Proposal Diklat 6
September 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Proposal Diklat 6...
Description
1. PENDAHULUAN a. Latar Belakang
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat dimana masyarakat dapat melakukan konsultasi kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan. Posyandu sebagai suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Posyandu yang merupakan kegiatan oleh dan untuk masyarakat, akan menimbulkan komitmen masyarakat, terutama para ibu dalam menjaga kelestarian hidup serta tumbuh kembang anak. Tenaga utama pelaksana posyandu adalah kader posyandu, yang kualitasnya dapat menentukan dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan. Setiap program pelayanan kesehatan dengan sasaran masyarakat, khususnya program poyandu, kader harus mampu memahamkan masyarakat tentang pentingnya posyandu, agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Mubarak, 2012). Ketelitian, pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam melakukan pengukuran antropometri sangatlah penting, karena hal ini menyangkut dengan pertumbuhan balita. Keterampilan kader yang kurang dapat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah dan dapat berakibat pula pada kesalahan dalam mengambil keputusan dan penanganan masalah tersebut. Dengan demikian, kemampuan kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal, dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan tugas yang diemban, dalam mengelola posyandu agar dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Handarsari, 2015). Selama ini pengukuran tinggi/panjang badan belum dilakukan secara rutin dan benar di Posyandu/Puskesmas, sedangkan variabel tinggi termasuk menentukan betapa pentingnya penilaian terhadap balita pendek dan terjadinya kejadian penyakit tertentu. Kesalahan prosedur terutama pada pengukuran tinggi badan balita yaitu sepatu/sandal balita tidak dilepas dan balita cukup berdiri di bawah microtoise tanpa memperhatikan posisi kaki, tumit sudah menempel pada p ada tembok atau belum. b elum. Pengukuran panjang badan tidak memperhatikan apakah sudah tepat dari ujung kepala sampai ujung kaki, terkadang tidak menekan lutut bayi agar lurus. Pengukuran panjang/tinggi badan harus memenuhi tahapan-tahapan sesuai standar. Hasil suatu pengukuran yang akurat diperoleh bila tahapan-tahapan pengukuran dilakukan dengan benar dan menggunakan alat ukur yang tepat (Sunita A lmatsier, 2000). Kader posyandu sebagai mitra dalam mewujudkan program-program pemerintah berasal dan dipilih masyarakat (Mantra, 1B. 1997). Pemantauan panjang/tinggi badan balita oleh kader posyadu sudah selayaknya juga dilakukan secara rutin dan benar seperti halnya pengukuran berat badan, sehingga kejadian stunting ataupun terjadinya penyakit tertentu dapat diketahui secara dini dapat diberikan saran dan tindaklanjut. Kegiatan antropometri pada balita sangat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang khusus. Keterampilan dan pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar/pelatihan. 1
b. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas memotivasi saya untuk melakukan pendidika pend idikan n dan pelatian kepada kepa da kader mengenai pengukuran TB/PB balita di kecamatan Baitussalam. c. Tujuan Umum 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan pada anak balita d. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan pada anak balita. 2. Meningkatkan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan pada anak anak balita. 2. Peserta Pelatihan
a. Segmentasi Peserta pelatihan adalah kader-kader yang ada di posyandu Baitussalam b. Jumlah Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan ini adalah 13 orang kader. 3. Tempat
Pendidikan dan pelatihan kader akan dilaksanakan di Balai kecamatan Baitussalam. 4. Materi Diklat a. Judul Materi : Meningkatkan Pengetahuan Pen getahuan dan Keterampilan Kader dalam Melakukan Pengukuran Tinggi Badan pada Balita b. TIU : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan pada anak balita c. TIK : 1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan pada anak balita 2. Meningkatkan keterampilan kader dalam melakukan pengukuran tinggi badan pada anak anak balita
2
5. Metode dan Media a. Metode - Ceramah - Demontrasi b. Media - Infocus
- Laptop - Microtoice - Infantometer 6. Proses Pelatihan a. Persiapan Adapun persiapan dalam proses pelatihan kader ini adalah :
Menyiapkan tempat pelatihan
Menyiapkan kader yang akan dilatih
Menyiapkan pelatih yang terlatih dan mampu
Menyiapkan alat bantu, media, dan metode yang akan digunakan
Menyiapkan materi yang akan dibawakan pada saat pelatihan kader Menyiapkan transportasi Menyiapkan konsumsi
b. Pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Kader No 1
Kegiatan Pembukaan
Materi Salam pembuka dan perkenalan Pembacaan ayat suci Al-Qur’an Laporan ketua panitia Kata-kata sambutan dan pembukaan acara
Uraian Kegiatan Waktu Mahasiswa mengucapkan 20 menit salam dan peserta menyambut dan memperkenalkan diri
Menjelaskan Tujuan pelatihan
Mahasiswa menjelaskan tujuan pelatihan dan peserta memperhatikan. memperhatikan.
2
Kegiatan menyampaikan materi
Moderator
40 menit
membuka acara Melakukan pre
test oleh peserta 3
Moderator
mempersilahkan narasumber untuk menyampaikan materi Menjelaskan materi
Menjelaskan Tentang : Pengertian tinggi badan Petunjuk pengukuran tinggi badan Langkah untuk melakukan pengukuran
3
4
Kegiatan demostrasi pengukuran TB/PB TB/PB
Penutup
Pembagian snack Masing-masing peserta dibagi menjadi 3 kelompok
20 menit
Peserta pengukuran melakukan praktek TB/PB (post test) test) Setelah demontrasi Melakukan evaluasi dilakukan pengukuran tersebut di nilai oleh panitia Moderator menutup acara
10 menit
Mengucapkan salam Pembagian cendra mata
c. Penilaian Penilaian yang dilakukan dalam pelatihan ini adalah dengan cara pre test dan post test, pre test dilakukan untuk menilai keterampilan sebelum dilatih dan post test dilakukan untuk menilai keterampilan setelah dilatih 7. Biaya Terlampir 8. Panitia Pelaksana Terlampir
4
9. Penutup Pengukuran tinggi badan merupakan suatu proses yang dapat dikatakan mudah tetapi juga sulit, karena bila kurang teliti dalam melalui tahap-tahapnya maka hasil yang didapatkan bukan merupakan hasil yang sebenarnya. Ada trik-trik tertentu yang harus dikuasai oleh si pengukur yang bisa didapatkan setelah latihan ataupun melakukan pengukuran berkali-kali. Selain itu, aturan aturan yang harus diingat adalah
bahwa untuk anak usia 0 — 23 bulan harus diukur panjang badannya dalam posisi berbaring. Sedangkan bila anak berusia diatas 23 bulan (24 bulan keatas) sebaiknya diukur tinggi badannya dalam posisi berdiri. Selama ini pengukuran tinggi/panjang badan belum dilakukan secara rutin di Posyandu/Puskesmas, sedangkan variabel tinggi termasuk menentukan betapa betapa pentingnya penilaian terhadap balita pendek dan terjadinya kejadian penyakit pen yakit tertentu. Pertimbangan petugas belum mampu melakukan pengukuran tinggi/panjang nampaknya tidak dapat dijadikan alasan. Sebab kesalahan dalam pengukuran dan perencanaan pengukuran pertumbuhan balita adalah umum (WHO, 2008). Pengukuran panjang/tinggi badan harus memenuhi tahapan-tahapan sesuai standar. Hasil suatu pengukuran yang akurat diperoleh bila tahapan-tahapan pengukuran dilakukan dengan benar dan menggunakan alat ukur yang tepat (Sunita A lmatsier, 2000). Kader posyandu sebagai mitra dalam mewujudkan program-program pemerintah berasal dan dipilih masyarakat (Mantra, 1B. 1997). Pemantauan panjang/tinggi badan balita oleh kader posyadu sudah selayaknya selayakn ya juga dilakukan secara rutin seperti halnya pengukuran berat badan, sehingga kejadian stunting ataupun terjadinya penyakit tertentu dapat diketahui secara dini dapat diberikan saran dan tindaklanjut. Kegiatan antropometri pada balita sangat memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang khusus. Keterampilan dan pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar/pelatihan.
5
View more...
Comments