proposal dismenorhoe.doc

January 28, 2019 | Author: 'gHea' Gania Balqis | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PROPOSAL DISMENORRHOE...

Description

1

A. Proposal Proposal KTI 1. Identi Identitas tas Penuli Penuliss

 Nama

: Anita Nur Hapsari

 NIM/Semester : 09.0.B.656/VB 2. Judu Judull KT KTII TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORHEA DI SMA PGRI 1 SRAGEN 3. Lata Latarr Belak Belakan ang g

Setiap Setiap wanita wanita dalam dalam usia usia subur subur setiap setiap bulann bulannya ya akan akan mendap mendapat at menstruasi menstruasi (haid). Sering haid yang datang disertai dengan rasa nyeri pada daerah perut atau pinggang. Rasa nyeri saat haid atau yang disebut dalam istilah medisnya dengan dismenore, banyak dialami para wanita (Info sehat, 2008)  Nyeri saat haid (dismenore) ada dua bentuk yaitu dismenore primer  dan sekunder. Dismenore primer biasa timbul pada hari pertama atau kedua dari dari menstr menstruasi uasi.. Nyerin Nyerinya ya bersifa bersifatt kolik kolik atau atau kram kram dan dirasak dirasakan an pada pada abdomen bawah. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan dismenore primer  yaitu prostaglandin uterine yang tinggi, dan faktor emosi/psikologis.belum dike diketa tahu huii deng dengan an jela jelass baga bagaim iman anaa prost prostag agla land ndin in bisa bisa meny menyeba ebabk bkan an dismenore dismenore tetapi diketahui bahwa wanita dengan dismenore mempunyai mempunyai  prostaglandin yang 4 kali lebih tinggi daripada wanita tanpa dismenore. (Siswandi, 2007) Dismen Dismenore ore sekunde sekunderr yaitu yaitu nyeri nyeri haid haid yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan kelainan anatomis yang jelas, kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Untuk  menega menegakka kkan n penye penyebab bab dismen dismenore ore perlu perlu konsul konsultasi tasi dengan dengan dokter dokter ahli ahli kandun kandungan gan sehing sehingga ga dapat dapat member memberii pengob pengobata atan n yang yang tepat tepat (Manuab (Manuaba, a, 2009) Menurut  Journal Occupational and Enviromental , Di Amerika Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-

2

15% diantaranya diantaranya mengalami mengalami dismenore dismenore berat yang menyebabkan menyebabkan wanita tidak tidak mampu mampu melaku melakukan kan kegiat kegiatan an apapun apapun.. Di Indone Indonesia sia angka angka kejadi kejadian an dismen dismenore ore terdiri terdiri dari dari 54,89% 54,89% dismen dismenore ore primer primer dan 9,36% 9,36% dismeno dismenore re sekun sekunde der. r. Biasa Biasany nyaa gejal gejalaa dism dismen enor oree prim primer er terja terjadi di pada pada wani wanita ta usia usia  produktif 3-5 tahun setelah mengalami haid pertama dan wanita yang belum  pernah hamil (Info sehat, 2008) Berdasarkan Berdasarkan survei dan wawancara di SMA PGRI 1 Sragen dibulan dibulan Februari 2012 didapat 7 dari 10 siswi yang mengalami dismenore tidak tahu tentang tentang dismenorhea dismenorhea maka dapat disimpulkan disimpulkan bahwa pengetahuan pengetahuan tentang tentang dismenore dismenore pada remaja putri di SMA PGRI 1 Sragen kurang. Mengingat Mengingat sering timbulnya timbulnya masalah masalah dismenore dismenore pada remaja yang dapat menggang mengganggu gu aktivi aktivitas tas belajar belajar mengaja mengajarr bahkan bahkan tidak tidak masuk masuk sekola sekolah. h. Maka Maka peneli peneliti ti tertarik tertarik untuk mengambil mengambil penelitian penelitian tentang tentang tingkat tingkat pengetahua pengetahuan n remaja  putri tentang dismenorhea di SMA PGRI 1 Sragen. 4. Perumu Perumusan san Masal Masalah ah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebaga sebagaii beriku berikutt “Bagaim “Bagaimana ana tingka tingkatt penget pengetahu ahuan an remaja remaja putri putri tentan tentang g  pengertian dismenorhea?” 5. Tujuan

a.

Tujuan Um Umum Untuk Untuk mengeta mengetahui hui tingka tingkatt penget pengetahu ahuan an remaja remaja putri putri tentan tentang g dismenore di SMA PGRI 1 Sragen.

 b.

Tujuan Khusus 1) Mengetahui Mengetahui tingkat tingkat pengetahua pengetahuan n remaja putri tentang tentang pengertian pengertian

dismenorhea. 2) Meng Menget etah ahui ui ting tingka katt

peng penget etah ahua uan n rema remaja ja putr putrii tent tentan ang g jeni jeniss

dismenorhea 3) Menge Mengeta tahu huii tingk tingkat at peng penget etah ahua uan n remaja remaja putr putrii tent tentan ang g gejal gejalaa

dismenorhea 4) Menget Mengetahu ahuii tingka tingkatt penget pengetahu ahuan an remaja remaja putri putri tentan tentang g penye penyebab bab

dismenorhea

3

5) Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang penanganan

dismenorhea 6. Manfaat

a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi dan informasi dalam bidang pendidikan kesehatan, serta dapat dijadikan tambahan ke  perpustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.  b. Manfaat Aplikatif  Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan remaja  putri tentang dismenorhea, karena dengan penerapan pengetahuan yang  baik dapat mendeteksi adanya kelainan dalam kesehatan reproduksi remaja. 7. Tinjauan Teori A. Teori yang relevan 1) Pengetahuan ( Knowledge)

a) Pengetian Pengatahuan (knowledge) adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek  tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera penglihatan,  pendengaran, penciuman, rasa, dan raba yang sebagian besar di  pengaruhi oleh mata dan telinga, dan terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation) (Notoatmodjo, 2007)  b) Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif  mempunyai 6 tingkatan, meliputi : (1)

Tahu (know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang

4

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Dapat diukur dengan menggunakan kata kerja

“menyebutkan,

menguraikan,

mendefinisikan,

menyatakan, dan sebagainya“ (2)

Memahami (comprehension) Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap materi atau objek harus dapat menjelaskan,

menyebutkan

contoh,

menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari (3)

Aplikasi (application) Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi real (sebenarnya) (4)

Analisis (analysis) Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat melalui

 penggunaan kata (membuat

kerja,

bagan),

seperti

dapat menggambarkan

membedakan,

memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya. (5)

Sintesis ( synthesis) Menunjukkan kepada sesuatu kemampuan untuk 

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan

kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi  baru dari formulasi-formulasi yang ada

5

(6)

Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk 

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasari pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas. (Notoatmodjo, 2007) c) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : (1)

Umur   Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada

 pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan  penerimaan

atau

mengingat

suatu

pengetahuan

akan

 berkurang. (2)

Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk 

 belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor

yang

mempengaruhi

hasil

dari

proses

belajar.

Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk   berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga ia mampu menguasai lingkungan . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

6

(3)

Lingkungan Lingkungan

mempengaruhi memberikan

merupakan

salah

pengetahuan

pengaruh pertama

satu

seseorang.

faktor

yang

Lingkungan

bagi seseorang, dimana

seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga halhal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada pada cara berfikir seseorang. (4)

Sosial Budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubunganya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu  pengetahuan. (5)

Pendidikan Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin baik pula pengetahuannya. (6)

Informasi Informasi

 pengetahuan

akan

seseorang.

memberikan Meskipun

pengaruh

seseorang

pada

memiliki

 pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. (7)

Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah

tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber   pengetahuan,

atau

pengalaman

memperoleh

kebenaran

itu

pengetahuan.

suatu Oleh

cara

untuk 

sebab

itu

 pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk  memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

7

mengulang kembali

pengalaman

yang

diperoleh

dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010) d) Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : (1) Baik, bila 76-100% (2) Cukup, bila 56-75% (3) Kurang, bila < 56% (Nursalam, 2008) e) Cara Memperoleh pengetahuan Menurut

Notoatmodjo

(2010)

cara

memperoleh

 pengetahuan dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau ilmiah (1)

Cara tradisional atau non ilmiah

Ada 10 cara tradisional yang digunakan yaitu : (a)

Cara coba salah (trial and error) Cara ini dilakukan dengan mencoba-coba beberapa

kemungkinan. Bila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai berhasil. (b)

Secara kebetulan Terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang

 bersangkutan. (c)

Cara kekuasaan atau otoritas Pengetahuan dari hasil menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya (d)

Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman seseorang dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan

8

(e)

Cara akal sehat Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang

dapat menemukan teori atau kebenaran. (f)

Kebenaran melalui wahyu Pengetahuan dari ajaran agama yang di yakini oleh

 pengikut

agama

yang

bersangkutan,

terlepas

dari

 pengetahuan tersebut rasional atau tidak. (g)

Kebenaran secara intuitif   Pengetahuan

yang

diperoleh

seseorang

hanya

 berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. (h)

Melalui jalan pikiran Menggunakan

 pengetahuan.

penalaran

Dengan

untuk

berkembangnya

memperoleh jaman,

cara

 berpikir manusia juga berkembang. (i)

Induksi Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

 pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. (j)

deduksi Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-

 pernyataan umum ke khusus. (2)

Cara modern atau ilmiah Cara

untuk

mengadakan  pengamatan

memperoleh

pengamatan tersebut

pengetahuan

langsung,

dikumpulkan

dan

dengan

kemudian

hasil

diklasifikasikan

kemudian diambil kesimpulan umum. Dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan

dengan

mengadakan

observasi

langsung, dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010) 2) Remaja dan batasannya Remaja didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek 

9

 biologi, kognitif, dan perubahan social yang berlangsung antara 10-19 tahun. Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas: a)

Masa remaja awal (10-13 tahun)

 b)

Masa remaja tengah (14-16 tahun)

c)

Masa remaja akhir (17-19 tahun)

Yang dimaksud dengan remaja awal (early adolescense) adalah masa yang ditandai dengan berbagi perubahan tubuh yang cepat, sering mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan diri, dan pada saat ini remaja mulai mencari identitas diri.  Remaja menengah (middle adolescense) ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa.  Remaja akhir  (late adolescense) ditandai dengan  pertumbuhan

biologis

yang

sudah

melambat

tetapi

masih

 berlangsung di tempat-tempat lain. Emosi, minat, kosentrasi, dan cara  berpikir remaja akhir mulai stabil. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah sudah mulai meningkat (Poltekkes depkes, 2010) 3) Haid dan siklusnya Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap silkus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga  pada wanita yang sama. Siklusnya tidak terlalu sama. Lama haid  biasanya 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, dan ada yang 7-8 hari. Usia gadis remaja pada waktu  pertama kalinya mendapat haid pertama (menarche) bervariasi, yaitu 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan

10

 bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum (Sarwono, 2007) 4) Dismenorhea a) Pengertian Dismenorhea

Dismenorhea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari-hari wanita (Manuaba, 2009) derajat

rasa

nyerinya

bervariasi

mencakup  Ringan

(berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), Sedang  (karena sakitnya diperlukan obat untuk  menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan  pekerjaannya),  Berat  (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya) (Manuaba, 2008) b) Jenis Dismenorhea

Terdapat dua jenis dismenorhea yaitu: (1)

Dismenorhea Primer 

 Nyeri yang terjadi sesudah 12 bulan atau lebih pasca menarche (menstruasi menstruasi

pertama).

pada bulan-bulan

Hal

pertama

itu

karena siklus

setelah

menarche

 biasanya bersifat anovulatoir yang tidak disertai nyeri. Rasa nyeri timbul sebelum atau bersamaan dengan menstruasi dan  berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung sampai beberapa hari. Sifat nyeri pada dismenorhea ini adalah kejang yang  berjangkit-jangkit di perut bagian bawah, dapat merambat ke daerah pinggang dan paha. Nyeri dapat disertai mual, muntah, sakit kepala, dan diare. Menstruasi yang menimbulkan rasa nyeri pada remaja sebagian besar disebabkan oleh dismenore  primer. (Dokter kita, 2007)

11

(2)

Dismenorhea

Sekunder   Nyeri haid yang disebabkan suatu kelainan kongenital atau kelainan organik di pelvis. Rasa nyeri yang timbul disebabkan karena adanya kelainan pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri (Dokter kita, 2007) c) Penyebab Dismenorhea

Beberapa faktor penyebab dismenore primer, antara lain: 1)

Faktor kejiwaan Gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi  jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang  proses haid, mudah timbul dismenorhea

2)

Faktor konstitusi Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan yang

dapat juga menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Faktor-faktor  ini adalah anemia, penyakit menahun, dan sebagainya. 3)

Faktor obstruksi kanalis servikalis (leher rahim) Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan

terjadinya dismenore primer adalah stenosis kanalis servikalis. Sekarang hal tersebut tidak lagi dianggap sebagai faktor   penting sebagai penyebab dismenore primer, karena banyak   perempuan

menderita

servikalis dan

tanpa

dismenore

primer

uterus dalam

tanpa

stenosis

hiperantefleksi

atau

hiperretrofleksi. 4)

Faktor endokrin Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada

dismenore primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang  berlebihan. Endometrium dalam fase sekresi memproduksi  prostaglandin F2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan kedalam

12

 peredaran darah, maka selain dismenorhea, dijumpai pula efek  umum, seperti diare, nausea, muntah, flushing (Sarwono, 2007) Beberapa penyebab Dismenorhea sekunder karena adanya keluhan sakit sewaktu haid akibat kelainan-kelainan organik, misalnya: (a)

Endometriosis (endometrium atau selaput dinding

rahim berada di luar tempat yang seharusnya) (b)

Fibroid (tumor rongga panggul yang letaknya dekat

endometrium) (c)

Mioma uteri (adanya tumor dalam rongga rahim)

(d)

Peradangan pada tuba falopi

(e)

Perlengketan abnormal antara organ di dalam perut

(f)

Pemakai IUD atau AKDR  

(Astri, 2010) d) Gejala Dismenorhea

(a) (b)

Nyeri pada perut bagian bawah  Nyeri

menjalar

pada

punggung

 bagian bawah dan tungkai (c)

Kram terasa hilang timbul, terkadang

terus menerus ada (d)

 Nyeri timbul sesaat sebelum atau

selama menstruasi (e)

 Nyeri mencapai puncaknya dalam

waktu 24 jam dan 2 hari akan menghilang (f)

Sering disertai sakit kepala

(g)

Sering disertai sembelit atau diare

dan sering berkemih (h) terjadi muntah (Medicastore, 2006) e) Penanganan Dismenorhea

Sering disertai mual kadang sampai

13

Ada beberapa cara untuk menangani dismenorhea, yaitu: (a) Penerangan dan nasihat Perlu

dijelaskan

kepada

penderita

bahwa

dismenorhea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk  kesehatan.

Nasihat-nasihat

mengenai

makanan

sehat,

istirahat yang cukup, dan olah raga mungkin berguna.

(b) Pemberian obat analgesik  Obat analgesik

yang

sering diberikan adalah

 preparat kombinasi aspirin, fanasetin, dan kafein. Obat-obat  paten yang beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya (c) Terapi hormonal Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan mkasud untuk  membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorhea  primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan  pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi (d) Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin Contoh obat ini adalah ibuprofen, dan naproksen. Dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan 1-3 hari sebelum haid, dan pada hari pertama haid (e) Dilatasi kanalis servikalis Dapat

meringankan

karena

memudahkan

 pengeluaran darah haid dan prostaglandin didalamnya (Sarwono, 2007)

14

Selain cara di atas, ada beberapa cara lain yang biasa dilakukan untuk menghilangkan atau membantu mengurangi nyeri haid yaitu: a)

Memberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.

 b)

Selain dengan obat-obatan rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:

istirahat

yang

cukup, olahraga yang

teratur,

 pemijatan, yoga, orgasme pada aktivitas seksual, dan kompres hangat di daerah perut. c)

