PROPOSAL Ptk Ida Jubaedah

April 10, 2019 | Author: Sutiana Mandala Entertaiment Parunggolong | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

s...

Description

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN MENINGKATKAN KREATIFITAS ANAK  DENGAN KEGIATAN MELIPAT MELALUI MEDIA KERTAS WARNA KELOMPOK B TK KURNIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas IDIK 4008

D i susun susun Oleh:

 Nama

: IDA JUBAEDAH

 NIM

: 836493088

PROGRAM SI PGPAUD (MASUKAN SARJANA ) UPBJJ-UT BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2017

A. JUDUL UPAYA MENINGKATKAN

KREATIFITAS ANAK  DENGAN

KEGIATAN MELIPAT MELALUI MEDIA KERTAS WARNA KELOMPOK B TK KURNIA

B. BIDANG KAJIAN

Kemampuan melipat dan media kertas warna

C. PENDAHULUAN

Mengacu pada undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system  pendidikan nasional. Paud jalur formal adalah pendidikan yang terstruktur sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak berusia 4-6 tahun yang dilaksanakan melalui taman kanak-kanak, Raudhatul Athfal dan bentuk lain yang sederajat. Setiap anak usia 4-6 tahun sangat perlu untuk mendapatkan pelayanan yang sangat penting karena pada masa ini adalah masa keemasan bagi anak  bahkan integrensinya ditentukan pada masa keemasan tersebut untuk itu perlu diperhatikan yang khusus (Kartini  –  Kartono th 1990:20). Berhasil atau tidaknya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai terletak  pada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh anak serta guru dalam

menerapkan

metode

yang

cocok,

sehingga

ada

peningkatan-

 peningkatan dan perubahan-perubahan baik dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan serta sikap, untuk itu guru harus mempunyai strategi dan caracara dalam memfasilitasi perkembangan dalam belajar anak TK. Pada pembelajaran dikatakan mencapai hasil yang diharapkan apabila anak mampu menguasai materi yang disampaikan oleh guru sesuai tujuan yang hendak dicapai, akan tetapi penelitian menyadari bahwa pada kegiatan melipat belum berhasil. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat kemampuan anak dalam kegiatan. Contoh : di TK Kurnia kelompok B dari 19 anak yang  bisa melipat hanya 4 anak.

Banyak media bermain di PAUD diantaranya bermain puzzel, bermain warna, bermain dengan alat musik dan termasuk melipat dan lain-lainnya. Yang itu termasuk individual maupun kelompok yang membutuhkan dorongan dari keluarga sehingga anak dapat belajar sama dengan teman lain, tidak mementingkan diri sendiri. Pada usia prasekolah sangat diperlukan kesiapan latihan untuk memasuki jenjang pendidikan masuk SD, maka Taman Kanak-Kanak banyak menarik perhatian masyarakat di jaman sekarang ini. TK Kurnia merupakan tempat pendidikan anak usia dini yang sangat memperhatikan kegiatan bermain dan juga tentang memacu kreatifitas kegiatan yang peneliti maksud adalah melipat dengan kertas. Anak diharapkan akan lebih kreativ, lebih disiplin dalam kegiatan sehari-hari yaitu anak mempunyai kreatifitas yang tinggi, anak mempunyai rasa ingin tahu yang  besar sehingga akan berkreasi secara optimal.

D. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH RUMUSAN MASALAH

Setelah dilakukan observasi di TK Kurnia maka peneliti akan  berfokus pada Upaya Peningkatan

Kreatifitas Anak Dengan Kegiatan

Melipat Melalui Media Kertas Warna Kelompok B TK Kurnia.

E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan

penelitian

selama

ini

secara

umum

adalah

untuk

mengetahui apakah dengan melipat dapat meningkatkan kreativitas anak kelompok B pada TK Kurnia. 

Mendeskripsikan kreatifitas anak melalui ketrampilan melipat.



Mengetahui dampak dengan alat peraga dan penerapan metode melipat di kelompok B pada TK Kurnia tahun pembelajaran pelajaran 2017  –  2018.

