Proposal Pemasaran

June 20, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Proposal Pemasaran...

Description

PENGARUH MOTIVASI, CITRA DIRI DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI

TERHADAP

KEPUTUSAN

PERPINDAHAN

MEREK

HANDPHONE DARI BLACKBERRY KE IPHONE (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

Nama : Geraldi Gusto Gentong NIM

: C1B109104

MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 1

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI……………………………………………………………………

i

BAB I

PENDAHULUAN……………………………………………………

1

1.1.

Latar Belakang Masalah………………………………………………

1

1.2.

Rumusan Masalah…………………………………………………….

4

1.3.

Tujuan Penelitian………………………………………………………

5

1.4.

Manfaat Penelitian……………………………………………………

5

1.5.

Sistematika Pembahasan……………………………………………

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA KONSEPTUAL 2.1 . Landasan Teori……………………………………………………………

7

2.1.1

Perilaku Konsumen………………………………………………

7

2.1.2

Tipe-Tipe Perilaku Pembelian……………………………………

10

2.1.3

Tahapan Pembelian………………………………………………

11

2.1.4

Produk……………………………………………………………..

12

2.1.5

Karakteristik Kualitas Produk…………………………………….

13

2.1.6

Merek……………………………………………………………….

14

2.1.7

Loyalitas Merek……………………………………………………

14

2.1.8

Perpindahan Merek………………………………………………

15

2.1.9

Motivasi……………………………………………………………

16

2.1.10 Citra Diri……………………………………………………………. 17 2.1.11 Kebutuhan Mencari Variasi………………………………………

18

2.2 Penelitian Sebelumnya…………………………………………………..

19

2.3 Kerangka Pikir…………………………………………………………….

20

2.4 Hipotesis Penelitian………………………………………………………

21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………

23

3.1.1

Jenis Penelitian………………………………………………….

23

3.1.2

Objek Penelitian…………………………………………………

23

2i

3.2 Populasi dan Sampel……………………………………………………

23

3.2.1

Populasi………………………………………………………….

23

3.2.2

Sampel……………………………………………………………

24

3.3 Definisi Operasional Variabel………………………………………….

25

3.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………….

27

3.5 Teknik Analisis Data……………………………………………………

28

Uji Kualitas Data………………………………………………..

28

3.5.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas………………………………

28

3.5.1

Uji Asumsi Klasik…………………………………………………

28

3.5.2.1 Uji Normalitas…………………………………………………

28

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas…………………………………………

28

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas………………………………………

28

3.5.2

3.5.3

Pengujian Hipotesis……………………………………………..

29

3.5.3.1 Uji t…………………………………………………………….. 29 3.5.3.2 Uji F……………………………………………………………

29

3.5.3.3 Uji Variabel Dominan………………………………………… 30 3.5.4

Analisis Regresi Linear Berganda……………………………… 30

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan komunikasi saat ini menjadi salah satu hal yang sangat

penting bagi setiap orang. Kebutuhan ini mengakibatkan peningkatan akan pelayanan jasa telekomunikasi dikarenakan dari permintaan yang semakin meningkat. Salah satu yang mengalami peningkatan pesat adalah permintaan akan telepon selular (handphone). Di Indonesia sendiri, jumlah pengguna ponsel semakin meningkat denga pesat. Berdasarkan pada survey dari Nielsen, persentase pengguna handpdhone di

Indonesia

mencapai

52

persen

atau

sebanyak

125

juta

orang

(http://teknologi.kompasiana.com/gadget/2012/02/21/jumlah-ponsel-lampauipenduduk/). Ini menunjukkan bahwa indonesia merupakan salah satu negara dengan pangsa pasar handphone yang besar. Kondisi ini menunjukkan indikasi tingginya persaingan di industri ini dan membuat para produsen handphone yang memasuki pasar Indonesia harus bersiap dalam memberikan kualitas dan pelayanan yang diinginkan oleh konsumen.

Perkembangan handphone yang semakin pesat membuat handphone tidak hanya digunakan hanya untuk panggilan suara (voice call) dan pesan singkat (short message service) saja. Sekarang handphone menjadi alat multiguna yang menawarkan fitur-fitur beragam seperti kamera, video player, mp3 dan radio. Semenjak munculnya teknologi smartphone, fungsi handphone bertambah menjadi sarana komunikasi pintar seperti layanan internet, GPS, mobile TV , dll.

Persaingan bisnis yang semakin

ketat

ini

membuat perusahaan

melakukan diferensiasi terhadap produk yang dibuat agar produk perusahaan tersebut memiliki karakteristik yang unik, menarik dan berbeda dari produk pesaing. Diferensiasi ini bertujuan untuk menarik minat konsumen dalam 41

melakukan

pembelian,

mempertahankan

pangsa

pasar

yang

di

miliki,

memperluas pangsa pasar yang hendak dituju. Tingkat persaingan antar perusahaan handphone di Indonesia sangat ketat, dapat kita lihat pada banyaknya perusahaan handphone yang menawarkan produknya ke pasar. Merek ponsel yang memasuki pasar Indonesia antara lain BlackBerry, Iphone, Samsung, Nokia, Sony Ericsson, LG, Motorola, Siemens, dan merek lainnya.

Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah keterkaitan antara perpindahan merek yang dipengaruhi oleh motivasi, gaya hidup dan kebutuhan mencari variasi. Perpindahan merek (Brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang lain (Peter dan Olson, dalam Setya Ningrum, 2005;5). Perpindahan merek ini terjadi disebabkan oleh banyaknya produk yang berada dipasaran, dimana membuat konsumen memiliki keinginan untuk memiiih produk yang sesuai dengan kebutuhan. Perpindahan merek juga dapat terjadi karena adanya kesalahan atau ketidaksesuaian dengan produk yang sudah dibeli sehingga konsumen beralih ke merek lain.

Salah satu cara perusahaan dalam mendapatkan konsumen, melalui pemenuhan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen. Pemenuhan kebutuhan ini berpengaruh pada motivasi konsumen dalam mendapatkan produk yang diinginkannya.

Menurut

Schiffman

&

Kanuk

(2004;72)

motivasi

dapat

digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak dimana hal ini diakibatkan oleh tekanan dalam diri individu tersebut karena kebutuhan yang tidak terpenuhi. Salah satu faktor terjadinya perpindahan merek yaitu dimana konsumen mencari atau mencoba meningkatkan kebutuhan yang diinginkannya. Konsumen sering kali melakukan perpindahan produk karena ingin mendapatkan kebutuhan akan pengakuan dari orang lain terhadap dirinya ketika menggunakan produk. Hal ini dapat memacu motivasi konsumen untuk mendapatkan produk yang dia inginkan.