Untuk mengatasi mual dan muntah diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi.

d)

Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan seharihari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen

dan

progesteron

atau

diberikan

Medroksiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut untuk  mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi  pembentukan

prostaglandin,

yang

selanjutnya

akan

mengurangi beratnya dismenorhea. Jika masih tidak efektif   juga maka dilakukan pemeriksaan tambahan (Laparoskopi). e)

Jika dismenorhea dirasakan sangat berat dilakukan ablasio endometrium, yaitu prosedur dimana lapisan rahim dibakar  atau diuapkan dengan alat pemanas.

f)

Pengobatan untuk dismenorhea sekunder tergantung kepada  penyebabnya. (Medicastore, 2006)

8. Metode Penelitian a.

Desain Penelitian

15

Jenis penelelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah  penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitan deskriptif  adalah penelitian yang dimaksudkan untuk  menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010). Pendekatan cross sectional  adalah penelitian pada beberapa  populasi yang diamati pada waktu yang sama.penelitian jenis ini sangat cocok untuk penelitian deskriptif dan tidak cocok untuk penelitian  bersifat analitis atau eksplanatif maupun kausalitas (Hidayat, 2007) b.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 1 Sragen dan waktu  penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012. c.

Populasi Dan Sampel

1)

Populasi Populasi

adalah

wilayah

generalisasi

yang

terdiri

atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik  kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam  penelitian ini adalah semua siswi SMA PGRI 1 Sragen yang  berjumlah 201 orang 2)

Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi itu sendiri (Sugiyono,

2010). Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan  purposive  sampling  yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara  pengambilan subjek bukan didasrkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan tertentu (Arikunto, 2010). Untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 dapat digunakan formula yang lebih sederhana sebagai berikut:

16

n=

 N  1 + N (d 2 )

Keterangan: n : Besar sampel  N : Besar populasi d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan 5% (Notoatmodjo, 2005)

n=

n=

n=

201 1 + 201(0.05 2 ) 201 1 + 201(0,0025) 201 1,5025

n =133 Dengan menggunakan rumus besar sampel diatas didapatkan  jumlah sampel adalah 133 siswi SMA PGRI 1 Sragen. d.

Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuanm penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010) dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu

tingkat pengetahuan remaja putri

tentang dismenorhea di SMA PGRI 1 Sragen, yang dimasukkan yaitu segala sesuatu yang diketahui oleh remaja putri tentang dismenorhea Definisi oprasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010) dalam penelitian ini definisi operasional tentang variabel “pengetahuan” remaja putri adalah tingkat pengetahuan remaja  putri tentang dismenorhea

17

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Skala ordinal yaitu data yang disusun atas dasar jenjang dalam atribut tertentu. Variabel

Definisi

Alat ukur

Kriteria

Skala

Kuesioner

Baik 

Ordinal

Operasional Tingkat

Tingkat

 pengetahuan

 pengetahuan

remaja putri

remaja putri

tentang

tentang

dismenorhea

dismenorhea

e.

cukup Kurang

Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data

1. Instrumen Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk   pengumpulan data. Instrument penelitian dapat berupa kuesioner (daftar   pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebainya (Notoatmodjo, 2010)

2. Tehnik pengumpulan data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner  atau sering disebut “daftar pertanyaan”dengan bentuk pertanyaan tertutup (closed ended ) yang mempunyai keuntungan mudah mengarahkan  jawaban responden dan juga mudah diolah (ditabulasi) (Notoatmodjo, 2010) Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea Variabel  penelitian Tingkat  pengetahuan remaja putri tentang dismenorhea

Indikator Pengertian Jenis Penyebab Gejala Penanganan

Jumlah soal 2 5 10 3 10

Item soal 1, 2 3, 4, 5, 6, 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,16, 17 18, 19, 20 21, 22, 23, 24, 25,

18

26, 27, 28, 29, 30 30

Jumlah Uji Validitas

Validitas yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur  apa yang hendak diukur dan juga instrumen yang jika digunakan  beberapa kali untuk mengukur data yang sama (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini menggunakan validitas dengan analisis butir butir, yaitu skor yang ada pada butir yang dimaksud korelasikan dengan skor total. Skor butir yang dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Selanjutnya dihitung menggunakan tehnik korelasi  product moment  dengan rumus sebagai berikut: r xy =

 N ∑ xy - ( ∑ x

{  N∑ x 2

− (∑ x

2

)(∑ y )

) } { N∑ y 2 − ( ∑ y 2 ) }

Keterangan: r xy : Koefisiensi korelasi antara variabel dan y  N : Jumlah subjektif / banyaknya anggota sampel y

: Skor total

x

: Skor pertanyaan

xy : Skor pertanyaan dikalikan jumlah responden yang diteliti (Arikunto, 2006) Sesudah didapat nilai korelasi tersebut signifkan signifikan/ tidak kita lihat signifikan  product moment. Butir soal dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel (Arikunto, 2006).

Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan

19

(Notoatmodjo, 2010). uji reliabilitas menggunakan rumus  Hoyt , sebagai berikut: r 11

=

1−

Vs Vr 

Ket: r 11 : reliabilitas instrument Vr : varians responden Vs : varians sisa Setelah diperoleh harga r 11 hasil dikonsultasikan dengan harga r tabel. Jika harga r 11 lebih besar dari r tabel. Maka butir soal dikatakan reliabel (Arikunto, 2006).

f.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1)

Pengolahan

Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah  pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara manual. Tujuan pengolahan data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan menyajikannya dalam susunan yang lebih baik  dan rapi. Pengolahan data manual ini melalui 4 tahapan : a)

 Editing 

(penyuntingan data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tesebut dikeluarkan (droup out ). b)

Coding 

(pengkodean) Instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor  responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

20

c)

Data

entry

(memasukkan data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing  pertanyaan. d)

Tabulasi Membuat

tabel-tabel

data,

sesuai

dengan tujuan

 penelitian yang diinginkan oleh peneliti. (Notoatmodjo, 2010) 2)

Analisa Data Analisa

data

mengunakan

analisa

deskriptif

untuk 

menentukan penyebaran tingkat pengetahuan responden atau subyek   penelitian tentang dismenorhea. Bentuk presentase untuk melihat derajat pengetahuan dapat digunakan rumus : P= x

x 100% n

Keterangan : P : Presentase X : Jawaban yang benar  n : Jumlah pertanyaan (Arikunto, 2006) Untuk

mengkategorikan

menggunakan parameter: (4)

Baik, bila 76-100%

(5)

Cukup, bila 56-75%

(6)

Kurang, bila < 56%

(Nursalam, 2008)

baik,

cukup,

kurang

maka

21

10. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 170, 191, 281

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 3, 183

Astri, 2010. Nyeri Menstruasi (Dismenorhea). http://astriaje.blogspot.com/2010/07/nyeri-menstruasi-dismenore.html Diposkan tanggal 14 Februari 2012

Dokter kita, 2007. Waspada Nyeri Pada Haid. http://egosumquesum.wordpress.com/2008/03/01/waspada-nyeri-pada-haid/ Diposkan tanggal 14 Februari 2012

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Dan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Hal 50

Info sehat, 2008. Nyeri Haid. http://infosehat.com/inside_level2.asp? artid=829&secid=&intid=4

22

Diposkan tanggal 11 Februari 2012

Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Hal 59

Manuaba, I.B.G. 2009. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. Hal 40

Manuaba, I.B.G. 2008. Gawa- Darurat Obstetri-Ginekologi & ObstetriGinekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta: EGC. Hal 289-290

 Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Keshatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 10-18, 87, 103, 112, 130, 159, 168, 174-176

 Notoadmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 143-146

 Notoadmojo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal 92

Prawirohardjo, S. 2007.  Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 103-104, 229-231

Poltekkes Depkes Jakarta 1. 2010. Kesehatan Remaja Problem Dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Hal 1, 66

Siswandi, Y. 2007. Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan Seksualitas . Jakarta : EGC. Hal 9

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung ALFABETA. Hal 297

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF