Proposal Ptk Bab i II III

November 12, 2018 | Author: Zelda Gates | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Proposal Ptk Bab i II III...

Description

Tugas Proposal Penelitian Tindakan Kelas

Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar  Matematika KD Pecahan Sederhana Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Possing Pada Siswa Kelas III SDN 01 Kanigoro

DISUSUN OLEH : NUGRAHENI YUNI ASTUTI ( 09141152)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR  FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Lata Latarr Belak Belakan ang g

Permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masih renda rendahny hnyaa mutu mutu pendi pendidi dika kan n pada pada seti setiap ap jenj jenjang ang dan satu satuan an pend pendid idik ikan. an. Rendahnya mutu pendidikan tersebut dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain lain mutu mutu pros proses es pembel pembelaj ajar aran an yang yang belu belum m mamp mampu u menci mencipt ptaka akan n pros proses es  pembelajaran yang berkualitas, kinerja guru yang hanya berorientasi pada  penguasaan teori dan hafalan, menyebabkan kemampuan siswa tidak dapat  berkembang secara optimal dan utuh” (Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009:01). Sebagai contohnya proses pembelajaran di SDN 01 Kanigoro, model  pembelajaran yang umum diterapkan adalah ada lah model pembelajaran yang cenderung  bersifat searah, artinya guru memberikan pelajaran dan siswa menerimanya sehingga siswa terlihat kurang aktif. Untuk mengatasi hal itu dibutuhkan suatu model model pembel pembelajar ajaran an yang yang dirasa dirasa cukup cukup altern alternati atiff yang yang tak hanya hanya baik baik dalam dalam membantu membantu siswa siswa untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kerjasama, berpikir berpikir kritis, kritis, kemauan untuk membantu teman serta ketrampilan sosial lainnya tetapi juga perlu menjamin komunikasi antar siswa maupun guru dan siswa. Hasil belajar belajar Matemati Matematika ka siswa siswa kelas III di SDN SDN 01 Kanigor Kanigoro o masih masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan data nilai mata pelajaran matematika yang menunjukkan menunjukkan bahwa 56,25% atau 18 siswa dari 32 siswa belum mencapai KKM (krit (kriteri eriaa ketunt ketuntasa asan n minim minimal) al) yang yang telah telah di tentuk tentukan, an, yaitu yaitu 65 (Dafta (Daftarr Nilai Nilai matematika Siswa Kelas III SDN 01 Kanigoro, 2012). Berdasarkan kenyataanya mata pelajaran matematika matematika kelas III SD Negeri 1 Kanigoro, disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar siswa kelas III tersebut ternyata di pengaruhi oleh dua faktor, faktor, yaitu yaitu tingkat tingkat keaktifan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pembelajaran masih masih sangat kurang. Kekurang aktifan siswa dalam pembelajaran ini akhirnya menimbulkan  berbagai masalah, seperti konsentrasi belajar rendah, kondisi kelas tidak kon dusif,

 proses belajar mengajar tersendat, hingga berakibat prestasi belajar Matematika yang rendah. Salah Salah satu satu penyebab penyebab kurang kurang aktifa aktifan n siswa siswa sehing sehingga ga berdam berdampak pak hasil hasil  belajar siswa rendah. Karena pada umumnya guru masih menggunakan metode ceramah. ceramah. Metode ceramah merupakan merupakan suatu cara penyajian penyajian materi belajar belajar secara secara lisan yang bersifat satu arah, dimana guru sebagai pembicara dan siswa sebagai  pendengar. Hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan tidak jarang mengakibatkan siswa menjadi bosan dan jenuh, sehingga hasil yang dicapai siswa masih kurang memuaskan. Bera Berang ngka katt

dari dari

 pembelajaran yang

perm permas asal alah ahan an

mampu

ters terseb ebut ut

perl perlu u

mengaktifkan siswa

dite ditera rapk pkan an

suat suatu u

meto metode de

sehingga dapat meningkatkan

kem kemampu ampuan an kogn kognit itif if dan dan hasi hasill bela belaja jar. r. Sala Salah h satu satu metod etodee yang ang coco cocok k untu untuk  k  meningkatkan keaktifan adalah metode  Problem Posing .  Problem Posing  merupakan model model pembel pembelaja ajaran ran yang yang mengha mengharus ruskan kan siswa siswa menyu menyusun sun pertan pertanya yaan an sendir sendirii atau atau memecahkan memecahkan suatu soal menjadi pertanya pertanyaan-pert an-pertany anyaan aan yang lebih sederhana sederhana yang mengac mengacu u pada pada penye penyeles lesaia aian n soal soal terseb tersebut. ut.,, dimana dimana strate strategi gi ini beror berorien ientas tasii untuk  untuk  menggali dan mengembangkan potensi terbesar siswa dengan metodologi pembelajaran yang mengedepankan keaktifan anak, mendorong kreatifitas yang ditandai dengan siswa mampu berpikir kritis, efektif dalam pencapaian target dan kualitas, serta menyenangkan dalam prosesnya. Sehingga anak bisa memahami materi dengan nyaman dan senang. Berdas Berdasark arkan an uraian uraian di atas, atas, maka maka upaya upaya untuk untuk mening meningkat katkan kan keakti keaktifan fan dan  prestasi siswa,

maka peneliti perlu melakukan penelitian dengan judul ” Upaya

meningkatkan meningkatkan keaktifan keaktifan dan prestasi prestasi belajar matematika matematika KD Pecahan Sederhana dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran pembelajaran problem possing pada siswa kelas III SDN 01 Kanigoro”.

B. Identi Identifik fikas asii Masal Masalah ah

Berdas Berdasark arkan an uraian uraian pada latar latar belakan belakang g masala masalah h di atas, atas, maka maka dapat dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. keaktifan keaktifan dan presta prestasi si belajar belajar yang yang dimiliki dimiliki para para siswa siswa kelas kelas III Kanigoro untuk pelajaran matematika masih kurang. 2. Stan Standa darr

ket ketunt untasan asan

bel belajar ajar

mini minim mal

matem atemat atik ikaa

yang ang

ditetapkan oleh sekolah belum tercapai.

C. Rumus Rumusan an Masal Masalah ah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka peneliti merumusan masalah seperti berikut ini: a. Bagaimanakah Bagaimanakah penerapan penerapan pembelajaran pembelajaran Matematika Matematika dengan menggunakan menggunakan

model pembelajaran problem possing yang dapat meningkatkan keaktifan dan  prestasi belajar matematika siswa kelas III SDN 01 Kanigoro kota Madiun?  b. Apakah penerapan model pembelajaran problem possing dapat meningkatka keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas III SDN 01 Kanigoro Kota Madiun? Untuk Unt uk men mengata gatasi si per permas masala alahan han ya yang ng ter terdapa dapatt pada rum rumusa usan n mas masala alah h maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: •

Guru Guru menjel menjelask askan an materi materi pelaja pelajaran ran kepada kepada para para siswa. siswa. Pengguna Penggunaan an alat alat  peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan.



Guru memberikan latihan soal secukupnya.



Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan siswa yang yang bersan bersangkut gkutan an harus harus mampu mampu menyel menyelesai esaikann kannya. ya. Tugas Tugas ini dapat dapat pula pula dilakukan secara kelompok.



Selan Selanjut jutny nyaa seca secara ra acak acak,, guru guru meny menyur uruh uh sisw siswaa untu untuk k meny menyaj ajika ikan n soal soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh siswa.



Guru memberikan tugas rumah secara individual.

D. Tuj Tujuan uan Pene Penelit litian ian

Berd Berdas asar arka kan n rumu rumusa san n masa masala lah h diat diatas as,, maka maka tuju tujuan an penel penelit itia ian n ini ini di rumuskan sebagai berikut: a. Mendeskrips Mendeskripsikan ikan penerapan penerapan pembela pembelajaran jaran matemat matematika ika dengan dengan menggunakan menggunakan model pembelajaran problem possing yang dapat meningkatkan keaktifan dan  prestasi belajar matematika siswa kelas III 01 Kanigoro Kota Madiun. b. Mendes Mendeskri kripsi psikan kan keberh keberhasi asilan lan penera penerapan pan model model pembela pembelajar jaran an

proble problem m

 possing pada mata pelajaran matematika siswa kelas III 01 Kanigoro Kota Mdiun.

E. Manfaa Manfaatt Pene Peneli litia tian n

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan bagi para  pihak-pihak berikut : a. Manf Manfaa aatt teor teorit itik ik : Memb Member erik ikan an sumba umbang ngan an pada pada khas khasah ah peng penget etah ahua uan n khususnya pada bidang pembelajaran di SD.  b. Manfaat bagi siswa : Dalam proses pembelajaran siswa akan lebih aktif untuk  mengerjakan soal-soal yang di berikan oleh guru. c. Manfaat Manfaat bagi guru : Guru Guru akan mendapatkan mendapatkan wawasan wawasan bahwa keaktifan keaktifan siswa siswa dan prestasi belajar matematika dapat di tingkatkan salah satunya dengan memberikan reward dan punishment selama proses pembelajaran berlangsung. d. Manfaa Manfaatt bagi bagi kepala kepala sekola sekolah h : Memberi Memberikan kan inspir inspirasi asi dan sosial sosialisa isasi si untuk  untuk   pembelajaran pada siswa sekolah dasar lasinya.

BAB II Kajian Pustaka

A. Karakte Karakterist ristik ik siswa siswa kelas kelas III SD SD

Teori Piaget cenderung cenderung banyak banyak digunakan digunakan dalam proses pembelajaran pembelajaran,, walaupu walaupun n teori teori ini bukan bukan teori teori mengaj mengajar. ar. Teori Teori piaget piaget adalah adalah teori teori kogniti kognitif, f,  peserta didik harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Dalam menyajikan materi harus menarik minat peserta didik sehingga mereka senang terlibat dalam proses pembelajaran. Piaget dalam Trianto mengemukakan ada empat tahap perkembangan kognitif, yaitu ; 1). 0 – 2 tahun adalah tahap sensori motor, ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan dan langkah demi langka gkah, 2 ). 2 – 7 tahun adalah tahap hap pra ope operasiona onal, cir ciri  perkembangannya menggunakan symbol atau bahasa tanda dan konsep intuitif, 3 ). 8 – 11 tahun atau lebih adalah tahap operasi konkrit, ciri perkembangannya memakai aturan jelas atau logis dan reversible dan kekebalan, 4 ). 11 tahun atau lebi lebih h adal adalah ah taha tahap p oeras oerasii form formal al,, ciri ciri perk perkem emba bang ngann annya ya abst abstra rak, k, murn murnii simbolis,deduktif, induktif dan logis. Siswa Siswa kelas kelas III SD berada berada dalam dalam tahap tahap operas operasion ional al konkret konkret,, dengan dengan demi demiki kian an

dala dalam m

memb member erik ikan an

mater aterii

pela pelaja jara ran, n,

guru guru

diha dihara rapk pkan an

lebi lebih h

menit menitikb ikbera eratka tkan n pada pada alat alat peraga peraga atau atau media media yang yang lebih lebih bersif bersifat at konkret konkret dan logis. Keterlibatan dan penerimaan dalam kehidupan kelompok bagi anak usia sekolah dasar merupakan minat dan perhatiannya pada kompetensi–kompetensi sosial yang positif dan produktif yang akan berkembang pada usia ini. Hasil  pergaulan dengannya dengan kelompok teman sebaya, anak cenderung meniru kelompok teman sebaya baik dalam hal penampilan maupun bahasa. Selama masa  perkembangannya,

pada

anak

tumbuh

berbagai

sarana

yang

dapat

menggambarkan dan mengolah pengalaman dalam dunia di sekeliling mereka. Dengan Dengan memper memperhat hatika ikan n karakt karakteri eristi stik k kognit kognitif if siswa siswa kelas kelas III Sekolah Sekolah Dasar  Dasar  deng dengan an sega segala la aspe aspek k dime dimens nsii perk perkem emba bang ngann annya ya,, maka maka dihar diharap apkan kan syst system em

 pengajaran yang dikembangkan mampu melayani kebutuhan belajar yang  bermakna bagi siswa. penyampaian materi pelajaran yang tepat, maka peserta didik didik dapat dapat mengik mengikuti uti pelaja pelajaran ran dengan dengan baik, baik, sehing sehingga ga siswa siswa antusi antusias as untuk  untuk   belajar, menjadikan matematika sebagai pelajaran yang menyenangkan dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri dapat tercapai dengan maksimal dan memuaskan. B.

Pengertian Problem Posing 

Dalam bahasa Inggris  problem posing terdiri dari dua kata yaitu . ” Problem”  berarti masalah atau soal, dan “Posing”  berasal dari kata “ to pose” yang yang artinya artinya mengajuka mengajukan n atau membentuk. membentuk. Ada dua usulan usulan lagi untuk  “ Problem Problem Posing” Posing” yaitu membentuk soal (Sutiarso dalam Srini M. Iskandar, 1999) dan pengkonstruksian masalah (Suharta (Suharta dalam Srini M. Iskandar, Iskandar, 2000). Pembentukan Pembentukan soal adalah adalah pada kata yang diusulkan oleh As’ari dalam Srini M. iskandar (2000).

 Problem Posing  dalam pembelajaran mempunyai banyak arti. Diantara arti sepadan sepadan dalam bahasa Indonesia Indonesia untuk problem problem posing adalah adalah mengajukan mengajukan  pertanyaan, merumuskan masalah atau membuat masalah. Problem masalah. Problem Posing  dapat  pula diartikan membangun atau membentuk permasalahan.  Problem Posing  merupakan merupakan model pembelajaran pembelajaran yang mengharuskan mengharuskan sisw siswaa meny menyus usun un perta pertany nyaan aan sendi sendiri ri atau atau meme memecah cahka kan n suat suatu u soal soal menj menjadi adi  pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut.  Problem Posing  dikatakan dikatakan sebagai inti terpentin terpenting g dalam disiplin disiplin ilmu murni (matematika, fisika, dan kimia). Silver dan Cai menulis bahwa ”Problem ”Problem Posing Posing is central important in the discipline of mathematics and in the nature of mathematical  thinking”. thinking”. Suryanto menjelaskan tentang  Problem Posing  adalah perumusan soal agar  lebih sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar  lebih sederhana dan dapat dikuasai. Hal ini terutama terjadi pada soal-soal yang rumit. (Pujiastuti, 2001:3)

Pada prinsipnya, model pembelajaran Problem pembelajaran Problem Posing  adalah suatu model  pembelajaran yang mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui  belajar soal (berlatih soal) secara mandiri. Dengan demikian, penerapan model

 pembelajaran  Problem Posing  menurut Suyitno, (2004:31-32) adalah sebagai  berikut: a.

Gur Guru menje enjellaska askan n mater aterii pela pelaja jarran kepa kepada da par para siswa iswa.. Peng Penggu guna naan an

alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan.  b.

Guru memberikan latihan soal secukupnya.

c.

Sisw Siswaa dim diminta nta meng mengaj ajuk ukan an 1 at atau 2 bua buah h soal soal yan yang g mena menant ntan ang, g, dan dan

siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat  pula dilakukan secara kelompok. d.

Sela Selanj njut utny nyaa seca secara ra aca acak, k, gur guru u meny menyur uruh uh sis siswa wa unt untuk uk men meny yajik ajikan an soa soall

temuannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh siswa. e.

Gur Guru mem membe beri rika kan n tug tugas as rumah umah secar ecaraa ind indiv iviidual dual.. Dalam model pembelajaran pengajuan soal  Problem ( Problem Posing ) siswa dilatih

untuk untuk memperk memperkuat uat dan memperk memperkaya aya konsepkonsep-kons konsep ep dasar. dasar. Menuru Menurutt Suyitn Suyitno o (2003:7-8), (2003:7-8), kekuatan-keku kekuatan-kekuatan atan model pembelajaran pembelajaran  Problem Posing  sebagai  berikut: a. Memberi Memberi penguatan penguatan terhadap terhadap konsep yang diterim diterimaa atau memperk memperkaya aya konsepkonsepkonsep dasar.  b. Diharapkan mampu melatih siswa meningkatkan kemampuan dalam belajar. c. Orientasi Orientasi pembela pembelajaran jaran adalah investi investigasi gasi dan dan penemuan penemuan yang pada pada dasarnya dasarnya adalah pemecahan masalah. Pembel Pembelajar ajaran an dengan dengan metode metode  Problem Posing 

digunak digunakan an untuk  untuk 

mening meningkat katkan kan ketera keterampi mpilan lan mental mental siswa siswa mengha menghadapi dapi suatu suatu kondisi kondisi dimana dimana diberikan suatu permasalahan dan siswa memecahkan masalah tersebut. Model  pembelajaran  Problem Posing  (pengajuan (pengajuan soal) dapat dikembangkan dikembangkan dengan memberikan suatu masalah yang belum terpecahkan dan meminta siswa untuk  menyelesaikannya. Kegiatan siswa dalam menghasilkan pertanyaan baru dari suatu konsep yang diberikan dapat menjadi aktivitas utama dalam mengajukan permasalahan.

Melalui Melalui latihan latihan membentuk membentuk soal diharapkan merupakan pendekatan yang efektif  dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan konsep. Dalam Dalam rangka rangka mengem mengembang bangkan kan model model pembela pembelajar jaran an  Problem Posing  yang yang berkual berkualit itas as dan terstr terstrukt uktur ur pada pada suatu suatu pembel pembelajar ajaran, an, dapat dapat ditera diterapka pkan n dengan prinsip-prinsip dasar berikut: a.

Peng Pengaj ajua uan n soal soal har harus us ber berhu hubu bung ngan an den denga gan n apa apa yan yang g dim dimuncu unculk lkan an dar darii

aktivitas siswa di dalam kelas.  b.

Pengajuan soal harus berhubungan dengan proses pemecahan masalah

siswa c.

Peng Pengaj ajua uan n soal oal dapat dapat diha dihasi silk lkan an dari dari per permasal asalah ahan an yang yang ada ada dala dalam m

 buku teks, dengan memodifikasikan dan membentuk ulang karakteristik   bahasa dan tugas. Guru dapat melakukan modifikasi dalam memberikan tugas dengan pendekatan  Problem Posing , yaitu dengan membentuk kelompok. Hal ini dimaksudkan agar guru mudah memantau aktifitas siswa selama pelaksanaan pemberian tugas berlangsung, dan memudahkan guru dalam pemeriksaan hasil kegiatan. Soal yang dibuat siswa adalah yang mirip dengan contoh yang telah diberikan guru. Dengan kata lain soal itu sedikit  berbeda dari contoh yang yang diberikan guru.

Agar Agar kema kemamp mpuan uan sisw siswaa dala dalam m mene menera rapka pkan n suat suatu u kons konsep ep pela pelaja jara ran n meningkat, meningkat, kegiatan kegiatan pemberian pemberian tugas dengan pendekatan pendekatan Problem  Problem Posing dapat Posing  dapat dikembangkan dan dimodifikasi dimana siswa bukan hanya membuat soal dan menyelesaikan saja, tetapi setiap kelompok akan mengerjakan juga soal-soal yang telah dibuat oleh kelompok lain. Selain itu agar suasana pemberian tugas dengan Problem dengan Problem Posing ini Posing ini lebih menarik dan menyenangkan, maka kelompok yang mampu membuat soal dan menyel menyelesai esaikann kannya ya lebih lebih dari dari satu satu atau atau lebih lebih dari dari ketent ketentuan uan guru guru akan diberi diberi  bonus. Demikian D emikian pula pada saat mengerjakan meng erjakan soal buatan kelompok lain, apabila dapat mengerjakan lebih dari satu atau lebih dari ketentuan guru maka kelompok  itu akan mendapat bonus dari guru.

Dari uraian di atas, tampak bahwa keterlibatan siswa untuk turut belajar  dengan cara menerapkan model pembelajaran Problem pembelajaran Problem Posing  merupakan salah satu indikator keefektifan belajar. Siswa tidak hanya menerima saja materi dari guru, guru, melaink melainkan an siswa siswa juga berusa berusaha ha menggal menggalii dan mengem mengembang bangkan kan sendir sendiri. i. Hasil Hasil belaja belajarr tidak tidak hanya hanya mengha menghasil silkan kan pening peningkat katan an penget pengetahu ahuan an tetapi tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir. Kemampuan siswa untuk mengerjakan soal-soal sejenis uraian perlu dilatih, agar   penerapan model pembelajaran  Problem Posing  dapat optimal. Kemampuan tersebut akan akan tampak tampak dengan dengan jelas jelas bila bila siswa siswa mampu mampu mengaj mengajuka ukan n soal-s soal-soal oal secara secara mandir mandirii maupun maupun berkel berkelom ompok pok.. Kemamp Kemampuan uan siswa siswa untuk untuk menger mengerjak jakan an soal soal terseb tersebut ut dapat dapat dideteksi lewat kemampuannya untuk menjelaskan penyelesaian soal yang diajukannya di depan kelas. Dengan penerapan model pembelajaran  Problem Posing  dapat melatih siswa belajar kreatif, disiplin, dan meningkatkan keterampilan berpikir siswa.

Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Problem Pendekatan Problem Posing 



Pembel Pembelaja ajaran ran melalu melaluii pendekat pendekatan an  Problem Posing 

mempunyai

 beberapa kelebihan dan kelemahan (Rahayuningsih, 2002:18), diantaranya adalah: a. Kelebi Kelebihan han Probl Problem em Posin Posing g 1) Kegi Kegiat atan an pemb pembel elaj ajar aran an tida tidak k terp terpus usat at pada pada guru guru,, teta tetapi pi ditu ditunt ntut ut keaktifan siswa. 2) Minat Minat siswa siswa dalam dalam pembela pembelajar jaran an fisika fisika lebih besar dan siswa siswa lebih lebih mudah memahami soal karena dibuat sendiri. 3) Semua siswa terpacu untuk terlibat terlibat secara aktif dalam membuat soal. 4) Deng Dengan an

membu embuat at

soal soal

dapa dapatt

menim enimbu bulk lkan an

dam dampak pak

ter terhada hadap p

kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. 5) Dapat membantu membantu siswa untuk untuk melihat permasala permasalahan han yang ada dan yang  baru diterima sehingga diharapkan mendapatkan pemahaman yang mendalam dan lebih baik, merangsang siswa untuk memunculkan ide yang yang krea kreati tiff dari dari yang ang dipe dipero role lehn hny ya dan dan memp memper erlu luan an baha bahasa san/ n/

 pengetahuan, siswa dapat memahami soal sebagai latihan untuk  memecahkan masalah. 6) Pembelajara Pembelajaran n di kelas tidak tidak membuat siswa siswa jenuh. 

Kekurangan Problem Kekurangan Problem Posing 

1) Guru Guru membut membutuhka uhkan n persia persiapan pan yang yang lebih lebih banyak, banyak, karena karena menyi menyiapka apkan n

informasi informasi apa yang dapat disampaikan disampaikan (guru dituntut dituntut untuk berperan berperan aktif  dan kreatif dalam mencari dan merancang media/bahan ajar yang sesuai dengan metode Problem metode Problem Posing ). ). 2) Wakt aktu

yang ang

digun gunakan

lebih

banya nyak

untu ntuk

membu embuaat

soal

dan

 penyelesaiannya sehingga materi yang disampaikan lebih sedikit. 3) Dibutu Dibutuhka hkan n kemamp kemampuan uan mengel mengelola ola kelas kelas yang yang lebih lebih besar besar agar suasana suasana  pembelajaran tetap kondusif.

C. Ke Keak akti tifa fan n Sisw Siswa a

1. Peng Penger erti tian an Keak Keakti tifa fan n Menurut Menurut Anton Anton M. Mulyono Mulyono (2001:26), (2001:26), “keaktifan “keaktifan adalah adalah kegiatan kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik  fisik maupun non fisik.” Menurut Sanjaya (2007:101-106), “aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik  seperti seperti mental, mental, intelektu intelektual al dan emosional emosional.” .” Keaktifan Keaktifan yang dimaksud dimaksudkan kan di sini  penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses  pembelajaran akan tercipta situasi situasi belajar aktif. Menuru Menurutt Rochm Rochman an Natawi Natawijay jayaa “belaj “belajar ar aktif aktif adalah adalah suatu suatu sistem sistem belaja belajar  r  mengajar mengajar yang menekankan menekankan keaktifan keaktifan siswa siswa secara fisik, mental mental intelektu intelektual al dan emosio emosional nal guna guna mempero memperoleh leh hasil hasil belaja belajarr yang yang berupa berupa perpad perpaduan uan antara antara aspek  aspek  kognitif, afektif, dan psikomotor.” Belajar aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk  mendapatkan hasil belajar yang maksimum. Ketika siswa pasif atau hanya menerima informasi dari guru saja, akan timbul kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan oleh guru, oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk  dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari guru.

Proses Proses pembel pembelaja ajaran ran yang yang dilaku dilakukan kan di dalam dalam kelas kelas merup merupaka akan n aktivi aktivitas tas mentra mentransf nsform ormasi asikan kan penget pengetahu ahuan, an, sikap, sikap, dan keter keteramp ampila ilan. n. Dalam Dalam kegiat kegiatan an  pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan siswa, dimana siswa adalah subjek yang  banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Aunurrahman (2009:119) mengungkapkan bahwa “keaktifan belajar  ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional, dan fisik jika dibutuhkan.” Menu Menuru rutt

Raka Raka Joni Joni (199 (1992: 2:19 19-2 -20) 0) dan dan

Mart Martin inis is Yami Yamin n

(200 (2007: 7:80 80-8 -81) 1)

menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala : a.Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa  b. Guru berperan sebagai pembimbing pembimbing supaya terjadi pengalaman pengalaman dalam belajar  c.Tujuan c.Tujuan kegiatan kegiatan pembelajar pembelajaran an tercapai tercapai kemampuan kemampuan minimal minimal siswa (kompetens (kompetensii dasar) d. Pengel Pengelola olaan an kegiat kegiatan an pembel pembelaja ajaran ran lebih lebih meneka menekanka nkan n pada pada kreati kreativit vitas as siswa, siswa, meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep dan e.Melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Keakti Keaktifan fan yang yang dilak dilakuka ukan n siswa siswa selam selamaa proses proses pembel pembelaja ajaran ran memili memiliki ki  pengaruh yang berbeda-beda terhadap daya ingat siswa. Vernon Magnesen (Anni, 2004 2004 :85) :85) dalam dalam peneli penelitia tianny nnyaa menemu menemukan kan bahwa bahwa ingata ingatan n yang yang diper diperole oleh h dari dari  belajar melalui membaca sebesar 20%, mendengar sebesar 30%, melihat sebesar  40%, 40%, menguc mengucapk apkan an sebesa sebesarr 50%, 50%, melaku melakukan kan sebesa sebesarr 60%, 60%, dan gabung gabungan an dari dari melihat, mengucapkan, mendengar, dan melakukan sebesar 90%. Jadi keaktifan siswa yang dimaksud adalah segala aktifitas fisik maupun non fisik yang terpusat pada siswa supaya terjadi pengalaman dalam belajar, mampu menguasai konsep-konsep dan selalu melakukan pengukuran dalam berbagai aspek   pengetahuan, sikap, dan keterampilannya. keterampilannya.

2. Jenis Jenis-Je -Jenis nis Keakt Keaktifa ifan n Dalam Dalam Bela Belajar  jar  Menuru Menurutt Paul Paul D. Dieric Dierich h (dalam (dalam Oemar Oemar Hamali Hamalik, k, 2001:1 2001:172 72)) keakti keaktifan fan  belajar dapat diklasifikasikan diklasifikasikan dalam delapan kelompok, kelompok, yaitu: a.

Kegiatan-kegiatan visual

Membac Membaca, a, melih melihat at gambar gambar-ga -gamba mbar, r, mengam mengamati ati eksper eksperim imen, en, demons demonstra trasi, si,  pameran, dan mengamati orang lain bekerja bekerja atau bermain.  b.

Kegiatan-kegiatan lisan lisan

Meng Mengem emuk ukak akan an suat suatu u fakta fakta atau atau prin prinsi sip, p, meng menghu hubu bung ngka kan n suat suatu u tuju tujuan an,, mengaj mengajuka ukan n suatu suatu pertan pertanya yaan, an, memberi memberi saran, saran, mengem mengemuka ukakan kan pendap pendapat, at, wawancara, diskusi, dan interupsi. c.

Kegiatan-kegiatan me mendengarkan.

Menden Mendengar garkan kan penya penyajia jian n bahan, bahan, menden mendengar garkan kan percak percakapa apan n atau atau disku diskusi si kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d.

Kegiatan-kegiatan me menulis

Menul Menulis is cerita cerita,, menuli menuliss lapora laporan, n, memeri memeriksa ksa karang karangan, an, bahanbahan-bah bahan an copy, copy, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. e.

Kegiatan-kegiatan me menggambar  

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f.

Kegiatan-kegiatan me metrik  

Melakukan Melakukan percobaan, percobaan, memilih memilih alat-alat, alat-alat, melaksanak melaksanakan an pameran, pameran, menari menari dan  berkebun. g.

Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. h.

Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, Minat, membedaka membedakan, n, berani, berani, tenang, tenang, dan lain-lain lain-lain.. Kegiatan-kegiatan Kegiatan-kegiatan dalam

kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain. 3.

Fakt Faktor or Fakt Faktor or yang ang Memp Mempen enga garu ruhi hi Keak Keakti tifa fan n Bela Belaja jar  r  Keak Keakti tifan fan sisw siswaa dala dalam m pros proses es pemb pembel elaj ajara aran n dapa dapatt mera merang ngsa sang ng dan dan

mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat berlatih untuk berfikir  kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-

hari. hari. Di sampin samping g itu, itu, guru guru juga juga dapat dapat mereka merekayas yasaa sistem sistem pembel pembelaja ajaran ran secara secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Martinis, 2007:84) menyebutkan bahwa faktorfakto faktorr yang dapa dapatt menu menumb mbuh uhka kan n timb timbul ulny nyaa keak keakti tifa fan n sisw siswaa dala dalam m pros proses es  pembelajaran, adalah: a. Memb Memberi erika kan n moti motiva vasi si atau atau mena menari rik k perh perhat atia ian n sisw siswa, a, sehi sehing ngga ga mere mereka ka  berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. pembelajaran.  b. Menjelaskan tujuan intruksional intruksional (kemampuan (kemampuan dasar) kepada siswa. c.

Mengin Mengingat gatkan kan komp kompete etensi nsi belaj belajar ar kepada kepada siswa siswa..

d. Memberikan Memberikan stimu stimulus lus (masalah, (masalah, topik topik,, dan konsep konsep yang yang akan dipela dipelajari) jari).. e.

Memberi Memberi petunjuk petunjuk kepada kepada siswa siswa cara mempelajari mempelajarinya nya..

f.

Memunculk Memunculkan an aktivit aktivitas, as, partis partisipasi ipasi siswa siswa dalam dalam kegiatan kegiatan pembelajara pembelajaran. n.

g. Member Memberii ump umpan an bali balik k (fee (feed d back back)) h. Melakukan Melakukan tagiha tagihan-tag n-tagihan ihan terhada terhadap p siswa siswa berupa tes, tes, sehingga sehingga kemampua kemampuan n siswa selalu terpantau dan terukur. i.

Menyimpul Menyimpulkan kan setiap setiap materi materi yang yang disamp disampaikan aikan diakhir diakhir pembel pembelajaran ajaran..

D. Prestas Prestasii belajar belajar matemati matematika ka

Untuk memahami memahami tentang tentang pengertian pengertian belajar di sini akan di awali dengan mengemukakan beberapa devinisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli ahli tentan tentang g deviuni deviunisi si belaja belajar. r. Cronba Cronbach, ch, Harold Harold Spears Spears dan Geoch Geoch (dalam (dalam http://sunartombs.wordperss.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-bela http://sunartombs.wordperss.com/2009/01/05/pengertian-prestasi -belajar) jar) sebagai sebagai  berikut: 1)

Cronbach me memberikan de definisi: “Learning is shown by change in behavior as a result of experience”.

“Belajar “Belajar adala adala memperl memperliha ihatka tkan n perubah perubahan an dalam dalam peril perilaku aku sebaga sebagaii hasil hasil  pengalaman”. Harold Spears memberikan batasan: “Lea “Learn rnin ing g is to obse observ rve, e, to read read,, to init initia iate te,, to try try some someth thin ing g them themse selv lves es,, to list listen en,, to foll follow ow dire direct ctio ion”. n”. Belaj Belajar ar adal adalah ah meng mengam amat ati, i,

membaca, membaca, berinisias berinisiasi, i, mencoba sesuatu sendiri, sendiri, mendengarkan mendengarkan,, mengikuti mengikuti  petunjuk atau pengarahan. 2)

Geoch, mengatakan: “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar 

adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek. selain selain pengert pengertian ian belaja belajarr di atas, atas, penger pengertia tian n lain lain tentan tentang g belaja belajar  r  menur menurut ut Sunar Sunaryo yo (1989 (1989:4 :4)) adala adalah h meru merupa paka kan n suat suatu u kegia kegiata tan, n, di mana mana sesorang membuat atau menghasilakn suatu perubahan tingkah laku yang ada  pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif artinya untuk mencapai kesempurnaan hidupnya. Dalam Dalam kamus kamus besar besar bahasa bahasa Indone Indonesia sia (2008: (2008:1101 1101)) menyeb menyebutka utkan n  bahwa prestasi adalah hasil yang telah di capai cap ai (dari yang telah dilakukan, di kerjakan, dsb). Sdelanjutnya, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang di kembangkan melalui mata pelajaran lazimnya di tunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang di berikan oleh guru. Sedangkan

menurut

poerwanto

(dalam

http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/)) http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/ member memberika ikan n penger pengertia tian n “presta “prestasi si belaja belajarr yaitu yaitu hasil hasil yang yang di capai capai oleh oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang di nyatakan dalam raport”. Selanjutnya

Winkel

(dalam

http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/)) http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/ mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar  atau atau kemamp kemampuan uan seseor seseorang ang siswa siswa dalam dalam melaku melakukan kan kegiat kegiatan an belaja belajarny rnyaa sesuai dengan bobot yang di capainya.” Selain beberapa pencdapat di atas, pengertian prestasi belajar menurut S.

Nasuition

(dalam

http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/)) http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/ adalah kesempurnaan yang telah di capai seseorang dalam berpikir, merasa

dan berbuat. Prestasi belajar di katakana sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, kognitif, afektif dan psikomotor psikomotor,, sebaliknya sebaliknya di katakan katakan prestasi prestasi kurang memuaskan jika sesorang belum mampu memenuhi target dala ketiga kriteria tersebut. Dari beberapa pendapat di atas, dapat di simpulkan, prestasi belajar  adalah penguasaan seorang siswa terhadap tiga aspek yakni kognitf, afekti dan  psikomotor dengan di tunjukkan oleh hasil nilai tes atau nilai yang di berikan oleh guru.

Hipotesis tindakan 

Jika Jika siswa siswa kelas kelas III SDN 01 Kanigo Kanigoro ro Kota Kota Madiun Madiun di belaja belajarka rkan n pecahan pecahan sederhana dengan penerapan model pembelajaran problem possing maka akan meningkatkan keaktifan di dalam kelas.



Jika Jika siswa siswa kelas kelas III SDN 01 Kanigo Kanigoro ro Kota Kota Madiun Madiun di belaja belajarka rkan n pecahan pecahan sederhana dengan penerapan model pembelajaran problem possing maka akan meningkatkan prestasi belajar matematika.

BAB III Metode Penelitian A. Tempat Tempat dan dan Waktu Waktu Penel Penelitia itian n

1. Temp Tempat at pen penel elit itia ian n Penel Penelit itia ian n ini ini dila dilaks ksana anaka kan n di SDN 01 Kani Kanigor goro o Kota Kota Madi Madiun un Tahun Tahun Pelajaran 2012/2013 2. Wa Wakt ktu u pen penel elit itia ian n Wakt Wa ktu u pene peneli liti tian an dimu dimula laii seja sejak k bula bulan n Sept Septem ember ber 2012 2012 samp sampai ai bulan bulan desember 2012/2013

B. Sub Subjek jek Penel Peneliti itian an

Peneli Penelitia tian n ini dilaku dilakukan kan pada siswasiswa-sis siswi wi kelas kelas III yang bejumla bejumlah h 32 siswa, yang terdiri dari 12 siswi putri dan 20 siswa putra SDN 01 Kanigoro Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013

C. Prose Prosedur dur Pene Penelit litian ian

Jenis penelitian ini adalah PTK (Class (Classroom room Action Action Research). Research). McNiff  (dal (dalam am Suros Suroso, o, 2007: 2007:19) 19) menge mengemu mukak kakan an bahw bahwaa PTK PTK meru merupa pakan kan bentu bentuk  k   penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanf dimanfaatk aatkan an sebagai sebagai alat alat untuk untuk pengem pengembang bangan an kuriku kurikulum lum,, pengemb pengembanga angan n sekola sekolah, h, pengem pengemban bangan gan keahli keahlian an mengaja mengajar, r, dan sebaga sebagainy inya. a. Peneli Penelitia tian n ini Perencanaan memberikan tindakan kelas untuk langsung mempraktekkan model pembelajaran  problem possing pada siswa kelas III SDN 01 Kanigoro khususnya mata pelajaran refleksi Siklus I Pelaksanaan matematika. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam beberapa tahap, observasi yaitu melalui 2 siklus. Penggunaan siklus ini dengan tujuan apabila pada siklus awal dalam pelaksanaan tindakan belum diketahui hasilnya secara nyata maka Perencanaan dilakukan pengulangan untuk siklus-siklus berikutnya yaitu siklus kedua sehingga

Siklus II

akan diketahui refleksi hasil yang nyata dari beberapa siklus tersebut. Masing-masing tersebut. Pelaksanaan

observasi

?

siklus siklus terdir terdirii dari dari 4 tahap tahap yaitu yaitu tahap tahap perenca perencanaa naan, n, tahap tahap pelaks pelaksanaa anaan, n, tahap tahap  pengamatan, dan tahap refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masingmasing tahap adalah sebagai berikut.

Tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran tiap siklusnya adalah sebagai berikut: siklus 1

silklus 1 terdiri dari atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, dan perbaikan rencana. 1. Perenca ncanaan Pada tahap perencanaan, perencanaan, peneliti peneliti melakukan melakukan studi pendahuluan pendahuluan denga dengan n mela melakuk kukan an refl refleks eksii taha tahapa pan n prakt praktik ik pembe pembela laja jara ran n pecah pecahan an sederhanadi kelas III SDN 01 Kanigoro kota Madiun. Peneliti berupaya meni mening ngkat katkan kan kembal kembalii berb berbag agai ai peri perist stiw iwaa pembel pembelaj ajar aran an yang yang tela telah h  berlangsung selama ini, dengan cara mewawancarai siswa kelas III SDN 01 Kanigor Kanigoro o untuk untuk menget mengetahui ahui kesuli kesulitan tan-ke -kesul sulit itan an apa yang yang di alami alami siswa dan di rasakan mereka ketika belajar matematika tentang pecahan sederhana. sederhana. Pada siklus siklus perencanaan perencanaan ini peneliti melakukan pembuatan

desain desain pembel pembelaja ajaran ran yang yang berupa berupa Rencan Rencanaa Pelaks Pelaksana anaan an Pembel Pembelaja ajaran ran (RPP). 2. Pelaks Pelaksanaa anaan n Tinda Tindakan kan dan dan obse observa rvasi si Pada tahap ini peneliti mempraktikkan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran (RPP) yang telah di susun. 

Guru Guru menje enjela lask skan an mate materi ri pela pelaja jara ran n kepa kepada da para para sisw siswa. a.

Penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan. 

Guru memberikan latihan soal secukupnya.



Siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang,

dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok. 

Sela Selanj njut utny nyaa

seca secara ra

acak acak,,

guru guru

meny menyur uruh uh

sisw siswaa

untu untuk  k 

menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menen menentu tuka kan n sisw siswaa seca secara ra sele selekt ktif if berd berdas asar arkan kan bobot bobot soal soal yang yang diajukan oleh siswa. 

Guru memberikan tugas rumah secara individual.

3. Pengamatan Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung sesuai dengan den gan ins instru trumen mentt yan yang g tel telah ah dip dipers ersiap iapkan. kan. Pad Padaa tah tahap ap ini gur guru u kel kelas as  bertindak sebagai observer. 4. Refleksi Berdasarkan kegiatan pembelajaran di atas, guru yang bertindak  sebagai peneliti mengulas kekurangan selama proses pembelajaran, apa yang belum di lakukan, apa yang belum di capai, masalah apa yang belum terp terpec ecah ahkan kan,. ,. Dari Dari keku kekura rang ngan an pada pada sikl siklus us 1 maka maka guru guru mela melaku kuka kan n  perbaikan kualitas pembelajaran pada siklus yang ke II.



Siklus II

1. Pe Pere renc ncan anaan aan Ti Tind ndak akan an Perren Pe enca cana naan an

tind ti ndak akan an

pada pa da

sikl si klus us

II

sam sa ma

sepe se pert rtii

pada pa da

 perencanaan tindakan pada siklus I tetapi dalam penyusunannya peneliti memperhatikan kekurangan atau kelemahan yang ada pada tindakan siklus I dan berusaha berusaha mempe memperbaiki rbaiki kekurangan kekurangan atau atau kelemahan kelemahan yang ada pada tindakan siklus I. 2. Pe Pela laks ksan anaa aan n Ti Tinda ndaka kan n Pelaks Pel aksana anaan an tin tindak dakan an pad padaa sik siklus lus II sam samaa deng dengan an pel pelaks aksanaa anaan n tind ndaakan

pada

siklus

I

tetapi

dalam

pen pe nyusunanny nyaa

peneliti

memperhatikan kekurangan atau kelemahan yang ada pada tindakan siklus I dan berusaha berusaha mempe memperbaiki rbaiki kekurangan kekurangan atau atau kelemahan kelemahan yang ada pada tindakan siklus I. 3. Peng ngaamatan Pelaksanaan pengamatan pada siklus II sama dengan pelaksanaan  pengamatan pada siklus I yaitu melakukan pengamatan terhadap  pelasanaan

pembelajaran

sesuai

dengan

instrumen

yang

telah

dipersiapkan. 4. Refleksi Refleksi Refle ksi pada siklus siklus II sama dengan dengan refleksi refleksi pada siklus siklus I tetapi tetapi dala da lam m

peny pe nyus usun unan anny nyaa

pene pe neli liti ti

memp me mper erha hati tika kan n

keku ke kura rang ngan an

atau at au

kelemahan kelem ahan yang ada pada refleksi refleksi siklus siklus I dan berusaha berusaha mempe memperbaiki rbaiki kekur ke kuran angan gan at atau au ke kele lema mahan han ya yang ng ad adaa pa pada da ti tind ndak akan an si sikl klus us I unt untuk  uk  meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Hasil refleksi pada pada siklus II merupakan hasil akhir dari penelitian.

D. Data dan Tek Teknik nik Pengump Pengumpula ulan n Data

1. Data Dalam penelitian ini data yang akan diambil adalah a. Keaktifan belajar siswa b. Prestasi belajar siswa

E.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri atas observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Teknik observasi di gunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak  dala dalam m pros proses es pemb pembel elaja ajara ran n tent tentan ang g kesu kesung nggu guhan han sisw siswaa keti ketika ka mengi mengikut kutii  pembelajaran, keseringan siswa beetanya, kemauan siswa mgerjakan soal yang di  berikan oleh guru serta keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Teknik Teknik wawancara wawancara digunakan digunakan untuk mewawancarai mewawancarai siswa siswa tentang tentang kesankesan pengungkapan persaan siswa ketika belajar menghitung penjumlahan dan  pengurangan sistem menyimpan pada bilangan tiga angka. Teknik Teknik dokumentasi dokumentasi adalah adalah di gunakan untuk mendukumentasi mendukumentasikan kan data tentang tentang keaftifan keaftifan siswa siswa selama selama proses proses pembelajara pembelajaran n matematika matematika berlangsung. berlangsung. Data terfokus pada masalah tentang keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa. dokumen yang dimaksutkan dalam penelitian ini mencakup tentang dokumentasi fortofolio LKS siswa. Teknik Teknik lainya lainya adalah adalah tes yang yang diguna digunakan kan untuk untuk mengum mengumpul pulkan kan data data tentang kemampuan siswa mengerjakan soal-soal tes untuk menghitung bilangan  pecahan. F. Jadw Jadwal al pene peneli liti tian an

Penelitian ini akan di lakukan pada tanggal 7 desember 2012, pukul 07.0008.00 di ruang kelas III SDN 01 Kanigoro kota Madiun.

BAB V PENUTUP

A. Ke Kesi simp mpul ulan an

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Penera Penerapan pan model model  Problem Posing 

tida tidak k hanya hanya ungg unggul ul dalam dalam

membantu siswa memahami konsep, tetapi juga sangat berguna bagi siswa untuk menumbuhkan kemampuan keaktifan dan prestasi belajar  matematika. 2. Pembelajaran model  Problem Posing  dapat meningkatkan keaktifan

siswa pada mata pelajaran matematika. 3. Pembelajaran Pembelajaran model  Problem Posing  dapat meningkatka meningkatkan n prestasi prestasi

 belajar siswa pada mata pelajaran matematika. B. Saran

1. Terha erhada dap p gur guru a. Guru Guru hend hendak akny nyaa dala dalam m pros proses es pem pembela belaja jara ran n jang jangan an memb memben entu tuk  k  kelompok yang terlalu banyak, misal dalam 1 kelas ada 25 siswa maka  jumlah kelompok yang dibentuk 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. b. Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru hendaknya menjelaskan

langkah-langkah kegiatan pembelajaran model Problem model Problem Posing agar Posing agar siswa tidak tidak menga mengala lami mi kebi kebing ngung ungan an keti ketika ka meng menghad hadap apii sebu sebuah ah meto metode de  pembelajaran yang berbeda. 2. Terha erhada dap p sisw siswaa a. Sisw Siswaa hend hendak akny nyaa lebi lebih h

akti aktiff dala dalam m bert bertan any ya dan dan akti aktiff menc mencob obaa

menjawab pertanyaan dari guru.  b. Siswa hendaknya lebih serius dalam proses pembelajaran agar proses  pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien

Daftar pustaka

Depdikbut, 1999. Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research), Jakarta : dirjen dikti. http://http://sunartombs.wordperss.com/2009/01/05/pengertianhttp:// http://sunartombs.wordperss.com/2009/01/05/pengertian prestasiridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/  prestasi ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/)) Aunurrahman. 2009. Belajar 2009.  Belajar dan Pembelajaran Pembelajaran.. Bandung: AlfaBeta. Hanafiah dan Cucu Suhana. 2009.  Konsep Strategi Pembelajaran. Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama

 ____________.  ____________.

2009.

 Model

Pembelajaran

Problem

Posing,

(Online),

(http://herdian.blogspot.com)) diakses 14 Agustus 2011 (http://herdian.blogspot.com

 ____________.  ____________. 2008.  Makalah Kolaborasi Metode Pembelajaran Problem Posing, (Online), (http://setyono.blogspot.com)) diakses 14 Agustus 2011 (http://setyono.blogspot.com

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF