Project Profesi Kependidikan-2
May 13, 2019 | Author: Dwi Jaka Pranata | Category: N/A
Short Description
Project Profesi Kependidikan-2...
Description
PROJECT PROFESI KEPENDIDIKANN “PENGELOLAAN KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING KEPADA PESERTA DIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN”
DISUSUN OLEH :
OLEH DWI JAKA PRANATA
(5162331002)
MHD IRFAN
(5162331007)
ICHAN M. MANURUNG MANURUNG
(5163331013)
TOMI M SUHARTO
(5163331031)
C EKSTENSI 2016
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIMED 2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun sebuah laporan project yang membahas tentang “ pengelolaan kegiatan bimbingan konseling kepada peserta didik pada satuan pendidikan” meskipun bentuknya sangat jauh dari kesempurnaan, selanjutnya salawat dan salam kami kirimkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sebagaimana beliau telah mengangkat derajat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dalam penulisan laporan proyek, kami memberikan sejumlah hasil laporan yang terkait dengan materi yang telah diberikan sesuai materi dan disusun secara langkah demi langkah, agar mudah dan cepat dipahami oleh pembaca.Dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang membimbing mata kuliah Profesi Kependidikan atas bimbingannya.
Medan, 28 Mei 2017
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A.
Latar Belakang ......................................................................................... 1
B.
Tujuan....................................................................................................... 2
C.
Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3 A.
Definisi Bimbingan Konseling ................................................................. 3
B.
Fungsi- Fungsi BK ................................................................................... 3
C.
Prinsip Bimbingan dan Konseling adalah: ............................................... 5
BAB III METODE/CARA KERJA ........................................................................ 8 A.
Lokasi dan Waktu ..................................................................................... 8
B.
Subjek Penelitian ...................................................................................... 8
C.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................... 9 A.
Hasil Penelitian ......................................................................................... 9
B.
Kekuatan Penelitian .................................................................................. 9
C.
Kelemahan Penelitian ............................................................................... 9
BAB V PENUTUP................................................................................................ 10 A.
Kesimpulan............................................................................................. 10
B.
Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya sekolah di era modern ini membutuhkan pelayanan dalam hal bimbingan konseling untuk peserta didik. Ini di maksudkan untuk bisa mengendalikan laju pengaruh globalisasi yang kian marak kita saksikan di seluruh lini terkecil dalam masyarakat. Di berbagai media kita akan banyak disuguhkan beberapa bentuk kenakalan remaja, sungguh ironis memang. Lalu apakah kita akan menyalahkan pemerintah saja tanpa ada perbaikan dari tingkat dasar? Pemerintah hanya mampu memberikan kurikulum yang terbaik untuk kita, dan satu-satunya pemegang wewenang untuk mengolah peserta didik sedemikian rupa adalah di tangan kita para calon pendidik. Pengelolaan pelayanan bimbingan di dukung oleh adanya organisasi, personal pelaksana, sarana dan prasarana, dan pengawasan pelaksanaan pelayanan bimbingan. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dari tingkat satuan pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi dewasa ini semakin dibutuhkan. Seiring dengan pesatnya ilmu pengrtahuan dan teknologi, berbagai persoalan pun muncul dengan segala kompleksnya. Dunia pendidikan tampaknya belum sepenuhnya mampu menjawab berbagai persoalan akibat perkembangan IPTEK, indikasinya adalah muculnya berbagai penyimpangan perilaku dikalangan peserta didik yang sepantasnya tidak dilakukan oleh seorang atau orang-orang yang disebut terdidik. Selain itu potensi bakat minat siswa sebagai individu belum tersalurkan secara optimal melalui proses pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas. Untuk berusaha memecahkan persoalan di atas maka sekolah harus memberikan pelayanan bimbingan konseling untuk para siswanya guna meminimalisir berbagai penyimpangan dari peserta didik. Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling, di sekolah dan madrasah perlu dilakukan sehingga pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah maupun madrasah benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi dan tujuan sekaolah madrasah yang bersangkutan. Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah perlu didukung oleah sumber daya
1
manusia ( Guru BK ) yang memadai dalam arti memiliki pengetahuan dan wawasan tentang bimbingan dan koseling. B. Tujuan
Untuk dapat memahami apa itu pengelolaan kegiatan bimbingan konseling?
Untuk mengetahui fungsi-fungsi BK
Untuk mengetahui prinsip-prinsip BK
C. Manfaat
Untuk dapat membantu peserta didik mengetahui peran bimbingan konseling pada satuan pendidikan dan member pemahaman terhadap guru maupun calon guru bahwasanya pengelolaan kegiatan bimbingan disekolah sangat penting.
2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Bimbingan Konseling
Bimbingan & Konseling , Bimbingan ialah suatu Proses memberi bantuan (process of helping) terhadap individu agar bisa menerima & memahami diri & lingkungan sekitarnya, mengarahkan diri, & menyesuaikan diri secara positif & konstruktif terhadap tuntutan norma-norma kehidupan (budaya & agama) sehingga dapat mencapai kehidupan yang bermakna (bahagia, baik secara personal maupun sosial).” Bimbingan & Konseling , “Proses interaksi antara konselor -konselor dengan klien
atau konselee baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu klien agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya.
Bimbingan adalah Konsep dari kata bimbingan yang berasal dari kata “guidance”. Guidance yang dalam artian mempunyai pengertian yang sangat luas, sehingga kata guidance di dalam bimbingan pendidikan selalu didefenisikan berdasarkan terhadap sudut pandang dari para ahli serta dengan penerapannya.
Pengertian kita tentang bimbingan untuk lebih jelasnya, berikut adalah kutipan pendapat dari para ahli Sbb : Tercapainya suatu tujuan dari bimbingan menurut kerja sama yang baik antara sekolah dan staf, yakni kepala sekolah, psikologi, pekerja sosial, dokter, dan guru konselor.Bimbingan ialah sebagai ” proses pemberian bantuan kepada seseorang untuk mengerti masalah dan dunianya” (Process of helping individuals to understand them selves and their word).
B. Fungsi- Fungsi BK Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah:
1. F ungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan
3
mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. 2. F ungsi Preventif , yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya: bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out , dan pergaulan bebas ( free sex) 3. F ungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor
dan
personel
Sekolah/Madrasah
lainnya
secara
sinergi
sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming ), home room, dan karyawisata. 4. F ungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching . 5. F ungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. 6. F ungsi Adaptasi , yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program 4
pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli. 7. F ungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. 8. F ungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif. 9. F ungsi F asilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. 10.
F ungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling.
C. Prinsip Bimbingan dan Konseling adalah:
Beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip
ini
berasal
dari
konsep-konsep
filosofis
tentang
kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah: 5
1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli . Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual). 2. Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi . Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli,
meskipun pelayanan
bimbingannya menggunakan teknik kelompok. 3. Bimbingan menekankan hal yang positif . Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang. 4. Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork. 5. Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang E sensial dalam Bimbingan dan
konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi
konseli
untuk
memper-timbangkan,
menyesuaikan
diri,
dan
menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan
6
yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan. 6. Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan)
Kehidupan. Pemberian
pelayanan
bimbingan
tidak
hanya
berlangsung
di
Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembagalembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
7
BAB III METODE/CARA KERJA A. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Jl. Brigjend H.A Manaf Lubis, Helvetia tengah, Medan Helvetia, Kota medan, Sumatera Utara 20123.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru di SMP Kartika dengan melakukan wawancara serta mengamati cara system pengelolaan BK di sekolah tersebut.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan observasi langsung berdasarkan hasil dari mini risert yang telah dilakukan sebelumnya sebagai acuan peneliti untuk dapat melakukan tugas selanjuttnya yaitu tugas proyek.
8
BAB IV PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan langkah pengerjaan yang dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa dari pengelolaan bimbingan konseling di sekolah tersebut guru BK nya sudah cukup dikatakan bagus dalam mengelola bimbingan konselingnya karena mereka lebih mementingkan ketertiban dan kedisiplinan terhadap siswa-siswanya.
Hasil yang
diharapkan dengan pembuatan project ini dapat memberikan gambaran kepada calon guru maupun guru untuk lebih memperhatikan masalah yang dialami oleh siswanya. Bagi diri penulis, merupakan fasilitas untuk lebih mengembangkan wawasan tentang pengelolaan bimbingan dan konseling Untuk lebih memfokuskan dan memperdalam kajian dalam penelitian ini, masalah yang akan diteliti dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan membandingkan pengelolaan layanan dan bimbingan konseling di SMP Kartika Kota Medan, yang mencakup antara lain : perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, pengawasan, evaluasi serta maqnfaat yang dihadapi kedua sekolah tersebut. B. Kekuatan Penelitian
Penelitian ini berjalan dengan lancar tanpa ada masalah sedikitpun, peneliti disambut baik oleh kepala seeekolah tersebut dan guru-gurunya juga ramah..
C. Kelemahan Penelitian
Kegiatan tugas proyek ini serasa mengganggu kegiatan belajar siswa dikelas, karena saat kami melakukan wawancara terhapat guru BK nya siswa-siswanya lebih focus melihat kami dari pada pelajaran mereka.
9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan umum penelitian menunjukkan bahwa dari hasil wawancara diperoleh data bahwa SMP Kartika ini memiliki layanan bimbingan dan konseling secara umum memberikan kontribusi maupun ujian yang sangat besar bagi tercapainya prestasi belajar siswa yang sangat memuaskan, pembentukan karakter , yaitu melalui kegiatan bimbingan dan konseling, guru- guru bersama dengan wali kelas dan guru guru BK akan berusaha lebih keras mencarikan cara cara belajar yang efisien dan efektif bagi siswa, belajar dengan metode yang menyenangkan, memberikan saran, informasi dan petunjuk dalam mempersiapkan diri untuk ujian baik harian, semester, ujian sekolah, ujian nasional dan pemilihan sekolah lanjutan. Tercapainya tujuan dalam membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari sikap dan prilaku yang ditunjukkan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar selanjutnya, tidak hanya terpaku pada nilai akademis saja, tetapi terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik karena proses kematangan yang terjadi dengan sendirinya, keterlibatan guru, wali kelas dan yang paling utama adalah guru guru BK secara aktif dalam layanan bimbingan dan konseling disekolah.
B. Saran
Pertama, Kepada koordinator atau guru guru BK dalam perencaan agar dapat membuat program layanan secara lebih baik lagi dengan membuat jadwal yang ditentukan dan lebih sering bertatap muka dengan siswa,lebih sering melakukan kunjungan kerumah siswa baik, membuat program kerja yang terarah dan terinci Kedua, dalam pengorganisasian yaitu struktur organisasi sebaiknya jumlah guru BK yang ditambah disesuaikan dengan jumlah siswa disekolah sehingga terdapat perbandingan yang seimbang,. dalam struktur organisasi, sebaiknya dibentuk pembagian kerja yang lebih tegas agar anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dalam berorganisasi.
10
DAFTAR PUSTAKA https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/01/07/pengelolaan-bimbingan-konselingsiswa-2/ https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-bimbingandan-konseling/ file:///C:/Users/Puan%20Chairul%20Bariah/Downloads/1236-2350-1-SM.pdf
11
View more...
Comments