Dalam memilih banyaknya variasi produk yang ada dipasaran, para konsumen tentu saja mempertimbangkan berdasarkan pada faktor yang ada pada dirinya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam perpindahan 52

merk adalah pengaruh dari citra diri konsumen tersebut. Menurut Schiffman & Kanuk (2004:127) citra diri dapat memberikan kesempatan pada konsumen untuk dapat merubah diri mereka. Melalui perpindahan merk, seseorang dapat memiliki keyakinan dapat membentuk citra diri yang diinginkannya. Ketika konsumen menggunakan merek yang sudah umum dalam lingkungannya dan ketika dia melalukan perpindahan merk ke merek khusus dalam lingkungannya maka hal ini akan membentuk citra diri konsumen, baik yang diharapkan oleh konsumen maupun dari segi lingkungan sosial melihatnya.

Perpindahan merek juga bisa terjadi karena adanya kejenuhan dalam menggunakan produk atau merek yang ada saat ini dan membuat konsumen ingin mencoba hal baru. Kebutuhan akan mencari variasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen. Menurut Setyaningrum (2005) kebutuhan mencari variasi merupakan komitmen secara sadar untuk membeli merek lain karena individu terdorong untuk menjadi terlibat, terdorong mencoba hal baru, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dengan tujuan mencari kesenangan untuk melepas kejenuhan dari merk yang biasa dipakainya.

BlackBerry saat ini merupakan salah satu smartphone yang masih menjadi trend yang ada di Indonesia. BlackBerry memiliki fitur yang dapat dikatakan lengkap dan mengandalkan pada sistem komunikasi berbasis chatting atau pada aplikasi utamanya yaitu BBM (BlackBerry Messanger) namun saat ini banyak sekali aplikasi chatting yang tidak kalah dengan BBM, salah satunya adalah aplikasi whatsapp dan sistem push mail yang dulu dimiliki oleh BlackBerry sekarang sudah dimiliki dan sistem operasi lainnya memiliki hal tersebut. Untuk variasi software dan perkembangan aplikasi BlackBerry cenderung masih tertinggal jauh oleh Iphone. Melihat dari trend yang ada menunjukkan orangorang mulai memiliki kecenderungan untuk beralih pada smartphone lain terutama pada Iphone. Untuk fitur-fitur yang ada pada blackberry, Iphone dapat menyamainya. Namun fitur-fitur yang dimiliki oleh Iphone, BlackBerry tidak dapat menyamainya. Fitur tersebut adalah game dan aplikasi yang ada pada Iphone. Kelebihan pada fitur-fitur inilah yang membuat Iphone menjadi salah satu produk yang diminati apabila memilih smartphone. Harga antara handphone Iphone dan Blackberry keluaran terbaru saat ini yang dipasaran tidak jauh beda namun 63

karena banyaknya aplikasi dan fitur-fitur yang lebih bervariasi yang dimiliki oleh Iphone maka membuat Iphone lebih dipliih dibandingkan BlackBerry. Budaya masyarakat Indonesia terhadap smartphone. untuk saat ini blackberry masih tertinggal jauh dari iphone baik dari segi os maupun fiturfiturnya

Sebagian

konsumen BlackBerry telah berpindah merk ke Iphone,

terutama pada mahasiswa fakultas S-1 Fakultas Ekonomi UNLAM. Hal ini disebabkan karena fitur-fitur yang ada baik game dan aplikasi serta segi teknologi lebih unggul bahkan

apabila dibandingkan pada segi prestise atau

pengakuan dari orang lain maka Iphone jauh lebih diunggulkan. Citra diri dapat terlihat pada orang yang menggunakan handphone Iphone, sehingga membuat orang-orang termotivasi untuk menggunakannya dan mahasiswa merupakan kelompok yang cenderung terbuka dalam hal baru dimana dalam kasus ini Iphone banyak memberikan penawaran terhadap hal-hal baru dibandingkan BlackBerry.

Berdasarkan

uraian

tersebut,

penulis

tertarik

untuk

mengangkat

permasalahan ini dengan judul “Pengaruh Motivasi, Citra Diri, dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Perpindahan Merek Handphone dari BlackBerry ke Iphone pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Universitas Lambung Mangkurat”.

1.2.

Rumusan Masalah

1. Apakah motivasi, citra diri, dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan perpindahan merek handphone dari BlackBerry ke Iphone. 2. Apakah motivasi, citra diri, dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan perpindahan merek handphone dari BlackBerry ke Iphone. 3. Apakah variabel kebutuhan mencari variasi memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan perpindahan merek handphone dari BlackBerry ke Iphone. 7

1.3.

Tujuan Penelitian

4

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi, citra diri, dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek handphone dari BlackBerry ke Iphone secara simultan 2. Untuk mengetahui perngaruh variabel motivasi, citra diri, dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek handphone dari BlackBerry ke Iphone secara parsial. 3. Untuk mengetahui apakah variabel kebutuhan mencari variasi memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan perpindahan merek handphone dari BlackBerry ke Iphone

1.4.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan Sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola dan mempertahankan merek melalui pengembangan-pengembangan produk yang ada agar tetap menjadi pilihan pelanggan ditengah meningkatnya persaingan antar merek yang terjadi saat ini. b. Bagi penulis Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori yang telah didapatkan dalam perkuliahan dan menambah wawasan bagi penulis khususnya dalam teori perpindahan merek. c. Bagi peneliti selanjutnya Sebagai bahan referensi yang dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya, khususnya mengenai perpindahan merek.

1.5.

Sistematika Pembahasan

Dalam penyusunan proposal ini dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut : 8

BAB I. PENDAHULUAN Berisikan konsep dasar tugas akhir yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. 5

BAB II. PEMBAHASAN Berisikan landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pikir dan hipotesis dari penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisikan ruang lingkup penelitian yang didalamnya terbagi atas dua yaitu jenis dan objek penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

9

BAB II 6

TINJAUAN PUSTAKA & KERANGKA KONSEPTUAL

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Perilaku Konsumen Dalam memasarkan produknya baik barang maupun jasa, pemasar perlu untuk mengetahui dan mempelajari bagaimana perilaku konsumen yang ada. Perilaku konsumen ini penting bagi pemasar karena dengan mengetahui dan mempelajarinya

pemasar

dapat

menentukan

strategi

yang

tepat

untuk

memasarkan produk. Menurut Schiffman & Kanuk (2000:86), perilaku konsumen adalah sebuah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, bertindak pasca konsumsi produk dan jasa serta ide yang diharapkan agar dapat memenuhi kebutuhan seseorang tersebut. Menurut Setiadi (2003) perilaku konsumen adalah dimana seseorang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, serta keputusan yang mendahului atau menyusuli tindakan yang dilakukan ini. Menurut Kotler & Keller (2008 : 183), perilaku konsumen adalah tindakan dari individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang-barang, jasa, ide dan pengalaman yang ada. 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Ada 4 faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: a. Faktor kebudayaan Faktor kebudayaan memberikan pengaruh yang paling luas dan paling dalam terhadap perilaku konsumen. Komponen yang membentuk kebudayaan adalah :

10

1) Budaya: nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat melalui keluarga atau intansi penting lainnya. Pengaruh budaya di setiap negara sangat beraneka ragam hal ini juga secara langsung mempengaruhi perilaku konsumen, dimana antara satu negara dan negara lain perilaku konsumen berbeda-beda. Pemasar harus dapat menyesuaikan antara produk dan budaya yang ada di 7

sebuah negara atau sebuah daerah karena dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya produk tersebut dalam mencapai target yang dituju. 2) Sub-budaya : sekelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa. Subbudaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras dan wilayah geografis. Sub-budaya membentuk segmen pasar yang penting dan pemasar dapat merancang produk yang sesuai dengan hal tersebut. 3) Kelas sosial: pembagian masyarakat yang relatif permanen dan teratur dimana setiap anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial menunjukkan pemilihan produk dan merek-merek tertentu seperti pakaian, mobil, dan ponsel.

b. Faktor sosial Individu merupakan mahluk sosial, jadi individu pasti akan dipengaruhi oleh orang-orang disekitarny dalam membeli barang. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial seperti: 1) Kelompok acuan, dua atau lebih sekelompok orang yang saling berinteraksi untuk memenuhi tujuan bersama. Kelompok acuan secara langsung atau tidak langsung membentuk dan merubah sikap atau tingkah laku seseorang. Dalam kelompok acuan ada yang disebut dengan kelompok keanggotan dimana kelompok mempunyai pengaruh langsung terhadap anggotanya. Apabila seseorang ingin masuk dalam keanggotaan ini dia harus memilki atribut yang mencerminkan karakteristik tersebut. contohnya: anggota sepeda motor. 2) Keluarga, dua orang atau lebih yang memiliki hubungan atau dipersatukan oleh hubungan darah, pernikahan, dan adopsi yang tinggal secara bersama. Anggota keluarga dapat mempengaruhi

11

tingkah laku pembeli. Pemasar harus dapat melihat peran dan pengaruh dari suami, isteri atau anak dalam pembelian produk. 3) Peran dan status, peran adalah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang disekitarnya. Tiap peran membawa status yang menggambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut yang diberikan oleh masyarakat. c. Faktor pribadi

8

Keputusan pembelian dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti: 1) Umur dan tahap siklus hidup, kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai dengan usianya. Ada beberapa tahapan siklus hidup yang

dialami

oleh

individu.

Tahapan

dan

pribadi

seseorang

membutuhkan produk dan jasa yang berbeda-beda pula. Pemasar menjadikan hal ini sebagai tujuan untuk memasarkan produknya dengan membuat produk yang sesuai dengan usia dan siklus tahap hidup. 2) Pekerjaan, pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dibelinya. Berdasarkan hal ini, pemasar mengidentifikasi dan membagi orang-orang berdasarkan pekerjaannya agar dapat membuat produk yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh para pekerja tersebut. 3) Keadaan ekonomi, keadaan ekonomi terdiri dari pendapatan pribadi, tabungan dan investasi. Pemasar harus dapat memperhatikan perkembangan keadaan ekonomi agar pemasar dapat mengambil langkah-langkah

dalam

merancang

ulang,

memposisikan

dan

mengatur harga produknya sesuai dengan keadaan ekonomi yang sedang terjadi. 4) Gaya hidup, gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang tergambarkan dalam aktivitas, keinginan, dan pandangan orang tersebut terhad sesuatu. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan. 5) Kepribadian

dan

konsep

diri,

kepribadian

adalah

karakteristik

psikologis yang unik dimana menimbulkan respon konstan terhadap lingkungan sendiri. Konsep diri merupakan kepemilikan dari seseorang yang dapat menyumbang dan mencerminkan diri seseorang tersebut.

12

d. Faktor psikologis Pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yaitu : 1) Motivasi, adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak dimana hal ini diakibatkan oleh tekanan dalam diri individu tersebut karena kebutuhan yang tidak terpenuhi. 2) Persepsi, adalah sebuah proses dalam diri manusia. Dimana manusia atau seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan 9 informasi dalam membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. 3) Pembelajaran, perubahan perilaku yang terjadi akibat dari pengalaman seseorang tersebut dan pengalaman ini membuat seseorang belajar bagaimana cara menghadapi atau melakukan sesuatu, terutama pembelian. 4) Keyakinan dan sikap, keyakinan adalah pemikiran yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap merupakan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang konsisten atas suka atau tidaknya terhadap objek tertentu. 2.1.2 Tipe-Tipe Perilaku Pembelian Kotler dan Amstrong (2001:219) membagi empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan di antar merek. 1. Perilaku pembelian rumit Perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli dan adanya perbedaan pandangan antara satu merek dengan merek yang lainnya. 2. Perilaku pembelian untuk mengurangi keragu-raguan Konsumen terlibat dalam pembelian, namun melihat sedikit perbedaan antara merek satu dengan merek lainnya. Jika adanya mutu antar merek, maka pembeli cenderung memilih harga yang lebih tinggi. Namun jika perbedaan

kecil

maka

konsumen

membeli

berdasarkan

harga

dan

kenyamanan yang dirasakan dalam menggunakan produk untuk mengurangi keragu-raguan yang ada. 3. Perilaku pembelian berdasarkan kebiasaan 13

Pembelian dengan keterlibatan yang rendah melalui urutan umum yaitu keyakinan, sikap, dan perilaku. Konsumen tidak secara luas mencari informasi, mengevaluasi, dan memutuskan merek mana yang dipilih. Namun konsumen sering menjadi penerima informasi melalui media-media seperti televise maupun internet. 4. Perilaku pembelian mencari variasi 10 Perilaku pembelian yang memiliki keterlibatan rendah namun masih

terdapat merek yang jelas. Peralihan merek sering terjadi dalam situasi ini, hal ini terjadi diakibatkan bukan karena konsumen tidak puas terhadap sebuah merek tetapi lebih kepada konsumen ingin mencoba hal-hal baru.

2.1.3 Tahapan Pembelian Setiap kali seseorang membeli suatu produk baik barang ataupun jasa, orang tersebut pasti mengingikan produk itu dapat memberikan kegunaan maksimum yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, ini menunjukkan bahwa konsumen merupakan seseorang yang rasional dalam membuat sebuah keputusan pembelian terhadap produk-produk yang ada di pasaran. Menurut Tjiptono (2005:179), ada lima tahapan pembelian yaitu: 1) Pengenalan kebutuhan Tahap awal dimana seseorang memiliki keinginan dan kebutuhan dalam dirinya yang harus dipenuhi. 2) Mencari informasi Ketika menginginkan sebuah produk, seseorang pasti akan mencari informasi mengenai produk tersebut. Ada yang melalui pengalaman, ada pula melalui berbagai media seperti media elektronik atau media cetak. 3) Evaluasi alternatif Setelah mendapatkan informasi yang cukup lengkap, maka konsumen akan mengevaluasi alternatif yang tersedia. Evaluasi yang dilakukan bisa melalui perhitungan dan berpikir secara mendalam ketika memilih produk. Namun sering kali, konsumen juga hanya mengandalkan intuisinya saja. 4) Keputusan pembelian Dimana konsumen melakukan pembelian, dilakukan berdasarkan informasi

dan

evaluasi

alternatif.

Keputusan

pembelian

ddipengaruhi oleh faktor lain yaitu pengaruh orang lain. 14

bisa

juga

5) Perilaku setelah pembelian Pada tahap ini, konsumen akan melihat seberapa besar tingkat kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan oleh konsumen. Ketika puas konsumen cenderung akan bertahan pada produk tersebut. Namun ketika tidak puas, konsumen akan mencari produk lain yang dapat memenuhi kepuasannya.

11

2.1.4 Produk Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan dalam pasar baik berbentuk barang dan jasa, untuk mendapatkan perhatian, dibeli dan digunakan sebagai pemuas kebutuhan. Menurut Kotler & Amstrong (2001:346), produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi. Menurut Tjiptono (2005;31), produk bisa berupa apa saja yang ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang ada pada pelanggan tersebut. Jadi produk bisa dikatakan sebagai sesuatu yang dihasilkan dan ditawarkan oleh produsen kepada konsumen didalam pasar untuk dibeli, digunakan, dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan konsumen tersebut. 1. Tingkatan produk Produk memiliki tingkatan yang membedakan antara satu produk dan produk lainnya. Menurut Kotler & Amstrong (2001:338-341) tingkatan produk dibagi tiga yaitu: a. Produk inti (core product) Tingkatan paling dasar dalam sebuah produk dan berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. b. Produk aktual (actual product) Tingkatan kedua setelah produk inti, produk actual minimal harus mempunyai 5 sifat yaitu : tingkatan kualitas, fitur, desain, merek, dan kemasan. c. Produk tambahan (augmented product) Merupakan tingkatan produk terakhir dimana jenis produk ini menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen. 2. Klasifikasi produk 15

Selain tingkatan, produk juga memiliki klasifikasi. Klasifikasi produk untuk konsumsi dapat dibedakan menjadi empat jenis (Kotler & Amstrong, 2001:346-349) yaitu: a. Convenience goods (produk sehari-hari) Produk konsumen yang cepat dan sering dibeli oleh pelanggan 12

serta dibutuhkan sedikit usaha dalam membandingkan dan membeli. b. Shopping goods (produk shopping) Produk konsumen dimana pemilihan dan pembeliannya, konsumen melakukan perbandingan karakteristik seperti kecocokan, kualitas, harga dan gaya. c. Specialty goods (produk spesial) Produk konsumen yang memiliki karakteristik unik dan dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka mau secara khusus mengeluarkan usaha untuk memperolehnya. d. Unsought goods (produk yang tidak dicari) Produk konsumen yang keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui konsumen pun tidak terpikirkan untuk membelinya.

2.1.5 Karakteristik Kualitas Produk Kualitas produk adalah evaluasi menyeluruh pelanggan mengenai kinerja barang atau jasa. Irawan (2008:45) mengidentifikasi tujuh dimensi kualitas produk, yaitu: 1) Kinerja (performance) Berkaitan dengan aspek fungsional (fungsi utama produk) dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli produk. 2) Keandalan (reability) Merupakan suatu kemungkinan dari suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam suatu jangka waktu tertentu dibawah kondisi tertentu.

Jadi,

keandalan

merupakan

karakteristik

yang

mereflesikan

kemungkinan tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk tersebut.

3) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features) 16

Merupakan aspek kedua dari performance yang menambah fungsi dasar yang biasanya terdapat pada fungsi menu dari suatu produk. Semakin banyak fitur-fitur yang terdapat dalam produk, maka semakin banyak manfaat yang didapat oleh konsumen. 4) Daya tahan (durability)

13

Merupakan ukuran masa penggunaan suatu produk. Dengan kata lain, berkaitan dengan keawetan produk tersebut. 5) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance) Berhubungan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen. Karakteristik ini mengukur banyaknya produk yang gagal memenuhi standar dan harus diperbaiki atau dikerjakan ulang. 6) Pelayanan (service ability) Karakteristik

yang

berkaitan

dengan

kecepatan,

keramahan,

kesopanan, kompetensi, serta akurasi dalam perbaikan produk. 7) Desain (aesthetics) Dimensi yang menawarkan aspek emosional dan keindahan suatu produk untuk menarik minat dan mempengaruhi kepuasan pelanggan.

2.1.6 Merek Saat ini seluruh produsen masuk kedalam era globalisasi dimana produk yang dibuat berskala internasional atau dapat memasuki pasar internasional. Hal ini membuat sistem perekonomian yang ada harus dapat memposisikan para pemasar dalam perusahaan untuk slalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar. Merek dapat digunakan sebagai alat untuk dapat memposisikan dan mendapatkan pangsa pasar yang ada. Asosiasi

Pemasaran

Amerika

dalam

Kotler

&

Keller

(2008:332)

mendefenisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual, atau kelompok penjual, untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing”. 2.1.7 Loyalitas Merek (Brand Loyalty) 17

Menurut Mowen & Minor (2002:108) loyalitas merek adalah sejauh mana konsumen memberikan dan menunjukkan sifat positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen terhadap merek, dan berniat untuk terus membelinya dimasa depan. Loyalitas merek, menjadi rujukan keterkaitan antara seorang konsumen dengan sebuah merek. Ini menunjukkan bahwa konsumen dapat 14

berpindah ke merek lain apabila merek tersebut mengalami perubahan seperti berubahnya harga atau unsur-unsur lain yang berpengaruh. Menurut Aaker (1997:157) merek merupakan suatu indikator yang langsung terkait dengan laba masa depan, karena loyalitas merek secara langsung ditafsirkan sebagai laba masa depan. Ini menunjukkan bahwa seorang pelanggan yang setia terhadap suatu merek mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk membeli produk dari merek yang disukainya sehingga loyalitas terhadap merek ini menjadi salah satu faktor yang harus dipertahankan oleh perusahaan. 2.1.8 Perpindahan Merek Perpindahan merek merupakan perilaku yang dapat terjadi bahkan sering terjadi pada konsumen. Hal ini terjadi karena, banyaknya variasi produk yang ada dipasaran sehingga konsumen akan mulai memilih produk mana yang digunakan. Perpindahan juga terkait dengan pengalaman konsumen terhadap penggunaan produk dimana apabila produk tersebut tidak memenuhi kebutuhan, maka konsumen akan mulai beralih pada merek lain. Menurut Peter & Olson dalam Setiya Ningrum (2005), perpindahan merek adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan dan pergantian dari suatu merek yang telah digunakan berubah ke merek yang lain. Brand switching juga didefinisikan sebagai perpindahan merek yang digunakan pelanggan untuk setiap waktu penggunaan (ww.swa.co.id). tingkat brand switching juga menunjukkan sejauh sebuah merek mempunyai pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat perpindahan merek menunjukkan semakin tidak loyalnya pelanggan terhadap merek tersebut. Tingginya perpindahan merek berdampak pada semakin beresikonya merek yang dikelola karena dapat dengan mudah dan cepat kehilangan pelanggan.

18

Perilaku perpindahan merek terjadi akibat beberapa alasan tertentu atau dikatakan sebagai keinginan konsumen untuk beralih ke merek lain karena ketidapuasan konsumen terhadap merek yang mereka beli. Ketidakpuasan ini dapat memberikan dampak negatif dimana konsumen tidak akan membeli kembali merek yang sama. Perpindahan merek juga terjadi akibat beberapa variabel seperti pengalaman konsumen 15 dan informasi yang diketahui konsumen mengenai merek yang bersangkutan. Ketidakpuasan yang dirasakan konsumen menjadi pengalaman bagi konsumen dan membentuk tahapan emosional dimana konsumen akan berpindah dan merasa tertarik untuk mencari merek lain diluar merek yang biasanya konsumen tersebut gunakan. Konsumen yang hanya menggunakan tahap kognitifnya dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya ransangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). 2.1.9 Motivasi Menurut Schiffman & Kanuk (2004:72) motivasi dapat dikatakan sebagai tenaga dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, dimana tenaga tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Menurut Schiffman & Kanuk (2004:73) kebutuhan terbagi atas dua yaitu: Kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan akan makanan, air, udara, pakaian perumahan dan seks. Kebutuhan perolehan, mencakup martabat, status dan penghargaan. Dua kebutuhan ini dapat membantu pemasar untuk membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen agar dapat memenuhi kebutuhan konsumennya tersebut. Kebutuhan ini mempengaruhi bagaimana seorang konsumen mencari cara agar dapat memenuhi kebutuhannya, yaitu dengan membeli sebuah produk yang dia rasa dapat memenuhi kebutuhannya. Namun terkadang evaluasi akhir produk, produk tidak secara maksimal memenuhi apa yang kebutuhannya atau dengan kata lain konsumen menjadi tidak puas. Ini menimbulkan hasrat konsumen atau konsumen menjadi termotivasi untuk mencari produk yang dapat memuaskan kebutuhannya. Pencarian produk ini secara langsung berdampak pada perpindahan merek.

19

Motivasi merupakan konsep yang dinamis yang terus-menerus berubah sebagai reaksi dari pengalaman (Schiffman & Kanuk, 2004:79). Pengalaman seorang konsumen terhadap suatu merek memberikan dampak terhadap suatu produk dan merek, dimana dampak ini dapat menjadikan konsumen loyal dan dapat pula

membuat konsumen termotivasi untuk mencari merek lain akibat

tidak terpenuhinya kebutuhunan dari16merek sebelumnya. Banyak kebutuhan yang tidak terpuaskan sepenuhnya sehingga menimbulkan tenaga pendorong yang digunakan untuk mencapai pemenuhan tersebut. Motivasi memiliki arah yaitu positif atau negatif, dimana kita dapat merasakan adanya arah yang mendorong kita kearah yang kita tuju atau menjauhi/menghindari obyek atau keadaan tertentu (Schiffman & Kanuk, 2004:77). Ini menunjukkan seseorang menginginkan sesuatu berdasarkan penilaiannya, apakah objek atau keadaan itu dapat memberikan penilaian positef atau negatif. Sama halnya dengan pembelian produk, seseorang akan terdorong kembali membeli karena merasakan dampak positif dari penggunaan produk atau merek. Sebaliknya seseorang akan berusaha menghindari apabila produk yang dirasa tidak memenuhi apa yang diinginkan. Dampak-dampak ini memiliki peran yang dapat membuat seseorang loyal atau melakukan perpindahan pada produk dan merek. 2.1.10 Citra Diri Citra diri didefinisikan sebagai bagaimana kita ingin memandang diri kita. Menurut Schiffman & Kanuk (2004:125) citra diri adalah “persepsi mengenai diri sendiri”. Citra diri dapat membentuk kepribadian konsumen, dimana konsumen cenderung membeli produk yang memiliki citra yang sama dengan diri mereka sendiri. Produk dan merek dipandang oleh konsumen memiliki nilai yang sesuai dengan citra diri yang mereka miliki. Sehingga apabila adanya merek yang menggambarkan diri mereka, maka konsumen akan segera melakukan tahapan pembelian terhadap merek tersebut. perpindahan merek dapat terjadi ketika seseorang yang telah lama menggunakan sebuah merek tertarik pada merek baru, dimana produk yang ditawarkan oleh merek ini lebih menunjukkan citra dirinya dibandingkan merek lama yang dia miliki. 20

Schiffman & Kanuk (2004:127) membagi citra diri kedalam 5 bentuk, yaitu: 1. Citra diri aktual, bagaimana konsumen memandang diri mereka dalam kenyataannya. 2. Citra diri ideal, bagaimana konsumen ingin memandang diri mereka. 17

3. Citra diri sosial, bagaimana konsumen merasa orang lain memandang mereka. 4. Citra diri sosial ideal, bagaimana konsumen ingin dipandang oleh orang lain. 5. Citra diri yang diharapkan, bagaimana konsumen di waktu tertentu dimasa yang akan datang memandang diri mereka. lima

bagian

citra

diri

ini

dapat

membantu

pemasar

dalam

mengembangkan strategi produknya dan pengembangan merek untuk dapat menarik minat konsumen. Kelima bagian ini cenderung menjadi faktor apakah konsumen akan loyal terhadap suatu merek atau tidak. Karena apabila seseorang ingin dipandang sesuai dengan keinginannya maka dia akan mencari merek yang sesuai. Apabila terdapat merek baru yang lebih sesuai dengan dirinya baik bagaimana konsumen tersebut ingin memandang dirinya atau konsumen itu ingin dipandang, maka konsumen akan segera berpindah merek kepada merek yang baru. 2.1.11 Kebutuhan Mencari Variasi Konsep kebutuhan mencari variasi berhubungan dengan studi marketing dan exploratory purchase behavior seperti perpindahan merek dan perilaku inovasi. Dari sudut pandang psikologi dihasilkan teori yang menyatakan bahwa sumber kebutuhan mencari variasi adalah kebutuhan dari dalam yang terstimulasi. Schifman & Kanuk (2007:115) mengemukakan bahwa sifat yang digerakkan oleh kepribadian hampir sama dan berhubungan dekat dengan Tingkat Stimulasi Optimum (TSO) yaitu pencari variasi atau pencari kesenangan baru. Ketika stimulasi berada di bawah level ideal, individu menjadi jenuh dan mencoba untuk lebih menghasilkan input stimulasi seperti perilaku exploritasion dan novelty seeking.

21

Kebutuhan mencari variasi adalah keinginan konsumen untuk mencari hal baru yang diakibatkan kejenuhan konsumen karena keterlibatan rendah pada merek atau produk tertentu. Perilaku seperti ini dikarakteristikkan dengan kurangnya informasi yang didapatkan dari penggunaan produk sehingga memunculkan ketidakinginan memiliki komitmen terhadap merek produk 18 dirasakan konsumen dari penggunaan tersebut. Ketidakpuasan emosional yang

produk membuat sebelumnya.

konsumen

Konsumen

tertarik

yang

mencari

hanya

merek

mengaktifkan

lain

diluar

tahap

merek

kognitifnya

dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan merek karena adanya ransangan pemasaran (Junaidi dan Dharmmesta, 2002:91). Dalam meneliti keputusan mencari variasi, peneliti menggunakan metode untuk mengetahui kebutuhan dalam keputusan mencari variasi. Metode ini dijabarkan ke dalam konstruk yang disebut dengan Exploratory Acquisition of Produt (EAP) yang dikutip dari Van Trijp dalam Schiffman & Kanuk (2007: 115) yaitu: 1. Lebih suka merek yang belum pernah dicoba. 2. Merasa tertantang jika memesan merek yang belum familiar. 3. Meskipun menyukai merek tertentu, namun sering mencoba merek baru. 4. Tidak khwatir mencoba merek yang baru atau yang berbeda. 5. Jika merek produk tersedia dalam berbagai variasi, pasti akan mencobanya. 6. Menikmati pembelian merek yang kurang familiar demi mendapatkan variasi dalam suatu pembelian.

2.2

Penelitian Sebelumnya Intan Rachmawati (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pengaruh Ketidakpuasan Pasca Konsumsi, Kebutuhan Mencari Variasi, dan Iklan Pesaing Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Dari Mie Sedaap Ke Mie Instan Lain”. Dari penelitian ini, terdapat kesamaan dan perbedaan dalam penelitian peneliti dengan penelitian ini. Kesamaan penelitian ini adalah, adanya kesamaan variabel penelitian yaitu, variabel kebutuhan mencari variasi dan variabel perpindahan merek. Sedangkan perbedaan penelitian ini yaitu, 22

perbedaan variabel penelitian dimana peneliti melakukan penelitian pada variabel motivasi dan citra diri dan penelitian ini pada variabel ketidakpuasan pasca konsumsi dan iklan pesaing. Terdapat perbedaan pula pada objek penelitian dimana peneliti melakukan penelitian pada handphone, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah mie istan. Penelitian ini membantu peneliti sebagai referensi bagi penelitian yang peneliti buat. Henny Veramayanti Naibaho (2009) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone GSM Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU)”. Penelitian ini memiliki variabel yang sama kebutuhan mencari variasi dan subjek yang sama yaitu handphone dalam penelitian yang peneliti buat. Perbedaannya terletak pada salah satu variabel yang diteliti yaitu variabel pengaruh ketidakpuasan konsumen. Perbedaan dan persamaan ini peneliti gunakan sebagai referensi untuk dapat membantu peneliti dalam menyempurnakan penelitian. 2.3

Kerangka Pikir Menurut Howard dalam Mayasari (2005:21), kebutuhan mencari variasi

adalah perilaku konsumen untuk melepaskan kejenuhan yang dirasakan oleh konsumen karena keterlibatan rendah pada merek atau produk. Konsumen akan berusaha mencari keberagaman merek yang berada di luar kebiasaannya untuk sekedar mencoba sesuatu yang baru atau mencari sesuatu yang baru sesuai dengan keinginan konsumen. Motivasi adalah tenaga dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, dimana tenaga tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi (Schiffman & Kanuk, 2004:72). motivasi konsumen terhadap akan slalu berkembang, karena kebutuhan yang dirasakan konsumen juga akan slalu berkembang. Ketika seseorang merasakan ketidaknyaman setelah menggunakan produk, maka orang tersebut akan terdorong untuk dapat memenuhinya. Sehingga apabila merek tertentu tidak nyaman dirasakan konsumen maka konsumen akan mencari merek lain untuk memuaskan kebutuhannya.

23

Citra diri adalah bagaimana seorang konsumen ingin memandang dirinya ataupun dia ingin dilihat oleh orang lain. Seorang konsumen akan membeli suatu produk sesuai dengan karakteristik dirinya (). Ini menunjukkan bahwa konsumen yang sudah merasa sebuah merek tidak sesuai dengan karakteristiknya maka dia akan mencari merek lain yang dirasa cukup menggambarkan bagaimana karakteristik dirinya.

20

Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek lain (Peter dan Olson, 2000 dalam Setiya Ningrum, 2005:5). Dari teori yang ada diatas maka dapat dibuat skema sistematis kerangka konseptual sebagai berikut Motivasi (X1) Perpindahan Merek (Y) Citra Diri (X2) Kebutuhan Mencari Variasi (X3)

Gambar kerangka konseptual

2.4

Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta yang empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian dan belum merupakan jawaban yang empirik (Sugiyono, 2005). Dari tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya maka didapatkan hipotesis yang perlu dikembangkan dan diuji untuk kepentingan penelitian ini, yaitu: H1

: Diduga terdapat pengaruh motivasi, citra diri dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek secara simultan. 24

H2

: Diduga terdapat pengaruh motivasi, citra diri dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek secara parsial.

H3

: Diduga variabel kebutuhan mencari variasi memiliki pengaruh 21

paling dominan terhadap keputusan perpindahan merek.

25

BAB III 22

METODE PENELITIAN

3.1

Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini masuk kedalam ruang lingkup penelitian perilaku konsumen.

Dimana penelitian ini ingin mencari tahu keputusan konsumen dalam membeli yang berpengaruh pada perpindahan merek . Tempat dilaksanakannya penelitian ini di Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjend. H. Hasan Basry No. 29 Kec. Banjarmasin Utara, Banjarmasin. 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian tentang pengaruh motivasi, citra diri dan kebutuhan mencari variasi studi kasus mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Bertujuan untuk mengungkapkan suatu masalah, keadaan, atau peristiwa atau mengungkap fakta lebih mendalam mengenai peran motivasi, citra diri dan kebutuhan mencari variasi terhadap perpindahan merek. 3.1.2 Objek Penelitian Objek utama dalam penelitian ini adalah perilaku perpindahan merek

yang

dilakukan

konsumen

dengan

faktor-faktor

yang

mempengaruhinya, yaitu motivasi, citra diri, dan kebutuhan mencari variasi. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat yang telah melakukan pembelian produk serta melakukan perpindahan merek dari BlackBerry ke Iphone.

3.2

Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

26

Menurut Sugiyono (2005) populasi adalah wilayah generalisasi dimana terdiri atas objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat yang sudah dan pernah melakukan perpindahan merek 23 dari BlackBerry ke Iphone.

3.2.2 Sampel Ferdinand (2006:198) mengemukakan bahwa sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi. Sampel diambil, karena dalam banyak kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota populasi. Menurut Rao Purba, (1996) jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus:

n n n dimana: n = jumlah sampel Z = tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96 MOE = Margin Of Error, tingkat kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditoleransi atau yang diinginkan.

Dengan menggunakan margin of error sebesar 10% maka jumlah sampel minimal yang dapat diambil sebesar : 96,04. Berdasarkan rumus di atas dapat diambil sampel dari populasi sebanyak 100 orang responden yang tujuannya memudahkan perhitungan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2005:61) 27

sampel purposif adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi konsumen handphone yang telah berpindah merek dari BlackBerry ke Iphone dan saat ini menggunakan handphone dengan merek Iphone. 3.3

Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas (X), meliputi: a. Motivasi (X1) Motivasi dkatakan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka bertindak. Penyebabnya dalah tekanan untuk memenuhi kebutuhannya yang dia rasakan belum terpenuhi. Kesesuaian produk dengan harapan konsumen menjadi tolak ukur terpenuhi atau tidaknya kebutuhan konsumen tersebut. Pengalaman konsumen dalam menggunakan sebuah produk juga turut membantu dalam menilai apakah produk tersebut sudah sesuai dengan apa yang konsumen inginkan. Apabila belum maka kebutuhan yang ingin dicapai oleh konsumen akan tidak terpenuhi sehingga konsumen pasti mencari produk atau merek lain yang sesuai dan dapat memenuhi kebutuhannya. Motivasi positif dan negatif mendorong konsumen kearah yang dituju atau membuat konsumen menghindari/menjauhi keadaan tertentu. b. Citra Diri (X2) Citra diri adalah “persepsi mengenai diri sendiri”. Hal ini membentuk pandangan konsumen bahwa suatu merek tertentu menggambarkan citra dirinya. Konsumen dalam citra dirinya memiliki dua pandangan, yaitu diri mereka sendiri yang memandang dan orang lain yang memandang diri mereka. c. Kebutuhan Mencari Variasi Kebutuhan

mencari

variasi

adalah

perilaku

konsumen

untuk

melepaskan seuatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada merek tertentu. Kebutuhan mencari variasi dapat ditinjau lebih dalam melalui kosntruk yang disebut sebagai Exploratory Aqcuisition of Product (EAP). 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perpindahan merek (Y) yaitu pola pembelian yang dikarakteristikan dengan perubahan atau 28

pergantian dari satu merek ke merek lain. Perpindahan merek ditinjau dari atribut-atribut produk yaitu produk, harga, kualitas dan promosi.

25

Definisi operasional variabel yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel

Indikator

Skala Pengukuran

Motivasi (X1)

X1.1 Adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi ketika menggunakan handphone lama X1.2 Kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh merek dan produk handphone lain X1.3 Kesesuaian produk handphone yang dirasakan oleh konsumen

Likert

X1.4 Pengalaman penggunaan handphone memberikan dampak pencarian merek lain X1.5 Ingin mencari sesuatu yang baru Citra Diri (X2)

X2.1 Handphone yang lama yang digunakan tidak mencerminkan diri X2.2 Handphone dengan merek baru lebih mencerminkan diri X2.3 Ingin memandang dirinya seperti yang dia harapkan dengan menggunakan merek baru X2.4 Ingin dipandang orang lain seperti yang diharaokan 29

Likert

dengan menggunakan merek baru

26

Kebutuhan mencari variasi (X3)

X3.1 Lebih suka merek yang belum pernah dicoba X3.2 Merasa tertantang menggunakan merek terbaru X3,3 Sering mencoba merek baru walaupun menyukai merek tertentu X3.4 Tidak khawatir mencoba merek

Likert

baru X3.5 Mencoba variasi produk dari merek lain X3.6 Menikmati pembelian dengan merek yang kurang terkenal Perpindahan Merek (Y)

Y1.1 Bosan dengan model handphone Y1.2 Kecanggihan handphone Y1.3 Kerusakan handphone Y1.4 Harga yang mahal selaras

Likert

dengan kualitas yang diberikan Y1.5 Fitur handphone lebih kompeten Y1.6 Tertarik oleh promosi

3.4

Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data atau informasi dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan

30

mereka akan memberikan respon pada daftar penrtanyaan tersebut. Kuesioner juga dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan.

3.5

Teknik Analisis Data

3.5.1 Uji Kualitas Data

27

3.5.1.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan untuk suatu penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugas mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid apabila mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda (Jogiyanto 2004:120). Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program bantuan SPSS (Statistic Product and Service Solution).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau yang mendekati normal.

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali, 2005:91). Hubungan linierantar variabel independen inilah yang disebut dengan multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebasnya.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas 31

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2005:105). Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda maka disebut dengan heteroskedastisitas. Model regeresi yang baik adalah 28

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.5.3 Pengujian Hipotesis 3.5.3.1 Uji t Uji t dilakukan untuk untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing variabel independen yaitu motivasi, citra diri dan kebutuhan mencari variasi secara parsial (individual) mempengaruhi variabel dependen yaitu kebutuhan mencari variasi. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: a. H0 :

i

= 0, artinya secara parsial (individual) tidak ada pengaruh

yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. b. Ha :

I

0, artinya secara parsial (individual) adanya pengaruh

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan: a. H0 diterima jika thitung

ttabel pada α = 5 %

b. Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5 % 3.5.3.2 Uji F Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu motivasi (X1), citra diri (X2), dan kebutuhan mencari variasi (X3) mempunyai pengaruh secara simultan (bersamaan) terhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (Y). Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: a. H0 :

i

= 0, artinya secara simultan (bersamaan) tidak ada pengaruh

yang signifikan dari variabel bebas, yaitu motivasi (X1), citra diri (X2), dan kebutuhan mencari variasi (X3) terhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (Y) 32

b. Ha :

I

0, artinya secara simultan (bersamaan) terdapat pengaruh

yang signifikan dari variabel bebas, yaitu motivasi (X1), citra diri (X2) dan kebutuhan mencari variasi (X3) terhadap variabel terikat yaitu keputusan perpindahan merek (Y). 29 kriteria pengambilan keputusan:

a. H0 diterima jika Fhitung

Ftabel pada α = 5 %

b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 % 3.5.3.3 Uji Variabel Dominan Untuk menentukan variabel bebas mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel terikat dalam suatu model regresi linear berganda, maka digunakan koefisien beta (beta coefficient). Menurut Arief (1993), untuk menentukan nilai koefisien beta kita melalukan regresi linear dimana setiap variabel bebas mengalami normalized, yaitu ditransformasikan agar dapat dibandingkan..

3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara motivasi, citra diri, kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan perpindahan merek handphone. Persamaan regresi linier berganda adalah: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana, Y

= Keputusan Perpindahan Merek

X1

= Variabel Motivasi

X2

= Variabel Citra Diri

X3

= Variabel Kebutuhan Mencari Variasi

a

= Konstanta

e

= Kesalahan Pengganggu atau Standart Error

Dari hasil regresi yang diperoleh, kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang diperoleh berpengaruh signifikan atau

33

tidak, baik secara simultan atau parsial dan mengetahui seberapa besar pula pengaruhnya.

DAFTAR PUSTAKA 30

Aaker, D, A. (1997). Manajemen Ekuitas. Jakarta: Matra Utama.

Ghozali, I. (2005). Metode Penelitian Riset. Jakarta, Indonesia: Gramedia.

Irawan, Handi. (2008). 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta, Indonesia: Elex Media Komputindo.

Jogiyanto. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta, Indonesia: BPFE. Junaidi, Shellyana dan Basu, S. Dharmmesta. (2002). Pengaruh Ketidakpuasaan Konsumen, Kategori Karakteristik Produk, Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Perpindahan Merek. Jurnal Ekonomi dan Bosnis Indonesia. Vol. 17. No. 1 hal. 91-102.

Kotler, P, & Amstrong, G. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta, Indonesia: Erlangga.

Kotler, P, & Keller, K. L. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta, Indonesia: PT Indeks.

Mayasari, Iin. (2005). Pengaruh Aspek Internal Individu pada Perilaku Pencarian Variasi serta Dampaknya pada Loyalitas Kesikapan. Yogyakarta, Indonesia: Universitas Gadjah Mada. Mowen, J, C., & Minor. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta, Indonesia: Erlangga

Peter, J. P., & Olson, J. C. (2000). Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran (Damos Sihombing, M.B.A, Trans.). Jakarta, Indonesia: Erlangga.

Rao, Purba. (1996). Measuring Consumer Perception Through Factor Analysis. The Asian Manager, february-march, hal: 28-32.

34

Schiffman, L. G, & Kanuk, L. L. (2004). Perilaku konsumen (Drs. Zoelkifli Kasip, Trans.). Jakarta, Indonesia: PT Indeks.

Schiffman, L. G, & Kanuk, L. L. (2007). Perilaku konsumen. Jakarta, Indonesia: PT Indeks

Setiadi, N. J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran. Jakarta, Indonesia : Pranada Media.

Setiyaningrum, Ari. (2005). Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Mencari Variety Seeking Terhadap Keputusan Perpindahan Merek. Jakarta, Indonesia: Universitas Khatolik Indonesia Atma Jaya.

Arief, S. (1993). Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta, Indonesia: UI Press. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Indonesia: CV Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (2005). Brand Management & Strategy. Yogyakarta, Indonesia: Andi.

www.teknologi.kompasiana.com. Diakses pada tanggal 28 September 2012. Pukul 20.00 WITA

www.swa.co.id. Diakses pada tanggal 01 Oktober 2012. Pukul 14.30 WITA

Skripsi:

Henny, V. Naibaho (2009). Pengaruh Ketidakpuasan Konsumen Dan Kebutuhan Mencari Variasi Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone GSM Dari Nokia Ke Sony Ericsson (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi S-1 Reguler USU).

Intan, Rachmawati (2011). Analisis Pengaruh Ketidakpuasan Pasca Konsumsi, Kebutuhan Mencari Variasi, dan Iklan Pesaing Terhadap Keputusan Perpindahan Merek Dari Mie Sedaap Ke Mie Instan Lain (Studi Pada Mahasiswa di Fakultas Ekonomi Diponegoro).

35

KUESIONER

Kepada Yth, Saudara/i Konsumen Iphone Di Tempat

Dengan Hormat, Sehubungan dengan adanya penelitian mengenai “Pengaruh Motivasi, Citra Diri, dan Kebutuhan Mencari Variasi terhadap Keputusan Perpindahan Merek Handphone dari BlackBerry ke Iphone (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Di Banjarmasin)”. Maka saya memohon kepada Saudara/i untuk mengisi kuesioner dibawah ini. Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk pengisian kuesioner: 1. Mohon Saudara/i mengisi semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner. 2. Petunjuk mengisi kuesioner: Silahkan Saudara/I mengisi kuesioner dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang sesuai menurut Anda. 1. STS

=

jika Anda SANGAT TIDAK SETUJU

2. TS

=

jika Anda TIDAK SETUJU

3. N

=

jika Anda NETRAL

4. S

=

jika Anda SETUJU

5. SS

=

jika Anda SANGAT SETUJU

Identitas Responden 1. Nama

:

2. Usia

:

36

3. Jenis Kelamin

:

4. Jurusan

:

I.

(L/P)

MOTIVASI (X1)

No.

Pernyataan

1.

Adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

pada diri Saya ketika menggunakan handphone blackberry. 2.

Kebutuhan yang belum Saya dapatkan pada BlackBerry bisa didapatkan pada handphone Iphone.

3.

Kesesuaian handphone Iphone dengan apa yang Saya inginkan

4.

Pengalaman yang Saya rasakan ketika menggunakan BlackBerry memberikan dampak untuk membeli produk Iphone

5.

Saya ingin mencari sesuatu yang baru ketika menggunakan handphone Iphone

II.

CITRA DIRI (X2)

No. 1.

Pernyataan Handphone

BlackBerry

tidak

mencerminkan diri saya sesungguhnya 2.

Handphone Iphone dapat mencerminkan diri saya sesungguhnya

3.

Saya ingin melihat diri bagaimana diri saya dengan apa yang saya harapkan ketika menggunakan handphone Iphone

4

Saya ingin diri saya dilihat oleh orang lain seperti yang saya harapkan dengan

37

menggunakan merek Iphone

III.

KEBUTUHAN MENCARI VARIASI (X3)

No.

Pernyataan

1.

Saya suka mencoba merek yang belum

STS

TS

N

S

SS

STS

TS

N

S

SS

pernah dicoba 2.

Saya merasa tertantang untuk mencoba merek handphone baru

3.

Meskipun suka merek tertentu, saya menyukai merek lain seperti Iphone

4.

Saya tidak khawatir mencoba merek yang berbeda

5.

Jika merek handphone tersedia dalam berbagai variasi, saya akan mencoba

6.

Saya tertarik membeli merek handphone yang belum familiar dengan diri saya untuk mendapatkan variasi.

IV.

PERPINDAHAN MEREK (Y)

No.

Pernyataan

1.

Saya berpindah merek handphone ke Iphone karena merasa bosan dengan model handphone BlackBerry saya

2.

Saya karena

berpindah

merek

kecanggihan

handphone

teknologi

yang

dimiliki oleh Iphone 3.

Saya berpindah merek handphone ke

38

Iphone karena handphone BlackBerry sering mengalami kerusakan (hang) 4.

Saya berpindah merek handphone ke Iphone karena yakin harga yang tinggi memberikan kualitas yang baik pula

No. 5.

Pernyataan

STS

Saya berpindah merek handphone dari BlackBerry ke Iphone karena fitur-fitur yang ada dalam Iphone lebih kompeten

6.

Saya berpindah merek handphone dari BlackBerry

ke

Iphone

karena

terpengaruh oleh promosi yang diberikan

TERIMA KASIH

39

TS

N

S

SS

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF