Proposal Analisa Kestabilan Transien

October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Proposal Analisa Kestabilan Transien...

Description

 

ANALISA KESTABILAN TRANSIEN DAN PERANCANGAN PELEPASAN BEBAN PADA PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN PROPOSAL TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1 pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Islam Sultan Agung

OLEH RAIHAN FAKHRI JOZI 30601501745

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKUL AKULT TAS T TEKNOLOGI EKNOLOGI INDUSTR INDUSTRII UNIVERSIT UNIVERSI TAS ISLAM SUL SULT TAN AGUNG SEMARANG 2019

 

1.

Judul udul Tugas ugas Akhir hir

“Analisa Kestabilan Transien dan Perancangan Pelepasan Beban pada PT. PERTAMINA PERT AMINA UP VI Balongan B alongan””

2.

LAT LATAR BELAKANG MASALAH

Listrik Merupakan hal yang penting bagi kehidupan saat ini. Bahkan dengan listrik list rik manusia manusia dapat dapat mencapa mencapaii era gloaba gloabalisa lisasi si seperti seperti sekaran sekarang. g. Pentin Pentingny gnyaa listrik bagi semua masyarakat didasarkan pada penggunaan listrik setiap hari.  Namun demikian kebutuhan listrik juga mutlak diperlukan oleh dunia industri, hal ini untuk menunjang kinerja dari sistem produksi yang ada. Sistem kelistrikan yang baik adalah yang dapat memberikan kontinuitas penyaluran daya ke beban seca secara ra ef efek ekti tiff dan dan ef efis isie ien. n. Kedu Keduaa hal hal te ters rseb ebut ut sa sang ngat at be berrga gant ntun ung g pa pada da keseimbangan antara daya mekanik dengan daya elektrik sistem kelistrikan di suatu industri. Berb Be rbag agai ai masal masalah ah ya yang ng terja terjadi di pa pada da in indu dust stri ri ya yang ng be berk rkai aitan tan de deng ngan an keseimb kes eimbang angan an harusl haruslah ah dicega dicegah h agar agar sistem sistem kelistr kelistrika ikan n menjad menjadii tetap tetap dalam dalam keadaa kea daaan an normal normal.. Keseimb Keseimbang angan an tersebu tersebutt dapat dapat mengacu mengacu pada pada beberap beberapaa hal, hal, diantaranya dianta ranya adalah tersedianya tersedianya pembangkitan pembangkitan yang cukup, cukup, Namun hal ini belum cukup cuk up sebaga sebagaii tolak tolak ukur ukur kehand kehandalan alan suatu suatu sistem sistem.. Hal lain lain yang yang juga juga harus harus ditentukan adalah apakah kondisi transien jika terjadi gangguan akan mengganggu operasi normal sistem atau tidak. Hal ini akan berhubungan dengan kualitas listrik  dari pembangkit sampai ke beban yang ada di industri. Kestabilan transien mengacu pada dua hal penting yaitu berupa kestabilan frekuensi dan tegangan. Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat dap at melayan melayanii beban beban secara secara konti kontinu nu baik baik tegang tegangan an maupun maupun frekuen frekuensi si yang yang konstan. Fluktuasi tegangan dan frekuensi yang terjadi harus berada pada batas toleran tol eransi si yang yang diizin diizinkan kan agar agar peralat peralatan an listrik listrik pada pada sisi beban beban dapat dapat bekerja bekerja dengan baik dan aman. Hal-hal yang menyebabkan adanya ketidakstabilan suatu sistem kelistrikan adalah adanya pelepasan/penambahan beban secara mendadak, Penambahan Penam bahan kapasitor bank, bank, hubung hubung singkat singkat dan adanya adanya pengaruh pengaruh switching switching reclosser. Akibat adanya perubahan kondisi kerja dari sistem ini, maka keadaan

 

sistem akan berubah dari keadaan lama ke keadaan baru. Periode singkat di antara kedua keadaan tersebut disebut periode paralihan atau transient. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis sistem tenaga listrik untuk menentukan apakah sistem tersebut stabil atau tidak, jika terjadi gangguan. Maka Ma ka dari dari itu itu dala dalam m pere perenc ncan anaa aan n tu tuga gass ak akhi hirr in inii ak akan an di dibu buat at su suat atu u  perancangan pelepasan beban agar kondisi sistem kelistrikan tetap dalam kondisi seimbang, sehingga mejadikan sistem kelistrikan pada PT. PERTAMINA UP VI Balo Ba long ngan an tetap tetap da dalam lam ke keada adaan an stabi stabil. l. Pe Peny nyesu esuaia aian n ol oleh eh pe pemb mban angk gkit it ak akan an dilakukan melalui gevernor dari penggerak mula dan eksitasi generator. Stabilitas transien didasarkan pada kondisi kestabilan ayunan pertama (first swing) dengan  periode waktu penyelidikan pada detik pertama terjadi gangguan. gangguan. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis akan mengangkat judul tugas akhir yaitu analisa kestabilan transien dan perancangan pelepasan beban pada PT. PERTAMINA PERT AMINA UP VI Balongan. Balongan .

3.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat dijabarkan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaim aimana

pola

operasi

pad adaa

sist sisteem

kelis listrik rikan

di

PT.

PERTAMINA PERT AMINA UP VI Balongan 2. Bagaimana Bagaimana respon frekuensi frekuensi dan tegangan tegangan serta sudut sudut rotor rotor di PT. PT. PERTAMINA UP VI Balongan saat dilakukan analisis kestabilan transien 3. Bagaimana Bagaimana merancan merancang g skema load sheddin shedding g yang yang handal handal pada PT PT. PERTAMINA PERT AMINA UP VI Balongan

4. BAT BATASAN ASAN MASA MASALA LAH H

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi va varia riabe beln lnya ya.. Ol Oleh eh sebab sebab itu, itu, pe penu nuli liss mem memba bata tasi si ba bata tasan san masal masalah ah se seba baga gaii  berikut :

 

1. Ana Analisa lisa kestab kestabilan ilan difoku difokuska skan n pada pada kestab kestabila ilan n tegang tegangan, an, frekuen frekuensi, si, dan

sudut rotor. 2. Analisa kestabilan hanya mencakup wilayah industri PT. PERTAMINA UP

VI Balongan. Analisa sa penanganan penanganan gangguan sampai pada mekanisme (Load Shedding Shedding 3. Anali tahap 5). 4. Mekanisme load shadding menggunakan 3 tahapan sampai ditemukannya

solusi yang tepat. 5. Metode yang digunakan dalam analisa kestabilan tegangan dan frekuensi ini

menggunakan metode Newton Rapshon. 6. Rencana gangguan yang di simulasikan dalam tugas akhir ini berkaitan

dengan gangguan Short Circuit dan Generator Outage. 7. Simul Simulasi asi dilakukan dilakukan dengan dengan menggunaka menggunakan n software software ETAP ETAP (Electrical and

Transient Analysis Program) 12.6 8. Simulasi dilakukan dengan memilih Circuit Breaker yang ditripkan. 9. Simulasi dilakukan dengan memilih bus yang akan diberi gangguan.

5.

MAKSUD DA DAN TU TUJUAN

Maksud dan tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Meranca Merancang ng suat suatu u skema skema yang yang handa handall agar agar sistem sistem kelistr kelistrika ikan n pada pada PT. PT. PERT PER TAMINA AMINA UP VI Balong Balongan an dapat dapat kembal kembalii stabil stabil ketika ketika terjadi terjadi gangguan yang dapat menyebabkan sistem tidak stabil. 2. Meng Menget etah ahu ui

baga bagaim iman anaa

pola ola

ope pera rasi si sist sistem em kel elis istr trik ikan an di PT.

PERTAMINA PERT AMINA UP VI Balongan. Balongan . 3. Melakukan Melakukan simulasi simulasi dan Analisa Analisa transien transien respon frekuensi, frekuensi, tegangan tegangan..

6.

TINJAUAN PUSTAKA

6.1

Sistem Tenaga Listrik 

  Sistem tenaga tenaga listrik merupakan merupakan sistem sistem yang bersifat bersifat dinamis. Parameter  Parameter  tegan teganga gan, n, alira aliran n da daya ya,, da dan n ku kuat at ar arus us da dapa patt be beru ruba bahh-ub ubah ah sesua sesuaii ko kond ndis isii kompo kom ponen nen-ko -kompo mponen nen ketena ketenaga ga listrik listrikann annya. ya. Kompon Komponen en sistem sistem tenaga tenaga listrik  listrik 

 

terdiri atas lima sub sistem utama, yaitu : pusat pembangkitan, transmisi, gardu induk, jaringan distribusi, dan beban.[1]

Gambar 1. Gambaran luas infrastruktur listrik 

Pada Pada pu pusa satt pe pemb mban angk gkit it terd terdap apat at ge gene nera rato torr da dan n tran transf sfor ormat mator or pe penai naik  k  tegangan. Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanis yang dihasilkan  pada poros turbin menjadi energi listrik yang dimana pada umumnya generator  membangkitkan daya listrik bertegangan rata-rata 11 kV hingga 25 kV. Melalui transformator penaik tegangan, energi listrik dinaikkan menjadi antara 66 kV hingga 500 kV atau lebih. Pada saluran transmisi, tegangan dinaikan dengan tujuan mengurangi jumlah arus yang melewati saluran transmisi sehingga dapat memperkecil memper kecil kebutuhan kebutuhan luas penampang penampang penghantar penghantar yang digunakan digunakan.. Dengan Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan dapat mengurangi rugi-rugi transmisi.[1]

 

Teganga egangan n tinggi tinggi yang yang dikirim dikirim melewa melewati ti saluran saluran transmi transmisi si akan akan menuju menuju  pusat-pusat beban yang kemudian tegangan tersebut akan diturunkan lagi menuju  pusat-pusat beban yang kemudian tegangan tersebut akan diturunkan lagi melalui transformator penurun tegangan yang ada pada gardu induk menjadi tegangan menengah yaitu 20 kV dan terakhir tegangan akan diturunkan lagi pada jaringan distribusi melalui gardu tiang trafo menjadi tegangan rendah 220/380 V.[1] V.[1]

6.2

Sistem yang Terisolir

Sistem yang digunakan di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan yaitu yai tu sistem sistem pemban pembangki gkitt tenaga tenaga listrik listrik terisol terisolir ir.. Sistem Sistem Pemban Pembangki gkitt Terisoli erisolir  r  merupakan sistem yang hanya mempunyai sebuah pusat listrik dan tidak ada interkoneksi antara pusat listrik serta tidak ada hubungan dengan jaringan umum (Interkoneksi (Interk oneksi PLN). Sistem yang terisolir misalnya terdapat di Industri Industri pengolah kayu yang berada di tengah hutan atau pada pengeboran minyak lepas pantai yang  berada di tengah laut. Pada Sistem yang terisolir umumnya digunakan PLTD PLTD atau PLTU. Pada sistem terisolir, pembagian beban hanya dilakukan di antara unit-unit  pembangkit di dalam satu pusat listrik sehingga tidak ada masalah penyaluran daya antara pusat listrik seperti halnya pada sistem Interkoneksi.[2]

6.3

Kestabilan Sistem Tenaga Listrik 

Dalam sistem tenaga listrik yang baik maka ketiga syarat tersebut harus dipenuhi yaitu sistem harus mampu memberi pasokan listrik secara terus menerus dengan denga n standar standar besaran untuk tegangan tegangan dan frekuensi sesuai dengan aturan yang  berlaku dan harus segera kembali normal bila sistem terkena gangguan.[3] Untuk jaringan yang sangat komplek dimana beberapa pembangkit saling terkoneksi satu sama lain maka keluaran daya elektris berupa besaran seperti tegangan dan frekuensi haruslah diperhatikan agar tidak ada pembangkit yang kelebihan beban dan pembangkit yang lain bebannya kecil.[3] Sistem tenaga listrik mempunyai variasi beban yang sangat dinamis dimana setiap detik akan berubah-ubah, dengan adanya perubahan ini pasokan daya listrik  tetap tetap da dan n ha haru russ dipa dipaso sok k de deng ngan an be besar saran an da daya ya ya yang ng se sesu suai, ai, bi bila la pa pada da saat saat tertentuterjadi lonjakan atau penurunan beban yang tidak terduga maka perubahan

 

ini sudah dapat dikategorikan ke dalam gangguan pada sistem tenaga listrik yakni kondisi tidak seimbang antara pasokan listrik dan permintaan energi listrik akibat adanya gangguan baik pada pembangkit ataupun pada sistem transmisi sehingga mengakibatkan kerja dari pembangkit yang lain menjadi lebih berat. Untuk itu diperlukan diperl ukan satu penelaahan penelaahan kestabilan agar pembangkit pembangkit yang terganggu terganggu tidak  terlepas dari sistem.[2] Analisis Anali sis kestabilan kestabilan biasanya biasanya digolongk digolongkan an kedalam kedalam tiga jenis, tergantung tergantung  pada sifat dan besarnya gangguan yaitu : 1. Kest Kestab abila ilan n Kead Keadaan aan Tetap etap (Steady (Steady State Stability) Stability) Kestabilan keadaan tetap adalah: “Kemampuan sistem tenaga listrik  untuk unt uk menerim menerimaa gangg gangguan uan kecil kecil yang yang bersif bersifat at gradua gradual, l, yang yang terjadi terjadi dise disekit kitar ar titik titik ke kesei seimb mban anga gan n pa pada da ko kond ndisi isi te tetap tap”. ”. Kesta Kestabi bila lan n in inii tergan ter gantun tung g pada pada karakt karakteris eristik tik kompon komponen en yang yang terdap terdapat at pada pada sistem sistem tenaga listrik antara lain: pembangkit, beban, jaringan transmisi, dan control sistem itu sendiri. Model pembangkit yang digunakan adalah  pembangkit yang sederhana (sumber tegangan konstan) karena hanya menyangkut gangguan kecil disekitar titik keseimbangan. 2. Kest Kestab abil ilan an Din Dinam amis is ( Dynamic  Dynamic Stability) Stability) Kestabilan dinamis adalah: ”Kemampuan sistem tenaga listrik untuk  kembali ke titik keseimbangan setelah timbul gangguan yang relative kecil secara tiba-tiba dalam waktu yang lama”. Analisa kekestabilan dinami din amiss lebih lebih komple komplek k karena karena juga juga memasu memasukka kkan n kompon komponen en contro controll otomatis dalam perhitungannya. 3. Kest Kestab abila ilan n Pera Peralih lihan an (Tran Transient sient Stability) Stability) Kekestabilan peralihan adalah: ”Kemampuan sistem untuk mencapai titik keseimbangan/sinkronisasi setelah mengalami gangguan yang besar  sehingga sistem kehilangan kestabilan karena gangguan terjadi diatas kemampuan sistem”. Analisis kestabilan peralihan merupakan analisis yang utama untuk menelaah perilaku sistem daya misalnya gangguan yang berupa: a. Peru rub bahan beban  pembangkit.

yang

mendadak

karena

terputusny snya

unit

 

b.

Peruba Per ubahan han pada pada jaringa jaringan n transmi transmisi si misalny misalnyaa ganggu gangguan an hubung hubung singkat atau pemutusan saklar (switching).[4] Sis iste tem m daya daya list listri rik k masa masa kin inii ja jau uh le lebi bih h lu luas as,, di dita tam mba bah h

interkoneksi antar sistem yang rumit dan melibatkan beratus-ratus mesin yang secara dinamis saling mempengaruhi melalui perantara jala-jala tegangan ekstra tinggi, mesin-mesin ini mempunyai sistem penguatan yang berhubungan.[5] Kisaran masalah yang dianalisis banyak banyak menyangku menyangkutt gangguan gangguan yang yang besa besarr dan dan tida tidak k lagi lagi memu memung ngki kink nkan an meng menggu guna naka kan n pr pros oses es kelinea keli nearan ran.. Masalah Masalah kestabi kestabilan lan peralih peralihan an dapat dapat lebih lebih lanjut lanjut dibagi dibagi kedalam ”Kestabilan ayunan pertama (first swing) dan ayunan majemuk  (multi swing).[5] Kestabilan ayunan pertama didasarkan pada model generator yang cukup sederhana tanpa memasukkan memasukkan sistem pengaturann pengaturannya, ya, biasanya biasanya  periode waktu yang diselidiki adalah detik pertama setelah timbulnya gangguan pada sistem. Bila pada sistem, mesin dijumpai tetap berada da dalam lam ke kead adaan aan serem serempa pak k sebel sebelum um be berak rakhi hirn rnya ya de deti tik k pe pert rtama ama,, in inii dikatagorikan sistem masih stabil.[5] Kestab Kes tabilan ilan sistem sistem tenaga tenaga listrik listrik diklasi diklasifik fikasik asikan an berdasa berdasarka rkan n  beberapa hal di bawah ini : a. Sifat Sifat alami alami da dari ri ke keti tida daks ksta tabil bilan an ya yang ng di diha hasil silka kan n te terk rkait ait de deng ngan an  parameter sistem utama dimana ketidakstabilan bisa diamati.  b. Ukuran gangguan dianggap menunjukkan metode perhitungan dan prediksi ketidakstabilan yang paling sesuai. c.

Divais, Div ais, proses, proses, dan rentan rentang g waktu waktu yang yang harus harus diambi diambill untuk  untuk  menjadi pertimbangan dalam menentukan kestabilan[1]

 

Gambar 2. Klasisfikasi kestabilan Sistem Tenaga

6.4

Pengaturan Frekuensi

Saat ada perubahan beban, terjadi perubahan torsi elektrik pada generator  secara instan. Hal ini menyebabkan perbedaan antara torsi mekanik dan torsi elekt ele ktri rik k ya yang ng meny menyeb ebab abka kan n pe perb rbed edaan aan ke kecep cepat atan an.. Daya Daya ak aktif tif memp mempun unya yaii hubun hub ungan gan erat dengan dengan nomina nominall frekuen frekuensi si pada pada sistem. sistem. Penyed Penyediaan iaan daya daya aktif  aktif  sistem harus sesuai dengan kebutuhan daya aktif agar frekuensi tetap dalam batas yang yan g diizin diizinkan kan.. Penyes Penyesuai uain n daya daya aktif aktif ini dilaku dilakukan kan dengan dengan mengat mengatur ur kopel kopel meka me kani niss un untu tuk k memu memuta tarr ge gene nerat rator or,, ya yang ng tida tidak k lain lain meru merupa paka kan n pe peng ngatu aturan ran  pemberian bahan bakar turbin. Pengaturan pemberian bahan bakar ini dilakukan oleh governor. Governor akan menambah kapasitas bahan bakar ketika frekuensi turun tur un dari dari nomina nominalny lnyaa dan mengur mengurang angii kapasi kapasitas tas ketika ketika frekuen frekuensi si naik naik dari dari nominalnya.[6]

 

Gambar 3. Blok Diagram Konsep Dasar Speed Governing

dengan: Tm = Torsi mekanik  Pm = Power Mekanik  Te = Torsi Elektik  Pe = Power Elektrik  PL = Load = Load Power   Mode operasi speed governor dibagi menjadi dua, yaitu : a) Mode droop b) Mode isochronous isochronous

6.5

Pelepasan Beban ( Load  Load Shedding )

Jika terjadi gangguan pada sistem yang menyebabkan besarnya suplai daya yang dihasilkan oleh pembangkit tidak mencukupi kebutuhan beban misalnya karena adanya pembangkit yang lepas (trip), maka untuk mencegah terjadinya ketidakstabilan sistem perlu dilakukan pelepasan beban (load shedding). Keadaan yang kritis pada sistem dapat dideteksi melalui frekuensi sistem yang menurun dengan cepat. Hal ini diilustrasikan pada gambar 2.10.

Gambar 4. Perubahan frekuensi fungsi waktu dengan adanya pelepasan beban

 

Pada saat t=tA, ada unit pembangkit yang lepas sehingga frekuensi menurun dengan tajam. Penurunan frekuensi sistem ini bisa melalui garis 1, garis 2 atau garis 3 bergantung pada besarnya kapasitas pembangkit yang lepas dibandingkan dengan kebutuhan beban yang ada. Semakin besar daya yang yang hilang maka akan semakin cepat frekuensi menurun. Kecepatan menurunnya frekuensi sistem  juga bergantung pada inersia sistem. Semakin besar nilai inersia, makin kokoh sistemnya dan makin lambat turunnya frekuensi.[4] Berikut adalah penjelasan mengenai gambar 2.8 : a. Dimi Dimisal salka kan n pe penu nuru runa nan n freku frekuen ensi si terjad terjadii pa pada da garis garis 2, dari garis garis 2 frekuensi turun secara drastis. Ketika frekuensi mencapai FB maka akan dilakukan Load Shedding tahap 1 (titik B). Dengan adanya Load Shedding tahap 1 membuat penurunan frekuensi turun secara melambat.  b. Ketika terjadi penurunan frekuensi fr ekuensi hingga FC maka akan dilakukan Load Shedding tahap 2 (titik C). Dengan adanya Load Shedding tahap 2 frekuensi sistem menjadi naik. Namun kenaikan frekuensi masih mas ih terlalu terlalu lambat lambat sehing sehingga ga untuk untuk mencap mencapai ai frekuen frekuensi si normal normal membutuhkan waktu yang lama. c. Keti Ketika ka fr frek ekue uens nsii menc mencap apai ai frek frekeu euns nsii FB FBpe perl rlu u di dila laku kuka kan n Load Load Shedding tahap 3(titik D). Dengan adanya Load Shedding tahap 3 untuk mencapai frekuensi normal dapat dilakukan sedikit lebih cepat namun namu n kecepatannya kecepatannya kenaikan masih terlau lambat untuk mencapai frekuensi normal. d. Sehing Sehingga ga ketika ketika mencapai mencapai frekuens frekuensii FE dilaku dilakukan kan Load Load Shedding Shedding tahap 4 (titik E). Dengan adanya Load Shedding tahap 4 membuat frekuensi sistem menjadi stabil. e. Namun kestabilan kestabilan frekuen frekuensi si sistem masih dibawah dibawah standart standart yang yang ada ada sehing seh ingga ga ketika ketika t=tFdi t=tFdilak lakuka ukan n Load Load Sheddi Shedding ng tahap tahap 5 (titik (titik F). Akibat Load Shedding tahap 5 membuat frekuensi sistem kembali ke frekuensi normal.

 

6.6

Tinjauan Pustaka Penelitian

Pene Penelit litian ian ya yang ng dila dilaku kuka kan n oleh oleh Yud udies iesti tira ra pa pada da tahun tahun 20 2016 16 be berj rjud udul ul “ANALISIS KESTABILAN TRANSIEN DAN PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM INTEGRASI 33 KV PT. PERTAMINA RU IV CILACAP AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN RFCC DAN PLBC” telah membahas tentang

7.

METO ETODELOGI PE PENELITIAN

Pada penulisan tugas akhir ini akan digunakan metodologi sebagai berikut: 1. Stud Studii lite litera ratu tur  r  Tahap ini meliputi pengumpulan teori-teori dasar yang digunakan dalam tugas akhir ini. Teori akan diambil dari jurnal yang telah dipublikasikan, materi kuliah dan dari Internet. 2. Pe Peng ngam ambi bila lan n Data Data Pada Pada taha tahap p ini ini dilak ilaku ukan kan pr pro oses ses peng pengam ambi bila lan n dat ataa pa pad da PT. PERTAMINA UP VI Balongan. Adapun data yang dibutuhkan dalam  penelitian ini adalah : single line diagram sistem jaringan transmisi industri terkait, data bus bus,, data saluran transmisi, data trafo, data beban. 3. Perhit Perhitung ungan an dan Peranca Perancanga ngan n Software Pada tahap ini dilakukan perhitungan dan perumusan data yang sudah diambil diam bil dengan dengan menggu menggunak nakan an  software  software,, ya yang ng mana mana ak akan an di digu guna naka kan n untu untuk k meng menghi hitu tung ng dan dan meng mengan anal alis isaa da data ta te ters rseb ebut ut ad adal alah ah ETAP ETAP (Electrical and Transient Analysis Program) 12.6 4. Hasi Hasill d dan an Anal Analis isaa Pada tahap ini akan membahas tentang analisa hasil dari simulasi di PSAT akan dicari perubahan yang terjadi untuk mencari solusi pada  penelitian yang dilakukan. Dan hasil yang diperoleh dari tahap ini akan digunakan untuk membuat kesimpulan. 5. Penuli Penulisan san Lapo Laporan ran Tugas ugas Akhir  Akhir  Setelah pengambilan data, perhitungan dan perancangan software perancangan software sudah  sudah dilakukan tahap selanjutnya adalah pembuatan laporan tugas akhir yang final.

 

8.

DESKRIPSI TUGAS AKHIR  

8.1

Flow Chart  Analisa  Analisa Kestabilan Transien

 

Gambar 5. Flowchart Analisa Kestabilan Transien

9.

 NO

JADWAL KEGIATAN

KEGIAT KEGIATAN

BULAN 1

1

2

3

4

Persiapan -Mengajukan Judul

2 3

-Pemaparan Proposal Pengambilan Data Laporan Ba Bab 1 dan

4 5

Bab 2 Laporan Bab 3 Laporan Bab 4

6 7

L poin raanr, BS abid5ang da Seam Si dan

8

Ujian Tugas Akhir  Selesai

`

 DAFTAR PUSTAKA

[1] [1] C. C., C., Transmisi Daya Listrik . Yogyakarta: ANDI, 2013. [2] [2] D. Marsu Marsudi di,, OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK . Yogyakarta: Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. [3] [3] D. Marsu Marsudi di,, Pembangkitan Energi Energi Listrik . Jakarta: Erlangga, 2005.

 

[4] P. Kundu Kundur, r, Power  Power System Stability and Control  Control , vol. 1. New York: McGrawHill.inc, 1994. [5] [5] C. C., C., Teori Singkat Teknik Elektro Disertai Contoh Soal dan Penyelesainnya. Penyelesainnya . Yogyakarta: ANDI, 2013. [6] P. Kundur Kundur et al., al., “Definition and classification of power system stability IEEE/CIGRE joint task force on stability terms and definitions,” IEEE definitions,”  IEEE Transactions on Power Systems, Systems, vol. 19, no. 3, pp. 1387–1401, Aug. 2004.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF