Proposal Gerakan Literasi Sekolah Kota Madiun

August 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Proposal Gerakan Literasi Sekolah Kota Madiun...

Description

 

PROPOSAL

GERAKAN LITERASI SEKOLAH KOTA MADIUN : Menjadikan Kota Madiun sebagai Kota Berbudaya Literasi Setara dengan Negara Maju Dunia

PEMERINTAH KOTA MADIUN

 

RASIONAL Membaca merupakan merupakan salah satu fungsi yang paling penng dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca (Glenn Doman). Dengan kemampuan membac mem baca a ya yang ng membud membuday aya a dalam dalam diri diri se seap ap anak, anak, maka maka ngka ngkatt keberhas eberhasila ilan n di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik. Farr (1984) menyebutkan "Reading is the heart of educaon". Bagi ko komunit munitas as Muslim, Muslim, perintah perintah pertama pertama Tuhan kepada kepada Nabi Muhammad Muhammad adalah adalah ”MEMBACA (IQRA)” Kita perlu menanamkan budaya membaca pada anak sejak di SD dengan kegiatan membaca SETIAP HARI  (bukan dengan himbauan atau slogan dan jargon). Program membaca seap hari harus ada di sekolah dan masuk dalam kurikulum. Siswa memang harus seap hari membaca buku di sekolah, entah selembar atau dua lembar . Ini mes ditanamkan kepada siswa bahwa MEMBACA ITU WAJIB , utamanya bagi siswa yang berag ber agama ama Isl Islam am sesuai sesuai denga dengan n perint perintah ah Tuhan uhan pada pada AlQ AlQur’ ur’an. an. Merek Mereka a berada berada di sekolah selama minimal 7 jam. Jika digunakan untuk membaca selama 15 menit seap hari maka dak akan mengganggu KBM. Lagipula membaca adalah bagian dari KBM dan saat ini telah keluar Permendikbud 21/2015 tentang Penumbuhan Budi Peker

yang salah satu isinya adalah Kegiatan Wajib menggunakan 15 menit sebelum hari pembelajaran untuk membaca buku selain materi pelajaran.

PERMASALAHAN Dalam konteks Indonesia, minat baca masyarakat kita sangat mengkhawarkan. Hal ini dikarenakan dikar enakan berbagai permasalahan, seper: Hampir Hamp ir semu semua a kotaota-k kota ota besa besarr di Indo Indone nesi sia a dak dak pun punya perp perpus usta taka kaan an yang yang memadai; padahal hal itu merupakan salah satu ciri kota modern. Pe Perpu rpust stak akaan aan ya yang ng ada di sebagi sebagian an kecil ecil kota-k ota-kot ota a besar besar sang sangat at ke kecil cil jumlah jumlah kunjungan kunjung an pembacanya. pembacanya. Di Jakarta, Jakarta, contohnya contohnya,, dari sekitar sekitar 10 juta orang orang penduduk, yang berkunjung ke perpustakaan hanya 200 orang/hari dan hanya 20% di antaranya yang meminjam buku. Ini berar MASYARAKAT KITA TIDAK MEMBACA. Dari lebih dari 250.000 sekolah di Indonesia hanya 5% yang punya perpustakaan. Ini  juga berar berar SISWA SISWA KITA KITA TIDAK MEMBACA. MEMBACA. Anak-anak kita berkali lipat lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton TV daripada membaca. Bahkan di sekolah, di mana anak-anak kita menghabiskan sebagian besar waktunya, kita dak memiliki program untuk menumbuhkan budaya membaca Kita melompat dari kondisi pra-literer ke pasca-literer tanpa masuk ke kondisi atau budaya literer. Budaya menonton telah menguasai masyarakat kita. 