F. MANFAAT PENELITIAN Perbaikan diharapkan bermanfaat bagi : a. Bagi anak didik

1) Agar anak dapat meningkatkan kreatifitasnya. 2) Memberi motivasi pada anak terhadap kegiatan melipat.  b. Bagi guru 1) Memberi masukan terhadap kualitas pembelajaran melipat. 2) Untuk memperbaiki pembelajaran yang yang dikelolanya 3) Dengan melakukan penelitian guru dapat berkembang secara  profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. c. Bagi sekolah Diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi sekolah untuk meningkatkan keterampilan melipat. d. Bagi orang tua / masyarakat 1) Perkembangan motorik halus anak dapat diketahui oleh orang tua. 2) Keterampilan melipat dapat menambah wawasan masyarakat.

G. KAJIAN PUSTAKA 1. MELIPAT

Menurut Bambang Sujiono dkk (2009 : 1-14). Motorik halus dapat diartikan gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dilakukan oleh otot-otot kecil seperti ketrampilan menggunakan jari  jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak terlalu membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Menurut Patty Smith Hill (2009:1.7) memperkenalkan sebuah masa di taman kanak-kanak dengan bebas mengeksplorasikan benda benda serta alat-alat bermain yang ada di lingkungan serta melaksanakan ide-ide mereka sendiri. Bredcamp & Copple (2008:5-8) mengemukakan  bahwa proses belajar anak bukan hanya lingkungan fisik, tetapi juga lingkungan yang nyaman dan media yang baru yang belum sering dijumpai oleh anak tersebut. (Khafidhoh. 2013) Kecerdasan anak berbeda beda oleh karena itu jika anak belum dapat menguasai kemampuan yang akan dicapai, maka seorang melakukan penelitian.

Kemampuan daya cipta anak sangat luar biasa, satu diantaranya adalah melipat, melalui kegiatan ini anak dapat mengembangkan seni lipat, kemampuan motorik halus berolah tangan dan daya imajinasi anak. Organisasi ini sering dikenal dengan nama seni melipat, melipat kertas merupakan kegiatan yang menyenangkan anak, orang tua dan para remaja juga menyukai kegiatan ini, hal ini membuat origami sebagai salah satu seni kerajinan tangan mampu berkembang dengan cepat di dunia. Selain menyenangkan kegiatan ini memiliki banyak manfaat lain, diantaranya dapat membuat anak menjadi kreatif dan teliti, origami memang membutuhkan ketelitian yang tinggi, semakin teliti maka akan semakin unik hasilnya. Kertas merupakan benda yang dekat dengan anak dan sering dijumpai dimana-mana, ketika anak beradaptasi dengan lingkungannya, merupakan media yang cocok jika digunakan untuk mengasah bakat, imajinasi, ketrampilan

serta kreativitas anak. Selain

mudah ditemukan kertas juga murah harganya, jenisnya bermacam-macam warna sangat menarik anak.

Beberapa macam kegiatan yang bisa

dikerjakan anak melalui ketrampilan melipat kertas diantaranya :

1. Merobek Koran menjadi potongan-potongan kecil (dapat digunakan membuat mozaik kertas) anak hanya dilatih untuk memegang kertas dan menarik serta anak anak diajak untuk merasakan gerakan di telapak tangan dan jari-jari. 2. Robek koran menjadi potongan-potongan panjang (biarkan anak untuk merobek kertas dan masih berbentuk potongan yang panjang) anak diminta untuk mulai mengontrol tangan maupun jari-jari. 3. Rekatkan potongan kertas panjang menjadi bentuk yang bagus, misalnya ranati yang berbentuk gabungan dari clilin atau tali kertas yang panjang (dengan mengelim ujung-ujungnya). 4. Ajarkan anak untuk melipat kertas menjadi 2 bagian yang sama,  perhatikan

ujung-ujungnya

saat

melipat

usahakan

anak

menggabungkan ujung-ujung dengan baik. 5. Melipat kertas menjadi 3 bagian tahap terampil dari dalam membagi

kertas dan melipat, awalnya bisa dengan bantuan penggaris atau karton. Pendidikan keterampilan (rast for kid bisa disampaikan pada anak usia dini) yaitu untuk mengukur terbentuknya pribadi-pribadi yang kreativ dan memberikan alternativ dan bermanfaat bagi siswa.

2. KREATIFITAS

1. Pengertian Kreativitas Menurut Utami Munandar (1993:42) menjelaskan kreatifitas dengan beberapa kesimpulan para ahli, pertama kreatifitas adalah kemampuan anak membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kedua kreatifitas adalah kemampuan anak  berdasarkan data atau informasi yang tersedia yang menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap masalah, dimana penekanan pada kreatifitas keragaman dan ketepat gunaan jawaban. Ketiga secara operasional kreatifitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan

kelancaran

keluwesan

(memperkaya,

merinci,

mengembangkan suatu gagasan). Dari pendapat di atas dapat disampaikan bahwa kreatifitas adalah kemampuan anak untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada dalam perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penggunaan, penguasaan, dan penelitian terhadap sikap niali-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar. Pada dasarnya semua anak kreatif, orang tua dan guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Didalam pendidikan anak usia dini orang tua dan guru  bukanlah pengajar, orang tua dan guru diharapkan member stimulasi pada anak, sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak.

2. Ciri-Ciri Kreativitas Guiltora dalam Sihudi Darma (2001:3) dalam analisis menemukan ada 5 faktor yaitu : pertama kelancaran kemampuan untuk memproduksi gagasan,

kedua

keluwesan

yaitu

untuk

mengajukan

kemampuan

 bermacam-macam pendekatan atau jalan pemecahan terhdap masalah, ketiga keaslian yaitu kemampuan anak melahirkan gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri, keempat penguraian yaitu : kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara tertulis, kelima perumusan kembali yaitu kemampuan untuk menguji, melatih, kembali suatu masalah melalui cara, dan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim. Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan  pada anak untuk menjadi kreatif, biarkan anak melakukan dengan bebas, memegang, menggambar, membentuk dengan caranya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan cara menuangkan imajinasinya, ketika anak dapat menghasilkan ide-ide yang inovativ dan meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu.

3. PENGEMBANGAN KREATIFITAS

Meningkatkan pengembangan kreatifitas sejak dini, tinjauan dan  penelitian tentang proses kreatifitas, kondisi-kondisinya, cara-cara yang dapat untuk memupuk, merangsang dan mengembangkan menjadi sangat ada  beberapa alasan mengapa kreatifitas begitu bermakna dalam hidup dan perlu sejak dini dalam diri anak didik yaitu : 1. karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya yang merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tinggi dalam hidup manusia (Maslow dal am Kunandar, 1993.:33) kreatifitas merupakan manivestasi dari individu yang  berfungsi sepenuhnya. 2. Kreatifitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat  bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap masalah (Build Ford dalam Munandar, 1999:31). 3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi pribadi dan lingkungan, tetapi juga member kepuasan kepada individu (Brondi dalam Munandar, 1993:31). 4. Kreatifitas memungkinkan akan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan Negara tergantung pada sumbangan pada kreativ, berupa ide-ide baru,

 penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru untuk menemukan atau mencapai hal tersebut di atas perlu sikap pemikiran dan perilaku yang kreatif di pupuk sejak dini. Beberapa upaya pengembangan kreatifitas banyak di lakukan Muanndar (1992:69) menjelaskan upaya pengembangan kreatifitas yang dapat dilakukan guru kelas yaitu : a. Guru menghargai kreatifitas.  b. Guru bersifat terbuka terhadap gagasan baru. c. Guru dapat mengakui dan menghargai adanya perbedaan individual d. Guru bersifat menerima dan menunjang anak. e. Guru menyediakan pengalaman belajar yang berdiferensiasi. f. Guru cukup memberikan struktur dalam mengajar sehingga anak tidak merasa ragu tetapi pihak lain guru harus cukup luas sehingga tidak menghambat pemikiran sikap dan perilaku kreatif anak. g. Setiap anak ikut mengambil bagian dalam merencanakan pelajaran sendiri atau kelompok. h. Guru tidak bersifat sebagai tokoh yang paling tahu tetapi menyadari keterbatasannya sendiri. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kreatifitas perlu dilakukan sejak dini dengan cara memupuk atau merangsang dan mengembangkan kreatifitas yang tampak.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Subyek Penelitian

1. Lokasi  Nama TK

: TK Kurnia

Alamat

: Kecamatan Pancatengah

Kelompok

: B

Tema

: Pekerjaan

Kompetensi

: Anak Mampu Melakukan Kreatifitas

Dasar

Fisik Secara terkoordinasi dalam rangka  persiapan

untuk

menulis

masal,

kelenturan,

keseimbangan,

dan

kelincahan, serta melatih keberanian. Hasil Belajar

: Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi.

Indikator Semester

:

Meniru melipat kertas sederhana (1-6 lipatan)

: I

2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus yang terdiri dari siklus I dan II, masing-masing waktu penelitian ada 5 hari, dengan waktu pelaksanaan sebagai berikut : a) Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal ( 7 September 2017 )  b) Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal (21 september 2017)

3. Tema a. Siklus I

: Pekerjaan

 b. Siklus II

: Pekerjaan

4. Kelompok Penelitian dilaksanakan pada anak kelompok B TK Kurnia.

5. Karakteristik anak kelompok B TK Kurnia. a. Anak usia 4-6 tahun adalah masa peka, usia emas. Pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.  b. Anak usia 4-6 tahun suka menanyakan hal-hal yang baru dilihat, anak memiliki rasa ingin tahu yang besar.

B. Deskripsi Per Siklus

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus

masing-masing terdiri dari 4 tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan,  pengamatan dan refleksi 1. Siklus I a) Perencanaan

1) Rencana Penelitian ini dilakukan peneliti diawali dengan melakukan kegiatan belajar pada tahap sebelum tindakan perbaikan, setelah itu  penelitian mengetahui tingkat penguasaan materi, memberikan alasan tidak berhasil karena hanya 4 anak yang mendapatkan nilai  baik dari 19 anak. Dengan menganalisa hasil nilai yang dicapai yang mencapai

ketuntasan,

maka

peneliti

merancang

perbaikan

 pembelajaran yaitu dengan a) Merancang sebuah rencana pembelajaran.  b) Merumuskan tujuan perbaikan pembelajaran. c) Menyiapkan tujuan pembelajaran d) Menyiapkan lembar pengamatan e) Menyiapkan kertas lipat.

2) Tindakan Perbaikan Agar pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada materi melipat pesawat dapat berjalan baik, maka perbaikan pembalajaran dilaksanakan dengan menggunakan contoh-contoh lipatan yang menggunakan metode yang berulang-ulang.

3) Langkah-langkah Perbaikan Langkah-langkah perbaikan yang dilaksanakan dalam memberikan saran serta disertai alas an yaitu : a. Guru menjelaskan materi pelajaran dengan contoh lipatan.  b. Guru memberikan tugas perorangan untuk lipat kertas menjadi bentuk segitiga dan membalik kemudian melipat ke

luar ujung-ujung sisi segitiga ke atas agar menjadi sayap  pesawat. c. Guru menunjukkan kertas lipatan yang sudah jadi dan kemudian siswa disuruh membuat lipatan. d. Mengadakan tanya jawab

tentang materi yang baru saja

diberikan/diterangkan yang belum jelas. e. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. f. Siswa mendiskusikan kertas lipatan secara kelompok. g. Pemberian tugas tindak lanjut.

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran jarang dilakukan dengan tahapan. 1. Guru mempersiapkan sesuatu demi keberhasilan pembelajaran. 2. Guru melaksanakan apresiasi dengan mengadakan tanya jawab tentang materi yang lau atau materi yang mau menuju materi yang akan disampaikan. 3. Diadakan kegiatan inti materi dilakukan dengan menerangkan metode. Pemberian tugas dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Sebelum latihan dilaksanakan penelitian membangkitkan motivasi  belajar pada anak-anak supaya anak merasa senang.  b. Peneliti memberikan secara bertahap : yaitu dimulai dari ringan kemudian menuju tahap yang sulit. c. Sebelum anak berlatih membuat lipatan, peneliti mengulang-ulang lipatan yang sulit bagi anak. d. Bagian yang dinggap sulit guru membimbing secara individu. e. Perbedaan

individu

anak

hendaknya

diperhatikan

karena

intergensinya tidak sama. f. Didalam kegiatan akhir peneliti mengadakan pengamatan untuk melihat sejauh mana materi yang diberikan dapat dikuasai oleh anak.

c) Pengamatan

Pada

waktu

pelaksanaan

kegiatan

perbaikan,

pembelajaran

diadakan pengamatan baik oleh peneliti sebagai guru maupun oleh teman sejawat. Adapun yang diamati adalah : a. Anak 1) Perhatian anak terhadap penjelasan guru. 2) Tanggapan anak terhadap materi yang sedang dijelaskan. 3) Tanya jawab dan diskusi kelasikal 4) Pelaksanaan praktek melipat.  b. Guru 1) Penjelasan guru 2) Penyampaian tujuan perbaikan pembelajaran 3) Pemberian motivasi terhadap anak 4) Pemberian materi latihan 5) Penggunaan alat peraga 6) Penggunaan metode 7) Pemberian penguatan tentang materi 8) Analisa nilai pemberian nilai 9) Pelaksanaan tindak lanjut

d) Refleksi

Setelah melakukan tindakan pembelajaran pada siklus I, hasil tes observasi maupun pengamatan belum mencapai tingkat ketuntasan secara klasikal karena dari 19 anak yang mendapat nilai B, baru 8 anak. Hasil renungan peneliti yang dibantu teman sejawat, kemudian membuat

refleksi

mengapa

belum

berhasil

perbaikan

yang

dilaksanakan pada siklus I ini? hal itu disebabkan : 1. Bagi Anak a) Tingkat kemampuan anak dalam melipat masih rendah.  b)Anak kurang mampu menanggapi penjelasan guru akibatnya tidak ada yang bertanya dan kurang memperhatikan.

c) Belum semua anak bisa melipat pesawat. 2. Bagi Guru Permasalahan anak tersebut diatas disebabkan : a) Penjelasan materi itu terlalu cepat dan anak masih bingung.  b) Pelaksanaan materi pembelajaran tidak menggunakan alat  peraga. c) Pemberian motivasi dan waktu untuk bertanya masih kurang.

2. Siklus I a) Perencanaan

1) Rencana Perencanaan tindakan perbaikan pada siklus II dilandasi setelah

mengetahui

refleksi

pada

siklus

I.

Maka

peneliti

mengadakan perbaikan pembelajaran siklus II, dengan membuat rancangan perbaikan pembelajaran sebagai berikut : a)

Merancang rencana pembelajaran

 b)

Merumuskan tujuan perbaikan

c)

Menyiapkan alat peraga

d)

Merancang langkah perbaikan

e)

Merancang lembar kerja/ kertas lipat

f)

Merancang lembar pengamatan

g)

Merancang penilaian

2) Tindakan Perbaikan Agar rencana perbaikan pembelajaran pada materi melipat  pesawat tidak berhasil, maka tindakan perbaikan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Materi melipat banyak diberikan contoh-contoh yang lain. 2. Anak diberi tugas-tugas yang sudah bisa melipat sendiri. 3.

Dalam komunikatif

menjelaskan

materi

penggunaan

pendekatan

3) Langkah-Langkah Perbaikan Langkah-langkah perbaikan pembelajaran yang dilakukan  peneliti pada siklus II tentang membuat lipatan yaitu dengan cara : a.

Dalam menjelaskan materi anak mengamati bentuk lipatan yang di demonstrasikan.

 b.

Anak diberi suatu permasalahan untuk diselesaikan (lipatan)

c.

Guru banyak member contoh bentuk lipatan

d.

Penyajian tanya jawab tentang permasalahan yang dihadapi

e.

Anak mengerjakan tugas dari guru

f.

Pemberian tugas untuk dikerjakan secara teliti

b) Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran dengan prosedur : 1.

Guru menyiapkan perbaikan pembelajaran dengan prosedur

2.

Guru mengadakan persepsi tentang materi yang lalu

3.

Pelaksanaan kegiatan inti dengan pendekatan komunikatif Dengan cara yaitu :

1.

Menjelaskan materi dengan cara member banyak contoh

2.

Guru mendemonstrasikan melipat pesawat.

3.

Anak dicoba untuk membuat lipatan sendiri

4.

Anak menyerahkan lipatan yang sudah jadi yang dibuatnya.

5.

Guru mengadakan evaluasi dengan menghitung beberapa menit

6.

Anak selesai melipat, kemudian menganalisa dan member nilai dan tindak lanjut

c) Pengamatan

Untuk menemukan berbagai kekurangan, maka dalam tindakan  perbaikan iadakan pengamatan selain oleh peneliti sebagai guru maupun bantuan teman sejawat, adapun yang diamati adalah : 1. Anak a.

Konsentrasi anak dalam penjelasan guru

 b.

Motivasi anak dalam melihat contoh lipatan

c.

Kemampuan anak dalam membuat lipatan

d.

Kemampuan anak dalam bertanya tentang materi yang belum  jelas.

e.

Kegiatan anak dalam mengerjakan tugas

2. Guru

d.

a.

Penyampaian tujuan pembelajaran

 b.

Penerapan dan penggunaan pendekatan komunikatif

c.

Penjelasan guru tentang materi

d.

Lipatan yang salah ditunjukkan guru kepada anak

e.

Pemberian motovasi dan pertanyaan kepda anak

f.

Penggunaan alat peraga yang jelas

g.

Pemberian penguatan

h.

Pelaksanaan tindak lanjut

Refleksi

Setelah selesai kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II dari hasil analisa nilai dapat diketahui ketuntasan mencapai 100 %, hal itu disebabkan karena kemampuan anak tuntas, dukungan dari keluarga dangan tingkat  pendidikan orang tua yang rendah, sehingga orang tua dapat memberi motifasi kepada anak dalam pendidikan. Oleh karena faktor orang tua perlu dipertimbangkan dalam keberhasilan anak-anaknya. Hasil analisa nilai pada siklus II dari 19 anak yang dapat nilai baik 19 anak. Selain faktor orang tua  penyebab lain yaitu : adanya komunikasi yang pro aktif antara guru dan anak diluar kelas dan dalam segala kesempatan. Dari penyebab-penyebab yang menjadikan hasil tingkat ketuntasan bisa maksimal (100%) tersebut diatas, peneliti sebagai pribadi seorang guru juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi dan juga peneliti menyerahkan kepada pihak sekolah untuk diatasi, agar proses belajar mengajar bisa mencapai standar ketuntasan yang maksimal.  Namun apabila dilihat dari hasil analisa siklus II yang sudah mencapai nilai baik, maka dapat dikatakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di TK Kurnia Kec. Pancatengah Kab. Tasikmalaya

kelompok B dapat dikatakan

 berhasil dan sudah memenuhi standar ketuntasan secara klasikal oleh karena itu proses belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti mungkin dapat diterapkan dengan harapan pelaksanaannya dapat ditingkatkan.

I. KOMPONEN BIAYA

Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini, antara lain sebagai No. 1.

URAIAN Untuk Penyusunan: 1. Penyusunan Proposal 2. Penyusunan Instrumen

20.000,00 20.000,00

5. Analisis Data

20.000,00

6. Penulisan Laporan

100.000,00 Bahan:



Pembelian ATK

3. 

10.000,00 Lain-lain:

1. Konsumsi

50.000,00

2. Foto copy

10.000,00

3. Penggandaan 4. 

75.000,00 20.000,00

3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan Data

2.

BIAYA (Rp)

JUMLAH

Tasikmalaya, Oktober 2017 Menyetujui, Kepala TK Kurnia

.............................

75.000,00 400.000,00

DAFTAR PUSTAKA

Sub Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak.1994. Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud Kartini Kartono. 2003. Psikology Anak (Psikolog Perkembangan). Bandung : CV Mandar Maju Raka Joni, Kardiawarman, Hadi Subroto. 1998. Pelatihan Keadaan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka Suemarti Patmanaodewo. 2000.Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : Rineka Cipta Moeslichatun R. 1999 Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Jakarta : Pusat Perkebunan Departemen Pendidikan Kebudayaan dan PT Rineka Cipta Wardani dkk.2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka Pamadhi Hajar, Evan Suhardi,S.2008. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka Coople dan Brecame (2008) Startegi Pembelajaran TK   hal.5.8 jakarta : Universitas Terbuka. Hill Patry Smith (2009)  Bermain dan Permainan Anak   hl. 1.7. Jakarta : Universitas Terbuka. Khafidoh (2013) Pemantapan Kemampuan Profesional  1.1. Sujiono Bambang, dkk (2009)  Metode Pengembangan Fisik  hal 1.14. Jakarta : Universitas Terbuka. Sujiono Bambang, dkk (2009)  Metode Pengembangan Fisik   hal 1.3. Jakarta : Universitas Terbuka. Tim PKP PG PAUD (2013)  Panduan Pemantapan Kemampuan  Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka. Wardhani Igak, Wihardit Kuswaya (2010) Penelitian Tindakan Kelas hal. 1.19-21. Jakarta : Universitas Terbuka.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF