Problem Pada Ketel Uap
April 23, 2018 | Author: Titik Mariyati | Category: N/A
Short Description
problem pada ketel uap...
Description
PROBLEM PADA KETEL UAP
PENDAHULUAN Ketel Uap (bahasa Inggris:boiler )
adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain. Pendidih merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan pemicu lahirnya revolusi industri.
PENDAHULUAN Ketel Uap (bahasa Inggris:boiler )
adalah alat untuk menghasilkan uap air, yang akan digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak. Bahan bakar pendidih bermacam-macam dari yang populer batubara dan minyak bakar, sampai listrik, gas, biomasa, nuklir dan lain-lain. Pendidih merupakan bagian terpenting dari penemuan mesin uap yang merupakan pemicu lahirnya revolusi industri.
PROBLEM PROBLE M PADA PADA KETEL KETEL UAP Nyala Api
Bergelombang Bergelombang
Lidah Api Menyentuh Tube
Flashback Pada Mixers
Bentuk
Nyala Api Tidak Beraturan
Fuel Oil Tercecer
Nyala Api Nyala Api Burner
Panjang dan dan Berasap
Miring
Padam dan Susah Dinyalakan
Tekanan Gas Tinggi Temperatur
Stack Tinggi
Overheating Pada Seksi Konveks Suara Gemuruh Saat Menyalakan Fuel Oil Nyala Api Diatas Burner Burner Nyala Api Pilot Padam Padam Nyala Api Di Burner Naik Naik Turun Turun Nox Tinggi Tinggi
Nyala Api Bergelombang Indikasi Masalah
·
Terdengar suara gemuruh
·
Nyala api terlihat erratic (tidak konsisten)
·
Jilatan lidah api kadang-kadang panjang
Pengaruh Oprasional
·
Dapat mengakibatkan kerusakan refractory
·
Dapat mengakibatkan kerusakan burner
Penyelesaian Masalah
·
Kurangi pemakaian fuel sampai sesuai kebutuhan pembakaran
·
Naikan draft furnace dengan menambah bukaan damper
·
Atur pembakaran sesuai kapasitas burner
Lidah Api Menyentuh Tube Indikasi Masalah
·
Secara visual ujung lidah api nampak menyentuh permukaan luar tube
Pengaruh Oprasional
·
Dapat mengakibatkan terjadinya hot spot pada tube
·
Dapat mengakibatkan tube failure akibat terjadinya coking pada tube
Penyelesaian Masalah
·
Bersihkan burner
·
Yakinkan udara pembakaran tercukupi
·
Yakinkan lubang tip tidak terarosi
·
Yakinkan posisi burner dan lubang tip lurus
·
Yakinkan distribusi udara
Flashback Pada Mixers Indikasi Masalah
·
Perhatikan flame back bagian dalam mixer
·
Perhatikan overheating pada bagian luar mixer
Pengaruh Operasional
·
Dapat mengakibatkan kerusakan burner
·
Menurunnkan kinerja heater
Penyelesaian Masalah
·
Naikan tegangan gas pada burner
·
Bersihkan burner
·
Ganti gas tip
Bentuk Nyala Api Tidak Beraturan Indikasi Masalah
·
Nyala sebagian burner panjang dan sebagian lainnya pendek
Pengaruh Operasional
·
Dapat mengakibatkan hot spot
·
Inefisiensi oprasi
Penyelesaian Masalah
·
Bersihkan tip burner (gas atau Oil)
·
Atur semua bukaan air register dengan posisi yang sama
·
Atur draft untuk meyakinkan aliran udara sama pada semua burner
·
Periksa aligment burner dan tip burner
Fuel Oil Tercecer Indikasi Masalah
·
Fuel oil menetes dari burner dan mengakibatkan genangan minyak dibawah burner
Pengaruh Operasional
·
Operasi tidak aman
·
Inefisiensi operasi dan pembakaran
·
Pembentukan coke pada lantai
Penyelesaian Masalah
·
Atur temperature fuel oil
·
Atur fuel oil gun
·
Atur steam differential pressure
·
Bersihkan fuel oil gun
·
Periksa lubang tip, mungkin tererosi
Nyala Api Panjang dan Berasap Indikasi Masalah
·
Secara visual nyala api tampak panjang dan berasap
Pengaruh Operasional
·
Inefisiensi pembakaran
·
Setting cot tidak tercapai
·
Permukaan tube terdapat deposit jelaga
·
Pembentukan coke di dinding
Penyelesaian Masalah
·
Atur tekanan steam
·
Bersihkan fuel oil gun
·
Atur draft
·
Yakinkan fuel oil tip sesuai standard Periksa distribusi udara
Nyala Api Miring Indikasi Masalah
·
Nyala api tampak miring kesalah satu sisi
Pengaruh Operasional
·
Hot spot pada tube
Penyelesaian Masalah
·
Periksa sirkulasi flue gas
·
Bersihkan burner tip
·
Periksa kemiringan burner dan tip
·
Periksa distribusi udara
Burner Padam dan Susah Dinyalakan Indikasi Masalah
·
Operator tidak dapat menyalakan burner
Pengaruh Operasional
·
Kegagalan start up
Penyelesaian Masalah
·
Reposisi pilot sehiingga nyala pilot dapat menyambar
burner
·
Yakinkan fuel (gas atau oil) mengalir ke burner dengan
baik
·
Tutup air register
·
Atur tip (gas atau oil) pada lokasi yang sesuai
Tekanan Gas Tinggi Indikasi Masalah
· Tekana fuel pada fuel line lebih tinggi dari keadaan normal yang diperlukan untuk heat release Pengaruh Operasional
·
Nyala api bergejolak
·
Hot spot
·
Sulit mencapai temperature cot
Penyelesaian Masalah
·
Bersihkan orifice fuel pada burner
·
Bersihkan tip
·
Atur draft burner sesuai kebutuhan heat release
Temperatur Stack Tinggi Indikasi Masalah
·
Temperatur stack cenderung naik diatas desain stack temperatur
Pengaruh Operasional
·
Menurunkan efisiensi furnace
·
Konsumsi fuel dan biaya operasi naik
Penyelesaian Masalah
·
Atur akses oksigen
·
Atur draft
·
Bersihkan seksi konveksi
·
Lakukan shoot blowing pada tube
Overheating Pada Seksi Konveksi Indikasi Masalah
·
Refractory rontok dari atas
·
Draft pada seksi konveksi cenderung pada tekanan positif
·
Struktur baja dapat melengkung
Pengaruh Operasional
·
Unit shutdown
Penyelesaian Masalah
·
Buka stack damper untuk meningkatkan draft dari positif agar lebih negatif
· Jika damper telah terbuka, kurangi firing rate untuk mengeliminasi tekanan positif pada inlet konveksi
Suara Gemuruh Saat Menyalakan Fuel Oil Indikasi Masalah
·
Operator akan mendengar suara gemuruh dari burner
Pengaruh Operasional
·
Nyala api tidak stabil
·
Nyala api kadang-kadang hilang
Penyelesaian Masalah
·
Periksa kebocoran steam by pass valve
·
Periksa kandungan air pada fuel oil
·
Naikan tekanan fuel oil
· Jika memungkinkan naikan ibf fuel oil, jika tidak ubah fuel oil gun dari concentric tube menjadi dual tube
Nyala Api Diatas Burner Indikasi Masalah
·
Nyala api yang terbakar agak jauh diatas tip
Pengaruh Operasional
·
Potensi tidak aman
Penyelesaian Masalah
·
Perbaiki tip (fuel gas atau oil)
·
Periksa flame holder
·
Atur primary air
Nyala Api Pilot Padam Indikasi Masalah
·
Pilot tidak menyala
·
Pilot tidak dapat dinyalakan
Pengaruh Operasional
·
Potensi tidak aman
Penyelesaian Masalah
·
Atur draft
·
Atur primary air pada pilot mixer
·
Periksa tekanan gas pilot dan atur bila perlu
·
Periksa stabilitas nyala api
Nyala Api Di Burner Naik Turun Indikasi Masalah
·
Perhatikan pada mixer akan cenderung panas dan nampak kemerahan
Pengaruh Operasional
·
Kondisi nyala api tidak stabil
Penyelesaian Masalah
·
Kurangi tekanan fuel pada burner
·
Naikan draft pada burner dengan membuka stack damper
Nox Tinggi Indikasi Masalah
·
Pengukuran Nox di stack tinggi
Pengaruh Operasional
·
Emisi Nox melebihi ambang batas yang diijinkan
Penyelesaian Masalah
·
Cek secondary air register
·
Cek O2 level
·
Cek aliran fuel gas pada primary gas tip dan staged gas
tip
KOROSI PADA BOILER Korosi menjadi salah satu masalah yang sangat lazim terjadi pada boiler. Bahkan dapat dikatakan bahwa, tidak ada boiler yang tidak mengalami korosi. Karena boiler menggunakan media kerja air yang jika tidak diperhatikan, akan sangat mudah mengkorosi pipa-pipa boiler. Air murni yang hanya tersusun oleh molekul H2O dan tanpa ada zat lain yang terlarut di dalamnya, bersifat tidak korosif. Zat-zat lain yang terlarut di dalam air lah yang menjadi salah satu pemicu air memiliki sifat yang korosif. Oksigen menjadi salah satu gas yang mudah larut di dalam air dan menjadi penyebab utama terjadinya korosi pada pipa-pipa boiler.
Korosi pada pipa-pipa boiler melibatkan atom Fe yang mengalami kontak dengan air sehingga teroksidasi membentuk kation Fe2+dengan jalan melepaskan dua elektronnya. Elektron-elektron tersebut selanjutnya akan mereduksi atom oksigen dan bereaksi dengan air membentuk ion hidroksida. → Fe2+ + 2eFe O2 + 2H2O + 4e- → 4OHSelanjutnya ion Fe2+ bereaksi dengan ion OH- membentuk ferro hidroksida. Fe2+ + 2OH- → Fe(OH) 2
Pada kondisi kekurangan oksigen, atau biasa disebut dengan anaerobik, ferro hidroksida dapat teroksidasi lebih lanjut untuk membentuk lapisan magnetit yang justru bermanfaat bagi boiler untuk mencegah korosi yang lebih parah. 3Fe(OH)2
→ Fe3O4 + H2 + H2O
Berikut adalah bentuk-bentuk korosi yang terjadi pada boiler
Penipisan Pipa. Korosi pertama pada boiler biasa terjadi pada pipa yang alirannya mengalami semacam tabrakan atau turbulen, seperti pada lekukan pipa. Kondisi ini menyebabkan molekul-molekul Fe hanya teroksidasi hingga membentuk Fe2+ dan tidak lebih lanjut membentuk Fe3+ yang berfungsi untuk membentuk magnetit. Karena tidak terbentuk lapisan magnetit, maka korosi akan lebih dalam mengikis pipa boiler. Pengikisanpun terus berlanjut didukung dengan aliran fluida di dalam pipa yang turbulen, sehingga ketebalan pipa berangsur-angsur menipis akibat korosi jenis ini. Berikut adalah kondisi-kondisi yang memicu terjadinya korosi jenis ini: Aliran yang bertabrakan. Nilai
pH yang rendah
Kandungan oksigen Adanya
di dalam air terlalu tinggi
zat kimia yang memudahkan besi untuk lebih mudah terlarutkan
Oxygen Pitting. Korosi ini disebabkan oleh adanya kandungan oksigen yang berlebihan pada air boiler. Molekul oksigen akan terlokalisasi pada suatu titik tertentu dan mengoksidasi besi pipa pada titik tersebut. Hasil korosi yang ditimbulkan tidak tetap menempel pada area sebelumnya, akan tetapi molekul Fe(OH) 2 akan terlarut ke dalam air dan meninggalkan
jejak berupa lubang kecil ( pitting ) pada permukaan pipa. Jika kandungan oksigen terus berlebihan, maka akan semakin banyak lubang pitting yang ditimbulkan atau bahkan akan semakin memperdalam lubang yang sebelumnya sudah terbentuk.
Chelant Corrosion. Chelant adalah salah satu jenis zat kimia yang umumnya berupa asam ethylenediaminetetraacetic dan asam nitrilotriacetic, yang berfungsi sebagai pengikat ion-ion kalsium, magnesium, dan besi agar tetap larut di dalam air boiler. Zat
ini biasa digunakan pada sistem pengolahan air boiler untuk mencegah ion-ion mineral agar tidak mengendap dan membentuk kerak pada pipa boiler. Akan tetapi jika penggunaan chelant ini tidak terkontrol, maka ia akan justru mengkorosi pipa boiler itu sendiri karena sifatnya yang asam.
Corrosion Fatigue. Korosi jenis ini biasa terjadi pada boiler yang berukuran besar. Lebih spesifik lagi, korosi ini terjadi pada pipa-pipa boiler sisi waterwall yang menggantung tinggi. Area waterwall menjadi area transisi fluida air dari cair untuk menjadi uap, sehingga proses nucleate boilling yang terjadi pada permukaan sisi dalam pipa ditambah dengan adanya tegangan pada pipa akibat posisinya yang "menggantung", mendorong terjadinya corrosion fatigue. Faktor lain yang akan mempercepat terjadinya korosi ini adalah kandungan oksigen terlarut di dalam air boiler yang terlalu tinggi, serta pH air yang terlalu rendah.
Korosi Asam Fosfat Sodium fosfat menjadi salah satu zat kimia yang lazim disuntikan ke air boiler untuk mencegah menggumpalnya ion-ion mineral yang masih mungkin terkandung di dalam air boiler. Namun penggunaan sodium fosfat yang tidak terkontrol justru akan menimbulkan korosi pada pipa boiler, karena terbentuknya asam fosfat. Beberapa faktor yang lain mendukung terjadinya korosi ini yaitu terbentuknya kerak di dalam pipa, meningkatnya tekanan kerja boiler, serta rasio molar sodium fosfat yang kurang dari 2,8.
Under-deposit acid corrosion Korosi jenis ini terjadi pada saat air boiler menjadi bersifat asam pada permukaan dalam pipa yang terbentuk kerak. Ion hidrogen yang terbentuk akan menembus kerak sehingga pada saat bertemu dengan permukaan pipa ia akan men-dekarbonasi pipa tersebut. Ion hidrogen mengikat karbon yang terkandung pada pipa dan membentuk metana. Di sisi lain secara perlahan atomatom Fe pun akan teroksidasi.
Caustic Embrittlement Material pipa boiler dapat berubah menjadi sangat rapuh akibat konsentrasi basa yang meningkat. Fenomena ini biasa terjadi pada boiler yang menggunakan sodium karbonat untuk mengontrol kandungan mineral-mineral magnesium dan kalsium di dalam air agar tidak mengendap. Pada saat air berubah fase menjadi uap, sodium karbonat tidak ikut menguap sehingga konsentrasinya di dalam air semakin banyak. Konsentrasi sodium karbonat yang terlalu tinggi akan menghidrolisis air sehingga terbentuk sodium hidroksida yang bersifat basa. Na2CO3 + H2 O → 2NaOH + CO 2
View more...
Comments