Proposal Kuantitatif

December 2, 2017 | Author: Dicka Foxz | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

berisi pengerrian kuantitatif...

Description

PENGARUH SIKAP, GENDER DAN IKLIM KELAS TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI SEMESTER 1 SMA NEGERI 1 TAHUNAN JEPARA TAHUN AJARAN 2011/2012

Disusun guna memenuhi tugas semester VI Mata Kuliah Metode Penelitian Matematika Dosen pengampu: Prof. Dr. Sutama, M.Pd

Disusun oleh: HIKMA PRIHATINI A 410 080 066

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i DAFTAR ISI………………………………………………………………. ii A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan……………………………………… 1 2. Identifikasi Masalah………………………………………………... 2 3. Pembatasan Masalah……………………………………………….. 2 4. Perumasan Masalah………………………………………………… 2 5. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4 6. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 4 B. LANDASAN TEORI 1. Kajian Teori………………………………………………………… 4 2. Kajian Pustaka……………………………………………………… 7 3. Kerangka Berpikir………………………………………………….. 9 4. Hipotesis……………………………………………………………. 10 C. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Desain Penelitian……………………………………….... 11 2. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………… 11 3. Populasi, Sampel, dan Sampling…………………………………… 12 4. Metode Pengumpulan Data….……………………………………... 13 5. Definisi Operasional Variabel……………………………………… 14 6. Instrument Penelitian……………………………………………….. 15 7. Teknik Penyajian Data……………………………………………... 17 8. Teknik Analisis Data.......................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Berhasil tidaknya percapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar , manusia melakukan perubahan-perubahan

kualitatif

individu

sehingga

tingkah

lakunya

berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar bukan sekadar menurut pengalaman, belajar adalah suatu proses. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapi suatu tujuan. Fenomena yang ada menunjukkan belum optimalnya keberhasilan pengajaran, khususnya untuk pengajaran matematika. Ketidakoptimalan tersebut dapat dilihat dari prestasi siswa yang kurang memuaskan. Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar. Pada umumnya semakin baik usaha belajar maka semakin baik pula prestasi yang dicapai. Tentunya hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar dapat berasal dari jasmani, psikologi, dan kelelahan, sebagai contoh yaitu sikap, gender dan minat belajar siswa pada pelajaran matematika. Sedangkan faktor ekstern yaitu faktor yang ada pada luar individu, dapat berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat, sebagai contoh yaitu iklim kelas. Sikap mengandung tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Sikap belajar penting karena didasarkan atas peranan guru dalam proses belajar mengajar. Gaya mengajar yang diterapkan guru disekolah berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar

siswa. Sikap belajar bukan saja sikap yang ditujukan pada guru , melainkan juga pada tujuan yang dicapai, materi pelajaran, tugas, dll. Sikap senang atau tidak senang siswa dalam belajar matematika akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya. Sementara itu pembelajaran matematika sering ditakuti atau dibenci oleh banyak siswa, sebagai proses pembelajaran matematika tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan siswa kurang menyukai matematika dan juga kurang atau tidak adanya minat untuk mempelajari matematika. Minat belajar yang juga merupakan salah satu faktor intern dalam menentukan prestasi belajar, merupakan landasan yang kuat di dalam belajar matematika. Karena dengan adanya minat belajar, siswa akan termotivasi untuk mempelajari matematika dan juga dengan baik dan akan mampu meraih prestasi yang maksimal. Faktor gender pada proses pembelajaran matematika dapat berperan dalam menentukan hasil belajar siswa. Sifat laki-laki dan perempuan memiliki respon yang berbeda terhadap hal-hal yang dipelajari. Sifat tersebut misalnya rajin dan ketekunan dalam mempelajari pembelajaran matematika. Hal tersebut dapat berpengaruh pada hasil prestasi belajar siswa. Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah iklim kelas. Berkaitan dengan iklim kelas, permasalahan yang timbul adalah bahwa iklim kelas belum dikembangkan, dan juga pada umumnya guru dan kepala sekolah belum mengenalnya. Sebaliknya, di beberapa negara maju hal itu merupakan kajian yang selama ini sudah diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar untuk perbaikan pendidikan. Iklim kelas diyakini berkolerasi dengan prestasi belajar peserta didik dan proses perbaikannya dilakukan di tingkat sekolah. Dalam belajar matematika haruslah tercipta iklim kelas yang kondusif karena siswa biasanya sering menemukan berbagai kesulitan dalam memecahkan masalah matematika dimana kesulitan itu harus dibahas secara bersama-sama. Apabila demokrasi tidak ada saat pelajaran matematika berlangsung, maka hasil yang dicapai belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena aspek iklim kelas belum dikembangkan para guru di sekolahnya.

Uraian – uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki sikap positif dan sifat pada perbedaan gender, iklim kelas yang mendukung dan mempunyai minat belajar yang sangat besar untuk mempelajari matematika. Maka siswa tersebut dapat mencapai prestasi belajar matematika yang baik. 2. Identifikasi Masalah a. Prestasi belajar matematika siswa belum sesuai harapan. b. Sikap siswa saat proses kegiatan belajar mengajar perlu diperhatikan oleh guru. c. Memperhatikan pengaruh faktor gender dalam proses pembelajaran. d. Iklim kelas yang belum dikembangkan dan belum dikenal oleh guru dan kepala sekolah. e. Minat belajar siswa pada matematika masih sangat kecil. 3. Pembatasan Masalah a. Sikap positif maupun negatif siswa dalam belajar matematika. b. Pengaruh dari gender siswa yaitu laki-laki dan perempuan. c. Iklim kelas yaitu berupa kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas, kesulitan. d. Minat belajar matematika yaitu berupa perasaan senang dan perhatian siswa pada matematika, kesadaran dan kemauan siswa dalam mempelajari matematika. e. Pencapaian prestasi belajar matematika pada siswa kelas XI SMA Negeri I Tahunan Jepara tahun ajaran 2011/2012 yang diperoleh dari hasil ujian tengah semester ganjil. 4. Perumusan Masalah a. Apakah terdapat pengaruh secara tidak langsung sikap,gender dan iklim kelas terhadap prestasi belajar matematika melalui minat belajar siswa? b. Apakah terdapat pengaruh secara langsung sikap,gender dan iklim kelas terhadap minat belajar siswa? c. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika?

5. Tujuan Penelitian a. Pengaruh secara tidak langsung sikap, gender dan iklim kelas terhadap prestasi belajar matematika melalui minat belajar siswa. b. Pengaruh secara langsung sikap, gender dan iklim kelas terhadap minat belajar siswa. c. Pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika. 6. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca maupun guru dalam upaya menciptakan iklim kelas yang kondusif dan meningkatkan minat sekaligus prestasi belajar matematika. b. Manfaat Praktis Dari hasil-hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dari segi praktis, antara lain: 1) Memberikan gambaran pada guru matematika tentang ada atau tidaknya pengaruh sikap, gender dan iklim kelas terhadap minat dan prestasi belajar siswa. 2) Bahan masukan yang penting dalam menciptakan iklim kelas sesuai yang diinginkan peserta didik. 3) Memberikan informasi kepada siswa untuk menumbuhkan minat belajar sehingga prestasi belajar meningkat.

B. LANDASAN TEORI 1. Kajian Teori a. Hakekat matematika Menurut Johnson dan Myklebust yang diterjemahkan oleh Mulyono Abdurrohman (2003:252) Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan fikiran. Matematika sebagai ilmu tentang struktur yang memerlukan simbolis , matematika merupakan ilmu tentang bilangan dan hitung menghitung yang menggunakan cara bernalar deduktif dan logis. b. Minat belajar Menurut Slameto (2003:180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal /aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan

menurut

Muhibbin

Syah

(2008:136)

minat

berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan atau kecenderungan dalam yang tinggi terhadap sesuatu. Minat belajar yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah minat belajar matematika yang meliputi perasaan senang, perhatian, kosentrasi dan keamanan dari siswa terhadap mata pelajaran matematika. Namun, tidak dapat dipungkiri lagi jika minat belajar siswa untuk mempelajari matematika relatif kurang. Hal ini disebabkan masih banyaknya siswa yang beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan. c. Prestasi belajar matematika Wingkel W. S. (2007:391) menyatakan bahwa prestasi adalah keberhasilan usaha yang dapat di capai. Dalam hal ini, Winkel memakai prestasi sebagai suatu hasil usaha yang telah dilaksanakan. Menurut Slameto (2003:2) prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Dapat disimpulkan bahwa pencapaian prestasi dalam belajar matematika merupakan pencapaian hasil dengan kemampuan yang dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperoleh dari belajar dengan waktu tertentu. Prestasi belajar ini dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