Hasil studi Vincent Greannary  yang dikup oleh World Bank  dalam  dalam sebuah Laporan Pendidikan “Educ “Educaton aton in Indonesia I ndonesia From Crisis o Recovery “ tahun 1998,

2 |

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 

menunjukkan kemampuan membaca siswa kelas VI Sekolah Dasar di Indonesia hanya 51,7. Jauh dibandingkan dibandingkan dengan Hongkong (75,5), Singapura Singapura (74,0), Thailand (65,1) dan Filipina (52,6). Hasil studi ini membukkan membukkan kepada kita bahwa bahwa membaca belum – kalau dak mau dikatakan bukan- menjadi program yang integral dengan kurikulum sekolah, apalagi menjadi budaya. Laporan UNDP tahun 2003 yang menyatakan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index - HDI) berdasarkan angka buta aksara aksara posisi Indonesia berada pada urutan 112 dari 174 negara. Posisi ini berada di bawah Vietnam (urutan ke 109) yang baru keluar dari konik yang berkepanjangan. Tahun 2010 Indonesia berada di Peringkat 108 dari 152 negara. Pada tahun 2011 index Human Development Index (HDI) Indonesia pada peringka peringkatt 124. Hal ini membuat Indonesia berada di perngkat terbawah terbawah di ASEAN dimana Singapore Singapor e berada di peringkat peringkat 26, diiku oleh Brunei (33), Malaysia (61), Thailand (103) and the Philippines (112). Hasil penelian PISA menempatkan siswa Indonesia pada posisi 48 dari 56 negara di dunia di tahun 2006 dengan skor rata-rata 393. Minat baca rendah inipun terulang di 2009. Hasil penelian PISA menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di nomor

57 dari 65 negara dunia , dengan skor rata-rata 402 sementara rerata internasional 500. Hasil uji tes PISA  yang dilakukan ga tahun kemudian yaitu pada tahun 2012 ternyata terny ata hasilnya lebih buruk lagi. Hasil PISA 2012 menempatkan menempatkan siswa Indonesia pada posisi kedua terburuk atau posisi 64 dari 65 negara .   Padahal Vietnam justru masuk pada posisi 20 besar besar.. penelian penelia n PISA menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di nomor 57 dari 65 negara negara dunia , dengan skor rata-rata 396 sedangkan rerata internasional 496.

GAGALNYA A PENINGK P ENINGKA ATAN MINA MINAT T DAN PENYEBAB GAGALNY PEMBUDAY PEMBUDA YAAN MEMBACA BANGSA 1. Gagaln Gagalnya ya Perpus Perpusta takaa kaan n Sekolah Sekolah.. Perpustakaan sekolah secara nasional boleh dikata telah gagal menciptakan budaya membaca pada siswa. Kunjungan siswa dan jumlah peminjaman buku sangat minim karena beberapa faktor: Jumlah Jum lah buku-b buku-buk uku u perpus perpusta taka kaan an jauh jauh dari dari mencuk mencukupi upi kebutuh ebutuhan an tuntut tuntutan an membaca sebagai basis pendidikan, Peralatan Pera latan dan tenaga yang dak sesuai dengan kebutuhan. Padahal perpus- takaan sekolah merupakan sumber membaca dan sumber belajar sepanjang hayat yang sangat vital dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 



2. Secara polis dan sosial Kurangnya politcal will  dari  dari pemerintah (Depdiknas) dalam menciptakan menciptakan budaya membaca siswa.



3 |

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 









Kurangnya pemahaman dan kesadaran bangsa tentang penngnya budaya membaca itu sendiri. Permasalahan Permasala han budaya membaca dianggap belum merupakan merupakan critcal problem. Banyak Banya k masalah lain yang dianggap lebih mendesak. Secara historis, budaya literer dak banyak ditemui di masyarakat kita. Budaya literer belum memasyarakat dan hanya ditemukan pada masyarakat kelas atas. Masih ngginya ngkat illiterasi  di masyarakat.

3. Masalah teknis di lapangan Tidak tersedianya buku bacaan karena rendahnya jumlah perpustakaan di Indonesia dan rendahnya jumlah buku. Kurangnya SDM di bidang perpustakaan dan rendahnya kualitas pengetahuan dan keterampilan mereka. Perpustakaan Perpust akaan TIDAK pernah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan kita secara nyata.







