri rheumatoid Arthritis di Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa rasa nyeri akibat rheumatoid Arthritis sudah cukup mengganggu aktivitas masyarakat Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri artritis reumatoid pada lanjut usia adalah dengan menggunakan tehnik relaksasi progresif. Tehnik relaksasi progresif mempunyai rasional yaitu untuk

meningkatkan

relaksasi,

memberikan

rasa

kontrol,

dan

meningkatkan kemampuan koping (Kushariyadi, 2010). Relaksasi selain dapat mengurangi dan mempengaruhi persepsi terhadap sakit, juga mampu mengurangi kecemasan serta menciptakan perasaan nyaman. Selain itu, relaksasi dapat meningkatkan aktifitas parasimpatik, meningkatkan konsentrasi dan pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang terjadi dibalik ketegangan otot yang dialami. Lebih jauh lagi relaksasi dapat meningkatkan kemampuan individu dalam mengendalikan perasaannya dan meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktifitas fisik dan membantu penderita dalam berinteraksi di dalam lingkungannya (Varvogli

 

& Darviri,2011). Tehnik relaksasi juga pentinfg sebagai terapi tambahan dalam manajemen medik penyakit arthritis reumatoid (Astin et al, 2002). 4.  Seleksi Pasien

a.  Kriteria pasien Pasien yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah: 1)  Klien dengan riwayat rheumatoid Arthritis 2)  Klien dapat diajak kerjasama (cooperative) (cooperative)    b.  Jumlah peserta TAK

: 3 orang

c.   Nama Peserta TAK

:

1)   Nene Aci Halimah 2)   Nene Erna 3)   Nene Tuminah d.  Proses seleksi klien sehari sebelum pelaksanaan 1)  Hasil observasi sehari-hari diruangan 2)  Informasi dari perawat ruangan 3)  Hasil diskusi kelompok 4)  Kontrak dengan klien yaitu kesadaran klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai kegiatan tempat dan waktu.

5.  Jadwal Kegiatan

a.  Tempat  b.  Lama

: Wisma Kenanga : 15 menit

c.  Waktu

: Sabtu, 25 November 2017 , Jam 10.00 Wita

6.  Metode Pelaksanaan

a.  Diskusi dan tanya jawab.   b.  Melakukan terapi teknik relaksasi otot progresif  

7.  Media dan alat

 

a.  Speaker  b.  Music 8.  Pengorganisasian

a.  Leader : Muh. Sadir  b.  Co-leader : Sarianah c.  Fasilitator : 1. Mira Renca 2. Erni Irianti d.  Observer : Rizal

Uraian Tugas Pelaksana

1.  Leader Tugas:

  Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.   Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.





  Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.



  Memimpin diskusi kelompok.



2.  Co. Leader Tugas:

  Membuka acara.



  Mendampingi Leader.



  Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.



  Menyerahkan kembali posisi kepada leader.



  Menutup acara diskusi.



3.  Fasilitator Tugas:

  Ikut serta dalam kegiatan kelompok.



  Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk



aktif mengikuti jalannya therapy. 4.  Observer Tugas:

 

  Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang



tersedia).

  Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,



 proses, hingga penutupan. 9.  Setting Tempat

Keterangan : = Leader = Co Leader =

Observer

= Fasilitator = Klien

10. Program Antisipasi Kegiatan Pendidikan Kesehatan

a.  Memotivasi klien yang tidak aktif selama TAK, dengan memberi kesempatan klien menjawab sapaan perawat/terapis    b.  Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit  c.  Panggil nama klien  d.  Menanyakan alasan klien meninggalkan permainan  e.  Memberi penjelasan tentang tujuan permainan

dan menjelaskan menjelaskan

 bahwa klien dapat meninggalkan kegiatan setelah TAK selesai atau klien mempunyai alasan yang tepat.  Bila ada klien lain yang ingin ikut?   a.  Beri

penjelasan

dengan

bijaksana

,

bahwa

permainan

ini

ditujukan kepada klien yang telah dipilih.   b.  Bila

klien memaksa

berikan

kesempatan

untuk untuk

ikut dengan

tidak memberi pertanyaan bila hendak meninggalkan kegiatan.

 

 

11. Langkah Kegiatan Pendidikan Kesehatan Kesehatan

a.  Persiapan  1)  Persiapan alat dan lingkungan: kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang dan sunyi.  2)  Persiapan klien:  a)  Jelaskan tujuan, manfaat, prosedur, dan pengisian lembar  persetujuan terapi pada klien   b)  Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup menggunakan bantal dibawah kepala dan lutut atau duduk dikursi dengan kepala ditopang, hindari posisi  berdiri;  c)  Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu;   b.  Prosedur Gerakan 1: Ditujukan untuk melatih otot tangan. -  Genggam kedua tangan sambil membuat suatu kepalan. -  Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi, gerakan ini ditahan selama 5 detik. -  Kemudian lepaskan Gerakan 2: Ditujukan untuk melatih otot tangan bagian belakang. -  Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit, kemudian tahan selama 5 detik. -  Kemudian lepaskan

 

 

Gambar:

Gerakan 3: Ditujukan untuk melatih otot biseps (otot besar pada bagian atas  pangkal lengan). -  Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan. -  Kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot  biseps akan menjadi tegang, gerakan ini ditahan selama 5 detik. -  Kemudian turunkan Gambar:

 

 

Gerakan 4: Ditujukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur. -  Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan

hingga

menyantuh kedua telinga tahan selama 5 detik -  Kemudian turunkan Gambar:

Gerakan 5 dan 6: Ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti otot dahi, mata, rahang, dan mulut). -  Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa dan kulitnya keriput. -  Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan disekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata, gerakan ini ditahan selama 5 detik. -  Kemudian lepaskan

Gerakan 7: Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot rahang.

 

-  Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan disekitar otot rahang. Gerakan ini ditahan selama 5 detik. -  Kemudian lepaskan Gerakan 8: Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. -  Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Gerakan ini ditahan selama 5 detik. -  Kemudian lepaskan

Gambar :

Gerakan 9: Ditujukan untuk merileksikan otot leher bagian depan maupun  belakang. -  Letakkan kepala pada permukaan bantalan kursi sehingga dapat  beristirahat. -  Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat merasakan ketegangan dibagian belakang leher dan  punggung atas. Gerakan ini ditahan selama 5 detik. detik.

 

 

Gerakan 10: Ditujukan untuk melatih otot leher begian depan. -  Gerakan membawa kepala ke muka. -  Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka. Gerakan ini ditahan selama 5 detik.

Gerakan 11: Ditujukan untuk melatih otot punggung -  Angkat tubuh dari sandaran kursi -  Punggung dilengkungkan. -  Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.

Gerakan 12: Ditujukan untuk melemaskan otot dada. -  Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. -  Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di  bagian dada sampai turun ke perut, -  kemudian dilepas.

 

 

Gambar:

Gambar:

Gerakan 13: Ditujukan untuk melatih otot perut.

 

-

Tarik dengan kuat perut kedalam.

 

-  Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, -  Kemudian lepaskan .

Gerakan 14-15: Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan betis). -  Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. -  Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga ketegangan pindah ke otot betis. -  Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas. 12. Kriteria Evaluasi 

a.   Nyeri pada klien berkurang  b.  Kebutuhan dsasar klien terpenuhi. c.  Tanda-tanda vital dalam batas normal. Observer membaca hasil observasi. a.  Indikator Pencapaian 1)  Respon Verbal a)  Klien mengatakan merasa lebih nyaman, tenang dan ketegangan berkurang atau merasa lebih rileks. 2)  Respon Non verbal a)  Klien tampak tenang  b)  Ekspresi wajah klien tidak tampak tegang c)  ensi, nadi dalam batas normal Verbal Klien  No. Nama

mengatakan

nyaman,

tenang

merasa dan

 berkurang YA

TIDAK

lebih

ketegangan

 

   Non Verbal klien

tampak Ekspresi wajah klien

tenang

 No. Nama

YA

tidak tampak tegang TIDAK

YA

Tensi/Nadi

TIDAK

Aspek Motorik yang Dinilai Wisma Kenanga  Nene Erna

Nene Aci Halimah

Nene Jamilah

Kaki & Betis Paha & Bokong Perut & Dada Lengan & Tangan Bahu & Leher Wajah & Kepala Keterangan Score :

Keterangan Nilai :

1: Bantuan Total

Kurang

: 46-60

2: Bantuan Minimal 3: Tanpa Bantuan

Baik Sangat Baik

: 61-75 : 76-90

13. Kesimpulan

Ada 15 macam gerakan relaksasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan stres dan kecemasan. Gerakan itu bisa dilatih pada area tangan, bahu, wajah, punggung, perut, dada dan kaki. Gerakan relaksasi ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa pembatasan waktu dan akan memberikan efek relaks apabila dilakukan dengan benar.

 

14. Saran

 

Lakukan gerakan relaksasi ini secara bertahap dan tidak dalam sekali waktu. Bisa membagi 15 gerakan ini dalam 2 atau 3 sesi sesuai dengan kondisi dan kemampuan.. Setiap kali mengalami nyeri, terapi ini bisa dilakukan kapan saja.

 

ARTHRITIS REUMATOID

1.  PENGERTIAN Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan www.medicastore.com)). kerusakan bagian dalam sendi (www.medicastore.com Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011). 2.  TANDA DAN GEJALA a.   Nyeri persendian  b.  Bengkak (Reumatoid nodule) c.  Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari d.  Terbatasnya pergerakan e.  Sendi-sendi terasa panas f.  Demam (pireksia) g.  Anemia h.  Berat badan menurun i.  Kekuatan berkurang  j.  Tampak warna kemerahan di sekitar sendi k.  Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal 3.  ETIOLOGI Hingga kini penyebab Remotoid Artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa menunjukan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor : a.  Mekanisme IMUN ( Antigen-Antibody) seperti interaksi antara IGC dan faktor Reumatoid  b.  Gangguan Metabolisme c.  Genetik d.  Faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan (pekerjaan dan psikososial) Penyebab penyakit Reumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-

 

antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

4.  PENCEGAHAN Ada beberapa hal cara pencegahan rematik yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa sakit akibat rematik. Berikut ini cara pencegahan rematik adalah : a.  Lakukan kegiatan rutin. Tidak hanya latihan yang baik bagi jantung dan sistem kardiovaskular, itu juga baik untuk tulang, otot dan sendi.  b.  Renggangkan. Peregangan akan meningkatkan tonus otot dan dapat membsntu meningkstksn jangkauan gerak sendi anda. Pastikan anda  pemanasan otot dan sendi sebelum pemanasan lebih lanjut dapat memburuk nyeri sendi dan bahkan ketegangan otot-otot anda. c.  Makan yang benar. Tulang anda membutuhkan sejumlah nutrisi untuk tetap kuat dan sehat. Dengan mengonsumsi makan yang kaya vitamin C dan

E

dan

kalsium,

anda akan

membantu

membangun

sistem

muskuloskeletal yang bisa hidup lebih lama kondisi degeneratif. (Tips gizi untuk tulang kuat dan sendi). d.  Minum cukup air. Air membentuk 70% dari tulang rawan pada sendi dan membantu menjaga mereka dilumaasi sehingga tulang jangan menggosok terhadap satu ssama lain. Pastikan untuk mendapatkan delapan cangkir sehari.

 

DAFTAR PUSTAKA Adelia. (2011). Libas (2011). Libas Rematik dan Nyeri Otot Dari Hidup Anda. Anda. Briliant Books : Yogyakarta. Depkes, 2006. Pharmaceutical 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Penyakit Arthritis Rematik , Jakarta : Farmasi Komunitas dan Klinik Kahlenberg,J,M., Fox,D,A., 2011. Advances 2011. Advances In The Medical Treatment of  Rheumatoid Arthritis, Arthritis, USA : Elsevier, pp. 11-20 Kushariyadi, 2010. Asuhan 2010. Asuhan Keperawatan Pada Pada Klien Lanjut Usia, Usia, Jakarta : Salemba Medika Myasoedova,E., Crowson,C.S., Kremers,H.M.,Themeau,T.M., Gabriel ,S.E., (2010). Is (2010).  Is the incidence incidence of  of rheumatoid arthritis risin? Results risin?  Results from Olmsted Country, Minnesota,1955-2007. Arhtritis Rheum. Jun 62(6), 1576- 1582 Suratun., Heryati., Manurung S., & Raenah E. (2008). Klien (2008).  Klien Gangguan Sistem  Muskuloskeletal . Jakarta: EGC. Varvogli,L., Darviri,C., (2011). Stress Management Techniques : Techniques : evidence-based  procedures that reduce stress and promote health, Health Science Journal,Volume 5, ISSUE 2 (2011) E-ISSN:1791-809X, Greece, 74 -89

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF