Proposal Advokasi Anemi
May 17, 2018 | Author: Rini Andella | Category: N/A
Short Description
Download Proposal Advokasi Anemi...
Description
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada janin.
Pada
umumnya
anemia
pada
ibu
hamil
disebabkan
karena
meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin. Biasanya juga anemia terjadi karena pola makan terganggu saat massa kehamilan. Anemia pada ibu hamil tidak bisa dianggap sepele, karena ini dapat beresiko fatal pada ibu hamil seperti keguguran, persalinan yang lama, pendarahan pasca melahirkan, bayi lahir prematur, bahkan ada kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Hal ini disebabkan, jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak. Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat
1
2
menciptakan generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh.
Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan Zat Besi atau Anemia Gizi Besi. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil seperti perbaikan asupan gizi, program pemberian tablet besi, dan pemberian preparat besi jauh sebelum merencanakan kehamilan. Akan tetapi upaya-upaya tersebut belum memuaskan. Prevalensi anemia gizi besi pada ibu hamil masih berkisar antara 50-60% dan anak Balita sekitar 45%.
Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam upaya perbaikan status anemia gizi adalah keterbatasan jumlah tenaga gizi baik dari segi kuantitas maupun kualitas sesuai dengan kompetensi yang ada dalam setiap unit pelayanan kesehatan masyarakat, baik dirumah sakit maupun di sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Jurusan gizi Politeknik Kesehatan Nanggroe Aceh Darussalam sebagai institusi yang melahirkan tenaga ahli gizi program studi D-IV yang salah satu bidang peminatannya adalah gizi masyarakat. Beberapa kompetensi lulusan D-IV gizi harus dicapai dalam bentuk kegiatan PKL yang dilakukan di Puskesmas. Kompetensi ahli gizi sebagai pelaksana gizi di masyarakat di institusi, maka dalam proses belajar mengajar mahasiswa diwajibkan mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam manajemen pelayanan gizi di
3
Puskesmas yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu kegiatan surveilens, screening gizi, diklat gizi dan asuhan gizi. Salah satu kompetensi lain yang diharapkan adalah kegiatan advokasi berupa rangkaian kegiatan dari mulai sosialisasi hingga pendampingan kegiatan pada stackholder terkait. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung berjalannya program dengan kesinambungan dan meminimalisir kendala yang timbul.
B. Prioritas Masalah Pada kegiatan surveilens dan screening di Puskesmas Kuta Baro, advokasi dilakukan kepada Kepala Puskesmas selaku preseptor juga tenaga pelaksana gizi selaku CI. Hal ini disampaikan meliputi lama kegiatan, macam dan ragam kegiatan serta dukungan yang diperlukan. Berkaitan dengan kegiatan
surveilens
berupa
pengumpulan
data
sekunder
Puskesmas.
Karenanya izin kepala Puskemas selaku pimpinan institusi sangatlah penting seraya menjelaskan bahwa dari rangkaian data tersebut dapat diketahui persoalan yang berpotensi muncul. Kegiatan screening lebih menfokuskan kegiatan outdoor antara lain berpartisipasi dalam kegiatan dipuskesmas dimaksudkan untuk pengumpulan data ibu hamil yang anemia. Jika dalam interpretasi data pada kegiatan surveilans dan screening gizi terdapat masalah, maka tindak lanjut dalam mengatasi hal ini yaitu
4
membuat pendidikan dan pelatihan sesuai dengan masalah yang terdapat diwilayah kerja Puskesmas Kuta Baro. C. Rencana Persiapan a. Bahan dan Alat Penyuluhan - Materi Anemia - LCD - Flipchart - Spidol - Kertas b. Data - Prevalensi Anemia di Indonesia - Prevalensi Anemia di Aceh - Prevalensi Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Baro c. Tenaga Narasumber kepala Kesehatan Masyarakat, Pengawai Dinas Kesahatan. d. Biaya Biaya akan di ambil dari biaya program Puskesmas Kuta Baro. e. Surveilen Gizi buruk Pelaksanaan pemantauan wilayah kerja puskesmas Kuta Baro. f. Advokasi dan sosialisasi penanggulangan Anemia. g. Manajemen program dan pelatihan petugas.
5
BAB II TUJUAN ADVOKASI
A. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan advokasi pada pimpinan institusi. terhadap rencana praktek kegizian yang akan dilakukan, dapat menambah pengalaman untuk melakukan advokasi selanjutnya, serta dapat menurunkan angka prevalensi anemia di puskesmas Kuta Baro.
B. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan cakupan deteksi dini anemia melalui pemeriksaan di Puskesmas. 2. Meningkatkan cakupan dan kualitas tatalaksana anemia di puskesmas 3. Menyediakan Tablet besi kepada ibu hamil yang anemia. 4. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang makanan sumber zat besi yang bagus untuk di konsumsi.
6
BAB III MANFAAT HASIL YANG AKAN DICAPAI
Adapun manfaat hasil yang diharapkan anatar lain :
1.
Setelah dilaksanakan advokasi maka hasil yang akan diperoleh adalah dapat menurunkan angka prevalensi anemia.
2.
Revitalisasi posyandu untuk mendukung pemantauan status anemia ibu hamil.
3.
Dapat meningkatkan keterampilan tatalaksana terhadap anemia.
4.
Dapat meningkatkan kewaspadaan dini terhadap masalah anemia.
5.
Dapat memberikan konseling terhadap masalah anemia.
6.
Praktek kerja lapangan (PKL) dapat berlangsung sesuai dengan yang direncanakan setelah diperoleh komitmen dengan pihak institusi.
7.
Pihak Puskesmas dapat mendukung secara penuh dengan cara berpartisipasi dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
7
BAB IV PELAKSANAAN ADVOKASI
A. Tinjauan Program Seluruh rangkaian praktek kerja lapangan di advokasi kepada preseptor secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan sampaikan antara lain sifat PKL yang berbentuk mengarah kepada PKL mandiri yaitu dukungan perbaikan penaggulangan masalah gizi buruk. Karenanya peran supervisor dari akademik menjadi hal yang sangat penting. Pelaksanaan Program yang menjadi prioritas meliputi : 1.
Pelaksanaan Surveilans gizi, yaitu melihat data sekunder yang ada di arsip puskesmas. Kemudian di peresentasekan untuk medapatkan hasil interpretasi data.
2.
Pelaksanaan screening gizi dengan sasaran pada ibu hamil.
3.
Pelaksanaan penanggulangan kepada ibu hamil yang anemia.
4.
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan anemia diwilayah kerja Puskesmas Kuta Baro..
B. Pelaksanaan Program Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan program di Puskesmas Kuta Baro yaitu sebagai berikut :
8
1.
Melakukan advokasi tentang program penanggulangan kasus anemia pada ibu hamil yang akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro.
2.
Melaksanakan surveilans dengan acuan data sekunder dari arsip puskesmas.
3.
Melakukan screening gizi terhadap ibu hamil dengan melakukan pemerikaan status anemia ibu hamil setiap bulan di posyandu.
4.
Dari hasil surveilans dan screening gizi, ditemukan masalah. Untuk memperkecil atau menghilangkan masalah dilakukan intervesi dengan cara melakukan asuhan gizi dan diklat (pendidikan dan pelatihan).
5.
Untuk dapat melakukan semua program tersebut, perlu adanya advokasi yang baik kepada semua mitra agar program dapat dijalankan dengan baik.
9
BAB V ASUMSI ADVOKASI
A. Asumsi Positif -
Mahasiswa bisa melakukan advokasi kepada Kepala Puskesmas dan mempersiapkan laporan advokasi serta intervensi.
-
Terjalinnya kerja sama yang baik dengan semua mitra terkait sehingga diperoleh komitmen yang baik yang dapat menujang kegiatan.
B. Asumsi Negatif -
Adanya kesalahan dan perbedaan persepsi terhadap permasalahan yang timbul.
-
Belum terciptanya kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan mitra di wilayah kerja puskesmas Batoh dikarenakan kurangnya komunikasi awal sebelum advokasi dilaksanakan.
-
Terbatasnya waktu pelaksanaan advokasi dikarenakan minimnya waktu pembimbing, CI dan peserta advokasi.
10
11
BAB VI ORGANISASI
A. Struktur -
Ketua panitia : Pipit Novalinda
-
Anggotta
: Ferra Ona Lianti - Riza Fitria - Dewi Yanti
B. Tugas panitia No
Tugas
Nama
1.
Moderator
Ferra Ona
2.
Presentator
Pipit Novalinda Dewi Yanti
3.
Seksi persiapan Riza Fitria
12
BAB VII JADWAL KEGIATAN
Kegiatan advokasi dilaksanakan selama 3 minggu yaitu disetiap kegiatan dilakukan advokasi.
No 1 2 3
Kegiatan Persiapan
Waktu 6/5.2013
Penanggung jawab Dewi Yanti
Pelaksanaan
Ferra Ona
Evaluasi pelaksanaan laporan
Pipit Novalinda Riza Fitria
Keterangan Persiapan advokasi Pelaksanaan program Penulisan laporan
13
BAB VIII PLAN OF ACTION
A. Urutan Kegiatan
Persiapan materi yang akan diadvokasikan
Coacing peserta khususnya tentang advokasi
Kegiatan advokasi
B. Rangkaian Kegiatan No
Kegiatan
1.
Pembukaan
2.
Advokasi I
3.
Sceening Gizi
4.
Advokasi II
5.
Surveilans gizi
6.
Advokasi III
7.
Rencana Diklat
8.
Advokasi IV
9.
Diklat Gizi
10. Advokasi V 11. Penanggulangan Anemia 12. Penutupan
I
II
III
IV
V
VI
14
C. Rincian Kegiatan No 1
2
Kegiatan
Lokasi
Waktu Penanggung pelaksanaan jawab Melakukan Puskesmas Kepala 100% Minggu Mahasiswi Advokasi pusksesmas tercapai pertama dengan Kepala sampai Puskesmas minggu terakhir Pengumpulan Puskesmas Ibu hamil 100% Minggu Mahasiswi data screening /posyandu tercapai pertama ibu hamil dan minggu Pengumpulan kedua data surveilans
3
Mengolah data screening dan surveilans
4
Melakukan Desa penanggulangan anemia
5
Melakukan diklat gizi
6
Membuat laporan PKL
Sasaran
target
100% Minggu tercapai pertama dan minggu kedua
Mahasiswi
100% Minggu tercapai kedua sampai dengan minggu ketiga
Mahasiswi
Puskesmas TPG, Kader, masyarakat
100% Minggu tercapai kedua sampai minggu tiga
Mahasiswi
-
100% Minggu tercapai pertama sampai minggu ketiga
Mahasiswi
Puskesmas Ibu hamil
Ibu hamil yang anemia
Peserta/ Mahasiswa
15
BAB IX NETWORK PLANNING
Organisasi atau institusi yang direncanakan akan dijadikan network planning : 1. Kepala Puskesmas Kuta Baro, dalam hal ini bekerja sama yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan moril maupun materil. 2. Kepala Tata Usaha Puskesmas Kuta Baro sebagai pusat data sekunder serta penanggung jawab laporan SP2TP. 3. Mitra kerja di Puskesmas Kuta Baro dalam hal ini perawat, bidan koordinator, bidan desa dan kader koordinator saling bekerjasama dalam kegiatan advokasi. 4. Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro yang menjadi sasaran atau target, dapat berpartisipasi dalam program kegiatan.
16
BAB X RENCANA PENILAIAN
No
Input
Proses
Target/sasaran
Indicator keberhasilan
1.
Rencana
Pelaksanaan
Ka. PKM, TPG
Adanya komitmen
advokasi
advokasi
dan mitra terkait
tentang pelaksanaan kegiatan selanjutnya
2.
Rencana
Pelaksanaan
screening
screening
Ibu Hamil
Adanya hasil screening bayi dan balita
3.
Rencana
Pelaksanaan
surveilans
surveilans
TPG PKM
Adanya kesepakatan tentang pelaksanaan surveilans
4.
Rencana
Pelaksanaan
Ibu Hamil
Terlaksanya asuhan
Penanggulangan Penanggulangan
gizi sesuai dengan
Anemia
perencanaan
Anemia
17
5.
Rencana diklat
Pelaksanaan
TPG, Kader dan
Terlaksananya
diklat
masyarakat
diklat sesuai dengan perencanaan.
6.
Partisipasi
Mengundang
Ka. PKM, TPG
Semua yang
dalam kegiatan
sasaran yang
PKM dan peserta
diundang hadir
akan diajak
lainnya
pada kegiatan
Advokasi dan
Ka. PKM, TPG
Tercapainya
komunnikasi
PKM dan mitra
kesepakatan
terkait
terhadap kegiatan-
berpartisipasi 7.
Kesepakatan
kegiatan yang akan dilakukan
18
BAB XI RENCANA TINDAK LANJUT
Berdasarkan hasil data screening gizi data surveilance gizi akan diolah secara manual menggunakan excel dan hasil tersebut akan direncanakan membuat kegiatan tindak lanjut berdasarkan permasalahan yang didapat dalam wilayah kerja Puskesmas Kuta Baro seperti asuhan gizi individu dan diklat.
View more...
Comments