Proposal Skripsi - Studi Kelayakan Bisnis

September 15, 2017 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Proposal Skripsi - Studi Kelayakan Bisnis...

Description

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditengah

persaingan

yang

semakin

mengglobal

disegala

bidang,banyak pihak yang tak berdaya dan semakin terpuruk dari segi kesejahteraan hidupnya dan tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat diketegorikan termasuk didalam kelompok ini. Mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang cukup bukan lagi hal yang melegakan untuk setiap orang,keadaan ekonomi yag serba sulit dan kompleks menjadikan kita tengah berada perlombaan dengan bayang-bayang kemiskinan yang bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Tantangan

kesejahteraan

hidup

sekarang

ini

semakin

sulit

dipenuhi,baik sektor formal maupun informal masih saja dirasa belum memberikan solusi berarti dalam permasalah ekonomi yang ada. Karena itu sebagai individu, kita harus mampu berpikir kreatif dan inofatif untuk mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut guna mencapai sisi-sisi ekonomis yang optimal demi meningkatkan kesejahteraan hidup. Kompetisi setiap saat kita lakukan baik secara sadar ataupun tidak,semua

hal

ditimbang

menurut

sisi

ekonomis,bisnis,manfaat

dan

keuntungannya.seperti hlnya sesuatu yang terlihat spektakuler (hebat) tetapi tidak

banyak

memberikan

keuntungan

sehebat

tampilnnya

tidak

lagi

populer.Inilah fase awal dari pembentukan pradigma kompetisi dan bisnis, bahwa harus ada kesadaran untuk bergerak dan tidak tinggal diam melihat pergerakan global yang menyingkirkan semua pihak yang hidup tanpa kemampuan dan kreatifitas serta tidak bersikap kritis dengan kesejahteraan hidupnya. Wirausaha memenuhi

tingkat

merupakan

salah

satu

kesejahteraan.Selain

bentuk

implementasi

menguntungkan

dari

untuk segi

ekonomi,sebagian besar kegiatannya juga sangat berperan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat banyak baik secara langsung maupun tidak

langsung.Manfaat lainnya dapat membantu mengatasi permasalahan tenaga kerja walaupun kadang kala hanya bersifat jangka pendek atau sekedar tenaga kerja musiman, akan tetapi cukup realistis jika diungkap bahwa berwirausaha memiliki banyak manfaat lain selain sekedar menyangkut nilai nominal, seperti kepuasan diri dan pecapaian tujuan personal yang dicapai oleh pengusaha tersebut. Banyak hal yang perlu diperhatikan seorang entrepreuner untuk berwirausaha, ketidak pastian kondisi menjadikan wirausaha sebagai ajang pembuktian kredibilitas diri dan usaha yang dijalankannya, serta keterbatasan modal dianalisir sebagai hambatan utama dalam memulai suatu usaha baru ataupun meneruskan kejayaan usaha yang sudah berjalan. Entreprenuership yang berhasil setdaknya memiliki manfaat yang riil bagi diriya sendiri,masyrakat luas,juga dalam ruang lingkup regional. Seorang pengusaha jelas saja tidak bisa menjalankan usahanya tanpa bantuan pihak lain (seperti tenaga kerja, pemasok, dan pembeli) serta dukungan kondisi eksternal perusahaan yang kondusif (keadaan ekonomi negara, regulasi, dan sebagainya). Sinergi yang terjalin juga berasal dari internal perusahaan dalam perspektif mengenai kehandalan mengelola perusahaan, menciptakan strategi dan manajemen yang adaptif terhadap market trend, atau sekedar memanfaatkan peluang untuk menciptakan perubahan yang lebih baik diperusahaan untuk mengoptimalkan potensi kemenangan dari sebuah bisnis. Agar bisa mencapai tingkat perkembangan dan keuntungan usaha yang optimal,seseorang hendakanya mengkaji lebih dulu bidang usaha yang akan dimasukinya melalui sebuah studi kelayakan bisnis. Dari pengkajian awal ini pula resiko kegagalan bisa diantisipasi (Umar,2007 dalam studi Kelayakan Bisnis). Perencanaan bisnis yang baik baik seorang entrepreuner berguna sebagai dokumen untuk investor,tetapi yang lebih utama perencanaan bisnis yang baik akan menjadi sebuah jalan pembuka menuju laba.Dengan menggunakan langkah-langkah yang teruji dalam menyusun bisnis, pemilik dapat mengembangkan rencana bisnis yang matang, profesional, dan

berorientasi hasil sejak awal hingga akhir. Penilaian investasi yang dilakukan para investor terhadap sebuah usaha dan pemiliknya haruslah menghasilkan nilai yang cukup setidaknya untuk kedua belah pihak. Rencana bisnis ‘’Fabaa Department Store’’ adalah rencana bisnis aktual yang dibuat untuk perusahaan Fabaa pada awal tahun 2008, konsep bisnis’’mini department store’’khusus wanita yang akan menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan pertama yang bergerak dalam industi fashion dan kebutuhan wanita lainnya yang menyediakan produk secara retail dipandu dengan penjualan jasa designer secara langsung dilokasi yang sama. Sisi

inovatif

Fabaa

Dept.Store

adalah

konsep

unik

untuk

mengimplemtasikan bentuk lain sebuah butik penyedia pakaian wanita. Differensiasi dari segi skala usaha yang tidak terlalu besar dan segmentasi yang mendalam terhadap konsumen wanita serta konsep penjualan yang multi profit yang menjadikan perusahaan ini kelak dikenal sebagai department store penjual barang dan jasa. Di bawah naungan sebuah asosiasi sesigner lokal yang akan didirikan bersama sejalan dengan pembentukan perusahaan ini, Fabaa menyediakan semua kebutuhan busana wanita dan aksesorinya yang didesain secara langsung oleh perancang muda yang masih sangat baru (fresh graduate) akan tetapi mampu menampilkan koleksi yang menarik bagi konsumen. Puluhan perancang baru yang merupakan anggota asosiasi akan menempatkan koleksinya masing-masing berdampingan layaknya sebuah pusat perbenjar,

berskala

sedang,hanya

perhatiannya khusus untuk

saja

Fabaa

Dept.Store

memusatkan

kebutuhan wanita,setidaknya sampai tujuan

perusahaan ditahun ke-tiga sudah terlaksana.Perusahaan ini berencana memantenkan konsep perusahaan yang inovatif, yaitu memadukan penjualan jasa designer bersamaan dengan penjualan prodeknya.para pelanggannya didesain tidak hanya mendapati pakaian ready to wear di Fabaa Dept.Store tetapi juga berhak menemui banyak perancang busana pilihannya untuk berkonsultasi, serta memesan pakaian yang mereka inginkan secara detail dengan penetapan hara yang paling optimal untuk kelas menengah.

Studi kelayakan bagi rencana bisnis Fabaa Dept. Store sangat diperlukan oleh banyak kalangan terutama bagi para investor selaku pemrakarsa berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank selaku pemberi kredit berkepentingan mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya,juga bagi pemerintah dan pihak industri terkait yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan. Semakin berkembangnya suatu negara mengakibatkan industri jasa mulai mengimbangi nilai-nilai pertumbuhan industri manufaktur. Maka dari itu,menjalankan satu unit bisnis yang terpusat saja belum tentu bisa mendapatkan market share yang significant. Hal yang perlu ditelaah lebih dalam yakni mengenai menjalankan proses bisnis produk dan jasa bersamaan memerlukan perencanaan yang matang dan menyeluruh. Dalam konteks tersebut, secara garis besar penulis akan mencoba menganalisa perencanaan bisnis milik perusahaan Fabaa Dept.Store secara melalaui analisa SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, and Threath), analisa pasar yaitu mengenai situasi pasar yaitu mengenai situasi pasar dan produsen, serta yang terakhir yaitu menganalisa aspek internal perusahaan yang menyangkut

pemasaran,

tekik

dan

teknologi,

manajemen,

suber

daya

manusia,dan keuangan. Dalam proses analisa aspek internal perusahaan, akan dibahas lebih mendalam lagi mengenai manajemen sumber daya manusia dan bagian perencanaan keuangan Fabaa Dept. Store berikut resiko-resiko bisnisnya, karena mengingat kepada kedua aspek inilah proses pembentukan budaya perusahaan dimulai dan pengoptimalan oprasional perusahaan dimulaiakan dicapai jika manajemen memiliki perencanaan keuangan yang terarah dan konsisten. 1.2 Identifikasi Masalah Mengingat banyaknya pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam studi kelayakan untuk sebuah perencanaan bisnis maka masalah yang akan dianalisa diantaranya adalah :

-

Apakah strategi bisnis yang dilakukan Fabaa Dept.Store melalui merupakan bisnis yang inovatif?

-

Apakah bisnis yang dijalankan Fabaa Dept.Store dapat menghasilkan keuntungan yang optimal?

-

Apakah rencana bisnis Fabaa Dept.Store layak jika dinilai dari berbagai aspek studi kelayakan bisnis?

-

Apakah perencanaan manajemen sumber daya manusia yang direncanakan oleh Fabaa Dept.Store sudah tepat?

-

Apakah asumsi keuangan perhusaan yang direncanakan Fabaa Dept.Store kredibel?

-

Apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dijalankan,ditunda atau dibatalkan?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : -

Agar dapat mengetahui strategis bisnis yang baik bagi perencanaan bisnis baru.

-

Agar dapat mengetahui cara menganalisa keuntungan yang optimal pada rencana bisnis baru.

-

Agar dapat menganalisa perencanaan bisnis dari berbagai aspek kelayakan bisnis.

-

Agar dapat menganalisa aspek pengelolaan sumber daya manusia secara optimal untuk suatu bisnis baru.

-

Agar dapat menganalisa aspek keuangan dengan tepat untuk suatu bisnis baru.

-

Agar dapat memutuskan apakah bisnis Fabaa Dept. Store ini layak dijalankan, ditunda, atau dibatalkan.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan didapat diantaranya yaitu: -

Laporan studi kelayakan bisnis pada akhirnya akan menyatakan rencana bisnis milik Fabaa Dept.Store layak untuk direalisasikan atau tidak.

-

Merupakan rekomendasi kebijakan bagi pemilik Fabaa Dept.Store untuk memperbaiki dan menganalisa lebih lanjut mengenai ide bisnisnya.

-

Sebagai bahan masukan utama dalam mengkaji ulang ide bisnis reviewer rencana bisnis Fabaa Dept. Store sebelumnya.

-

Sebagai rekomendasi bagi investor, kreditro, pemerintah, masyarakat, bahkan bagai manajemen perusahaan Fabaa Dept. Store itu sendiri.

-

Aspek

psikomotorik

bagi

penulis

yaitu

mengenai

memanfaatkan

pengetahuan yang diterima selama masa kuliah serta berkaitan dengan peminatan kewirausahaan.

BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1

Pengertian Bisnis dan Perusahaan Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya. Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi. Sedangkan bisnis dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang terlibat didalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahana berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Dari penjelasan kedua istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas dibandingkan pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Dalam kegiatan bisnis, maka dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal dan manajemen secara baik sebelum memasarkan produk, orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai pengusaha. Produsen adalah orang yang mampu membuat produk secara efisien dalam jumlah maupun variasi yang dibutuhkan. Motivasi utama dalam kegiatan bisnis adalah laba. Laba dedefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses bisnis. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layaknya suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk.

Kegiatan utama bisnis bisa dikategorikan kedalam kegiatan yang berbentuk operasional rutin yang didasarkan pada suatu konsep pendayagunaan sistem yang telah ada dilakukan secara terus menerus serta berulang-ulang. Akan tetapi berbeda jika kegiatan yang dilakukan merupakan proses pembangunan dan perluasan sistem, maka kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang berbentuk proyek sehingga kegiatan lainnya yang belum ada dalam bisnis akan berlangsung setelah adanya kegiatan berbentuk proyek ini dilakukan. Misalnya jika sebuah perusahaan akan berdiri maka sistem dibangun terlebih dahulu oleh proyek, baru kemudian dioperasionalkan secara rutin. 2.1.2

Industri Manufaktur dan Industri Jasa Semakin maju sebuah negara industri-industri yang dimilikinya semakin

tidak

didominasi

oleh

industri-industri

manufaktur

yang

memproduksi barang-barang melainkan semakin berkembangnya industri jasa yang mungkin lebih pesat dibandingkan industri manufakturnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi bisnis untuk bergerak kearah bisnis jasa, antara lain : •

Perubahan regulasi pemerintah



Swastanisasi perusahaan-perusahaan pemerintah dan organisasi nirlaba.



Komputerisasi dan inovasi teknologi



Perkembangan waralaba (franchising)



Ekspansi leasing dan bisnis persewaan



Pertumbuhan pusat-pusat jada dalam perusahaan manufaktur



Tekanan finansial terhadap organisasi-organsiasi publik dan nirlaba, serta



Internasionalisasi bisnis jasa.

2.1.3

Bisnis dibidang Jasa Perkembangan Bisnis Jasa Zeithhami dan Bitner (1996) mencoba merangkum banyak pendapat para ahli tentang definisi jasa sebagai “Semua aktivitas ekonomi yang output-nya bukanlah produk atau kontruksi fisik yang secara umum konsumsi dari produksinya dilakukan pada waktu yang sama dan nilai tambah yang diberikan dalam bentuk lainnya (seperti: kenyamanan, liburan, kecepatan, dan kesehatan) yang secara prinsip adalah intingible bagi pembeli pertamanya”. Perkembangan bisnis jasa kedepannya akan memiliki implikasi pada lingkungan bisnis jasa pada saat ini, antara lain : a. Akan terjadi inovasi jasa, sebagai contoh; e-commerce b. Semakin meningkatnya partisipasi konsumen terhadap jasa, sebagai contoh; konsumen akan mencari informasi yang lebih spesifik dan lengkap dengan menggunakan internet. c. Semakin

meningkatnya

kandungan

jasa

pada

barang-barang,

misalnya adanya aktivitas (jasa) yang tidak diduga ditempat rekreasi, atau pencarian informasi dengan menggunakan barang yang memiliki tingkat kemudahan dan penggunaan (operasional) yang lebih baik akan memiliki nilai tersendiri contohnya radio. Perbedaan Barang dan Jasa Jasa memiliki karakteristik antara lain : intangibilitas, keberagaman, simultanitas akan produksi dan konsumsi jasa, serta kerentanan (perishability). Dan untuk ciri-ciri barang memiliki perbedaan terbalik dari karakter jasa itu sendiri. Intangibilitas (intangible) merupakan prinsip dari jasa, konsekuensi dari sifat ini adalah bahwa : jasa tidak bisa dilihat, dicicipi atau disentuh. Oleh karena itu, jasa tidak bisa disimpan, sehingga fluktuasi permintaan jasa sulit untuk dikendalikan. Dan jasa tidak dapat dipatenkan, akibat

suatu konsep jasa akan mudah ditiru oleh pesaingnya. Dan juga, jasa sulit dikomunikasikan kepada konsumen, karena itu kualitas jasa sulit untuk dinilai oleh konsumen. Sehingga penentuan pada harga jasa sulit dilakukan, ini dikarenakan biaya pemrosesan jasa sulit dibedakan mana biaya tetapnya dan mana yang termasuk biaya variable. Keberagaman

pada

penerapannya

menyebabkan

jasa

sulit

distandarisasi sebagai kegiatan yang konsisten. Sebagai contoh, adanya perbedaan keinginan konsumen menjadikan aktivitas dan kegiatan dibidang jasa memiliki perbedaan dalam prakteknya dilapangan meskipun dilakukan untuk suatu jasa yang sama. Simutanistas produksi dan konsumsi. Biasanya jasa akan dimulai pada saat adanya permintaan konsumen, sehingga produksi dan konsumsi dilakukan bersamaan setelah terjadinya kesepakatan antara konsumen dengan penyedia jasa. Kerentanan (perishability) merupakan sebuah timbal balik dari kegiatan jasa yang telah dilakukan, ini dikarenakan jasa tidak dapat disimpan, dijual lagi atau pun dikembalikan. Sebagai contoh jika rambut yang sudah dicukur tidak akan dapat dikembalikan kepada asalnya. 2.1.4

Rieviwer Studi Kelayakan Bisnis Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut : •

Pihak Investor, karena investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya.



Pihak Kreditor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah

melakukan pengkajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya. •

Pihak Manajemen Perusahaan, sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan.



Pihak Pemerintah dan Masyarakat, ini disebabkn karena adanya kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan.



Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek Rencana Pembangunan Nasional (kebijakan pemerintah), distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.

2.1.5

Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis 1. Aspek Pasar Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dengan kekuatan penawaran untuk membentuk suatu harga. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasari pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan potensial. Hukum permintaan mengatakan bahwa bila harga suatu barang meningkat, maka kuantitas harga barang yang diminta akan berkurang, begitu

pula sebaliknya, bila harga barang yang diminta menurun, maka kualitas barang yang diminta menaik (asumsi cetris paribus). Sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan. Bentuk pasar bisa dilihat dari sisi produsen dan sisi konsumen. Dari sisi produsen, maka pasar dapat dibedakan atas asas persaingan sempurna, persaingan monopolitik, oligopoli dan monopoli. Dan dari sisi konsumen, pasar dibedakan atas empat bentuk jenis pasar, yakni pasar konsumen, pasar industri, pasar penjualan ulang kembali dan pasar pemerintah. Proyeksi permintaan dan penawaran produk dapat dilakukan dengan melakukan estimasi total terhadap permintaan pasar, estimasi wilayah permintaan pasar, estimasi penjualan aktual dan pangsa pasar, serta peramalan permintaan pada saat yang akan datang. Implikasi pada skb biasanya terlibat pada tugas analis yakni mampu menentukan rancangan produk atau jasa (benchmark) yang akan dijual, mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih, mampu melakukan antisipasi selanjutnya dalam menentukan pergerakan permintaan konsumen dan juga penawaran produsen yang diperoleh melalui informasi product life cycle (PLC), dan terakhir dapat menentukan prediksi berbagai peluang dan ancaman sekaligus kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan pangsa pasar (market share). 2. Aspek Internal Perusahaan Jika pasar yang akan ditujukan tidak dapat ditentukan, maka prospek kedepan pun tidak jelas arahnya, dengan arti resiko kegagalan bisnis menjadi besar. Segmentasi target posisi di pasar

dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, antara lain segmentasi pasar, menetapkan pasar sasaran, serta menentukan posisi pasar. Sikap konsumen merupakan reaksi konsumen etrhadap pasar yang akan memberikan pengaruh dalam menilai efektivitas kegiatan pemasaran, sedangkan perilaku konsumen merupakan tindakan langsung

dalam

mendapatkan,

mengkonsumsikan

serta

menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului an mengikuti tindakan tersebut. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dengan harapannya. Menurut Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Selanjutnya

diperlukan

manajemen

dalam

pemasaran

dalam

pencapaian barang dan atau jasa yang sampai ke tangan konsumen dengan memeulai manajemen strategi terlebih dahulu sebelum kegiatan dan pengelolaan lain dilakukan. Implikasi pada SKB yakni informasi dalam menentukan seputar segmentasi,

target,

posisi

produk,

strategi

bersaing,

program

pemasaran dan market-share. Aspek Teknik dan Teknologi Dengan tujuan adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin. Dalam hal masalah manajemen operasional, ada tiga hal yang harus dihadapi oleh perusahaan, yakni maslah penentuan posisi perusahaan, masalah desain, masalah opersional.

Selain itu, persoalan lain mengenai amsalah proses dan operasi akan bermunculan, maka untuk itu persoalan yang timbul harus disesuaikan dan di kelompokkan sesuai dengan masalah manajemen operasional yakni sebagai kelompok masalah posisi perusahaan, kelompok maslaah desain, dan kelom,pok masalah operasional. Implikasi pada SKB akan memberikan informasi mengenai pemilihan strategi produk, teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, penentuan letak dan layout secara geografis, dan perencanaan dan kualitas produk serta operasional rutinnya. Aspek Manajemen Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan

dan

implementasi

bisnis

dapat

direncanakan,

dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Dalam pembangunan proyek bisnis dan implementasinya dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan, antara lain : -

Perencanaan (Planning)

-

Pengorganisasian (Organizing)

-

Pergeraka (Actuating)

-

Pengendalian (Controlling) Aspek Sumber Daya Manusia :

-

Perencanaan SDM

-

Analissi Pekerjaan

-

Rekrutmen, Seleksi, Orientasi

-

Produktivitas

-

Pelatihan dan Pengembangan

-

Prestasi Kerja,

-

Kompensasi,

-

Perencanaan Karir,

-

Keselamatan dan Kesehatan Kerja,

-

Pemberhentian,

-

Implikasi pada SKB

Aspek Keuangan -

Kebutuhan Dana dan Sumbernya

-

Aliran Kas (Cash Flow)

-

Biaya Modal (Cost of Capital)

-

Inisial dan Operasional Aliran Kas

-

Analisis kepekaan (Sensitivity Analysis)

-

Penilaian dan Pemilihan Investasi

-

Implikasi pada SKB

3. Aspek Lingkungan -

Aspek Ekonomi

-

Aspek Sosial

-

Aspek Politik

-

Implikasi pada SKB

Lingkungan Industri Mencakup :

2.1.6

-

Ancaman Masuk Pendatang Baru

-

Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

-

Ancaman dari Produk Pengganti

-

Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli (Buyers)

-

Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Suppliers)

-

Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya Resiko Bisnis

Resiko pada Aspek SDM

Resiko pada Para Eksekutif dan Pekerja Inti Resiko Menangani Karyawan Resiko dalam Hubungan Industri dan Perselisihan Stres dan Pelayanan Etika Resiko pada Aspek Keuangan Biaya produksi yang Berlebihan Biaya over-heads yang lebih tinggi Utang Pinjaman yang Berlebihan Resiko pada Aspek Pemasaran Masalah Kebijakan Pemerintah Masalah Perubahan Permintaan Pasar Masalah Perang Harga Pemalsuan Performa Produk yang Rendah Promosi yang Kurang Baik Masalah Merk Masalah Pengembangan Produk Masalah Distribusi Resiko pada Aspek Produksi/Operasi Masalah pemasok Kerusakan Kualitas Produk Minimalisasi Resiko Komputerisasi Resiko pada Aspek Sistem Informasi Nilai Data di Komputer Resiko Komputersisasi Minimalisasi Resiko Komputerisasi

Menetapkan Kebijakan SISFO

2.1.7

Bisnis Ritel Ruang Lingkup Bisnis Ritel Bisnis ritel mengalami perkembangan cukup besar, ditandai dengan semkain banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis riter modern yang baru. Pengelolaan ritel modern tentunya membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai terutama kebutuhan teknologi tinggi (hightech). Teknologi tinggi ini memungkinkan ritel membangun sistem informasi canggih yang mendukung pengelolaan sistem persediaan yang lebih efisien sehingga manajemen ritel mampu menyediakan berbagai produk makana dan minuman yang selalu segar. Teknologi juga memudahkan pelayanan, pemrosesan, serta pengantaran layanan yang lebih cepat, teliti, dan memuaskan pelanggan. Selain itu, dengan menggunakan sistem informasi, para peritel mampu mengatur persediaan di gudang-gudang ritel, sehingga sistem pasokan dan persediaan menjadi semakin terintegrasi terhadap berbagai kebutuhan gerai atau toko ritek yang dimilikinya. Trend dalam Industri Ritel Perubahan-perubahan yang paling penting dibahas pada bagian ini, yaitu (1) perbedaan yang mendasar dan terus berkembang dalam format ritel, (2) meningkatkan konsentrasi industri, (3) globalisasi, dan (4) penggunaan berb agai cara untuk berinteraksi dengan konsumen. Masing-masing format ritel menargetkan segmen pasar yang berbeda dan

menggambarkan

tren

atau

kecenderungan

terhadap

keanekaragaman barang dagangan yang semakin meningkat. Tiap jenis ritel menawarkan manfaat yang berbeda, sehingga para konsumen bisa

berlangganan pada ritel yang berbeda untuk pembelian dan kebutuhan yang berbeda. Saat jumlah format ritel yang berebda meningkat, jumlah pesaing dalam tiap format akan cenderung menurun. Sedikit peritel nasional yang mampu mendominasi kebanyakan format. Contohnya PT Matahari Putra Prima yang memiliki departement store masuk dalam format ritel berorientasi makanan dengan membuka hypermarket dan disebut hypermart. Faktor penentu cara interaksi tersebut adalah adanya kemajuan teknologi maupun keberagaman jenis format ritel. Ritel dengan format tanpa toko (nonstore) akan lebih banyak mengoptimalkan kemajuan teknologi informasi untuk berinteraksi dengan konsumen. Tidak semua peritel yakin telah melakukan upaya yang otimal dalam berinteraksi dengan kosnumen dengan hanya memilih satu cara. Sebagian besar peritel menggunakan kombinasi dari berbagai cara dalam berinteraksi seperti dilakukan oleh Matahari Departement Store yang menggunakan katalog/direct mail, e-mail, interaksi langsung didalam toko. Peritel juga dapat berposisi sebagai perusahaan yang menyimpan persediaan dengan ukuran lebih kecil. Fungsi utama ritel adalah mempertahankan persediaan yang sudha ada, sehingga produk akan selalu tersedia saat konsumen menginginkannya. Penyedia Jasa Ritel yang mengantar produk hingga dekat ke tempat konsumen, menyediakan jasa yang memudahkan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk, maupun menawarkan kredit sehingga konsumen dapat memiliki produk dengan segera dan membayar belakangan. Pelanggan membutuhkan ritel karena tidak semua barang dijual dalam keadaan lengkap. Pembelian salah satu barang ke ritel tersebut akan menambah nilai barang tersebut terhadap kebutuhan konsumen. Karakteristik Dasar Ritel

Widya (2006) mengemukakan bahwa karakteristik dasar ritel dapat digunakan sebagai dasar dalam mengelompokkan jenis ritel. Terdapat tiga karakteristik dasar yaitu : a. Pengelompokan berdasarkan unsur-unsur yang digunakan ritel untuk memuaskan kebutuhan konsumen. b. Pengelompokan berdasarkan sarana atau media yang digunakan c. Pengelompokan berdasarkan kepemilikan Pengelompokan Berdasarkan Unsur-unsur yang Digunakan Ritel untuk Memuaskan. Kebutuhan Konsumen Terdapat empat unsur yang dapat digunakan ritel untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang berguna untuk menggolongkan ritel, yaitu : 1. Jenis barang yang dijual 2. Perbedaan dan keanekaragaman barang yang dijual 3. Tingkat layanan konsumen 4. Harga barang Jenis Barang yang Dijual Ritel dapat dibedakan berdasarkan jenis produk yang dijualnya. Sebagai contoh ritel yang menjual produk olahraga biasanya toko peralatan olahraga. Selain itu juga dapat dibagi menurut jenis olahraga itu sendiri, seperti basket, golf, sepakbola, dan lain-lain Peluang Bisnis Ritel di Indonesia Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup besar.

Sebagai

akibat dari

adanya

perkembangan

usaha

manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka, maupun upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel. Investasi perusahaan ritel asing tetap berinvestasi ke Indonesia dengan tiga cara yaitu (1)



Pengaturan objek dalam perencanaan barang dagangan.



Implikasi perencanaan dan pengelolaan keanekaragaman barang dagangan terhadap kinerja keuangan dan kinerja operasional ritel. Aspek bauran komunikasi dalam ritel meliputi hal-hal sebagai berikut :



Startegi komunikasi dalam mengembangkan merek dan membangun kesetiaan pelanggan.



Beberapa metode untuk berkomunikasi dengan pelanggan.



Kerja sama komunikasi antara peritel dengan vendor atau pemasok.



Memilih media komunikasi, menentukan frekuensi, dan waktu yang paling

tepat

dalam

menjalankan

aktivitas

komunikasi

dengan

pelanggan. Bagian IV : Manajemen Toko Manajer toko harus menentukan bagaimana melakukan pengelolaan barang dagangan dan pengoperasian toko, yang meliputi aktivitas harian yang harus dilakukan oleh manajer toko mulai dari kesiapan toko sebelum buka untuk memastikan toko telah siap untuk melayani pelanggan, sampai dengan toko tutup melalui management by walking (morning walk and night flash). Pengaturan tata letak toko, desain, dan visualisasi barang dagangan, meliputi : •

Hal-hal yang menjadi tujuan melakukan rancangan dalam toko.



Alternatif metode yang dapat digunakan dalam tata letak toko, misalnya menetapkan jarak lorong (space yang sesuai untuk setiap jenis barang dagangan pada setiap departemen atau kelompok barang dagangan.



Teknik terbaik yang dapat digunakan untuk menampilkan barang dagangan. Aspek kualitas layanan dalam bisnis ritel, meliputi hal-hal sebagai berikut :



Pemahaman bahwa ritel adalah bagian dari bisnis jasa



Perkembangan konsep kualitas layanan



Mengidentifikasi dimensi dan atribut kualitas layanan dalam ritel. Strategi ritel menekankan untuk memanfaatkan sumber daya yang

ada guna mencapai tujuannya, strategi ritel meliputi penentuan target pasar. Bagian kebutuhan strategi dalam strategi ritel antara lain penentuan strategi pasar, strategi keuangan, strategi lokasi, struktur organisasi, dan sumber daya manusia. Aspek pemasaran dalam ritel meliputi hal-hal sebagai berikut : •

Definisi strategi pemasaran ritel



Pemahaman terhadap target pasar bila dikaitkan dengan pilihan terhadap format ritel.



Bagaimana ritel dalam membangun strategi keunggulan bersaing yang berkelanjutan.



Tahapan dalam mengembangkan strategi pemasaran ritel.

Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management CRM) meliputi hal-hal sebagai berikut : •

Pengertian manajemen hubungan pelanggan



Peran CRM sebagai strategi membangun kesetiaan pelanggan



Implementasi program CRM dalam bisnis ritel

Bagian II : Manajemen Barang Dagangan Para manager dalam organisasi pembelian harus memutuskan berapa banyak tipe barang yang dibeli dan penggunaannya, istilah pembelian,

mengatur

harga,

serta

bagaimana

mengiklankan

dan

mempromosikan barang. Aspek perencanaan dan pengelolaan keanekaragaman barang dagangan meliputi hal-hal sebagai berikut : •

Pengorganisasian

proses

pembelian

dagangan yang disediakan oleh toko.

menurut

kategori

barang



Pengelolaan barang dagangan. Bisnis ritel yang menghasilkan berbagai peluang bagi orang yang

berkeinginan memulai usaha. 3. Peluang pengembangan karier Pada peraturan ritel, peluang berkarier terdapat pada bagian pembelian, produk, manajemen toko, dan staf perusahaan. Karier yang dapat dikembangkan di perusahaan ritel antara lain : a. Manajemen toko b. Manajemen produk c. Staf perusahaan Proses Keputusan Manajemen ritel Dibutuhkan pemahaman terhadap keseluruhan proses keputusan dalam manajemen ritel yang akan diperjelas dalam empat bagian seperti berikut : Bagian I : Memahami Lingkup Bisnis Ritel Faktor lingkungan dalam dunia ritel adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro, dan yang terpenting adalah lingkungan mikro. Yang dimaksud lingkungan mikro adalah para pesaing dan konsumen. •

Pesaing Pesaing utama ritel adalah perusahaan dengan format yang sama dan kompetensi antara tipe ritel yang sama yang disebut persaingan intratype seperti departemen store yang lain.



Konsumen Untuk menyusun strategi yang efektif maka peritel harus memahami perilaku konsumennya seperti kebutuhan konsumen yang selalu berubah.

Bagian II : Mengembangkan Strategi Ritel 1. Peluang manajemen

Untuk mengatasi persaingan yang semakin tinggi dan adanya lingkungan yang semakin menantang, peritel mulai merekrut dan mempromosikan beberapa orang dengan berbagai keterampilan dan keahlian di bidang manajemen. 2. Peluang kewirausahaan Sebagai contoh, supermarket bukan saja harus bersaing dengan supermarket lain, tetapi juga dengan hypermarket, departemen store, super store, maupun toko kulakan. Salah satu format ritel yang mengalami pertumbuhan dengan peluang cukup besar adalah ritel kelompok orientasi makanan skala besar khususnya hypermarket dan grosir. Sedangkan omzet khusus pada usaha swalayan (supermarket), dari hasil penelitian yang dilakukan oleh BPS pada 13 (tiga belas) provinsi adalah sebesar Rp.5,14 triliun pada tahun 2001 dan turun hampir Rp. 1 triliun pada tahun 2002. Sebagian besar ritel modern di Indonesia ternyata mempunyai modal yang kepemilikan permodalan usaha ritel modern di Indonesia dengan format minimarket, supermarket, grosir, dan hypermarket. Menurut riset konsumen yang dilakukan oleh AC Nielsen dan dikutip pada Pilar Bisnis (Juli 2003), terjadi peralihan pola belanja, di mana sekitar 24% konsumen kini cenderung untuk berbelanja di pasar modern (untuk perkotaan jumlahnya mencapai 41%). Sebaliknya supermarket mengalami kenaikan dari 3% tahun 1999 menjadi 20,1% pada tahun 2002. Ketiga faktor makro di atas menunjukkan besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia. Selain faktor ekonomi, demografi, dan sosial budaya, pekembangan bisnis ritel di Indonesia dipengaruhi oleh bisnis ritel di negara maju terutama dalam mengaplikasikan teknologi informasi dalam operasional kegiatan sehari-hari bisnis ritel. Evolusi dalam perkembangan bisnis ritel di Indonesia secara faktual didorong oleh semakin pesatnya persaingan dalam pasar

konsumen akhir (end customer) juta jiwa pada tahun 2010. Salah satu elemen penting yang mendorong pertumbuhan industri ritel adalah meningkatnya jumlah penduduk golongan menengah (middle income group). Faktor ketiga adalah faktor sosial budaya, seperti terjadinya perubahan gaya hidup dan kebiasaan berbelanja. Konsumen saat in menginginkan tempat belanja yang aman, lokasinya mudah dicapai, ragam barang yang bervariasi, dan sekaligus dapat digunakan sebagai tempat rekreasi. Kemitraan sistem waralaba seperti Body Shop, JC Penney, dan Mark & Spencer, (2) kerja sama operasi – KSO (technical assisteance) seperti Sogo dan Seibu, dan (3) kemitraan bersama pengusaha kecil (joint venture). Sejarah perkembanmgan ritel di Indonesia dapat dibagi menjadi berbagai tahap. Tahapan dan evolusi perkembangan industri ritel ini dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Era sebelum tahun 1960-an Era perkembangan ritek tradisional yang terdiri atas perdagangan independen. 2. Tahun 1960-an Era perkenalan ritel modern dengan format departemen store dengan barang dagangan dalam jumlah besar (mass merchandise) ditandai dengan dibukanya gerai ritel pertama yaitu Sarinah di Jl.MH.Thamrin Jakarta. 3. Tahun 1970 hingga 1980-an Era perkembangan ritel modern dengan format supermarket dan departement store, ditandai dengan hadirnya ritel modern seperti Matahari, Hero, dan Ramayana. 4. Tahun 1980-an Era

perkembangan

convenience

store,

yang

maraknya pertmbuhan minimarket seperti Indomaret.

ditandai

dengan

5. Tahun 2000 – 2010 Era perkembangan hypermarket dan perkenalan e-retailing. Era ini ditandai dengan hadirnya Carrefour dengan format hypermarket dan hadirnya LippoShop yang memperkenalkan e-retailing di Indonesia. Secara makro, perkembangan industri ritel tidak terlepas dari pengaruh tiga faktor utama yaitu ekonomi, demografi, dan sosial budaya. Faktor kedua adalah demografi, yaitu peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Jumlah penduduk tahun 2000 tercatat kurang lebih 211 juta jiwa dan diprediksi akan berjumlah 242. 2.2 Kerangka Pemikiran Analisa kelayakan bisnis merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang maupun sebuah organisasi ketika akan melakukan atau memulai bisnis. Dalam bentuk suatu proposal usaha pemilik ide bisnis berupa meyakinkan bagaimana reviewer memberikan tanggapan yang diharapkan. Walaupun dinilai secara relatif atas dasar kepentingan atau dasar hubungan sosial yang cukup mendalam dikebudayaan Indonesia secara berbeda-beda, maka idealnya sebuah perencanaan bisnis merupakan rencana menuju sebuah kemapanan secara sektoral. Kemudian, era baru pada perekonomian memerlukan suatu fase sinergis antara semua aspek di lingkungan bisnis dan regulasi yang dibangun oleh pemerintah sesuai dengan point-point pembangunan ekonomi yang dituju untuk kesejahteraan makro. Penilaian sebuah ide bisnispun akan semakin luas dengan munculnya fase sinergis, seperti banyak kalangan menilai aspek baru seperti lingkungan industri aspek yuridis, aspek lingkungan hidup dan lain-lain. Pengembangan

perspektif

aspek

lingkungan

idnustripun

kemudian

diperluas lagi secara teknik dan metode yang diterapkan serta kebijakan public strategis dalam konsep kompetisi yang sehat dengan pesaing lain dalam industri yang terkait. Untuk aspek Yuridis terkait dengan masalah perundang –

undangan dan pengawasan dari pemerintah, dan lembaga sosial. Sedangkan aspek ANDAL berkaitan dengan lingkungan sekitar yang menjadi dampak dari usaha tersebut. Hal ini perlu mendapat perhatian karena sampai sejauh mana suatu usaha berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan disekitarnya. Ini merupakan keputusan yang cukup rumit untuk menyimpulkan diawal sebelum berjalannya usaha itu sendiri. Akan tetapi dinamika pencitraan seorang reviewe begitu penting, Maka secara umum penulis akan menganalisa sudut pandang analisa perencanaan bisnis dan penilaian ideal sebagai nilai representatif untuk sebuah analisa bisnis yang belum berjalan, antara lain : 1. Menganalisa latar belakang dan sisi histori yang bernilai tambah untuk usaha yang dipilihnya, baik dari segi pemilik, latar belakang perusahaan, dan faktor-faktor pencetus lainnya yang dinilai sebagai sesuatu yang menjadikannya sebagai sesuai yang berbeda dan inovatif. 2. Menganalisa keseluruhan konsep bisnis. 3. Menganalis

manajemen

pada

perusahaan

retail

dan

jasa

yang

memposisikan diri dalam ruang lingkup industri fashion. 4. Menganalisa prioritas rencana bisnis perusahaan. 5. Menganalisa optimasi nilai-nilai suatu manajemen dan organisasi. 6. Menganalisa resiko bisnis. Berikut teknik menganalisis dan alur pemikiran studi kelayakan rencana bisnis secara komprehensif yang diambil dari buku Studi Kelayakan Bisnis (Husein Umar, 2007) dan dipadukan dengan Metode Penelitian Kualitatif menurut Bungin, 2007.

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan sub-desain

deskriptif

kualitatif.

Dimana

tujuan

penelitian

merupakan

pengeksplorasian, meringkas dan menggambarkan berbagai kondisi dan situasi yang terdapat dalam wacana memulai datu bisnis baru di Indonesia secara umum dan dikota Jakarta dan sekitarnya secara khusus. Dengan model deduksi yairu teori merupakan alat peneliti sejak memilih dan menemukan masalah, membangun hipotesis (asumsi implisit), sampai dengan menguji data sebagaimana dinyatakan oleh Bungin (2007,p25). Unit yang diteliti yaitu merupakan studi kasus pada satu permasalahan bisnis dan ekonomi, dalam hal ini merupakan pembahasan secara mendalam sebuah Perencanaan Bisnis (Business Plan) yang dirancang oleh pemilik konsep Fabaa Departement Store, yaitu Nuril Ahmad Al-Anwar. Didalam business Plannya, pemilik menggambarkan kondisi perusahaannya pada saat ini, tujuannya dan harapan dalam menuliskan rencana bisnis, serta memberikan keyakinan kepada reviewer mengenai kehandalannya menjalankan fungsi manajerial, alur kegiatan perusahaan, kondisi psikologis dan nilai kematangan dalam usahanya kelak. 3.2 Jenis dan Sumber Data Sumber Data yang digunakan merupakan

-

Data Sekunder yaitu data dalam bentuk teks, berupa dokumen mengenai rencana bisnis Fabaa Departement Store.

-

Data Primer yang didapat hasil wawancara untuk tujuan peningkatan validitas dan realibiltas. Tahapan elite interview digunakan agar informasi yang didapat merupakan bahan tinjauan langsung, karena berdasarkan pengalaman dan analisa pihak-pihak yang memiliki andil dalam suatu pembuatan keputusan berwirausaha, diantaranya : -

Ir. H Indra Harapan Managing Director PT. Berlian Permata Bunda General Contractor and Supplier

-

Drs.H.A.J Sinungan Managing Director Asosiasi Pusat Pertokoan dan Perbelanjaan Indonesia (AP3I)

-

Kustajono Projolalito Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO)

-

K. Nina Adelia Business Development Manager PT. Trinaya Tirta (ELLE Indonesia)

3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data dengan mode wawancara secara tertulis melalui surat dan email demi pertimbangan fleksibilitas para eksekutif tersebut. 3.4 Metode Analisis Dengan Menggunakan Metode Analisis Domain yaitu berupa gambaran umum dan analisa ketepatan aspek uji, serta implementasi menyeluruh serta dilengkapi dengan metode Peningkatan Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif wawancara, kutipan, dan literatur pendukung kesimpulan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Pinson, Linda. (2003). Anatomy of a Business Plan, Panduan Lengkap Menyusun Proposal dan Rencana Bisnis. Edisi V. Canary, Jakarta. Maragaretha, Farah.(2007). Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Whidiya, Christina Utami (2006). Manajemen Ritel Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Salemba Empat. Jakarta. Kasali, Rhenald (2006). Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Jalani, Putar Arah Sekarang juga (Manajemen Perubahan dan Manajemen Harapan). PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gresing, Lin Pophal (2008). Human Resources Book. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis. Prenada, Jakarta. Kuncoro, Jede (2007). From Competing to Collaborating. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hasion, Bruno (2008). Fashion Branding. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Burhan, M.Bugin. (2008). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Edisi Pertama. Cetakan ke 2. Kencana, Jakarta. Umar, Husein.(2007). Studi Kelayakan Bisnis. Edisi 3. Pt Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Resume Tahap Awal Penulisan Skripsi “Analisa Kelayakan dan Resiko Bisnis pada Rencana Bisnis Baru Fabaa Departement Store” Latar Belakang Ditengah persaingan yang semakin mengglobal di segala bidang, banyak pihak yang tak berdaya dan semakin terpuruk dari segi kesejahteraan hidupnya dan tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat dikategorikan termasuk didalam kelompok ini. mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang cukup bukan lagi hal yang melegakan untuk setiap orang, keadaan ekonomi yang serba sulit dan kompleks menjadikan kita tengah berada perlombaan dengan bayang-bayang kemiskinman yang bisa menimpa siapa saja dan kapan saja. Tantangan kesejahteraan hidup sekarang ini semakin sulit dipenuhi, baik sektor formal maupun informal! Masih saja dirasa belum membeirkan solusi berarti dalam permasalahan ekonomi yang ada. karena itu sebagai individu, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif untuk mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut guna mencapai sisi-sisi ekonomis yang optimal demi meningkatkan kesejahteraan hidup. Kompetisi setiap saat kita lakukan baik secara sadar ataupun tidak, semua hal ditimbang menurut sisi ekonomis, bisnis, manfaat dan keutungannya. Seperti halnya sesuatu yang terlihat spektakuler (hebat) tetapi tidak layak memberikan keuntungan sehebat tampilannya tidak lagi popular. Inilah fase awal dari pembentukan paradigma kompetisi dan bisnis, bahwa harus ada kesadaran untuk

bergerak dan tidak tinggal diam melihat pergerakan global yang menyingkirkan semua pihak yang hidup tanpa kemampuan dan kreatifitas serta tidak bersikap kritis dengan kesejahteraan hidupnya. Wirausaha merupakan salah satu bentuk implementasi untuk memenuhi tingkat kesejahteraan. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagian besar kegiatannya juga sangat berperan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat banyak baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat lainnya dapat membantu mengatasi permasalahan tenaga kerja walaupun kadangkala hanya bersifat jangka pendek atau sekedar tenaga kerja musiman, akan tetapi cukup realistis jika diungkap bahwa berwirausaha memiliki banyak manfaat lain selain sekedar menyangkut nilai nominal, seperti kepuasan diri dan pencapaian tujuan personal yang dicapai oleh pengusaha tersebut. Banyak

hal

yang

perlu

diperhatikan

seorang

entrepreuner

untuk

berwirausaha, ketidakpastian kondisi menjadi wirausaha sebagai ajang pembuktian kredibilitas diri dan usaha yang dijalankannya, serta keterbatasan modal dianalisir sebagai hambatan utama dalam memulai suatu usaha baru ataupun menersukan kejayaan usaha yang sudah berjalan. Entreprenuership yang berhasil setidaknya memiliki manfaat yang riil bagi dirinya sendiri, masyarakat luas, juga dalam ruang lingkup regional. Seorang pengusaha jelas saja tidak bisa menjalankan usahanya tanpa bantuan pihak lain (seperti tenaga kerja, pemasok, dan pembeli) serta dukungan kondisi eksternal perusahaan yang kondusif (keadaan ekonomi negara, regulasi, dan sebagainya). sinergi yang terjalin juga berasal dari internal perusahaan dalam perspektif mengenai kehandalan mengelola perusahaan, menciptakan strategi dan manajemen yang adaptif terhadap market trend, atau sekedar memanfaatkan peluang untuk menciptakan perubahan yang lebih baik diperusahaannya untuk mengoptimalkan potensi kemenangan dari sebuah bisnis. Agar bisa mencapai tingkat perkembangan dan keuntungan usaha yang optimal, seseornag hendkanya mengkaji lebih dulu bidang usaha yang akan dimasukinya melalui sebuah studi kelayakan bisnis. Dari pengkajian awal ini pual resiko kegagalan bisa diantisipasi (Umar,2007 dalam Studi Kelayakan Bisnis).

Perencaaan bisnis yang baik bagi seorang entrepreuner berguna sebagai dokumen untuk investor, tetapi yang lebih utama perencanaan bisnis yang baik akan menajdi sebuah jalan pembuka menuju laba. Dengan menggunakan langkahlangkah yang teruji dalam menysuun bisnis, pemilik dapat mengembangkan rencana bisnis yang matang, profesional, dan berorientasi hasil sejak awal hingga akhir. Penilaian investasi yang dilakukan para investor terhadap sebuah usaha dan pemiliknya haruslah menghasilkan nilai yang cukup setidaknya untuk kedua belah pihak. Rencana bisnis “Fabaa Departement Store” adalah rencana bisnis aktual yang dibuat untuk perusahaan Fabaa pada awal tahuan 2008, konsep bisnis “mini departement store” khusus wanita yang akan menajdikan persuahaan ini sebagai perusahaa pertama yang bergerak dalam industri fashion dan kebutuhan wanita lainnya yang menyediakan produk secara retail dipandu dengan penjualan jasa designer secara langsung di lokasi yang sama. Sisi inovatif Fabaa Dept. Store adalah konsep unik untuk mengimplemtasikan bentuk lain sebuah butik penyedia pakaian wanita. Differensiasi dari segi skala usaha yang tidak terlalu besar dan segmentasi yang mendalam terhadap konsumen wanita serta konsep penjualan yang multi profil yang menajdikan peruahaan ini kelak dikenal sebagai departement store penjualan barang dan jasa. Di bawah naungan sebuah asosiasi designer lokal yang akan didirikan bersama sejalan dengan pembentukan perusahaan ini, Fabaa menyediakan semua kebutuhan busana wanita dan aksesorisnya yang didesain secara langsung oleh perancang muda yang masih sangat baru (fres graduate) akan tetapi mampu menampilkan koleksi yang menarik bagi konsumen. Puluhan

perancang

baru

yang

merupakan

anggota

asosiasi

akan

menempatkan koleksinya masing-masing berdampingan layaknya sebuah pusat perbelanjaan berskala sedang, hanya saja Fabaa Dept. Store memusatkan perhatiannya khususn perusahaan

ditahun

untuk ke-tiga

kebutuhan sudah

wanita,

terlaksana.

setidaknya Perusahaan

sampai ini

tujuan

berencana

mematenkan konsep perusahaan yang inovatif, yaitu memadukan penjualan jasa designer bersamaan dengan pejualan produknya. Para pelanggannya didesain tidak

hanya mendapati pakaian ready to wear di Fabaa Dept. Store tetapi juga berhak menemui banyak perancang busana pilihannya untuk berkonsultasi, serta memesan pakaian yang mereka inginkan secara detail dengan penetapan harga yang paling optimal untuk kelas menengah. Studi kelayakan bagi rencana bisnis Fabaa Dept. Store sangat diperlukan oleh

banyak

kalangan,

terutama

bagi

para

investor

selaku

pemrakarsa

berkepentingan untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank selaku pemberi kredit berkepntingan mengetahui tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, juga bagi pemerintah dan pihak industri terkait yang memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan. Semakin berkembangnya suatu negara mengakibatkan industri jasa mulai mengimbangi nilai-nilai pertumbuhan industri manufactur. Maka dari itu, menjalankan satu unit bisnis yang terpusat saja belum tentu bisa mendapatkan market share yang significant. Hal yang perlu ditelaah lebih dalam yakni mengenai menjalankan proses bisnis produk dan jasa secara bersamaan memerlukan perencanaan yang matang dan menyeluruh. Dalam konteks tersebut, secara garis besar penulis akan mencoba menganalisa perencanaan bisnis milik perusahaan Fabaa Dept. Store secara melalui analisa SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, and Threath), analisa pasar yaitu mengenai situasi pasar dan produsen serta yang terakhir yaitu menganalisa aspek internal perusahaan yang menyangkut pemasaran, teknik dan teknologi, manajemen, sumber daya manusia, dan keuangan. Dalam proses analisa aspek internal perusahaan, akan dibahas lebih mendalam lagi mengenai manajemen sumber daya manusia dan bagian perencanaan keuangan Fabaa Dept. Store berikut resiko-resiko bisnisnya, karena mengingat pada kedua aspek inilah proses pembentukan budaya perusahaan dimulai dan pengoptimalan operasional perusahaan akan dicapai jika manajemen memilik perencanaan keuangan yang terarah dan konsisten. Identifikasi Masalah

Mengingat banyaknya pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam studi kelayakan untuk sebuah perencanaan bisnis maka masalah yang akan dianalisa diantaranya adalah : -

Apakah startegi bisnis yang dilakukan Fabaa Dept. Store melalui merupakan bisnis yang inovatif ?

-

Apakah bisnis yang dijalankan Fabaa Dept. Store dapat menghasilkan keuntungan yang optimal?

-

Apakah rencana bisnis Fabaa Dept. Store layak jika dinilai dari berbagai aspek studi kelayakan bisnis ?

-

Apakah perencanaan manajemen sumber daya manusia yang direncanakan oleh Fabaa Dept. Store sudah tepat?

-

Apakah asumsi keuangan perusahaan yang direncanakan Fabaa Dept. Store kredibel?

-

Apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dijalankan, ditunda atau dibatalkan?

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : -

Agar dapat mengetahui strategi bisnis yang baik bagi perencanaan bisnis baru.

-

Agar dapat mengetahui cara menganalisa keuntungan yang optimal pada rencana bisnis baru.

-

Agar dapat menganalisa perencanaan bisnis dari berbagai aspek kelayakan bisnis.

-

Agar dapat menganalisa aspek pengelolaan sumber daya manusia secara optimal untuk suatu bisnis baru.

-

Agar dapat menganalisa aspek keuangan dengan tepat untuk suatu bisnis baru.

-

Gar dapat memutuskan apakah bisnis Fabaa Dept. Store ini layak dijalankan, ditunda, atau dibatalkan.

Manfaat Penelitian Manfaat yang akan didapat diantaranya yaitu :

-

Laporan studi bisnis pada akhirnya akan menyatakan rencana bisnis milik Fabaa Dept. Store layak untuk direalisasikan atau tidak.

-

Merupakan rekomendasi kebijakan bagi pemilik Fabaa Dept. Store untuk memperbaiki dan menganalisa lebih lanjut mengenai ide bisnisnya.

-

Sebagai bahan masukan utama dalam mengkaji ulang ide bisnis reviewer rencana bisnis Fabaa Dept. Store sebelumnya.

-

Sebagai rekomendasi bagi investor, kreditor, pemerintah, masyarakat, bahkan bagi manaaajemen perusahaan Fabaa Dept. Store itu sendiri.

-

Aspek prikomotorik bagi penulis yaitu mengenai memanfaatkan pengetahuan yang diterima selama masa kuliah serta berkaitan dengan peminatan kewirausahaan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF