Proposal Skripsi Akhmad Jazuli Rev.3
July 20, 2019 | Author: Muhammad Ilzam Haq | Category: N/A
Short Description
skripsi...
Description
1
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL Piper crocotum DAUN SIRIHMERAH (Piper Ruiz&Pav.) Ruiz&Pav.)
DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM
Proposal Penelitian untuk Skripsi
diajukan oleh : Akhmad Jazuli 105010602
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 2014
2
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL Piper crocotum DAUN SIRIH MERAH (Piper Ruiz Ruiz & Pav.)
DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM
diajukan oleh : Akhmad Jazuli 105010602
Telah disetujui Oleh Pembimbing Utama,
Yulias Ninik W, M.Si., Apt.
tanggal........................... tanggal...........................
Pembimbing Pendamping,
Sugiyono, M.Sc., Apt.
tanggal........................... tanggal...........................
3
I.
JUDUL
Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah ( Piper Crocotum Ruiz & Pav.) dengan Pemanis Sorbitol-Laktosa-Aspartam
II.
INTISARI
Salah satu tanaman obat yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah sirih merah ( Piper Piper CrocotumRuiz CrocotumRuiz & Pav.), yang diketahui dapat mengobati penyakit di antaranya diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu, batuk, luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim (Sudewo, 2010).Penelitian Syahida (2011), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 0,3% mempunyai aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein 0,1%. Untuk memudahkan penggunaan maka dibuat dalam bentuk sediaan tablet hisap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan respon rasa tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah dengan pemanis sorbitollaktosa-aspartam. Metode ekstraksi yang dipilih adalah perkolasi dengan pelarut etanol 70%. Tablet hisap dibuat sebanyak5 formula yang mengandung pemanis aspartam dengan jumlah yang sama dan variasi pemanis laktosa-sorbitolyakni : FI (82%0%), F II (61,5%-20,5%), F III (41%-41%), (41%-41%), F IV (20,5%-61,5%), (20,5%-61,5%), F V (0%82%).Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah. Granul diuji sifat fisiknya meliputi waktu alir, sudut diam dan pengetapan. Tablet hisap diuji sifat fisiknya meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut dan uji tanggapan rasa. Data yang diperoleh dibandingkan dengan persyaratan dalam Farmakope
Indonesia
dan
pustaka
lainnya
serta
dianalisis
secara
4
statistikmenggunakan Anova satu jalan dengan taraf keperccayaan 95%, dilanjutkan uji Tuckey apabila terjadi perbedaan yang bermakna.
III.
LATAR BELAKANG
Batuk yang berlebihan dan mengganggu merupakan keluhan paling sering yang menyebabkan pasien pergi ke dokter untuk diperiksa. Alasannya antara lain meliputi ketidaknyamanan karena batuk itu sendiri, gangguan terhadap kehidupan normal, dan kekhawatiran akan adanya penyebab batuk, terutama ketakutan akan kanker atau AIDS (Ikawati, 2011). Saat ini masyarakat dunia dan juga Indonesia mulai mengutamakan penggunaan obat secara alami (Back to Nature). Salah satu jenis tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat adalah sirih merah. Tanaman sirih merah mulai dikenal orang karena manfaat dan khasiatnya diantaranya sebagai obat batuk (Sudewo, 2010). Senyawa kimia berkhasiat yang terkandung dalam daun sirih merah adalah flavonoid, alkaloid, saponin, tannin (Agoes, 2010), polifenolat (Syahida, 2011). Daun sirih merah mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif (Juliantina dkk., 2009). Penelitian lain oleh Syahida (2011), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 0,3% mempunyai aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein 0,1%.Agar masyarakat
bisa
memanfaatkan
daun
sirih
merah
dengan
praktis
dan
mudah,diperlukan sebuah inovasi baru guna memberi kemudahan, kenyamanan, sekaligus mengoptimalkan khasiat dan kegunaan daun sirih merah itu sendiri.
5
Daun sirih merah mempunyai rasa yang pahit dan getir, sehingga sediaan yang dibuat harus mampu menutupi rasa yang tidak menyenangkan dari sirih merah. Di antara bentuk sediaan farmasi yang ada, tablet hisap merupakan salah satu pilihan bentuk formulasi yang praktis. Upaya pembuatan tablet hisap ekstraketanol daun sirih merah sebagai salah satu inovasi baru untuk merintis jalan bagi pengembanganobat-obat fitofarmaka. Bentuk tablet hisap diharapkan akan lebih disukai, karenalebih mudah dalam penggunaannya. Bentuk sediaan ini jugadiharapkan akan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat. Tablethisap merupakan bentuk sediaan yang sesuai karena salah satu sifat dari ekstraketanol daun sirih merah yang diharapkan adalah memberikan efek lokal antibakteridan mukolitik pada rongga mulut dan tenggorokan. Sebagai obat batuk juga akan lebih nyaman jika dibuat dalam sediaan tablet hisap daripada bentuk tablet regular, karena kita tak perlu menelan tablet sekaligus, melainkan cukup dengan mengulum dan mengisapnya pelan-pelan sehingga tidak menyebabkan tersedak dan juga lebih praktis (Nugroho, 2008) . Arumsari (2013), telah melakukan penelitian tentangpengaruhpenggunaan kombinasi pemanis aspartam-sorbitol terhadap sifat fisik dan tanggapan responden pada tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwakombinasi pemanis tersebut masih belum mampu menutupi rasa pahit dari ekstrak etanol daun sirih merah. Maka perlu dilakukan penelitian sejenis dengan meningkatkan jumlah pemanis aspartam dengan jumlah perbandingan yang sama tiap formulanya dan memvariasikan pemanis sorbitol-
6
laktosayang ditujukan untuk mendapatkan kualitas sifat fisik tablet hisap yang baik dan mempunyai rasa yang dapat diterima oleh masyarakat.
IV.
PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1.
Bagaimanakah sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merahdengan pemanis sorbitol-laktosa-aspartam?
2.
Bagaimanakah tanggapan rasa dari responden terhadap tablet hisapekstrak etanol daun sirih merah dengan pemanis sorbitol-laktosa-aspartam?
V.
PENTINGNYA SKRIPSI DIAJUKAN
Pentingnya skripsi ini diajukan yaitu untuk mempermudah masyarakat dalam menggunakan daun sirih merah sebagai obat tradisional alami (mukolitik) dengan membuat suatu formulasi tablet hisap. Selain itu, dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian sejenis yang dilakukan untuk peneliti lain.
VI.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.
Untuk
membuatformulasi
tablet
hisap
ekstrak
etanol
daun
sirih
merahdengan pemanis sorbitol-laktosa-aspartam 2.
Untuk
mengetahui
tanggapan
rasa
hisapekstrak etanol daun sirih merah
dari
responden
terhadap
tablet
7
VII. KEASLIAN PENELITIAN
Studi pustaka yang telah dilakukan, ditemukan penelitian serupa yaitu Pengaruh penggunaan kombinasi aspartam-sorbitol terhadap sifat fisik dan tanggapan responden pada tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah ( Piper crocotumRuiz&Pav.) (Arumsari, 2013.). Hasil penelitian tersebut m engungkapkan bahwakombinasi pemanis tersebut masih belum mampu menutupi rasa pahit dari ekstrak etanol daun sirih merah.
VIII. TINJAUAN PUSTAKA A.
Sirih Merah (Piper crocotum Ruiz & Pav.)
Tanaman sirih merahmerupakan salah satu tanaman obat yang daunnya telah lama dikenal mempunyai khasiat obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu, sirih merah termasuk salah satu elemen penting yang harus ada dalam setiap upacara adat di Jawa (Sudewo, 2010). Tanaman sirih merah tumbuh merambat seperti halnya sirih hijaudengan
bentuk
daun
menyerupai
hati
dan
bertangkai,
yang
tumbuhberselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan danmengkilat. Sirih merah tumbuh merambat di pagaratau pohon. Ciri khas tanaman ini adalah berbatang bulat berwarna hijaukeunguan dan tidak berbunga. Yang membedakan dengan sirih hijau adalahselain daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya lebih wangi (Sudewo, 2010). Daun sirih merah dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
8
Gambar 1. Sirih merah
Kedudukan tanaman sirih merahdalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut: Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliphyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Piperales
Famili
: Piperaceae
Genus
: Piper
Spesies
: Piper crocotum Ruiz & Pav. (Backer, 1968 dan Steenis,1985)
Ekstrak daun sirih merahmemiliki khasiat diantaranya adalah untuk mengobati diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu, batuk, luka yang sulit sembuh, kanker payudara, kanker rahim, dan lain-lain (Sudewo,2010). Ekstrak etanol daun sirih merah juga terbukti mempunyai aktivitas mukolitik (Syahida, 2011), dan antibakteri (Juliantina dkk., 2009).
9
Senyawa fitokimia yang terkandung dalam sirih merah yakni flavonoid, alkaloid, saponin, tannin (Agoes, 2010), polifenolat (Syahida, 2011). B.
Ekstraksi
Ekstraksi atau penyarian merupakan istilah yang digunakan oleh ilmuwan yaitu pemisahan bagian-bagian zat aktif tanaman atau jaringan jaringan
hewan
dari
komponen-komponen
tidak
aktif
atau
inert
menggunakan bahan pelarut selektif dengan prosedur-prosedur standar (Handa, 2008). Cara penyarian dapat dibedakan menjadi cara dingin seperti: maserasi, perkolasi, dan cara panas seperti : refluks, sokhlet, digesti, infus dan dekok (Depkes RI,2000). Perkolasi adalahekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
(exhausative
extraction) yang umumnya dilakukan pada
temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000). Alat yang digunakan untuk melakukan perkolasi disebut perkolator. Suatu perkolator menyerupaikapal sempit berbentuk kerucut yang dapat dibuka pada ujungnya, dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
10
Gambar 2. Perkolator
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan sesedikit mungkin terkena panas(Depkes RI, 2000).
C.
Cairan Pelarut
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalahpelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan lainnya serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan.Faktor utama untuk pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan (Depkes RI, 2000).
11
Cairan pelarut yang digunakan untuk proses ekstraksi harus memenuhi syarat kefarmasian atau dalam perdagangan dikenal dengan kelompok spesifikasi “pharmaceutical grade”. Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut
yang diperbolehkan adalah air dan alkohol (etanol) serta
campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol, heksana, toluen, kloroform, serta aseton, pada umumnya hanya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian (fraksinasi). Khusus metanol, dihindari penggunaannya karena sifatnya yang toksik akut dan kronik, namun demikian jika dalam uji ada sisa pelarut dalam ekstrak menunjukkan negatif, maka metanol sebenarnya pelarut yang lebih baik dari etanol (Depkes RI, 2000).
D.
Tablet Hisap
Tablet merupakan bentuk sediaan obat padat takaran tunggal.Tablet hisap adalah tablet yang diberi penambah rasa untuk diisap (dikulum) dan didiamkan (ditahan) di dalam mulut atau faring (Siregar dan Wikarsa, 2010). Proses pembuatan tablet hisap dengan tablet konvensional secara umum sama.Perbedaan utama tablet hisap dengan tablet biasa terletak pada: 1.
Bahan Pengisi untuk Pembuatan Tablet Hisap
Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulitdikempa. Pengisi juga dapat ditambahkan karena alasan untuk memperbaiki dayakohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran.Hal yangperlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pengisi adalah netral terhadap bahanyang berkhasiat, inert
12
(stabil) secara farmakologi serta tidak boleh berbahaya atautidak tercampur dengan bahan berkhasiat. Syarat lain yang harus dipenuhi adalahmudah larut sehingga dapat membentuk larutan yang jernih. Bahan pengisi tabletyang umum adalah laktosa, pati, kalsium fosfat dibasedan selulosa mikrokristal.Tablet sukrosa,
manitol,
kandungan
zat
atau
aktif
sorbitol
kecil,
sifat
hisapsering sebagai tablet
mengandung
bahanpengisi.Jika secara
keseluruhan
ditentukanoleh bahan pengisi yang besar jumlahnya (DepkesRI, 1995). 2.
Bahan Pengikat untuk Pembuatan Tablet Hisap
Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktugranulasi dan pada tablet kempa, serta menambah daya kohesi yang telah ada padabahan
pengisi.
Bahan
ditambahkan
kering,
tetapilebih
dalam
bentuk
pengikatdapat efektif
jika
ditambahkan dalam larutan. Bahan pengikat yang umumdigunakan meliputi
gom
akasia,
gelatin,
metilselulosa,karboksimetilselulosa
dan
sukrosa, pasta
pati
povidon, terhidrolisis
(Depkes RI,1995). Bahan pengikat berfungsi sebagai perekat yang mengikat komponen dalambentuk serbuk menjadi granul sampai tablet pada proses
pengempaan.
Bahanpengikat
juga
berfungsi
sebagai
pengikat komponen-komponen tablet sehinggaproduk tidak pecah ketika dikempa.Pengikat yang paling efektif untuk tablet hisap dengan
13
metode granulasi basah antara lain : akasia (gom arab), gelatin, tragakan dan metil selulosa (Siregar dan Wikarsa, 2010). 3.
Bahan Pelicin untuk Pembuatan Tablet Hisap
Bahan pelincir digunakan antara lain untuk mempercepat aliran granuldalam corong ke dalam ruang cetakan, mencegah melekatnya granul pada stampeldan cetakan, selama pengeluaran tablet
mengurangi
gesekan
antara
tablet
dandinding
cetakan.
Senyawa asam stearat dengan logam, asam stearat, minyaknabati terhidrogenasi
dan
umumnyalubrikan
talk
digunakan
bersifat
sebagai
hidrofobik,
lubrikan.
sehingga
Pada
cenderung
menurunkan kecepatandisintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebih harusdihindari.Contoh bahan pelincir antara lain talk 5%, magnesium stearat,asamstearat dan tepung jagung(Lachman dkk.,1994). 4.
Bahan Pemanis untuk Pembuatan Tablet Hisap
Pemberi rasa pada sediaan farmasi digunakan untuk bentuk bentuk sediaancair. Seluruh pengecap rasa dimulut berlokasi pada lidah dan mengadakan respondengan cepat terhadap sediaan yang diminum. Penambahan
zat
pemberi
rasakedalam sediaan obat
dimaksudkanuntuk menyembunyikan rasa obat Pemanis
yang
diizinkan
di
Indonesia
yang tidakdisukai.
antara
lain
alitam,
asesulfam-K,aspartam, isomalt, laktitol, maltitol, manitol, neotam, sakarin, siklamat, silitol,sorbitol, dan sukralosa(Rowe dkk., 2009).
14
5.
Bahan Perisa untuk Pembuatan Tablet Hisap
Bahan pemberi rasa sangat penting dalam pembuatan tablet hisap. Apayang dirasa mulut saat menghisap tablet sangat terkait dengan
penerimaankonsumen nantinya dan berarti juga sangat
berpengaruh terhadap kualitas produk.Dalam formula tablet hisap, bahan
perisa
yang
digunakan
biasanya
jugamerupakan bahan
pengisi tablet hisap tersebut, sepertimanitol(Peters, 1989). E.
Metode Pembuatan Tablet Hisap
Tablethisap dapat dibuat menggunakan dua metode yaitu : 1. Metode Peleburan
Tablethisap yang diproduksi dengan cara peleburan disebut dengan pastiles (Depkes RI, 1995). Pembuatan tablet hisap hampir samadengan tablet biasa. Namun dalam pembuatannya dibutuhkan tekanan tinggi dan bahanpengikat yang lebih banyak. Tablet hisap
jenis
ini
dibentuk
dengan
jalanpeleburan
atau molded .
Bahan-bahan tablet yang akan dibentuk dipanaskandanmencair seperti sirup gula yang padat. Cairan bahan penyusun tablet dibiarkansampai mengeras kemudian dipotong dengan ukuran dan ketebalan yang pas.Tablet hisap diharapkan dapatlarut perlahan dalam
mulut
sehingga
tablet biasa.(Ansel, 1989)
kekerasantablet ini haruslebih besar dari
15
2. Metode Pengempaan atau Granulasi
Tablet hisap yang diproduksi dengan cara pengempaan atau kompresi
disebut
dengan
troches
(Lachmandkk.,
1994).Metodepengempaan atau kompres dibagimenjadi tiga yaitu : a. Metodegranulasi basah Metodegranulasibasahmerupakanmetode
yangpaling
sering
digunakandalammemproduksitabletkempa.Langkahlangkahyangdiperlukandalampembuatantabletdenganmetodeinidap atdibagisebagaiberikut:(1)
menimbangdanmencampurbahan-
bahan,(2)pembuatangranulasibasah,
(3)
pengayakanadonanlembabmenjadipeletataugranul,(4)pengeringan,( 5)pengayakankering,(6)pencampuranbahanpelincir,(7)pembuatanta bletdengankompresi(Ansel, 1989). b. Metodegranulasi kering Proses
pembuatan
tablet
menggunakan
metodegranulasikering,granulakan dibentukolehpelembabanataupenambahanbahanpengikatkedalamc ampuranserbukobattetapidengancaramemadatkanmassayangjumla hnyabesardaricampuranserbukdansetelahitumemecahkannyadanm enjadikanpecahan pecahankedalamgranulyanglebihkecil.Metodeinikhususnyauntukb ahan bahanyangtidakdapatdiolahdenganmetodegranulasibasah,karenake
16
pekaannyaterhadapuapairataukarenauntukmengeringkannyadiperlu kantemperaturyangdinaikkan (Ansel, 1989). c. Metodekempa langsung Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalirsebagaimana sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering (Ansel, 1989). F.
Uji Sifat Fisik Granul
Pengujian sifat fisik granul antara lain : 1.
Kecepatan Alir
Metodepenentuanuntuk mendeteksi sifat aliran adalah kecepatan alir. Jika suatu zat yang berbentuk serbuk megalir bebas dari sebuah corong ke atas suatu dasar membentuk suatu kerucut, yang sudut kemiringannya
diukur.
Semakin
datar
kerucut,
artinya
sudut
kemiringan semakin kecil, maka sifat aliran serbuk semakin baik. Sudut tuang dapat dihitung dengan persamaan: tan α = h.....................................................................................(1) r Keterangan: h = tinggi dari kerucut serbuk r = jari-jari permukaan dasar kerucut Gesekan antarpartikel dari timbunan, yang menentukan bentuk kerucut aliran dan memberikan petunjuk tentang hubungannya dengan kohesi, dapat dikurangi melalui bahan pengatur luncuran atau bahan pengatur aliran seperti Aerosil, Talk(Voigt, 1994).
17
2.
Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 30º biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40º biasanya mengalirnya kurang baik. Cara menghitung sudut diam adalah Tan α = h/r, dengan h adalah tinggi kerucut dan r adalah jari jari bidang dasar kerucut (Voigt, 1994). Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan kelembaban granul. Granul akan mudah mengalir jika mempunyai sudut diam kurang dari 40° (Banker dan Anderson, 1986). Hubungan antara sudut diam dengan aliran serbuk menurut Aulton 1988 terlihat pada tabel I. TabelI. Hubungan antara Sudut Diam dengan Aliran Serbuk(Aulton, 1988) Sudut diam (derajat) 40
3.
Tipe aliran Sangat baik Baik Sedang Sangat buruk
Kompresibilitas
Indeks kompresibilitas adalah ukuran suatu serbuk atau granul untuk dimampatkan. Indeks kompresibilitas mempunyai hubungan dengan interaksi antar partikel. Hal ini mempengaruhi sifat alir suatu serbuk atau granul. Serbuk atau granul yang mengalir bebas,
18
umumnya kurang terjadi interaksi antar partikel, begitu juga sebaliknya (USP, 2007). Hubungan antara Indeks Carr dengan aliran serbuk menurut Aulton 1988 terlihat pada tabel II. TabelII. Hubungan antara Indeks Carr dengan Aliran Serbuk (Aulton, 1988) Indeks Carr (%) 5-15 12-16 18-21 23-35 33-38 >40
G.
Tipe aliran Sangat baik Baik Cukup baik Buruk Sangat buruk Amat sangat buruk
Uji Sifat Fisik Tablet
Tablet diuji sifat fisiknya sebelum dipasarkan, uji sifat fisik tablet tersebut meliputi : 1.
Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan pada besar dan
kecilnya
dibandingkan
penyimpangan terhadap
bobot
bobot
tablet
rata-rata
yang
tablet
dihasilkan
yang
masih
diperbolehkan untuk syarat yang telah ditentukan oleh Farmakope Indonesia (Depkes RI, 1979).Penyimpangan bobot tablet menurut Farmakope Indonesia dapat dilihat pada tabel III. Tabel III. Penyimpangan Bobot Tablet (Depkes RI, 1979) Bobot rata-rata
25 mg atau kurang 26 mg sampai dengan 150 mg 151 mg sampai dengan 300 mg Lebih dari 300 mg
2.
Kekerasan
Penyimpangan bobot rata-rata (%) A B 15 30 10 20 7,5 15 5 10
19
Tabletharuscukupkerasuntuktahanpecahwaktupenangananataupe mbuatan,pengemasandantransportasi.Tetapitabletjugaharuscukuplunak untukmelarutsehinggadapathancurdengansempurnasaatdigunakanatau dapatdipatahkandiantarajari jaribilamemangtabletiniperludibagipadasaatpemakaiannya(Ansel, 1989). Kekerasan tablet hisap yang baik adalah 10 kg sampai 20 kg (Parrott, 1971). 3.
Kerapuhan
Awalnya dua puluh tablet dibersihkan dari debu dan ditimbang lalu masukkan dua puluh tablet tersebut ke dalam alat dan jalankan alat dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit (100 kali putaran). Kemudian keluarkan tablet, bersihkan dari debu dan timbang kembali. Hitung selisih berat sebelum dan sesudah perlakuan. F = a-b x 100%..........................................................................(2) a
keterangan : a: bobot total tablet sebelum diuji b: bobot total tablet setelah diuji tablet
tersebut
dinyatakan
memenuhi
persyaratan
jika
kehilangan berat tidak lebih dari 1% (Lachman, Lieberman & Kanig, 1994). 4.
Waktu Melarut
20
Waktu melarut adalah waktu yang dibutuhkan tablet hisap untuk melarut atau terkikis secara perlahan di dalam rongga mulut, karena sediaan tablet hisap ini diharapkan mampu memberikan efek lokal pada mulut dan kerongkongan, meskipun dapat juga dimaksudkan untuk diabsorbsi secara sistemik setelah ditelan. Waktu melarut yang ideal bagi tablet hisap adalah sekitar 5-10 menit (Banker dan Anderson, 1986).
IX. LANDASAN TEORI
Daun sirih merah merupakan salah satu obat tradisional. Kandungan senyawa kimia daun sirih merah seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tannin (Agoes, 2010), dan polifenolat (Syahida, 2011)dapat digunakan untuk mengobati diabetes mellitus, peradangan akut pada organ tubuh tertentu, batuk, luka yang sulit sembuh, kanker payudara dan kanker rahim (Sudewo, 2010). Hasil penelitian Syahida (2011), menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah pada konsentrasi 0,3% mempunyai aktivitas mukolitik setara dengan asetilsistein 0,1%.Untuk mempermudah pemakaian, ekstrak etanol daun sirih merah diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap. Tablet hisap merupakan suatu sediaan padat yang diberi penambah rasa untuk dihisap dan ditahan di dalam mulut. Dalam pembuatan tablet hisap dibutuhkan bahan pemanis. Pemanis yang dapat digunakan diantaranya alitam, asesulfam-K,aspartam, isomalt, laktitol, maltitol, manitol, neotam, sakarin, siklamat, silitol, sorbitol, dan sukralosa(Rowe dkk., 2009).Pemanis yang
21
digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi sorbitol-laktosa-aspartam. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Arumsari (2013), menggunakan kombinasi pemanis aspartam-sorbitol tetapi hasilnya belum mampu menutupi rasa pahit dari ekstrak etanol daun sirih merah. Sorbitol merupakan pemanis alami yang biasa digunakan untuk formulasi tablet secara granulasi basah dan kempa langsung. Sorbitol juga digunakan dalam sediaan tablet kunyah karena rasanya manis, menyenangkan dan mempunyai sensasi dingin dimulut (Owen, 2005). Laktosa merupakan gula susu yang berfungsi sebagai bahan pengisi sekaligus pemanis.Dipilih laktosa karena laktosamerupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai sebab inert dengan hampirsemua bahan obat dan harganya relatif murah. Umumnya formulasi memakai laktosamenunjukkan laju pengelepasan obat yang baik, granulnya cepat kering dan waktuhancurnya tidak terlalu peka terhadap perubahan kekerasan tablet (Banker andAnderson, 1986).Pemanis aspartam merupakan pemanis sintetik yang asupan perharinya diatur, namun intensitas pemanis 180-200 kali sukrosa (Wang, 2005), diharapkan kombinasi ketiganya mampu menutupi rasa tidak menyenangkan dari sirih merah.Dari kombinasi pemanis tersebut diharapkan dapat diperoleh tablet hisap yang sesuai persyaratan dan memiliki rasa yang dapat diterima oleh responden.
X.
HIPOTESIS
Ekstrak etanol daun sirih merah dapat diformulasikan menjadi tablet hisap dan memiliki rasa yang dapat diterima oleh responden.
22
XI. A.
METODOLOGI PENELITIAN Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun sirih merah, penyari etanol 70%. Sedangkan bahan untuk pembuatan tablet antara lain: sorbitol, aspartam, magnesium stearat, talk, perisa mint. Kecuali dinyatakan lain bahan yang digunakan memiliki kualitas farmasetis. B.
Alat
Peralatan yang digunakan untuk membuat ekstrak etanol daun sirih merah: perangkat
timbangan
elektrik,blender,oven,moisture
perkolasi,
rotary
content
evaporator .Peralatan
uji
balance, kualitas
ekstrak:viskometer rion, alat uji daya lekat.Peralatan untuk membuat tablet hisap: mixer,oven, ayakan mesh 16 dan 18, mesin tablet single punch. Peralatan uji sifat fisik granul dan tablet: alat uji sifat alir dan sudut diam, alat uji pengetapan, timbangan elektrik, stop watch,hardness tester , friability tester .Peralatan pendukung lainnya : Erlenmeyer, pipet tetes, beker glass, gelas ukur, batang pengaduk, corong.
C.
Prosedur Penelitian 1. Determinasi Tanaman
23
Determinasi
tanaman
dilakukan
di
Laboratorium
Ekologi
dan
BiosistematikJurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. 2. Pengumpulan Bahan
Daun sirih merah diperoleh dari Daerah Salatiga. Pengumpulan daun sirih merah berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: daun dipanen pada pagi hari, daunnya bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing, bertepi rata, dan permukaannya mengilap. Warna daun bagian atas hijau bercorak warna putih keabu – abuan, sedangkan bagian bawah daun berwarna merah hati cerah. 3. Pembuatan Serbuk Simplisia
Daun sirih merah terlebih dahulu dicuci dengan air mengalir, ditiriskan, kemudian simplisia dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 45 oC sampai diperoleh susut pengeringan ≤10%. Susut pengeringan simplisia di uji dengan cara menimbang 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam moisture content balance pada suhu pemanasan 105oC selama 15 menit.Kemudian diamati susut pengeringannya. Simplisia yang sudah kering kemudian diblender dan diayak dengan pengayak mesh 30/32. 4. Pembuatan Ekstrak Secara Perkolasi
Serbuk terlebih dahulu dibasahi dengan etanol 70% dan didiamkan selama
4
jam
di
dalam
wadah
yang
tertutup
baik,
kemudian
massadimasukkan ke dalam perkolator dan bagian atas perkolator ditutup. Pelarut ditambahkan untuk membentuk suatu lapisan dangkal di atas massa
24
dan campuran itu dibiarkan dalam waktu 24 jam. Saluran dari perkolator lalu
dibuka
dan
cairan
akan
menetes
pelan-pelan.Solventambahan
ditambahkan sesuai yang diperlukan, sampai ukuran perkolat tiga perempat dari volume yang diperlukan untuk menyelesaikan produk akhir. Pemekatan ekstrak cair yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator.Setelah itu ekstrak ditimbang menggunakan timbangan elektrik dan dihitung rendemen ekstraknya: Rendemen (%) = bobot ekstrak kental x 100% bobot bahan (simplisia) 5. Uji Sifat Fisik Ekstrak
a.
Uji organoleptik Pemeriksaan organoleptik bertujuan untuk mendeskripsikanbentuk,
warna, bau dan rasa ekstrak (Depkes RI, 2000). b.
Uji viskositas Pengujian viskositas ekstrak dilakukan menggunakan alat viskometer
rion. Ekstrak yang berada di dalam wadah diletakkan dibawah alat viskometer,
kemudian dipasang spindle dan rotor dijalankan. Hasil
viskositas dicatat setelah jarum viskometer menunjukan angka yang stabil setelah lima kali putaran. 6. Rancangan Formula
Secaraempiris penggunaan daun sirih merah oleh masyarakat sebagai obat batuk adalah 10 lembar. Hasil rata-rata dari5 kali penimbangan 10 lembar daun sirih merah segar adalah 24,5 gram. Daun sirih merah 10 lembar (24,5 gram), dibuat sirup dengan gula putih 100 gram dan direbus
25
menggunakan air 4 gelas (800 ml), disisakan 1 gelas (200 ml). Frekuensi penggunaan adalah 3 kali sehari satu sendok makan (15 ml)(Sudewo, 2010). Dosis sehari sirup daun sirih merah : 3 x 15 ml = 45 ml. Durasi penggunaan sirup daun sirih merah 200 ml adalah : 200 ml : 45 ml = 4 hari Maka ekstrak kental yang digunakan untuk frekuensi pemakaian 3 kali sehari selama 4 hari adalah : 24,5 gram daun sirih merah basah kira-kira menghasilkan 4,03 gram serbuk daun sirih merah. Kemudian dari 4,03gram serbuk kira-kira menghasilkan 1,205 gram (1205 mg) ekstrak kental. Oleh karena itu ekstrak kental yang digunakan setiap kali pemakaian adalah : 1205mg = 100,4 mg 12 Jika dibuat tiga tablet = 100,4 = 33,47 mg ~ 30 mg 3 Formulasi tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah dapat dilihat pada tabel IV. Tabel IV. Formula Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah menggunakan Pemanis Sorbitol-laktosa-aspartam Bahan (mg) Ekstrak kental Laktosa Sorbitol Amilum Mucilago
FI 30 820 q.s
F II 30 615 205 q.s
F III 30 410 410 q.s
F IV 30 205 615 q.s
FV 30 820 q.s
Menthol Mg Stearat Aquadest Aspartam Total
20 30 q.s 100 1000
20 30 q.s 100 1000
20 30 q.s 100 1000
20 30 q.s 100 1000
20 30 q.s 100 1000
26
Keterangan: FI F II F III F IV FV
: Tanpa sorbitol : Kadar laktosa- sorbitol 82% (61,5 % : 20,5 %) : Kadar laktosa- sorbitol 82% (41 % : 41 %) : Kadar laktosa- sorbitol 82% (20,5 % : 61,5 %) : Tanpa laktosa
7. PembuatanGranul dengan Metode Granulasi Basah
Ekstrak etanol daun sirih merah, laktosa, sorbitol, mucilago amilum dihomogenkan sampai terbentuk massa granul yang baik. Massa granul dilewatkan pada ayakan mesh 16, dikeringkan pada suhu 40 oC sampai kering. Granul yang sudah kering selanjutnya diayak dengan ayakan no 18 (Anief, 2003). 8. Uji Sifat Fisik Granul
a.
Kecepatan alir Sejumlah
mengalirbebas
granul
(m)ditempatkan
melaluilubangcorong.
Waktu
dicorongalirdandibiarkan yang
dibutuhkangranul
untukmengalirkeluar dicatat (t).Kecepatan alirandihitung denganrumus: Kecepatanaliran= m (g) ………………….…………….....................…(3) t (s) (Voigt, 1984). b.
Sudut diam Pengujian sudut diam menggunakan metode corong tegak dan kerucut
yang berdiri bebas. Corong dijaga agar ujungnya berada pada suatu ketinggian (H) yang dikehendaki, di atas kertas grafik yang terletak pada bidang horizontal. Selanjutnya granul dituang perlahan-lahan sampai ke ujung corong, sehingga akan membentuk sebuah kerucut. Kemudian ukur
27
jari-jari (R) k erucut yang terbentuk. Sudut diam (α) dapat dihitung melalui rumus : Tan α =H…………………………………......................…………………(4) R (Banker dan Anderson, 1986) c.
Kompresibilitas Sejumlah granul (M) dituang hati-hati ke dalam suatu gelas ukur,
volume granul dicatat sebagai V o, kemudian diketuk. Volume setelah ketukan dicatat sebagai Vf. Indeks kompresibilitas (I) dapat dihitung menggunakan rumus : I% = Vo – Vf x 100..................................................................................(5) Vo (Aulton, 1988) 9. Pembuatan Tablet Hisap Ekstrak Sirih Merah
Granul kering yang telah diuji sifat fisiknya, kemudian ditambahkan aspartam dan talk-magnesium stearat ke dalam granul secara eksternal. Selanjutnya granul dibuat tablet menggunakan mesin tablet single punch dengan bobot tablet yaitu 750 mg, dilanjutkan dengan pengujian sifat fisik tablet meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut. 10. Uji Sifat Fisik Tablet Hisap
a.
Keseragaman bobot Dua puluh tablet diambil secara acak kemudian satu persatu
ditimbang
menggunakan
timbangan elektrik. Berat rata-rata dan
simpangan bakunya dihitung.Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan
28
persyaratan yang ada dalam Farmakope Indonesia (Depkes RI,1979). Tidak boleh lebih dari 2tablet yang bobot rata-ratanya lebih besar dari 5%, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih dari 10%.
b.
Kekerasan Pemeriksaan kekerasan tablet menggunakan alat digital hardness
tester . Sebuah tablet diletakkan pada alat dengan posisi horisontal, alat dikalibrasi hingga posisi 0,00. Putar alatnya hingga tablet patah. Baca skala yang tertera pada alat. Percobaan dilakukan 5 kali dan dihitung harga puratanya (Voigt, 1984).Kekerasan tersebut dinyatakan dalam kilogram. Tablet hisap mempunyai kekerasan antara 10 kg sampai 20 kg (Parrott, 1971). c.
Kerapuhan tablet Sejumlah
tablet
yang
telah
dibebasdebukan
ditimbang
dan
dimasukkan kedalam friabilator . Mesin dijalankan dengan kecepatan25 putaran/menit. Tabletdikeluarkan dan dibebasdebukan, lalu ditimbang. Percobaan dilakukan dengan menggunakan 20 tablet bebas debu. Persentase kehilangan bobot menunjukkan kerapuhannya (Voigt, 1984). d.
Waktu melarut Tablet hisap biasanya melarut 5-10 menit di dalam mulut (Banker dan
Anderson, 1986). Pengujian dilakukan dengan menghitung waktu melarut tablet dimulai dari ketika responden mulai menghisap atau mengulum tablet tanpa mengunyahnya dan membiarkan tablet melarut dengan
29
sendirinya hingga habis di dalam mulut. Waktu yang diperlukan untuk melarut sampai habis dicatat (Nugroho, 2008).
11. Uji tanggapan rasa
Uji tanggapan rasa dilakukan dengan teknik sampling acak (random sampling ) dengan populasi heterogen sejumlah 20 responden dengan cara sebagai berikut : responden ditemui dan diminta untuk memberikan tanggapan tentang rasa tablet hisap ekstrak etanol daun sirih merah dengan mengisi
angket
yang
disediakan.
Setiap
responden
mendapatkan
kesempatan yang sama untuk merasakan sampel dari formula tablet hisap ekstrak daun sirih merah. Tanggapan rasa dikelompokkan dari tingkat sangat manis,manis, kurang manis, pahit. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel menurut persentase responden dengan tanggapan yang diberikan (Nugroho,2008).Blanko angket tanggapan rasa dapat dilihat pada tabel V. Tabel V. Blangko Angket Tanggapan Rasa Tingkatan rasa
Nilai
Paling manis Manis
4 3
Kurang manis
2
Pahit
1
FI
F II
F III
F IV
Keterangan : FI F II F III F IV FV
: Tanpa sorbitol : Kadar laktosa- sorbitol 82% (61,5 % : 20,5 %) : Kadar laktosa- sorbitol 82% (41 % : 41 %) : Kadar laktosa- sorbitol 82% (20,5 % : 61,5 %) : Tanpa laktosa
FV
30
D.
Analisis Data 1.
Pendekatan Teoritis
Data
uji
kecepatan
alir,
sudut
diam,
kompresibilitas,
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut yang diperoleh, dibandingkan dengan persyaratan dalam kepustakaan. 2.
Pendekatan statistik
Data kecepatan alir, sudut diam, kompresibilitas, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut yang diperoleh, dianalisa secara statistik menggunakan ANAVA satu jalan yang dilanjutkan uji Tuckey dengan taraf kepercayaan 95 %. Data respon rasa dianalisis secara deskriptif.
31
E.
Skema Jalannya Penelitian Daun sirih merah
Determinasi Tanaman Sortasi Basah Pengeringan
Simplisia kering Sortasi kering Diserbuk
Di perkolasi dengan etanol 70% Di evaporasi
Serbuk Simplisia
Ekstrak Kental
Formula I : Tanpa Sorbitol
Formula II : Laktosa 61,5% Sorbitol 20,5%
Formula III : Laktosa 41 % Sorbitol 41%
Pemeriksaan mutu serbuk: Pemeriksaan kadar air serbuk Uji Sifat fisik ekstrak : 1. pemeriksaan organoleptis 2. uji daya lekat 3. uji kekentalan
Formula IV : Laktosa 20,5% Sorbitol 61,5%
Formula V : Tanpa Laktosa
Diayak mesh 16 Granul basah Di oven suhu 40O C Granul Kering + Aspartam, Menthol dan Mg Stearat Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap : 1. keseragaman bobot 2. kekerasan 3. kerapuhan 4. waktu rapuh 5. uji tanggapan rasa
Tablet hisap
Pemeriksaan sifat fisik granul : - kecepatan alir - sudut diam - pengetapan
32
Analisa data
Gambar 3. Skema jalannya penelitian
XII.
1.
FASILITAS YANG DIPERLUKAN
Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang.
2.
Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang.
3.
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
XIII. JADWAL PENELITIAN Tahap
Pembuatan Proposal Persiapan Penelitian Pelaksaan Penelitian Pengolahan Data Penyususunan Laporan
Waktu Pelaksanaan
Februari - Mei 2014 Agustus – September 2013 September – Januari 2013 Mei 2014 Mei-Juni 2014
33
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, A., 2010, Tanaman Obat Indonesia, Salemba Medika, Jakarta, 85-88. Anief, 2003, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi IV, 255-271, 607-608, UI Press,Jakarta. Arumsari, R. Y., 2013, PengaruhPenggunaan Kombinasi Pemanis AspartamSorbitol terhadap Sifat Fisik dan Tanggapan Responden pada Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah ( Piper crocotum Ruiz & Pav.), Skripsi, Universitas Wahid Hasyim, Semarang. Aulton, M.E.,1988, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design, Educational Low-Priced Books Scheme, British, 2 47-248. Backerand Van Den Brink, 1968, Flora of Java, Vol.I-III, Wolters-Noordhoff NV-Groningen, The Netherlands. Banker, G.S., dan Anderson, N.R., 1986, Tablet, dalam Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., Teori dan Praktek Farmasi Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Edisi III, Jilid II, UI Press, J akarta, 684 - 713. Depkes RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 7, 65, 279. Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 4, 423, 515, 529, 771. Depkes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat , Cetakan Pertama, Departemen Kesehatan Indonesia, Jakarta, 9-12. Handa, S.S., 2008, An Overview of Extraction Techniques for Medicinal and Aromatic Plants, in Handa, S.S., Khanuja, S.P.S., Longo, G., and Rakesh, D.D., Extraction Technologies for Medicinal and Aromatic Plants, United Nations Industrial Development Organization and the International Centre for Science and High Technology, Italy, 22-23. Ikawati, Z., 2011, Penyakit Sistem Pernafasan dan Tatalaksana Terapinya , Bursa Ilmu, Yogyakarta. Juliantina, F., Citra, D.A., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., dan Bowo, E.T., 2009, Manfaat Sirih Merah (Piper crocotum) sebagai Agen Anti Bakterial terhadap Bakteri Gram Positif dan Negatif, Jurnal Kedokteran dan
34
Kesehatan Indonesia, http://journal uii.ac.id/ index php/ JKKI/ article/543/467 , diakses Mei 2014. Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri, Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Iis Arsyah, Ed. III, UI Press, Jakarta. Nugroho, A.F., 2008, Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kemangi (Ocimun sanctumL.) secara Granulasi Basah dengan Menggunakan Pulvis Gummi Arabici (PGA) sebagai Bahan Pengikat, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Owen, S.C.,2005, Sorbitol, in Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C., Handbook of Pharmaceutical Excipients , Fifth Edition, Pharmaceutical Press, London, 718. Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rdEd, Burgers Publishing Company, Minneapols, 83. Peters, D., 1989, Medical Lozenges in Lachman,L., Lieberman,H.A., Kanig J.L (Eds). Pharmaceutical Dosage Form : Tablets, Vol 1, 419, 543 – 565, Marcal Dekker Inc, New York. Rowe, C.R., Sheskey, J.P., and Quinn, E.M., 2009, Handbook of Pharmaceutical excipient, 6 th edition, The Pharmaceutical Press, London. Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet , Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 196, 505-518. Sudewo, B., 2010, Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, Revisi, Agro Media, Jakarta, 38-39, 47-62, 80-81. Syahida, I.A., 2011, Aktivitas Mukolitik Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah ( Piper crocotumRuiz and Pav.) pada Mukosa Usus Sapi dan Kandungan Kimianya, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Wahid Hasyim, Semarang. United States Pharmacopeial Convention, 2007, The United States Pharmacopeia 30, United States Pharmacopeial Convention Inc, Twinbrook Parkway Rockville MD, hal 616. Van Steenis, CGGJ, 1985, Flora untuk sekolah di Indonesia, terjemahan Moesa Suryowinoto, dkk., PT. Pradnya Pramita, Jakarta Pusat.
View more...
Comments