PROGRAM GIZI MASYARAKAT A. Pengertian Program gizi masyarakat merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memperbaiki gizi masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, pada pasal 20 menyatakan bahwa tata laksana gizi buruk merupakan rangkaian tindakan yang bertujuan untuk perbaikan status gizi dengan prioritas menurunkan angka kematian pada balita gizi buruk; perbaikan status gizi terhadap penderita balita gizi buruk yang harus diberikan formula gizi buruk yang salah satu komponennya mineral mix; tata laksana gizi buruk dilaksanakan melalui rawat jalan atau rawat inap sesuai dengan kondisi pasien. Secara nasional, gizi buruk di Indonesia dapat dilihat berdasarkan hasil Riset Dasar (RISKESDAS) secara nasional sampai sampai tingkat kabupaten/kota yang dilakukan setiap tiga tahun sekali yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Badan Litbangkes) dengan kerangka sampel yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berdasarkan hasil RISKESDAS secara nasional pada tahun 2007, prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia berjumlah ber jumlah 18,4%, pada tahun 2010, 17,9%, dan pada tahun 2013 19,6%. 19,6%. B. Pelaksanaan Program 1. Kementerian Kesehatan a. Program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak - Pembinaan gizi masyarakat 2. Badan POM a. Program pengawasan obat dan makanan - Pengawasan produk dan bahan berbahaya - Penilaian pangan olahan - Surveilans dan penyuluhan keamanan pangan 3. Kementerian Pertanian a. Program peningkatan difersifikasi dan ketahanan pangan masyarakat - Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan - Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar C. Indikator Kecapaian Gizi Masyarakat Program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, sasaran program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Indikator pencapaian sasaran adalah: a. Presentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 85%. b. Presentase ibu hamil kurang energi kronik (kek) sebesar 18,2%. Untuk mencapai sasaran hasil tersebut maka kegiatan kegiat an yang akan dilakukan adalah:
1.) Pembinaan perbaikan gizi masyarakat Indikator pencapaian sasaran adalah: a. Presentase ibu hamil kek yang mendapat makanan tambahan sebesar 95%. b. Presentase ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah (ttd) sebesar se besar 98%. c. Pressentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%. d. Presentase bayi baru lahir mendapat inisiasi menyusui dini (imd) sebesar 20%. e. Presentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan sebesar 90%. f. Presentase remaja putri yang mendapat tablet tambah darah (ttd) sebesar 30%.
1. Prevalensi anemia pada ibu hamil yang pada tahun 2013 37,1% turun menjadi 28% di tahun 2019. 2. Presentase bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang pada tahun 2013 10,2% turun menjadi 8% di tahun 2019. 3. Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di tahun 2013 38% naik menjadi 50% di tahun 2019. 4. Prevalensi kekurangan gizi pada anak balita yang di tahun 2013 19,6% turun menjadi 17%. 5. Prevalensi wasting (kurus anak balita) yang di tahun 2012 12% turun menjadi 9,5%. 6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) baduta yang di tahun 2013 32,9% turun menjadi 28%.
Thank you for interesting in our services. We are a non-profit group that run this website to share documents. We need your help to maintenance this website.