Global Threat 











4 |

Rendahnya Reading Lieracy  bangsa  bangsa kita saat ini dan di masa depan akan membuat rendahnya daya saing bangsa  dalam persaingan global. SDM kita dak kompef karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan te tekno knolog logi. i. Ini adalah adalah akiba akibatt lemahny lemahnya a minat minat dan kemamp kemampuan uan membaca membaca dan menulis. Krisis Moneter Moneter Juli 1997. Korea Selatan, Thailand, Malay Malaysia sia dan Singapura, Singapura, mampu mengatasi menga tasi krisis ekonomi bangsanya relaf dalam waktu pendek hanya sekitar 2 – 3 tahun tah un saja. saja. Mereka Mereka telah mempunyai mempunyai SDM yang kompef, unggul, kreaf , siap menghadapi segala bentuk perubahan sosial, ekonomi, polik, budaya dan lainnya. Bangsa Indonesia sampai saat ini belum juga bisa bangkit. Saat ini Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berjumlah 6,5 juta orang yang tersebar di 142 negara. Para TKI itu datang dari 392 Kabupaten/Kota. Mereka ini HANYA mengisi posisi sebagai tenaga kasar yang dak membutuhkan kemampuan membaca. Tanpa upaya untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan membaca sebagai dasar untuk belajar dan mengembangkan ketrampilan hidup maka bangsa kita akan terus menjadi bangsa kuli seper yang disinyalir oleh Soekarno, Founding Father kita. Membac Mem baca a dan menuli menuliss belum belum menjad menjadii kebut kebutuha uhan n hidup hidup  dan belum belum menjadi menjadi budaya bangsa.  Mem Membac baca a dan menuli menuliss harus harus di dijad jadik ikan an ke kebut butuha uhan n hi hidup dup dan budaya bangsa kita. Mengadakan perubahan budaya masyarakat memerlukan suatu proses dan waktu panjang sekitar 1 atau 2 generasi, tergantung dari “ politcal will  pemerintah   pemerintah dan masyarakat“ Ada pun  ukuran waktu sebuah generasi adalah berkisar sekitar 15 – 25 tahun.

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 

SOLUSI  Apa yang harus kia lakukan lakukan unuk mengubah mengubah keadaan keadaan ini?   Harus ada upaya int interven ervensi si secara secara sistem sistemik, ik, massif massif,, dan berkelan berkelanjuta jutan n   untuk menumbuhkan budaya membaca pada masyarakat (dunia pendidikan) sekarang juga. Ka Kalau lau dak, dak, masa depan bangsa adalah taruhanny taruhannya! a! Kita bisa memulainya dengan menjadikan membaca menjadi budaya di sekolah melalui program GERAKAN LITERASI

SEKOLAH.   SEKOLAH.  Apa iu GERAKAN LITERASI SEKOLAH?   adalah ah sebuah sebuah geraka gerakan n untuk untuk menjadik menjadikan an sekolahsekolahGERAKAN GERAKAN LITER LITERASI ASI SEK SEKOLAH. OLAH.   adal sekolah sek olah memiliki memiliki budaya budaya membaca membaca setara setara dengan dengan sekolah sekolah di negara negara-neg -negara ara maju lainnya. lainn ya. Gerak Gerakan an ini dimulai dimulai dari sekolah sekolah yang yang mau melaksa melaksanak nakan an program program Gerak Gerakan an Literasi sekolah. IGI dan Eureka Academia akan membuat program literasi membaca dan menuli menuliss ya yang ng kompreh omprehens ensif if di sekola sekolah. h. Progr Program am ini ak akan an menga mengajak jak sekola sekolah h menerapkan program membaca yang berkelanjutan ( susainable ) di mana semua orang yang berada di sekolah (guru, siswa, kepala sekolah) melakukan kegiatan membaca seap hari dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Gerakan ini bertujuan untuk menjadikan sekolah sekolah memiliki komunitas komunitas yang memiliki budaya budaya membaca yang nggi. Budaya membaca ditandai dengan ngginya jumlah buku yang dibaca  di sekolah. Bagaimana menjadikan sebuah sekolah mengikut Program GERAKAN LITERASI

SEKOLAH? SEKOLAH? Dib ibut utuh uhk kan prog progrram intervensi   pembu embuda day yaan memb memba aca yang tepa epat, mudah dilaksanakan , dilakukan secara sistemik, komprehensif, merata ke semua komponen di sek sekolah, olah, berkelanjutan , dan dan dikelola secara profesional  oleh lembaga yang mampu menanganinya.  Apa keunungan keunungan menjadikan Sekolah Sekolah mengik mengikut ut Program GERAKAN LITERASI SEKOLAH? 

Hasil Riset menunjukkan bahwa : Buday Bud aya a membac membaca a dari dari sekola sekolah h (1992) (1992) menunj menunjukk ukkan an hasil hasil r re end PENINGKATAN PREST PRE STASI ASI siswa di sekolahsekolah-sek sekolah olah yang yang melakuka melakukan n program program membaca membaca secara secara sukarela ini. Siswa yang memiliki budaya literasi membaca dan menulis akan menjadi siswa yang siap memasuki kehidupan modern dan memiliki ngkat daya saing yang nggi. 



5 |

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 









Siswa tersebut dengan mudah akan mampu mengiku perkembangan kehidupan kota modern tanpa kehilangan ja diri. Sekolah yang mengiku program ini akan dapat memiliki ngkat kelulusan siswa dalam dala m ujian nasional nasional yang lebih nggi daripada daripada sekolah sekolah lain di Indonesia. Indonesia. Rise Risett memb me mbuk ukk kan an ba bahw hwa a sisw siswa a yang yang nila nilain inya ya pa pada da pe peri ring ngk kat 25% 25% ter ern ngg ggii menggunakan waktunya waktunya 59% untuk membaca lebih banyak banyak daripada ssiswa iswa yang nilainya nilainy a 25% di bawah. Sekolah yang mengiku program ini akan memiliki siswa yang memiliki budaya dan kemampuan kemam puan membaca dan menulis yang nggi yang bercirikan bercirikan siswa yang memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas pula. Budaya Buday a membaca dan menulis pada hakikatnya hakikatnya dilakukan dengan disiplin membaca dan menulis yang dilakukan dilakukan secara run dan terus-menerus. Disiplin ini merupakan modal utama bagi terbentuknya jiwa disiplin dalam bidang lain. Disiplin membaca dan menulis akan membentuk pola kedisiplinan siswa pada bidang lain secara jauh lebih mudah. Sekolah yang mengiku program ini akan dapat memiliki perpustakaan sekolah yang akan berkembang menjadi perpustakaan yang modern dan menjadi bagian yang integral dalam kegiatan keperpustakaan di Indonesia

PROGRAM Program Progra m yang yang akan akan dilakuk dilakukan an dalam dalam GERAKAN LITERASI SEKOLAH  dengan moo : “Kota Madiun Jaya Keka Siswa Gemar Membaca “ adalah: 1.

Mendapatkan Buku Bacaan Untuk sekolah Mendapatkan sekolah Kegiatan utama yang akan dilakukan adalah upaya untuk mendapatkan buku bacaan bagi sekolah minimal sebanyak 2 X jumlah siswa di sekolah secara bertahap dengan minimal 60 judul (seap judul 5 eksemplar). Seap kelas akan memiliki buku bacaan untuk dibaca di kelas secara run. Dinas Pendidikan Pendidikan dan Badan perpustakaan perpustakaan Propinsi Jawa Timur akan mengupayakan agar dapat membagikan buku minimal sebanyak 10.000 (sepuluh ribu) buku bacaan ke seap kabupaten/kota di Jawa Timur seap tahun. Program ini dapat dilakukan dilakukan bekerjasama dengan CSR perusahaan-perusahaan perusahaan-perusahaan yang ada di Jawa Timur 2.

Seminar dan Workshop tentang Membaca Kegiatan Kegiat an ini akan dilaksanakan dilaksanakan secara run di sekolah yang mengiku program program ini yang ak akan an di dimu mula laii pada pada bula bulan n pert pertam ama a ya yang ng juga juga seba sebaga gaii la laun unch chin ing g pr proj ojec ec Sekolah GERAKAN LITERASI SEKOLAH ini dengan mengundang para pembicara dari berbagai sumber sum ber.. Pe Peser serta ta merupa merupaka kan n perwa perwakil kilan an dari dari pengel pengelola ola sekola sekolah, h, guru, guru, sis siswa wa,, pustakawan, dan pemerha pendidikan. Untuk seminar direncanakan sehari sedangkan workshop 2 hari. Untuk itu perlu diadakan diadakan seminar “Kiat dan Strategi Strategi Menumbuhkan

6 |

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 

Budaya Literasi Membaca dan Menulis pada Siswa” dan  “Membangun Perpustakaan Sekolah Tanpa Biaya” ke sekolah-sekolah di Kota Madiun. Program Ayo Membaca di Sekolah (AMS) Program AMS atau SSR (Susained Silen Reading) adalah strategi intervensi membaca yang digunakan oleh negara-negara maju dalam membudayakan dan meningkatkan ke keter terampi ampilan lan siswa siswa dalam dalam membaca. membaca. Program Program AMS ini merupaka merupakan n program program yang sangat sang at krusial krusial untuk untuk menjamin menjamin tercipt terciptany anya a kebiasa kebiasaan an dan budaya budaya membaca membaca siswa. siswa. Pr Prog ogrram in inii adal adalah ah prog progrram waji wajib b bagi bagi sek sekol olah ah yang yang ingi ingin n meng mengik iku u prog progra ram m GERAKAN LITERASI SEKOLAH. 3.

4.

One Child One Book (OCOB) OCOB OCO B adalah adalah progra program m yang dirancang dirancang untuk untuk menin meningka gkatka tkan n jumlah jumlah dan jenis buku bacaan di sekolah. Program ini dirancang agar seap siswa di sekolah memiliki paling sedikitnya satu buku untuk dibaca, baik di rumah maupun di sekolah. Dalam program ini sekolah diminta untuk mengimbangi pemberian buku dari donor dengan meminta parsipasi dari orang tua untuk menyumbangkan menyumbangkan satu buku untuk seap anaknya yang bersekola bersek olah. h. Ko Konso nsors rsium ium dan sekola sekolah h ak akan an menga mengajak jak or orang ang tua untuk untuk memaha memahami mi penngnya program GERAKAN LITERASI SEKOLAH.

5.

Reading Contest (Speed/comprehension reading) Reading contest adalah program untuk meningkatkan movasi siswa dalam membaca. Kontes atau lomba yang akan dilakukan di seap sekolah yang terlibat dalam program  A Reading School   ini, ini, umpa umpama many nya: a: Re Readi ading ng Compre Comprehen hensio sion n Cone Cones s dan Speed  Speed  Reading. Ak Akan an ada m ahli ahli ya yang ng ak akan an menyus menyusun un mate materi ri dan menjad menjadii pelak pelaksan sana a Reading Cones  di  di seap sekolah. Pemenang dari kontes ini akan mendapatkan award  berupa buku-buku bacaan. Meet the Author(s) Progra Prog ram m ini dirancan dirancang g untuk untuk meningka meningkatka tkan n minat minat sisw siswa a untuk untuk membaca membaca buku dari

6.

penulis penul is at atau au pengar pengarang ang tertentu tertentu.. Sekolah Sekolah akan akan mendatan mendatangka gkan n satu satu atau atau beberapa beberapa penulis buku tertentu untuk mengadakan acara ‘Jumpa Fans’ dan diskusi atau bedah buku tentang buku dari penulis tersebut

Reading Award Yaitu pemberian penghargaan kepada individu (siswa atau guru) maupun kelompok (sek (se kolah) olah) ya yang ng diangg dianggap ap telah telah memili memiliki ki kontri ontribus busii dan perana peranan n pen penng ng dalam dalam memajukan pembudayaan baca di Indonesia. Reading Award diberikan setahun sekali bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Pemenang award, selain memperoleh trophy tro phy juga diberika diberikan n hadiah, hadiah, baik untuk individu individu maupun maupun unt untuk uk kelompok kelompok,, yang diha dihara rapk pkan an deng dengan an uang uang te terrsebu sebutt dapa dapatt meng mengem emba bang ngka kan n perp perpus usta taka kaan an di tempat/sekolah tempat/ sekolah masing-masing. Penentuan penerima Reading Award  akan   akan dinilai oleh

7.

7 |

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 

sebuah m independent yang berjumlah 3-5 orang dari berbagai latar belaka belakang/disiplin ng/disiplin ilmu.

Perpustakan Kelas Perpustakaan Perpust akaan kelas adalah program program yang dilakukan untuk mendekatkan siswa ke buku. Daripada Darip ada mewajibk mewajibkan an anak untuk seap seap hari ke perpust perpustaka akaan an sekolah sekolah akan akan lebih mudah bagi siswa untuk membaca jika mereka memiliki perpustakaan kelas yang akan mereka kelola sendiri di masing-masing kelas. Innya adalah buku mendatangi siswa, bukan sebaliknya. Program ini integral dengan program AMS atau SSR. 8.

9. Sory Telling Competton

Serupa dengan Reading Cones , kegiatan ini berupa lomba bagi siswa untuk menjadi ‘Story ‘St ory Teller’ eller’.. Pe Pemen menang ang ak akan an mendap mendapat at hadiah hadiah berupa berupa buku-b buku-buk uku u bacaa bacaan n dan dan penghargaan dalam bentuk lain. Story Telling sendiri adalah program run yang akan diberikan kepada siswa kelas bawah (kelas 1, 2, dan 3). Konsorsium akan datang secara run untuk melakukan Story Telling pada siswa pada hari-hari dan jam-jam tertentu. 10.   Book Expo

Book Expo adalah program pameran pameran buku dari beberapa penerbit atau tok toko o buku yang bertujuan untuk mendorong siswa dan komunitas untuk membeli dan membaca bukubuku terbitan baru ataupun lama dengan harga khusus. Pada saat itu diadakan juga stand khusus penjualan buku-buku bekas yang diperoleh dari sumbangan masyarakat dengan harga sangat murah. 11.   Share a Sory 

Shar Share e a S Sor ory  y   adalah adalah progr program am kegiat egiatan an ya yang ng mewaji mewajibk bkan an seap seap sis siswa wa untuk untuk menc me ncer erit itak akan an suat suatu u ceri cerita ta ya yang ng dipi dipili lih h masi masing ng-m -mas asin ing g kep epad ada a or oran angg-or oran ang g di sekitarnya. sekitarn ya. Kegiatan ini untuk mendorong seap siswa untuk menjadi a Sory Sor y Teller. Teller. Wrie Our Own Sory  12.   Le’s Wrie Le’s Wrie Our Own Sory   adalah program kegiatan untuk mendidik seap siswa agar dapat menjadi penulis dengan mengajarkan mengajarkan mereka mereka untuk menuliskan ide-ide mereka mereka dalam dala m bentuk bentuk karya karya prosa. prosa. IGI dan Eureka Eureka Academia Academia akan menetapk menetapkan an pelahan pelahan menulis khusus bagi siswa kelas atas (4, 5, dan 6). Diharapkan bahwa SETIAP TAHUN akan terbit kumpulan karya tulis terbaik dari para siswa.