d. Sikap Menurut Muhibbin Syah ( 2010: 132) sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendence) dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Menurut Djaali (2008:114) sikap adalah kecenderungan untuk bertindak berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata (overt behavior) melainkan masih bersifat tertutup (covert behavior) . Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak atau kesiapan untuk bereaksi yang dapat bersifat positif dan negative terhadap suatu objek atau situasi tertentu. e. Gender Kata gender berasal dari bahasa Inggris berarti “jenis kelamin”. Ngalim Purwanto (2002:20) menyatakan bahwa manusia yang mempunyai norma sejak lahir telah membawa pembawaan jenis kelamin masing-masing yaitu laki-laki dan perempuan. Tiap- tiap individu bersama dengan jenis kelaminnya masing-masing mempunyai pembawaaan watak, intelejensi, sifat-sifat dan sebagainya yang berbeda. Dalam konsep gender dapat dikatakan bahwa sifat dapat dipertukarkan antara sifat wanita dan pria, berubah dari waktu ke waktu, berbeda dari tempat-tempat lain, dan berbeda dari suatu kelas ke kelas lain. Itulah yang dikenal dengan “gender’ (Sudarma,2008: 188-189). Dapat disimpulakan bahwa perbedaan gender atau jenis kelamin akan mempengaruhi cara belajar dan cara berfikir anak yag dapat membedakan pada prestasi belajar matematika antara anak laki-laki dan perempuan. f. Iklim kelas Menurut Bloom dan Tarmidi (2006) mendefinisikan iklim dengan kondisi , pengaruh dan rangsangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, social, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik . Hoy dan Forsyth dalam Tarmidi (2006) mengatakan bahwa iklim kelas adalah organisasi social informasi dan aktifitas guru kelas yang secara spontan

mempengaruhi tingkah laku. Disamping itu Hoy dan Miskell dalam Tarmidi mengatakan bahwa iklim kelas merupakan kualitas dari lingkungan (kelas) yang terus menerus dialami oleh guru-guru, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada perspektif kolektif tingkah laku mereka. Dengan berdasar pada pengertian iklim kelas di atas, maka dapat dipahami bahwa iklim kelas adalah situasi yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar mengajar. Situasi disini dapat dipahami sebagai beberapa skala seperti kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas, kesulitan dan demokrasi. 2. Kajian Pustaka a. Hasil penelitian dari Sri Wasningsih (2006), menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh monitoring orang tua, iklim kelas dan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika. b. Hasil penelitian dari Lasianah (2004), menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan verbal dan bimbingan orangtua ditinjau dari jenis kelamin. c. Hasil penelitian dari Tutik Jaryanti (2004), menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa pada bidang studi matematika terhadap hasil belajar matematika. d. Thienhuong

N. Hoang (2008) dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa

tingkat kelas, gender, dan perbedaan etnis dalam lingkungan belajar dan sikap berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Dari hasil-hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa prestasi belajar

matematika

dipengaruhi

oleh

beberapa

faktor

yang

mempengaruhinya. Perbedaan penelitian yang ada dengan penelitian yang dilakukan terdapat pada variabel-variabel penelitiannya.

3. Kerangka Berpikir Prestasi belajar siswa disekolah ditentukan oleh banyak faktor. Dari sekian banyak faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada empat faktor yaitu sikap, gender, iklim kelas dan minat belajar matematika. Sikap siswa terhadap bidang studi matematika merupakan faktor penting yang dapat menentukan prestasi belajar matematika. Belajar matematika akan dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga proses belajar mengajar terjadi secara efektif, apabila seseorang mempunyai pikiran dan persepsi yang positif serta senang terhadap matematika. Adanya sikap positif pada matematika tersebut membuat seseorang cenderung bersedia mempelajari matematika dengan adanya perhatian yang besar terhadap matematika dan akan menimbulkan dorongan untuk mempelajari matematika secara lebih mendalam. Dengan demikian maka prestasi belajar seseorang akan lebih baik. Disinilah

sikap

terhadap

matematika

berhubungsn

positif

terhadap

matematika. Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan secara psikologi mempengaruhi pola pikir,emosi dan tingkah laku. Dari keadaan tersebut akan dihasilkan suatu prestasi belajar yang berbeda, hal ini disebabkan adanya perbedaan belajar antara laki-laki dan perempuan. Iklim kelas diyakini berkolerasi positif dengan pengaruh tingkah laku dan prestasi belajar matematika siswa. Dengan kata lain, iklim kelas merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran matematika di kelas. Namun demikian, pada umumnya guru dan kepala sekolah belum mengetahui makna dan hakekat serta dampak iklim kelas terhadap proses belajar mengajar khususnya belajar matematika. Maka dari itu, iklim kelas yang kondusif dan sesuai dengan keinginan peserta didik dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar matematika. Disamping itu minat belajar juga

mempunyai

peranan

yang penting dalam menentukan

keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika. Siswa yang yang mempunyai minat belajar yang tinggi, akan merasa senang dan bersungguh-

sungguh dalam belajar khususnya matematika meskipun pelajaran matematika itu sulit. Dengan adanya minat belajar matematika, siswa akan cenderung memberikan perhatian yang khusus pada pelajaran matematika sehingga akan dapat meningkatkan pengertian dan penambahan mengenai matematika yang berindikasi meningkatkan prestasi belajar matematika. Dari pemikiran tersebut dapat digambarkan pola pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut : Gambar 2.1 Pola Pemikiran Dalam Penelitian P51 P41 X1

P42 P321

X2

P54 X4

X5

P43 X3 P53

Keterangan : X1 = Sikap

X4 = Minat belajar matematika

X2 = Gender

X5 = Prestasi belajar matematika (Y)

X3 = Iklim kelas

Pij = koefisien jalur

4. Hipotesis a. Adanya pengaruh secara tidak langsung sikap,gender dan iklim kelas terhadap prestasi belajar matematika melalui minat belajar siswa. b. Adanya pengaruh secara langsung sikap,gender dan iklim kelas terhadap minat belajar siswa.

c. Adanya pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar matematika.

C. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Desain Penelitian Ditinjau dari jenis masalah yang disediakan, teknik, dan alat yang digunakan dalam penelitian, serta tempat dan waktu. Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 2003:55). Penelitian kuantitaif adalah penelitian yang dituntut mengenai angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan yang dihasilkannya (Arikunto,2002:12) 2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri I Tahunan Jepara pada siswa XI sementara gasal tahun ajaran 2011/2012 yang berlokasi di Jl. Amarta III Tahunan Jepara 59427. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli 2011 sampai dengan bulan oktober 2011. Adapun perincian waktu penelitian sebagai berikut: 1) Tahap perencanaan dilaksanakan pada bulan juli-agustus 2011. Pada tahap ini mencakup pengajuan judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen, penyusunan instrumen. 2) Tahap pelaksanaan dilaksanakan pada bulan september-oktober 2011. Pada tahap ini meliputi uji coba instrumen, analisis instrumen, pengumpulan data. 3) Penyusunan laporan penelitian.

3. Populasi, Sampel dan Sampling a. Populasi Populasi

adalah

keseluruhan

subyek

penelitian

(Suharsimi

Arikunto, 2003: 115). Populasi dari penelitian ini adalah keseluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012. Sebanyak 6 kelas yang berjumlah 237 siswa yang terdiri dari 92 laki-laki dan 145 perempuan. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, Arikunto, 2002: 117). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel dari sebagian siswa kelas XI semester gasal tahun pelajaran 2011/2012. Sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: n=1 dimana: n = sampel N = populasi e = eror / tingkat kesalahan n =1

23 23

1

= 30,19 = 30 siswa Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan 30 siswa yang sebagai sampel dari kelas XI semester gasal tahun ajaran 2011/2012. c. Sampling Sampling

adalah

teknik

pengambilan

populasi

(Budiyono,2000:119). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling. Dalam penelitian ini, teknik proposional random sampling dengan cara undian. Langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1) Menentukan jumlah sampel dengan cara mengambil 25% dari populasi siswa.

2) Menentukan jumlah sampel tiap kelas, dimana jumlah sampel tiap kelas seimbang. 3) Setiap anggota populasi yang diperoleh dari prestasi seluruh kelas XI dan diberi nomor urut. 4) Nomor tersebut kemudian dimasukkan kedalam kotak sesuai dengan kelas dan jenis kelamin. 5) Nomor tersebut kemudian dikeluarkan satu persatu sebanyak sampel yang diperlukan. 6) Membuat daftar nama yang masuk sampel. 4. Metode Pengumpulan data a. Metode Angket Metode angket adalah cara pengumpulan data melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada subyek penelitian, responden atau sumber

data

dan

jawabannya

diberikan

pula

secara

tertulis

(Budiyono,2004 : 34). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sikap, gender , iklim kelas dan minat belajar. Dalam penilitian ini bentuk angket yang digunakan adalah pilihan ganda, yaitu suatu bentuk angket dimana responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Masing-masing angket dalam penelitian ini mempunyai alternatif jawaban. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notule rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2004 : 148). Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data prestasi matematika yang berupa nilai ujian tengah semester gasal tahun pelajaran 2011/2012 dan siswa yang digunakan untuk penelitian ini.

5. Definisi Operasional Variabel a. Variabel bebas (Independen variabel) Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu sikap, gender, iklim kelas dan minat belajar. 1) Sikap Sikap

siswa

terhadap

mata

pelajaran

matematika

adalah

kecenderungan siswa untuk bertindak atau kesiapan untuk bereaksi yang dapat bersifat positif atau negative terhadap suatu objek, dalam hal ini objeknya adalah matematika. Adapun indikator-indikator sikap dalam penelitian ini adalah kesiapan dan respon. 2) Gender Gender yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

jenis

kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Adapun indikatorindikator gender dalam penelitian ini meliputi watak, sifat, intelijensi. 3) Iklim kelas Iklim kelas adalah segala situasai yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar. Adapun indikator-indikator iklim kelas dalam penelitian ini meliputi kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas, kesulitan. 4) Minat Belajar Minat belajar adalah kesadaran dan kemampuan untuk belajar sesuatu dengan perasaan senang dan sungguh-sungguh penuh perhatian dan kosentrasi. Adapun indikator-indikator minat belajar dalam penelitian ini adalah perasaan dan perhatian, b.

Variabel Terikat (Dependent variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika. Prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran matematika yang ditunjukkan oleh nilai hasil tes ujian akhir semester. Data prestasi belajar matematika di ambil dari

nilai ujian tengah semester (UTS) semester gasal siswa kelas XI SMA Negeri I Tahunan Jepara Tahun ajaran 2011/2012.

6. Instrument Penelitian a. Penyusunan Instrumen Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket yang berupa pernyataan. Sebelum penyusunan instrumen dilakukan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi angket. Dalam penelitian ini bentuk angket yang dimana responden tinggal memilih empat alternatif jawaban yang disediakan. Pemberian skor pada tiap item angket yaitu tergantung dari jawaban yang diberikan siswa. Jawaban a memperoleh skor 4, jawaban b memperoleh skor 3, jawaban c memperoleh skor 2, dan jawaban c memperoleh skor 1. Langkah-langkah dalam penyusunan angket monitoring sikap, gender, iklim kelas dan minat belajar adalah sebagai berikut: 1) Menentukan indikator berdasarkan landasan teori pada bab II, yaitu: a) Indikator angket sikap i.

Kesiapan

ii.

Respon

b) Indikator angket gender i.

Watak

ii.

Sifat

iii.

Intelijensi

c) Indikator angket iklim kelas i.

Kekompakan

ii.

Kepuasan

iii.

Kecepatan

iv.

Formalitas

v.

Kesulitan

d) Indikator angket minat i.

Perasaan senang

ii.

Perhatian

iii.

Konsentrasi

iv.

Kesadaran

v.

Kemauan

2) Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan instrumen angket sikap, gender, iklim kelas,dan minat. b. Uji Coba Instrumen 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau tidak. Instrumen disebut valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Budiyono, 2003:40). Dalam penelitian ini uji validitas item dikenakan pada angket sikap, gender, iklim kelas dan minat belajar dengan menggunakan Product Momen sebagai berikut: rxy =

∑ √







∑ ∑



dimana rxy=Koefisien korelasi suatu item

x = skor item

y = skor total

N= cacah subyek uji coba (Suharsimi Arikunto,2001:160)

Setelah diperoleh rxy kemudian dikonsultasikan dengan harga rtab. Apabila rxy ≥ rtab maka item pertanyaan valid dan apabila rxy < rtab Maka item pertanyaan tidak valid. 2) Uji Reabilitas Menurut Budiyono (2000:142), reliabilitas menunjuk pada satu pengetian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tentensius mengarah pada responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrument yang

reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Rumus yang digunakan adalah rumus alpha r11 = [



][ 1

1

]

dimana r11 = reliabilitas instrumen

∑αβ2 = jumlah variabel butir

k = banyaknya butir soal

α 21 = varians total

7. Teknik Penyajian Data Data yang telah terkumpul dengan metode pengumpulan data, disusun secara sistemtis agar dapat dengan mudah dimengerti. Yang perlu diketahui pada penyajian data ini yaitu

adanya pengaruh atau tidak pada variable

independen terhadap variable dependen. Dalam penyajian data dapat

menggunakan tabel, grafik, distribusi

frekuensi, ogive, dan tabulasi silang. 8. Teknik Analisis Data a. Uji Prasyarat Analisis 1) Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk menentukan apakah sampel penelitian ini berasal daripopulasi yang normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Lilliefors sebagai berikut : a) Hipotesis : sampel berasal dari populasi normal : sampel tidak berasal dari populasi normal b) Taraf signifikasi = 5% c) Statistika uji [

]

Dimana :

1

̅





1

̅

2

S = standar deviasi ,

̅

d) Daerah kritik Dk = {L|L >

dari tabel Lilliefors)

e) Kesimpulan ditolak jika L diterima jika L

daerah kritik daerah kritik

(Budiono,2000:169-170)

2) Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah hubungan antara setip variable bebas dan variable terikat dalam penelitian bersifat linear atau tidak. Sebelum menggunakan uji linearitas terlebih dahulu dicari persamaan regresinya. Dalam mencari persamaan regresi ini digunakan metode kuadrat terkecil Persamaan regresi : Y = a + bx Statistika uji (Sudjana,2002:15-18) Keputusan uji : ditolak jika 3) Uji Independensi Uji independensi digunakan untuk ada atau tidak variable bebas. √ √1

2

(Sudjana,2002:380)

Keputusan uji : ditolak jika

b. Uji Hipotesis 1) Model Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap bentuk nihil dari hipotesis alternatif yang diajukan berdasarkan model konseptual hubungan antar variabel. Prosedur yang ditempuh dalam uji hipotesis adalah dengan jalan memeriksa batas penerimaan-penolakan taraf signifikasi statistik dari jalur yang dihasilkan.

Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk menentukan apakah β termasuk dalam koefisien yang secara ststistik signifikan atau tidak, yakni dengan memeriksa rasio t dan rasio F. Apabila rasio t yang dihasilkan lebih kecil dari pada rasio t dalam tabel maka koefisien jalur pada variabel tersebut tidak signifikan. Demikian juga penggunaan rasio F telah dikenal kriteria umum, yaitu apabila taraf signifikansi rasio f pada β > 0,05 maka koefisien jalur yang tidak signifikan. Koefisien jalur yang tidak signifikansi memiliki konsekuensi antara lain Ho tidak dapat ditolak dan jalur kuasalitas terhadap variabel endogen tersebut harus dihapus karena tidak ada hubungan lagsung antara variabel eksogen dengan variabel endogen Hasil uji analisis penelitian ini menggunakan SPSS 17.0. 2) Uji t Untuk menguji apakah secara persial terdapat pengaruh antara peubah X1, X2,X3, X4 terhadap Y. Langkah-langkah sebagai berikut : a) Ho:β = 0, berati dak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Ha:β ≠ 0, Berarti ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen b) Menentukan level of signifikan α = 0,05 c) Statistika Uji t = r √1

2

Dimana: r = koefisien korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen n = jumlah sampel d) Kesimpulan Ho diterima apabila ttabel ≤ thitung ≤ ttabel Ho ditolak apabila ttabel > thitung atau thitung < ttabel

3) Uji F Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Dalam hal ini, variabel yang diteliti antara lain X1, X2,X3, X4 terhadap Y. a) Apabila Pvalue atau nilai probabilitas ≤ 0,05, terdapat pengaruh signifikan antara variabel X dan variabel Y secara bersama-sama. b) Apabila Pvalue atau nilai probabilitas (pada ttes) ≥ 0,05, tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Langkah-langkah pengujian : i.

Ho: β1=β2=β3=β4=0, berarti hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara peubah X1 X2 X3 X4 terhadap Y. Ha: β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠0, berarti hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara peubah X1 X2 X3 X4 terhadap Y.

ii.

Menentukan level of signifikan (α) = 0,05

iii.

Statistik uji F=

1

1

( Sudjana, 2002; 68)

Dimana: R2 : koefisien determinasi k : jumlah variabel independen n : jumlah sampel iv.

Kesimpulan 

Apabila Fhitung ≤ Ftabel maka Ho ditolak



Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho diterima

Dihitung menggunakan SPSS 17.0 4) Uji Koefisien determinasi (R2) Jika R2 ini digunakan untuk mengukur yang didefinisikan proporsi atau prosentase dari variansi variabel dependen mampu dijelaskan oleh variasi (himpunan) variabel dependent (Kuncoro,2005). Adapun tingkat ketepatan regresi ditujukkan oleh koefisien R2 yang besarnya sekitar antara 0-1.

Makin besar nilai R2 berarti makin tepat suatu garis regresi linier digunakan sebagai pendekatan. Apabila R2 sama dengan 1 maka pendekatan itu betul-betul sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,

Mulyono.2003.Pendidikan

Bagi

Anak

Berkesulitan

Belajar.Jakarta.Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi.2001.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta ________________.2003.Prosedur

Penelitian

Suatu

Pendekatan

Praktek.Jakarta: Rineka Cipta Budiyono.2000.Dasar-Dasar Statistik.Surakarta:UNS Press ________.2003. Metodologi Penelitian Pendidikan .Surakarta:UNS Djaali.Psikologi pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara Hidayati, Zaenur F.2009.”Iklim Pembelajaran Matematika Bilingual Pada Sekolah

Dasar

Berstandar

Internasional

Kelas

IV

SDII

Al

Abidin”.Skripsi. Surakarta:FKIP, UMS Jaryanti, Tutik.2004. “Pengaruh Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Dan Persepsi Pada Guru Bidang Studi Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika”.Skripsi.Surakarta:FKIP,UMS Kuncoro, Mudrajat. 2005. Modul Materi : Pelatihan Ekonometrika. Yogyakarta : UPP AMP YKPN Lasianah.2004.”Pengaruh Kemampuan Verbal Siswa dan Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar MatematikaDitinjau Dari Jenis Kelamin”.Skripsi.Surakarta:FKIP,UMS Nasir, Moh. 2003. Metode Penelitian.Cetakan V.Jakarta: Ghalia Indonesia Thienhuong N. Hoang .2008.”The Effects Of Grade Level, Gender, And Ethnicity On Attitude And Learning Environment In Mathematics In High School”. Mathematics Education,3(1):47-59. Slameto. 2003. Belajar daan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta ______.2010. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta : Rineka Cipta Soemanto, Wasty.2006.Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

Sri Wasningsih.2006.”Pengaruh Monitoring Orang Tua dan Iklim Kelas Terhadap Minat dan Prestasi Belajar Matematika”.Skripsi.Surakarta:FKIP,UMS Sudjana.2002.Teknik Analisis Regresi Dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung:Tarsito Tarmidi .2006. Iklim Kelas Dan Prestasi Belajar. USU Wingkel, WS. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo http://chanesta.blogspot.com/2010/03/cara-penyajian-data.html

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF