Proposal Public Relations

July 21, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Proposal Public Relations...

Description

 

 

UNIVERSITAS PANCASILA

PROPOSAL KAMPANYE SOSIAL #YUKVCT2018 PUBLIC RELATIONS

Disusun oleh:

Imam Nur Hidayat

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI JAKARTA 2018

 

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui bersama, AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua. Dengan pertimbangan pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat mas yarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. HIV/AIDS memang masalah besar. Pada 2016, tercatat sudah ada lebih dari 36,7 juta  jiwa yang hidup dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Jumlahnya pun terus meningkat sampai sekarang. Di Indonesia sendiri, jumlah pengidap terus bertambah setiap tahun. Keadaan ini adalah tantangan berat untuk mencapai tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) hingga tahun 2030. Berdasarkan data Laporan Perkembangan HIV/AIDS Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, pada 2010-2014,  penderita HIV karena aktivitas heteroseksual menduduki jumlah tertinggi.Kemudian  pada 2015-2017, situasi menjadi lebih rumit karena faktor 'tak diketahui' menjadi lebih dominan, meskipun faktor hubungan heteroseksual juga menjadi salah satu faktor utama meningkatnya jumlah pengidap. Dalam data P2PL sepanjang 2016 hingga trimester kedua 2017, jumlah pengidap laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Kedua tahun menunjukkan, jumlah pengidap laki-laki hampir mencapai 65 persen dari jumlah keseluruhan. Hingga Juni 2017, P2PL Kemenkes RI mencatat jumlah pengidap HIV banyak

 

 berkumpul di provinsi besar Indonesia. Terbanyak adalah provinsi DKI Jakarta dengan 48.502 orang, disusul oleh Jawa Timur 35.168 orang, Papua 27.052 orang, Jawa Barat 26.066 orang, Jawa Tengah 19,272 orang, serta Bali 15.873 orang. Namun sayangnya 30% dari data diatas belum menyadari akan status HIV yang mereka derita, maka dari itu melatar belakangi program Kampanye Sosial #yukvct2018 untuk ikut membantu

memerangi

virus

penyakit

HIV

dan

menyadarkan

masyarakat

betapa

 berbahayanya virus tersebut dan cara-cara mengantisipasinya. Agar semakin banyak mereka yang sadar untuk memeriksakan status HIV mereka bersama kami di puskesmas terderkat.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan proposal terkait kampanye kampanye sosial #yukvct2018 ini adalah ; 1.2.1 Agar Masyarakat semakin sadar betapa berbahayanya Virus HIV 1.2.2 Agar masyarakat juga turut membantu pemerintah dalam memerangi Virus HIV dengan memeriksakan status HIV mereka ke puskesmas terdekat. 1.2.3 memberi penyuluhan tentang mengantisipasi penyebaran Virus HIV H IV dan berkonsultasi mengenai virus tersebut.

 

BAB II KONSEP KAMPANYE

2.1 Konsep Kampanye Public Relations 

  menurut pakar komunikasi, Rice & Paisley, dikatakan bahwa kampanye tersebut adalah



keinginan seseorang untuk mempengaruhi opini individu dan publik, kepercayaan audiensi dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif.

  William Albig mendefinisikan komunikasi dalam dalam berkampanye “merupakan proses



 pengoperan lambang-lambang lambang-lambang yang bernama antar individu. “Sesuatu lambang yang sama-sama samasama dimengerti” Pengoperasian pesan (message), tersebut berupa ide, pikiran dan  perasaan. Pikiran merupakan gagasan, info, pengetahuan, ilham, dan sebagainya, sedangkan bias berupa perasaan bahagia, sedih, marah, bimbang dan lainnya. (Ruslan : 2002, p.58) Definisi objek kampanye PR  

kampanye PR dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran (target audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi (corporate activities ) agar tecipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dengan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Dalam arti umum atau luas, kampanye PR tersebut memberikan penerangan terus-menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang  berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif (Ruslan 2002 :p.66) kampanye public raltions #yukvct2018 ini memiliki konsep sosial. Dimana kampanye ini tidak berfokus pada keuntungana atau non-porfit Organization  Organization  namun lebih mengedepankan sisi kemanusiaan dan kesadaran akan sebuah penyakit. Agar nantinya semakin banyak orang yang tertolong berkat kampanye sosial ini. Karena kampanye ini  berlandaskan konsep sosial, makan perlu diadakannya donatur dari berbagai relasi dan  bekerja sama dengan pemerintahan khususnya KEMENKES KEMENKES dan KEMENSOS KEMENSOS..

 

Publicc R ela lations tions  2.2 10 Tahapan Kampanye Publi Proses pengembangan tahapan-tahapan perencanaan suatu pelaksanaan program kampanye Public Relations secara keseluruhan, yaitu termasuk tujuan, publik sasaran dan  pesan-pesan yang efektif, baik bertujuan periode jangka panjang ((strategi) strategi) maupun berbentuk secara mikro (individual) dalam pelaksanaan jangka pendek dengan tujuan khusus (taktik) dapat dilaksanakan secara bersama-sama melalui proses 10 tahapan atau rangkaian yang secara logis. Gregory (2004:36) menyebutkan 10 tahapan perencanaan sebagai berikut : 1.  Analisis Situasi

Analisis adalah langkah pertama dari proses perencanaan. Setelah riset, tahap  berikutnya adalah analisis dan ini dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan menjadi dasar dari program Public Relations.

Analisis SWOT 

Analisis

SWOT

meliputi

empat

elemen

yaitu Strength Strength (kekuatan),  (kekuatan), Weakness Weakness (kelemahan),  (kelemahan), Oppurtunities Oppurtunities(kesempatan),dan (kesempatan),dan Threats (ta ntangan). Strength dan oppurtunities dapat  pertimbangan

positif

yang

dikelompokan

mendukung

sebagai

terlaksananya

pertimbangan-

program

kampanye,

sedangkan weakness weakness dan  dan threats dikelompokan pada kondisi-kondisi negatif yang harus dihadapi kampanye. Sementara

menurut

Gregory

(2004:46)

menjelaskan

dua

elemen

 pertama, Strength Strength dan  dan Weakness dapat dilihat sebagai faktor yang digerakan secara internal dan

bersifat

khusus

terhadap

organisasi.

Dua

elemen

yang

lain, Oppurtunities dan Threats Threats  biasanya bersifat bers ifat eksternal dan didapat melalui analisis PEST. Berikut ini merupakan Analasis SWOT dari program kampanye sosial #yukvct2018

 Strength  Stre ngth (Kekuatan)   Program kampanye ini memiliki kekuatan yakni, dengan atas nama kemanusiaan  program kampanye #yukvct2018 ini dapat membantu program pemerintah untuk memerangi  penyakit atau Virus HIV dan ketersediaan SDM maupun m aupun dana kampanye dari pemerintah dan Donatur. Juga bisa bekerjasama dengan puskesmas terdekat terkait dengan pemeriksaan VCT ini

 

Weakness (kelemahan) Kelemahan dari kampanye #yukvct2018 ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya mengetahui status HIV mereka. Terlebih bagi masyarakat dengan intensitas sex yang tinggi dan sering melakukan Sex bebas karena takut dengan hasil HIV mereka dan pandangan sosial terhadap mereka.

Opportunity  (peluang)  (peluang) Program kampanye #yukvct2018 ini memiliki peluang yaitu tidak adanya pesaing dan masih sedikit LSM yang menyelanggarakan kampanye social sejenis, sehingga target audience masih sangat luas dan berpotensi akan banyaknya dukungan dari banayaknya pihak sehingga berpeluang untuk mengsukseskan kampanye.

Therats (Ancaman) Ancaman dari kampanye sosial #yukvct2018 juga memiliki ancaman karena tidak sedikit pula pihak yang menentang terkait kampanye ini karena dengan dibagikannya kondom atau alat kontrosepsi kontrosepsi sacara gratis untuk pencegahan pencegahan HIV, maka nantinya akan  berotensi semakin besar angka sex bebas di masyarakat

2. Tujuan

Menetapkan tujuan yang realistis adalah sangat penting apabila program atau kampanye yang direncanakan harus memiliki arah dan dapat menunjukan suatu keberhasilan tertentu. Tujuan utama dari Public Relations adalah untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Menurut Gregory (2004:79) ada delapan hal penting yang harus di ingat ketika menetapkan tujuan, yaitu :

  Agar Masyarakat semakin sadar betapa berbahayanya Virus HIV



  Agar masyarakat juga turut membantu pemerintah dalam memerangi Virus HIV



dengan

  memeriksakan status HIV mereka ke puskesmas terdekat.



  memberi penyuluhan tentang mengantisipasi penyebaran Virus HIV dan berkonsultasi





  mengenai virus tersebut.

 

4. Mengenali Publik

James Grunig (1984) mendefinisikan empat jenis publik, yaitu : 1.   Nonpublik, adalah kelompok yang tidak terpengaruh maupun mempengaruhi organisasi. 2.  Publik yang tersembunyi (latent (latent public), public), adalah kelompok yang menghadapi masalah akibat tindakan suatu organisasi, namun mereka tidak menyadarinya. 3.  Publik yang sadar (aware ( aware public), public), adalah kelompok yang mengenali adanya masalah. 4.  Publik yang aktif, adalah kelompok yang mengambil tindakan terhadap suatu masalah. Sementara itu, publik yang aktif dapat dikelompokan dalam tiga kategori berikut : 1.  Publik semua masalah (all-issue (all-issue public) public) sangat aktif terhadap semua masalah yang mempengaruhi organisasi. 2.  Publik masalah tunggal ( single-issue public) public) sangat aktif terhadap satu masalah atau sekelompok kecil masalah. 3.  Publik masalah hangat (hot-issue ( hot-issue public) public) adalah mereka yang terlibat dalam suatu masalah yang memiliki dukungan publik luas dan biasanya mendapatkan liputan khusus dari media. Pemilihan publik mana yang akan menjadi sasaran bergantung pada tujuan kampanye yang akan dilaksanakan. Arens dalam Venus (2007:150) mengatakan bahwa identifikasi dan segmentasi ssasaran kampanye dilaksanakan dengan melakukan pemilahan atau segmentasi terhadap kondisi geografis, kondisi demografis, kondisi perilaku dan kondisi psikografis.

Dan program kampanye sosial #yukvct2018 ini mengambil point kedua yaitu Publik masalah tunggal, karena kampanye sosial ini sangat aktif terhadap satu masalah atau sekelompok kecil masalah. Yakni melawan Virus HIV, cara pencegahan dan penyuluhan dari virus tersebut. Dan publik masalah tunggal dari kampanye #yukvct2018 ini yakni para Pekerja Sex Komersial PSK dan Ibu Rumah Tangga IRT.

 

4. Pesan

Gregory (2004:95) menjelaskan empat langkah untuk menentukan pesan, yaitu : Langkah pertama adalah menggunakan persepsi yang sudah ada. Langkah kedua adalah menjelaskan pergeseran yang dapat dilakukan terhadap persepsi tersebut. Langkah ketiga adalah mengidentifikasi unsur-unsur persuasi. Cara terbaik adalah melakukannya berdasarkan fakta. Langkah keempat adalah

memastikan bahwa pesan tersebut dapat dipercaya dan dapat disampaikan melalui Public Relations.dan strategi pesan yang ingin disampaikan terkait dengan kampanye sosial #yukvct2018 adalah dengan membagi-bagikan famplet, brosur saat CFD dan mendirikan tenant atau spot disaat event-event tertentu yang di adakan di sekolah-sekolah SMA maupun Universitas

5. Strategi

Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau kampanye. Strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama dan pemikiran dibalik program taktis. (Venus 2007:152) lalu untuk strategi dari kampanye #yukvct2018 ini adalah dengan meyakinkan korban bahwa test status HIV bukanlah sesuatu hal yang buruk. Dan sangat baik tak perduli dengan hasil dari test HIV tersebut. Karena nantinya akan ada  penangan konseling baik mereka yang teridentifikasi secara positif virus tersebut maupun tidak.

6. Taktik

Berbicara taktik pelaksanaan suatu program kampanye yang harus berkaitan erat dengan program dari strategi utama, tujuan kampanye, ketika akan mengembangkan taktik  pelaksanaan kampanye tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor kekuatan, kreativitas atau kemampuan tim pelaksana, pengembangan program hingga pencapaian tujuan terukur, seperti yang diungkapkan Ruslan (2007:102) sebagai berikut :

a)

 Appropriateness,, adanya kecocokan secara aktual dengan teknik-teknik taktik  Appropriateness

 pelaksanaan,

pencapaian

target

khalayak

publik,

hasil-hasil

yang

dicapai

dalam

 

melaksanakan pesan-pesan kampanye dan termasuk kecocokan dengan teknik-teknik Public Relations serta media komunikasi yang dipergunakan.  b)

 Deliverability,, apakah anda mampu melaksanakan teknik-teknik berkampanye  Deliverability

secara sukses sesuai dengan target? berapa besar alokasi dana yang diperlukan? Bagaimana dengan jadwal waktu pelaksanaan kampanye tersebut apakah sudah tepat? Termasuk memiliki tim ahli dan pendukungnya dalam taktik pelaksanaan secara tepat?. Dan taktik dari kampanye #yukvct2018 ini kita mulai membuat schedule selama 1 tahun penuh dengan membagikan brosur atau famplet. Mengadakan seminar bahaya Virus HIV dan membangun relasi dengan audience agar ikut serta mensuskseskan program kampanye ini dengan sukarela memriksakan status HIV mereka ke Puskesmas terdekat.

7. Skala waktu

Ada dua hal yang pasti dalam kehidupan praktisi Public Relations. Pertama, tidak  pernah ada waktu yang cukup untuk melakukan semua pekerjaan yang harus dilakukan, tugas dan tanggung jawab yang ada lebih besar daripada waktu yang tersedia. Kedua adalah bahwa tugas-tugas Public Relations seriingkali melibatkan orang lain dan memerlukan koordinasi dari beberapa unsur.

Ada dua faktor utama yang saling berkaitan yang harus diamati ketika mempertimbangkan skala waktu. Pertama, tenggat waktu (deadline) harus di identifikasi sehingga tugas-tugas yang dihubungkan dengn suatu proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Kedua adalah sumber daya yang tepat perlu dialokasikan sehingga tugas-tugas yang ada dapat diselesaikan. (Gregory, (Gregory, 2004:124) dan skala waktu dalam program kampanya kampanya sosial #yukvct2018 ini adalah 5 tahun secara bertahap dengan pendataan yang akurat agar  berkurangnya korban jiwa akibat akibat Viurs HIV tersebut.

8. Sumber daya

Menurut Ruslan (2007:104) terdapat tiga bentuk sumber daya utama yang berkaitan dengan pelaksanaan program kampanye Public Relations. Pertama sumber daya manusia (SDM) yang terlibat langsung dalam kegiatan kampanye berupa tenaga profesional, dan ahli hingga terampil, staf pendukung atau tenaga lapangan. Kedua, sumber biaya operasional untuk menunjang kegiatan kampanye yang dikelola secara efisien dalam pembiayaan

 

 pelaksanaan operasional (implementation fee), fee), consultant or professional fee,space of advertising cost, dan cost, dan equipment fee  fee (biaya penyewaan perlatan penunjang, publikasi, transportasi ,  , sound system dan system dan lighting system dan system dan sebagainya). Ketiga adalah sumber perlengkapan transportasi, dukungan perlatan teknis,  pemanfaatan media komunikasi dan tim kerja lain dan sebagainya. Dan sumber daya dari  program kampanye #yukvct2018 ini adalah relawan rela wan atau ata u Volenteer. Nantinya akan di rekrut 5-10 relawan dari beberapa daerah berbeda di DKI jakarta untuk bekerjasama mencari Target audience untuk memeriksakan status HIV mereka. Dan membangun relasi dengan puskesmas di daerah tersebut agar nantinya memudahkan jika pasien ingin memeriksakan status HIV mereka nanti

9. Evaluasi

Menurut Gregory (2004:138) evaluasi adalah proses yang berkelanjutan jika kita  berbicara tentang program berjangka panjang. Jika dilaksanakan dengan benar, evaluasi memudahkan anda untuk mengendalikan kegiatan Public Relations. Berikut adalah alasan menngapa kita perlu mencantumkan evaluasi dalam kampanye dan program yang kita buat. Berikut Evaluasi dari program kampany #yukvct2018 # yukvct2018 1.  Memfokuskan progam kampanye 2.  Menunjukan keefektifan dari program kampanye #yukvct2018 3.  Memastikan efisiensi biaya dari program kampanye 4.  Mendukung manajemen yang baik. 5.  Memfasilitasi pertanggungjawaban.

10. Review

Sementara evaluasi dilakukan secara teratur, review review  yang menyeluruh dilakukan dengan frekuensi yang lebih jarang. Setelah memutuskan untuk melakukan review review,, siklus proses  perencanaan akan terulang lagi. Sekali lagi pertanyaan-pertanyaan dasar harus diajukan : 1.  Apa yang ingin kita capai? 2.  Siapa yang ingin kita jangkau? 3.  Apa yang ingin kita katakan? 4.  Apa cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan? 5.  Bagaimana suskes dapat diukur?

 

Selain itu, peninjauan kembali terhadap penilaian perencanaan, pelaksanaan selama program dan pencapaian tujuan tertentu suatu kampanye berlangsung secara periodik setiap tahun tujuan program kampanye Public Relations melalui proses input  (perolehan   (perolehan riset data, fakta, dan informasi di lapangan), output  (kecocokan dengan isi pesan, tujuan dan media yang dipergunakan) dan result  (hasil-hasil dari tujuan dan efektivitas efektivita s program kampanye yang telah dicapai, apakah adanya perubahan sikap atau perilaku khalayak sasaran). Dan rievew dari program kampanye sosial #yukvct2018 ini adalah mengulas kembali program yang sudah berjalan selama setahun dan menganalisis ulasan tersebut, baik dari strategi kampanya maupun hasilnya dan tentu saja tujuan utama dari kampanye sosial #yukvct2018 ini.

 

BAB III DOKUMENTASI

Gambar 1

Pelaksanaan Program VCT untuk para Pekerja Sex Komersial di diskotik atau Bar daerah Jakarta Pusat

Gambar 2

Stand #yukvct2018 pemeriksaan status HIV di event kampus Universitas Atmajaya Jakarta

Gambar 3

Pelaksanaan Program VCT untuk para Ibu Rumah Tangga di Daerah  pemukiman padat Tambora Jakarta Barat.

 

 

Gambar 4

Famplet Program Kampanye Sosial #yukvct2018

Gambar 5

Akun Instagram Program Kampanye Sosial #yukvct2018

 

BAB III  PENUTUP 

A.

Kesimpulan 

VCT (Voluntary (Voluntary Counselling and Testing ) diartikan sebagai Konselling dan Tes Sukarela (KTS) HIV. Konseling HIV dan AIDS merupakan komunikasi bersifat rahasia antara klien dan konselor yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghadapi stres dan mengambil keputusan berkaitan HIV dan AIDS. Maka dibuatlah Program kampanye sosial #yukvct2018 VCT bertujuan untuk membantu setiap orang agar mendapatkan akses kesemua layanan informasi, edukasi, terapi atau dukungan psiko sosial, sehingga kebutuhan akan informasi akurat dan tepat dan dicapai. Adapun fungsi VCT adalah sebagai berikut: 1.

Pencegahan HIV.

2.

Pintu masuk menuju terapi dan perawatan

3.

VCT dilakukan sebagai penghormatan penghormatan atas hak asasi manusia dari sisi kesehtan masyarakat,kerena infeksi HIV mempunyai dampak serius bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. CST (Care, Support, and Treatment) yaitu perawatan, dukungan dan pengobatan bagi ODHA yang merupakan program program lanjutan dari VCT. CST bertujuan agar ODHA dapat hidup lebih lama secara positif, berkualitas dan memiliki aktifitas social dan ekonomi yang normal seperti anggota masyarakat lainnya. ART (Anti Retroviral Therapy) yaitu terapi yang diberikan kepada ODHA dengan menggunakan obat anti HIV (ARV=AntiRetroviral) yang berfungsi mengubah HIV dari  penyakit yang mematikan menjadi ‘’Penyakit ‘’Penyakit Kronis’’.  Kronis’’.  HAART adalah singkatan dari Highly dari Highly Activ ART, yaitu terapi anti retroviral sangat aktiv yang direkomendasikan pada semua pasien stadium IV tanpa memperdulikan jumlah CD4 mereka,dan direkomendasikan pada pasien stadium I,II,III, dengan jumlah CD4 dibawah 200 sel/mm3. Perawatan paliatif adalah perawatan penunjang yang berpusat pada kenyamanan  pasien, meringankan penderitaan serta meningkatkan mutu hidupnya. hidupnya.

 

B.

Saran 

Kasus HIV Juli-September 2015 sejumlah 6.779 kasus. Faktor risiko penularan HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (46,2%), penggunaan jarum suntik tidak steril (3,4%), dan LSL (Lelaki Sesama Lelaki) (24,4%). Sementara, kasus AIDS sampai September 2015 sejumlah 68.917 kasus. Berdasarkan kelompok umur, persentase kasus AIDS tahun 2015 didapatkan tertinggi pada usia 20-29 tahun (32,0%), 30-39 tahun (29,4%), 40-49 tahun (11,8%), 50-59 tahun (3,9%), kemudian 15-19 tahun (3%). Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kementrian Kesehatan Sigit Priohutomo, mengatakan meningkatnya jumlah kasus HIV dan AIDS di Indonesia layaknya fenomena gunung es. Namun fenomena tersebut perlahan tapi pasti mulai terangkat. Menurutnya, hal tersebut juga tidak terlepas dari pergeseran target program deteksi dini dan skrining. Dulu, kata Sigit, yang dites hanya kelompok kel ompok kunci, yang diduga mengidap HIV. Oleh karena itu, disini peran kita sebagai masyarakat khususnya tenaga kesehatan untuk senantiasa aktif dalam pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di lingkungan kita. Agar kedepannya jumlah penderita HIV/AIDS dapat berkurang bahkan hilang, demi mewujudkan kehidupan yang yang sehat dan sejahtera.

 

DAFTAR PUSTAKA  BOOKLET HIV & AIDS. BKKBN. 2011 http://m.metrotvnews.com/read/2015/11/30/196222/jumlah-kasus-hiv-aids-di-indonesiameningkat http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=403 Katiandagho, Desmon. 2015. EPIDEMIOLOGI 2015. EPIDEMIOLOGI HIV-AIDS . In Media : Bogor  Nursalam, dkk. 2007. Asuhan 2007. Asuhan Keperwatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Salemba HIV/AIDS. Salemba Medika : Jakarta www.aidsindonesia.or.id www.kebijakanaidsindonesia.net

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF