Print Lokmin
August 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Print Lokmin...
Description
BAB I PENDAHULUAN A. Lata Latarr Bel Belak akan ang g
Rumah Sakit adalah salah satu organisasi organisasi pelayanan pelayanan yang bergerak bergerak di bidang kesehatan memiliki suatu sistem yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi dan tenaga kesehatan lainnya yang melay me layan anii masy masyara araka katt secara secara umum umum.. Ol Oleh eh ka karen renaa itu, itu, pi piha hak k ru ruma mah h sakit sakit dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik sehingga diperlukan manajemen yang yan g baik baik dan efektif efektif yang yang mempu mempunya nyaii satu satu tujuan tujuan untuk untuk mening meningkat katkan kan pelayanan kesehatan (Sudarianto, 2008). Menurut American Menurut American Hospital Association (AHA) keberhasilan pelayanan ke keseh sehat atan an dite ditent ntuk ukan an oleh oleh pe pela laya yana nan n ya yang ng te tero rorg rgan anisa isasi si da dan n staf staf ya yang ng professional. Manajemen merupakan ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, aktif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggot ang gotaa staf keperaw keperawata atan n untuk untuk member memberikan ikan asuhan asuhan kepera keperawat watan an secara secara professional (Nursalam, 2014). Keperawatan sebagai salah satu pemberi layanan kesehatan dirumah sakit wajib memberikan layanan perawatan yang prima, efisien, efektif, dan produktif kepada masyarakat. Pelayanan keperawatan menjadi faktor penentu ke kebe berh rhasi asila lan n pe pela laya yana nan n ke keseh sehat atan an di ru ruma mah h sakit sakit.. Hal Hal in inii di dika karen renak akan an pelayanan keperawatan sering menjadi tolak ukur citra sebuah rumah sakit di
1
mataa masyar mat masyaraka akat. t. Potter Potter dan Perry Perry (2005) (2005) menyat menyataka akan n bahwa bahwa salah salah satu indika ind ikator tor kualit kualitas as pelaya pelayanan nan kesehat kesehatan an di rumah rumah sakit sakit adalah adalah pelaya pelayanan nan keperawatan yang berkualitas. Namun tidak terlepas dari itu, semua tenaga keseha kes ehatan tan mempun mempunyai yai kewajib kewajiban an untuk untuk melaks melaksana anakan kan pemeli pemelihara haraan an dan peningkatan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat (Depke (De pkes, s, 2007) 2007).. Salah Salah satu upaya upaya dalam dalam mening meningkat katkan kan mutu mutu pelaya pelayanan nan keperawatan adalah pengelolaan dalam manajemen keperawatan diantaranya adalah keselamatan pasien ( patient safety) safety), pelaksanaan pre conference conference dan post conference conference diruangan, diruangan, dan pelaksanaan pelaksanaan overan sesuai standar standar prosedur prosedur operasional yang ada. Identi Ide ntifik fikasi asi pasien pasien resiko resiko jatuh jatuh merupa merupakan kan salah salah satu satu poin poin dalam dalam sasaran keselamatan pasien pasien atau yang sering disebut disebut Patient Patient Safety. Safety. Sasaran keselamatan pasien ini merupakan standar yang harus dimiliki oleh ruma rumah h
saki sakitt
dala dalam m
upay upayaa
peni pening ngka kata tan n
pe pela laya yana nan n
te terh rhad adap ap
pa pasi sien en..
Keselamatan Kesela matan pasien merupakan merupakan hal yang paling penting dalam penillaian penillaian akredi akr editasi tasi,, baik baik akredi akreditasi tasi SNARS SNARS hingga JCI (The The Join Jointt Comm Commisi ision on International)) ataupu International ataupun n berdas berdasar ar pada pada WHO (Worl (World d Health Health Organ Organizat ization ion). ). Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawa rawatt in inap ap.. Ruma Rumah h Saki Sakitt pe perl rlu u me meng ngev eval alua uasi si resik resiko o pa pasi sien en ja jatu tuh h da dan n mengam men gambil bil tindak tindakan an untuk untuk mengur mengurang angii resiko resiko cedera cedera jika jika sampai sampai jat jatuh. uh. Evaluasi resiko jatuh menggunakan skala resiko jatuh. Pasien yang dirawat di RS akan selalu memiliki resiko jatuh terkait dengan kondisi dan penyakit yang diderita, contohnya pada pasien dengan kelemahan fisik.
2
Pre conference conference meru merupa paka kan n ko komu muni nika kasi si ke kepa pala la tim tim da dan n pe peraw rawat at pelaksana setelah selesai overan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang yan g dipimp dipimpin in oleh oleh katim katim atau atau penang penanggun gung g jawab jawab tim. tim. Isi pre conference adalah ada lah rencan rencanaa tiap perawa perawatt (renca (rencana na harian harian)) dan tambah tambahan an rencan rencanaa dari dari kepala tim dan penanggung jawab tim (Modul MPKP,2006). Sedangkan post Sedangkan post conference merupakan komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk op oper eran an(t (tin inda dak k lanju lanjut) t).. Post conference conference dipi dipimp mpin in ol oleh eh ke kepa pala la tim tim at atau au penanggung jawab tim. (Modul MPKP, MPKP, 2006). Salah satu metode transfer informasi infor masi dalam overan ialah SBAR (Situation (Situation,, Background Background,, Assessment, Recommenda Recommendation) tion) Nursalam Nursalam (2008) (2008) menyakatakan menyakatakan timbang timbang terima adalah suatu cara menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Salah satu metode transfer informasi dalam overan ialah SBAR (Situation, Background, Background, Assessment, Recommendation). Kom Ko mun unik ikas asii
tekn teknik ik
SBAR SBAR
meru merup pak akan an
pe peng nggu gun naan aan
kera kerang ngka ka
komunikasi untuk membakukan percakapan tentang perawatan pasien antara penyedia pelayanan. Komunikasi SBAR singkatan situasi, latar belakang, penilaian dan rekomendasi. Komunikasi teknik ini memungkinkan untuk dokter dan perawat mendapatkan komunikasi yang jelas, efisien dan aman (Leonard & Audrey, 2014). Kom Ko mun unik ikas asii
tekn teknik ik
SBAR SBAR
meru merup pak akan an
pe peng nggu gun naan aan
kera kerang ngka ka
komunikasi untuk membakukan percakapan tentang perawatan pasien antara penyedia pelayanan. Komunikasi SBAR singkatan situasi, latar belakang,
3
penilaian dan rekomendasi. Komunikasi teknik ini memungkinkan untuk dokter dan perawat mendapatkan komunikasi yang jelas, efisien dan aman (Leonard & Audrey, 2014). Berdasa Ber dasarka rkan n hasil hasil wawanc wawancara ara dengan dengan perawa perawatt ruanga ruangan n Eboni Eboni pada pada tanggal 06 Agustus 2019 didapatkan fakta bahwa kurangnya motivasi perawat pera wat da dalam lam pe pelak laksan sanaan aan pe penc nceg egah ahan an resik resiko o ja jatu tuh h pa pada da pa pasi sien en di ru ruan anga gan. n. Sedang Sed angkan kan sarana sarana dan prasara prasarana na telah telah tersedi tersediaa di ruanga ruangan n Eboni Eboni seperti seperti sti sticke ckerr resiko resiko jat jatuh uh ataupu ataupun n tanda tanda segiti segitiga ga resiko resiko jatuh. jatuh. Selain Selain itu hasil hasil observ observasi asi juga juga menunj menunjukk ukkan an kurang kurangnya nya motiva motivasi si perawat perawat dalam dalam mengis mengisii pengkajian resiko jatuh pasien, meskipun lembar pengkajian resiko jatuh sudah sud ah ada. ada. Hasil Hasil kuisio kuisioner ner tentan tentang g penget pengetahu ahuan an perawa perawatt yang yang dilaku dilakukan kan selama 3 hari pada 2 shift pada tanggal 05 sampai 07 agustus agustus 2019 mengenai asses assessm smen entt re resik siko o jatu jatuh h dida didapa patk tkan an seban sebanya yak k 75 75% % pe pera rawa watt memi memili liki ki pengetahuan yang baik, dan dari hasil observasi didapatkan dari 13 pertanyaan terdapat 8 item pertanyaan yang tidak dilakukan mengenai Memasan Mem asang g gelang gelang resiko resiko jat jatuh uh berwarn berwarnaa kuning kuning dan memasan memasang g segiti segitiga ga berwarna kuning di tempat tidur pasien, Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kemungkinan risiko jatuh dan tindakan pencegahan risiko jatuh, Melakukan pencegahan standar risiko pasien jatuh, Merapatkan Mer apatkan tempat tidur pasien ke dinding / tembok / pasang pagar pengamanan tempat tidur, Memind Mem indahk ahkan an pasien pasien beresik beresiko o jatuh jatuh dekat dekat nurse nurse stasio stasion, n, jika jika tidak tidak ada keluar kel uarga, ga, Mendam Mendampin pingi gi pasien pasien ketika ketika berjala berjalan n / mobilis mobilisasi, asi, jika jika tidak tidak ada keluarga, Mengontrol pasien tiap dua jam, Melakukan assesment assesment
4
ulang lang risi risiko ko jatu jatuh h se seti tiap ap awal awal sh shif iftt / ke keti tik ka pe pem mbe beri rian an oba batt yan ang g menimbulkan perubahan keseimbangan. Hasil wawancara dengan kepala ruangan Eboni pada tanggal 05 sampai 07 Agustus 2019 yang dilakukan selama 3 hari 2 shift didapatkan didapatkan bahwa karu, katim, dan perawat pelaksana belum optimal melakukan pre conference dan post conference dan post conference, conference, dan dan dari hasil wawancara kepada karu dan beberapa perawat, mereka mengatakan belum optimalnya dalam melakukan pre conference conference da dan post conference conference dikaren dikarenakan akan sumber sumber daya daya manusi manusiaa mereka yang sangat sedikit. Dari hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari 2 shif pada tanggal 5 Agustus 2019 sampai 7 Agustus 2019 didapatkan hasil bahwa pelaksanaan dan post conference maksimal. Pada hasil observasi pre conference conference dan conference belum maksimal. mengen men genai ai pelaks pelaksana anaan an skrini skrining ng pre conference conference di dida dapa patk tkan an da dari ri 18 item item pertanyaan tentang pre conference di conference di dapatkan hasil bahwa terdapat 8 item pertanyaan yang tidak dilakukan yaitu mengenai Waktu pre conference dilaksanakan maksimal 10-15 menit, Ketua tim menyampaikan hasil TTV dan ke kesad sadar aran an pa pasie sien n (j (jik ikaa ad adaa pe peru ruba baha han n da data ta), ), Ketu Ketuaa tim tim meny menyam ampa paik ikan an masalah masala h keperawatan keperawatan (jika ada perubahan data), Ketua tim menyampaik menyampaikan an rencan ren canaa keperaw keperawata atan n hari hari ini (jika ada peruba perubahan han data), Karu atau katim katim mengin men gingat gatkan kan kembal kembalii standar standar prosed prosedur ur yang yang diteta ditetapka pkan, n, Karu Karu dan katim katim mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan keajuan masing-masin masing -masing g perawat perawat assosiate, assosiate, Karu atau katim memberi keseimpulan, keseimpulan, Karu atau katim menyampaikan salam.
5
Pada hasil hasil observasi observasi mengenai mengenai pelaksana pelaksanaan an skrining skrining post conference didapatkan dari 13 item pertanyaan tentang post conference di dapatkan hasil bahwa terdapat 5 item pertanyaan yang tidak dilakukan yaitu mengenai Ketua Ket ua tim masing masing-mas -masing ing menjadw menjadwalk alkan an kegiata kegiatan n post post confer conferenc ence, e, Post conference dila conference dilaku kuka kan n selam selamaa maks maksim imal al 10 10-1 -15 5 meni menit, t, Memba Membata tasi si to topi pik k pembicaraan meliputi asuhan keperawatan, tindakan yang belum dilakakan dan data-data yang perlu ditambahkan, Perawat pelaksana sudah melaporkan hasil kegiatan kegiatan atau asuhan asuhan kasus kasus yang ditangan ditanganii keketua keketua tim sebelum post conference,, Ketua tim mendokumentasikan hasil dari post conference dari post conference. Pada penerapan komunikasi SBAR yang digunakan belum maksimal dan belum belum sesuai sesuai dengan dengan SOP. SOP. Dari hasil hasil observ observasi asi didapa didapatka tkan n bahwa bahwa perawat melakukan overan antar shift namun jarang melakukan pre conference da conference dan post conference se serta rta tida tidak k maks maksim imal al meng menggu guna naka kan n komunikas komu nikasii SBAR. Berdasarkan Berdasarkan hasil kuesioner kuesioner 66,7% 66,7% perawat memiliki memiliki pengetahuan yang kurang tentang SBAR, pada hasil observasi didapatkan hasil has il dari dari 11 item item pertan pertanyaa yaan n 6 item item yang yang tidak tidak dilaku dilakukan kan oleh oleh perawa perawatt mengenai Perawat menyebutkan masalah keperawatan pasien yang sudah dan belum teratasi, Perawat menjelaskan intervensi/tindakan dari setiap masalah keper eperaw awat atan an
pasi pasien en,,
Pera Perawa watt
men eny yebut ebutk kan
riwa riway yat
al aler ergi gi,,
riwa riway yat
pembedahan, Perawat menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini (seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, status restrain, risiko jatuh, status nutrisi, kemampuan eliminasi), Perawat menjelaskan kondisi klinik lain yang mendukung
se sep perti
has asiil
lab,
rontgen
dll,
Pera raw wat
menjelaska skan
6
intervensi/tindakan yang sudah teratasi dan belum teratasi serta tindakan yang harus dihentikan, dilanjutkan atau dimodifikasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa berencana mengadakan pertemuan dalam bentuk lokakarya mini I dengan mengundang kepala ruan ruanga gan n eb ebon onii RS Unan Unand, d, pe peraw rawat at pe pelak laksan sana, a, pe pemb mbim imbi bing ng kl klin inik ik da dan n pembimbing akademik.. B. Tujua ujuan n Kegia Kegiata tan n
1. Tujuan Um Umum Mema Me mapa park rkan an
masa masala lah h
dari dari
si sist stem em
mana manaje jeme men n
ke kepe pera rawa wata tan n
berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil has il observasi dan wawancara di ruang rawat inap Eboni RS Universitas Andalas Padang. 2. Tujuan juan Kh Khus usu us Kelo Ke lomp mpok ok
mah ahas asis iswa wa
ber ersa sama ma
pe pera raw wat
di
ru ruan anga gan n
da dap pat
menunjukkan kemampuan untuk : a. Mengid Mengident entifi ifikasi kasi masalah masalah manaje manajemen men pelayana pelayanan n keperaw keperawata atan n yaitu yaitu pengkajian assesment awal resiko jatuh dengan standar prosedur operasional opera sional yang belum optimal, belum optimalnya optimalnya pelaksanaan pelaksanaan pre conference dan post conference dan post conference dengan conference dengan standar prosedur operasional yang ada, dan belum optimalnya penerapan overan dengan komunikasi SBAR. b. Merumuskan prioritas masalah c. Merenc Merencana anakan kan alternat alternatif if penyel penyelesa esaian ian masalah masalah manajem manajemen en pelaya pelayanan nan keperawatan meliputi pengkajian assesment awal resiko jatuh sesuai dengan den gan standar standar prosedu prosedurr operasi operasiona onall yang yang belum belum optima optimal, l, belum belum
7
optimalnya optim alnya pelaksanaan pelaksanaan pre conference conference da dan post conference conference yang sesuai ses uai dengan dengan standar standar prosed prosedur ur operasi operasion onal al yang yang ada, ada, dan belum belum optimalnya penerapan overan dengan komunikasi SBAR. C. Manfa Manfaat at Kegiat Kegiatan an
1. Bagi Bagi ruma rumah h sa saki kitt Kegiatan Kegiat an ini diharapkan diharapkan dapat memberikan memberikan tambahan informasi informasi mengenai beberapa masalah manajemen pelayanan dan manajemen asuhan ruang rawat inap Eboni RS Univesitas Andalas Padang tahun 2019. 2. Bagi pe perawat Mengoptima Mengo ptimalkan lkan kualitas kualitas manajemen manajemen pelayanan pelayanan dan pemberian pemberian asuh asuhan an kepe kepera rawa wata tan n deng dengan an mela melaku kuka kan n pr pree co conf nfer eren ence ce da dan n po post st conference, overan, serta pencegahan resiko jatuh sesuai dengan standar perasional yang telah ditetapkan di ruang rawat inap Eboni RS Univesitas Andalas Padang tahun 2019. 3. Bagi pasien Dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak diharapkan dan meningkatkan keselamatan pada pasien di ruang rawat inap Eboni RS Univesitas Andalas Padang tahun 2019. 4. Bag Bagi Mah Mahas asis iswa wa Menambah pengetahuan terkait manajemen layanan di ruang rawat dan dan
seba sebaga gaii
peme pemenu nuha han n
tuga tugass
pr prak akte tek k
kepe kepera rawa wata tan n
mana manaje jeme men n
keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
8
BAB II ANALISA SITUASI RUANGAN
A. Analisa Analisa Situasi Situasi Ruangan Rumah Sakit Universitas Universitas Andalas Andalas merupakan merupakan Rumah sakit Pergurua Perguruan n
tinggi Negeri (RSTN) yang berada dibawah pengelolaan Universitas Andalas. Melalu Mel aluii berbag berbagai ai proses proses dan tahapa tahapan, n, peletak peletakan an batu batu pertam pertamaa rumah rumah sakit sakit dilakukan 29 Maret 2014 oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr.Ir. Musliar Mus liar Kasim, Kasim, MS yang yang juga juga mantan mantan Rektor Rektor Univer Universita sitass Andalas Andalas dengan dengan kapasitas kapasi tas 200 tempat tidur serta difasilitasi difasilitasi dengan sarana dan prasana prasana yang cukup lengkap yang telah disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. RS Universitas Andalas berada di bawah pimpinan Dr.dr. Yevri Zulfiqar Zulfi qar,, Sp.B, Sp.U memiliki fasilitas fasilitas yang sangat lengkap, lengkap, dengan dengan program program unggulan pada penyakit keganasan dan gastrointestinal. Pelaya Pel ayanan nan RS Unand Unand melipu meliputi ti pelaya pelayanan nan rawat rawat jal jalan, an, pelaya pelayanan nan rawat rawat inap, pelayanan kamar operasi, pelayanan IGD, instalasi farmasi, pelayanan pasien rujukan, pelayanan ICU, ambulance, pelayanan penunjang (radiologi, laboratoriu labor atorium m dan gizi). Selain itu, RS Unand dilengkapi dilengkapi fasilitas radioterapi radioterapi yang sangat modern. Rumah Sakit Universitas Andalas telah terdaftar sebagai Rumah Sakit terakreditasi terakreditasi Paripurna Paripurna berdasarkan berdasarkan Standar Standar Nasional Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) pada tahun 2019. Di bagian bagian keperaw keperawata atan n di kepalai kepalai oleh oleh Kabid Kabid keperaw keperawata atan n Ns. Dally Rahman, M.Kep, Sp.KMB, Kasi Monef oleh Rima Seprima Amd.Kep , Bidang perencanaan yaitu Ns. Yaumil Yaumil Fajri, S.Kep. Berdasarkan pengamatan situasi observasi di ruang rawat inap Eboni RS Universitas Andalas Padang yang terdiri dari 10 ruang rawat pasien yang terdiri dari 46 tempat tidur, 6 ruangan untuk kamar rawat inap, 2 ruangan isolasi, 1
9
ruangan HCU, dan 1 ruangan khusus untuk pasien Kemoterapi. Jumlah tenaga keperawatan di ruang Eboni ada 8 orang dan di tambah 3 orang dari ruangan lain yang didinaskan didinaskan di ruangan ruangan eboni , dengan dengan tingkat tingkat pendidikan pendidikan sarjana profesi ners keperawatan orang dan 2 orang berpendidikan D3 Keperawatan. Ruan Ru ang g Rawa Rawatt ini ini dipi dipimp mpin in oleh oleh 1 or oran ang g ke kepa pala la ru ruan anga gan n yang yang be berl rlata atar r pendidikan sarjana profesi ners keperawatan. Ruang rawat juga memiliki 4 oran orang g kati katim m eb ebon onii yang yang bert bertug ugas as se seba baga gaii ka kati tim m se seti tiap ap ha hari riny nyaa se seca cara ra bergantian kemudian terdapat pertanggung jawaban perawat pelaksana dibagi berdasarkan tingkat ketergantungan pasien. Tugas Tugas dibagi dan di manajemen oleh leh
kepa kepala la
ru ruan ang gan
dalam alam
pem pembagi bagian anny nya. a.
Kepa Kepala la
ru ruan anga gan n
han anya ya
memana mem anajem jemen en staf medis medis keperaw keperawatan atan.. Staf Staf non medis medis dimane dimanejem jemenk enkan an kepala masing-masing. B. Win Windshie dshield ld Survey Survey Berd Be rdasa asark rkan an ha hasil sil winshield survey survey di Ruan Ruang g Rawa Rawatt In Inap ap Ebon Ebonii pada tanggal tangg al 05 sampai 07 Agustus Agustus 2019, kelompok menemukan menemukan ada beberapa masalah di Ruang Rawat Inap Eboni, yaitu : 1.
Keselamatan Pasien: Pasien: Resiko Jatuh yang Belum Optimal Optimal
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimanaa rumah sakit membua diman membuatt asuhan pasien lebih aman yang yang meliput meliputii asesmen risiko, risiko, identifikasi identifikasi dan pengelolaan pengelolaan
hal
yang
berhubung berhubungan an
dengan denga n risiko pasien, pasien, pelaporan pelaporan dan analisis analisis insiden, insiden, kemampuan kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
10
cedera yang disebabkan disebabkan oleh kesalahan kesalahan akibat melaksanakan melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. diambil. Keselamatan pasien merupakan hal utama dalam pelayanan di Rumah Sakit. Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat inap. Rumah Sakit perlu mengevaluasi resiko pasien jatuh dan mengam mengambil bil tindak tindakan an untuk untuk mengur mengurang angii resiko resiko cedera cedera jika jika sampai sampai jatuh, contohnya pada pasien dengan kelemahan kelemahan fisik. Berdasarkan hasil observasi kelompok pada tanggal 5 – 7 Agustus 2019 di RS Unand masih ada beberapa poin standar keselamatan pasien yang belum terlaksanakan, salah satunya resiko jatuh. Dari hasil observasi ditemukan 4 pasien dengan resiko jatuh sedang dan tinggi di ruang eboni belum terpasang label penanda resiko jatuh digelang dan tempat tidur pasien serta kurangnya pengontrolan pemasangan side rail tempat tidur. Tampak masih kurangnya kurangnya kebiasaan perawat untuk memastikan memastikan pasien selalu menaikan side menaikan side rail r ail saat berada diatas tempat tidur agar tidak terjadi terjadi resiko jatuh pada pasien, serta tidak adanya edukasi tentang pencegahan resiko jatuh kepada pasien serta keluarga. Berdasarkan hasil wawancara de deng ngan an ke kepa pala la ru ruan anga gan n dida didapa patk tkan an fa fakt ktaa ba bahw hwaa masi masih h ku kuran rangn gnya ya kesada kes adaran ran perawa perawatt dalam dalam pelaks pelaksana anaan an penceg pencegah ah an resiko resiko jat jatuh uh pada pada pasien di ruangan. Padahal sarana dan prasarana telah ada di ruangan Eboni Ebo ni seperti seperti sticker sticker resiko resiko jatuh jatuh ataupun ataupun tanda tanda segiti segitiga ga resiko resiko jat jatuh. uh. Selain itu hasil observasi juga menunjukkan kurangnya kesadaran perawat dala dalam m meng mengis isii peng pengka kaji jian an resk reskio io jatu jatuh h pa pasi sien en.. Mesk Meskip ipun un le lemb mbar ar pengkajian resiko jatuh sudah ada, namun hasil observasi menunjukkan
11
ada 6 dari 10 rekam medis pasien menunjukkan tidak diisi nya lembar pengkajian resiko jatuh. Berd Be rdasa asark rkan an ha hasil sil wawa wawanc ncara ara pa pada da ke kepa pala la ru ruan anga gan n da dan n pe peraw rawat at pelaksana, didapatkan bahwa perawat belum memberikan informasi yang jelas kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya pencegahan resiko jatuh serta langkah pencegahan resiko jatuh. Perawat menyampaikan edukasi pencegahan resiko jatuh belum sesuai dengan lembar edukasi di rekam rek am medis. medis. Setelah Setelah dicoco dicocokka kkan n dengan dengan SOP yang ada,
ditemu ditemukan kan
perawat tidak melakukan reassessment resiko jatuh yang mestinya dilaku dil akukan kan minimal minimal tiap tiap shift shift jaga, jaga, saat transfer transfer ke unit unit lain, lain, atau atau saat adanya perubahan kondisi pasien. 2. Belum Optimalnya Pelaksanaan Pre Pelaksanaan Pre Conference Conference dan dan Post Post Conference Conference
Pre conference conference meru merupa paka kan n ko komu muni nika kasi si ke kepa pala la tim tim da dan n pe pera rawa watt pelaksana setelah selesai overan untuk rencana kegiatan pada shift tersebu ters ebutt yang yang dipimp dipimpin in oleh oleh katim katim atau penang penanggun gung g jawab jawab tim. tim. Isi preconference preconfer ence adalah adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim (Modul MPKP,2006). Seda Sedang ngka kan n po post st co conf nfere erenc ncee meru merupa paka kan n ko komu muni nika kasi si ke kepa pala la tim tim da dan n perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya isinya adalah hasil asuhan keperawatan tiap tiap pe peraw rawata atan n da dan n ha hall pe pent ntin ing g un untu tuk k op oper eran an(t (tin inda dak k la lanj njut ut). ). Post Post conference dipimpin oleh kepala tim atau penanggung jawab tim. (Modul MPKP,, 2006). MPKP 20 06).
12
Dari hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 5-7 Agustus 2019 didapatkan bahwa karu, katim, dan perawat pelaksana belum maksimal dala dalam m melak elaku ukan kan pre conference conference da dan post conference. conference. Dari Dari has asil il observasi obser vasi didapatkan didapatkan bahwa belum maksimal maksimal dalam melaksanakan melaksanakan pre conference dan post conference dan post conference dikarenakan conference dikarenakan mereka baru mencoba dan belum terbiasa dalam melakukannya serta persepsi yang berbeda antar sesama perawat. Karu juga mengatakan bahwa kurang optimalnya preconfere con ference nce dan post-co post-confe nferen rence ce dikaren dikarenaka akan n kurang kurangnya nya sumber sumber daya daya manusia (SDM) yang ada. 3. Pela Pelaksana ksanaan an Overan/ Overan/ Timbang Timbang Terima dengan dengan Komunika Komunikasi si SBAR yang Belum Optimal
Overan Overa n sering disebut disebut dengan dengan timbang terima atau over hand . Overan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Overan adalah transfer tentang informasi (termas (ter masuk uk tanggu tanggung ng jawab jawab dan tanggu tanggung ng gugat) gugat) selama selama perpin perpindah dahan an perawatan
yang
berkelanjutan
yang
mencakup
peluang
tentang
pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Nursalam (2008) menyat men yataka akan n timban timbang g terima terima adalah adalah suatu suatu cara menyam menyampai paikan kan sesuatu sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Di dalam pelaksanaan overan diperlukan komunikasi yang efektif. Keselamatan pasien memiliki enam ena m sasaran sasaran yang yang salah salah satunya satunya adalah adalah mening meningkat katkan kan komuni komunikas kasii efektif. efekti f. Salah satu komunikasi komunikasi efektif yang dapat digunakan digunakan pada saat handover/ov hando ver/overan eran adalah komunikasi komunikasi SBAR. Komunikasi Komunikasi SBAR adalah ko komu muni nika kasi si de deng ngan an meng menggu guna naka kan n alat alat ya yang ng lo logi giss un untu tuk k meng mengat atur ur
13
informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efis fisien.
Komunikasi
dengan
menggunakan
SBAR
( Situation,
Background, Backgroun d, Assesment, Recomendation) Recomendation) untuk untuk mencap mencapai ai ketram ketrampil pilan an berfikir kritis, dan menghemat waktu (NHS, 2012). Komunikasi dengan SBAR SBA R mengur mengurang angii inside insiden n komuni komunikas kasii yang yang tidak tidak terjaw terjawab ab dan telah telah terjadii melalui terjad melalui penggunaan penggunaan asumsi, bantuan bantuan atau ketidakjelas ketidakjelasan an sikap diam dia m mereka mereka.. Komuni Komunikas kasii dengan dengan too tool SBAR dapat membantu untuk mencegah kerusakan dalam komunikasi verbal dan tertulis, dengan cara menciptakan model mental bersama di semua handover handover pasien pasien dan situasi yang membutuhkan membutuhkan eskalasi atau pertukaran informasi secara kritis Tool SBAR digunakan selama serah terima dan dapat mengurangi waktu yang diha dihabi bisk skan an un untu tuk k ke kegi giat atan an in inii sehin sehingg ggaa meng mengur uran angi gi wakt waktu u un untu tuk k perawatan klinis. Dari hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 5-7 Agustus 2019 didapatkan hasil bahwa pelaksanaan overan belum sesuai dengan standar operasional rumah sakit dengan menggunakan komunikasi SBAR yang efektif. Perawat shift sebelumnya masih jarang dalam memperkenalkan nama perawat shift berikutnya kepada pasien. Perawat hanya menjelaskan tentan ten tang g adanya adanya pergan pergantia tian n shift shift pada pada pasien pasien ataupu ataupun n keluar keluarga ga pasien. pasien. Perawat juga belum optimal dalam menerapkan komunikasi SBAR saat pelaksanaa overan, perawat hanya menjelaskan rencana tindak lanjut yang akan dilakukan di shift selanjutnya.. C. Daftar ftar Masa sala lah h
Pelaksanaan Pre Conference Conference dan dan Post Post Conference 1. Tidak Optimalnya Pelaksanaan Pre
14
2. Pelaksa Pelaksanaan naan Overan/ Overan/ Timbang imbang Terima engan komunikas komunikas SBAR yang
Belum Optimal 3. Keselamatan Pasien: Resiko Jatuh yang Belum Optimal D. Hasil Validasi Validasi Data 1. Data Demografi Perawat Diagram 1 Distribusi Frekuensi Frekuensi Umur Perawat Di Ruangan Eboni Rumah Sakit Universitas Andalas Padang Tahun 2019
Diagram 1 dapat diketahui, dari 12 orang perawat diruangan Eboni Rumah Sakit Universitas Andalas Padang sebagai responden, 8 dari 12 orang perawat (66,67%) berusia antara 21 sampai 30 Tahun. Tahun.
Diagram 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Perawat Di Ruangan Eboni Rumah Sakit Universitas Andalas Padang Tahun 2019
15
Diagram 2 dapat diketahui, dari 12 orang perawat diruangan Eboni Rumah Sakit Universitas Andalas Padang sebagai responden, 9 dari 12 orang perawat (75%) adalah tamatan Ners. 2. Pengetahuan Tentang Resiko Jatuh Berdas Ber dasark arkan an hasil hasil pertan pertanyaa yaan n tentan tentang g penget pengetahu ahuan an resiko resiko jatuh jatuh
didapa did apatka tkan n pertan pertanyaa yaan n nomor nomor 2 tentan tentang g sasaran sasaran keselam keselamatan atan pasien pasien yaitu sebanyak 66,7% responden menjawab salah dan didapatkan hasil pertanyaan nomor 6, 8, 9 tentang intervensi pasien resiko jatuh tinggi, warna gelang resiko jatuh, dan pengkajian resiko jatuh pada anak-anak yaitu 100% dijawab benar.
3. Pengetahuan Tentang SBAR Berd Be rdas asar arka kan n hasi hasill pert pertan anya yaan an
te tent ntan ang g
pe peng nget etah ahua uan n
SBAR SBAR
didapatkan pertanyaan nomor 4 tentang assesment yaitu sebanyak 75% responden menjawab salah dan didapatkan hasil pertanyaan nomor 5 tentang recommendation yaitu sebanyak 91,7% menjawab benar. 4. Observasi Pencegahan Resiko Jatuh
16
Dari hasil observasi didapatkan dari 13 pertanyaan terdapat 8 item pertanyaan yang tidak dilakukan mengenai Memasang gelang resiko jatuh berwarna kuning dan memasang segitiga berwarna kuning di tempat tidur pasien, Menjelaskan Menjelaskan kepada kepada pasien dan keluarga keluarga tentang ke kemu mung ngki kina nan n ri risik siko o jatuh jatuh da dan n tind tindak akan an pe penc nceg egah ahan an risik risiko o jatuh jatuh,, Melakukan pencegahan standar risiko pasien jatuh, Merapatkan tempat tidur pasien ke dinding / tembok / pasang pagar pengamanan tempat tidur, tid ur, Memind Memindahk ahkan an pasien pasien beresik beresiko o jatuh jatuh dekat dekat nurse nurse stasio stasion, n, jika jika tidak ada keluarga, keluarga, Mendampingi Mendampingi pasien ketika berjala berjalan n / mobilisasi, mobilisasi, jika tidak ada keluarga, Mengontrol pasien tiap dua jam, Melakukan asses ass esme ment nt asses assesme ment nt ulan ulang g ris risik iko o ja jatu tuh h setia setiap p awal awal shif shiftt / ke keti tika ka pemberian obat yang menimbulkan perubahan perubahan keseimbangan. 5. Observasi Pelaksanaan Pre-Conference
Pa Pada da hasil hasil obser observa vasi si
meng mengen enai ai pe pela laks ksan anaa aan n sk skri rini ning ng pre
conference didapatkan conference didapatkan dari 18 item pertanyaan tentang pre conference di dapa dapatk tkan an hasi hasill bahw bahwaa terd terdap apat at 8 item item pe pert rtan anya yaan an ya yang ng tida tidak k dilakukan yaitu mengenai Waktu pre conference dilaksanakan maksimal 10-15 menit, Ketua tim menyampaikan hasil TTV dan kesadaran pasien (jik (jikaa ada ada peru perub bahan ahan data) ata),, Ketu etua tim tim men enya yam mpa paik ikan an mas asal alah ah ke kepe pera rawa wata tan n (j (jik ikaa ad adaa pe peru ruba baha han n data data), ), Ketu Ketuaa tim tim meny menyam ampa paik ikan an rencana keperawatan hari ini (jika ada perubahan data), Karu atau katim mengin men gingat gatkan kan kembal kembalii standar standar prosed prosedur ur yang yang diteta ditetapka pkan, n, Karu Karu dan katim mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran,
17
dan dan keaj keajua uan n masi masing ng-m -mas asin ing g pera perawa watt as asso sosi siat ate, e, Karu Karu at atau au ka kati tim m memberi keseimpulan, Karu atau katim menyampaikan salam.
6. Observasi Pelaksanaan Post-Conference Pad adaa hasi hasill obse observ rvas asii men mengena genaii pela pelaks ksan anaa aan n sk skri rin ning ing post
conference didapatkan conference didapatkan dari 13 item pertanyaan tentang post conference di dapa dapatk tkan an hasi hasill bahw bahwaa terd terdap apat at 5 item item pe pert rtan anya yaan an ya yang ng tida tidak k dilakukan dilak ukan yaitu yaitu mengenai mengenai
Ketua tim masing-m masing-masing asing menjadwalk menjadwalkan an
kegiatan post conference, Post conference, Post conference conference dilakukan selama maksimal 10-1 10-15 5
menit enit,,
Mem Membata batasi si
to top pik
pemb embic icar araa aan n
mel elip iput utii
as asu uhan han
keperawatan, kepera watan, tindakan yang belum dilakakan dilakakan dan data-data data-data yang perlu ditambahkan ditam bahkan,, Perawat Perawat pelaksana pelaksana sudah melaporkan melaporkan hasil kegiatan atau asuhan asuh an kasus kasus yang yang ditanga ditangani ni keketu keketuaa tim sebelum sebelum post conference, conference, Ketua tim mendokumentasikan hasil dari post dari post conference. 7. Observasi Overan dengan SBAR Pada hasil observasi didapatkan hasil dari 11 item pertanyaan 6
item
yang
tidak
dilakukan
oleh
perawat
mengenai
Pera raw wat
menyeb men yebutk utkan an masalah masalah kepera keperawat watan an pasien pasien yang yang sudah sudah dan belum belum teratasi, Perawat menje menjelaskan laskan intervensi/tinda intervensi/tindakan kan dari setiap masalah masalah keperaw kep erawata atan n pasien pasien,, Perawa Perawatt menyeb menyebutk utkan an riwaya riwayatt alerg alergi, i, riwaya riwayatt pembedahan, Perawat menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini (seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, status restrain, risiko jatuh, status nutrisi, kemampuan eliminasi), Perawat menjelaskan kondis kon disii klinik klinik lain yang yang menduk mendukung ung sepert sepertii hasil hasil lab, lab, rontge rontgen n dll, Perawat menjelaskan intervensi/tindakan yang sudah teratasi dan belum
18
terat teratasi asi serta serta tind tindak akan an ya yang ng ha haru russ di dihe hent ntik ikan an,, di dila lanj njut utka kan n at atau au dimodifikasi. E. E. Rumusan Rumusan Masalah Masalah No 1
Data Keselamatan pasien resiko jatuh Hasil kuisioner perawat menyatakan : Berd Be rdas asar arka kan n hasi hasill pert pertan anya yaan an tent tentan ang g
pengetahuan pertanyaan
resiko nomor
jatuh 2
didapatkan
tentang
sasaran
Masalah Belum optimlnya pelaksanaan pencegahan
resiko
jatuh
keselam kes elamata atan n pasien pasien yaitu yaitu sebany sebanyak ak 66,7% 66,7% responden menjawab salah dan didapatkan hasi hasill pert pertan anya yaan an nomo nomorr 6, 8, 9 tent tentan ang g intervensi pasien resiko jatuh tinggi, warna gelang resiko jatuh, dan pengkajian resiko jatuh pada anak-anak yaitu 100% dijawab benar. benar. Hasil observasi pencegahan resiko jatuh : Dari Da ri ha hasil sil ob obser serva vasi si dida didapa patk tkan an da dari ri 13 pertanyaan terdapat 8 item pertanyaan yang tidak dilakukan mengenai Memasang gelang resiko jatuh berwarna kuning dan memasang segiti seg itiga ga berwarn berwarnaa kuning kuning di tempat tempat tidur tidur pasien, Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang keluarga tentang kemungkin kemungkinan an risiko jatuh dan dan tind tindak akan an penc penceg egah ahan an ri risi siko ko ja jatu tuh, h, Melakukan pencegahan standar risiko pasien jatuh, Merapatkan tempat tidur pasien ke dinding
/
tembok
/
pasang
pagar
pengamanan tempat tidur, Memindahkan pasien beresiko jatuh dekat nurse stasion, jika tidak ada keluarga, Mendampingi pasien ketika berjalan / mobilisasi, jika tidak ada keluar kel uarga, ga, Mengon Mengontro troll pasien pasien tiap tiap dua jam,
19
Mela Me laku kuka kan n
as asse sesm smen entt
as asse sesm smen entt
ul ulan ang g
risi risik ko jatu jatuh h se seti tiap ap awal awal sh shif iftt / ket etik ikaa pemberian
obat
yang
menimbulkan
perubahan keseimbangan 2
Pelaksanaan pre dan post conference Hasil observasi pelaksanaan pre dan post
Belum
optimalnya
pela pelaks ksan anaa aan n pre pre dan dan
conference : post conference Pada hasil hasil observasi observasi mengenai mengenai pelaksanaan pelaksanaan
skrini skr ining ng pre conference conference didapatkan dari 18 item item pertan pertanyaa yaan n tentan tentang g pre conference conference di dapat apatka kan n hasi hasill bah bahwa terd terdap apat at 8 item item pertanyaan
yang
mengenai
tidak
Waktu
dilakukan pre
yaitu
conference
dilaksanaka dilak sanakan n maksimal maksimal 10-15 menit, Ketua tim menyampaikan hasil TTV dan kesadaran pasien (jika ada perubahan data), Ketua tim menyampaik menya mpaikan an masalah keperawatan keperawatan (jika ada
perubahan
data),
Ketua
tim
menyampaikan rencana keperawatan hari ini (jika ada perubahan data), Karu atau katim meng me ngin inga gatk tkan an yang
ke kemb mbal alii
ditetapkan,
stand standar ar pr pros osed edur ur
Karu
dan
katim
mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, keteli ket elitian tian,, kejuju kejujuran ran,, dan keajua keajuan n masing masing-masing mas ing perawa perawatt assosiat assosiate, e, Karu Karu atau katim katim memb me mber erii kese keseim impu pula lan, n, Karu Karu atau atau ka kati tim m menyampaikan salam. Pada hasil observasi observasi mengenai mengenai pelaksanaan pelaksanaan skrining post skrining post conference didapatkan conference didapatkan dari 13 item pertanyaan tentang post conference di dapat apatka kan n hasi hasill bah bahwa terd terdap apat at 5 item item pertanyaan meng me ngen enai ai
yang
tidak
Ketu Ketuaa
tim tim
dilakukan
yaitu
masi masing ng-m -mas asin ing g
20
View more...
Comments