PELAKSANA Pemeri merint ntah ah Kota Kota Madiun Madiun Seca Secarra kesel eselur uruh uhan an prog progrram akan akan dik dikelol elola a ol oleh eh Pe bekerjasama bekerjas ama dengan Pusat Studi Literasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) 

8 |

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 

JARINGAN DAN KOLABORASI Konsorsium Gerakan Literasi Sekolah  akan mengajak semua elemen bangsa untuk mensukseskan gerakan ini. Adapun pihak yang akan diajak untuk bergabung dalam gerakan ini adalah : Pusat Studi Literasi Universitas Negeri Surabaya (UNESA) akan dilibatkan untuk melaksanakan program Mahasiswa Penggerak Literasi. PENERBIT : Kompas Gramedia Group, Mizan Group, Gagas Media, Kharisma, dll LEMBAGA PEMERINTAH : Departemen Pendidikan Nasional LEMBAGA SWADAYA MAYARAKAT PERUSAHAAN INDIVIDU 



  

TARGET YANG HENDAK DICAPAI TARGET : Target yang akan dicapai pada akhir program ini adalah: 1. KUALITATIF Program Progra m ini akan dimulai dengan target 50 (lima puluh) sekolah di Kota Madiun pada level SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK   yang akan ditunjuk oleh Dinas Dinas Pendidik Pendidikan an Kota Madiun dan Kacabdin Madiun dengan sumbangan buku minimal 300 buah buku darii si dar sisw swa/ a/or orang ang tua ke seap seap sekola sekolah. h.  Tujuannya adalah terciptanya terciptanya kebiasaan membaca dari guru, sta, maupun murid di sekolah yang akan ditunjuk oleh donor yang yan g ditunjukk ditunjukkan an dengan dengan berjalann berjalannya ya program program GERAKAN GERAKAN LITERASI LITERASI SEKOLAH SEKOLAH secara secara konsisten, sistemik, dan berkelanjutan. 2. KUANTITATIF Keberhasilan program GERAKAN LITERASI SEKOLAH KOTA MADIUN dapat dilihat berdasarkan data dan laporan dari sekolah-sekolah yang mengiku program ini dengan target sbb: 

 

 

9 |

Siswa dapat membaca buku sebanyak 5.000.000 (lima  juta) halaman buku dalam 1 (satu) ttahun. ahun. Target ini dapat dicapai dengan asumsi seap siswa dapat membaca 1.000 1 .000 (seribu) halaman dalam setahun. Jadi jika ada 5.000 siswa di Kota Madiun yang mengiku program ini maka target ini akan dapat dengan mudah tercapai. Peningkatan jumlah buku bacaan siswa sebanyak 300% (3 x lipat) Peningkatan jumlah kunjungan siswa ke perpustakaan sebanyak 1000% (10 x lipat) Peningkatan Peningka tan jumlah pinjaman buku di perpustakaan perpustakaan sebesar 1000% (10 x lipat) Peningkatan Peningka tan jumlah buku yang dibaca oleh siswa sebesar 1000% (10 x lipat)

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

 

PENUTUP Program ini terbuk mampu membuat para siswa memiliki kebiasaan membaca yang Program nggi dan sekolah mampu memiliki perpustakaan TANPA harus mengeluarkan dana. Perlu kami tegaskan bahwa program ini TIDAK membutuhkan dana APBD baik dari propinsi mau pun dari Kota/Kabupaten.  Yang dibutuhkan hanyalah komitmen dari Ke Kepal pala a Sekola Sekolah/K h/Kepa epala la Daera Daerah/K h/Kadi adisdi sdik k untuk untuk menjal menjalank ankan an progr program am GERAKAN LITERASI SEKOLAH ini Untuk itu kami bersedia untuk menjelaskan program ini dan melakukan audiensi untuk unt uk menjelaskan menjelaskan hal ini pada waktu dan tempat tempat yang yang Bapak Bapak ke kehenda hendaki. ki. Silakan Silakan hubungi saya di 0811-5454-30 atau di e-mail : [email protected] untuk penjelasan lebih lanjut. Demikian hal ini kami sampaikan, dan mari kita bersama membangun Budaya Literasi Membaca dan Menulis bagi bangsa ini. Salam hormat,

Satria Dharma Penggagas GERAKAN LITERASI SEKOLAH

10 |

GERAKAN LITERASI SEKOLAH 

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF